UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SAINS DENGAN METODE EKSPERIMEN DI KELOMPOK A Upaya Meningkatkan Kemampuan Sains Dengan Metode Eksperimen Di Kelompok A TK 01 Nglebak Tawangmangu Tahun Ajaran 2012/2013.

1

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SAINS DENGAN
METODE EKSPERIMEN DI KELOMPOK A
TK 01 NGLEBAK TAWANGMANGU
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Anak Usia Dini

Disusun oleh

SRIYANTI
A 520091049

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

2

ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SAINS DENGAN METODE
EKSPERIMEN DI KELOMPOK A TK 01 NGLEBAK TAWANGMANGU
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SRIYANTI, A520091049, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2013, 147 halaman
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan sains
pada anak dengan menerapkan metode eksperimen di Kelompok A TK 01
Nglebak Tawangmangu. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dan dilaksanakan melalui tiga siklus dan tiap siklus terdiri dari tiga
pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah anak didik Kelompok A di TK 01
Nglebak Tawangmang tahun pelajaran 2012/2013, yang berjumlah 18 anak.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Prosedur penelitian dilakukan melalui tahapan perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi. Data dianalisis dengan teknik
komparatif. Kriteria ketuntasan atau KKM pada penelitian ini adalah jika jumlah
nilai indikator yang dicapai anak ≥ 39. Hasil penelitian menunjukkan prosentase
jumlah anak yang nilai kemampuan sainsnya sudah mencapai KKM pada setiap
siklusnya, yaitu sebelum tindakan (prasiklus) prosentase jumlah anak yang sudah
tuntas sebesar 44% (8 anak), kemudian setelah diberi tindakan menggunakan
metode eksperimen pada siklus I meningkat menjadi 61% (11 anak), pada siklus
II meningkat menjadi 72% (13 anak), dan pada siklus III meningkat menjadai
88% (16 anak). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan metode
eksperimen dapat meningkatkan kemampuan sains pada anak di TK 01 Nglebak
Tawangmangu tahun ajaran 2012/2013.
Kata Kunci: Kemampuan sains, Metode eksperimen.

PENDAHULUAN
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan

melalui


pemberian

rangsangan

pendidikan

untuk

membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. (UU No 20 tahun 2003)
Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas, pendidikan anak usia dini
memiliki standar kompetensi yang merupakan seperangkat kompetensi yang
diharapkan dapat dikuasai oleh anak sesuai dengan tahapan usianya. Standar ini

3

dikembangkan berdasarkan aspek perkembangan anak, meliputi: perkembangan
moral dan nilai-nilai agama, perkembangan sosial emosional dan kemandirian,

perkembangan bahasa, perkembangan kognitif, perkembangan fisik/motorik dan
perkembangan seni.
Salah satu lingkup perkembangan kognitif pada anak usia dini adalah
sains. IPA merupakan salah satu bidang

ilmu yang dapat memfasilitasi

keingintahuan anak terhadap kehidupan ini, namun seiring berkembangnya ilmu
pengetahuan ternyata sains
dini

dengan

juga penting untuk dikembangkan pada anak usia

tujuan agar anak-anak

masalah yang dihadapinya, sehingga
dalam menyelesaikan


memiliki kemampuan

memecahkan

anak-anak terbantu dan menjadi terampil

berbagai hal yang dihadapinya. Leeper 1994 dalam

Nugraha (2008: 14).
Pelaksanaan pembelajaran sains hendaknya menempatkan aktifitas nyata
bagi anak, memberi kesempatan kepada anak untuk bersentuhan langsung
dengan obyek yang akan atau sedang dipelajarinya. Sri (2006) dalam Harianja
(2011: 4) Kenyataan di lapangan, pembelajaran sains di kelompok A TK 01
Nglebak, Tawangmangu, Karanganyar menunjukkan adanya berbagai hambatan
dalam kegiatan pembelajarannya. Hal ini diindikasikan dengan kurang aktifnya
anak dalam mengikuti proses pembelajaran. Mereka tidak berpartisipasi secara
aktif untuk ikut dalam proses belajar, dengan kata lain anak-anak pasif dan tidak
terlibat secara langsung dalam proses belajar sains, sehingga kemampuan sains
anak masih sangat rendah.
Penyebab lain rendahnya kemampuan sains pada anak adalah faktor guru.

Guru belum menemukan metode dalam melakukan pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan sains anak yang sesuai dan tepat dengan kebutuhan
dan perkembangan anak. Metode yang dimaksud diharapkan agar anak tidak
tertekan dan terpaksa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu metode
yang digunakan diharapkan agar anak tidak pasif dan ikut dilibatkan secara
langsung, sehingga anak merasa senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
sains.
Menurut Zachrias dalam Wijayanti (2011: 28) pembelajaran dengan

4

metode eksperimen adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran yang
mana anak secara aktif mengalami dan membuktikan sendiri tentang apa
yang sedang dipelajarinya. Dalam pembelajaran eksperimen anak secara total
dilibatkan dalam melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu
objek, menganalisis, membuktikan dan menarik

kesimpulan

sendiri


tentang suatu objek, keadaan atau proses.
Berdasarkan permasalahan di atas, untuk meningkatkan kemampuan sains
pada kelompok A di TK 01 Nglebak Tawangmangu akan dilaksanakan kegiatan
pembelajaran sains dengan metode eksperiman. Dengan metode tersebut
diharapkan dapat melibatkan anak aktif belajar, baik secara mental, intelektual,
fisik maupun sosial, dengan harapan hasil belajar anak dalam hal kemampuan
sains meningkat. Hal inilah yang menarik peneliti, untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Sains Dengan Metode
Eksperimen Di Kelompok A TK 01 Nglebak Tawangmangu Tahun Pelajaran
2012/2013”
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan
menggunakan jenis penelitian ini diharapkan akan mendapat informasi yang
sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan praktik pembelajaran di dalam kelas
secara profesional. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mempunyai ciri khusus yaitu
adanya tindakan (action) yang nyata. Dimana tindakan itu dilaksanakan pada
situasi alami (bukan dalam laboratorium) dan ditujukan untuk memecahkan
permasalahan praktis yang memang masalah tersebut benar-benar dihadapi oleh
guru. Arikunto, ( 2007: 58).

Rancangan

penelitian

yang digunakan pada tindakan

kelas

ini

menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari 3 siklus. Siklus
pada PTK berisi empat langkah yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,
tahap observasi dan tahap refleksi. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan
perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain dalam
indikator yang diamati.

Rancangan ini bertujuan

permasalahan, hambatan, dan keberhasilan


indikator-

untuk mengetahui

dalam upaya meningkatkan

5

kemampuan interpersonal pada anak

kelompok B di TK 01 Nglebak

Tawangmangu melalui metode pembelajaran bermain peran yang dilakukan oleh
guru.
Rancangan penelitian yang digunakan tindakan kelas ini terdiri dari 3
siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai,
seperti

yang


telah

didesain dalam indikator-indikator yang diamati untuk

mengetahui permasalahan yang menyebabkan rendahnya kemampuan sains anak
kelompok A di TK 01 Nglebak Tawangmangu terhadap kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru. Dengan berpedoman pada refleksi awal, maka
prosedur pelaksanaan penelitian melalui tahapan atau siklus, yang setiap siklus
berisi empat langkah yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi
dan tahap refleksi.
Tempat penelitia ini berlokasi di TK 01 Nglebak Kecamatan Tawangmangu
Kabupaten Karanganayar. Penelitian ini dilaksanakan di kelompok A TK 01
Nglebak

Kecamatan

Tawangmangu

Kabupaten


Karanganayar.

Penelitian

dilaksanakan secara bertahap, selama 5 bulan dimulai pada bulan September 2012
- Januari 2013. Dalam penelitian ini bertindak sebagai subjek adalah anak
Kelompok A Taman Kanak-kanak 01 Nglebak, Tawangmangu tahun pelajaran
2012/2013. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah
peningkatan kemampuan sains melalui metode eksperimen pada anak kelompok A
di TK 01 Nglebak Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Wawancara Observasi Langsung Dokumentasi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
ini dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif, maka peneliti bertindak sebagai
instrumen utama sekaligus pengumpul data. Instrumen merupakan alat bantu yang
digunakan untuk mencatat atau mendapatkan data yang diperlukan. Dalam
penelitian ini instrumen yang digunakan adalah (1) Lembar observasi peningkatan
kemampuan interpersonal yang berisi tentang catatan hasil pelaksanaan kegiatan
anak yang sesuai dengan indikator yang akan dicapai.(2) Lembar observasi
penerapan metode bermain peran berisi tentang catatan pelaksanaan metode
bermain peran dalam upaya meningkatkan kemampuan interpersonal. Rencana

6

pembelajaran bermain peran untuk meningkatkan kemampuan

interpersonal

berisi tentang pendahuluan (kegiatan awal), kegiatan inti, istirahat dan kegiatan
akhir (penutup) yang dilakukan pada waktu pembelajaran berlangsung.(3) Lembar
catatan lapangan yang digunakan untuk mencatat semua kejadian yang terjadi di
luar perencanaan atau pencatatan permasalahan-permasalahan yang muncul pada
waktu di laksanakan kegiatan
Analisis data merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis data
hasil penelitian dan untuk membuktikan hipotesis tindakan yang telah
dirumuskan. Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

ini digunakan analisis

berdasarkan observasi proses kegiatan pembelajaran maupun dari hasil tindakan
yang telah dilakukan. Teknik analsis yang digunakan adalah teknik komparasi
(comparation) Analisis data dari observasi terhadap guru sebagai pelaksana
kegiatan pembelajaran dilakukan untuk melakukan refleksi agar peneliti dapat
menentukan tindakan yang akan di ambil pada siklus berikutnya. Analisis data
terhadap anak dilakukan beberapa tahap sebgai berikut (1) Menjumlah skor yang
dicapai setiap anak pada semua indikator. (2) Membuat tabulasi skor observasi
peningkatan kemampuan interpersonal pada anak yang terdiri dari nomor, nama
anak, indikator, jumlah

skor, rata-rata individu, KKM, Ketuntasan. (3)

Menghitung peningkatan kemampuan interpersonal anak melalui penggunaan
metode bermain peran (4) Membandingkan jumlah skor indikator yang dapat
dicapai pada setiap anak dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditentukan peneliti. Penelitian pada setiap siklus akan berhasil jika anak sudah
mencapai KKM (≥KKM) yang telah ditentukan peneliti pada setiap siklusnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian peningkatan kemampuan sains anak
kelompok A2 yang ditunjukkan pada setiap siklusnya melalui prosentase
ketuntasan kemampuan sains anak tidak menunjukkan suatu kestabilan.
Prosentase peningkatan ketuntasan kemampuan sains sebelum tindakan
(prasiklus) sampai dengan siklus I peningkatannya mencapai 17%. Hal ini
disebabkan karena pada awal pertemuan, ketertarikan anak terhadap penggunaan
metode eksperimen masih sangat tinggi, yang sebelumnya jarang sekali diberikan

7

kegiatan menggunakan metode eksperimen. Akan tetapi tidak semua anak dapat
berkembang sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pada siklus I peneliti mentargetkan tingkat pencapaian prosentase
ketuntasan kemampuan sains anak dalam satu kelas ≥ 60%. Hal ini sudah bisa
dikatakan berhasil karena pencapaian prosentase ketuntasan kemampuan sains
anak sudah bisa mencapai target yang diharapkan yaitu sebesar 61%. Pada siklus
II peneliti mentargetkan tingkat pencapaian prosentase ketuntasan kemampuan
sains anak ≥70%, sedangkan pencapaian prosentase ketuntasan kemampuan sains
anak

mencapai 72%. Sehingga pencapain prosentase ketuntasan kemampuan

sains pada siklus II bisa dikatakan sudah mencapai target yang diharapkan. Dari
siklus I sampai dengan siklus II peningkatan prosentase pencapaian kemampuan
sains anak hanya mencapai 11%. Hal ini disebabkan mulai adanya kejenuhan
dalam mengikuti pembelajaran karena metode eksperimen sudah pernah
dilakukan dalam siklus I dan pelaksanaan kegiatan kurang bervariasi. Anak
merasa bosan dan kurang antusias dalam mengikuti kegiatan eksperimen, pada
siklus II. Selain itu terdapat beberapa indikator yang masih sulit dicapai anak
dalam waktu yang singkat.Indikator yang sulit dicapai anak tersebut adalah
indikator 5, 6, dan 7 yaitu menjelaskan proses pertumbuhan tanaman,
menerangkan penyebab tanaman mati, dan menceritakan terkjadinya gelap
maupun terang.
Pada siklus III pencapaian prosentase ketuntasan kemampuan sains anak
sebesar 88%. Peningkatan prosentase jumlah anak dalam satu kelas yang
pencapaian nilai kemampuan sainsnya mencapai KKM atau ≥ 39 dari siklus II ke
siklus III sebesar 16%. Peningkatan ini lebih besar dibandingkan pada
peningkatan dari siklus I ke siklus II yang hanya mencapai 11%. Hal tersebut
dikarenakan pada siklus III ini pelaksanaan kegiatan eksperimen dilakukan
dengan lebih variatif dan menarik, yaitu dengan mengoptimalkan penggunaan
alat/media, anak diberi kebebasan memilih perannya sendiri dan dengan
diberikannya hadiah/reward.
Indikator yang sulit dicapai anak selama pelaksanaan tindakan pada siklus
I, II, maupun III adalah indikator pada nomor 5 dan 6, yaitu mejelaskan proses

8

pertumbuhan yanaman dan menerangkan penyaba tanaman mati. Mayoritas anak
dapat melihat, mengetahui bahkan mengalami sendiri tentang pertumbuhan dan
kematian pada tanaman, tetapai anak cenderungg ach dan tidak memperhatikan
hal tersebut, sehingga anak mengalami kesulitan ketiak diminta untuk
menjelaskan pertumbuhan tanaman dan penyebab kematian tyanaman. Kesulitan
anak adalh dalam hal mengungkapkan hasil eksperimen secara sistematis sehingga
mudah dipahami.
Berdasarkan fakta di lapangan dengan adanya peningkatan-peningkatan
prosentase ketuntasan kemampuan sains anak yang terjadi di setiap siklusnya,
maka peneliti menyatakan bahwa selain metode dan media pembelajaran, guru
juga sangat berpengaruh bagi perkembangan anak didik guna mewujudkan tujuan
pembelajaran yang optimal.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelompok A
TK 01 Nglebak Tawangmangu, diketahui bahwa penggunaan metode eksperimen
dapat meningkatkan kemampuan sains anak di Kelompok A TK 01 Nglebak
Tawangmangu Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan terjadi
peningkatan prosentase ketuntasan kemampuan sains anak yang sudah mencapai
KKM yang ditentukan peneliti (sudah tuntas) pada setiap siklusnya.
Prosentase ketuntasan kemampuan sains anak yang sudah mencapai KKM
atau tuntas di Kelompok A TK 01 Nglebak Tawangmangu sebelum tindakan atau
prasiklus adalah sebesar 44%, prosentase ketuntasan kemampuan sains anak yang
sudah tuntas setelah tindakan pada siklus I meningkat menjadi 61%, prosentase
ketuntasan kemampuan sains anak yang sudah tuntas setelah tindakan pada siklus
II meningkat menjadi 72%, sedangkan prosentase ketuntasan kemampuan sains
anak yang sudah tuntas setelah tindakan pada siklus III meningkat menjadi 88%.
Dengan demikian penggunaan metode eksperimen dalam kegiatan
pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan sains anak di Kelompok A TK 01
Nglebak Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya.

9

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsmi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Djamarah, Syaiful B. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Depdiknas.2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak
dan Raudhatul Athfal. Jakarta: Depdiknas.
Harianja, Sri Indriani.2011. Upaya Peningkatan Kemampuan Anak Usia Taman
Kanak-Kanak Dalam Memecahkan Masalah Pada Pembelajaran Sains
Melalui PenggunaanMetode Eksperimen (Penelitian Tindakan Kelas
Terhadap Anak Kelompok B Tk Plus Tunas Bangsa Bandung Tahun Ajaran
2010/2011). Bandung: FIP UPI
Hidayah, Noer Ratna. 2010. Upaya Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini
Melalui Bermain Sains Tinta Transparandi Play Group Aisyiyah 20 Pajang.
Surakarta: UMS (Tidak diterbitkan)
Jamaris, M. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Dini Taman
Kanak-Kanak. Jakarta: Grasindo

Moelong, Lexy, J. 2009. Metodelogi Penelitian Kualitatif Bandung: Remaja
Rosda karya
Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda
Karya
Mumpuni, Rizki. 2010. Penerapan Metode Bermain Sains Untuk Meningkatkan
Keaktifan Dan Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B TK Laboratorium.
Malang: Universitas Negeri Malang (Tidak diterbitkan)
Nugraha, Ali, 2008.Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini.
Jakarta: Dirjen Dikti.

Permendiknas. 2010.
Permendiknas

Kurikulum

Taman

Kanak-Kanak

Ramli. 2005. Pendampingan Perkembangan Anak Usia
Depdiknas

(TK).

Jakarta:

Dini. Jakarta:

Roestiyah, N.K. 2001. Sta tegi Bela ja r Menga ja r . Jakarta: Rineka Cipta
Ronawati, Epon.2012. Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Pada
Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Penggunaan Metode Discovery.

10

Bandung: FIP UPI

Sagala, Saiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu
Memecahkan Masalah Problematika Belajar Mengajar. Bandung: Alfabeta
Sanjaya, Wina. 2009. P enelitia n Tinda ka n Kela s. Jakarta: Kencana Premada
Media Group
Sari, Atikah.2006. Penggunaan Pendekatan Pemecahan Masalah Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Anak SD. Bandung: FIP
UPI
Sudirman, 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya CV Bandung
Sujiono, Yuliani N dkk. 2008. Metode P engemba nga n Kognitif. Modul Edisi
I. Bandung: Universitas Terbuka
Suyanto, S. 2005. Da sa r -Da sa r P endidika n Ana k Usia Dini. Yogyakarta:
Hikayat Publishing
Tedjasaputra, Mayke S. 2001. Ber ma in, Ma ina n da n P er ma ina n. Jakarta:
Grasindo
Yulianti, D. 2010. Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak-Kanak.
Jakarta: PT Indeks

Wijayanti, Adi Palupi.2011.Pengaruh Metode Pembelajaran Eksperimen
Terhadap Keterampilan Proses Sains Anak.(Studi Eksperimen di Taman
Kanak-Kanak Kartika KPAD Gegerkalong Bandung). Bandung: FIP UPI

Dokumen yang terkait

OPTIMALISASI KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP SAINS MELALUI METODE EKSPERIMEN DI TK TELKOM SCHOOL

1 12 50

Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B TK Rokhaniyah Muslimat NU Barabai Tahun Pelajaran 2016-2017 Dalam Mengenal Sains Melalui Metode Eksperimen

0 0 6

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dalam Membuat Kolase Menggunakan Metode Demonstrasi Pada Kelompok A TK Nurrahman Kecamatan Labuan Amas Selatan

0 1 6

HUBUNGAN ANTARA VARIASI BERMAIN DENGAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH KELOMPOK A DI TK PGRI 01 KEDUNGKANDANG MALANG

0 1 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan dan Lambang Bilangan dengan Media Playdough pada Kelompok A TK Pelangi Nusantara Ambarawa

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan dan Lambang Bilangan dengan Media Playdough pada Kelompok A TK Pelangi Nusantara Ambarawa

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Lompat Tali pada Kelompok A di TK Kanisius Gendongan Salatiga

0 1 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Lompat Tali pada Kelompok A di TK Kanisius Gendongan Salatiga

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Melalui Permainan Kartu Bergambar pada Anak Usia 4 Sampai 5 Tahun di Kelompok A TK Kamulyan Terpadu Salatiga

0 0 14

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN SAINS ANAK TK A DI KECAMATAN MAGETAN KABUPATEN MAGETAN

0 4 14