PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN BERBICARA MENYAMPAIKAN LAPORAN SECARA NARATIF : Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Anggi Setia Wiguna 0806237

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA

PEMBELAJARAN BERBICARA MENYAMPAIKAN

LAPORAN SECARA NARATIF

(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

Anggi Setia Wiguna

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Anggi Setia Wiguna 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah “Pemanfaatan Media Audio Visual pada Pembelajaran Berbicara Menyampaikan Laporan Secara Naratif (Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater tahun ajaran 2012/2013). Penelitian ini beranjak dari pokok permasalahan: (a)

bagaimana kemampuan berbicara dalam menyampaikan laporan secara naratif siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual?; (b) bagaimana kemampuan berbicara dalam menyampaikan laporan secara naratif siswa sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual?; (c) apakah media audio visual efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif?

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini, 1) mendeskripsikan kemampuan berbicara menyampaikan laporan secara naratif siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual; 2) mendeskripsikan kemampuan berbicara menyampaikan laporan secara naratif siswa sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual; dan 3)

mendeskripsikan perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif sebelum dan setelah menggunakan media audio visual.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi, dengan desain the one group pre-test-post-test design, yaitu satu kelompok mendapat perlakuan, pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan diberikan, dan pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal dan akhir pengukuran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater. Sampel dalam penelitian ini adalah XI Tata boga 1 SMK Tunas Bangsa Ciater yang berjumlah 20 orang. Instrumen yang penulis gunakan dalam mengumpulkan data adalah instrumen tes dan instrumen perlakuan dengan menganalisis data menggunakan uji statistika yang diperoleh dari data prates dan pascates. Dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh thitung (10,76) > ttabel (2,093), sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak (H1 diterima). Artinya, media pembelajaran terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif. Dibuktikan oleh perbedaan hasil rata-rata prates dan pascates yaitu dengan perolehan nilai rata-rata prates sebesar 52,9 dan perolehan pascates sebesar 69,15.


(5)

ABSTRAK

The title of this research is "Exploiting Audio Visual Media in Learning Speaking a Report On Narrative ( Quasi Experimental Research on Class XI students of SMK Tunas Bangsa Ciater academic year 2012/2013 ) . Research was moved from the main issues : ( a) how the ability to speak in delivering narrative reports of students before following study using audio-visual media ? , (b ) how the ability to speak in conveying narrative report after participating student learning by using audio- visual media ? ; ( c ) whether the audio- visual media are used in learning to speak effectively deliver a report in the narrative ? Purpose of the implementation of this study , 1 ) describes the ability of speaking convey narrative reports of students before following study using audio- visual media ; 2 ) submit a report describing the ability to speak after following narrative student learning by using audio- visual media , and 3 ) describe the significant differences between learning outcomes narrative speaks submit reports before and after the use of audio- visual media .

This research was conducted using quasi-experimental methods , the design of the one group pre - test - post-test design , in one group received treatment , measurements were performed before and after treatment was given , and the effect of treatment was measured from the difference between initial and final measurement measurement . The population in this study were all students of class XI SMK Tunas Bangsa Ciater . The sample in this study is the first XI SMK Tunas Bangsa Tataboga Ciater totaling 20 people’s . The instruments I use in collecting the data is a test instrument and treatment instrument by analyzing the data using a statistical test that the data obtained from the pre-test and post-test . Of the calculations have been done obtained t ( 10.76 ) > t table ( 2.093 ) , so it can be concluded that Ho is rejected ( H1 accepted ) . That is, prove effective use of instructional media in teaching speaking convey narrative report’s . Evidenced by the difference in the average yield of the pre-test and post-test with average grades of 52.9 and a pre-test post-test gains of 69.15 .


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... .. 1

1.2Identifikasi Masalah ... 5

1.3Pembatasan Masalah Penelitian ... 6

1.4Perumusan Masalah Penelitian ... 6

1.5Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 7

1.7 Definisi Oprasional ... 8

1.8 Anggapan Dasar ... 9

1.9 Hipotesis ... 9

BAB 2 IHWAL BERBICARA DAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENYAMPAIKAN LAPORAN SECARA NARATIF 2.1Berbicara ... 10

2.1.1. Pengertian Berbicara ... 10

2.1.2. Tujuan Berbicara ... 12

2.1.3. Teknik Berbicara ... 12

2.1.4. Prinsip Berbicara ... 14

2.1.5. Hubungan antara Berbicara dan Menyimak ... 16

2.1.6. Hubungan antara Berbicara dan Membaca ... 17

2.1.7. Hubungan antara Ekspresi Lisan dan Ekspresi Tulis ... 18

2.2Media Pembelajaran ... 21

2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 21

2.2.2 Kegunaan Media pada Pembelajaran ... 22

2.2.3 Ciri-ciri Media Pendidikan ... 23

2.2.4 Macam-macam Media Pembelajaran ... 25

2.2.5 Pengertian Media Audio Visual ... 26


(7)

2.2.5.2 Media Video ... 27

2.2.5.3 Keuntungan dan Kelemahan Media Video ... 28

2.3 Laporan ... 29

2.3.1 Definisi Laporan ... 29

2.3.2 Fungsi Laporan ... 29

2.3.3 Pola Penyampaian Laporan Secara Naratif ... 30

2.4 Langkah-langkah Pembelajaran Menyampaikan Laporan dengan Menggunakan Media Audio Visual ... 31

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 33

3.2 Sumber Data ... 36

3.2.1 Populasi ... 36

3.2.1 Sampel ... 36

3.3 Teknik Penelitian ... 37

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.3.2 Teknik Pengolah Data ... 38

3.4 Instrumen Penelitian ... 41

3.4.1 Instrumen Pembelajaran ... 42

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Proses Penelitian ... 55

4.2 Deskripsi dan Analisis Hasil Penelitian ... 57

4.2.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 58

4.2.1.1 Deskripsi Hasil Prates ... 58

4.2.1.2 Deskripsi Hasil Pascates ... 64

4.2.2 Analisis Hasil Penelitian ... 69

4.2.2.1 Data dan Penskoran ... 69

4.2.2.2 Uji Reliabilitas Antarpenimbang ... 71

4.2.2.3 Uji Normalitas Data ... 80

4.2.2.4 Uji Hipotesis ... 88

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 91

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 93


(8)

DAFTAR PUSTAKA ... 96 LAMPIRAN ... 98 RIWAYAT HIDUP ... 117


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Format ANAVA ... 39

Tabel 3.2 Tabel Guilford ... 39

Tabel 3.3 Tabel Format Tes ... 41

Tabel 3.4 Tabel Penilaian ... 51

Tabel 4.1 Tabel Data Penskoran Prates ... 58

Tabel 4.2 Tabel Data Penskoran Pascates ... 64

Tabel 4.3 Hasil Nilai Data Prates dan Pascates ... 69

Tabel 4.4 Data Nilai Uji Antarpenimbang Data Prates ... 71

Tabel 4.5 Format ANAVA Prates ... 75

Tabel 4.6 Data Nilai Uji Antarpenimbang Data Pascates ... 76

Tabel 4.7 Format ANAVA Pascates ... 79

Tabel 4.8 Daftar Distrubusi Mean Prates ... 81

Tabel 4.9 Daftar Frekuensi Observasi dan Frekuensi Ekspektasi Prates ... 82

Tabel 4.10 Daftar Distribusi Mean Pascates ... 84

Tabel 4.11 Daftar Frekuensi Observasi dan Frekuensi Ekspektasi Pascates .. 86


(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Menyusun laporan, baik formal maupun informal disusun dengan menggunakan bahasa yang baku. Laporan yang telah disusun bisa juga disampaikan secara lisan. Oleh sebab itu, bentuk uraian laporan dapat disajikan dengan pola penyajian narasi, deskripsi, dan ekspositoris. Pola penyajian laporan bersifat narasi lebih menekankan uraian secara kronologis, yaitu berdasarkan rangkaian waktu. Isi laporan bersifat penceritaan atau pemaparan peristiwa tentang objek yang dilaporkan. Yang termasuk laporan ini misalnya, laporan perjalanan, laporan peliputan peristiwa, dan laporan berita (reportase). Laporan ini bersifat pengungkapan fakta pada sebuah peristiwa atau keadaan. Oleh sebab itu, laporan ini dituntut harus faktual (berdasarkan yang ada), aktual berkaitan realita dengan kejadian yang baru terjadi, akurat berdasarkan bukti-bukti yang dapat dipertanggung jawabkan dan objektif (apa adanya).

Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif dan berbudaya adalah keterampilan berbicara (Tarigan, 1994: 19). Berbicara dan aspek kebahasaan memiliki hubungan yang erat karena keduanya mempengaruhi perkembangan kosa kata yang akan diperoleh anak, baik melalui kegiatan menyimak ataupun membaca. Linguis mengatakan bahwa speaking is language


(11)

maksudnya berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan manusia setelah mereka mempelajari keterampilan menyimak (Tarigan, 2008: 3).

Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama Program Latihan Profesi (PLP), kemampuan berbicara siswa khususnya dalam tataran formal dapat dikatakan tergolong lemah. Rendahnya kemampuan berbicara ini dipicu oleh beberapa alasan, salah satunya adalah rasa takut salah ketika mengungkapkan sesuatu yang bersifat formal secara lisan. Selain itu ada beberapa faktor yang menghambat siswa berkomunikasi yang di antaranya (1) kecakapan yang kurang dalam berkomunikasi (2) sikap siswa yang kurang tepat pada saat menyampaikan laporan (3) kurangnya pengetahuan siswa (4) kurang memahami apa yang mesti dilaporkan (5) berbicara yang berlebihan. Dengan kenyataan tersebut maka guru juga memiliki andil besar dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara siswa, salah satu caranya yaitu dengan lebih kreatif memilih media pembelajaran.

Menurut Solihin (Guru Pendidikan Bahasa Indonesia di SMK Tunas Bangsa Ciater) mengatakan bahwa ada beberapa penyebab ketidakberanian siswa ketika berbicara di depan kelas, yaitu 1) takut salah, prasaan ini kadang kala membuat ketakutan itu semakin besar, 2) tidak ada rasa percaya diri, merasa diri tidak mampu untuk melakukan hal tersebut, 3) traumatis, memiliki rasa takut dan merasa sendirian ketika berdiri di depan kelas dan semua mata melihat padanya, 4) takut dinilai/dihakimi. Hal ini terjadi karena adanya perasaan takut ketika banyak orang membicarakan dirinya atau pendapatnya, 5) takut akan orang


(12)

banyak, merasa tidak nyaman dan tidak percaya diri ketika berbicara di depan puluhan orang.

Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang pernah diteliti oleh Prawitasari, mahasiswa UPI Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2006 yang skripsinya berjudul Keefektifan Media Audio Visual dalam

Pembelajaran Debat Kompetitif untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara.

Ketika Prawitasari melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP) di SMP Negeri 1 Lembang terhadap siswa kelas VIII menemukan berbagai permasalahan yang perlu dikaji dan dicari solusinya. Berdasarkan informasi dari siswa, pembelajaran bahasa Indonesia kurang diminati karena menjenuhkan. Siswa juga berpendapat bahwa merasa sangat senang jika ada tes lisan materi yang telah diajarkan. Namun, tes lisan ini ternyata hanya untuk membuat siswa menghafal materi yang telah diberikan dan bukan bertujuan untuk mengembangkan aspek kognitif siswa sehingga mereka terampil berbahasa dan memahami materi tersebut. Namun setelah siswa melaksanakan pembelajaran debat kompetitif dengan menggunakan media audio visual, sebagian besar siswa terlihat senang dan lebih aktif dibandingkan sebelumnya. Berdasarkan hasil angket siswa yang merespon positif terhadap media audio visual tersebut sebanyak 22 orang (91%) dan siswa yang merespon biasa saja ada 2 orang (8,3%).

Salah satu pengajar juga mengeluhkan tidak efektifnya pembelajaran diskusi di kelas karena siswa sering kali ribut dan mengobrolkan hal lain selain tugas diskusi yang telah diberikan guru. Walaupun sudah diberi teguran oleh guru, mereka tetap mengulangi keributan itu. Pada akhirnya, hanya sedikit siswa yang


(13)

mengerjakan tugas diskusi, sedangkan yang lain tidak membantu pekerjaan atau tugas kelompok tersebut. Hal ini dapat disimpulkan bahwa aspek kerja sama antar siswa di kelas kurang.

Selain itu, duduk tenang dan mendengarkan ceramah merupakan strategi pembelajaran andalan bagi pengajar. Hal inilah yang membuat pembelajaran di sekolah menjadi monoton dan membosankan. Permasalahan lainnya yaitu guru jarang menghadirkan atau tidak pernah menghadirkan media pembelajaran.

Criticos dalam Daryanto (2010:4) mengungkapkan bahwa media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Media yang digunakan harus benar-benar menarik, karena peran media sangat penting untuk menentukan efektif tidaknya suatu pembelajaran, salah satu media yang menarik untuk pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara narasi adalah media audio visual. Audio visual juga dapat menjadi media komunikasi. Penyebutan audio visual sebenarnya mengacu pada indra yang menjadi sasaran dari media tersebut. Media audio-visual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari khalayak sasaran (penonton). Produk audio visual dapat menjadi media dokumentasi dan dapat juga menjadi media komunikasi. Sebagai media dokumentasi tujuan yang lebih utama adalah mendapatkan fakta dari suatu peristiwa. Dengan demikian penulis memilih media audio visual video dalam penelitian ini.

Media video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikomunikasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Program video dapat


(14)

dimanfaatkan dalam program pembelajaran, karena dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa, selain itu juga program video dapat dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke waktu. (Daryanto,2010 88).

Penggunaan media audio visual video akan cocok digunakan dengan pembelajaran menyampaikan laporan secara narasi. Keuntungan media audio visual video antara lain: ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung, video menanmbah suatu dimensi baru tehadap pembelajaran. (Daryanto, 2010:90).

Atas dasar pemikiran tersebut, akhirnya penulis memilih judul

Pemanfaatan Media Audio Visual pada Pembelajaran Berbicara Menyampaikan Laporan Secara Naratif (Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater Tahun Ajaran 2012/2013). Penulis sangat berharap penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi

salah satu alternative pembelajaran yang akan diminati siswa dan guru.

1.2Identifikasi Masalah

Identifikasi permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Keterampilan berbicara perlu mendapatkan perhatian karena keterampilan berbicara tidak bisa diperoleh secara otomatis melainkan harus belajar dan berlatih secara intensif.


(15)

2) Pemanfaatan media yang tepat dapat meningkatkan kualitas hasil belajar khususnya dalam pembelajaran berbicara.

3) Kurang variatif media pembelajaran menyebabkan berkurangnya antusias dan motivasi siswa dalam menyampaikan laporan secara naratif.

1.3Pembatasan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi di atas penulis dalam penelitian ini membatasi masalah, yaitu sebagai berikut.

1) Keefektifan media audio visual dalam pembelajaran berbicara

menyampaikan laporan secara naratif.

2) Media audio visual yang digunakan dalam penelitian ini adalah media

video.

3) Laporan yang diteliti dalam penelitian ini adalah laporan yang berupa faktual.

1.4 Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian, yaitu sebagai berikut.

1) Bagaimana kemampuan berbicara dalam menyampaikan laporan secara naratif siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual?


(16)

2) Bagaimana kemampuan berbicara dalam menyampaikan laporan secara naratif siswa sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual?

3) Apakah media audio visual efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal berikut.

1) Kemampuan berbicara menyampaikan laporan secara naratif siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual.

2) Kemampuan berbicara menyampaikan laporan secara naratif siswa sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual.

3) Keefektifan audio visual dalam pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif.

1.6 Manfaat Penelitian


(17)

1) Bagi siswa

Hasil penelitian ini dapat mengembangkan keterampilan berbicara siswa dalam menyampaikan laporan lisan, sehingga siswa mampu menuangkan ide dan menyampaikan laporan lisan dengan mudah dan bervariatif.

2) Guru

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam memilih media pembelajaran menyampaikan laporan lisan dalam pelajaran, sehingga siswa merasa nyaman untuk berbicara dan profesionalisme guru semakin meningkat

3) Peneliti

Sebagai calon guru bahasa Indonesia, peneliti dapat lebih kreatif lagi dalam memilih media pembelajaran khususnya dalam keterampilan berbicara yang biasanya hanya terpaut pada buku teks. Penelitian ini juga dapat menjadi pemicu peneliti untuk berani menggunakan media-media lainnya, kelak ketika mengajar.

1.7 Definisi Oprasional

1. Keterampilan berbicara adalah suatu kegiatan aktif yang sering dilakukan oleh manusia sebagai alat komunikasi.

2. Menyampaikan laporan secara naratif merupakan cara menyampaikan laporan bersifat penceritaan atau pemaparan peristiwa tentang objek yang dilaporkan.


(18)

3. Audio visual merupakan media ajar yang dapat dilihat maupun didengar oleh siswa.

1.8 Anggapan Dasar

Peneliti menggunakan anggapan dasar sebagai berikut.

1. Pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMK kelas XI.

2. Penggunaan media yang tepat akan mendukung keberhasilan pembelajaran berbicara bagi siswa.

3. Keterampilan berbicara mempunyai peranan sangat penting dalam pembelajaran berbahasa, terutama untuk menambah pengetahuan siswa.

1.9 Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam

menyampaikan laporan secara narasi sebelum dan sesudah diberi perlakuan.


(19)

BAB 3

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut Syamsuddin dan Damayanti dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Pendidikan Bahasa (2009:155), menjelaskan

bahwa “tujuan masing-masing penelitian adalah untuk menghindari kesalahan yang banyak pada penelitian, sehingga Anda dapat menyampaikan penemuan penelitian tersebut kepada orang lain”.

Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian dan menjawab masalah yang diteliti. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Metode eksperimen adalah penelitian yang sengaja merangsang timbulnya suatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti bagaimana akibatnya. Dengan kata lain, eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab-akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi, mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan (Arikunto, 2010:3).


(20)

Menurut Syamsuddin dan Damayanti dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Pendidikan Bahasa (2009:169), menjelaskan bahwa penelitian eksperimental merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk melihat kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, dengan memanipulasi suatu perlakuan, stimulus, atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (eksperimen kuasi). Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan the one group pretest-posttest design, yaitu satu kelompok mendapat perlakuan, pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan diberikan, dan pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal dan akhir pengukuran. Menurut Arikunto (2010:124),

menjelaskan bahwa “di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua

kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen”.

Rancangan penelitian eksperimen kuasi bentuk one-group

pretes-posttest design ini hanya menggunakan satu kelas eksperimen dengan

adanya tes awal/prates sebelum memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen dan tes akhir/pascates setelah memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen. Sifat penelitian ini adalah kuantitatif karena jenis penelitian ini digunakan untuk meneliti populasi dan sampel dengan cara penghitungan melalui pengumpulan data yang dilakukan. Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan instrumen penelitian


(21)

yang dirancang penulis, kemudian mengolah datanya tersebut dengan menggunakan rumus statistik (karena penelitian ini bersifat kuantitatif) sehingga hipotesis yang sudah teruji dapat diterima atau tidak.

Bentuk rancangan penelitian eksperimen kuasi ini adalah bentuk

one-group pretes-posttest design yang diterapkan dalam kelompok/kelas

eksperimen. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelas sebagai kelompok/kelas eksperimen tunggal. Desain pola pemberian perlakuannya sebagaimana yang dijelaskan oleh Arikunto (2010:124) adalah berikut ini.

Bagan 3.1

Desain Penelitian One-Group Pretes-Posttest Design

Keterangan:

O1 = tes awal kelompok eksperimen

O2 = tes akhir kelompok eksperimen

X = perlakuan terhadap kelompok eksperimen


(22)

Desain penelitian ini terdapat dua macam tes, yaitu tes awal/prates dan tes akhir/pascates yang kedua tes tersebut diujicobakan kepada kelompok/kelas eksperimen. Tes awal/prates dilakukan kepada kelompok/kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan, sedangkan tes akhir/pascates dilakukan kepada kelompok/kelas ekpserimen sesudah diberi perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah berupa audio visual.

3.2 Sumber Data

Menurut Arikunto (2010:129) yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater.

3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang terdiri dari elemen-elemen atau unsur-unsur tertentu yang memiliki satu atau lebih karakteristik yang dikehendaki (Arikunto, 2010: 130).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Arikunto, 2010: 118). Dengan kata lain, sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti yang


(23)

dianggap mewakili terhadap seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Tata boga I.

3.3 Teknik Penelitian

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diinginkan, penulis menggunakan teknik-teknik sebagai berikut.

1) Tes

Tes yang dilakukan adalah tes keterampilan berbicara siswa kelas XI di SMK Tunas Bangsa Ciater, digunakan untuk mengukur kemampuan berbicara siswa dalam melaporkan peristiwa yang ada di dalam media audio visual (video). Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum mendapatkan perlakuan dan sesudah mendapatkan perlakuan. Tes pertama dilakukan agar peneliti mengetahui kemampuan berbicara menyampaikan laporan secara naratif siswa dalam menyampaikan laporan dengan tidak mendapatkan perlakuan, sedangkan tes kedua dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan berbicara menyampaikan laporan secara naratif siswa dalam meyampaikan laporan dengan mendapatkan perlakuan.


(24)

3.3.2 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengolahan data dengan menggunakan beberapa teknik:

1) mentranskripsikan data dari lisan ke bentuk tulisan;

2) membaca hasil tes awal dan akhir yang telah dikerjakan oleh siswa;

3) memeriksa dan menganalisis hasil tes awal dan tes akhir, selanjutnya memberi penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya;

4) mengubah skor mentah menjadi nilai dengan standar 100; rumus : Nilai =

x 100

5) merekapitulasi hasil tes awal dan tes akhir; dan

6) melakukan uji reliabilitas nilai antarpenimbang. Uji reabilitas antarpenimbang ini digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas penilaian antar penguji yang satu dengan yang lainnya. Uji reliabilitas ini didasarkan pada skor yang telah diolah menjadi nilai dengan menggunakan prinsip ANAVA. Adapun format ANAVA sebagai berikut.


(25)

Tabel 3.1 Format ANAVA

Sumber Variansi SS Db Variansi

Dari testi SStΣdt² N-1 SStΣdt²

N-1

Dari penguji SSpΣXd²p K-1 -

Dari kekeliruan SSkkΣd²kk (N-1)(K-1) SSkkΣd²kk (N-1)(K-1)

rumus : r11 = Vt – Vkk

Vt

( Arikunto, 2010 : 191) r1 = reabilitas yang dicari

vt = variansi dari testi

vkk= varians dari kekeliruan

Selanjutnya, nilai tersebut dilihat dari dalam tabel Guilford sebagai berikut.

Tabel 3.2

Tabel Guilford

Nilai Tingkat Korelasi

< dari 0,20 Tidak ada korelasi

0,20 – 0,40 Korelasi rendah

0,40 – 0,60 Korelasi sedang


(26)

0,80 – 0,99 Korelasi tinggi sekali

1,00 Korelasi sempurna

7) Menghitung standar deviasi (Σƒx)²

Sd = Σƒx² ¯ N

N – 1

8) Melakukan uji normalitas dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat (χ²) untuk menguji normalitas sampel.

χ² hitung =

Σ

(Oi – Ei)²

Ei

Keterangan:

χ² = Chi Kuadrat

Oi = Observasi skor Ei = Ekspektasi skor

Kriteria penilaian yaitu χ² hitung < χ² tabel, maka berdistribusi normal. Pada

keadaan lain, data tersebut tidak berdistribusi normal. 9) Mencari Mean Deviasi dengan menggunakan rumus:

Σd

Md = N

10) Menentukan derajat kebebasan (db) db = N – 1

11) Menguji hipotesis, yaitu menghitung thitung dan menentukan ttabel dengan

taraf signifikan 0,05 atau taraf kepercayaan 95%. Besarnya thitung dapat


(27)

t = Md

Σx²d

N(N – 1)

3. 4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes langsung yang digunakan untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa dengan format penelitian (sesuai aspek yang dinilai).

Tes dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu tes awal/prates dan juga tes akhir/pascates. Tes awal/prates dilakukan untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa dalam menyampaikan laporan secara naratif sebelum mendapat perlakuan, sedangkan tes akhir/pascates dilakukan untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa dalam menyampaikan laporan secara naratif sesudah mendapat perlakuan.

Tabel 3.3

Format Lembar Tes

No. PERTANYAAN

1

Isi Laporan

Apakah isi laporan sudah mencakup kelengkapan fakta, data yang akurat, faktual, dan objektif?


(28)

2

Pengunaan Bahasa

Apakah penggunaan bahasa sudah baik, jelas dan tepat, sistematik serta menarik?

3

Penyajian Lisan

Apakah penggunaan lisan yang disampaikan dengan vokal yang jelas, pengucapan, lafal, intonasi yang tepat dan gaya ekspresif?

3.4.1 Instrumen Pembelajaran

Peneliti membuat perencanaan pembelajaran untuk kelas eksperimen sehingga pembelajaran akan lebih terkonsep. Langkah pertama adalah dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan alat atau instrumen pengajaran yang dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar. Dalam sebuah proses pembelajaran, satuan pelajaran dan rencana pembelajaran merupakan hal yang penting.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini merupakan instrumen perlakuan yang dilakukan penulis. Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi yang menjadi bahan instrumen ini adalah materi pokok mengenai mengenai berbicara menyampaikan laporan naratif. Ada pun RPP yang telah disusun adalah sebagai berikut.


(29)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK

Mata Pelajaran : Pendidikan Bahasa Indonesia

Kelas/Program : XI/ Umum

Semester : 2

Waktu : 6 x 45’ (3 kali pertemuan)

A. STANDAR KOMPETENSI

Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat Madya.

B. KOMPETENSI DASAR

Menyampaikan laporan atau persentasi lisan dalam konteks bekerja.

C. INDIKATOR : 1. Kognitif

Mampu menyampaikan keadaan atau peristiwa secara kronologis sesuai dengan tuturan dan keadaan atau persitiwa yang dilaporkan.

2. Psikomotor

Mampu menyampaikan laporan secara naratif dengan baik dan benar, serta santun.

3. Afektif

Memiliki karakter percaya diri, ekspresif, apresiatif, dan kerja sama, dengan berperilaku menjadi pendengar yang baik, memberikan tanggapan dan penilaian terhadap cara menyampaikan laporan teman dengan menggunakan bahasa yang baik dan santun.


(30)

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menyampaikan laporan secara naratif dengan bahasa yang baik dan benar.

E. MATERI PEMBELAJARAN

1. Pengertian laporan

Laporan adalah suatu cara komunikasi yang berisi informasi sebagai hasil dari sebuah tanggung jawab yang dibebankan kepada pembuatnya. Dengan kata lain, sebuah dokumentasi yang berisi fakta-fakta dari hasil penyelidikan suatu masalah sebagai bahan acuan pemikiran, penilaian serta tindakan.

2. Fungsi laporan

Ada beberapa fungsi laporan, diantaranya: 1) alat pertanggung jawaban secara tertulis 2) pendokumentasian data

3) bahan pertimbangan

4) acuan pengambilan keputusan 5) alat merumuskan suatu penilaian 6) bahan evaluasi

3. Laporan secara naratif

Laporan yang telah disusun bisa juga disampaikan secara lisan. Oleh sebab itu, bentuk uraian laporan dapat disajikan dengan pola


(31)

penyajian narasi, deskripsi, dan ekspositoris. Pola penyajian laporan bersifat narasi lebih menekankan uraian secara kronologis, yaitu berdasarkan rangkaian waktu. Isi laporan bersifat penceritaan atau pemaparan peristiwa tentang objek yang dilaporkan. Yang termasuk laporan ini misalnya, laporan perjalanan, laporan peliputan peristiwa, dan laporan berita (reportase). Laporan ini bersifat pengungkapan fakta pada sebuah peristiwa atau keadaan. Oleh sebab itu, laporan ini dituntut harus faktual (berdasarkan yang ada), aktual berkaitan realita dengan kejadian yang baru terjadi.

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan laporan secara lisan.

1) Memberi tahu jenis laporan yang akan disampaikan.

2) Menyampaikan pengantar sekilas tentang latar belakang pembuatan Laporan.

3) Menyampaikan proses memperoleh bahan laporan.

4) Memberikan gambaran secara umum tentang sistematika laporan. 5) Menyampaikan isi laporan dengan bahasa yang baik, formal, dan

efektif.

6) Memberikan penekanan pada uraian mengenai fakta jika berbentuk laporan naratif dan deskriptif.

7) Memberikan penekanan pada alur proses atau tahapan jika laporan berbentuk ekspositoris.


(32)

Contoh laporan naratif:

Sibetan, Kabupaten Karang Asem, 78 kilometer sebelah timur

Denpasar adalah desa tempat asal salak bali. Terletak di ketinggian 350-550 m dari permukaan laut. Desa ini dapat dicapai dari Denpasar dalam waktu 2,5 jam melalui Padang Bai-Amlapura dengan ongkos Rp 2.000. Kendaraan umum dari Denpasar memang hanya sampai Amlapura. Sisa perjalanan sejauh 14 kilometer ke Sibetan diteruskan dengan angkutan umum Isuzu hijau dengan ongkos Rp 5.000.

Sebenarnya, Sibetan bisa dicapai dalam waktu lebih singkat kalau kita mengambil jalur Denpasar-Klungkung-Besakih. Di Kota Rendang, kita turun dan menyambung perjalanan ke selat. Sayang kan, kendaraan umum Rendang-Selat hampir tidak ada sehingga memang lebih mudah datang ke Sibetan melalui Padang Bai-Amlapura.

Hari Senin, setelah menempuh perjalanan selama tiga jam melalui Padang Bai-Amlapura, Trubus tiba di Sibetan pukul 14.00 WITA. Udara terasa sejuk meskipun siang itu matahari bersinar terik. Di kiri kanan jalan yang menanjak dan berkelok-kelok terlihat hamparan kebun salak dan di tengah-tengah kebun, terlihat rumah para petani.

Kondisi lingkungan Sibetan memang cocok untuk salak. Iklimnya

termasuk basah dengan curah hujan rata-rata 2.145 mm/tahun dan jumlah hari hujan 84 hari. Dalam situasi normal, setahun ada tujuh bulan basah (Oktober-April) dan lima bulan kering (Mei-September). Topografinya berbukit-bukit. Jenis tanahnya latosol cokelat kemerah-merahan. Tanah seperti ini kalau disiram air, menjadi licin dan lengket. Waktu Trubus kesana, kebetulan hujan tidak turun sehingga walaupun jalan tanah di desa itu naik-turun, tetapi tidak licin.


(33)

F. METODE PEMBELAJARAN

Metode pembelajaran yang digunakan adalah diskusi, tanya jawab, inkuiri, dan penugasan.

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

NO. KEGIATAN METODE

A. Kegiatan Awal (10 menit)

1. Mengecek kesiapan siswa

2. Melakukan apersepsi dengan bertanya jawab memotivasi siswa untuk mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan dan perasaan secara lisan.

3. Menyampaikan materi yang akan dibahas mengenai menyampaikan laporan secara nartif.

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 5. Mengarahkan pemahaman siswa tentang

kegiatan menyampaikan laporan narasi. B. Kegiatan Inti (210 menit)

Pertemuan pertama

1. Siswa disajikan contoh teks laporan untuk dibaca dan dipahami dari isi


(34)

laporan tersebut.

2. Siswa satu per satu menyampaikan laporan secara naratif didepan kelas untuk mengukur sejauh mana keterampilan berbicara siswa.

Pertemuan kedua

1. Siswa dibimbing oleh guru untuk melakukan diskusi terbuka mengenai laporan.

2. Siswa membedakan laporan dilihat dari sifat laporan tersebut.

3. Siswa diperlihatkan video yang kaitannya dengan laporan.

4. Siswa mendengarkan dan menyaksikan video dengan tertib.

5. Salah satu siswa maju untuk menyampaikan laporan dari video tersebut secara lisan, yang pada dasarnya untuk mengukur sejauh mana siswa dapat menyampaikan laporan secara naratif dengan baik.

6. Siswa yang lain menyimak siswa yang berbicara di depan kelas.

Tes lisan

Tanya jawab


(35)

7. Siswa berdiskusi dengan guru mengenai kekurangan dan kelebihan siswa yang sudah menyampaikan laporan secara lisan.

8. Siswa dibimbing guru bagaimana cara menyampaikan laporan dengan baik.

Pertemuan Ketiga

1. Siswa disajikan video berupa peristiwa yang faktual.

2. Siswa mendengarkan dan menyaksikan video tersebut dengan tertib.

3. Siswa satu per satu menyampaikan laporan secara naratif dari video tersebut untuk mengukur sejauh mana keterampilan berbicara siswa.

Diskusi

Tes lisan

C. Kegiatan Akhir (10 menit)

1. Siswa menyampaikan kesan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar terhadap pembelajaran yang baru berlangsung (refleksi).

2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya. 3. Guru menyimpulkan materi pembelajaran


(36)

yang baru saja disampaikan.

4. Guru memberikan penguatan terhadap kesan yang disampaikan oleh siswa.

H. SUMBER DAN MEDIA BELAJAR 1. Sumber dan Bahan

a. Irman, Mukhamad, dkk. 2008. Bahasa Indonesia, SMK, kelas XI, Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas.

2. Media Belajar

a. Spidol b. Papan tulis c. Laptop d. Infocus e. Video f. Sound

I. PENILAIAN

LEMBAR KETERAMPILAN BERBICARA SISWA

Nama : ……….

Kelas : ……….


(37)

Tabel 3.4 Tabel Penilaian

No Aspek yang dinilai

Skala nilai

Bobot Skor

1 2 3 4

1 Ketepatan isi laporan 5

2 Penggunaan lafal

intonasi dan gaya ekspresif

5

3 Kelancaran berbicara 5

4 Penggunaan bahasa

yang baik dan menarik

5

5 Volume suara dan

kejelasan ucapan

5

25

Jumlah Nilai akhir =

x skor ideal (100) = ….

Kriteria Penilaian :

0-20 kurang sekali

21-40 kurang 41-60 cukup 61-80 baik


(38)

81-100 baik sekali

Petunjuk penilaian

1) Pengukuran secara umum 1 = sangat kurang;

2 = cukup;

3 = baik; dan

4 = sangat baik.

2) Pengukuran tiap aspek a) Ketepatan isi laporan

1 = isi laporan tidak mencakup kelengkapan fakta dan data yang akurat; 2 = isi laporan cukup baik namun masih kurang akurat dengan fakta dan

data;

3 = isi laporan sudah bagus namun masih kurang akurat dengan fakta dan data;

4 = isi laporan sangat baik sesuai dengan fakta dan data.

b) Penggunaan lafal intonasi dan gaya yang ekspresif

1 = pengucapan lafal intonasi tidak jelas dan cara menyampaikan tidak ekspresif;

2 = pengucapan lafal intonasi cukup jelas dan cara penyampaianpun cukup ekspresif;


(39)

3 = pengucapan lafal intonasi jelas dan cara menyampaikan cukup ekspresif;

4 = pengucapan lafal intonasi sangat baik dan jelas serta cara penyampaian sangat ekspresif.

c) Kelancaran berbicara

1 = pembicaraan sering terhenti, terlalu singkat dan sering terputus-putus walaupun sudah mengandalkan teks;

2 = pembicaraan nampak ragu, singkat dan terkadang melihat teks;

3 = pembicaraan sudah lancar tetapi terkadang melihat teks;

4 = pembicaraan lancar, tidak mengandalkan teks, walaupun masih sekali-kali ada bunyi-bunyi yang menyertai seperti aaa, eee, eemm.

d) Penggunaan bahasa yang baik dan menarik

1 = penggunan bahasa tidak baik, masih sering mengucapkan bahasa daerah, disertai dengan rasa panik dan cara menyampaikannya terlihat bosan;

2 = penggunaan bahasa cukup baik;

3 = penggunaan bahasa baik walaupun masih sedikit terdengar bahasa daerah dan cara menyampaikannya cukup menarik;

4 = penggunaan bahasa sangat baik dan menarik yang menjadikan situasi didalam kelas lebih hidup.


(40)

e) Volume suara dan kejelasan ucapan

1 = suara tidak terdengar dan ucapan pun sering tidak jelas;

2 = suara dan pengucapan cukup terdengar walaupun masih perlu penyesuaian;

3 = suara terdengar jelas namun ucapan terkadang masih samar;


(41)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif yang telah dilakukan terhadap siswa kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater, penulis memperoleh simpulan sebagai berikut.

1. Kemampuan siswa dalam menyampaikan laporan sebelum mengikuti

pembelajaran menggunakan media audio visual diperoleh rata-rata sebesar

52,9 termasuk ke dalam kategori kurang. Hal ini dapat dilihat dari cara

menyampaikan laporan siswa yang belum banyak menggunakan intonasi

dengan tepat dan kosa kata yang benar serta isi laporan yang kurang tepat.

2. Kemampuan siswa sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

media audio visual lebih baik dibandingkan sebelum mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan media audio visual. Kemampuan siswa dalam berbicara

menyampaikan laporan secara naratif mengalami peningkatan. Hal ini terbukti

dari rata-rata yang diperoleh, yaitu sebesar 69,15 termasuk ke dalam kategori

cukup, lebih besar dibandingkan dengan rata-rata yang diperoleh saat sebelum

menggunakan media audio visual, yaitu sebesar 52,9.

3. Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam berbicara


(42)

pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. Hal ini terbukti dari

hasil uji hipotesis didapatkan thitung = 10,76 dan ttabel = 2,093, maka thitung > ttabel.

Hal ini menunjukkan bahwa H1 penelitian diterima. Perbedaan terlihat dari isi

laporan, penggunaan intonasi dan kosa kata serta kelancaran berbicara yang

lebih baik dibandingkan ketika pembelajaran sebelum menggunakan media

pembelajaran. Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan

berbicara menyampaikan laporan secara naratif siswa kelas eksperimen


(43)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis menyarankan beberapa rekomendasi yang ingin penulis sampaikan, diantaranya sebagai berikut.

1. Hasil penelitian membuktikan media audio visual efektif diterapkan dalam pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif, maka dapat menjadi salah satu alternatif dalam pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif.

2. Guru hendaknya menerapkan media pembelajaran yang bervariasi agar motivasi siswa untuk berbicara dapat meningkat. Dengan diterapkannya media pembelajaran yang beragam, situasi pembelajaran akan lebih menarik dan menstimulus siswa untuk belajar.

3. Kemampuan berbicara menyampaikan laporan secara naratif harus dilatih terus-menerus agar siswa dapat mengembangkan keterampilan berbicaranya, serta menggunakan intonasi dengan tepat, kosa kata yang benar dalam menyampaikan isi laporan tersebut.

4. Penulis mengharapkan pada penelitian berbicara menyampaikan laporan secara naratif selanjutnya, dapat menggunakan media yang belum pernah digunakan sebelumnya sehingga dapat menarik minat siswa untuk menumbuhkan rasa cinta pada pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.


(44)

DAFTAR PUTAKA

Abidin, Yunus. 2010. Kemampuan Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: Maulana Media Grafika

Akdon. 2007. Modul Aplikasi Statistika Dalam Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Syamsudin dan Vismaia S. Damaianti. 2009. Metode Penelitian Pendidikan

Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam

Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.

.

Heinich, Molenda, Russell, Smaldino. 1996. Instructional Media and

Technologies for Learning. Prentice Hall, Engelwood, New Jersey.

Irman, dkk. 2008. Bahasa Indonesia 2 Untuk SMA/MAK Semua Program

Kejuruan Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementrian Pendidikan

Nasional..

Pengertian Berbicara. 2009. Tersedia di

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/03/pengertian-berbicara.html

Pengertian Media Pembelajaran. 2012. Tersedia di

http://www.medukasi.web.id/2012/04/pengertian-media-pembelajaran.html.

Prawitasari, Dita. 2006. “Keefektifan Media Audio Visual dalam Pembelajaran

Debat Kompetitif untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara”. Skripsi pada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Tidak diterbitkan.

Tarigan, Hendry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Video Sembilan Desa di Gayo Lues Dilanda Longsor. Tersedia di http://www.youtube.com/watch?v=rqNFiyqaZz4


(45)

Video Angin Puting Beliung Mengamuk di Klaten Jawa Tengah. Tersedia di http://video.liputan6.com/main/read/54/1067341/0/angin-puting-beliung-mengamuk-di-klaten

Wacana Banjir Bandang yang Terjadi di Kota Padang. Tersedia di http://www.antaranews.com/berita/323384/banjir-bandang-terjadi-di-tujuh-titik-di-kota-padang.


(1)

e) Volume suara dan kejelasan ucapan

1 = suara tidak terdengar dan ucapan pun sering tidak jelas;

2 = suara dan pengucapan cukup terdengar walaupun masih perlu penyesuaian;

3 = suara terdengar jelas namun ucapan terkadang masih samar; 4 = baik suara maupun pengucapan sudah terdengar jelas.


(2)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif yang telah dilakukan terhadap siswa kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater, penulis memperoleh simpulan sebagai berikut.

1. Kemampuan siswa dalam menyampaikan laporan sebelum mengikuti pembelajaran menggunakan media audio visual diperoleh rata-rata sebesar 52,9 termasuk ke dalam kategori kurang. Hal ini dapat dilihat dari cara menyampaikan laporan siswa yang belum banyak menggunakan intonasi dengan tepat dan kosa kata yang benar serta isi laporan yang kurang tepat. 2. Kemampuan siswa sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

media audio visual lebih baik dibandingkan sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. Kemampuan siswa dalam berbicara menyampaikan laporan secara naratif mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari rata-rata yang diperoleh, yaitu sebesar 69,15 termasuk ke dalam kategori cukup, lebih besar dibandingkan dengan rata-rata yang diperoleh saat sebelum menggunakan media audio visual, yaitu sebesar 52,9.


(3)

pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis didapatkan thitung = 10,76 dan ttabel = 2,093, maka thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa H1 penelitian diterima. Perbedaan terlihat dari isi laporan, penggunaan intonasi dan kosa kata serta kelancaran berbicara yang lebih baik dibandingkan ketika pembelajaran sebelum menggunakan media pembelajaran. Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan berbicara menyampaikan laporan secara naratif siswa kelas eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan media audio visual.


(4)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis menyarankan beberapa rekomendasi yang ingin penulis sampaikan, diantaranya sebagai berikut.

1. Hasil penelitian membuktikan media audio visual efektif diterapkan dalam pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif, maka dapat menjadi salah satu alternatif dalam pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif.

2. Guru hendaknya menerapkan media pembelajaran yang bervariasi agar motivasi siswa untuk berbicara dapat meningkat. Dengan diterapkannya media pembelajaran yang beragam, situasi pembelajaran akan lebih menarik dan menstimulus siswa untuk belajar.

3. Kemampuan berbicara menyampaikan laporan secara naratif harus dilatih terus-menerus agar siswa dapat mengembangkan keterampilan berbicaranya, serta menggunakan intonasi dengan tepat, kosa kata yang benar dalam menyampaikan isi laporan tersebut.

4. Penulis mengharapkan pada penelitian berbicara menyampaikan laporan secara naratif selanjutnya, dapat menggunakan media yang belum pernah digunakan sebelumnya sehingga dapat menarik minat siswa untuk menumbuhkan rasa cinta pada pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.


(5)

DAFTAR PUTAKA

Abidin, Yunus. 2010. Kemampuan Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: Maulana Media Grafika

Akdon. 2007. Modul Aplikasi Statistika Dalam Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Syamsudin dan Vismaia S. Damaianti. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.

.

Heinich, Molenda, Russell, Smaldino. 1996. Instructional Media and Technologies for Learning. Prentice Hall, Engelwood, New Jersey.

Irman, dkk. 2008. Bahasa Indonesia 2 Untuk SMA/MAK Semua Program Kejuruan Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional..

Pengertian Berbicara. 2009. Tersedia di

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/03/pengertian-berbicara.html Pengertian Media Pembelajaran. 2012. Tersedia di

http://www.medukasi.web.id/2012/04/pengertian-media-pembelajaran.html.

Prawitasari, Dita. 2006. “Keefektifan Media Audio Visual dalam Pembelajaran

Debat Kompetitif untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara”. Skripsi

pada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Tidak diterbitkan.

Tarigan, Hendry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Video Sembilan Desa di Gayo Lues Dilanda Longsor. Tersedia di http://www.youtube.com/watch?v=rqNFiyqaZz4


(6)

Video Angin Puting Beliung Mengamuk di Klaten Jawa Tengah. Tersedia di http://video.liputan6.com/main/read/54/1067341/0/angin-puting-beliung-mengamuk-di-klaten

Wacana Banjir Bandang yang Terjadi di Kota Padang. Tersedia di http://www.antaranews.com/berita/323384/banjir-bandang-terjadi-di-tujuh-titik-di-kota-padang.


Dokumen yang terkait

ENGARUH PEMAHAMAN MATERI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SIKAP KEWIRAUSAHAAN (Studi Kasus Siswa Kelas XI SMK Negeri 3 Jember Tahun Ajaran 2010/2011)

0 6 6

PENGARUH PENGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA N 1 Talang Padang Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 6 54

THE USE OF AUDIO VISUAL MEDIA TO INCREASE THE STUDENT’S MOTIVATIONAND LEARNING ACTIVITY PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 7 90

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL MELALUI MODEL TPS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Natar Lampung Selatan Tahun Ajaran 2012/2013)

0 6 46

LEARNING THROUGH BEDANA DANCE AUDIO VISUAL MEDIA IN CLASS X1 SENIOR HIGH SCHOOL 4 METRO PEMBELAJARAN TARI BEDANA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 4 METRO

0 16 60

IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO VISUAL PADA MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA ABAD 16-19

0 11 195

DAMPAK MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS III SD

0 0 9

PENINGKATAN AKHLAK MULIA SESAMA TEMAN MELALUI PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL Nurbaini, Busri Endang, Abbas Yusuf

0 0 14

PEMBELAJARAN PENGENALAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

1 3 8

MEDIA AUDIO VISUAL PADA KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS IX

0 1 9