STUDI TENTANG KREATIVITAS KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KEGIATANNYA SEBAGAI ADMINISTRATOR PADA SEKOLAH DASAR DALAM WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU PROPINSI RIAU.
STUDI TENTANG KREATIVITAS KEPALA SEKOLAH DALAIVI
MENGEMBANGKAN KEGIATANNYA SEBAGAI ADMINISTRATOR
PADA SEKOLAH DASAR DALAM WILAYAH KOTAMADYA
DAERAH TINGKAT II PEKANBARU PROPINSI RIAU
T E S
I S
Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
Untuk Memenuhi Persyaratan Menempuh Ujian
Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
ADDAURI
9232014
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1995
\
/
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
PROF. DR. H. ACHlvlAD SANUSI, SH. MPA.
Pembimbing I
PROF. DR. H. SUPANDI K
Pembimbing II
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 9
5
MENGETAHUI :
KOORDINATOR BDDANG STUDI ADMINISTRASI PENDIDDCAN
FAKULTAS PASCASARJANA IKIP BANDUNG
PROF. DR. H. ACHMAD SANUSI, SH. MPA
ABSTRAK
ini diberi judul : "Studi
Penelitian
Kreativitas
Kepala
Sekolah
Dalam
Tentang
Mengembangkan
Kegiatannya Sebagai Administrator Pada Sekolah
Dalam
Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Propinsi
obyek
Riau".
Dari judul tersebut,
penelitian
disini adalah
Pekanbaru
yang
tidak
khususnya Kepala Sekolah
mengikuti pelatihan jabatan calon
dalam
pengarahan,
perencanaan,
pengkoordinasian
Kepala
sebagai
Dasar
Kepala
Fungsi Kepala Sekolah sebagai administrator
kegiatan
menjadi
kreativitas
Sekolah Dasar dalam melaksanakan kegiatannya
administrator,
Dasar
yang
SD.
mencakup
pengorganisasian,
dan
pengawasan.
Kreativitas Kepala Sekolah dalam kegiatan inilah yang
menjadi fokus penelitiannya.
Permasalahan yang
jawabnya
melalui
ingin dicari atau
studi
ini
kreativitas Kepala Sekolah Dasar
kegiatannya
permasalahan
penelitian,
dalam
sebagai
adalah
ditemukan
sejauhmana
dalam mengembangkan
administrator.
Rumusan
itu diuraikan atas beberapa
pertanyaan
yaitu mengenai
kegiatan
;
kreativitas Kepala Sekolah
perencanaan,
xv
pengorganisasian,
pengarahan,
hal-hal
pengawasan
serta
yang dapat menghalangi Kepala Sekolah
untuk
menjadi
pengkoordinasian
kreatif
dan
dalam
kegiatannya
sebagai
administrator.
Studi
(natural
ini dilakukan dalam situasi yang
setting)
naturalistik.
kualitatif,
prilaku
Data
yaitu
dan
yang
lansung
tanpa
perlakuan
menggunakan
Pengumpulan
dari para
melalui
bersifat
tindakan
data
responden
(treatment).
diperoleh
metode
dikumpulkan
berupa kata-kata,
dokumen.
secara
(primer)
dengan
wajar
dilakukan
atau
informan
data
Sumber
sumber
atau
utama
pertama,
yaitu
Kepala Sekolah. Selain itu data juga dikumpulkan dari
sumber
kedua,
penilik
yaitu
sekolah
pengumpulan
data
guru, pengurus
(PS). Teknik yang
adalah
wawancara,
BP
3
SD
digunakan
dan
dalam
observasi
dan
studi dokumentasi.
Untuk
memberikan
makna
terhadap
data
informasi yang telah dikumpulkan, dilakukan
analisis
dan interpretasi. Kegian ini dilakukan secara
menerus
dan
semenjak awal data dikumpulkan sampai
terusakhir
penelitian. Analisis dan interpretasi atau penafsiran
ini dilakukan dengan merujuk kepada landasan teoritis
yang
berhubungan
dengan
xv i
masalah
penelitian
dan
berdasarkan consensus jugment.
Temuan
adalah
yang diperoleh melalui penelitian
secara
umum dapat
merencanakan
dikatakan
dan
bahwa
ini
Kepala
Sekolah
belum
mengorganisasikan
kegiatan
sekolah secara kreatif. Akan tetapi,
dalam
kegiatan pengkoordinasian, pengarahan dan
pengawasan
d'inilai
pcm»iititf.ft
itti
sudah kreatif. Selaitt iti4„ fiiaiaw
juga
menghalangi
adalah
usaha
difcemuksti bahws faktor-f aktor
Kepala Sekolah
untuk
yang
menjadi
dapat
kreatif
; (a) Organisasi/sekolah ( belum adanya
dan
wakil kepala sekolah secara
resmi
sekolah dasar serta kepala sekolah terlalu
tata
untuk
cenderung
berperilaku birokratik yang terlalu kuat), (b) Priba-
di
Kepala Sekolah ( belum memiliki
keberanian
yang
imani ), (c) Kesehatan Kepala Sekolah yang
terganggu
(sering
Pembinaan
(belum
sakit-sakitan),
ada
dan
(d)
sangsi, kurang spesifik
Sisten
peraturan
mengatur terhadap Kepala Sekolah yang belum
yang
kreatif,
dan kurangnya kerjasama para atasan yang bertanggungjawab langsung terhadap pengelolaan pendidikan di
serta aparatur pemerintah lainnya, seperti ;
Sekolah
dan
Penilik
(PS), Kepala Kandep Dikbud, Kepala Dinas
K, Camat dan unsur yang
terkait seperti
SD
P
peran
serta Lurah dan masyarakat). Faktor-f akt;-,r yang dapat
xvi i
menunjang
Kepala
Sekolah
untuk
menjadi
kreatif
menjadi kreatif adalah; (a) Usaha Kepala Sekolah
sendiri
untuk mengembangkan
administrasi
untuk
memanfaatkan
Kepala
sonal
pendidikan,
Sekolah
(KKKS,
pendidikan
(b) Usaha
tentang
Kepala
profesi,
organisasi
Sekolah
(c)
Usaha
memanfaatkan wadah pembinaan
PKG, dan KKG),
dan
pengetahuannya
dan
latihan untuk
(d)
Kepala
itu
profe-
Dilaksanakan
Sekolah
itu
sendiri.
Hasil
penelitian
rekomendasi
terhadap
ini
melahirkan
berbagai
pihak,
beberapa
baik
yang
langsung dengan Kepala Sekolah, maupun kepada pejabat
atau
aparat yang bertanggungjawab dalam
pendidikan,
adalah
khususnya Sekolah Dasar.
pengelolaan
Rekomendasi
itu
:
(1) Bagi Kepala Sekolah Dasar; (a)
"komitmen"
sekali
dari
Kepala
Diperlukan
Sekolah
sebagai
administrator, supaya dapat melaksanakan
kegiatannya
secara
perencanaan
dan
kreatif,
pengorganisasian, (b) Kepala Sekolah perlu
ciptakan
kerja
terutama terhadap aspek
suasana
sama
tanggungjawab
yang kondusif,
semua personil dapat
di
mana
diciptakan
dan hubungan manusiawi
yang
men-
disiplin
dengan
harmonis
dalam suasana kekeluargaan terhadap personil sekolah,
xvi 11
terutama
bagi guru/wakil Kepala Sekolah
yang
telah
mengikuti pelatihan jaba.tan calon Kepala SD dan guruguru yang sudah mengikuti perkuliahan (sarjana),
Kepala
Sekolah
perlu berpandangan
dan
berpersepsi
serta memahami tentang pendidikan sedara luas,
pendidikan
dalam proses perkembangannya
oleh
berbagai perkembangan dan perubahan
luar
sektor
Sekolah
auatu
pendidikan
itu
sendiri,
bahwa
dipengaruhi
sosial
(d)
perlu memperhatikan atau mencegah
fl*-i«nttt«i
(c)
birakrasi yang terlalu
di
Kepala
timbulnya
kuat
dalam
kegiatannya sebagai administrator, (e) Kepala Sekolah
perlu
memiliki keberanian imani
dalam
melaksanakan
kegiatannya sebagai dministrator, (f) Kepala
perlu
berusaha
tentang
untuk
mengembangkan
pengetahuannya
administrasi pendidikan dengan cara
sendiri,
konsultasi
Pendidikan,
dengan
khususnya
Magister
Sekolah
belajar
beberapa
Magister
Pendidikan
studi administrasi pendidikan yang ada di
bidang
lingkungan
Depdikbud dan Dinas P dan K Propinsi Riau, (g) Kepala
Sekolah
perlu
pembinaan
berusaha
profesional
untuk
seperti;
organisasi profesi seperti;
memanfaatkan
KKKS,
KKG,
gungjawab dalan. pengelolaan pendidikan,
dan
bertang
khususnya
Sekolah dasar adalah ; (a) Perlu dilakukan
1 x
PKG
PGRI dan ISPI>.
(2) Bagi penjabat atau aparatur yang
x
wadah
di
pemenahan
terhadap struktur personil di Sekolah Dasar,
berupa
pegawai tata usaha dan wakil
secara
resmi,
kepala
sekolah
(b) Diperlukan pendidikan dan
latihan
bagi Kepala Sekolah
jabatan
terutama
calon
yang tidak mengikuti
Kepala
SD
sebelumnya,
pelatihan
(c)
selayaknya dapat diberlakukan suatu sistem
dengan
menerapkan
Kepala
Sekolah,
peraturan mengenai
(d)
Diperlukan
Sudah
pembinaan
masa
usaha
jabatan
organisasi
pro-fesi ( PGRI dan ISP ) dan wadah pembinaan
profe-
sional (KKKS,KKG,PKG) untuk ikut berpartisipasi aktif
dalam
usaha
terutama
Dasar,
meningkatkan
dalam
hal
hukum dan kebijakan
sentralistis
Sekolah,
jawab
khususnya
dilakukan
bagaimana semua aturan,
ketentuan
struktural birokrasi
harus
dilaksanakan
P
(PS),
dan
K,
Kepala
camat
Kantor
dan
bertanggung
: Penilik
Depdikbud,
Kepala
sebagainya,
berpartisipasi aktif turun ke
sekolah untuk
atau
Sekolah
bersama-sama
mewujudkan
Kepala
kegiatannya
lebih bermakna.
xx
sebagai
Kepala
pendidikan
seperti
lain
pendidikan
oleh
yang
dalam pengelolaan
aparatur pemerintah lainnya,
lah
Sekolah
yang
akan tetapi para atasan
langsung
anggotanya,
Kepala
dan (e) Diperlukan pembinaan
bukan saja supaya
yang
ini
kreativitas
serta
Seko
Dinas
diperlukan
membantu
dalam
administrator
usaha
yang
DAFTAR
ISI
Halaman
Halaman Persetujuan dan Pengesahan Pembimbing.
i
Halaman Persetujuan dan Pengesahan Koordinator
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
ii
Halaman Motto
iii
Kata Pengantar
iv
Ucapan Terima Kasih
ix
Abstrak
xv
Daftar
Isi
xx
Daftar Tabel
**v
Daftar Gambar
xxvi
xxvii
Daftar Lampiran
BAB I
: PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi Masalah
C.
Rumusan Masalah dan
Penelitian
12
Pertanyaan
16
D. Tujuan Penelitian
19
E. Manfaat Penelitian
21
F. K>' rangka
^3
Penelitian
xx
BAB II
: KREATIVITAS KEPALA
SEKOLAH
SEBAGAI
ADMINISTRATOR
A.
Beberapa
Konsep
Administrasi
Pendidikan
26
B.
Peran
Administrator Pendidikan...
32
C.
Sekolah dan Kekepalasekolahan....
52
D. Beberapa Konsep Dasar Kreativitas
54
E.
F.
G.
Hal-hal Yang Dapat
Menghalangi
Seseorang Untuk Menjadi Kreatif..
65
Konsep-konsep Dasar Perilaku
Organisasi
69
Kreativitas Kepala Sekolah
Dalam
Kegiatannya Sebagai Administrator.
a.
Kepala Sekolah Dalam
Kegiatan
Perencanaan
b.
84
Kepala Sekolah Dalam
Pengorganisasian
Kegiatan
c. Kepala Sekolah Dalam
Kegiatan
88
Pengarahan
d.
Kepala Sekolah Dalam
90
Kegiatan
Pengkoordinasian
e.
Kepala Sekolah Dalam
92
Kegiatan
Pengawasan
BAB III
H.
Hasil Penelitian Sebelumnya
I.
Rangkuman Tinjauan Teoritis
Hasil Penelitian Sebelumnya
: PROSEDUR PENELITIAN
79
95
100
dan
104
110
A.
Metode
Penelitian
110
B.
Sampel Penelitian
112
C.
Teknik Pengumpulan Data
114
xx i
BAB IV :
D. Pelaksanaan Penelitian
115
E. Prosedur Analisis Data
118
F.
120
Signifikansi Hasil Penelitian....
TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN
125
A. Kreativitas Kepala Sekolah dalam
merencanakan kegiatannya sebagai
administrator
126
1. Penyusunan rencana kerja catur
wulan/tahunan
127
2.. Kegiatan dalam merencanakan di
bidang kemuridan
3. Kegiatan dalam merencanakan di
bidang pengajaran
4. Kegiatan dalam merencanakan di
bidang personalia
5. Kegiatan dalam merencanakan di
bidang peralatan pelajaran....
6. Kegiatan dalam merencanakan di
bidang gedung dan perlengkapan
sekolah
7.
8.
Kreativitas Kepala Sekolah
131
134
136
138
Kegiatan dalam merencanakan di
bidang keuangan sekolah
Kegiatan dalam merencanakan di
bidang hubungan sekolah
dan
masyarakat
B.
129
139
141
dalam
mengorganisasikan
kegiatannya
sebagai administrator
145
1. Penyusunan struktur organisasi
sekolah
146
2. Kegiatan dalam pembagian tugas
dan tanggungjawab guru kelas..
147
3. Kegiatan dalam pembagian tugas
dan tanggungjawab pengurus BP3
sekolah
150
4. Kegiatan dalam pembagian tugas
dan tanggungjawab
kepanitiaan
penerimaan murid baru
XX11
152
5. Kegiatan dalam pembagian tugas
dan tanggungjawab guru
dalam
pengelolaan
perpustakaan
sekolah
154
6. Kegiatan dalam pembagian tugas
dan tanggungjawab bendaharawan
sekolah
C.
156
Kreativitas Kepala Sekolah
dalam
mengkoordinasikan
kegiatannya
sebagai administrator
1. Kegiatan dalam pengaturan
di
bidang kemuridan
2. Kegiatan dalam
3.
4.
5.
160
pengaturan
di
bidang pengajaran
Kegiatan dalam
pengaturan
di
bidang personalia
Kegiatan dalam
pengaturan
di
bidang peralatan
pengajaran
164
sekolah
165
sekolah
D.
161
Kegiatan dalam
pengaturan
di
bidang gedung dan perlengkapan
6. Kegiatan dalam
7.
159
166
pengaturan
di
bidang keuangan sekolah
Kegiatan dalam
pengaturan
di
bidang hubungan
sekolah
dan
masyarakat
168
169
Kreativitas Kepala Sekolah
dalam
mengarahkan kegiatannya
sebagai
administrator
1.
2.
Kegiatan
dalam
menjelaskan
tugas dan
tanggungjawab
guru
kelas
pada
rapat/pertemuan
dengan majelis guru
Kegiatan dalam pengadaan
pertemuan individual dengan
guru
kelas
3.
173
174
177
Kegiatan
pengadaan
penataran
guru-guru setipa bidang studinya
178
4. Kegiatan
dalam
pengarahan
dengan memanfaatkan media komu
nikasi
xxiii
181
5. Kegiatan
dalam
pengarahan
dengan
mengundang
Penilik
Sekolah (PS)
denga
dalam
pertemuan
majelis guru
!83
E. Kreativitas Kepala SD dalam
melaksanakan pengawasan
terhadap
kegiatannya sebagai administrator
1. Kegiatan dalam pengawasan
186
di
bidang kemurldan
187
di
2. Kegiatan dalam pengawasan
bidang pengajaran
3. Kegiatan dalam pengawasan di
bidang personalia
4. Kegiatan dalam pengawasan di
peralatan pelajaran
5. Kegiatan dalam pengawasan di
bidang gedung dan perlengkapan
sekolah
6. Kegiatan
dalam pengawasan di
bidang keuangan sekolah
7. Kegiatan dalam pengawasan di
bidang hubungan sekolah
masyarakat
190
194
196
198
200
dan
202
F. Faktor-faktor yang dapat mengha
langi
Kepala Sekolah untuk men
jadi kreatif dalam kegiatannya
sebagai administrator.
G. Faktor-faktor
yang
206
dapat menun-
jang Kepala Sekolah untuk menjadi
kreatif dalam kegiatannya sebagai
administrator
BAB
V
: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
214
217
A. Kesimpulan
217
B. Rekomendasi
222
DAFTAR PUSTAKA
226
LAMPIRAN-LAMPIRAN
23°
xxiv
DAFTAR TABEL
TABEL/DIAGRAM
Halaman
1. Profil Kreativitas Kepala Sekolah dalam....
Merencanakan Kegiatannya sebagai Adminis
trator di 5 Sekolah Dasar
144
2. Profil Kreativitas Kepala Sekolah dalam....
Mengorganisasikan
Kegiatannya
Administrator di 5 Sekolah Dasar
sebagai
158
3. Proifil Kreativitas Kepala Sekolah dalam ..
Mengkoordinasikan
Kegiatannya
Administrator di 5 Sekolah Dasar
sebagai
4. Profil Kreativitas Kepala Sekolah dalam ...
Mengarahkan kegiatannya sebagai adminis
trator di 5 Sekolah Dasar
172
185
5. Profil Kreativitas kepala Sekolah dalam ...
Mengawasi Kegiatannya sebagai administrator
di 5 Sekolah Dasar
XXV
205
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Halaman
1. Kerangka Penelitian
25
2. Matrik Proses Administrasi Pendidikan
29
2. Skema Wilayah Kerja Administrasi Pendidikan
31
X X V ]
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Halaman
I.
Riwayat Hidup Penulis
230
II.
Kisi-kisi Alat Pengumpul Data
232
III.
Pedoman
Wawancara
dengan
Kepala
Sekolah
IV.
Pedoman
239
Wawancara
dengan
Majelis
Guru
245
Lembaran
Observasi
Kegiatan
Kepala
Sekolah
VI.
VII.
VIII
IX.
251
Izin Penelitian
Bandung
dari
Rektor
IKIP
258
Izin
Penelitian
dari
Pemerintah
Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat
Direktorat Sosial Politik
259
Izin
Penelitian dari
Pemerintah
Propinsi
Daerah
Tingkat I
Riau
Direktorat Sosial Politik
260
Izin
Penelitian
Propinsi
Daerah
Dinas P dan K
dari
Pemerintah
Tingkat I
Riau
261
Izin
dari
Penelitian
Pemerintah
Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru
Dinas P dan K
XI.
Surat Keterangan dari Kepala SD Neger
002 Kec. Sail
XII .
Kodya Pekanbaru
Kodya Pekanbaru..
Surat Keterangan dari Kepala SD Neger
015 Kec. Rumbai
XIV.
Kodya Pekanbaru...
!65
Surat Keterangan dari Kepala SD Neger
016 Kec. Lima Puluh Kodya Pekanbaru..
XV.
263
Surat Keterangan dari Kepala SD Neger
013 Kec. Sukajadi
XIII
262
Surat Keterangan dari Kepala SD Negeri
021 Kec.Senapelan Kodya Pekanbaru...
XXV11
266
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan di bidang pendidikan dititikberat-
kan
pada
yang
pembangunan fisik dan mental generasi muda
merupakan
meneruskan
kader-kader
perjuangan
guna
pembangunan
mewujudkan
untuk
cita-cita
bangsa Indonesia, sebagaimana tercantum dalam
pembu-
kaan Undang-undang Dasar 1945.
Sehubungan dengan itu,'berbicara tentang
pen
didikan umumnya tidak terlepas dari usaha sadar untuk
menyiapkan
ran,
peserta didik melalui bimbingan, pengaja
dan/atau latihan bagi peranannya di
masa
yang
akan datang (UU RI NO.2 Th. 1989 tentang SPN).
Dalam
peserta
manusia
didik
pendidikan di
di masa
yang
berkualitas dalam
datang
Profil
perspektif
Haluan Negara(GBHN) bersifat
seperti dikutip berikut ini
atas,
akan
Indonesia yang berkualitas.
Indonesia
Besar
rumusan
peranan
adalah
manusia
Garis-garis
multidimensial,
:
Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan
kualitas
manusia Indonesia, yaitu manusia yang
Yang Maha
berbudi pekerti luhur,
berkepribadian,
beriman
Esa,
dan bertaqwa terhadap Tuhan
mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif,
pil,berdisiplin,
bertanggung
beretos
jawab,
kerja,
dan produktif
teram-
profesional,
serta
sehat
jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga
harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal
rasa cmta
kebangsaan
tanah air, meningkatkan semangat
dan kesetiakawanan .sosial
serta
kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi
masa
depan. Iklim belajar dan mengajar yang dapat
menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar
di kalangan masyarakat terus dikembangkan agar
tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif, dan keinginan untuk maju.
Dalam
atas,
kuat,
rumusan
tujuanpendidikan
kualitas manusia mendapatkan
dan dimensi-dimensinyapun
dibandingkan
dengan
nasional
penekanan
mengalami
pada rumusan
yang
ekstensi
sebelumnya.
dalam GBHN 1988 tujuan pendidikan nasional
Jika
"hanya"
meliputi duapuluh satu dimensi, maka dalam GBHN
tercakup
di
1993
tigapuluh dimensi manusia Indonesia yang
berkualitas,
yaitu:
beriman,
bertaqwa,
berbudi
pekerti luhur, bekepribadian, mandiri, maju, tangguh,
cerdas,
kreatif,
kerja,
profesional,
sehat
kepada
terampil,
berdisiplin,
bertanggung jawab,
beretos
produktif,
jasmani, sehat rohani, jiwa patriotik,
tanah
air,
memiliki
semangat
cinta
kebangsaan,
memiliki rasa kesetiakawanan sosial, sikap menghargai
jasa para pahlawan, berorientasi masa depan,
percaya
diri, memiliki budaya belajar, kreatif, inovatif, dan
keinginan untuk maju.
Untuk
pendidikan
mencapai
formal
tujuan
atau sekolah
tersebut,
sebagai
lembaga
organisasi
kerja diselenggarakan secara sengaja, sistematis dan
terarah. Sebagai suatu wadah atau organisasi formal,
maka setiap personal, fasilitas, dan programnya harus
harus dapat menciptakan suatu sistem yang terarah
pada tujuan pendidikan bagi suatu wadah atau orga
nisasi tersebut. Proses pengendalian dan kegiatan
yang
terarah
pada
tujuan pendidikan bagi
suatu
Institusional atau sekolah, diperlukan penanganan
yang baik terhadap segala aktivitasnya. Dalam konteks
inilah administrasi pendidikan dipandang
sebagai
bagian vital dalam pendidikan yang dapat menjembatani
segala
upaya untuk mencapai
tujuan
pendidikan.
Administrasi pendidikan dalam kenyataannya semakin
tumbuh dan berkembang menjadi suatu ilmu yang berdiri
sendiri.
Penelitian-penelitian pada bidang ini ber-
jalan terus dengan pesat terutama dalam menemukan
konsep-konsep yang kemudian berkembang menjadi teori
administrasi pendidikan, atau menguji teori, konsep
yang sudah ada. Penelitian
aspek kreativitas
ini akan mencoba mengkaji
kepala sekolah dalam mengembangkan
kegiatannya sebagai administrator.
Sekolah Dasar untuk
selanjutnya
disingkat
dengan SD ialah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan
program pendidikan
bekal kemampuan
yang
dasar untuk memberikan
diperlukan bagi murid untuk
mejutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Hal ini
tentang
sebagaimana dinyatakan dalam kurikulum SD
tujuan
Instruksional
sebagai
tujuan
umum
Pendidikan di SD sebagai" berikut :
1. Mendidik murid agar menjadi manusia Indonesia
seutuhnya berdasarkan Pancasila yang mampu
membangun
dirinya
sendiri dan
ikut
ber-
tanggung jawab" terhadap pembangunan bangsa.
2. Memberikan
bagi
bekal kemampuan
yang diperlukan
murid untuk melanjutkan
tingkat yang lebih tinggi.
pendidikan
3. Memberikan bekal kemampuan dasar untuk
di
masyarakat dan mengembangkan diri
dengan
bakat,
minat,
kemampuan
ke
hidup
sesuai
dan
ling-
kungannya (Depdikbud, 1991:1).
Dalam usaha
perlukan
bangkan
mewujudkan tujuan tersebut,
kreativitas
kegiatannya
kepala sekolah dalam
sebagai
mengem
administrator.
sekolah adalah penanggung jawab tertinggi
di
Kepala
tentang
tertib pelaksanaan fungsi dan tugas-tugas pendidikan,
baik dalam rangka mencapai tujuan lembaga
pendidikan
itu sendiri, maupun dalam rangka inengarah
pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Dalam
konteks ini
aturan Pemerintah Nomor 38 tahun 1992 yang
Per-
merupakan
petunjuk operasional dari Undang-undang Nomor 2 tahun
1989, khususnya tentang tenaga kependidikan, pada Bab
XIII
pasal (31)
dijelaskan bahwa,"Tenaga kependidi
kan berkewajiban untuk berusaha mengembangkan
puan
profesionalnya sesuai dengan perkembangan
tutan ' ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
serta
kemam
tun-
pern-
bangunan bangsa". Selanjutnya pada pasal (39) ayat
(1) dijelaskan pula bahwa, "Pada sekolah dasar
terdapat kedudukan tenaga kependidikan yang meliputi
kepala sekolah, guru kelas, dan guru mata pelajaran.
Kemudian pada Bab Kemudian pada Bab VII pasal (27)
ayat (2) UUSPN dijelaskan bahwa, " Tenaga
dikan, meliputi
tenaga pendidik,
kependi
pengelola satuan
pendidikan, penilik, pengawas, pene"liti dan.
bang di bidang pendidikan,
pengem-
pustakawan,laboran,
dan
teknisi sumber belajar ".
Makna
yang
terkandung dalam UUSPN
tersebut adalah menunjukkan betapa besarnya
dan
PP
tuntutan
terhadap tenaga kependidikan sebagai pengelola satuan
pendidikan
untuk wajib berusaha mengembangkan
ke
mampuan profesionalnya. Tenaga kependidikan dalam hal
ini Kepala Sekolah Dasar wajib berusaha mengem
bangkan kemampuan profesionalnya sesuai dengan
perkembangan tuntutan ilmu pengetahuan dan
teknologi
serta pembangunan bangsa. Usaha untuk mengembangkan
kemampuan
maksudkan
profesionalnya
adalah
kreativitas
dalam hal
Kepala
ini penulis
Sekolah
itu
sendiri dalam kegiatannya sebagai administrator.
Kepala
Sekolah adalah
merupakan
satuan
pendidikan
sangat menentukan
keberhasilan
sekolahnya. la adalah
pengelolaan
terhadap
peraimpin
pendidikan
yang memegang peranan besar
meningkatkan
mutu
dan produktivitas
dalam
usaha
pendidikan
sekolahnya. Peningkatan mutu dan produktivitas
sekolah
sangat
ditentukan
sekolah
dalam
mengelola
oleh
di
suatu
kemampuan
kepala
sekolahnya secara
krea
tif. Hal ini sesuai dengan tuntutan perkembangan
dan
kemajuan begitu pesat di sektor lainnya, di mana baik
langsung
maupun
tidak
langsung
akan
berpengaruh
terhadap pendidikan.
Menghadapi berbagai tuntutan, aspirasi,
gung
jawab
sebagai pemimpin
sekolah,
bagi
kepala
bersifat
teknis
sekolah
bukan merupakan suatu yang
belaka.
Apalagi dalam melaksanakan wajib
tahun
tang-
belajar
9
pelaksanaan program pendidikan Dasar
9
yang dicanangkan oleh Pemerintah.
Dalam
tahun,
semua
lulusan SD 6 tahun
secara
"otomatis"
harus dapat ditampung di jenjang SLTP sebagai
program
dari
pendidikan
dasar
9
bagian
tahun.
Dengan
demikian, angka partisipasi lulusan SD 6 tahun
100
%.
Hal
ini
sungguh
pekerjaan
harus
berat
yang
memerlukan pengelolaan sekolah secara kreatif.
Di sekolah sebagai lembaga pendidikan
kepala
sekolah
adalah
penanggung
jawab
formal,
tertinggi
tentang fungsi dan tugas-tugas pendidikan, baik dalam
rangka
mencapai
tujuaan
lembaga
pendidikan
itu
7
sendiri,
maupun dalam •rangka mengarah pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Sebagai seorang adminis
trator, ia harus kreatif dalam perencanaan, pengorga
nisasian, pengkoordinasian, pengarahan dan pengawasan/penilaian seluruh kegiatan sekolah.
Keberhasilan -sekolah akan dipengaruhi
oleh
kemampuan kepala sekolah dalam memainkan peranannya
sebagai
unsur
terpenting dalam mengelola suatu
sekolah. Ia harus mampu menciptakan suasana kerja
yang tinggi, menyenangkan, aman dan penuh semangat.
Ia harus mampu mengembangkan staf untuk tumbuh dan
berkembang di; bawah pimpinannya. Ia harus membagi
wewenang
dalam
mengorganisir
pengambilan
semua
sumber
keputusan.
yang
Ia
harus
diperlukan
untuk
menunjang pelaksanaan kurikulum. Ia harus menilai dan
memantau
pelaksanaan kurikulum dan dapat
menentukan
tingkat keberhasilan kurikulum dan proves belajar
mengajar. Oteng Sutisna (1987,109) menjelaskan," "
Pentingnya keterlibatan para kepala sekolah yang
lebih besar dalam administrasi personil semakin
dikaui.
Pertama, perumusan kembali
peranan
kepala sekolah
dalam pembaharuan pendidikan
telah membawa kepada kesimpulan perlunya perlua-
san
kepala
sekolah sebagai
Oawab dalam mengembangkan
pman
pengajaran; dalam
dan
memperlancar
meliputi
program dan
memelihara,
kekuatan
tanggung
kepemimmemaiukan
organisasi
untuk
(1981:48), menjelaskan garis
besar
perbaikan kondisi mengajar belajar.
Castetter
8
fungsi
dan
berikut
:
tanggung jawab
kepala sekolah sebagai
a. Program pendidikan; meliputi struktur tujuan,
pelayanan kurikulum, pengajaran, pelayanan
murid, pelayanan staf dan informasi.
b. Dukungan
logistik;
meliputi
pembiayaan,
fasilitas, keamanan, pelayanan dan informasi.
c. Personil; meliputi perencanaan, rekrutman,
seleksi, penilaian, pembinaan, kesejahteraan,
perawatan dan informasi.
d. Perencanaan;
rencana
meliputi
pengembangan,
rencana proyek dan
rencana
rencana
strategis,
pelaksanaan,
informasi.
e. Hubungan eksternal; meliputi hubungan
dengan
pemerintah pusat dan daerah, hubungan
masya-
rakat dan informasi.
Dalam Peraturan Pmerintah Nomor 28 tahun 1989,
pasal
12 ayat (1) dijelaskan bahwa: "Kepala
bertanggungjawab
pendidikan,
atas
penyelenggaraan
administrasi sekolah,
Sekolah
kegiatan
pembinaan
tenaga
kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta
peraeli-
haraan sarana dan prasarana".
Bila diperhatikan materi buku "Petunjuk
nistrasi
SD" (Depdagri,1983) dan
"Pedoman
Admi
Adminis
trasi SD" (Depdikbud,1991/1992), ternyata
tugas dan
tanggungjawab
SD
yang harus diemban
kompleks. Dengan
punyai
diri
administrasi
administrasi
cukup
segala keterbatasan dan tidak
pegawai tata usaha, ia
atas
Kepala
dasar pengetahuannya
dituntut
menampilkan
luas
tentang
pendidikan, keahlian teknisnya
tentang
pendidikan,
yang
mem-
sikapnya
yang
jelas,
kemampuan
mengambil
keputusan
yang
perkataan
lain, kepala SD perlu
tepat.
Dengan
seriantiasanya
ber-
prilaku profesional. Ia hendaknya "memiliki kemampuan
administratif
yang luas, pengetahuan
dan
pemahaman
yang mendalam tentang tujuan, proses dan
yang
mendasari pendidikan secara
perbaikan
profesional yang
1982:296).
terlihat
Gaffar,
Prilaku
dalam
M.Ed
komitmen
kontinu"
profesional
DR.
mengeraukakan bahwa
kepada
(OtengSutisna,
seorang
kepemimpinannya.
yang profesional berusaha agar
teknologi
Kepala
Moh.
"seorang
SD
Fakry
pemimpin
keahlian profesional
nya raewarnai prilakunya" (1984:16).
Agar
keahlian profesional Kepala SD
prilakunya
berjalan
kreativitas
kepala
mengembangkan
kemampuan
profesional
kepala
dengan
baik,
sekolah
itu
itu
kepala sekolah itu sendiri.
tidak
diperlukan
Kreativitas
kepala sekolah berhubungan dengan keberaniannya
disebut dengan keberanian kreatif.
untuk
Kemampuan
sendiri
berkembang dengan sendirinya, akan tetapi
kreativitas
diperlukan
sendiri
profesionalnya.
sekolah
raewarnai
yang
Keberanian kreatif
ini didukung dengan keberanian dimensi lainnya, yakni
keberanian
moral,
ragawi,
keberanian
dan keberanian imani.
dikemukakan
:
sosial,
Secara
keberanian
konseptual
10
Keberanian kreatif, yaitu kemauan,
kesediaan
kesiapan, dan kemampuan untuk berlatih.mencoba!
'- m^fk
•% diri- Denaruh Perhatian sungguh
mengolah informasi, menyusun dan membentuk gagasan,
dan
akhirnya memproduksi
sesuatu dengan
arti, makna, dan kegunaan baru yang lebih bermu-
"j"1. JPa yang ada sebelumnya.. Keberanian
kreatif juga dapat berkenaan dengan segala segi
kehidupan. Dapat diringkaskan dalam tiga kolompok besar; keberanian kreatif dalam bidang ilmullmu pengetahuan, lalu keberanian kreatif dalam
berbagai
bidang seni, dan keberanian kreatif
dalam
berbagai
bidang
kerekayasaan
mekanik
ataupun manejemen ( Achmad Sanusi, 1984 : 22 ).
Penelitian yang dilaksanakan oleh A.H.
Maslow
dan Craig terhadap individu yang bermental sehat,
berhasil mengindentifikasikan beberapa ciri
yang kreatif, yakni "aktif, penuh gairah,
berdedikasi
yakini,
individu
senantiasa
terhadap segala sesuatu yang
mereka
banyak melibatkan diri dalam keterkaitan
(komitmen) dengan tugasnya" (Moh. Amien,1980:29).
Menurut Ruggiero, esensi dari kreativitas adalah
"Kemampuan
mengidentifikasikan
kebutuhan atau
tantangan dan mempertemukannya dengan sesuatu yang
imaginatif,
orisional
dan
cara
yang
efektif"
(1984:90). Menurut
beliau orang. yang kreatif,
ditandai oleh lima ciri yaitu; (1) dinamis, (2)
berani , (3) banyak akal (resour-cepul), (4) kerja
keras (hardworking), (5) bebas (independen).
Bertolak dari uraian-uraian yang dikemukakan
sebelumnya,
maka jelas bahwa aspek
kreativitas
11
kepala
sekolah dalam mengembangkan " kegiatannya
sebagai administrator merupakan aspek yang dipandang
strategis dalam meningkatkan kualitas kepemimpinannya
sebagai
pemimpin pendidikan.
kepala
sekolah
Kualitas
tersebut antara lain
keperaimpinan
dapat
pada kreativitasnya dalam mengembangkan
sebagai
administrator.
Kreativitas
dil'ihat
kegiatannya
kepala
sekolah
tersebut antara lain dapat dilihat pada sikapnya yang
dinamis,
berani,
banyak
akal,
kerja
keras,
dan
senantiasa merasakan kebebasan dalam menyampaikan ide
atau gagasan.
Namun
Negeri
dalam kenyataannya sekarang, Kepala
dalam
Wilayah
Kodya
Daerah
Tingkat
SD
II
Pekanbaru, masih ditemukan belum mengelola sekolahnya
secara profesional, walaupun sebahagian mereka
mengikuti pelatihan jabatan sebelum menjabat
telah
sebagai
Kepala SD. Hal ini mungkin disebabkan oleh Kepala
tersebut
kurang
kegiatannya
Kepala
berkreatif
dalam
mengembangkan
sebagai administrator. Apatah lagi
SD yang
sama sekali tidak
SD
pernah
bagi
mengikuti
pelatihan jabatan sebelum menjabat sebagai Kepala SD.
Hal
ini
sungguh memerlukan pengkajian
memerlukan suatu penelitian lebih lanjut.
serius yang
12
B.
Identifikasi Masalah
Usaha
profesional
untuk pembinaan pengembangan
kepala
dilaksanakan
Sekolah
oleh
Dasar
Pemerintah
kemampuan
telah
Daerah
banyak
dengan
aparaturnya sampai ke Kandepdikbud Cam. Khususnya
daerah Propinsi Riau, usaha tersebut
telah diseleng-
garakan pendidikan dan latihan terhadap calon
Sekolah
1983
Dasar yang sifatnya "inservice" sejak
yang
Tingkat
I
dimaksudkan
gelola
dalam
dilaksanakan
oleh
Pemerintah
Propinsi Riau Pekanbaru.
supaya Kepala
sekolahnya
secara
Usaha
Usaha
kenyataannya masih jauh dari yang
Kajian kualitatif dari
Kepala
tahun
Daerah
tersebut
Sekolah Dasar mampu
kreatif.
di
men-
tersebut
diharapkan.
Yuzamri Yakub, mengungkapkan
kenyataan ini sebagai berikut :
Dari hasil penelitian terungkapkan bahwa kepala
sekolah
telah banyak
mendapat.
pengalaman,
pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan
untuk diterapkan di lapangan. Namun kenyataan
penerapan atau hasil yang dicapai dalam pelaksa
naan
tugasnya di lapangan belum begitu
memuaskan. Untuk itu diperlukan sekali "komitmen" dari
mereka
sebagai
kepala
sekolah,
supaya
melaksanakan tugasnya secara efektif.
dapat
Pelatihan
jabatan yang telah diikuti merupakan modal dasar
yang cukup memberikan arti dan
makna sebagai
pengetahuan dan
keterampilan dasar,
di
mana
untuk
pengembangan
serta
penerapannya
di
lapangan diperlukan komitmen, disiplin,
keuletan, tanggung jawab yang tinggi dan
keikhlasan dari kepala sekolah bersangkutan.(
Yuzamri
Yakub, Tesis Magister Pendidikan, tahun 1992 :
211 ).
13
Hasil
Kepala
SD
kajian tersebut dilakukan hanya
yang. telah mengikuti
pelatihan
kepada
jabatan.
Menurut hemat penulis jika kajian tersebut diteruskan
kepada
para Kepala SD yang tidak
jabatan
melalui
pelatihan
tersebut, tentu menimbulkan hal yang
serupa
bahkan secara logisnya akan lebih parah lagi.
Gambaran
terpanggil
tersebut
merangsang
penulis
untuk
mencari atau menemukan faktor-faktor
apa
saja penyebab hal demikian. Menurut pendapat penulis,
usaha
yang
telah
dilaksanakan Pemda
Tingkat
Propinsi Riau tersebut merupakan suatu kemajuan
berarti..
Akan
tetapi, adanya
suatu
I
yang
kecenderungan
bahwa setelah selesainya pendidikan latihan tersebut,
Kepala
SD tidak mau berusaha atau
mengembangkan
beranggapan
pendidikan
kemampuan
bahwa
ilmu
berkreatif
profesionalnya.
yang
memadai untuk mengembangkan kemampuan
dengan
harus
tidak
perlu lagi
dilaksanakan.
kedudukan
Kepala
diperolehnya
latihan tersebut sudah cukup
jika
SD
selama
atau
sudah
profesionalnya
kreativitas
Kemudian,
untuk
lainnya
yang
ditinjau
masa
setiap Kepala SD di negara kita belum
ada
peraturan yang mengatur masa jabatan kedudukan Kepala
SD itu sendiri. Dengan tidak adanya peraturan tentang
masa
jabatan Kepala SD tersebut,
kecenderungan
bahwa
menimbulkan
Kepala SD yang
kurang
suatu
kreatif
14
dalam mengembangkan kemampuan
sfaja menduduki
jabatan
profesionalnya
terus
tersebut sampai masa
pen-
siunannya atau meninggal dunia. Hal ini menurut hemat
penulis merupakan suatu faktor yang turut
kreativitas
menentukan
Kepala SD dalam mengembangkan
kemampuan
profesionalnya: Menurut hemat penulis, jika ada
aturan yang mengatur tentang peninjauan masa
Kepala
bali
SD, umpamanya 4 s/d 5 tahun
per
jabatan
dievaluasi
kem-
apakah seorang Kepala SD terus menduduki
tannya
sebagai
Kepala
atau
kembali
jaba-
sebagai
guru
kelas, besar kemungkinan setiap Kepala SD akan
ber
usaha meningkatkan kreativitasnya dalam mengembangkan
kemampuan
profesional sebagai Kepala
SD.
Kemampuan
profesional yang dimaksudkan di sini adalah
kegiatan
Kepala Sekolah Dasar
Dalam konteks ini, apalagi bagi para Kepala SD
yang
tidak pernah sama sekali
mengikuti
pendidikan
latihan sebelumnya, tentu nasibnya akan serupa bahkan
lebih parah lagi. Untuk itulah penulis perlu mengkaji
atau
meneliti bagaimana
sendiri
dalam
kreativitas
mengembangkan
Kepala SD
kegiatannya
itu
sebagai
administrator pendidikan.
Namun,
berdasarkan
pengamatan
sementara
penulis terhadap beberapa Kepala Sekolah Dasar Negeri
yang
tidak
mengikuti
pelatihan
jabatan
calon
15
kepala
yang
sekolah sebelumnya, terdapat
perlu
kurang
beberapa
mendapat perhatian. Pertama,
mimiliki pengetahuan
kepemimpinan.
Kedua,
tentang
Kepala
SD
aspek
Kepala
SD
teori-teori
kurang
memiliki
kemauan untuk menciptakan, menggunakan, serta meraeli-
hara
saluran komunikasi yang terbuka-baik
muapun
ke
memahami
yang
luar sekolah. Ketiga,
tentang kegiatannya
ke
Kepala
sebagai
dalam
SD
kurang
administrator
mencakup; perencanaan, pengorganisasian,
koordinasian,
seluruh
pengarahan
dan
peng
pengawasan/penilaian
kegiatan pendidikan yang ada di bawah
gungjawabnya.
tentang
Keempat,
Kepala
SD
kurang
memahami
kurikulum dan supervisi pendidikan.
kurangnya
keinginan
Kepala SD
untuk
tang-
Kelima,
mengembangkan
pengetahuan yang dimilikinya khususnya tentang
admi
nistrasi pendidikan.
Lokasi
lui
SD yang kepala sekolahnya tidak
pelatihan
jabatan tersebut,
tenggah
Kotamadya
Ibukota
Propinsi Riau. Mereka
tanggungjawab
diangkat
kepala
terdepan
Daerah
berada
Tingkat
II
mempunyai
yang sama dengan para Kepala
dengan
melalui
pelatihan
di
dalam/
Pekanbaru
tugas
SD
jabatan
sekolah. Mereka sebagai
pemimpin
harus dapat melayani
kepentingan
mela
dan
yang
calon
pendidikan
berbagai
pihak, seperti ; guru, anak didik, masyarakat,
orang
tua
murid
dan atasannya. Kemudian,
sekolah terhadapnya
dan
sebagai
pendidikan,
melekat tugas sebagai
administrator
dengan
mempengaruhi,
sebagai
baik
serta
berbagai
sifatnya
kepala
pemimpin
supervisor
faktor
yang
akan
menunjang
maupun
menghambat.
C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan
identifikasi
yang
masalah
dan
masalah yang dikemukakan di atas,
maka
dijadikan
latar
belakang
permasalahan
dalam
penelitian
ini
adalah sebagai berikut : "Sejauh manakah
kreativitas
Kepala
kegiatannya
Sekolah
sebagai
dalam
administrator
Wilayah
Kotamadya
mengembangkan
pada
Daerah
Sekolah
Tingkat
Dasar
dalam
II
Pekanbaru
Secara operasional lingkup masalah
penelitian
dapat dirumuskan ke dalam pertanyaan
penelitian
Propinsi Riau"?
ini
sebagai berikut
:
1. Apakah Kepala Sekolah
kegiatannya
secara
berkaitan dengan
wulan/
tahunan
telah merencakan
kreatif
?
kegiatan-
Pertanyaan
penyusunan rencana kerja
yang
meliputi di
bidang
ini
catur-
;
(a)
Kemuridan,
Peralatan
(b)
Pengajaran, (c)
pelajaran
sekolah,
Personalia,
(e)
(d)
Gedung
dan
perlengkapan sekolah, (f) Keuangan sekolah, dan (g
Hubungan sekolah dan masyarakat.
2. Apakah Kepala Sekolah
sikan
Dasar
kegiatan-kegiatannya
telah
secara
Pertanyaan ini berkaitan dengan
struktur
mengorganisa
kreatif
penyusunan bagan
organisasi sekolah yang meliputi
;
Pembagian tugas dan tanggungjawab guru kelas,
Pembagian
?
tugas dan tanggungjawab
pengurus
(a)
(b)
BP3,
(c) Pembagian tugas dan tanggungjawab panitia PMB,
(d)
Pembagian
perpustakaan
dalam
sekolah,
kegiatan
tugas dan
3. Apakah
tugas
guru
dalam
pengelolaan
(e) Pembagian
ko-kurikuler, dan
tugas
(f)
tanggungjawab bendaharawan
Kepala Sekolah Dasar
pengarahan
terhadap
telah
yang
teknik
melaksanakan
kegiatan-kegiatan
meliputi
yang
;
(a)
membicarakan tugas dan
serta menyampaikan
peraturan
secara
digunakan
personal
berkaitan
kepala
sekolah,
Rapat/pertemuan
untuk
wewenang setiap
personal,
ketentuan-ketentuan/peraturan-
yang berlaku di sekolah, (b)
individual
Pembagian
sekolah.
sekolah secara kreatif ? Pertanyaan ini
dengan
guru
terhadap
personal
Pertemuan
mengenai
kesulitan-kesulitan/hambatan-hambatan /kekurangankekurangan yang dialami oleh setiap personal, (c)
Penataran guru-guru Sidang studi, (d)
media
komunikasi
penilik
guru di
sekolah,
sekolah dalam
dan
Pemanfaatan
(e)
pertemuan
Mengundang
dengan
majelis
sekolah.
4. Apakah
Kepala
Sekolah
kegiatan-kegiatan
telah
sekolah
mengkoordinirkan
secara
kreatif
?
Pertanyaan ini meliputi pengaturan di bidang ; (a)
Kemuridan,
(b)
Peralatan
pelajaran
perlengkapan
Pengajaran, (e)
sekolah,
Personalia,
(e)
sekolah, (f) Ketiangan
(d)
Gedung
dan
sekolah,
dan
(g) Hubungan sekolah dan masyarakat.
5. Apakah Kepala
Sekolah
telah mengawasi
kegiatan-
kegiatan
sekolah secara kreatif ? Pertanyaan
meliputi
pengawasan/penilaian
Kemuridan,
(b) Pengajaran, (c)
di
bidang
ini
; (a)
Personalia,
Peralatan
pelajaran sekolah, (e) Gedung dan
lengkapan
sekolah, (f) Keuangan sekolah, dan
(d)
per
(g)
Hubungan sekolah dan masyarakat.
6. Faktor-faktor
perbuatan
apa
saja
Kepala Sekolah
yang
dapat
yang mengandung
nilai kreatif dalam kegiatannya sebagai
trator
menghalangi
nilaiadminis
?
7. Faktor-faktor
perbuatan
apa
Kepala
saja
yang
Sekolah yang
dapat
mendukung
mengandung
nilai
kreatif dalam kegiatannya sebagai administrator ?
D. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
penelitian
strategi
ini
rumusan
bertujuan
pembinaan
untuk
atas,
menyusun
maka
suatu
rangka membantu
kepala
sekolah dasar untuk melaksanakan kegiatannya
sebagai
administrator
perlu
yang
dalam
masalah di
kreatif. Untuk
diukur, dideskripsikan dan
maksud
tersebut
dianalisis
bukti-
bukti empirik tentang :
a. Perbuatan
Kepala
Sekolah
nilai-nilai kreatif dalam
kegiatan
yang
mengandung
merencanakan
kegiatan-
sekolah, yang berkenaan dengan
rencana
kerja caturwulan/tahunan yang meliputi di
bidang
; (1) Kemuridan, (2) Pengajaran, (3) Personalia,
(4)
Peralatan pelajaran sekolah, (5)
perlengkapan
sekolah, (6) Keuangan
Gedung dan
sekolah,
dan
(7) Hubungan sekolah dan masyarakat.
b. Perbuatan
nilai
Kepala Sekolah yang
kreatif
dalam mengorganisasikan
kegiatan
sekolah,yang
struktur
organisasi
Pembagian
(2)
mengandung
berkenaan
kegiatan-
dengan
bagan
sekolah yang meliputi ; (1)
tugas dan tanggungjawab
Pembagian
nilai-
tugas dan
guru
tanggungjawab
kelas,
pengurus
BP3, (3) Pembagian tugas dan tanggungjawab panitia
PMB,
(4) Pembagian tugas guru
dalam
pengelolaan
Pustakaan sekolah, (5) Pembagian tugas guru dalam
kegiatan ko-kurikuler, dan (6) Pembagian
tugas
dan tanggungjawab bendaharawan sekolah.
c Perbuatan Kepala Sekolah yang mengandung nilainilai kreatif
dalam melaksanakan pengarahan
terhadap kegiatan-kegiatan
personal sekolah
yang
berkaitan dengan teknik yang
kepala
sekolah, yang meliputi ; (1)
digunakan
Rapat/
Pertemuan untuk membicarakan tugas dan wewenang
setiap personal, serta menyampaikan ketentuanketentuan/peraturan-peraturan yang berlaku di
sekolah, (2) Pertemuan secara indi-vidual terhadap
personal, mengenai kesulitan- kesulitan/hambatan-
hambatan/ Sekurangan-kekurangan yang dialami oleh
setiap personal, (3) Penataran guru-guru bidang
studi, (4) Pemanfaatan media komunikasi sekolah,
dan
(5)
Mengundang
penilik
sekolah
dalam
pertemuan dengan majelis guru di sekolah.
d. Perbuatan Kepala Sekolah yang mengandung nilainilai kreatif dalam mengkoordinir
kegiatankegiatan sekolah, berkenaan dengan pengaturanPengaturan di bidang ; (1) Kemuridan, (2)
Pengajaran, (3) Personalia, (4)
Peralatan
Pelajaran sekolah, (5) Gedung dan'
perlengkapan
sekolah,
(6) Keuangan sekolah, dan
(7)
Hubungan
sekolah dan masyarakat.
e. Perbuatan
Kepala Sekolah yang
nilai
Kepala
kreatif
mengandung
Sekolah
nilai-
Dasar
dalam
mengawasi kegiatan-kegiatan sekolah, yang* meliputi
di
bidang ; (1) Kemuridan,
Pengajaran,
(3)
Personalia,
(4) Peralatan pelajaran seko-lah,
(5)
Gedung
perlengkapan
dan
(2)
sekolah,
(6)
Keuangan
sekolah, dan (7) Hubungan sekolah dan masyarakat.
f. Faktor-faktor
yang
dapat
menghalangi
perbuatan
Kepala Sekolah yang mengandung nilai-nilai kreatif
dalam kegiatannya sebagai administrator.
g. Faktor-faktor
yang
dapat
mendukung
perbuatan
Kepala Sekolah yang mengandung nilai-nilai kreatif
dalam kegiatannya sebagai administrator.
E.
Manfaat Penelitian
Manfaat
katannya
penelitian
ini
yang
sifat
pende-
naturalistik kualitatif dapat dilihat
dua segi manfaat, yaitu manfaat teoritis dan
praktis,
1.
sebagai berikut
dari
manfaat
:
Segi Teorit is
Dilihat
diharapkan
dari
segi teoritis,
penelitian
dapat mengkaji daya laku beberapa
ini
konsep
atau teori yang sudah ada dan juga berusaha menemukan
beberapa
konsep untuk dikembangkan ke arah
bangan
teori
administrasi pendidikan.
dalam
upaya
pengembangan
pendidikan
yang
profesi
sekarang ini masih
pengem-
Selain
itu,
administrator
tergolong
pada
salah satu profesi yang sedang tumbuh. Penelitian ini
dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur melihat
sejauhmana
pertumbuhan
profesi
administrator
pendidikan.
1. Segi Praktis
Manfaat
hasil penelitian ini secara
praktis,
pertama sebagai raasukan dan sumbangan terhadap Kepala
Sekolah
Dasar
dalam
penyempurnaan
dan
perbaikan
kegiatannya
sebagai
Yang
adalah sebagai masukan
kedua
administrator
secara
bagi
kreatif.
Pemerintah
Daerah Tingkat I Riau, khususnya Dinas P dan K Dati I
Riau
sebagai
pengelolaan
pelaksanaan
penanggungjawab
Sekolah
Dasar
teknis
administratif
untuk
penyempurnaan
dan pengembangan pelatihan jabatan
bagi
calon Kepala Sekolah Dasar di Propinsi Riau pada masa
yang
akan
Penilik
datang.
Sekolah
Ketiga,
(PS)
sebagai
dan
atasan
masukan
lainnya
bagi
dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembinaan
yang
diberikan
deskripsi
terhadap
serta
Kepala
analisis
yang
digunakan oleh sekolah, atau atasan
informasi
aktual
dalam menyusun
atau pengembangan proses
F. Kerangka
dan
dapat
sekolah sebagai
kebijakan
sekolah
administratif di sekolah.
penelitian, merupakan jalan
ditempuh dalam penelitian berdasarkan
lahan,
ini
diperoleh
Keempat,
Penelitian
Kerangka
yang
Sekolah.
tujuan yang telah
menunjukkan
dirumuskan.
: Kegiatan. Kepala
Sekolah
pikiran
permasa
Kerangka
sebagai
administrator harus melaksanakan kegiatan-kegiatannya
seperti ; perencanaan, pengorganisasian,
nasian, pengarahan dan pengawasan.
pengkoordi
Sasaran kegiatan-
24
kegiatan
tersebut adalah kreativitas kepala
dalam : merencanakan kegiatan-kegiatannya,
nisasikan
kegiatan-kegiatan
kegiatan-kegiatan
sekolah,
sekolah,
sekolah
mengorga
mengkoordinir
memberikan
pengarahan
terhadap tugas dan tanggungjawab personal sekolah dan
mengawasi kegiatan-kegiatan sekolah ( meliputi penga
jaran,
kemuridan,
sekolah,
personal,
peralatan
gedung dan perlengkapan
sekolah,
pelajaran
keuangan
sekolah dan hubungan sekolah dan masyarakat ).
Kreativitas
kesemua sasaran tersebut di
atas
ditujukan untuk mengembangkan kegiatan Kepala Sekolah
sebagai administrator pendidikan di Sekolah Dasar.
Kerangka
penelitian dimaksud disajikan
bentuk gambar sebagai berikut :
dalam
{m+«*t.
+
+
J2L
Menyusun Prograi Kerja caw/thn bidang
ADMINISTRASI
SEKOLAH
a. Keiuridan
DASAR
b. Pengajaran
c. Personalia
MERENCANA
d. Peralatan/pelajaran sekolah
KAN
d. Gedung dan perlengkapan sekolah
e. Keuangan sekolah
f. Hubungan sekolah dan Hsyarakat
Hesbuat bagan strukt.org.sek.ieliputi :
a. Petb.tugas dan tg.jawab guru kelas
MEN60RGANISASIKAN
b. Peib.tugas dan tg.jawab pengurus PB3
c. Petb.tugas dan tg.jawab panitia PUB
d. Peib.tugas dan tg.jawab bendaharawan
Peib.tugas guru pengl.perpustakaan
f. Peib.tugas guru kegt.ko-kurikuler
xz
JL
MENGEM
BANGKAN
KEGIATAN
KEGIATAN KA SD
SEBAGAI
ADMINISTRATOR
yt
KREATIVITAS
MENGARAHKAN
a. Pengadaan rapat/perteiuan dinas
b. Pengadaan perteiuan individual
c. Penataran guru bidang studi
e. Mengundang Penilik Sekolah
"1
PENDIDIKAN
t
Pengaturan-pengaturan di bidang
SEKOLAH
a. Keiuridan
DASAR
b. Pengajaran
t
c.
:. Personalia
t
'. Peralatan peiajara!
d.
pelajaran sekolah
t
e. Gedung dan perlengi
perlengkapan sekolah
kittt
f. "Keuangan sekolah
*
g. Hubungan sekolah dan tasyarakat
NON KREATIF
PUT
Mengawasi kegiatan di bidang :
IN
a. Keiuridan
b. Pengajaran
MENGAWASI
terangan :
c. Fersonalia
d. Peralatan pelajaran sekolah
e. Gedung dan perleng' apan sekolah
isure/Put in = Ukuran tengerja
f. Keuangan sekolah
kan
g. Hubungan sekolah dan tasyarakat
•++ garis feek back
tl garis hasil kegiatan
ADMINIS
TRATOR
MEASURE
KREATIF
SEBAGAI
d. Peianfaatan ledia koiunikasi
t
*
NYA
"-
= garis ukuran kegiatan
— garis ruang lingkup penelitian
Gaibar 1 : Kerangka Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada Bab III
Metodologi Penelitian
ini,
berturut-turut diuraikan tentang : Metode Penelitian,
Sampel
Penelitian,
Prosedur Analisis Data,
dan
Signifikansi Hasil Penelitian.
A. Metode Penelitian
Seperti
dijelaskan
pada bab I bahwa
tujuan
pokok dari penelitian ini adalah mendeskripsikan
dan
menganalisis kreativitas Kepala Sekolah dalam mengem
bangkan kegiatannya sebagai administrator pada
Seko
lah Dasar dalam Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat
Pekanbaru
Propinsi Riau. Dengan kata lain
bertujuan
untuk memperoleh pemahaman dan pengertian
suatu
peristiwa atau perilaku manusia yang
sebagai administrator pendidikan dalam
II
tentang
berperan
mengembangkan
kegiatannya pada Sekolah Dasar tersebut. Untuk menca
pai
tujuan semacam itu, maka penelitian
ini
paling
cocok menggunakan pendekatan kualitatif ( lihat
dan
Reichardt,
1982:10); atau Bogdan
dan
Cook
Biklem,
1982:31).
Penelitian
metode
kualitatif sering disebut
dengan
etnografik, metode fenomenologis atau
metode
naturalistik. Metode penelitian semacam ini mempunyai
110
Ill
lima karakteristik utama yang dijadikan acuan
bagi
seluruh proses penelitian ini. Kelima karakteristik
yang dimaksudkan di sini adalah sebagaimana yang
dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen
(1982:27-28)
sebagai berikut :
1. Qualitative research has the natural setting
as
he direct source of data and the
resear
cher is the key instrument.
2. Qualitative research is decriptive
3. Qualitative
process
reaserch are concerned
rather than simply with outcomes
with
or
products.
4. Qualitative researchers tend to analyze their
data inductively.
5. Meaning is of essential concern to the quali
tative approch.
Dengan
karakteristik
pertama,
peneliti
sendiri menggali data atau informasi secara langsung
dari nara sumber yang representatif tanpa memberikan
suatu "perlakuan" seperti pada penelitian eksperimen.
Maksud pendekatan semacam ini
adalah agar dapat
diperoleh suatu gambaran tentang fenomena
peranan
seseorang dalam
Karakteristik ini
pengembangan
perilaku
kegiatannya.
menempatkan peneliti
sebagai
instrumen utama dalam penelitian kualitatif. Rasional
dari
karakteristik ini adalah karena manusi
a
(peneliti)
mempunyai adaptabilitas yang
senantiasa dapat
yang
menyesuaikan diri
dengan
tinggi,
situasi
berubah-ubah, dan dapat senantiasa memperhalus
pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh data
yang
112
terinci dan mendalam sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. (Nasution, 1988, 1988:54-55).
Karakteristik kedua, mengisyaratkan bahwa data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini lebih cenderung
dalam. bentuk kata-kata daripada angka-angka, dan
hasil
analisisnyapun berupa uraian (Miles dan
Huberman,
1984:15).
Jadi
laporan
penelitian
kualitatif kaya dengan deskripsi dan penjelasan
tentang aspek-aspek masalah yang menjadi fokus pene
litian. Namun demikian bukan berarti bahwa dalam
penelitian kualitatif sama sekali bebas dari laporan
yang berbentuk angka-angka tadi.
Karakteristik ketiga, menunjukkan bahwa pen
gambilan sampel harus disesuaikan dengan
tujuan
penelitian. Dengan demikian jumlah sampel tergantung
pada pertimbangan kelengkapan informasi
yang
diperlukan. Dalam hal ini Nasution (1988: 32-33)
menjelaskan
bahwa
untuk
memperoleh
informasi
tertentu, sampling dapat diteruskan sampai dicapai
taraf
"redundancy", ketuntasan atau kejenuhan,
artinya
selanjutnya
bahwa
dengan
boleh dikatakan
menggunakan
tidak
responden
lagi diperoleh
tambahan informan bar
MENGEMBANGKAN KEGIATANNYA SEBAGAI ADMINISTRATOR
PADA SEKOLAH DASAR DALAM WILAYAH KOTAMADYA
DAERAH TINGKAT II PEKANBARU PROPINSI RIAU
T E S
I S
Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
Untuk Memenuhi Persyaratan Menempuh Ujian
Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
ADDAURI
9232014
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1995
\
/
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
PROF. DR. H. ACHlvlAD SANUSI, SH. MPA.
Pembimbing I
PROF. DR. H. SUPANDI K
Pembimbing II
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 9
5
MENGETAHUI :
KOORDINATOR BDDANG STUDI ADMINISTRASI PENDIDDCAN
FAKULTAS PASCASARJANA IKIP BANDUNG
PROF. DR. H. ACHMAD SANUSI, SH. MPA
ABSTRAK
ini diberi judul : "Studi
Penelitian
Kreativitas
Kepala
Sekolah
Dalam
Tentang
Mengembangkan
Kegiatannya Sebagai Administrator Pada Sekolah
Dalam
Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Propinsi
obyek
Riau".
Dari judul tersebut,
penelitian
disini adalah
Pekanbaru
yang
tidak
khususnya Kepala Sekolah
mengikuti pelatihan jabatan calon
dalam
pengarahan,
perencanaan,
pengkoordinasian
Kepala
sebagai
Dasar
Kepala
Fungsi Kepala Sekolah sebagai administrator
kegiatan
menjadi
kreativitas
Sekolah Dasar dalam melaksanakan kegiatannya
administrator,
Dasar
yang
SD.
mencakup
pengorganisasian,
dan
pengawasan.
Kreativitas Kepala Sekolah dalam kegiatan inilah yang
menjadi fokus penelitiannya.
Permasalahan yang
jawabnya
melalui
ingin dicari atau
studi
ini
kreativitas Kepala Sekolah Dasar
kegiatannya
permasalahan
penelitian,
dalam
sebagai
adalah
ditemukan
sejauhmana
dalam mengembangkan
administrator.
Rumusan
itu diuraikan atas beberapa
pertanyaan
yaitu mengenai
kegiatan
;
kreativitas Kepala Sekolah
perencanaan,
xv
pengorganisasian,
pengarahan,
hal-hal
pengawasan
serta
yang dapat menghalangi Kepala Sekolah
untuk
menjadi
pengkoordinasian
kreatif
dan
dalam
kegiatannya
sebagai
administrator.
Studi
(natural
ini dilakukan dalam situasi yang
setting)
naturalistik.
kualitatif,
prilaku
Data
yaitu
dan
yang
lansung
tanpa
perlakuan
menggunakan
Pengumpulan
dari para
melalui
bersifat
tindakan
data
responden
(treatment).
diperoleh
metode
dikumpulkan
berupa kata-kata,
dokumen.
secara
(primer)
dengan
wajar
dilakukan
atau
informan
data
Sumber
sumber
atau
utama
pertama,
yaitu
Kepala Sekolah. Selain itu data juga dikumpulkan dari
sumber
kedua,
penilik
yaitu
sekolah
pengumpulan
data
guru, pengurus
(PS). Teknik yang
adalah
wawancara,
BP
3
SD
digunakan
dan
dalam
observasi
dan
studi dokumentasi.
Untuk
memberikan
makna
terhadap
data
informasi yang telah dikumpulkan, dilakukan
analisis
dan interpretasi. Kegian ini dilakukan secara
menerus
dan
semenjak awal data dikumpulkan sampai
terusakhir
penelitian. Analisis dan interpretasi atau penafsiran
ini dilakukan dengan merujuk kepada landasan teoritis
yang
berhubungan
dengan
xv i
masalah
penelitian
dan
berdasarkan consensus jugment.
Temuan
adalah
yang diperoleh melalui penelitian
secara
umum dapat
merencanakan
dikatakan
dan
bahwa
ini
Kepala
Sekolah
belum
mengorganisasikan
kegiatan
sekolah secara kreatif. Akan tetapi,
dalam
kegiatan pengkoordinasian, pengarahan dan
pengawasan
d'inilai
pcm»iititf.ft
itti
sudah kreatif. Selaitt iti4„ fiiaiaw
juga
menghalangi
adalah
usaha
difcemuksti bahws faktor-f aktor
Kepala Sekolah
untuk
yang
menjadi
dapat
kreatif
; (a) Organisasi/sekolah ( belum adanya
dan
wakil kepala sekolah secara
resmi
sekolah dasar serta kepala sekolah terlalu
tata
untuk
cenderung
berperilaku birokratik yang terlalu kuat), (b) Priba-
di
Kepala Sekolah ( belum memiliki
keberanian
yang
imani ), (c) Kesehatan Kepala Sekolah yang
terganggu
(sering
Pembinaan
(belum
sakit-sakitan),
ada
dan
(d)
sangsi, kurang spesifik
Sisten
peraturan
mengatur terhadap Kepala Sekolah yang belum
yang
kreatif,
dan kurangnya kerjasama para atasan yang bertanggungjawab langsung terhadap pengelolaan pendidikan di
serta aparatur pemerintah lainnya, seperti ;
Sekolah
dan
Penilik
(PS), Kepala Kandep Dikbud, Kepala Dinas
K, Camat dan unsur yang
terkait seperti
SD
P
peran
serta Lurah dan masyarakat). Faktor-f akt;-,r yang dapat
xvi i
menunjang
Kepala
Sekolah
untuk
menjadi
kreatif
menjadi kreatif adalah; (a) Usaha Kepala Sekolah
sendiri
untuk mengembangkan
administrasi
untuk
memanfaatkan
Kepala
sonal
pendidikan,
Sekolah
(KKKS,
pendidikan
(b) Usaha
tentang
Kepala
profesi,
organisasi
Sekolah
(c)
Usaha
memanfaatkan wadah pembinaan
PKG, dan KKG),
dan
pengetahuannya
dan
latihan untuk
(d)
Kepala
itu
profe-
Dilaksanakan
Sekolah
itu
sendiri.
Hasil
penelitian
rekomendasi
terhadap
ini
melahirkan
berbagai
pihak,
beberapa
baik
yang
langsung dengan Kepala Sekolah, maupun kepada pejabat
atau
aparat yang bertanggungjawab dalam
pendidikan,
adalah
khususnya Sekolah Dasar.
pengelolaan
Rekomendasi
itu
:
(1) Bagi Kepala Sekolah Dasar; (a)
"komitmen"
sekali
dari
Kepala
Diperlukan
Sekolah
sebagai
administrator, supaya dapat melaksanakan
kegiatannya
secara
perencanaan
dan
kreatif,
pengorganisasian, (b) Kepala Sekolah perlu
ciptakan
kerja
terutama terhadap aspek
suasana
sama
tanggungjawab
yang kondusif,
semua personil dapat
di
mana
diciptakan
dan hubungan manusiawi
yang
men-
disiplin
dengan
harmonis
dalam suasana kekeluargaan terhadap personil sekolah,
xvi 11
terutama
bagi guru/wakil Kepala Sekolah
yang
telah
mengikuti pelatihan jaba.tan calon Kepala SD dan guruguru yang sudah mengikuti perkuliahan (sarjana),
Kepala
Sekolah
perlu berpandangan
dan
berpersepsi
serta memahami tentang pendidikan sedara luas,
pendidikan
dalam proses perkembangannya
oleh
berbagai perkembangan dan perubahan
luar
sektor
Sekolah
auatu
pendidikan
itu
sendiri,
bahwa
dipengaruhi
sosial
(d)
perlu memperhatikan atau mencegah
fl*-i«nttt«i
(c)
birakrasi yang terlalu
di
Kepala
timbulnya
kuat
dalam
kegiatannya sebagai administrator, (e) Kepala Sekolah
perlu
memiliki keberanian imani
dalam
melaksanakan
kegiatannya sebagai dministrator, (f) Kepala
perlu
berusaha
tentang
untuk
mengembangkan
pengetahuannya
administrasi pendidikan dengan cara
sendiri,
konsultasi
Pendidikan,
dengan
khususnya
Magister
Sekolah
belajar
beberapa
Magister
Pendidikan
studi administrasi pendidikan yang ada di
bidang
lingkungan
Depdikbud dan Dinas P dan K Propinsi Riau, (g) Kepala
Sekolah
perlu
pembinaan
berusaha
profesional
untuk
seperti;
organisasi profesi seperti;
memanfaatkan
KKKS,
KKG,
gungjawab dalan. pengelolaan pendidikan,
dan
bertang
khususnya
Sekolah dasar adalah ; (a) Perlu dilakukan
1 x
PKG
PGRI dan ISPI>.
(2) Bagi penjabat atau aparatur yang
x
wadah
di
pemenahan
terhadap struktur personil di Sekolah Dasar,
berupa
pegawai tata usaha dan wakil
secara
resmi,
kepala
sekolah
(b) Diperlukan pendidikan dan
latihan
bagi Kepala Sekolah
jabatan
terutama
calon
yang tidak mengikuti
Kepala
SD
sebelumnya,
pelatihan
(c)
selayaknya dapat diberlakukan suatu sistem
dengan
menerapkan
Kepala
Sekolah,
peraturan mengenai
(d)
Diperlukan
Sudah
pembinaan
masa
usaha
jabatan
organisasi
pro-fesi ( PGRI dan ISP ) dan wadah pembinaan
profe-
sional (KKKS,KKG,PKG) untuk ikut berpartisipasi aktif
dalam
usaha
terutama
Dasar,
meningkatkan
dalam
hal
hukum dan kebijakan
sentralistis
Sekolah,
jawab
khususnya
dilakukan
bagaimana semua aturan,
ketentuan
struktural birokrasi
harus
dilaksanakan
P
(PS),
dan
K,
Kepala
camat
Kantor
dan
bertanggung
: Penilik
Depdikbud,
Kepala
sebagainya,
berpartisipasi aktif turun ke
sekolah untuk
atau
Sekolah
bersama-sama
mewujudkan
Kepala
kegiatannya
lebih bermakna.
xx
sebagai
Kepala
pendidikan
seperti
lain
pendidikan
oleh
yang
dalam pengelolaan
aparatur pemerintah lainnya,
lah
Sekolah
yang
akan tetapi para atasan
langsung
anggotanya,
Kepala
dan (e) Diperlukan pembinaan
bukan saja supaya
yang
ini
kreativitas
serta
Seko
Dinas
diperlukan
membantu
dalam
administrator
usaha
yang
DAFTAR
ISI
Halaman
Halaman Persetujuan dan Pengesahan Pembimbing.
i
Halaman Persetujuan dan Pengesahan Koordinator
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
ii
Halaman Motto
iii
Kata Pengantar
iv
Ucapan Terima Kasih
ix
Abstrak
xv
Daftar
Isi
xx
Daftar Tabel
**v
Daftar Gambar
xxvi
xxvii
Daftar Lampiran
BAB I
: PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi Masalah
C.
Rumusan Masalah dan
Penelitian
12
Pertanyaan
16
D. Tujuan Penelitian
19
E. Manfaat Penelitian
21
F. K>' rangka
^3
Penelitian
xx
BAB II
: KREATIVITAS KEPALA
SEKOLAH
SEBAGAI
ADMINISTRATOR
A.
Beberapa
Konsep
Administrasi
Pendidikan
26
B.
Peran
Administrator Pendidikan...
32
C.
Sekolah dan Kekepalasekolahan....
52
D. Beberapa Konsep Dasar Kreativitas
54
E.
F.
G.
Hal-hal Yang Dapat
Menghalangi
Seseorang Untuk Menjadi Kreatif..
65
Konsep-konsep Dasar Perilaku
Organisasi
69
Kreativitas Kepala Sekolah
Dalam
Kegiatannya Sebagai Administrator.
a.
Kepala Sekolah Dalam
Kegiatan
Perencanaan
b.
84
Kepala Sekolah Dalam
Pengorganisasian
Kegiatan
c. Kepala Sekolah Dalam
Kegiatan
88
Pengarahan
d.
Kepala Sekolah Dalam
90
Kegiatan
Pengkoordinasian
e.
Kepala Sekolah Dalam
92
Kegiatan
Pengawasan
BAB III
H.
Hasil Penelitian Sebelumnya
I.
Rangkuman Tinjauan Teoritis
Hasil Penelitian Sebelumnya
: PROSEDUR PENELITIAN
79
95
100
dan
104
110
A.
Metode
Penelitian
110
B.
Sampel Penelitian
112
C.
Teknik Pengumpulan Data
114
xx i
BAB IV :
D. Pelaksanaan Penelitian
115
E. Prosedur Analisis Data
118
F.
120
Signifikansi Hasil Penelitian....
TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN
125
A. Kreativitas Kepala Sekolah dalam
merencanakan kegiatannya sebagai
administrator
126
1. Penyusunan rencana kerja catur
wulan/tahunan
127
2.. Kegiatan dalam merencanakan di
bidang kemuridan
3. Kegiatan dalam merencanakan di
bidang pengajaran
4. Kegiatan dalam merencanakan di
bidang personalia
5. Kegiatan dalam merencanakan di
bidang peralatan pelajaran....
6. Kegiatan dalam merencanakan di
bidang gedung dan perlengkapan
sekolah
7.
8.
Kreativitas Kepala Sekolah
131
134
136
138
Kegiatan dalam merencanakan di
bidang keuangan sekolah
Kegiatan dalam merencanakan di
bidang hubungan sekolah
dan
masyarakat
B.
129
139
141
dalam
mengorganisasikan
kegiatannya
sebagai administrator
145
1. Penyusunan struktur organisasi
sekolah
146
2. Kegiatan dalam pembagian tugas
dan tanggungjawab guru kelas..
147
3. Kegiatan dalam pembagian tugas
dan tanggungjawab pengurus BP3
sekolah
150
4. Kegiatan dalam pembagian tugas
dan tanggungjawab
kepanitiaan
penerimaan murid baru
XX11
152
5. Kegiatan dalam pembagian tugas
dan tanggungjawab guru
dalam
pengelolaan
perpustakaan
sekolah
154
6. Kegiatan dalam pembagian tugas
dan tanggungjawab bendaharawan
sekolah
C.
156
Kreativitas Kepala Sekolah
dalam
mengkoordinasikan
kegiatannya
sebagai administrator
1. Kegiatan dalam pengaturan
di
bidang kemuridan
2. Kegiatan dalam
3.
4.
5.
160
pengaturan
di
bidang pengajaran
Kegiatan dalam
pengaturan
di
bidang personalia
Kegiatan dalam
pengaturan
di
bidang peralatan
pengajaran
164
sekolah
165
sekolah
D.
161
Kegiatan dalam
pengaturan
di
bidang gedung dan perlengkapan
6. Kegiatan dalam
7.
159
166
pengaturan
di
bidang keuangan sekolah
Kegiatan dalam
pengaturan
di
bidang hubungan
sekolah
dan
masyarakat
168
169
Kreativitas Kepala Sekolah
dalam
mengarahkan kegiatannya
sebagai
administrator
1.
2.
Kegiatan
dalam
menjelaskan
tugas dan
tanggungjawab
guru
kelas
pada
rapat/pertemuan
dengan majelis guru
Kegiatan dalam pengadaan
pertemuan individual dengan
guru
kelas
3.
173
174
177
Kegiatan
pengadaan
penataran
guru-guru setipa bidang studinya
178
4. Kegiatan
dalam
pengarahan
dengan memanfaatkan media komu
nikasi
xxiii
181
5. Kegiatan
dalam
pengarahan
dengan
mengundang
Penilik
Sekolah (PS)
denga
dalam
pertemuan
majelis guru
!83
E. Kreativitas Kepala SD dalam
melaksanakan pengawasan
terhadap
kegiatannya sebagai administrator
1. Kegiatan dalam pengawasan
186
di
bidang kemurldan
187
di
2. Kegiatan dalam pengawasan
bidang pengajaran
3. Kegiatan dalam pengawasan di
bidang personalia
4. Kegiatan dalam pengawasan di
peralatan pelajaran
5. Kegiatan dalam pengawasan di
bidang gedung dan perlengkapan
sekolah
6. Kegiatan
dalam pengawasan di
bidang keuangan sekolah
7. Kegiatan dalam pengawasan di
bidang hubungan sekolah
masyarakat
190
194
196
198
200
dan
202
F. Faktor-faktor yang dapat mengha
langi
Kepala Sekolah untuk men
jadi kreatif dalam kegiatannya
sebagai administrator.
G. Faktor-faktor
yang
206
dapat menun-
jang Kepala Sekolah untuk menjadi
kreatif dalam kegiatannya sebagai
administrator
BAB
V
: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
214
217
A. Kesimpulan
217
B. Rekomendasi
222
DAFTAR PUSTAKA
226
LAMPIRAN-LAMPIRAN
23°
xxiv
DAFTAR TABEL
TABEL/DIAGRAM
Halaman
1. Profil Kreativitas Kepala Sekolah dalam....
Merencanakan Kegiatannya sebagai Adminis
trator di 5 Sekolah Dasar
144
2. Profil Kreativitas Kepala Sekolah dalam....
Mengorganisasikan
Kegiatannya
Administrator di 5 Sekolah Dasar
sebagai
158
3. Proifil Kreativitas Kepala Sekolah dalam ..
Mengkoordinasikan
Kegiatannya
Administrator di 5 Sekolah Dasar
sebagai
4. Profil Kreativitas Kepala Sekolah dalam ...
Mengarahkan kegiatannya sebagai adminis
trator di 5 Sekolah Dasar
172
185
5. Profil Kreativitas kepala Sekolah dalam ...
Mengawasi Kegiatannya sebagai administrator
di 5 Sekolah Dasar
XXV
205
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Halaman
1. Kerangka Penelitian
25
2. Matrik Proses Administrasi Pendidikan
29
2. Skema Wilayah Kerja Administrasi Pendidikan
31
X X V ]
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Halaman
I.
Riwayat Hidup Penulis
230
II.
Kisi-kisi Alat Pengumpul Data
232
III.
Pedoman
Wawancara
dengan
Kepala
Sekolah
IV.
Pedoman
239
Wawancara
dengan
Majelis
Guru
245
Lembaran
Observasi
Kegiatan
Kepala
Sekolah
VI.
VII.
VIII
IX.
251
Izin Penelitian
Bandung
dari
Rektor
IKIP
258
Izin
Penelitian
dari
Pemerintah
Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat
Direktorat Sosial Politik
259
Izin
Penelitian dari
Pemerintah
Propinsi
Daerah
Tingkat I
Riau
Direktorat Sosial Politik
260
Izin
Penelitian
Propinsi
Daerah
Dinas P dan K
dari
Pemerintah
Tingkat I
Riau
261
Izin
dari
Penelitian
Pemerintah
Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru
Dinas P dan K
XI.
Surat Keterangan dari Kepala SD Neger
002 Kec. Sail
XII .
Kodya Pekanbaru
Kodya Pekanbaru..
Surat Keterangan dari Kepala SD Neger
015 Kec. Rumbai
XIV.
Kodya Pekanbaru...
!65
Surat Keterangan dari Kepala SD Neger
016 Kec. Lima Puluh Kodya Pekanbaru..
XV.
263
Surat Keterangan dari Kepala SD Neger
013 Kec. Sukajadi
XIII
262
Surat Keterangan dari Kepala SD Negeri
021 Kec.Senapelan Kodya Pekanbaru...
XXV11
266
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan di bidang pendidikan dititikberat-
kan
pada
yang
pembangunan fisik dan mental generasi muda
merupakan
meneruskan
kader-kader
perjuangan
guna
pembangunan
mewujudkan
untuk
cita-cita
bangsa Indonesia, sebagaimana tercantum dalam
pembu-
kaan Undang-undang Dasar 1945.
Sehubungan dengan itu,'berbicara tentang
pen
didikan umumnya tidak terlepas dari usaha sadar untuk
menyiapkan
ran,
peserta didik melalui bimbingan, pengaja
dan/atau latihan bagi peranannya di
masa
yang
akan datang (UU RI NO.2 Th. 1989 tentang SPN).
Dalam
peserta
manusia
didik
pendidikan di
di masa
yang
berkualitas dalam
datang
Profil
perspektif
Haluan Negara(GBHN) bersifat
seperti dikutip berikut ini
atas,
akan
Indonesia yang berkualitas.
Indonesia
Besar
rumusan
peranan
adalah
manusia
Garis-garis
multidimensial,
:
Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan
kualitas
manusia Indonesia, yaitu manusia yang
Yang Maha
berbudi pekerti luhur,
berkepribadian,
beriman
Esa,
dan bertaqwa terhadap Tuhan
mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif,
pil,berdisiplin,
bertanggung
beretos
jawab,
kerja,
dan produktif
teram-
profesional,
serta
sehat
jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga
harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal
rasa cmta
kebangsaan
tanah air, meningkatkan semangat
dan kesetiakawanan .sosial
serta
kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi
masa
depan. Iklim belajar dan mengajar yang dapat
menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar
di kalangan masyarakat terus dikembangkan agar
tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif, dan keinginan untuk maju.
Dalam
atas,
kuat,
rumusan
tujuanpendidikan
kualitas manusia mendapatkan
dan dimensi-dimensinyapun
dibandingkan
dengan
nasional
penekanan
mengalami
pada rumusan
yang
ekstensi
sebelumnya.
dalam GBHN 1988 tujuan pendidikan nasional
Jika
"hanya"
meliputi duapuluh satu dimensi, maka dalam GBHN
tercakup
di
1993
tigapuluh dimensi manusia Indonesia yang
berkualitas,
yaitu:
beriman,
bertaqwa,
berbudi
pekerti luhur, bekepribadian, mandiri, maju, tangguh,
cerdas,
kreatif,
kerja,
profesional,
sehat
kepada
terampil,
berdisiplin,
bertanggung jawab,
beretos
produktif,
jasmani, sehat rohani, jiwa patriotik,
tanah
air,
memiliki
semangat
cinta
kebangsaan,
memiliki rasa kesetiakawanan sosial, sikap menghargai
jasa para pahlawan, berorientasi masa depan,
percaya
diri, memiliki budaya belajar, kreatif, inovatif, dan
keinginan untuk maju.
Untuk
pendidikan
mencapai
formal
tujuan
atau sekolah
tersebut,
sebagai
lembaga
organisasi
kerja diselenggarakan secara sengaja, sistematis dan
terarah. Sebagai suatu wadah atau organisasi formal,
maka setiap personal, fasilitas, dan programnya harus
harus dapat menciptakan suatu sistem yang terarah
pada tujuan pendidikan bagi suatu wadah atau orga
nisasi tersebut. Proses pengendalian dan kegiatan
yang
terarah
pada
tujuan pendidikan bagi
suatu
Institusional atau sekolah, diperlukan penanganan
yang baik terhadap segala aktivitasnya. Dalam konteks
inilah administrasi pendidikan dipandang
sebagai
bagian vital dalam pendidikan yang dapat menjembatani
segala
upaya untuk mencapai
tujuan
pendidikan.
Administrasi pendidikan dalam kenyataannya semakin
tumbuh dan berkembang menjadi suatu ilmu yang berdiri
sendiri.
Penelitian-penelitian pada bidang ini ber-
jalan terus dengan pesat terutama dalam menemukan
konsep-konsep yang kemudian berkembang menjadi teori
administrasi pendidikan, atau menguji teori, konsep
yang sudah ada. Penelitian
aspek kreativitas
ini akan mencoba mengkaji
kepala sekolah dalam mengembangkan
kegiatannya sebagai administrator.
Sekolah Dasar untuk
selanjutnya
disingkat
dengan SD ialah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan
program pendidikan
bekal kemampuan
yang
dasar untuk memberikan
diperlukan bagi murid untuk
mejutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Hal ini
tentang
sebagaimana dinyatakan dalam kurikulum SD
tujuan
Instruksional
sebagai
tujuan
umum
Pendidikan di SD sebagai" berikut :
1. Mendidik murid agar menjadi manusia Indonesia
seutuhnya berdasarkan Pancasila yang mampu
membangun
dirinya
sendiri dan
ikut
ber-
tanggung jawab" terhadap pembangunan bangsa.
2. Memberikan
bagi
bekal kemampuan
yang diperlukan
murid untuk melanjutkan
tingkat yang lebih tinggi.
pendidikan
3. Memberikan bekal kemampuan dasar untuk
di
masyarakat dan mengembangkan diri
dengan
bakat,
minat,
kemampuan
ke
hidup
sesuai
dan
ling-
kungannya (Depdikbud, 1991:1).
Dalam usaha
perlukan
bangkan
mewujudkan tujuan tersebut,
kreativitas
kegiatannya
kepala sekolah dalam
sebagai
mengem
administrator.
sekolah adalah penanggung jawab tertinggi
di
Kepala
tentang
tertib pelaksanaan fungsi dan tugas-tugas pendidikan,
baik dalam rangka mencapai tujuan lembaga
pendidikan
itu sendiri, maupun dalam rangka inengarah
pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Dalam
konteks ini
aturan Pemerintah Nomor 38 tahun 1992 yang
Per-
merupakan
petunjuk operasional dari Undang-undang Nomor 2 tahun
1989, khususnya tentang tenaga kependidikan, pada Bab
XIII
pasal (31)
dijelaskan bahwa,"Tenaga kependidi
kan berkewajiban untuk berusaha mengembangkan
puan
profesionalnya sesuai dengan perkembangan
tutan ' ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
serta
kemam
tun-
pern-
bangunan bangsa". Selanjutnya pada pasal (39) ayat
(1) dijelaskan pula bahwa, "Pada sekolah dasar
terdapat kedudukan tenaga kependidikan yang meliputi
kepala sekolah, guru kelas, dan guru mata pelajaran.
Kemudian pada Bab Kemudian pada Bab VII pasal (27)
ayat (2) UUSPN dijelaskan bahwa, " Tenaga
dikan, meliputi
tenaga pendidik,
kependi
pengelola satuan
pendidikan, penilik, pengawas, pene"liti dan.
bang di bidang pendidikan,
pengem-
pustakawan,laboran,
dan
teknisi sumber belajar ".
Makna
yang
terkandung dalam UUSPN
tersebut adalah menunjukkan betapa besarnya
dan
PP
tuntutan
terhadap tenaga kependidikan sebagai pengelola satuan
pendidikan
untuk wajib berusaha mengembangkan
ke
mampuan profesionalnya. Tenaga kependidikan dalam hal
ini Kepala Sekolah Dasar wajib berusaha mengem
bangkan kemampuan profesionalnya sesuai dengan
perkembangan tuntutan ilmu pengetahuan dan
teknologi
serta pembangunan bangsa. Usaha untuk mengembangkan
kemampuan
maksudkan
profesionalnya
adalah
kreativitas
dalam hal
Kepala
ini penulis
Sekolah
itu
sendiri dalam kegiatannya sebagai administrator.
Kepala
Sekolah adalah
merupakan
satuan
pendidikan
sangat menentukan
keberhasilan
sekolahnya. la adalah
pengelolaan
terhadap
peraimpin
pendidikan
yang memegang peranan besar
meningkatkan
mutu
dan produktivitas
dalam
usaha
pendidikan
sekolahnya. Peningkatan mutu dan produktivitas
sekolah
sangat
ditentukan
sekolah
dalam
mengelola
oleh
di
suatu
kemampuan
kepala
sekolahnya secara
krea
tif. Hal ini sesuai dengan tuntutan perkembangan
dan
kemajuan begitu pesat di sektor lainnya, di mana baik
langsung
maupun
tidak
langsung
akan
berpengaruh
terhadap pendidikan.
Menghadapi berbagai tuntutan, aspirasi,
gung
jawab
sebagai pemimpin
sekolah,
bagi
kepala
bersifat
teknis
sekolah
bukan merupakan suatu yang
belaka.
Apalagi dalam melaksanakan wajib
tahun
tang-
belajar
9
pelaksanaan program pendidikan Dasar
9
yang dicanangkan oleh Pemerintah.
Dalam
tahun,
semua
lulusan SD 6 tahun
secara
"otomatis"
harus dapat ditampung di jenjang SLTP sebagai
program
dari
pendidikan
dasar
9
bagian
tahun.
Dengan
demikian, angka partisipasi lulusan SD 6 tahun
100
%.
Hal
ini
sungguh
pekerjaan
harus
berat
yang
memerlukan pengelolaan sekolah secara kreatif.
Di sekolah sebagai lembaga pendidikan
kepala
sekolah
adalah
penanggung
jawab
formal,
tertinggi
tentang fungsi dan tugas-tugas pendidikan, baik dalam
rangka
mencapai
tujuaan
lembaga
pendidikan
itu
7
sendiri,
maupun dalam •rangka mengarah pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Sebagai seorang adminis
trator, ia harus kreatif dalam perencanaan, pengorga
nisasian, pengkoordinasian, pengarahan dan pengawasan/penilaian seluruh kegiatan sekolah.
Keberhasilan -sekolah akan dipengaruhi
oleh
kemampuan kepala sekolah dalam memainkan peranannya
sebagai
unsur
terpenting dalam mengelola suatu
sekolah. Ia harus mampu menciptakan suasana kerja
yang tinggi, menyenangkan, aman dan penuh semangat.
Ia harus mampu mengembangkan staf untuk tumbuh dan
berkembang di; bawah pimpinannya. Ia harus membagi
wewenang
dalam
mengorganisir
pengambilan
semua
sumber
keputusan.
yang
Ia
harus
diperlukan
untuk
menunjang pelaksanaan kurikulum. Ia harus menilai dan
memantau
pelaksanaan kurikulum dan dapat
menentukan
tingkat keberhasilan kurikulum dan proves belajar
mengajar. Oteng Sutisna (1987,109) menjelaskan," "
Pentingnya keterlibatan para kepala sekolah yang
lebih besar dalam administrasi personil semakin
dikaui.
Pertama, perumusan kembali
peranan
kepala sekolah
dalam pembaharuan pendidikan
telah membawa kepada kesimpulan perlunya perlua-
san
kepala
sekolah sebagai
Oawab dalam mengembangkan
pman
pengajaran; dalam
dan
memperlancar
meliputi
program dan
memelihara,
kekuatan
tanggung
kepemimmemaiukan
organisasi
untuk
(1981:48), menjelaskan garis
besar
perbaikan kondisi mengajar belajar.
Castetter
8
fungsi
dan
berikut
:
tanggung jawab
kepala sekolah sebagai
a. Program pendidikan; meliputi struktur tujuan,
pelayanan kurikulum, pengajaran, pelayanan
murid, pelayanan staf dan informasi.
b. Dukungan
logistik;
meliputi
pembiayaan,
fasilitas, keamanan, pelayanan dan informasi.
c. Personil; meliputi perencanaan, rekrutman,
seleksi, penilaian, pembinaan, kesejahteraan,
perawatan dan informasi.
d. Perencanaan;
rencana
meliputi
pengembangan,
rencana proyek dan
rencana
rencana
strategis,
pelaksanaan,
informasi.
e. Hubungan eksternal; meliputi hubungan
dengan
pemerintah pusat dan daerah, hubungan
masya-
rakat dan informasi.
Dalam Peraturan Pmerintah Nomor 28 tahun 1989,
pasal
12 ayat (1) dijelaskan bahwa: "Kepala
bertanggungjawab
pendidikan,
atas
penyelenggaraan
administrasi sekolah,
Sekolah
kegiatan
pembinaan
tenaga
kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta
peraeli-
haraan sarana dan prasarana".
Bila diperhatikan materi buku "Petunjuk
nistrasi
SD" (Depdagri,1983) dan
"Pedoman
Admi
Adminis
trasi SD" (Depdikbud,1991/1992), ternyata
tugas dan
tanggungjawab
SD
yang harus diemban
kompleks. Dengan
punyai
diri
administrasi
administrasi
cukup
segala keterbatasan dan tidak
pegawai tata usaha, ia
atas
Kepala
dasar pengetahuannya
dituntut
menampilkan
luas
tentang
pendidikan, keahlian teknisnya
tentang
pendidikan,
yang
mem-
sikapnya
yang
jelas,
kemampuan
mengambil
keputusan
yang
perkataan
lain, kepala SD perlu
tepat.
Dengan
seriantiasanya
ber-
prilaku profesional. Ia hendaknya "memiliki kemampuan
administratif
yang luas, pengetahuan
dan
pemahaman
yang mendalam tentang tujuan, proses dan
yang
mendasari pendidikan secara
perbaikan
profesional yang
1982:296).
terlihat
Gaffar,
Prilaku
dalam
M.Ed
komitmen
kontinu"
profesional
DR.
mengeraukakan bahwa
kepada
(OtengSutisna,
seorang
kepemimpinannya.
yang profesional berusaha agar
teknologi
Kepala
Moh.
"seorang
SD
Fakry
pemimpin
keahlian profesional
nya raewarnai prilakunya" (1984:16).
Agar
keahlian profesional Kepala SD
prilakunya
berjalan
kreativitas
kepala
mengembangkan
kemampuan
profesional
kepala
dengan
baik,
sekolah
itu
itu
kepala sekolah itu sendiri.
tidak
diperlukan
Kreativitas
kepala sekolah berhubungan dengan keberaniannya
disebut dengan keberanian kreatif.
untuk
Kemampuan
sendiri
berkembang dengan sendirinya, akan tetapi
kreativitas
diperlukan
sendiri
profesionalnya.
sekolah
raewarnai
yang
Keberanian kreatif
ini didukung dengan keberanian dimensi lainnya, yakni
keberanian
moral,
ragawi,
keberanian
dan keberanian imani.
dikemukakan
:
sosial,
Secara
keberanian
konseptual
10
Keberanian kreatif, yaitu kemauan,
kesediaan
kesiapan, dan kemampuan untuk berlatih.mencoba!
'- m^fk
•% diri- Denaruh Perhatian sungguh
mengolah informasi, menyusun dan membentuk gagasan,
dan
akhirnya memproduksi
sesuatu dengan
arti, makna, dan kegunaan baru yang lebih bermu-
"j"1. JPa yang ada sebelumnya.. Keberanian
kreatif juga dapat berkenaan dengan segala segi
kehidupan. Dapat diringkaskan dalam tiga kolompok besar; keberanian kreatif dalam bidang ilmullmu pengetahuan, lalu keberanian kreatif dalam
berbagai
bidang seni, dan keberanian kreatif
dalam
berbagai
bidang
kerekayasaan
mekanik
ataupun manejemen ( Achmad Sanusi, 1984 : 22 ).
Penelitian yang dilaksanakan oleh A.H.
Maslow
dan Craig terhadap individu yang bermental sehat,
berhasil mengindentifikasikan beberapa ciri
yang kreatif, yakni "aktif, penuh gairah,
berdedikasi
yakini,
individu
senantiasa
terhadap segala sesuatu yang
mereka
banyak melibatkan diri dalam keterkaitan
(komitmen) dengan tugasnya" (Moh. Amien,1980:29).
Menurut Ruggiero, esensi dari kreativitas adalah
"Kemampuan
mengidentifikasikan
kebutuhan atau
tantangan dan mempertemukannya dengan sesuatu yang
imaginatif,
orisional
dan
cara
yang
efektif"
(1984:90). Menurut
beliau orang. yang kreatif,
ditandai oleh lima ciri yaitu; (1) dinamis, (2)
berani , (3) banyak akal (resour-cepul), (4) kerja
keras (hardworking), (5) bebas (independen).
Bertolak dari uraian-uraian yang dikemukakan
sebelumnya,
maka jelas bahwa aspek
kreativitas
11
kepala
sekolah dalam mengembangkan " kegiatannya
sebagai administrator merupakan aspek yang dipandang
strategis dalam meningkatkan kualitas kepemimpinannya
sebagai
pemimpin pendidikan.
kepala
sekolah
Kualitas
tersebut antara lain
keperaimpinan
dapat
pada kreativitasnya dalam mengembangkan
sebagai
administrator.
Kreativitas
dil'ihat
kegiatannya
kepala
sekolah
tersebut antara lain dapat dilihat pada sikapnya yang
dinamis,
berani,
banyak
akal,
kerja
keras,
dan
senantiasa merasakan kebebasan dalam menyampaikan ide
atau gagasan.
Namun
Negeri
dalam kenyataannya sekarang, Kepala
dalam
Wilayah
Kodya
Daerah
Tingkat
SD
II
Pekanbaru, masih ditemukan belum mengelola sekolahnya
secara profesional, walaupun sebahagian mereka
mengikuti pelatihan jabatan sebelum menjabat
telah
sebagai
Kepala SD. Hal ini mungkin disebabkan oleh Kepala
tersebut
kurang
kegiatannya
Kepala
berkreatif
dalam
mengembangkan
sebagai administrator. Apatah lagi
SD yang
sama sekali tidak
SD
pernah
bagi
mengikuti
pelatihan jabatan sebelum menjabat sebagai Kepala SD.
Hal
ini
sungguh memerlukan pengkajian
memerlukan suatu penelitian lebih lanjut.
serius yang
12
B.
Identifikasi Masalah
Usaha
profesional
untuk pembinaan pengembangan
kepala
dilaksanakan
Sekolah
oleh
Dasar
Pemerintah
kemampuan
telah
Daerah
banyak
dengan
aparaturnya sampai ke Kandepdikbud Cam. Khususnya
daerah Propinsi Riau, usaha tersebut
telah diseleng-
garakan pendidikan dan latihan terhadap calon
Sekolah
1983
Dasar yang sifatnya "inservice" sejak
yang
Tingkat
I
dimaksudkan
gelola
dalam
dilaksanakan
oleh
Pemerintah
Propinsi Riau Pekanbaru.
supaya Kepala
sekolahnya
secara
Usaha
Usaha
kenyataannya masih jauh dari yang
Kajian kualitatif dari
Kepala
tahun
Daerah
tersebut
Sekolah Dasar mampu
kreatif.
di
men-
tersebut
diharapkan.
Yuzamri Yakub, mengungkapkan
kenyataan ini sebagai berikut :
Dari hasil penelitian terungkapkan bahwa kepala
sekolah
telah banyak
mendapat.
pengalaman,
pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan
untuk diterapkan di lapangan. Namun kenyataan
penerapan atau hasil yang dicapai dalam pelaksa
naan
tugasnya di lapangan belum begitu
memuaskan. Untuk itu diperlukan sekali "komitmen" dari
mereka
sebagai
kepala
sekolah,
supaya
melaksanakan tugasnya secara efektif.
dapat
Pelatihan
jabatan yang telah diikuti merupakan modal dasar
yang cukup memberikan arti dan
makna sebagai
pengetahuan dan
keterampilan dasar,
di
mana
untuk
pengembangan
serta
penerapannya
di
lapangan diperlukan komitmen, disiplin,
keuletan, tanggung jawab yang tinggi dan
keikhlasan dari kepala sekolah bersangkutan.(
Yuzamri
Yakub, Tesis Magister Pendidikan, tahun 1992 :
211 ).
13
Hasil
Kepala
SD
kajian tersebut dilakukan hanya
yang. telah mengikuti
pelatihan
kepada
jabatan.
Menurut hemat penulis jika kajian tersebut diteruskan
kepada
para Kepala SD yang tidak
jabatan
melalui
pelatihan
tersebut, tentu menimbulkan hal yang
serupa
bahkan secara logisnya akan lebih parah lagi.
Gambaran
terpanggil
tersebut
merangsang
penulis
untuk
mencari atau menemukan faktor-faktor
apa
saja penyebab hal demikian. Menurut pendapat penulis,
usaha
yang
telah
dilaksanakan Pemda
Tingkat
Propinsi Riau tersebut merupakan suatu kemajuan
berarti..
Akan
tetapi, adanya
suatu
I
yang
kecenderungan
bahwa setelah selesainya pendidikan latihan tersebut,
Kepala
SD tidak mau berusaha atau
mengembangkan
beranggapan
pendidikan
kemampuan
bahwa
ilmu
berkreatif
profesionalnya.
yang
memadai untuk mengembangkan kemampuan
dengan
harus
tidak
perlu lagi
dilaksanakan.
kedudukan
Kepala
diperolehnya
latihan tersebut sudah cukup
jika
SD
selama
atau
sudah
profesionalnya
kreativitas
Kemudian,
untuk
lainnya
yang
ditinjau
masa
setiap Kepala SD di negara kita belum
ada
peraturan yang mengatur masa jabatan kedudukan Kepala
SD itu sendiri. Dengan tidak adanya peraturan tentang
masa
jabatan Kepala SD tersebut,
kecenderungan
bahwa
menimbulkan
Kepala SD yang
kurang
suatu
kreatif
14
dalam mengembangkan kemampuan
sfaja menduduki
jabatan
profesionalnya
terus
tersebut sampai masa
pen-
siunannya atau meninggal dunia. Hal ini menurut hemat
penulis merupakan suatu faktor yang turut
kreativitas
menentukan
Kepala SD dalam mengembangkan
kemampuan
profesionalnya: Menurut hemat penulis, jika ada
aturan yang mengatur tentang peninjauan masa
Kepala
bali
SD, umpamanya 4 s/d 5 tahun
per
jabatan
dievaluasi
kem-
apakah seorang Kepala SD terus menduduki
tannya
sebagai
Kepala
atau
kembali
jaba-
sebagai
guru
kelas, besar kemungkinan setiap Kepala SD akan
ber
usaha meningkatkan kreativitasnya dalam mengembangkan
kemampuan
profesional sebagai Kepala
SD.
Kemampuan
profesional yang dimaksudkan di sini adalah
kegiatan
Kepala Sekolah Dasar
Dalam konteks ini, apalagi bagi para Kepala SD
yang
tidak pernah sama sekali
mengikuti
pendidikan
latihan sebelumnya, tentu nasibnya akan serupa bahkan
lebih parah lagi. Untuk itulah penulis perlu mengkaji
atau
meneliti bagaimana
sendiri
dalam
kreativitas
mengembangkan
Kepala SD
kegiatannya
itu
sebagai
administrator pendidikan.
Namun,
berdasarkan
pengamatan
sementara
penulis terhadap beberapa Kepala Sekolah Dasar Negeri
yang
tidak
mengikuti
pelatihan
jabatan
calon
15
kepala
yang
sekolah sebelumnya, terdapat
perlu
kurang
beberapa
mendapat perhatian. Pertama,
mimiliki pengetahuan
kepemimpinan.
Kedua,
tentang
Kepala
SD
aspek
Kepala
SD
teori-teori
kurang
memiliki
kemauan untuk menciptakan, menggunakan, serta meraeli-
hara
saluran komunikasi yang terbuka-baik
muapun
ke
memahami
yang
luar sekolah. Ketiga,
tentang kegiatannya
ke
Kepala
sebagai
dalam
SD
kurang
administrator
mencakup; perencanaan, pengorganisasian,
koordinasian,
seluruh
pengarahan
dan
peng
pengawasan/penilaian
kegiatan pendidikan yang ada di bawah
gungjawabnya.
tentang
Keempat,
Kepala
SD
kurang
memahami
kurikulum dan supervisi pendidikan.
kurangnya
keinginan
Kepala SD
untuk
tang-
Kelima,
mengembangkan
pengetahuan yang dimilikinya khususnya tentang
admi
nistrasi pendidikan.
Lokasi
lui
SD yang kepala sekolahnya tidak
pelatihan
jabatan tersebut,
tenggah
Kotamadya
Ibukota
Propinsi Riau. Mereka
tanggungjawab
diangkat
kepala
terdepan
Daerah
berada
Tingkat
II
mempunyai
yang sama dengan para Kepala
dengan
melalui
pelatihan
di
dalam/
Pekanbaru
tugas
SD
jabatan
sekolah. Mereka sebagai
pemimpin
harus dapat melayani
kepentingan
mela
dan
yang
calon
pendidikan
berbagai
pihak, seperti ; guru, anak didik, masyarakat,
orang
tua
murid
dan atasannya. Kemudian,
sekolah terhadapnya
dan
sebagai
pendidikan,
melekat tugas sebagai
administrator
dengan
mempengaruhi,
sebagai
baik
serta
berbagai
sifatnya
kepala
pemimpin
supervisor
faktor
yang
akan
menunjang
maupun
menghambat.
C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan
identifikasi
yang
masalah
dan
masalah yang dikemukakan di atas,
maka
dijadikan
latar
belakang
permasalahan
dalam
penelitian
ini
adalah sebagai berikut : "Sejauh manakah
kreativitas
Kepala
kegiatannya
Sekolah
sebagai
dalam
administrator
Wilayah
Kotamadya
mengembangkan
pada
Daerah
Sekolah
Tingkat
Dasar
dalam
II
Pekanbaru
Secara operasional lingkup masalah
penelitian
dapat dirumuskan ke dalam pertanyaan
penelitian
Propinsi Riau"?
ini
sebagai berikut
:
1. Apakah Kepala Sekolah
kegiatannya
secara
berkaitan dengan
wulan/
tahunan
telah merencakan
kreatif
?
kegiatan-
Pertanyaan
penyusunan rencana kerja
yang
meliputi di
bidang
ini
catur-
;
(a)
Kemuridan,
Peralatan
(b)
Pengajaran, (c)
pelajaran
sekolah,
Personalia,
(e)
(d)
Gedung
dan
perlengkapan sekolah, (f) Keuangan sekolah, dan (g
Hubungan sekolah dan masyarakat.
2. Apakah Kepala Sekolah
sikan
Dasar
kegiatan-kegiatannya
telah
secara
Pertanyaan ini berkaitan dengan
struktur
mengorganisa
kreatif
penyusunan bagan
organisasi sekolah yang meliputi
;
Pembagian tugas dan tanggungjawab guru kelas,
Pembagian
?
tugas dan tanggungjawab
pengurus
(a)
(b)
BP3,
(c) Pembagian tugas dan tanggungjawab panitia PMB,
(d)
Pembagian
perpustakaan
dalam
sekolah,
kegiatan
tugas dan
3. Apakah
tugas
guru
dalam
pengelolaan
(e) Pembagian
ko-kurikuler, dan
tugas
(f)
tanggungjawab bendaharawan
Kepala Sekolah Dasar
pengarahan
terhadap
telah
yang
teknik
melaksanakan
kegiatan-kegiatan
meliputi
yang
;
(a)
membicarakan tugas dan
serta menyampaikan
peraturan
secara
digunakan
personal
berkaitan
kepala
sekolah,
Rapat/pertemuan
untuk
wewenang setiap
personal,
ketentuan-ketentuan/peraturan-
yang berlaku di sekolah, (b)
individual
Pembagian
sekolah.
sekolah secara kreatif ? Pertanyaan ini
dengan
guru
terhadap
personal
Pertemuan
mengenai
kesulitan-kesulitan/hambatan-hambatan /kekurangankekurangan yang dialami oleh setiap personal, (c)
Penataran guru-guru Sidang studi, (d)
media
komunikasi
penilik
guru di
sekolah,
sekolah dalam
dan
Pemanfaatan
(e)
pertemuan
Mengundang
dengan
majelis
sekolah.
4. Apakah
Kepala
Sekolah
kegiatan-kegiatan
telah
sekolah
mengkoordinirkan
secara
kreatif
?
Pertanyaan ini meliputi pengaturan di bidang ; (a)
Kemuridan,
(b)
Peralatan
pelajaran
perlengkapan
Pengajaran, (e)
sekolah,
Personalia,
(e)
sekolah, (f) Ketiangan
(d)
Gedung
dan
sekolah,
dan
(g) Hubungan sekolah dan masyarakat.
5. Apakah Kepala
Sekolah
telah mengawasi
kegiatan-
kegiatan
sekolah secara kreatif ? Pertanyaan
meliputi
pengawasan/penilaian
Kemuridan,
(b) Pengajaran, (c)
di
bidang
ini
; (a)
Personalia,
Peralatan
pelajaran sekolah, (e) Gedung dan
lengkapan
sekolah, (f) Keuangan sekolah, dan
(d)
per
(g)
Hubungan sekolah dan masyarakat.
6. Faktor-faktor
perbuatan
apa
saja
Kepala Sekolah
yang
dapat
yang mengandung
nilai kreatif dalam kegiatannya sebagai
trator
menghalangi
nilaiadminis
?
7. Faktor-faktor
perbuatan
apa
Kepala
saja
yang
Sekolah yang
dapat
mendukung
mengandung
nilai
kreatif dalam kegiatannya sebagai administrator ?
D. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
penelitian
strategi
ini
rumusan
bertujuan
pembinaan
untuk
atas,
menyusun
maka
suatu
rangka membantu
kepala
sekolah dasar untuk melaksanakan kegiatannya
sebagai
administrator
perlu
yang
dalam
masalah di
kreatif. Untuk
diukur, dideskripsikan dan
maksud
tersebut
dianalisis
bukti-
bukti empirik tentang :
a. Perbuatan
Kepala
Sekolah
nilai-nilai kreatif dalam
kegiatan
yang
mengandung
merencanakan
kegiatan-
sekolah, yang berkenaan dengan
rencana
kerja caturwulan/tahunan yang meliputi di
bidang
; (1) Kemuridan, (2) Pengajaran, (3) Personalia,
(4)
Peralatan pelajaran sekolah, (5)
perlengkapan
sekolah, (6) Keuangan
Gedung dan
sekolah,
dan
(7) Hubungan sekolah dan masyarakat.
b. Perbuatan
nilai
Kepala Sekolah yang
kreatif
dalam mengorganisasikan
kegiatan
sekolah,yang
struktur
organisasi
Pembagian
(2)
mengandung
berkenaan
kegiatan-
dengan
bagan
sekolah yang meliputi ; (1)
tugas dan tanggungjawab
Pembagian
nilai-
tugas dan
guru
tanggungjawab
kelas,
pengurus
BP3, (3) Pembagian tugas dan tanggungjawab panitia
PMB,
(4) Pembagian tugas guru
dalam
pengelolaan
Pustakaan sekolah, (5) Pembagian tugas guru dalam
kegiatan ko-kurikuler, dan (6) Pembagian
tugas
dan tanggungjawab bendaharawan sekolah.
c Perbuatan Kepala Sekolah yang mengandung nilainilai kreatif
dalam melaksanakan pengarahan
terhadap kegiatan-kegiatan
personal sekolah
yang
berkaitan dengan teknik yang
kepala
sekolah, yang meliputi ; (1)
digunakan
Rapat/
Pertemuan untuk membicarakan tugas dan wewenang
setiap personal, serta menyampaikan ketentuanketentuan/peraturan-peraturan yang berlaku di
sekolah, (2) Pertemuan secara indi-vidual terhadap
personal, mengenai kesulitan- kesulitan/hambatan-
hambatan/ Sekurangan-kekurangan yang dialami oleh
setiap personal, (3) Penataran guru-guru bidang
studi, (4) Pemanfaatan media komunikasi sekolah,
dan
(5)
Mengundang
penilik
sekolah
dalam
pertemuan dengan majelis guru di sekolah.
d. Perbuatan Kepala Sekolah yang mengandung nilainilai kreatif dalam mengkoordinir
kegiatankegiatan sekolah, berkenaan dengan pengaturanPengaturan di bidang ; (1) Kemuridan, (2)
Pengajaran, (3) Personalia, (4)
Peralatan
Pelajaran sekolah, (5) Gedung dan'
perlengkapan
sekolah,
(6) Keuangan sekolah, dan
(7)
Hubungan
sekolah dan masyarakat.
e. Perbuatan
Kepala Sekolah yang
nilai
Kepala
kreatif
mengandung
Sekolah
nilai-
Dasar
dalam
mengawasi kegiatan-kegiatan sekolah, yang* meliputi
di
bidang ; (1) Kemuridan,
Pengajaran,
(3)
Personalia,
(4) Peralatan pelajaran seko-lah,
(5)
Gedung
perlengkapan
dan
(2)
sekolah,
(6)
Keuangan
sekolah, dan (7) Hubungan sekolah dan masyarakat.
f. Faktor-faktor
yang
dapat
menghalangi
perbuatan
Kepala Sekolah yang mengandung nilai-nilai kreatif
dalam kegiatannya sebagai administrator.
g. Faktor-faktor
yang
dapat
mendukung
perbuatan
Kepala Sekolah yang mengandung nilai-nilai kreatif
dalam kegiatannya sebagai administrator.
E.
Manfaat Penelitian
Manfaat
katannya
penelitian
ini
yang
sifat
pende-
naturalistik kualitatif dapat dilihat
dua segi manfaat, yaitu manfaat teoritis dan
praktis,
1.
sebagai berikut
dari
manfaat
:
Segi Teorit is
Dilihat
diharapkan
dari
segi teoritis,
penelitian
dapat mengkaji daya laku beberapa
ini
konsep
atau teori yang sudah ada dan juga berusaha menemukan
beberapa
konsep untuk dikembangkan ke arah
bangan
teori
administrasi pendidikan.
dalam
upaya
pengembangan
pendidikan
yang
profesi
sekarang ini masih
pengem-
Selain
itu,
administrator
tergolong
pada
salah satu profesi yang sedang tumbuh. Penelitian ini
dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur melihat
sejauhmana
pertumbuhan
profesi
administrator
pendidikan.
1. Segi Praktis
Manfaat
hasil penelitian ini secara
praktis,
pertama sebagai raasukan dan sumbangan terhadap Kepala
Sekolah
Dasar
dalam
penyempurnaan
dan
perbaikan
kegiatannya
sebagai
Yang
adalah sebagai masukan
kedua
administrator
secara
bagi
kreatif.
Pemerintah
Daerah Tingkat I Riau, khususnya Dinas P dan K Dati I
Riau
sebagai
pengelolaan
pelaksanaan
penanggungjawab
Sekolah
Dasar
teknis
administratif
untuk
penyempurnaan
dan pengembangan pelatihan jabatan
bagi
calon Kepala Sekolah Dasar di Propinsi Riau pada masa
yang
akan
Penilik
datang.
Sekolah
Ketiga,
(PS)
sebagai
dan
atasan
masukan
lainnya
bagi
dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembinaan
yang
diberikan
deskripsi
terhadap
serta
Kepala
analisis
yang
digunakan oleh sekolah, atau atasan
informasi
aktual
dalam menyusun
atau pengembangan proses
F. Kerangka
dan
dapat
sekolah sebagai
kebijakan
sekolah
administratif di sekolah.
penelitian, merupakan jalan
ditempuh dalam penelitian berdasarkan
lahan,
ini
diperoleh
Keempat,
Penelitian
Kerangka
yang
Sekolah.
tujuan yang telah
menunjukkan
dirumuskan.
: Kegiatan. Kepala
Sekolah
pikiran
permasa
Kerangka
sebagai
administrator harus melaksanakan kegiatan-kegiatannya
seperti ; perencanaan, pengorganisasian,
nasian, pengarahan dan pengawasan.
pengkoordi
Sasaran kegiatan-
24
kegiatan
tersebut adalah kreativitas kepala
dalam : merencanakan kegiatan-kegiatannya,
nisasikan
kegiatan-kegiatan
kegiatan-kegiatan
sekolah,
sekolah,
sekolah
mengorga
mengkoordinir
memberikan
pengarahan
terhadap tugas dan tanggungjawab personal sekolah dan
mengawasi kegiatan-kegiatan sekolah ( meliputi penga
jaran,
kemuridan,
sekolah,
personal,
peralatan
gedung dan perlengkapan
sekolah,
pelajaran
keuangan
sekolah dan hubungan sekolah dan masyarakat ).
Kreativitas
kesemua sasaran tersebut di
atas
ditujukan untuk mengembangkan kegiatan Kepala Sekolah
sebagai administrator pendidikan di Sekolah Dasar.
Kerangka
penelitian dimaksud disajikan
bentuk gambar sebagai berikut :
dalam
{m+«*t.
+
+
J2L
Menyusun Prograi Kerja caw/thn bidang
ADMINISTRASI
SEKOLAH
a. Keiuridan
DASAR
b. Pengajaran
c. Personalia
MERENCANA
d. Peralatan/pelajaran sekolah
KAN
d. Gedung dan perlengkapan sekolah
e. Keuangan sekolah
f. Hubungan sekolah dan Hsyarakat
Hesbuat bagan strukt.org.sek.ieliputi :
a. Petb.tugas dan tg.jawab guru kelas
MEN60RGANISASIKAN
b. Peib.tugas dan tg.jawab pengurus PB3
c. Petb.tugas dan tg.jawab panitia PUB
d. Peib.tugas dan tg.jawab bendaharawan
Peib.tugas guru pengl.perpustakaan
f. Peib.tugas guru kegt.ko-kurikuler
xz
JL
MENGEM
BANGKAN
KEGIATAN
KEGIATAN KA SD
SEBAGAI
ADMINISTRATOR
yt
KREATIVITAS
MENGARAHKAN
a. Pengadaan rapat/perteiuan dinas
b. Pengadaan perteiuan individual
c. Penataran guru bidang studi
e. Mengundang Penilik Sekolah
"1
PENDIDIKAN
t
Pengaturan-pengaturan di bidang
SEKOLAH
a. Keiuridan
DASAR
b. Pengajaran
t
c.
:. Personalia
t
'. Peralatan peiajara!
d.
pelajaran sekolah
t
e. Gedung dan perlengi
perlengkapan sekolah
kittt
f. "Keuangan sekolah
*
g. Hubungan sekolah dan tasyarakat
NON KREATIF
PUT
Mengawasi kegiatan di bidang :
IN
a. Keiuridan
b. Pengajaran
MENGAWASI
terangan :
c. Fersonalia
d. Peralatan pelajaran sekolah
e. Gedung dan perleng' apan sekolah
isure/Put in = Ukuran tengerja
f. Keuangan sekolah
kan
g. Hubungan sekolah dan tasyarakat
•++ garis feek back
tl garis hasil kegiatan
ADMINIS
TRATOR
MEASURE
KREATIF
SEBAGAI
d. Peianfaatan ledia koiunikasi
t
*
NYA
"-
= garis ukuran kegiatan
— garis ruang lingkup penelitian
Gaibar 1 : Kerangka Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada Bab III
Metodologi Penelitian
ini,
berturut-turut diuraikan tentang : Metode Penelitian,
Sampel
Penelitian,
Prosedur Analisis Data,
dan
Signifikansi Hasil Penelitian.
A. Metode Penelitian
Seperti
dijelaskan
pada bab I bahwa
tujuan
pokok dari penelitian ini adalah mendeskripsikan
dan
menganalisis kreativitas Kepala Sekolah dalam mengem
bangkan kegiatannya sebagai administrator pada
Seko
lah Dasar dalam Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat
Pekanbaru
Propinsi Riau. Dengan kata lain
bertujuan
untuk memperoleh pemahaman dan pengertian
suatu
peristiwa atau perilaku manusia yang
sebagai administrator pendidikan dalam
II
tentang
berperan
mengembangkan
kegiatannya pada Sekolah Dasar tersebut. Untuk menca
pai
tujuan semacam itu, maka penelitian
ini
paling
cocok menggunakan pendekatan kualitatif ( lihat
dan
Reichardt,
1982:10); atau Bogdan
dan
Cook
Biklem,
1982:31).
Penelitian
metode
kualitatif sering disebut
dengan
etnografik, metode fenomenologis atau
metode
naturalistik. Metode penelitian semacam ini mempunyai
110
Ill
lima karakteristik utama yang dijadikan acuan
bagi
seluruh proses penelitian ini. Kelima karakteristik
yang dimaksudkan di sini adalah sebagaimana yang
dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen
(1982:27-28)
sebagai berikut :
1. Qualitative research has the natural setting
as
he direct source of data and the
resear
cher is the key instrument.
2. Qualitative research is decriptive
3. Qualitative
process
reaserch are concerned
rather than simply with outcomes
with
or
products.
4. Qualitative researchers tend to analyze their
data inductively.
5. Meaning is of essential concern to the quali
tative approch.
Dengan
karakteristik
pertama,
peneliti
sendiri menggali data atau informasi secara langsung
dari nara sumber yang representatif tanpa memberikan
suatu "perlakuan" seperti pada penelitian eksperimen.
Maksud pendekatan semacam ini
adalah agar dapat
diperoleh suatu gambaran tentang fenomena
peranan
seseorang dalam
Karakteristik ini
pengembangan
perilaku
kegiatannya.
menempatkan peneliti
sebagai
instrumen utama dalam penelitian kualitatif. Rasional
dari
karakteristik ini adalah karena manusi
a
(peneliti)
mempunyai adaptabilitas yang
senantiasa dapat
yang
menyesuaikan diri
dengan
tinggi,
situasi
berubah-ubah, dan dapat senantiasa memperhalus
pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh data
yang
112
terinci dan mendalam sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. (Nasution, 1988, 1988:54-55).
Karakteristik kedua, mengisyaratkan bahwa data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini lebih cenderung
dalam. bentuk kata-kata daripada angka-angka, dan
hasil
analisisnyapun berupa uraian (Miles dan
Huberman,
1984:15).
Jadi
laporan
penelitian
kualitatif kaya dengan deskripsi dan penjelasan
tentang aspek-aspek masalah yang menjadi fokus pene
litian. Namun demikian bukan berarti bahwa dalam
penelitian kualitatif sama sekali bebas dari laporan
yang berbentuk angka-angka tadi.
Karakteristik ketiga, menunjukkan bahwa pen
gambilan sampel harus disesuaikan dengan
tujuan
penelitian. Dengan demikian jumlah sampel tergantung
pada pertimbangan kelengkapan informasi
yang
diperlukan. Dalam hal ini Nasution (1988: 32-33)
menjelaskan
bahwa
untuk
memperoleh
informasi
tertentu, sampling dapat diteruskan sampai dicapai
taraf
"redundancy", ketuntasan atau kejenuhan,
artinya
selanjutnya
bahwa
dengan
boleh dikatakan
menggunakan
tidak
responden
lagi diperoleh
tambahan informan bar