STUDI TENTANG KREATIVITAS KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KEGIATANNYA SEBAGAI ADMINISTRATOR PADA SEKOLAH DASAR DALAM WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU PROPINSI RIAU.

STUDI TENTANG KREATIVITAS KEPALA SEKOLAH DALAIVI
MENGEMBANGKAN KEGIATANNYA SEBAGAI ADMINISTRATOR
PADA SEKOLAH DASAR DALAM WILAYAH KOTAMADYA
DAERAH TINGKAT II PEKANBARU PROPINSI RIAU

T E S

I S

Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
Untuk Memenuhi Persyaratan Menempuh Ujian
Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

ADDAURI
9232014


PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1995

\
/
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

PROF. DR. H. ACHlvlAD SANUSI, SH. MPA.

Pembimbing I

PROF. DR. H. SUPANDI K

Pembimbing II

PROGRAM PASCA SARJANA


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 9

5

MENGETAHUI :

KOORDINATOR BDDANG STUDI ADMINISTRASI PENDIDDCAN
FAKULTAS PASCASARJANA IKIP BANDUNG

PROF. DR. H. ACHMAD SANUSI, SH. MPA

ABSTRAK

ini diberi judul : "Studi

Penelitian
Kreativitas


Kepala

Sekolah

Dalam

Tentang

Mengembangkan

Kegiatannya Sebagai Administrator Pada Sekolah

Dalam

Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II

Propinsi
obyek

Riau".


Dari judul tersebut,

penelitian

disini adalah

Pekanbaru

yang

tidak

khususnya Kepala Sekolah

mengikuti pelatihan jabatan calon

dalam

pengarahan,


perencanaan,

pengkoordinasian

Kepala
sebagai

Dasar
Kepala

Fungsi Kepala Sekolah sebagai administrator
kegiatan

menjadi

kreativitas

Sekolah Dasar dalam melaksanakan kegiatannya
administrator,


Dasar

yang
SD.

mencakup

pengorganisasian,
dan

pengawasan.

Kreativitas Kepala Sekolah dalam kegiatan inilah yang
menjadi fokus penelitiannya.
Permasalahan yang

jawabnya

melalui


ingin dicari atau

studi

ini

kreativitas Kepala Sekolah Dasar
kegiatannya

permasalahan
penelitian,

dalam

sebagai

adalah

ditemukan


sejauhmana

dalam mengembangkan

administrator.

Rumusan

itu diuraikan atas beberapa

pertanyaan

yaitu mengenai

kegiatan

;

kreativitas Kepala Sekolah


perencanaan,

xv

pengorganisasian,

pengarahan,

hal-hal

pengawasan

serta

yang dapat menghalangi Kepala Sekolah

untuk

menjadi


pengkoordinasian

kreatif

dan

dalam

kegiatannya

sebagai

administrator.

Studi
(natural

ini dilakukan dalam situasi yang
setting)


naturalistik.

kualitatif,
prilaku

Data

yaitu

dan

yang

lansung

tanpa

perlakuan

menggunakan

Pengumpulan

dari para

melalui

bersifat

tindakan
data

responden

(treatment).

diperoleh

metode

dikumpulkan

berupa kata-kata,

dokumen.

secara

(primer)

dengan

wajar

dilakukan

atau

informan

data

Sumber

sumber

atau

utama

pertama,

yaitu

Kepala Sekolah. Selain itu data juga dikumpulkan dari
sumber

kedua,

penilik

yaitu

sekolah

pengumpulan

data

guru, pengurus

(PS). Teknik yang
adalah

wawancara,

BP

3

SD

digunakan

dan

dalam

observasi

dan

studi dokumentasi.

Untuk

memberikan

makna

terhadap

data

informasi yang telah dikumpulkan, dilakukan

analisis

dan interpretasi. Kegian ini dilakukan secara
menerus

dan

semenjak awal data dikumpulkan sampai

terusakhir

penelitian. Analisis dan interpretasi atau penafsiran
ini dilakukan dengan merujuk kepada landasan teoritis

yang

berhubungan

dengan
xv i

masalah

penelitian

dan

berdasarkan consensus jugment.

Temuan

adalah

yang diperoleh melalui penelitian

secara

umum dapat
merencanakan

dikatakan
dan

bahwa

ini

Kepala

Sekolah

belum

mengorganisasikan

kegiatan

sekolah secara kreatif. Akan tetapi,

dalam

kegiatan pengkoordinasian, pengarahan dan

pengawasan

d'inilai

pcm»iititf.ft

itti

sudah kreatif. Selaitt iti4„ fiiaiaw

juga

menghalangi

adalah
usaha

difcemuksti bahws faktor-f aktor
Kepala Sekolah

untuk

yang

menjadi

dapat
kreatif

; (a) Organisasi/sekolah ( belum adanya
dan

wakil kepala sekolah secara

resmi

sekolah dasar serta kepala sekolah terlalu

tata
untuk

cenderung

berperilaku birokratik yang terlalu kuat), (b) Priba-

di

Kepala Sekolah ( belum memiliki

keberanian

yang

imani ), (c) Kesehatan Kepala Sekolah yang

terganggu

(sering

Pembinaan

(belum

sakit-sakitan),

ada

dan

(d)

sangsi, kurang spesifik

Sisten

peraturan

mengatur terhadap Kepala Sekolah yang belum

yang

kreatif,

dan kurangnya kerjasama para atasan yang bertanggungjawab langsung terhadap pengelolaan pendidikan di
serta aparatur pemerintah lainnya, seperti ;

Sekolah

dan

Penilik

(PS), Kepala Kandep Dikbud, Kepala Dinas

K, Camat dan unsur yang

terkait seperti

SD

P

peran

serta Lurah dan masyarakat). Faktor-f akt;-,r yang dapat

xvi i

menunjang

Kepala

Sekolah

untuk

menjadi

kreatif

menjadi kreatif adalah; (a) Usaha Kepala Sekolah

sendiri

untuk mengembangkan

administrasi
untuk

memanfaatkan

Kepala
sonal

pendidikan,

Sekolah
(KKKS,

pendidikan

(b) Usaha

tentang

Kepala

profesi,

organisasi

Sekolah

(c)

Usaha

memanfaatkan wadah pembinaan

PKG, dan KKG),

dan

pengetahuannya

dan

latihan untuk

(d)

Kepala

itu

profe-

Dilaksanakan
Sekolah

itu

sendiri.

Hasil

penelitian

rekomendasi

terhadap

ini

melahirkan

berbagai

pihak,

beberapa

baik

yang

langsung dengan Kepala Sekolah, maupun kepada pejabat
atau

aparat yang bertanggungjawab dalam

pendidikan,
adalah

khususnya Sekolah Dasar.

pengelolaan

Rekomendasi

itu

:

(1) Bagi Kepala Sekolah Dasar; (a)

"komitmen"

sekali

dari

Kepala

Diperlukan

Sekolah

sebagai

administrator, supaya dapat melaksanakan

kegiatannya

secara

perencanaan

dan

kreatif,

pengorganisasian, (b) Kepala Sekolah perlu

ciptakan
kerja

terutama terhadap aspek

suasana

sama

tanggungjawab

yang kondusif,

semua personil dapat

di

mana

diciptakan

dan hubungan manusiawi

yang

men-

disiplin
dengan
harmonis

dalam suasana kekeluargaan terhadap personil sekolah,

xvi 11

terutama

bagi guru/wakil Kepala Sekolah

yang

telah

mengikuti pelatihan jaba.tan calon Kepala SD dan guruguru yang sudah mengikuti perkuliahan (sarjana),

Kepala

Sekolah

perlu berpandangan

dan

berpersepsi

serta memahami tentang pendidikan sedara luas,

pendidikan

dalam proses perkembangannya

oleh

berbagai perkembangan dan perubahan

luar

sektor

Sekolah

auatu

pendidikan

itu

sendiri,

bahwa

dipengaruhi
sosial

(d)

perlu memperhatikan atau mencegah

fl*-i«nttt«i

(c)

birakrasi yang terlalu

di

Kepala
timbulnya

kuat

dalam

kegiatannya sebagai administrator, (e) Kepala Sekolah
perlu

memiliki keberanian imani

dalam

melaksanakan

kegiatannya sebagai dministrator, (f) Kepala
perlu

berusaha

tentang

untuk

mengembangkan

pengetahuannya

administrasi pendidikan dengan cara

sendiri,

konsultasi

Pendidikan,

dengan

khususnya

Magister

Sekolah

belajar

beberapa

Magister

Pendidikan

studi administrasi pendidikan yang ada di

bidang

lingkungan

Depdikbud dan Dinas P dan K Propinsi Riau, (g) Kepala
Sekolah

perlu

pembinaan

berusaha

profesional

untuk

seperti;

organisasi profesi seperti;

memanfaatkan

KKKS,

KKG,

gungjawab dalan. pengelolaan pendidikan,

dan

bertang

khususnya

Sekolah dasar adalah ; (a) Perlu dilakukan

1 x

PKG

PGRI dan ISPI>.

(2) Bagi penjabat atau aparatur yang

x

wadah

di

pemenahan

terhadap struktur personil di Sekolah Dasar,
berupa

pegawai tata usaha dan wakil

secara

resmi,

kepala

sekolah

(b) Diperlukan pendidikan dan

latihan

bagi Kepala Sekolah
jabatan

terutama

calon

yang tidak mengikuti

Kepala

SD

sebelumnya,

pelatihan
(c)

selayaknya dapat diberlakukan suatu sistem

dengan

menerapkan

Kepala

Sekolah,

peraturan mengenai
(d)

Diperlukan

Sudah

pembinaan

masa

usaha

jabatan

organisasi

pro-fesi ( PGRI dan ISP ) dan wadah pembinaan

profe-

sional (KKKS,KKG,PKG) untuk ikut berpartisipasi aktif

dalam

usaha

terutama

Dasar,

meningkatkan

dalam

hal

hukum dan kebijakan
sentralistis

Sekolah,
jawab

khususnya

dilakukan

bagaimana semua aturan,

ketentuan

struktural birokrasi
harus

dilaksanakan

P

(PS),

dan

K,

Kepala

camat

Kantor

dan

bertanggung

: Penilik

Depdikbud,

Kepala

sebagainya,

berpartisipasi aktif turun ke

sekolah untuk

atau

Sekolah

bersama-sama

mewujudkan

Kepala

kegiatannya

lebih bermakna.

xx

sebagai

Kepala

pendidikan

seperti

lain

pendidikan
oleh

yang

dalam pengelolaan

aparatur pemerintah lainnya,

lah

Sekolah

yang

akan tetapi para atasan

langsung

anggotanya,

Kepala

dan (e) Diperlukan pembinaan

bukan saja supaya

yang

ini

kreativitas

serta
Seko

Dinas

diperlukan
membantu

dalam

administrator

usaha

yang

DAFTAR

ISI

Halaman

Halaman Persetujuan dan Pengesahan Pembimbing.

i

Halaman Persetujuan dan Pengesahan Koordinator

Bidang Studi Administrasi Pendidikan

ii

Halaman Motto

iii

Kata Pengantar

iv

Ucapan Terima Kasih

ix

Abstrak

xv

Daftar

Isi

xx

Daftar Tabel

**v

Daftar Gambar

xxvi

xxvii

Daftar Lampiran

BAB I

: PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Identifikasi Masalah
C.

Rumusan Masalah dan

Penelitian

12
Pertanyaan

16

D. Tujuan Penelitian

19

E. Manfaat Penelitian

21

F. K>' rangka

^3

Penelitian

xx

BAB II

: KREATIVITAS KEPALA

SEKOLAH

SEBAGAI

ADMINISTRATOR

A.

Beberapa

Konsep

Administrasi

Pendidikan

26

B.

Peran

Administrator Pendidikan...

32

C.

Sekolah dan Kekepalasekolahan....

52

D. Beberapa Konsep Dasar Kreativitas

54

E.

F.

G.

Hal-hal Yang Dapat

Menghalangi
Seseorang Untuk Menjadi Kreatif..

65

Konsep-konsep Dasar Perilaku
Organisasi

69

Kreativitas Kepala Sekolah

Dalam

Kegiatannya Sebagai Administrator.

a.

Kepala Sekolah Dalam

Kegiatan

Perencanaan

b.

84

Kepala Sekolah Dalam
Pengorganisasian

Kegiatan

c. Kepala Sekolah Dalam

Kegiatan

88

Pengarahan
d.

Kepala Sekolah Dalam

90
Kegiatan

Pengkoordinasian
e.

Kepala Sekolah Dalam

92
Kegiatan

Pengawasan

BAB III

H.

Hasil Penelitian Sebelumnya

I.

Rangkuman Tinjauan Teoritis
Hasil Penelitian Sebelumnya

: PROSEDUR PENELITIAN

79

95

100

dan
104

110

A.

Metode

Penelitian

110

B.

Sampel Penelitian

112

C.

Teknik Pengumpulan Data

114

xx i

BAB IV :

D. Pelaksanaan Penelitian

115

E. Prosedur Analisis Data

118

F.

120

Signifikansi Hasil Penelitian....

TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN

125

A. Kreativitas Kepala Sekolah dalam
merencanakan kegiatannya sebagai
administrator

126

1. Penyusunan rencana kerja catur
wulan/tahunan

127

2.. Kegiatan dalam merencanakan di
bidang kemuridan
3. Kegiatan dalam merencanakan di
bidang pengajaran
4. Kegiatan dalam merencanakan di
bidang personalia
5. Kegiatan dalam merencanakan di
bidang peralatan pelajaran....
6. Kegiatan dalam merencanakan di
bidang gedung dan perlengkapan
sekolah

7.
8.

Kreativitas Kepala Sekolah

131
134

136

138

Kegiatan dalam merencanakan di
bidang keuangan sekolah
Kegiatan dalam merencanakan di
bidang hubungan sekolah
dan
masyarakat

B.

129

139

141

dalam

mengorganisasikan
kegiatannya
sebagai administrator

145

1. Penyusunan struktur organisasi
sekolah

146

2. Kegiatan dalam pembagian tugas
dan tanggungjawab guru kelas..

147

3. Kegiatan dalam pembagian tugas
dan tanggungjawab pengurus BP3
sekolah

150

4. Kegiatan dalam pembagian tugas
dan tanggungjawab
kepanitiaan
penerimaan murid baru

XX11

152

5. Kegiatan dalam pembagian tugas
dan tanggungjawab guru
dalam
pengelolaan
perpustakaan
sekolah

154

6. Kegiatan dalam pembagian tugas
dan tanggungjawab bendaharawan
sekolah

C.

156

Kreativitas Kepala Sekolah
dalam
mengkoordinasikan
kegiatannya
sebagai administrator

1. Kegiatan dalam pengaturan

di

bidang kemuridan

2. Kegiatan dalam
3.
4.

5.

160

pengaturan

di

bidang pengajaran
Kegiatan dalam
pengaturan
di
bidang personalia
Kegiatan dalam
pengaturan
di
bidang peralatan
pengajaran

164

sekolah

165

sekolah

D.

161

Kegiatan dalam
pengaturan
di
bidang gedung dan perlengkapan

6. Kegiatan dalam
7.

159

166

pengaturan

di

bidang keuangan sekolah
Kegiatan dalam
pengaturan
di
bidang hubungan
sekolah
dan
masyarakat

168

169

Kreativitas Kepala Sekolah
dalam
mengarahkan kegiatannya
sebagai
administrator

1.

2.

Kegiatan
dalam
menjelaskan
tugas dan
tanggungjawab
guru
kelas
pada
rapat/pertemuan
dengan majelis guru
Kegiatan dalam pengadaan
pertemuan individual dengan
guru
kelas

3.

173

174

177

Kegiatan
pengadaan
penataran
guru-guru setipa bidang studinya

178

4. Kegiatan
dalam
pengarahan
dengan memanfaatkan media komu
nikasi
xxiii

181

5. Kegiatan
dalam
pengarahan
dengan
mengundang
Penilik
Sekolah (PS)

denga

dalam

pertemuan

majelis guru

!83

E. Kreativitas Kepala SD dalam
melaksanakan pengawasan
terhadap

kegiatannya sebagai administrator
1. Kegiatan dalam pengawasan

186

di

bidang kemurldan

187

di
2. Kegiatan dalam pengawasan
bidang pengajaran
3. Kegiatan dalam pengawasan di
bidang personalia
4. Kegiatan dalam pengawasan di
peralatan pelajaran
5. Kegiatan dalam pengawasan di
bidang gedung dan perlengkapan
sekolah
6. Kegiatan
dalam pengawasan di
bidang keuangan sekolah
7. Kegiatan dalam pengawasan di
bidang hubungan sekolah
masyarakat

190
194
196

198
200

dan
202

F. Faktor-faktor yang dapat mengha
langi
Kepala Sekolah untuk men
jadi kreatif dalam kegiatannya
sebagai administrator.

G. Faktor-faktor

yang

206

dapat menun-

jang Kepala Sekolah untuk menjadi

kreatif dalam kegiatannya sebagai
administrator

BAB

V

: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

214

217

A. Kesimpulan

217

B. Rekomendasi

222

DAFTAR PUSTAKA

226

LAMPIRAN-LAMPIRAN

23°

xxiv

DAFTAR TABEL

TABEL/DIAGRAM

Halaman

1. Profil Kreativitas Kepala Sekolah dalam....
Merencanakan Kegiatannya sebagai Adminis
trator di 5 Sekolah Dasar

144

2. Profil Kreativitas Kepala Sekolah dalam....

Mengorganisasikan
Kegiatannya
Administrator di 5 Sekolah Dasar

sebagai
158

3. Proifil Kreativitas Kepala Sekolah dalam ..

Mengkoordinasikan
Kegiatannya
Administrator di 5 Sekolah Dasar

sebagai

4. Profil Kreativitas Kepala Sekolah dalam ...
Mengarahkan kegiatannya sebagai adminis
trator di 5 Sekolah Dasar

172

185

5. Profil Kreativitas kepala Sekolah dalam ...
Mengawasi Kegiatannya sebagai administrator
di 5 Sekolah Dasar

XXV

205

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

Halaman

1. Kerangka Penelitian

25

2. Matrik Proses Administrasi Pendidikan

29

2. Skema Wilayah Kerja Administrasi Pendidikan
31

X X V ]

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

Halaman

I.

Riwayat Hidup Penulis

230

II.

Kisi-kisi Alat Pengumpul Data

232

III.

Pedoman

Wawancara

dengan

Kepala

Sekolah
IV.

Pedoman

239

Wawancara

dengan

Majelis

Guru

245

Lembaran

Observasi

Kegiatan

Kepala

Sekolah
VI.

VII.

VIII

IX.

251

Izin Penelitian
Bandung

dari

Rektor

IKIP
258

Izin
Penelitian
dari
Pemerintah
Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat
Direktorat Sosial Politik

259

Izin
Penelitian dari
Pemerintah
Propinsi
Daerah
Tingkat I
Riau
Direktorat Sosial Politik

260

Izin
Penelitian
Propinsi
Daerah
Dinas P dan K

dari
Pemerintah
Tingkat I
Riau
261

Izin

dari

Penelitian

Pemerintah

Kotamadya Daerah Tingkat II Pekanbaru
Dinas P dan K
XI.

Surat Keterangan dari Kepala SD Neger
002 Kec. Sail

XII .

Kodya Pekanbaru

Kodya Pekanbaru..

Surat Keterangan dari Kepala SD Neger
015 Kec. Rumbai

XIV.

Kodya Pekanbaru...

!65

Surat Keterangan dari Kepala SD Neger
016 Kec. Lima Puluh Kodya Pekanbaru..

XV.

263

Surat Keterangan dari Kepala SD Neger
013 Kec. Sukajadi

XIII

262

Surat Keterangan dari Kepala SD Negeri
021 Kec.Senapelan Kodya Pekanbaru...
XXV11

266

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan di bidang pendidikan dititikberat-

kan

pada

yang

pembangunan fisik dan mental generasi muda

merupakan

meneruskan

kader-kader

perjuangan

guna

pembangunan

mewujudkan

untuk

cita-cita

bangsa Indonesia, sebagaimana tercantum dalam

pembu-

kaan Undang-undang Dasar 1945.

Sehubungan dengan itu,'berbicara tentang

pen

didikan umumnya tidak terlepas dari usaha sadar untuk

menyiapkan

ran,

peserta didik melalui bimbingan, pengaja

dan/atau latihan bagi peranannya di

masa

yang

akan datang (UU RI NO.2 Th. 1989 tentang SPN).
Dalam
peserta
manusia

didik

pendidikan di

di masa

yang

berkualitas dalam

datang
Profil

perspektif

Haluan Negara(GBHN) bersifat

seperti dikutip berikut ini

atas,

akan

Indonesia yang berkualitas.

Indonesia

Besar

rumusan

peranan
adalah
manusia

Garis-garis

multidimensial,

:

Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan

kualitas

manusia Indonesia, yaitu manusia yang
Yang Maha
berbudi pekerti luhur,
berkepribadian,

beriman

Esa,

dan bertaqwa terhadap Tuhan

mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif,

pil,berdisiplin,
bertanggung

beretos

jawab,

kerja,

dan produktif

teram-

profesional,
serta

sehat

jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga
harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal
rasa cmta
kebangsaan

tanah air, meningkatkan semangat
dan kesetiakawanan .sosial
serta

kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi

masa

depan. Iklim belajar dan mengajar yang dapat
menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar
di kalangan masyarakat terus dikembangkan agar
tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif, dan keinginan untuk maju.

Dalam

atas,
kuat,

rumusan

tujuanpendidikan

kualitas manusia mendapatkan
dan dimensi-dimensinyapun

dibandingkan

dengan

nasional

penekanan

mengalami

pada rumusan

yang

ekstensi

sebelumnya.

dalam GBHN 1988 tujuan pendidikan nasional

Jika

"hanya"

meliputi duapuluh satu dimensi, maka dalam GBHN

tercakup

di

1993

tigapuluh dimensi manusia Indonesia yang

berkualitas,

yaitu:

beriman,

bertaqwa,

berbudi

pekerti luhur, bekepribadian, mandiri, maju, tangguh,
cerdas,

kreatif,

kerja,

profesional,

sehat

kepada

terampil,

berdisiplin,

bertanggung jawab,

beretos

produktif,

jasmani, sehat rohani, jiwa patriotik,

tanah

air,

memiliki

semangat

cinta

kebangsaan,

memiliki rasa kesetiakawanan sosial, sikap menghargai

jasa para pahlawan, berorientasi masa depan,

percaya

diri, memiliki budaya belajar, kreatif, inovatif, dan
keinginan untuk maju.

Untuk
pendidikan

mencapai
formal

tujuan

atau sekolah

tersebut,
sebagai

lembaga

organisasi

kerja diselenggarakan secara sengaja, sistematis dan
terarah. Sebagai suatu wadah atau organisasi formal,
maka setiap personal, fasilitas, dan programnya harus
harus dapat menciptakan suatu sistem yang terarah
pada tujuan pendidikan bagi suatu wadah atau orga
nisasi tersebut. Proses pengendalian dan kegiatan
yang

terarah

pada

tujuan pendidikan bagi

suatu

Institusional atau sekolah, diperlukan penanganan
yang baik terhadap segala aktivitasnya. Dalam konteks

inilah administrasi pendidikan dipandang

sebagai

bagian vital dalam pendidikan yang dapat menjembatani
segala

upaya untuk mencapai

tujuan

pendidikan.

Administrasi pendidikan dalam kenyataannya semakin
tumbuh dan berkembang menjadi suatu ilmu yang berdiri
sendiri.

Penelitian-penelitian pada bidang ini ber-

jalan terus dengan pesat terutama dalam menemukan
konsep-konsep yang kemudian berkembang menjadi teori
administrasi pendidikan, atau menguji teori, konsep
yang sudah ada. Penelitian

aspek kreativitas

ini akan mencoba mengkaji

kepala sekolah dalam mengembangkan

kegiatannya sebagai administrator.

Sekolah Dasar untuk

selanjutnya

disingkat

dengan SD ialah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan

program pendidikan

bekal kemampuan

yang

dasar untuk memberikan

diperlukan bagi murid untuk

mejutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Hal ini
tentang

sebagaimana dinyatakan dalam kurikulum SD
tujuan

Instruksional

sebagai

tujuan

umum

Pendidikan di SD sebagai" berikut :

1. Mendidik murid agar menjadi manusia Indonesia
seutuhnya berdasarkan Pancasila yang mampu
membangun

dirinya

sendiri dan

ikut

ber-

tanggung jawab" terhadap pembangunan bangsa.

2. Memberikan
bagi

bekal kemampuan

yang diperlukan

murid untuk melanjutkan

tingkat yang lebih tinggi.

pendidikan

3. Memberikan bekal kemampuan dasar untuk
di

masyarakat dan mengembangkan diri

dengan

bakat,

minat,

kemampuan

ke

hidup
sesuai

dan

ling-

kungannya (Depdikbud, 1991:1).

Dalam usaha

perlukan

bangkan

mewujudkan tujuan tersebut,

kreativitas

kegiatannya

kepala sekolah dalam

sebagai

mengem

administrator.

sekolah adalah penanggung jawab tertinggi

di

Kepala
tentang

tertib pelaksanaan fungsi dan tugas-tugas pendidikan,
baik dalam rangka mencapai tujuan lembaga

pendidikan

itu sendiri, maupun dalam rangka inengarah

pencapaian

tujuan pendidikan nasional. Dalam

konteks ini

aturan Pemerintah Nomor 38 tahun 1992 yang

Per-

merupakan

petunjuk operasional dari Undang-undang Nomor 2 tahun

1989, khususnya tentang tenaga kependidikan, pada Bab

XIII

pasal (31)

dijelaskan bahwa,"Tenaga kependidi

kan berkewajiban untuk berusaha mengembangkan
puan

profesionalnya sesuai dengan perkembangan

tutan ' ilmu

pengetahuan

dan

teknologi

serta

kemam
tun-

pern-

bangunan bangsa". Selanjutnya pada pasal (39) ayat
(1) dijelaskan pula bahwa, "Pada sekolah dasar
terdapat kedudukan tenaga kependidikan yang meliputi
kepala sekolah, guru kelas, dan guru mata pelajaran.
Kemudian pada Bab Kemudian pada Bab VII pasal (27)
ayat (2) UUSPN dijelaskan bahwa, " Tenaga
dikan, meliputi

tenaga pendidik,

kependi

pengelola satuan

pendidikan, penilik, pengawas, pene"liti dan.

bang di bidang pendidikan,

pengem-

pustakawan,laboran,

dan

teknisi sumber belajar ".

Makna

yang

terkandung dalam UUSPN

tersebut adalah menunjukkan betapa besarnya

dan

PP

tuntutan

terhadap tenaga kependidikan sebagai pengelola satuan

pendidikan

untuk wajib berusaha mengembangkan

ke

mampuan profesionalnya. Tenaga kependidikan dalam hal

ini Kepala Sekolah Dasar wajib berusaha mengem
bangkan kemampuan profesionalnya sesuai dengan
perkembangan tuntutan ilmu pengetahuan dan

teknologi

serta pembangunan bangsa. Usaha untuk mengembangkan

kemampuan
maksudkan

profesionalnya
adalah

kreativitas

dalam hal
Kepala

ini penulis
Sekolah

itu

sendiri dalam kegiatannya sebagai administrator.

Kepala

Sekolah adalah

merupakan

satuan
pendidikan
sangat menentukan
keberhasilan
sekolahnya. la adalah

pengelolaan

terhadap
peraimpin

pendidikan

yang memegang peranan besar

meningkatkan

mutu

dan produktivitas

dalam

usaha

pendidikan

sekolahnya. Peningkatan mutu dan produktivitas

sekolah

sangat

ditentukan

sekolah

dalam

mengelola

oleh

di

suatu

kemampuan

kepala

sekolahnya secara

krea

tif. Hal ini sesuai dengan tuntutan perkembangan

dan

kemajuan begitu pesat di sektor lainnya, di mana baik

langsung

maupun

tidak

langsung

akan

berpengaruh

terhadap pendidikan.

Menghadapi berbagai tuntutan, aspirasi,
gung

jawab

sebagai pemimpin

sekolah,

bagi

kepala

bersifat

teknis

sekolah

bukan merupakan suatu yang

belaka.

Apalagi dalam melaksanakan wajib

tahun

tang-

belajar

9

pelaksanaan program pendidikan Dasar

9

yang dicanangkan oleh Pemerintah.

Dalam
tahun,

semua

lulusan SD 6 tahun

secara

"otomatis"

harus dapat ditampung di jenjang SLTP sebagai
program

dari

pendidikan

dasar

9

bagian

tahun.

Dengan

demikian, angka partisipasi lulusan SD 6 tahun

100

%.

Hal

ini

sungguh

pekerjaan

harus

berat

yang

memerlukan pengelolaan sekolah secara kreatif.

Di sekolah sebagai lembaga pendidikan
kepala

sekolah

adalah

penanggung

jawab

formal,
tertinggi

tentang fungsi dan tugas-tugas pendidikan, baik dalam

rangka

mencapai

tujuaan

lembaga

pendidikan

itu

7

sendiri,

maupun dalam •rangka mengarah pencapaian

tujuan pendidikan nasional. Sebagai seorang adminis

trator, ia harus kreatif dalam perencanaan, pengorga
nisasian, pengkoordinasian, pengarahan dan pengawasan/penilaian seluruh kegiatan sekolah.

Keberhasilan -sekolah akan dipengaruhi

oleh

kemampuan kepala sekolah dalam memainkan peranannya
sebagai

unsur

terpenting dalam mengelola suatu

sekolah. Ia harus mampu menciptakan suasana kerja
yang tinggi, menyenangkan, aman dan penuh semangat.
Ia harus mampu mengembangkan staf untuk tumbuh dan

berkembang di; bawah pimpinannya. Ia harus membagi
wewenang

dalam

mengorganisir

pengambilan

semua

sumber

keputusan.

yang

Ia

harus

diperlukan

untuk

menunjang pelaksanaan kurikulum. Ia harus menilai dan
memantau

pelaksanaan kurikulum dan dapat

menentukan

tingkat keberhasilan kurikulum dan proves belajar
mengajar. Oteng Sutisna (1987,109) menjelaskan," "

Pentingnya keterlibatan para kepala sekolah yang

lebih besar dalam administrasi personil semakin
dikaui.
Pertama, perumusan kembali
peranan
kepala sekolah
dalam pembaharuan pendidikan
telah membawa kepada kesimpulan perlunya perlua-

san

kepala

sekolah sebagai

Oawab dalam mengembangkan
pman

pengajaran; dalam

dan

memperlancar

meliputi

program dan

memelihara,

kekuatan

tanggung

kepemimmemaiukan

organisasi

untuk

(1981:48), menjelaskan garis

besar

perbaikan kondisi mengajar belajar.

Castetter

8

fungsi

dan

berikut

:

tanggung jawab

kepala sekolah sebagai

a. Program pendidikan; meliputi struktur tujuan,
pelayanan kurikulum, pengajaran, pelayanan
murid, pelayanan staf dan informasi.

b. Dukungan

logistik;

meliputi

pembiayaan,

fasilitas, keamanan, pelayanan dan informasi.

c. Personil; meliputi perencanaan, rekrutman,
seleksi, penilaian, pembinaan, kesejahteraan,
perawatan dan informasi.

d. Perencanaan;
rencana

meliputi

pengembangan,

rencana proyek dan

rencana
rencana

strategis,
pelaksanaan,

informasi.

e. Hubungan eksternal; meliputi hubungan

dengan

pemerintah pusat dan daerah, hubungan

masya-

rakat dan informasi.

Dalam Peraturan Pmerintah Nomor 28 tahun 1989,
pasal

12 ayat (1) dijelaskan bahwa: "Kepala

bertanggungjawab
pendidikan,

atas

penyelenggaraan

administrasi sekolah,

Sekolah

kegiatan

pembinaan

tenaga

kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta

peraeli-

haraan sarana dan prasarana".

Bila diperhatikan materi buku "Petunjuk
nistrasi

SD" (Depdagri,1983) dan

"Pedoman

Admi

Adminis

trasi SD" (Depdikbud,1991/1992), ternyata

tugas dan

tanggungjawab

SD

yang harus diemban

kompleks. Dengan
punyai

diri

administrasi
administrasi

cukup

segala keterbatasan dan tidak

pegawai tata usaha, ia

atas

Kepala

dasar pengetahuannya

dituntut

menampilkan

luas

tentang

pendidikan, keahlian teknisnya

tentang

pendidikan,

yang

mem-

sikapnya

yang

jelas,

kemampuan

mengambil

keputusan

yang

perkataan

lain, kepala SD perlu

tepat.

Dengan

seriantiasanya

ber-

prilaku profesional. Ia hendaknya "memiliki kemampuan
administratif

yang luas, pengetahuan

dan

pemahaman

yang mendalam tentang tujuan, proses dan
yang

mendasari pendidikan secara

perbaikan

profesional yang

1982:296).

terlihat
Gaffar,

Prilaku

dalam
M.Ed

komitmen

kontinu"

profesional

DR.

mengeraukakan bahwa

kepada

(OtengSutisna,

seorang

kepemimpinannya.

yang profesional berusaha agar

teknologi

Kepala

Moh.

"seorang

SD

Fakry
pemimpin

keahlian profesional

nya raewarnai prilakunya" (1984:16).

Agar

keahlian profesional Kepala SD

prilakunya

berjalan

kreativitas

kepala

mengembangkan

kemampuan

profesional

kepala

dengan

baik,

sekolah

itu

itu

kepala sekolah itu sendiri.

tidak

diperlukan
Kreativitas

kepala sekolah berhubungan dengan keberaniannya
disebut dengan keberanian kreatif.

untuk

Kemampuan

sendiri

berkembang dengan sendirinya, akan tetapi
kreativitas

diperlukan

sendiri

profesionalnya.
sekolah

raewarnai

yang

Keberanian kreatif

ini didukung dengan keberanian dimensi lainnya, yakni
keberanian
moral,

ragawi,

keberanian

dan keberanian imani.

dikemukakan

:

sosial,
Secara

keberanian
konseptual

10

Keberanian kreatif, yaitu kemauan,

kesediaan

kesiapan, dan kemampuan untuk berlatih.mencoba!

'- m^fk
•% diri- Denaruh Perhatian sungguh
mengolah informasi, menyusun dan membentuk gagasan,

dan

akhirnya memproduksi

sesuatu dengan

arti, makna, dan kegunaan baru yang lebih bermu-

"j"1. JPa yang ada sebelumnya.. Keberanian

kreatif juga dapat berkenaan dengan segala segi
kehidupan. Dapat diringkaskan dalam tiga kolompok besar; keberanian kreatif dalam bidang ilmullmu pengetahuan, lalu keberanian kreatif dalam
berbagai
bidang seni, dan keberanian kreatif
dalam

berbagai

bidang

kerekayasaan

mekanik

ataupun manejemen ( Achmad Sanusi, 1984 : 22 ).
Penelitian yang dilaksanakan oleh A.H.

Maslow

dan Craig terhadap individu yang bermental sehat,
berhasil mengindentifikasikan beberapa ciri
yang kreatif, yakni "aktif, penuh gairah,

berdedikasi
yakini,

individu
senantiasa

terhadap segala sesuatu yang

mereka

banyak melibatkan diri dalam keterkaitan

(komitmen) dengan tugasnya" (Moh. Amien,1980:29).
Menurut Ruggiero, esensi dari kreativitas adalah
"Kemampuan
mengidentifikasikan
kebutuhan atau

tantangan dan mempertemukannya dengan sesuatu yang
imaginatif,

orisional

dan

cara

yang

efektif"

(1984:90). Menurut
beliau orang. yang kreatif,
ditandai oleh lima ciri yaitu; (1) dinamis, (2)
berani , (3) banyak akal (resour-cepul), (4) kerja
keras (hardworking), (5) bebas (independen).
Bertolak dari uraian-uraian yang dikemukakan

sebelumnya,

maka jelas bahwa aspek

kreativitas

11

kepala

sekolah dalam mengembangkan " kegiatannya

sebagai administrator merupakan aspek yang dipandang
strategis dalam meningkatkan kualitas kepemimpinannya
sebagai

pemimpin pendidikan.

kepala

sekolah

Kualitas

tersebut antara lain

keperaimpinan

dapat

pada kreativitasnya dalam mengembangkan
sebagai

administrator.

Kreativitas

dil'ihat

kegiatannya

kepala

sekolah

tersebut antara lain dapat dilihat pada sikapnya yang
dinamis,

berani,

banyak

akal,

kerja

keras,

dan

senantiasa merasakan kebebasan dalam menyampaikan ide
atau gagasan.

Namun

Negeri

dalam kenyataannya sekarang, Kepala

dalam

Wilayah

Kodya

Daerah

Tingkat

SD

II

Pekanbaru, masih ditemukan belum mengelola sekolahnya
secara profesional, walaupun sebahagian mereka

mengikuti pelatihan jabatan sebelum menjabat

telah

sebagai

Kepala SD. Hal ini mungkin disebabkan oleh Kepala
tersebut

kurang

kegiatannya
Kepala

berkreatif

dalam

mengembangkan

sebagai administrator. Apatah lagi

SD yang

sama sekali tidak

SD

pernah

bagi

mengikuti

pelatihan jabatan sebelum menjabat sebagai Kepala SD.

Hal

ini

sungguh memerlukan pengkajian

memerlukan suatu penelitian lebih lanjut.

serius yang

12

B.

Identifikasi Masalah

Usaha
profesional

untuk pembinaan pengembangan
kepala

dilaksanakan

Sekolah

oleh

Dasar

Pemerintah

kemampuan

telah

Daerah

banyak

dengan

aparaturnya sampai ke Kandepdikbud Cam. Khususnya

daerah Propinsi Riau, usaha tersebut

telah diseleng-

garakan pendidikan dan latihan terhadap calon
Sekolah
1983

Dasar yang sifatnya "inservice" sejak
yang

Tingkat

I

dimaksudkan
gelola

dalam

dilaksanakan

oleh

Pemerintah

Propinsi Riau Pekanbaru.

supaya Kepala

sekolahnya

secara

Usaha

Usaha

kenyataannya masih jauh dari yang

Kajian kualitatif dari

Kepala
tahun
Daerah

tersebut

Sekolah Dasar mampu
kreatif.

di

men-

tersebut

diharapkan.

Yuzamri Yakub, mengungkapkan

kenyataan ini sebagai berikut :

Dari hasil penelitian terungkapkan bahwa kepala
sekolah
telah banyak
mendapat.
pengalaman,
pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan
untuk diterapkan di lapangan. Namun kenyataan
penerapan atau hasil yang dicapai dalam pelaksa
naan
tugasnya di lapangan belum begitu
memuaskan. Untuk itu diperlukan sekali "komitmen" dari

mereka

sebagai

kepala

sekolah,

supaya

melaksanakan tugasnya secara efektif.

dapat

Pelatihan

jabatan yang telah diikuti merupakan modal dasar
yang cukup memberikan arti dan
makna sebagai
pengetahuan dan
keterampilan dasar,
di
mana
untuk
pengembangan
serta
penerapannya
di
lapangan diperlukan komitmen, disiplin,
keuletan, tanggung jawab yang tinggi dan
keikhlasan dari kepala sekolah bersangkutan.(
Yuzamri
Yakub, Tesis Magister Pendidikan, tahun 1992 :
211 ).

13

Hasil
Kepala

SD

kajian tersebut dilakukan hanya
yang. telah mengikuti

pelatihan

kepada

jabatan.

Menurut hemat penulis jika kajian tersebut diteruskan

kepada

para Kepala SD yang tidak

jabatan

melalui

pelatihan

tersebut, tentu menimbulkan hal yang

serupa

bahkan secara logisnya akan lebih parah lagi.
Gambaran

terpanggil

tersebut

merangsang

penulis

untuk

mencari atau menemukan faktor-faktor

apa

saja penyebab hal demikian. Menurut pendapat penulis,
usaha

yang

telah

dilaksanakan Pemda

Tingkat

Propinsi Riau tersebut merupakan suatu kemajuan
berarti..

Akan

tetapi, adanya

suatu

I

yang

kecenderungan

bahwa setelah selesainya pendidikan latihan tersebut,
Kepala

SD tidak mau berusaha atau

mengembangkan
beranggapan
pendidikan

kemampuan
bahwa

ilmu

berkreatif

profesionalnya.
yang

memadai untuk mengembangkan kemampuan
dengan
harus

tidak

perlu lagi

dilaksanakan.

kedudukan

Kepala

diperolehnya

latihan tersebut sudah cukup

jika

SD

selama

atau

sudah

profesionalnya

kreativitas

Kemudian,

untuk

lainnya

yang

ditinjau

masa

setiap Kepala SD di negara kita belum

ada

peraturan yang mengatur masa jabatan kedudukan Kepala

SD itu sendiri. Dengan tidak adanya peraturan tentang
masa

jabatan Kepala SD tersebut,

kecenderungan

bahwa

menimbulkan

Kepala SD yang

kurang

suatu

kreatif

14

dalam mengembangkan kemampuan
sfaja menduduki

jabatan

profesionalnya

terus

tersebut sampai masa

pen-

siunannya atau meninggal dunia. Hal ini menurut hemat
penulis merupakan suatu faktor yang turut

kreativitas

menentukan

Kepala SD dalam mengembangkan

kemampuan

profesionalnya: Menurut hemat penulis, jika ada
aturan yang mengatur tentang peninjauan masa
Kepala

bali

SD, umpamanya 4 s/d 5 tahun

per

jabatan

dievaluasi

kem-

apakah seorang Kepala SD terus menduduki

tannya

sebagai

Kepala

atau

kembali

jaba-

sebagai

guru

kelas, besar kemungkinan setiap Kepala SD akan

ber

usaha meningkatkan kreativitasnya dalam mengembangkan
kemampuan

profesional sebagai Kepala

SD.

Kemampuan

profesional yang dimaksudkan di sini adalah

kegiatan

Kepala Sekolah Dasar

Dalam konteks ini, apalagi bagi para Kepala SD
yang

tidak pernah sama sekali

mengikuti

pendidikan

latihan sebelumnya, tentu nasibnya akan serupa bahkan
lebih parah lagi. Untuk itulah penulis perlu mengkaji
atau

meneliti bagaimana

sendiri

dalam

kreativitas

mengembangkan

Kepala SD

kegiatannya

itu

sebagai

administrator pendidikan.

Namun,

berdasarkan

pengamatan

sementara

penulis terhadap beberapa Kepala Sekolah Dasar Negeri
yang

tidak

mengikuti

pelatihan

jabatan

calon

15

kepala
yang

sekolah sebelumnya, terdapat
perlu

kurang

beberapa

mendapat perhatian. Pertama,

mimiliki pengetahuan

kepemimpinan.

Kedua,

tentang

Kepala

SD

aspek

Kepala

SD

teori-teori

kurang

memiliki

kemauan untuk menciptakan, menggunakan, serta meraeli-

hara

saluran komunikasi yang terbuka-baik

muapun

ke

memahami

yang

luar sekolah. Ketiga,
tentang kegiatannya

ke

Kepala

sebagai

dalam

SD

kurang

administrator

mencakup; perencanaan, pengorganisasian,

koordinasian,

seluruh

pengarahan

dan

peng

pengawasan/penilaian

kegiatan pendidikan yang ada di bawah

gungjawabnya.

tentang

Keempat,

Kepala

SD

kurang

memahami

kurikulum dan supervisi pendidikan.

kurangnya

keinginan

Kepala SD

untuk

tang-

Kelima,

mengembangkan

pengetahuan yang dimilikinya khususnya tentang

admi

nistrasi pendidikan.

Lokasi

lui

SD yang kepala sekolahnya tidak

pelatihan

jabatan tersebut,

tenggah

Kotamadya

Ibukota

Propinsi Riau. Mereka

tanggungjawab
diangkat

kepala
terdepan

Daerah

berada

Tingkat

II

mempunyai

yang sama dengan para Kepala

dengan

melalui

pelatihan

di

dalam/

Pekanbaru

tugas
SD

jabatan

sekolah. Mereka sebagai

pemimpin

harus dapat melayani

kepentingan

mela

dan
yang
calon

pendidikan
berbagai

pihak, seperti ; guru, anak didik, masyarakat,

orang

tua

murid

dan atasannya. Kemudian,

sekolah terhadapnya
dan

sebagai

pendidikan,

melekat tugas sebagai

administrator
dengan

mempengaruhi,

sebagai

baik

serta

berbagai

sifatnya

kepala

pemimpin
supervisor

faktor

yang

akan

menunjang

maupun

menghambat.

C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan

identifikasi
yang

masalah

dan

masalah yang dikemukakan di atas,

maka

dijadikan

latar

belakang

permasalahan

dalam

penelitian

ini

adalah sebagai berikut : "Sejauh manakah

kreativitas

Kepala

kegiatannya

Sekolah

sebagai

dalam

administrator

Wilayah

Kotamadya

mengembangkan
pada

Daerah

Sekolah

Tingkat

Dasar

dalam

II

Pekanbaru

Secara operasional lingkup masalah

penelitian

dapat dirumuskan ke dalam pertanyaan

penelitian

Propinsi Riau"?

ini

sebagai berikut

:

1. Apakah Kepala Sekolah
kegiatannya

secara

berkaitan dengan

wulan/

tahunan

telah merencakan
kreatif

?

kegiatan-

Pertanyaan

penyusunan rencana kerja

yang

meliputi di

bidang

ini

catur-

;

(a)

Kemuridan,
Peralatan

(b)

Pengajaran, (c)

pelajaran

sekolah,

Personalia,
(e)

(d)

Gedung

dan

perlengkapan sekolah, (f) Keuangan sekolah, dan (g
Hubungan sekolah dan masyarakat.

2. Apakah Kepala Sekolah
sikan

Dasar

kegiatan-kegiatannya

telah
secara

Pertanyaan ini berkaitan dengan
struktur

mengorganisa
kreatif

penyusunan bagan

organisasi sekolah yang meliputi

;

Pembagian tugas dan tanggungjawab guru kelas,
Pembagian

?

tugas dan tanggungjawab

pengurus

(a)

(b)
BP3,

(c) Pembagian tugas dan tanggungjawab panitia PMB,
(d)

Pembagian

perpustakaan

dalam

sekolah,

kegiatan

tugas dan

3. Apakah

tugas

guru

dalam

pengelolaan

(e) Pembagian

ko-kurikuler, dan

tugas

(f)

tanggungjawab bendaharawan

Kepala Sekolah Dasar

pengarahan

terhadap

telah

yang

teknik

melaksanakan

kegiatan-kegiatan

meliputi

yang
;

(a)

membicarakan tugas dan
serta menyampaikan
peraturan

secara

digunakan

personal
berkaitan

kepala

sekolah,

Rapat/pertemuan

untuk

wewenang setiap

personal,

ketentuan-ketentuan/peraturan-

yang berlaku di sekolah, (b)

individual

Pembagian
sekolah.

sekolah secara kreatif ? Pertanyaan ini

dengan

guru

terhadap

personal

Pertemuan

mengenai

kesulitan-kesulitan/hambatan-hambatan /kekurangankekurangan yang dialami oleh setiap personal, (c)
Penataran guru-guru Sidang studi, (d)

media

komunikasi

penilik
guru di

sekolah,

sekolah dalam

dan

Pemanfaatan

(e)

pertemuan

Mengundang

dengan

majelis

sekolah.

4. Apakah

Kepala

Sekolah

kegiatan-kegiatan

telah

sekolah

mengkoordinirkan

secara

kreatif

?

Pertanyaan ini meliputi pengaturan di bidang ; (a)
Kemuridan,

(b)

Peralatan

pelajaran

perlengkapan

Pengajaran, (e)
sekolah,

Personalia,
(e)

sekolah, (f) Ketiangan

(d)

Gedung

dan

sekolah,

dan

(g) Hubungan sekolah dan masyarakat.

5. Apakah Kepala

Sekolah

telah mengawasi

kegiatan-

kegiatan

sekolah secara kreatif ? Pertanyaan

meliputi

pengawasan/penilaian

Kemuridan,

(b) Pengajaran, (c)

di

bidang

ini

; (a)

Personalia,

Peralatan

pelajaran sekolah, (e) Gedung dan

lengkapan

sekolah, (f) Keuangan sekolah, dan

(d)
per
(g)

Hubungan sekolah dan masyarakat.

6. Faktor-faktor
perbuatan

apa

saja

Kepala Sekolah

yang

dapat

yang mengandung

nilai kreatif dalam kegiatannya sebagai
trator

menghalangi
nilaiadminis

?

7. Faktor-faktor
perbuatan

apa

Kepala

saja

yang

Sekolah yang

dapat

mendukung

mengandung

nilai

kreatif dalam kegiatannya sebagai administrator ?

D. Tujuan

Penelitian

Berdasarkan
penelitian

strategi

ini

rumusan
bertujuan

pembinaan

untuk

atas,

menyusun

maka
suatu

rangka membantu

kepala

sekolah dasar untuk melaksanakan kegiatannya

sebagai

administrator
perlu

yang

dalam

masalah di

kreatif. Untuk

diukur, dideskripsikan dan

maksud

tersebut

dianalisis

bukti-

bukti empirik tentang :

a. Perbuatan

Kepala

Sekolah

nilai-nilai kreatif dalam
kegiatan

yang

mengandung

merencanakan

kegiatan-

sekolah, yang berkenaan dengan

rencana

kerja caturwulan/tahunan yang meliputi di

bidang

; (1) Kemuridan, (2) Pengajaran, (3) Personalia,

(4)

Peralatan pelajaran sekolah, (5)

perlengkapan

sekolah, (6) Keuangan

Gedung dan
sekolah,

dan

(7) Hubungan sekolah dan masyarakat.

b. Perbuatan
nilai

Kepala Sekolah yang

kreatif

dalam mengorganisasikan

kegiatan

sekolah,yang

struktur

organisasi

Pembagian
(2)

mengandung

berkenaan

kegiatan-

dengan

bagan

sekolah yang meliputi ; (1)

tugas dan tanggungjawab

Pembagian

nilai-

tugas dan

guru

tanggungjawab

kelas,
pengurus

BP3, (3) Pembagian tugas dan tanggungjawab panitia
PMB,

(4) Pembagian tugas guru

dalam

pengelolaan

Pustakaan sekolah, (5) Pembagian tugas guru dalam

kegiatan ko-kurikuler, dan (6) Pembagian

tugas

dan tanggungjawab bendaharawan sekolah.

c Perbuatan Kepala Sekolah yang mengandung nilainilai kreatif
dalam melaksanakan pengarahan
terhadap kegiatan-kegiatan
personal sekolah
yang

berkaitan dengan teknik yang

kepala

sekolah, yang meliputi ; (1)

digunakan

Rapat/

Pertemuan untuk membicarakan tugas dan wewenang
setiap personal, serta menyampaikan ketentuanketentuan/peraturan-peraturan yang berlaku di

sekolah, (2) Pertemuan secara indi-vidual terhadap
personal, mengenai kesulitan- kesulitan/hambatan-

hambatan/ Sekurangan-kekurangan yang dialami oleh
setiap personal, (3) Penataran guru-guru bidang
studi, (4) Pemanfaatan media komunikasi sekolah,
dan

(5)

Mengundang

penilik

sekolah

dalam

pertemuan dengan majelis guru di sekolah.

d. Perbuatan Kepala Sekolah yang mengandung nilainilai kreatif dalam mengkoordinir
kegiatankegiatan sekolah, berkenaan dengan pengaturanPengaturan di bidang ; (1) Kemuridan, (2)
Pengajaran, (3) Personalia, (4)
Peralatan

Pelajaran sekolah, (5) Gedung dan'

perlengkapan

sekolah,

(6) Keuangan sekolah, dan

(7)

Hubungan

sekolah dan masyarakat.

e. Perbuatan

Kepala Sekolah yang

nilai

Kepala

kreatif

mengandung

Sekolah

nilai-

Dasar

dalam

mengawasi kegiatan-kegiatan sekolah, yang* meliputi

di

bidang ; (1) Kemuridan,

Pengajaran,

(3)

Personalia,

(4) Peralatan pelajaran seko-lah,

(5)

Gedung

perlengkapan

dan

(2)

sekolah,

(6)

Keuangan

sekolah, dan (7) Hubungan sekolah dan masyarakat.

f. Faktor-faktor

yang

dapat

menghalangi

perbuatan

Kepala Sekolah yang mengandung nilai-nilai kreatif
dalam kegiatannya sebagai administrator.

g. Faktor-faktor

yang

dapat

mendukung

perbuatan

Kepala Sekolah yang mengandung nilai-nilai kreatif
dalam kegiatannya sebagai administrator.

E.

Manfaat Penelitian

Manfaat
katannya

penelitian

ini

yang

sifat

pende-

naturalistik kualitatif dapat dilihat

dua segi manfaat, yaitu manfaat teoritis dan
praktis,

1.

sebagai berikut

dari

manfaat

:

Segi Teorit is

Dilihat

diharapkan

dari

segi teoritis,

penelitian

dapat mengkaji daya laku beberapa

ini

konsep

atau teori yang sudah ada dan juga berusaha menemukan

beberapa

konsep untuk dikembangkan ke arah

bangan

teori

administrasi pendidikan.

dalam

upaya

pengembangan

pendidikan

yang

profesi

sekarang ini masih

pengem-

Selain

itu,

administrator

tergolong

pada

salah satu profesi yang sedang tumbuh. Penelitian ini

dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur melihat
sejauhmana

pertumbuhan

profesi

administrator

pendidikan.

1. Segi Praktis

Manfaat

hasil penelitian ini secara

praktis,

pertama sebagai raasukan dan sumbangan terhadap Kepala

Sekolah

Dasar

dalam

penyempurnaan

dan

perbaikan

kegiatannya

sebagai

Yang

adalah sebagai masukan

kedua

administrator

secara
bagi

kreatif.

Pemerintah

Daerah Tingkat I Riau, khususnya Dinas P dan K Dati I
Riau

sebagai

pengelolaan

pelaksanaan

penanggungjawab

Sekolah

Dasar

teknis

administratif

untuk

penyempurnaan

dan pengembangan pelatihan jabatan

bagi

calon Kepala Sekolah Dasar di Propinsi Riau pada masa
yang

akan

Penilik

datang.
Sekolah

Ketiga,
(PS)

sebagai

dan

atasan

masukan
lainnya

bagi
dalam

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembinaan

yang

diberikan

deskripsi

terhadap

serta

Kepala

analisis

yang

digunakan oleh sekolah, atau atasan
informasi

aktual

dalam menyusun

atau pengembangan proses

F. Kerangka

dan

dapat

sekolah sebagai
kebijakan

sekolah

administratif di sekolah.

penelitian, merupakan jalan

ditempuh dalam penelitian berdasarkan

lahan,
ini

diperoleh

Keempat,

Penelitian

Kerangka
yang

Sekolah.

tujuan yang telah

menunjukkan

dirumuskan.

: Kegiatan. Kepala

Sekolah

pikiran
permasa

Kerangka
sebagai

administrator harus melaksanakan kegiatan-kegiatannya
seperti ; perencanaan, pengorganisasian,

nasian, pengarahan dan pengawasan.

pengkoordi

Sasaran kegiatan-

24

kegiatan

tersebut adalah kreativitas kepala

dalam : merencanakan kegiatan-kegiatannya,
nisasikan

kegiatan-kegiatan

kegiatan-kegiatan

sekolah,

sekolah,

sekolah

mengorga

mengkoordinir

memberikan

pengarahan

terhadap tugas dan tanggungjawab personal sekolah dan

mengawasi kegiatan-kegiatan sekolah ( meliputi penga
jaran,

kemuridan,

sekolah,

personal,

peralatan

gedung dan perlengkapan

sekolah,

pelajaran
keuangan

sekolah dan hubungan sekolah dan masyarakat ).
Kreativitas

kesemua sasaran tersebut di

atas

ditujukan untuk mengembangkan kegiatan Kepala Sekolah
sebagai administrator pendidikan di Sekolah Dasar.

Kerangka

penelitian dimaksud disajikan

bentuk gambar sebagai berikut :

dalam

{m+«*t.
+
+

J2L

Menyusun Prograi Kerja caw/thn bidang

ADMINISTRASI

SEKOLAH

a. Keiuridan

DASAR

b. Pengajaran
c. Personalia
MERENCANA

d. Peralatan/pelajaran sekolah

KAN

d. Gedung dan perlengkapan sekolah
e. Keuangan sekolah

f. Hubungan sekolah dan Hsyarakat

Hesbuat bagan strukt.org.sek.ieliputi :
a. Petb.tugas dan tg.jawab guru kelas
MEN60RGANISASIKAN

b. Peib.tugas dan tg.jawab pengurus PB3
c. Petb.tugas dan tg.jawab panitia PUB
d. Peib.tugas dan tg.jawab bendaharawan
Peib.tugas guru pengl.perpustakaan

f. Peib.tugas guru kegt.ko-kurikuler

xz

JL

MENGEM
BANGKAN
KEGIATAN

KEGIATAN KA SD
SEBAGAI

ADMINISTRATOR

yt

KREATIVITAS

MENGARAHKAN

a. Pengadaan rapat/perteiuan dinas
b. Pengadaan perteiuan individual
c. Penataran guru bidang studi
e. Mengundang Penilik Sekolah

"1

PENDIDIKAN

t

Pengaturan-pengaturan di bidang

SEKOLAH

a. Keiuridan

DASAR

b. Pengajaran

t

c.
:. Personalia

t

'. Peralatan peiajara!
d.
pelajaran sekolah

t

e. Gedung dan perlengi
perlengkapan sekolah

kittt

f. "Keuangan sekolah
*
g. Hubungan sekolah dan tasyarakat

NON KREATIF

PUT

Mengawasi kegiatan di bidang :

IN

a. Keiuridan

b. Pengajaran
MENGAWASI

terangan :

c. Fersonalia

d. Peralatan pelajaran sekolah

e. Gedung dan perleng' apan sekolah

isure/Put in = Ukuran tengerja

f. Keuangan sekolah

kan

g. Hubungan sekolah dan tasyarakat

•++ garis feek back

tl garis hasil kegiatan

ADMINIS
TRATOR

MEASURE

KREATIF

SEBAGAI

d. Peianfaatan ledia koiunikasi

t
*

NYA

"-

= garis ukuran kegiatan

— garis ruang lingkup penelitian

Gaibar 1 : Kerangka Penelitian

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada Bab III

Metodologi Penelitian

ini,

berturut-turut diuraikan tentang : Metode Penelitian,
Sampel

Penelitian,

Prosedur Analisis Data,

dan

Signifikansi Hasil Penelitian.
A. Metode Penelitian

Seperti

dijelaskan

pada bab I bahwa

tujuan

pokok dari penelitian ini adalah mendeskripsikan

dan

menganalisis kreativitas Kepala Sekolah dalam mengem
bangkan kegiatannya sebagai administrator pada

Seko

lah Dasar dalam Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat

Pekanbaru

Propinsi Riau. Dengan kata lain

bertujuan

untuk memperoleh pemahaman dan pengertian
suatu

peristiwa atau perilaku manusia yang

sebagai administrator pendidikan dalam

II

tentang
berperan

mengembangkan

kegiatannya pada Sekolah Dasar tersebut. Untuk menca

pai

tujuan semacam itu, maka penelitian

ini

paling

cocok menggunakan pendekatan kualitatif ( lihat

dan

Reichardt,

1982:10); atau Bogdan

dan

Cook

Biklem,

1982:31).

Penelitian
metode

kualitatif sering disebut

dengan

etnografik, metode fenomenologis atau

metode

naturalistik. Metode penelitian semacam ini mempunyai
110

Ill

lima karakteristik utama yang dijadikan acuan

bagi

seluruh proses penelitian ini. Kelima karakteristik
yang dimaksudkan di sini adalah sebagaimana yang

dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen

(1982:27-28)

sebagai berikut :

1. Qualitative research has the natural setting
as

he direct source of data and the

resear

cher is the key instrument.

2. Qualitative research is decriptive

3. Qualitative
process

reaserch are concerned

rather than simply with outcomes

with
or

products.

4. Qualitative researchers tend to analyze their
data inductively.

5. Meaning is of essential concern to the quali
tative approch.

Dengan

karakteristik

pertama,

peneliti

sendiri menggali data atau informasi secara langsung
dari nara sumber yang representatif tanpa memberikan
suatu "perlakuan" seperti pada penelitian eksperimen.

Maksud pendekatan semacam ini

adalah agar dapat

diperoleh suatu gambaran tentang fenomena
peranan

seseorang dalam

Karakteristik ini

pengembangan

perilaku

kegiatannya.

menempatkan peneliti

sebagai

instrumen utama dalam penelitian kualitatif. Rasional
dari
karakteristik ini adalah karena manusi
a

(peneliti)

mempunyai adaptabilitas yang

senantiasa dapat

yang

menyesuaikan diri

dengan

tinggi,
situasi

berubah-ubah, dan dapat senantiasa memperhalus

pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh data

yang

112

terinci dan mendalam sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. (Nasution, 1988, 1988:54-55).
Karakteristik kedua, mengisyaratkan bahwa data

yang dikumpulkan dalam penelitian ini lebih cenderung
dalam. bentuk kata-kata daripada angka-angka, dan
hasil
analisisnyapun berupa uraian (Miles dan
Huberman,

1984:15).

Jadi

laporan

penelitian

kualitatif kaya dengan deskripsi dan penjelasan
tentang aspek-aspek masalah yang menjadi fokus pene
litian. Namun demikian bukan berarti bahwa dalam
penelitian kualitatif sama sekali bebas dari laporan
yang berbentuk angka-angka tadi.

Karakteristik ketiga, menunjukkan bahwa pen

gambilan sampel harus disesuaikan dengan

tujuan

penelitian. Dengan demikian jumlah sampel tergantung
pada pertimbangan kelengkapan informasi
yang
diperlukan. Dalam hal ini Nasution (1988: 32-33)
menjelaskan

bahwa

untuk

memperoleh

informasi

tertentu, sampling dapat diteruskan sampai dicapai
taraf
"redundancy", ketuntasan atau kejenuhan,
artinya

selanjutnya

bahwa

dengan

boleh dikatakan

menggunakan

tidak

responden

lagi diperoleh

tambahan informan bar

Dokumen yang terkait

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pembelajaran (Studi Kasus Sekolah Dasar Negeri Wonosari).

0 1 12

KINERJA SEKOLAH DASAR NEGERI DITINJAU DARI PROFIL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH : Studi pada Sekolah Dasar Negeri dalam Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Riau.

0 1 77

PERILAKU BIROKRATIK, PERILAKU PROFESIONAL DAN KREATIVITAS DALAM MENUNJANG PRESTASI LULUSAN SEKOLAH : Studi Eksploratif Mengenai Penampilan Kepala Sekolah Sebagai Administrator Pendidikan Pada Beberapa SMA Di Kotamadya Manado dan Kota Administratif Bitung.

0 0 57

PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR SWASTA DI PROPINSI RIAU : Studi Kasus Pembinaan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas TK/SD di Kotamadya Pekanbaru.

0 0 56

PENGELOLAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH UNTUK MENUNJANG KEGIATAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR PROPINSI RIAU : Studi Deskriptif Analitik di Sekolah Dasar Negeri Kotamadya Pekanbaru.

1 4 35

STUDI TENTANG KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENERAPKAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL TERHADAP GURU-GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KOTAMADYA PEKANBARU.

0 0 93

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA SEBAGAI SUMBER DAYA PEMBELAJARAN UNTUK MENUNJANG PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI : Studi Deskriptif Analitik di Sekolah Dasar Negeri Dalam Kotamadya Pekanbaru Dan Kabupaten Kepulauan Riau.

0 0 63

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR : Studi tentang Koordinasi antar Instansi Pengelola Sekolah Dasar di Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta.

0 0 75

FUNGSI DAN TANGGUNGJAWAB KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR

0 1 8

PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KAMPAR

0 0 8