KEBERADAAN KOMUNITAS VISUAL KEI SEBAGAI PENGGUNA MUSIK JEPANG DI JURUSAN SASTRA JEPANG UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
i
KEBERADAAN KOMUNITAS VISUAL KEI SEBAGAI
PENGGUNA MUSIK JEPANG DI JURUSAN SASTRA
JEPANG UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
SEM JEFFRI B. SILITONGA
NIM. 061222520090
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Sem Jeffri B. Silitonga. Nim 061222520090. Keberadaan Komunitas Visual Kei Sebagai
Pengguna Musik Jepang Di Jurusan Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara. Fakultas
Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan. 2012.
Fenomena musik visual kei di sastra USU menjadi sebuah hal yang menarik perhatian
peneliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan komunitas Visual Kei di Sastra
Jepang Universitas Sumatra Utara, Perkembangan komunitas musik visual kei di Sastra Jepang
Universitas Sumatra Utara, bagaimana bentuk penyajian musik visual kei di sastra Jepang USU.
Komunitas visual kei lahir dan berkembang di Distrik harajuku, Jepang. Komunitas tersebut
memiliki ciri khas dalam hal penampilan yang mereka perlihatkan. Keberadaan Visual kei di
Sumatera utara sangat menarik, karena hanya terdapat beberapa komunitas dan salah satunya
komunitas visual kei di jurusan sastra jepang USU.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, menggunakan teknik
pengumpulan data observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi untuk
mempelajari, menginterpretasikan dan mengetahui keberadaan komunitas visual kei sebagai
pengguna musik Jepang di jurusan sastra Jepang Universitas Sumatera Utara. sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah 5 orang yang di ambil dari 150 jumlah populasi.
Setelah diamati, ditemukan bahwa keberadaan komunitas visual kei di jurusan sastra
Jepang Universitas Sumatera Utara merupakan proses kreatifitas yang dilakukan mahasiswa
dalam sebuah komunitas untuk mengekspresikan diri dalam bentuk fashion, musik, Cosplay,
yang sekaligus sebagai salah satu daya tarik bagi calon mahasiswa agar memilih jurusan sastra
Jepang USU sebagai salah satu opsi untuk melanjutkan jenjang pendidikan.
vii
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................i
SURAT PERNYATAAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................vi
DAFTAR FOTO.............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah. ............................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 5
..............................................................................................................
D. Perumusan Masalah ............................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORETIS DAN KERANGKA KONSEPTUAl ... 8
A. Landasan Teoritis ................................................................................. 9
1. Pengertian Keberadaan............................................................. 8
2. Musik Jepang ........................................................................... 10
B. Kerangka Konseptual ........................................................................... 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 13
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian .............................................................. 13
B. Populasi Dan Sampel ........................................................................... 13
1. Populasi .................................................................................... 13
2. Sampel ...................................................................................... 14
C. Metode Penelitian................................................................................. 14
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 14
E. Teknik Analisa Data ............................................................................. 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 18
A. Gambaran umum Sastra Jepang Universitas Sumatra Utara.................18
B. Komunitas Visual Kei ............................................................................ 33
C. Keberadaan Komunitas Musik Jepang Visual Kei Di Jurusan Sastra
Jepang Universitas Sumatra Utara ........................................................ 28
D. Perkembangan Komunitas Musik Jepang Visual Kei Di Jurusan Sastra
Jepang Universitas Sumatra Utara ........................................................ 34
E. Pra Penyajian Musik Visual kei ............................................................. 38
F. Bentuk Penyajian Musik Visual Kei ...................................................... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 44
A. Kesimpulan ......................................................................................... 44
B. Saran .................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 46
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Skema proses penggarapan musik iringan tari................................25
DAFTAR FOTO
Halaman
Gambar 4.1 Cosplayer yang menirukan gaya animasi Kartun Jepang................24
Gambar 4.2 Cosplayer yang berpenampilan Visual Kei......................................26
Gambar 4.3 Musisi Visual Kei Berpenampilan Seperti Perempuan....................30
Gambar 4.4 Komunitas Pengguna Musik dan style Visual Kei di Sastra Jepang
USU..................................................................................................32
Gambar 4.5 Cosplay dalam acara Bunkasai Festival ………..............................33
Gambar 4.6 gitaris musik visual kei berdandan seperti wanita............................51
Gambar 4.7 Band visual kei mendapat respon positif oleh Penguna musik lain..37
Gambar 4.8 Pertunjukan musik Visual Kei .........................................................39
Gambar 4.9 Band Visual Kei.................................................................................43
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Gambar 1 Band Visual Kei sedang melakukan penampilan pertunjukan…..
47
Gambar 2 Gitaris dan Vokalis band Visual Kei ……………………………. 48
Gambar 3 Band Visual Kei Saat Melakukan Pertunjukan …………………..
48
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebudayaan sebagai warisan leluhur yang dimiliki oleh masyarakat setempat, hal ini
memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma – norma serta
nilai – nilai kehidupan yang berlaku dalam tata pergaulan masyarakat setempat, sehingga dapat
terjamin kelestarian musik kebudayaan masyarakat itu sendiri.
Budaya adalah suatu cara yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang yang diwarisi dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni.
Ketika seorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari berupa pengetahuan yang
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia. Dalam hal ini kebudayaan
bersifat abstrak. Selain itu kebudayaan sebagai hasil karya, rasa dan cipta. Bermakna kebudayaan
bersifat kongkrit, ada perwujudannya dalam kehidupan masyarakat berupa perilaku dan bendabenda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku (adat istiadat), bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, dan seni.
Kebudayaan merupakan pengetahuan, ide dan hasil cipta masyarakat, hal ini memaknakan
bahwa kebudayaan itu beragam.Sebagai negara yang memiliki keanekaragam kebudayaan,
1
Indonesia tidak menutup kemungkinan menerima budaya asing sebagai tanda keterbukaan
Indonesia menerima kebudayaan asing masuk tanpa menghilangkan budaya yang dimiliki
Indonesia. Zaman sekarang ini telah banyak kebudayaan asing di Indonesia yang mengisi dunia
musik Indonesia.
Jepang merupakan sebuah negara adidaya yang sangat berkembang pesat. Selain itu, Jepang
juga memiliki kebudayaan yang khas. Beragam jenis kebudayaan Jepang menjadikan negara
Jepang sangat disegani karena Jepang selalu menjaga kelestarian budayanya. Keanekaragaman
budaya Jepang diantaranya, samurai (istilah untuk perwira militer kelas elit sebelum zaman
industrialisasi di Jepang),pakaian tradisional kimono, Gheisha (penghibur tradisional Jepang),
arak dan berbagai macam lainnya.
Musik merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang di turunkan secara turun
termurun. Di Jepang musik menjadi salah satu cara menyampaikan sebuah pemikiran. Melalui
musik anak muda di Jepang membuat percobaan ilmiah, mencari jati diri, membuat komunitaskomunitas yang menjadikan musik sebagai pemersatu mereka. Banyak genre-genre musik yang
ada sekarang masuk dan berkembang di Jepang. Aliran-aliran seperti rock, metal, pop serta aliran
musik lainnya, disatukan dengan musik Jepang hingga menjadi genre musik baru yang biasa Jmusic.
Visual Kei terdiri dari dua suku kata dari dua bahasa yang berbeda, yaitu Visual berasal dari
bahasa Inggris yang kira-kira berarti terlihat dan Kei dari Bahasa Jepang yang berarti bentuk.
Jadi, dari segi bahasa, Visual Kei berarti gaya atau penampilan fisik (luar). Secara luas, Visual
Kei dapat diartikan juga sebagai gaya yang terbentuk dari kepribadian atau tingkah laku tiap
individu yang terekspresikan melalui penampilan luar.
Gaya Visual Kei sering dipakai oleh grup Band Jepang, ketika melihat sebuah grup band
Jepang, terutama grup band Japanese Rock yang biasa disingkat J-Rock, mungkin kita tidak
pernah menyangka bahwa makhluk cantik yang berpenampilan seperti wanita itu adalah pria.
Mereka bukanlah orang-orang yang mengalami kelainan gender, tapi mereka hanya
menggunakan suatu fashion yang disebut Visual Kei. Visual Kei memang identik dengan J-Rock.
J-Rock merupakan istilah yang dibuat oleh orang Amerika. Di Jepang sendiri, mereka tidak
memakai istilah J-Rock, yang artinya orang Jepang yang membawakan musik rock. Namun
kenyataannya, J-Rock belum tentu Visual Kei. Sedangkan Visual Kei merupakan suatu fenomena
dalam dunia J-Rock.
Sebagai negara yang pernah menjajah Indonesia, Jepang juga meninggalkan kebudayaannya
di Indonesia. Banyak budaya Jepang yang masuk bahkan mewabah menjadi bagian dari budaya
Indonesia. Di Kota Medan, jenis musik Jepang juga mulai berkembang dan membentuk suatu
komunitas – komunitas pecinta musik Jepang yang digandengkan dengan model fashion yang
berkaitan dengan komik Jepang. Sebagai salah satu negara maju di Asia dan Dunia, Jepang telah
banyak menciptakan teknologi, industri, bahkan fashion Jepang mulai menjadi trenseater dunia.
Belakangan ini jika berbicara tentang fashion, kota Milan di Italia dan Paris tidak lagi menjadi
pusat utama, karena hadirnya fashion yang menyita perhatian masyarakat di seluruh dunia, yaitu
Harajuku Fashion Street. Harajuku adalah sebuah gaya baru yang didominasi oleh kaum remaja
sebagai tempat bagi mereka untuk sekedar mengisi waktu kosong, sekaligus mengkespresikan
diri lewat penampilan. Ini menjadikan Jepang mendapat predikat “Paris” of Asia (Purnama,
2007:33).
Diantara sekian banyak gaya yang ditampilkan, salah satu diantaranya sangat menarik
perhatian sekaligus menimbulkan pertanyaan adalah satu style yang susah dibedakan antara lakilaki dan perempuan. Hal ini dikarenakan penampilan mereka yang terlihat antara maskulin dan
feminim. Tapi, bagaimana pun cantiknya mereka, faktanya mereka adalah laki-laki, untuk style
mereka biasanya disebut visual kei. Istilah visual kei dalam musik benar-benar muncul ketika
grup band Jepang bernama X – Japan mempopulerkannya pada akhir tahun 1980an (Slasher
Bird, 2004:38).
Grup band atau grup musik adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih,
yang memainkan instrumen musik dan bernyanyi. Pada masa X- Japan inilah visual kei bangkit
di dunia musik dan menjadi trend bagi jenis musik Jepang. Bahkan gaya musik berbalut busana
visual kei dapat menggeser jenis musik western dan rock.
Di kota Medan, band – band Jepang mempunyai style visual kei biasanya berkembang
dari band indie. Band indie merupakan kependekan dari independent yang artinya berdiri sendiri.
Band – band
indie biasanya lebih mengutamakan kwalitas dan ekspresi diri dari pada
komersialitas. Selain itu, jika mereka ingin tur, mereka menggunakan biaya sendiri. Dalam hal
ini pemaparan diatas yang melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul
“Keberadaan Komunitas Visual Kei Sebagai Pengguna Musik Jepang Di Jurusan Sastra
Jepang Universitas Sumatra Utara”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti memunculkan dan
mengidentifikasi beberapa masalah, yakni sebagai berikut :
1. Bagaimana keberadaan komunitas visual kei dalam musik Jepang di Sastra Jepang
Universitas Sumatra Utara ?
2. Bagaimana Bentuk Penyajian Musik Visual Kei di Sastra Jepang USU ?
3. Bagaimana Perkembangan musik visual kei di Sastra Jepang USU ?
4. Bagaimana style permainan serta ciri pengguna musik visual kei yang ada di Sastra
Jepang USU ?
5. Apakah Musik Visual Kei dapat diterima oleh kalangan Masyarakat di Sekitar Kampus
USU ?
C. PEMBATASAN MASALAH
Oleh karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori dan supaya penelitian dapat
dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah di identifikasi akan
diteliti. Mengingat ruang lingkupnya menjadi tidak terbatas, maka peneliti memandang perlu
untuk membuat batasan permasalahan yang akan diteliti. Batasan masalah merupakan upaya
untuk menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk
mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk kedalam ruang lingkup permasalahan, dan
faktor mana yang tidak masuk dalam permasalahan.
Sejalan dengan pendapat di atas, maka peneliti membatasi masalah penelitian ini menjadi
sebagai berikut :
1. Bagaimana keberadaan komunitas visual kei dalam musik Jepang di Sastra Jepang
Universitas Sumatra Utara ?
2. Bagaimana Perkembangan musik visual kei di sastra Jepang USU ?
3. Bagaimana bentuk penyajian musik visual kei di sastra Jepang USU ?
D. PERUMUSAN MASALAH
Menurut pendapat Sumadi (2005:17) dikatakan bahwa : ”Setelah masalah diidentifikasi
dan dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena hasilnya akan menjadi
penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya,”
Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini
menjadi sebagai berikut : Bagaimana Keberadaan Penggunaan Musik Visual Kei di Sastra
Jepang Universitas Sumatra Utara ?
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Tujuan
penelitian menjadi kerangka yang selalu dirumuskan untuk mendapatkan gambaran yang jelas
tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan penelitian adalah pernyataan mengenai ruang lingkup
kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan. Berhasil atau
tidaknya suatu penelitian akan terlihat dan tercapai sesuai tujuan penelitian.
Menurut pendapat Sumadi (2005:17) dikatakan bahwa : ”Setelah masalah diidentifikasi
dan dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena hasilnya akan menjadi
penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya,”
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui keberadaan komunitas visual kei dalam musik Jepang di Sastra
Jepang Universitas Sumatra Utara.
2. Untuk Mengetahui Perkembangan musik visual kei di sastra Jepang USU.
3. Untuk Mengetahui bentuk penyajian musik visual kei di sastra Jepang USU.
F. MANFAAT PENELITIAN
Adapun hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan manfaat sebagai berikut :
Pada bagian ini ditunjukkan manfaat
atau pentingnya penelitian terutama bagi
pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian
dalam sebab manfaat penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian
dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih
memang layak untuk dilakukan. Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan segsala komponen masyarakat baik untuk intansi terkait, lembaga kesenian maupun
praktisi kesenian. Manfaat penelitian diantarnya sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi bagi masyarkat luas khususnya masyarakat Mahasiswa seni
musik Program Studi Seni Musik yang ingin meneliti tentang musik Jepang.
2. Sebagai wawasan baru bagi peneliti tentang musik-musikan Visual Kei.
3. Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan Unimed.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan mengenai keberadaan musik Visual Kei, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Di Jurusan Sastra Jepang USU terdapat komunitas Visual kei
2. Komunitas visual Kei memberikan penyegaran sekaligus salah satu daya tarik bagi
calon mahasiswa untuk memilih jurusan sastra Jepang USU
3. Perkembangan musik visual kei dimualai tahun 1988 di Jepang dan mulai
berkembang ke beberapa negara Asia hingga ke Indonesia melalui media massa ,
cetak dan elektronik
4. Sastra Jepang USU sering mengadakan acara tahunan diantaranya festival bunkasai ,
festival Visual Kei
B. SARAN
Dari hasil kesimpulan yang telah diperoleh, peneliti mempunyai hasil pemikiran yang
sangat positif terhadap musik Visual Kei, dan ingin memberi saran sebagai berikut :
1. Perlunya ada perhatian khusus untuk komunitas Visual Kei, karena jenis musik ini
merupakan bagian dari industri yang dapat dikembangkan.
2. Masuknya dan berkembangnya Visual Kei di Sastra Jepang USU dapat menjadi motivasi
bagi para pencinta musik Jepang dan kiranya bukan hanya mahasiswa Sastra Jepang
USU saja yang dapat mengekspresikan hobi “Jepang” mereka, tetapi juga diluar
mahasiswa Sastra Jepang USU.
3. Mengingat hubungan Jepang dan Indonesia mempunyai hubungan yang baik peneliti
berharap suatu saat Universitas Negeri Medan membuka juga Jurusan Pendidikan dan
Sastra Jepang, guna lebih dapat meningkatkan hubungan kerjasama antara kedua Negera
dan menjadi kiblat baru kerjasama antara Indonesia dan Jepang.
DAFTAR PUSTAKA
Arjuna. 2011. Metode Penelitian. Dalam kutipan dari Andri Prasetyo berupa bukunya
Metodologi Penelitian Kualitatif : dalam perpektif Rancangan Penelitian.
Yogyakarta : Arruzz Media.
Finanditha. 2008. Fenomena Visual Kei dalam Grup Band Jepang Nihon No Bando
Guruupu No Bijuaru Kei No Genshou. Skripsi Jurusan Sastra Jepang USU :
Universitas Sumatra Utara Press.
Prastowo, Andi. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jogjakarta : Arruzz Media.
Purnama, Masrina. 2010. Trend Japanese Rock dan Visual Kei dalam konteks
Pertunjukan
Musik Populer di Indonesia : Studi Kasus Grup-grup Band di
Medan. Sastra Jepang-USU :
Universitas Sumatra Utara Press.
Nurhayati, Hesti. 2012. Hara-Shibu-Bara : Tokyo Street Fashion Paradise.
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Slasher, Bird. 2004. Review On : A Prelude to Visual Kei.
“Animonster Magazine, vol 68.
Sumardi, Selo.2005. Permasalahan Dalam Penelitian. Bandung : Gramedia.
Suryono. Tinjauan dan Definisi. Yogyakarta : Kanisius. 2004.
Suyatno dan Sutinah. Metode Penelitian Kualitatif. Jogjakarta : Arrauzz Media. 2006.
Waluyo, Adrian. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Surabaya : Dara Publika. 2010.
(http://vatonilv.blogspot.com/pengertian-kebudayaan.html)
KEBERADAAN KOMUNITAS VISUAL KEI SEBAGAI
PENGGUNA MUSIK JEPANG DI JURUSAN SASTRA
JEPANG UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
SEM JEFFRI B. SILITONGA
NIM. 061222520090
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Sem Jeffri B. Silitonga. Nim 061222520090. Keberadaan Komunitas Visual Kei Sebagai
Pengguna Musik Jepang Di Jurusan Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara. Fakultas
Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan. 2012.
Fenomena musik visual kei di sastra USU menjadi sebuah hal yang menarik perhatian
peneliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan komunitas Visual Kei di Sastra
Jepang Universitas Sumatra Utara, Perkembangan komunitas musik visual kei di Sastra Jepang
Universitas Sumatra Utara, bagaimana bentuk penyajian musik visual kei di sastra Jepang USU.
Komunitas visual kei lahir dan berkembang di Distrik harajuku, Jepang. Komunitas tersebut
memiliki ciri khas dalam hal penampilan yang mereka perlihatkan. Keberadaan Visual kei di
Sumatera utara sangat menarik, karena hanya terdapat beberapa komunitas dan salah satunya
komunitas visual kei di jurusan sastra jepang USU.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, menggunakan teknik
pengumpulan data observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi untuk
mempelajari, menginterpretasikan dan mengetahui keberadaan komunitas visual kei sebagai
pengguna musik Jepang di jurusan sastra Jepang Universitas Sumatera Utara. sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah 5 orang yang di ambil dari 150 jumlah populasi.
Setelah diamati, ditemukan bahwa keberadaan komunitas visual kei di jurusan sastra
Jepang Universitas Sumatera Utara merupakan proses kreatifitas yang dilakukan mahasiswa
dalam sebuah komunitas untuk mengekspresikan diri dalam bentuk fashion, musik, Cosplay,
yang sekaligus sebagai salah satu daya tarik bagi calon mahasiswa agar memilih jurusan sastra
Jepang USU sebagai salah satu opsi untuk melanjutkan jenjang pendidikan.
vii
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................i
SURAT PERNYATAAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................vi
DAFTAR FOTO.............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah. ............................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 5
..............................................................................................................
D. Perumusan Masalah ............................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORETIS DAN KERANGKA KONSEPTUAl ... 8
A. Landasan Teoritis ................................................................................. 9
1. Pengertian Keberadaan............................................................. 8
2. Musik Jepang ........................................................................... 10
B. Kerangka Konseptual ........................................................................... 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 13
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian .............................................................. 13
B. Populasi Dan Sampel ........................................................................... 13
1. Populasi .................................................................................... 13
2. Sampel ...................................................................................... 14
C. Metode Penelitian................................................................................. 14
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 14
E. Teknik Analisa Data ............................................................................. 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 18
A. Gambaran umum Sastra Jepang Universitas Sumatra Utara.................18
B. Komunitas Visual Kei ............................................................................ 33
C. Keberadaan Komunitas Musik Jepang Visual Kei Di Jurusan Sastra
Jepang Universitas Sumatra Utara ........................................................ 28
D. Perkembangan Komunitas Musik Jepang Visual Kei Di Jurusan Sastra
Jepang Universitas Sumatra Utara ........................................................ 34
E. Pra Penyajian Musik Visual kei ............................................................. 38
F. Bentuk Penyajian Musik Visual Kei ...................................................... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 44
A. Kesimpulan ......................................................................................... 44
B. Saran .................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 46
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Skema proses penggarapan musik iringan tari................................25
DAFTAR FOTO
Halaman
Gambar 4.1 Cosplayer yang menirukan gaya animasi Kartun Jepang................24
Gambar 4.2 Cosplayer yang berpenampilan Visual Kei......................................26
Gambar 4.3 Musisi Visual Kei Berpenampilan Seperti Perempuan....................30
Gambar 4.4 Komunitas Pengguna Musik dan style Visual Kei di Sastra Jepang
USU..................................................................................................32
Gambar 4.5 Cosplay dalam acara Bunkasai Festival ………..............................33
Gambar 4.6 gitaris musik visual kei berdandan seperti wanita............................51
Gambar 4.7 Band visual kei mendapat respon positif oleh Penguna musik lain..37
Gambar 4.8 Pertunjukan musik Visual Kei .........................................................39
Gambar 4.9 Band Visual Kei.................................................................................43
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Gambar 1 Band Visual Kei sedang melakukan penampilan pertunjukan…..
47
Gambar 2 Gitaris dan Vokalis band Visual Kei ……………………………. 48
Gambar 3 Band Visual Kei Saat Melakukan Pertunjukan …………………..
48
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebudayaan sebagai warisan leluhur yang dimiliki oleh masyarakat setempat, hal ini
memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma – norma serta
nilai – nilai kehidupan yang berlaku dalam tata pergaulan masyarakat setempat, sehingga dapat
terjamin kelestarian musik kebudayaan masyarakat itu sendiri.
Budaya adalah suatu cara yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang yang diwarisi dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni.
Ketika seorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari berupa pengetahuan yang
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia. Dalam hal ini kebudayaan
bersifat abstrak. Selain itu kebudayaan sebagai hasil karya, rasa dan cipta. Bermakna kebudayaan
bersifat kongkrit, ada perwujudannya dalam kehidupan masyarakat berupa perilaku dan bendabenda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku (adat istiadat), bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, dan seni.
Kebudayaan merupakan pengetahuan, ide dan hasil cipta masyarakat, hal ini memaknakan
bahwa kebudayaan itu beragam.Sebagai negara yang memiliki keanekaragam kebudayaan,
1
Indonesia tidak menutup kemungkinan menerima budaya asing sebagai tanda keterbukaan
Indonesia menerima kebudayaan asing masuk tanpa menghilangkan budaya yang dimiliki
Indonesia. Zaman sekarang ini telah banyak kebudayaan asing di Indonesia yang mengisi dunia
musik Indonesia.
Jepang merupakan sebuah negara adidaya yang sangat berkembang pesat. Selain itu, Jepang
juga memiliki kebudayaan yang khas. Beragam jenis kebudayaan Jepang menjadikan negara
Jepang sangat disegani karena Jepang selalu menjaga kelestarian budayanya. Keanekaragaman
budaya Jepang diantaranya, samurai (istilah untuk perwira militer kelas elit sebelum zaman
industrialisasi di Jepang),pakaian tradisional kimono, Gheisha (penghibur tradisional Jepang),
arak dan berbagai macam lainnya.
Musik merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang di turunkan secara turun
termurun. Di Jepang musik menjadi salah satu cara menyampaikan sebuah pemikiran. Melalui
musik anak muda di Jepang membuat percobaan ilmiah, mencari jati diri, membuat komunitaskomunitas yang menjadikan musik sebagai pemersatu mereka. Banyak genre-genre musik yang
ada sekarang masuk dan berkembang di Jepang. Aliran-aliran seperti rock, metal, pop serta aliran
musik lainnya, disatukan dengan musik Jepang hingga menjadi genre musik baru yang biasa Jmusic.
Visual Kei terdiri dari dua suku kata dari dua bahasa yang berbeda, yaitu Visual berasal dari
bahasa Inggris yang kira-kira berarti terlihat dan Kei dari Bahasa Jepang yang berarti bentuk.
Jadi, dari segi bahasa, Visual Kei berarti gaya atau penampilan fisik (luar). Secara luas, Visual
Kei dapat diartikan juga sebagai gaya yang terbentuk dari kepribadian atau tingkah laku tiap
individu yang terekspresikan melalui penampilan luar.
Gaya Visual Kei sering dipakai oleh grup Band Jepang, ketika melihat sebuah grup band
Jepang, terutama grup band Japanese Rock yang biasa disingkat J-Rock, mungkin kita tidak
pernah menyangka bahwa makhluk cantik yang berpenampilan seperti wanita itu adalah pria.
Mereka bukanlah orang-orang yang mengalami kelainan gender, tapi mereka hanya
menggunakan suatu fashion yang disebut Visual Kei. Visual Kei memang identik dengan J-Rock.
J-Rock merupakan istilah yang dibuat oleh orang Amerika. Di Jepang sendiri, mereka tidak
memakai istilah J-Rock, yang artinya orang Jepang yang membawakan musik rock. Namun
kenyataannya, J-Rock belum tentu Visual Kei. Sedangkan Visual Kei merupakan suatu fenomena
dalam dunia J-Rock.
Sebagai negara yang pernah menjajah Indonesia, Jepang juga meninggalkan kebudayaannya
di Indonesia. Banyak budaya Jepang yang masuk bahkan mewabah menjadi bagian dari budaya
Indonesia. Di Kota Medan, jenis musik Jepang juga mulai berkembang dan membentuk suatu
komunitas – komunitas pecinta musik Jepang yang digandengkan dengan model fashion yang
berkaitan dengan komik Jepang. Sebagai salah satu negara maju di Asia dan Dunia, Jepang telah
banyak menciptakan teknologi, industri, bahkan fashion Jepang mulai menjadi trenseater dunia.
Belakangan ini jika berbicara tentang fashion, kota Milan di Italia dan Paris tidak lagi menjadi
pusat utama, karena hadirnya fashion yang menyita perhatian masyarakat di seluruh dunia, yaitu
Harajuku Fashion Street. Harajuku adalah sebuah gaya baru yang didominasi oleh kaum remaja
sebagai tempat bagi mereka untuk sekedar mengisi waktu kosong, sekaligus mengkespresikan
diri lewat penampilan. Ini menjadikan Jepang mendapat predikat “Paris” of Asia (Purnama,
2007:33).
Diantara sekian banyak gaya yang ditampilkan, salah satu diantaranya sangat menarik
perhatian sekaligus menimbulkan pertanyaan adalah satu style yang susah dibedakan antara lakilaki dan perempuan. Hal ini dikarenakan penampilan mereka yang terlihat antara maskulin dan
feminim. Tapi, bagaimana pun cantiknya mereka, faktanya mereka adalah laki-laki, untuk style
mereka biasanya disebut visual kei. Istilah visual kei dalam musik benar-benar muncul ketika
grup band Jepang bernama X – Japan mempopulerkannya pada akhir tahun 1980an (Slasher
Bird, 2004:38).
Grup band atau grup musik adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih,
yang memainkan instrumen musik dan bernyanyi. Pada masa X- Japan inilah visual kei bangkit
di dunia musik dan menjadi trend bagi jenis musik Jepang. Bahkan gaya musik berbalut busana
visual kei dapat menggeser jenis musik western dan rock.
Di kota Medan, band – band Jepang mempunyai style visual kei biasanya berkembang
dari band indie. Band indie merupakan kependekan dari independent yang artinya berdiri sendiri.
Band – band
indie biasanya lebih mengutamakan kwalitas dan ekspresi diri dari pada
komersialitas. Selain itu, jika mereka ingin tur, mereka menggunakan biaya sendiri. Dalam hal
ini pemaparan diatas yang melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul
“Keberadaan Komunitas Visual Kei Sebagai Pengguna Musik Jepang Di Jurusan Sastra
Jepang Universitas Sumatra Utara”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti memunculkan dan
mengidentifikasi beberapa masalah, yakni sebagai berikut :
1. Bagaimana keberadaan komunitas visual kei dalam musik Jepang di Sastra Jepang
Universitas Sumatra Utara ?
2. Bagaimana Bentuk Penyajian Musik Visual Kei di Sastra Jepang USU ?
3. Bagaimana Perkembangan musik visual kei di Sastra Jepang USU ?
4. Bagaimana style permainan serta ciri pengguna musik visual kei yang ada di Sastra
Jepang USU ?
5. Apakah Musik Visual Kei dapat diterima oleh kalangan Masyarakat di Sekitar Kampus
USU ?
C. PEMBATASAN MASALAH
Oleh karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori dan supaya penelitian dapat
dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah di identifikasi akan
diteliti. Mengingat ruang lingkupnya menjadi tidak terbatas, maka peneliti memandang perlu
untuk membuat batasan permasalahan yang akan diteliti. Batasan masalah merupakan upaya
untuk menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk
mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk kedalam ruang lingkup permasalahan, dan
faktor mana yang tidak masuk dalam permasalahan.
Sejalan dengan pendapat di atas, maka peneliti membatasi masalah penelitian ini menjadi
sebagai berikut :
1. Bagaimana keberadaan komunitas visual kei dalam musik Jepang di Sastra Jepang
Universitas Sumatra Utara ?
2. Bagaimana Perkembangan musik visual kei di sastra Jepang USU ?
3. Bagaimana bentuk penyajian musik visual kei di sastra Jepang USU ?
D. PERUMUSAN MASALAH
Menurut pendapat Sumadi (2005:17) dikatakan bahwa : ”Setelah masalah diidentifikasi
dan dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena hasilnya akan menjadi
penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya,”
Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini
menjadi sebagai berikut : Bagaimana Keberadaan Penggunaan Musik Visual Kei di Sastra
Jepang Universitas Sumatra Utara ?
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Tujuan
penelitian menjadi kerangka yang selalu dirumuskan untuk mendapatkan gambaran yang jelas
tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan penelitian adalah pernyataan mengenai ruang lingkup
kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan. Berhasil atau
tidaknya suatu penelitian akan terlihat dan tercapai sesuai tujuan penelitian.
Menurut pendapat Sumadi (2005:17) dikatakan bahwa : ”Setelah masalah diidentifikasi
dan dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena hasilnya akan menjadi
penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya,”
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui keberadaan komunitas visual kei dalam musik Jepang di Sastra
Jepang Universitas Sumatra Utara.
2. Untuk Mengetahui Perkembangan musik visual kei di sastra Jepang USU.
3. Untuk Mengetahui bentuk penyajian musik visual kei di sastra Jepang USU.
F. MANFAAT PENELITIAN
Adapun hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan manfaat sebagai berikut :
Pada bagian ini ditunjukkan manfaat
atau pentingnya penelitian terutama bagi
pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian
dalam sebab manfaat penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian
dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih
memang layak untuk dilakukan. Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan segsala komponen masyarakat baik untuk intansi terkait, lembaga kesenian maupun
praktisi kesenian. Manfaat penelitian diantarnya sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi bagi masyarkat luas khususnya masyarakat Mahasiswa seni
musik Program Studi Seni Musik yang ingin meneliti tentang musik Jepang.
2. Sebagai wawasan baru bagi peneliti tentang musik-musikan Visual Kei.
3. Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan Unimed.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan mengenai keberadaan musik Visual Kei, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Di Jurusan Sastra Jepang USU terdapat komunitas Visual kei
2. Komunitas visual Kei memberikan penyegaran sekaligus salah satu daya tarik bagi
calon mahasiswa untuk memilih jurusan sastra Jepang USU
3. Perkembangan musik visual kei dimualai tahun 1988 di Jepang dan mulai
berkembang ke beberapa negara Asia hingga ke Indonesia melalui media massa ,
cetak dan elektronik
4. Sastra Jepang USU sering mengadakan acara tahunan diantaranya festival bunkasai ,
festival Visual Kei
B. SARAN
Dari hasil kesimpulan yang telah diperoleh, peneliti mempunyai hasil pemikiran yang
sangat positif terhadap musik Visual Kei, dan ingin memberi saran sebagai berikut :
1. Perlunya ada perhatian khusus untuk komunitas Visual Kei, karena jenis musik ini
merupakan bagian dari industri yang dapat dikembangkan.
2. Masuknya dan berkembangnya Visual Kei di Sastra Jepang USU dapat menjadi motivasi
bagi para pencinta musik Jepang dan kiranya bukan hanya mahasiswa Sastra Jepang
USU saja yang dapat mengekspresikan hobi “Jepang” mereka, tetapi juga diluar
mahasiswa Sastra Jepang USU.
3. Mengingat hubungan Jepang dan Indonesia mempunyai hubungan yang baik peneliti
berharap suatu saat Universitas Negeri Medan membuka juga Jurusan Pendidikan dan
Sastra Jepang, guna lebih dapat meningkatkan hubungan kerjasama antara kedua Negera
dan menjadi kiblat baru kerjasama antara Indonesia dan Jepang.
DAFTAR PUSTAKA
Arjuna. 2011. Metode Penelitian. Dalam kutipan dari Andri Prasetyo berupa bukunya
Metodologi Penelitian Kualitatif : dalam perpektif Rancangan Penelitian.
Yogyakarta : Arruzz Media.
Finanditha. 2008. Fenomena Visual Kei dalam Grup Band Jepang Nihon No Bando
Guruupu No Bijuaru Kei No Genshou. Skripsi Jurusan Sastra Jepang USU :
Universitas Sumatra Utara Press.
Prastowo, Andi. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jogjakarta : Arruzz Media.
Purnama, Masrina. 2010. Trend Japanese Rock dan Visual Kei dalam konteks
Pertunjukan
Musik Populer di Indonesia : Studi Kasus Grup-grup Band di
Medan. Sastra Jepang-USU :
Universitas Sumatra Utara Press.
Nurhayati, Hesti. 2012. Hara-Shibu-Bara : Tokyo Street Fashion Paradise.
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Slasher, Bird. 2004. Review On : A Prelude to Visual Kei.
“Animonster Magazine, vol 68.
Sumardi, Selo.2005. Permasalahan Dalam Penelitian. Bandung : Gramedia.
Suryono. Tinjauan dan Definisi. Yogyakarta : Kanisius. 2004.
Suyatno dan Sutinah. Metode Penelitian Kualitatif. Jogjakarta : Arrauzz Media. 2006.
Waluyo, Adrian. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Surabaya : Dara Publika. 2010.
(http://vatonilv.blogspot.com/pengertian-kebudayaan.html)