MASALAH-MASALAH PEMBELAJARAN YANG DIHADAPI WIDYAISWARA : Studi Kasus Pada Lembaga Diktat Pemda Tk.I Propinsi Bengkulu.
&/
"*#-,
PPS - iWr* Qi^^CUMS
MASALAH-MASALAH PEMBELAJARAN YANG DIHADAPI
WIDYAISWARA
Studi Kcts"us' Pada Lembag-a Diktat Perrtda Tfc.Z Propins'i
TESIS
Diajukan untuk menempuh
Ujian Tahap I pada Prog-raxn Studi
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
OLEH
AGUS ZAINAL RACHMAT
NBP; 9232027
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1995
LEMBARAN PERSETUJUAN
DISETUJUI OLEH PEMBIMBING
UNTUK UJIAN TAHAP I
PEMBIMBING I
Prof. DR. H, Sudani ;a Adiwikarta
PEMBIMBING H
Prof, Rahavu Hanafiah, M.Sc
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1995
yL
ABSTRAK
Agus Zainal Rachmat.
pjhadapi
Midyajs^ara
Hasalah-gasalah Pesbelaiaran Yang
(Studi
Kasus
Pad a
Leiabaga
Dikiat reada Tk. I Prop. Bengkuln^.
Pasca Sarjana IKIP Bandung, 1995
Tesis
S2.
Bandung:
n;ctsa.
p
n i„v
ic
r iW
le
>** t
-t *-<
« -... ._;
d i>":
c
. I PiSCSD i
"err;c
:uiu,
becieraoa
"•iftTTinftn
pengi
j j c i i t i i i, .
Q IS.rSTl K a n
0 16'
sens
'. y a .
o 6 c a r a
;'i n p
n ^ i
: ??'•
: ^. v' £
T~ ~! r1 ** T ^
"; ^~t
'-•
Affective e n t r v
Charactheristios
iutcones
GAM3AR 1-2
SISTEM PEMBELAJARAN MEHURUT BLOOM
uari
di
atas,
dapat
pendidik
men
gamoar
atau
pokok
didikan
uraian
dikexah
guru
dalam
atau
proses
itu merupakan p:
batkan berbagai faktor,
selalu
dituding
er.xang
sistem
oexapa
pembelajaran
pentingnya
tenaga
idyaiswara sebagai
per
iiosiajaran.
ire s
instru-
Waiaupun
sosiaiisasi
yang
perimeli—
:an tetapi seringkali yang
sebaga
penyebab
rendahnya
mutu
pendidikan adaiah guru
eRaji Ranoewiharjo,
1986).
Hal
a
tenaga
ini
m enu n i
pendidik
karena
katkan
pada
itu
" ku
hasil
penxingnya
•oses
pembelajaran.
cmarapkan
es
peran
dapat
merupakan
Oleh
mening
salah
satu
indikator kualitas pendidikan"
^cri?-a
yang
pendidik
besar
dituntut
Jawa
Barat
Aas
Syaefudin
kesiapan
dimana
sebagai
peranannya
memiliki
berbagai
bertugas
proses
kemampuan.
kesiapan
pembelajaran
Sutaryat
bahws
personal
di
dalam
faktor
dan
mempengaruhi
keberhasiian pelaksanaan tugasnya.
kom^onen
Pengalaman
menemukan
sangat
1976).
satu
diungkapkan
(1993:1),
profesional,
salan
dalam
sebagaimana
guru
(Hugges,
tempat
terhadap
Balnadi Sutadipu-
ra (1986) mengemukakan bahwa kemampuan esensial dari
seorang guru
sangat
dalam memotivasi
diperlukan
mengajar
itu
dalam
adaiah
siswa.
Kemampuan
pembelajaran
menyediakan
siswa mampu belajar (Tabrani,
mengingat
lingkungan
dkk.,
ini
agar
1986 dan Juklak
Kurikulum 1984).
Secara
raikan
lebih rinci
P3G Depdikbud
kompexensi profesional
seorang
(1984)
mengu-
tenaga pendi
dik meliputi:
1.
Kemampuan menyusun rencana pengajaran
a.
merencanakan
b.
merencanakan
pengorganisasian
pengelolaan
mengaj ar.
c.
perencanaan pengelolaan kelas.
bahan
pengaja-
kegiatan belajar
. merencanakan
penggunaan
e. merencanakan
Kepenxingan
2.
penilaian
media
dan sumber
prestasi
siswa untuk
pengajaran.
Prosedur mengajar
a. menggunakan
metode,
media,
dan bahan iatihan
yang sesuai dengan tujuan pengajaran.
b.
berkomunikasi dengan siswa.
c. mendemonstrasikan khasanah metode mengajar.
d.
mendcrong
dan menggalakkan keterlibatan siswa
dalam pengajaran.
e. mendemonstrasikan
penguasaan
mata pelajaran
dan relevansinya.
f. mengorganisasi
waktu,
ruang,
bahan dan per-
lengkapan pengajaran.
g. melaksanakan
evaluasi
pencapaian siswa dalam
proses belajar mengajar.
3.
Kubungan
antar pribadi di dalam kelas:
a. sesbantu
b. bersikap
mengembangkan
sikap
positif
pa-
terbuka dan luwes terhadap siswa dan
orang lain.
c. menampilkan
kegairahan
dan kesungguhan dalam
kegiatan belajar mengajar.
d. sengelola interaksi perilaku dalam kelas.
'Widyaiswara
sebagai
tenaga
pendidik
dan
salah
satu komponen dalam proses pembelajaran di lembaga-
lembaga diklat departemen dan non departemen merupa
kan faktor dinamis yang diharapkan dapat membelajarkan,
mengarahkan,
memotivasi,
dan
mendinamisasi
pembelajaran peserta didik dalam konteks materi yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran itu
sendiri.
Oleh karena itu widyaiswara perlu memiliki
bekai kemampuan yang msndasar dalam hal pendidikan,
khususnya konsep pembelajaran.
Hasil penelitian D.Sudjana (1993) di Jawa Barat,
menunjukkan
bahwa
wiayaiswara
dikan non
lebih
memiliki
kependidikan,
dari
latar
setengahnya
(64,6%)
belakang
dimana sebagiau
pendi
besar" dari
mereka (74%) juga tidak mendapatkan pendidikan akta
kependidikan. Keadaan ini berhubungan dengan kemung-
kinan
timbulnya
dihadapi
mereka
masalah-masalah
dalam melakukan
pembelajaran
tugas
yang
sebagai
wi
dyaiswara di lembaga diklat. Dalam temuannya diungkapkan
bahwa
para
widyaiswara
pada
umumnya
masih
menghadapi kendala dalam hal penggunaan/pengembangan
materi
dan
pengelolaan
pembelajaran
dalam
latihan.
Permasalahan ini ternyata dihadapi oleh widyaiswara
baik yang berlatar belakang pendidikan sarjana muda,
sarjana,
pasca
sarjana
maupun
doktor,
baik
yang
memiliki akta mengajar dan sarjana pendidikan maupun
sarjana
non
pendidikan
yang
bukan
pemegang
akta
mengajar.
Dari
studi
penjajagan
Bengkulu
tenyata
memiliki
dan
satunya
adalafc
beberapa
yang
lembaga
menyelenggarakan
Lembaga
dilakukan
di
daerah
pemerintah
telah
lembaga diklat,
salah
Diklat
Pemerintah
Daerah
Tingkat I Propinsi Bengkulu.
Peranan
sangat
widyaiswara
penting
untuk
kegiatan diklat.
berbagai
wara
mereka
keberhasilan
setiap
diakui
yang
dianggap
kegiatan
Akan tetapi dari segi jumlah maupun
karakteristik yang aendukung mutu
keadaannya
tersebut
keberadaannya
masih
dianggap
oleh
merasa
para
tidak
belum
memadai-
widyaiswara,
memiliki
widyais
latar
HaL.
terutama
belakang
pendidikan sebagai pendidik.
Sxudi penjajagan lain menemukan beberapa pendapat
tentang
tambah
kesan
kemampuan
yang
kurang
damping
itu
para
diperoleh.
mencapai
lulusan
Hal
tersebut
sasaran
ditemukan
diklat
pula
yang
dan
nilai
menunjukkan
diharapkan.
kesan-kesan
merupakan persepsi beberapa responden,
baik pada
Di
yang
lulusan (peserta didik) maupun pimpinan lembaga yang
menunjukkan
diharapkan
bahwa
para
kemampuan
pembelajaran di
widyaiswara
maksimalnya
masih
dalam
sangat
mengelola
lembaga diklat.
Dalam berbagai literatur antara lain menunjuk
kan bahwa keberhasilan proses pembelajaran ditentu-
kan pula oleh unsur "expertness,
dedication"
para
pendidik.
credibility,
Berkenaan
dengan
serta
hal
tersebut, keadaan para widyaiswara dalam membelajar-
kan
pula
para
peserta
pada
didiknya
tanggapan
dan
akan
sangat
pengakuan
tergantung
para
peserta
didiknya. Dalam hal ini terlihat pada persepsi para
peserta didik
terhadap
kemampuan
para
widyaiswara-
nya.
Atas dasar keadaaan sebagaimana digambarkan di
atas, maka dianggap perlu adanya suatu studi (pengkajian)
secara
pembelajaran
ilmiah
yang
tentang
dihadapi
masalah
pengelolaan
para
widyaiswara
pada
lembaga diklat. Dalam penelitian
ini dibatasi
pada
Lembaga Diklat Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi
Bengkulu.
B.
Rumusan Prcblematika Penelitian
1.
Pembatasan
Masalah.
Masalah
widyaiswara
seperti
pembelajaran
bisa dilihat
dimensi
yang
dihadapi
dalam
kelembagaan,
berbagai
dimensi
seorang
dimensi,
tugas
dan
jabatan, dan dimensi profesional. Dalam penelitian
ini
yang
menjadi
fokus
pembahasan
diarahkan
pada
masalah pembelajaran yang berdimensi profesional,
dimana
widyaiswara
adaiah
tenaga
fungsional
yang
melakukan tugas kependidikan.
Persoaian
faktor-faktor
yang
perlu
apa
saja
mendapat
yang
kajian
adaiah
dominan
terhadap
adanya masalah pengelolaan pembelajaran
bagi para
widyaiswara di lembaga diklat?
Human Capital Theory menekankan
dikan
seseorang
menjadikan
produktif.
adaiah
manusia
itu
Atas dasar
lebih
masalah
Mincer
(1985),
bahwa
latar
dikan
luar
terhadap
dihadapi
Noeng
ini,
yang
kuat
untuk
berkemampuan
dan
beberapa peneli
bahwa karakteristik pendi
dominan
yang
lebih
teori
tian telah membuktikan
dikan
investasi
bahwa pendi
keberhasilan
seseorang.
Muhajir
(1985)
belakang pendidikan,
sekolah seseorang
Kahl
dan
(1977),
menyimpu'lkan
khususnya
berpengaruh
pendi
terhadap
kemampuan
produktivitasnya.
pendidikan,
dimiliki
pengetahuan
Demikian
dan
seseorang melalui
pentingnya
keterampilan
pendidikan
dianggap sebagai sarana produksi,
yang
seringkali
oleh karena itu
merupakan modal manusia (human capital).
Dengan melakukan invesxasi dalam pendidikan,
seseorang dapat meningkatkan kapasitasnya. Hal ini
dapat dipahami jika ditelusuri dari tujuan umum
yang
ingin dicapai dengan upaya pendidikan yang
dicrientasikan pada pembentukan dan atau pengem
bangan tiga ranah, yaitu rahah kognitif, afektif,
dan psikomotor.
Dengan terbentuk dan atau berkem-
bangnya ketiga ranah ini diharapkan setiap indivi-
du
mempunyai
kemampuan
sesuai
investasi
untuk
dengan
dalam
dikembangRan
bentuk
ingin diperoleh dari
dan
bentuk
dan
jenis
investasi
sejumlah
uiapukasiKan
keuntungan
tersebut.
yang
Dengan
wawasan yang diperoleh melalui pendidikan diharap
kan seseorang dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan
kemudian
memberikan
sumbangan
terhadap
perkembangan lingkungan tersebut.
Kegiatan
dengan
tujuan
dasarnya
dapat
belajar
sebagai
meningkatkan
berlangsung
inti
pendidikan
kemampuan
diri,
pada
secara
formal
(di
lembaga persekolahan),
non rormal (di lembaga atau
kegiatan pendidikan non formal),
dan secara infor
mal (dalam ber.tuk interaksi dengan
yang dapat
kungan
lingkungan
saja;
seseorang
termasuk
bekerja.
lama
Ini
bekerja
seperti
kerja,
lebih bar.yak tahu
jika
dibandingkan
nya.
Sebagairana
(1984:
104)
ling
atau
lingkungan
suatu
media
bahwa
orang
pekerjaan
yang
kurang
dikemukakan
"makin
maka
tempat
makin
itu,
pengalaman-
Ngalim
sering
yang
tertentu
tentang pekerjaannya
dengan
oahwa
sesuatu,
di
berarti
pada
akan
langi
belajar,
Dengan demikian belajar bisa terjadi dimana
kapan
telah
sumber
keluarga,
masa).
dan
menjadi
berbagai media
Purwanto
seseorang
bertambahlah
mengu-
kecakapan
serta pengetahnannya terhadap hal tersebut,
dan
ia
lebih menguasainya"
Dari
bekerja
pernyataan
juga
di
xerjadi
axas
proses
nampak
yang
merupakan
proses
dalam
perkembangan' dalam
arti pertumbuhan tingkat keahlian atau
tan
bahwa
juga jaba-
perkembangan
pribadi
seseorang khusus dalam lingkup pekerjaannnya.
Oleh
karena
yang
itu
ada
berpengalaman
mencapai
kecenderangan
dalam
suaxu
bidang
prestasi
itu
sesuai
bahwa
akan
orang
lebih
dengan
cepat
tuntutan
tugas yang harus diselesaikannya.
Berkaitan dengan perilaku sukses atau gagalnya
seseorang
dalam
melakukan
suatu
aktivitas,
tidak terlepas dari sesuatu daya yang mendorongnya
atau
sering
"keadaan
disebut
dalam
individu
pribadi
untuk
tertentu
guna
Suryabrata
dengan
motif.
seseorang
melakukan
mencapai
(1984:
yang
adaiah
mendorong
aktivitas-aktivitas
suatu
72).
Motif
tujuan"
Dari
(Sumadi
pengertian
motif
seperti itu nampak bahwa motif bukan sesuatu yang
dapat
diamati,
disimpulkan
tetapi
karena
merupakan
adanya
hal
sesuatu
yang
dapat
yang
dapat
disaksikan.
Motif
sebagai
suatu
dorongan
bisa
muncul,
diperkuat atau diperlemah oleh faktcr-faktor yang
datang dari luar diri seseorang ataupun dari dalam
dirinya
sendiri.
Motif
dari
dalam
diri
sendiri
biasanya diaunculkan oleh karena adanya kesadaran
akan
kebutuhan
karena
itu
tertentu yang
motif
dari
dalam
harus dicapai.
ini
lebih
Oleh
banyak
mendatangkan hasil yang memuaskan.
Berkaitan dengan
banyak
tidaknya
berhasil dan tidaknya
seorang
widyaiswara
atau
menghadapi
masalah dalam pembelajaran dengan demikian sangat
mungkin berkaitan dengan motif apa dan motif yang
bersumber dan mana yang mendorong dia menduduki
jabatan fungsicnal sebagai widyaiswara.
Atas dasar pemikiran sebagaimana diuraikan di
atas,
diduga masalah
pembelajaran
yang
dihadapi
oleh para widyaiswara berkaitan erat dengan laxar
belakang
pendidikan,
pengalaman
kerja
dan
motif
berprestasi mereka.
Dengan
berbagai
pola pikir yang berkembang
serta hasil penelitian dan temuan yang sudah ada,
maka penelitian ini akan dibatasi pada aspek latar
belakang pendidikan,
berprestasi
pengalaman
hubungannya
dengan
kerja,
dan motif
masalah
pembela
jaran yang dihadapi para widyaiswara di Lembaga
Diklat
Pemerintah
Daerah
Tingkat
I
Propinsi
Bengkulu.
2.
Pertanvaan
Penelit.isn
Atas dasar kerangka pemikiran dan hasil studi
penjajagan
sebagaimana
diuraikan
di
atas,
serta
selaras dengan pembatasan masalah yang dilakukan,
maka
masalah
oirumuskan
yang
dalam
dikaji
bentuk
dalam
penelitian
pertanyaan
ini
penelitian
sebagai berikut:
a. Bagaimanakah gambaran umum masalah pembelajaran
yang
dihadapi
Diklat
para
Pemerintah
widyaiswara
Daerah
di
Lembaga
I
Propinsi
Tingkat
Bengkulu?
b. Apakah faktor latar belakang pendidikan, penga
laman
kerja,
dan
motif
berprestasi
merupakan
faktor yang berpengaruh terhadap masalah pembe
lajaran
yang
dihadapi
Lembaga
Diklat
para
Pemerintah
widyaiswara
Daerah
Tingkat
di
I
Propinsi Bengkulu?
Masalah
bentuk
pokok
rumusan
tersebut
di
pertanyaan
mengarahkan peneliti
atas
dirinci
penelitian
dalam
yang
dapat
lebih spesifik sebagai
beri-
kut:
1). Bagaimanakah kemampuan
widyaiswara dalam pe-
nyusunan tujuan pembelajaran?
2).
Bagaimanakah kemampuan widyaiswara
dalam me-
nyusun pengalaman belajar?
3).
Bagaimanakah
kemampuan
widyaiswara
dalam
penyusunan materi pembelajaran?
4).
Bagaimanakah kemampuan widyaiswara dalam memotivasi peserta belajar?
5). 3agaimanakah kemampuan widyaiswara dalam pembinaan disiplin belajar?
6).
Bagaimanakah kemampuan
widyaiswara dalam per-
19
hatiannya terhadap perbedaan individual peser
ta belajar?
7). Bagaimanakah kemampuan widyaiswara dalam penggurvaan metode pembelajaran?
8). Bagaimanakah
kemampuan
widyaiswara
dalam
pemilihan dan penggunaan media pembelajaran?
9). Bagaimanakah
kemampuan
widyaiswara
dalam
widyaiswara
dalam
menciptakan ikiim belajar?
10). Bagaimanakah
melakukan
kemampuan
evaluasi hasil belajar dan
evaluasi
dampak latihan yang diberikan?
11). Adakah
seorang
pengaruh
latar
widyaiswara
belakang
terhadap
pendidikan
masalah-masalah
pengelolaan pembelajaran yang dihadapinya?
12). Adakah
pengaruh
pengalaman
kerja seorang
widyaiswara terhadap masalah-masalah pengelo
laan pembelajaran yang dihadapinya?
13). Adakah
pengaruh
motif
berprestasi seorang
widyaiswara terhadap masalah-masalah pengelo
laan pembelajaran yang dihadapinya?
C.
Tujuan Penelitian
Penelitian
model
ini
alternatif
pendidik- pada
dilakukan
pembinaan
lembaga
Diklat,
untuk
menemukan
widyaiswara
yang
suatu
sebagai
didasarkan
atas
zv
kebutuhan dan masalah widyaiswara sendiri.
Untuk
dalam
keperluan
penelitian
tersebut,
secara
diungkap:
(1)
ini
operasional
gambaran
umum
masalah pengelolaan pembelajaran yang dihadapi
para
widyaiswara lembaga diklat pemerintah dan (2) penga
ruh
faktor
latar
belakang
pendidikan,
pengalaman
kerja, dan motif berprestasi terhdap masalah pengelo
laan pembelajaran yang dihadapi widyaiswara.
D.
Manfaat Penelitian
1-
Manfaat Teoritis.
Hasil
penelitian
yang
diperoleh
dapat
digunakan
sebagai tambahan pengetahuan dalam bidang pendidi
kan luar sekolah, khususnya tentang temuan empirik
di
lapangan
yang
berupa
dihadapi
para
masalah-masalah
widyaiswara
pendidik dalam
kegiatan
serta
teknik
upaya
temuan
ini
diharapkan
merumuskan
konsep
pendidikan
orang
penugasan
secara
tenaga
orang dewasa,
penanggulangannya.
memberikan
dewasa
pendidikannya
sebagai
pendidikan
profil
kegiatan
pembelajaran
tenaga
dalam
masukan
pendidikan
konteks
berlangsung
birokratis,
dan
Dengan
atas
bahkan
untuk
dalam
dimana
dasar
melalui
pendidikan yang diseienggarakan ini erat kaitannya
dengan promosi jabatan birokratis para pesertanya.
• Manfaat praKtjq.
a. Bagi
lembaga
pendidikan
tingsi tenS.a i-™~-
didikan, khususnya jurusan pendidikan luar
sekolah, menambah pengalaman empirik yang bisa
dimanfaatkan sebagai contoh kasus dalam pembe
lajaran (perkuliahan) di kelas maupun di lapangan. Melalui mata kuliah yang relevan dapat
mempermudah dalam merumuskan program penelitian
maupun
pengabdian
pada
masyarakat
terutama
untuk membantu masyarakat khususnya lembagalembaga diklat yang mempunyai masalah pembela
jaran .
b. Informasi
sebagai
yang
bahan
diperoleh
pertimbangan
dapat digunakan
untuk
melakukan
pembinaan yang relevan dongan k=bu luha;rbel^ai
para peserta diklat di Lembaga Diklat Pemerin
tah Daerah Tingkat I Propinsi Bengkulu, dalam
menghadapi
proses
permasalahan
pembelajaran
yang
yang
timbul
dibina
oleh
dalam
para
widyaiswara. Lembaga penyelenggara program
latihan diharapkan dapat mengetahui tingkat
kemampuan dan masalah pembelajaran yang dihada
pi para widyaiswaranya sehinga Informasi terse
but dapat dijadikan masukan dalam menyusun
T"' V- r*, r$ -y- rj yy,
r.pvr^inq1
widyaiswara
di
lembaga
-i y~i r^ — T^' *=i TT* "i Ti r
E. Definisi Operasional dan Indikator
Sehubungan dengan pembatasan kajian dalam pene
litian
ini,
berikut
diuraikan
batasan
(definisi
cperaional yang mengandung indikator pengukuran
atas
beberapa isxilah pckok (variabel) yang terlibat dalam
penelitian
a. I-jasalah
ini .
Pembelajaran :
widyaiswara
lembaga
dalam
diklat
masalah
pengelolaan
pemerintah.
yang dihadapi
pembelajaran
Masalah
pengelolaan
pembelajaran ini meliputi dimensi indikator :
penyusunan
belajar,
tujuan,
(3)
(2)
motivasi
terhadap peserta
disiplin
dan
terhadap
penyusunan
penyusunan
keterxiban
perbedaan
materi,
latihan,
peseria.
individual,
di
(1)
pengalaman
(4)
pemberian
(5)
pembinaan
(3)
oerhatian
(7)
pemilikan,
pemilihan, dan penggunaan metode/teknik pembelaja>engaoaan,
media,
pemilinan
(9) penyusunan iklim kelas,
i r<
n
e n
(10) penilaian
hasil belajar, (11) penilaian dampak pembelajaran.
b. Latar,—Belakang
Pendidikan
:
adaiah keseluruhan
pengalaman
pendidikan
dyaiswara,
baik
dikan
sekolah.
akan
luar
dllihat
yang
pernah
pendidikan
dari
ditempuh
sekolah
Dalam
hal
maupun
pendidikan
indikator
tingkat
wi
pendi
sekolah
pendidikan
(pendidikan terakhir) dan jenis pendidikan (kepen
didikan
dikan
dan
luar
dengan
non
kependidikan).
sekolah
indikator
akan
Dalam
diungkap
jumlah/banyaknya
hal
yang
pendi
berkenaan
program
pendi
dikan luar sekolah yang pernah ditempuh widyaiswa
ra,
isi/materi
serta
model
pokok
pembelajaran
iyaiswara
iai
program
PLS
pada
yang
yang
lembaga
diikuti,
pembekalan
dipersepsikan
oleh
wi
dyaiswara .
c.
perigalaaan
Kerja;
dalam
hal
ini
dimaksudkan
seba
gai keseluruhan pengalaman bekerja para widyaiswa
ra,
yang
mellpuxi
indikator
menjadi widyaiswara sampai
tian,
jabatan-jabaxan
iamanya
pengalaman
saat dilakukan
lain
yang
pernah
peneli
diduduki,
dan jumlah keseluruhan masa kerja di pemerintahan.
A
V j-, — -^ —
D £j -v* t~, -*- c c -*- o r* -r '
perasaan
yang
suatu
berkaitan
perjuangan
yang bertujuan
'standard
exceleent"
^ ;= "> ^ t-
H t f •? p 1
lOP
j. \ j • ^ ± *
:
pcla
dengan
untuk
dalam
1259).
tindakan
usaha
keras
dan
atau
mencapai
prestasi
penampilan
(Vilder
Orientasi
tingkah
laku
aotivasi
motif
berprestasi
sukses
dan
bisa
motif
dilihat
sebagai
menghindari
faktor
kegagalan
(Atkinson 1966:241).
Secara
operasional
penelitian
dilakukan
ini
subyek
motif
dimaksudkan
sampel
berprestasi
sebagai
untuk
upaya
mencapai
dalam
yang
prestasi
terbaik dan menghindari kesalahan atau kegagalan.
e.
Widyaiswara:
mempunyai
adaiah jabatan tenaga fungsional yang
tugas pokok
sebagai
tenaga
pendidik di
lembaga pendidikan dan latihan pemerintah.
Secara operasional yang dimaksud widyaiswara dalam
penelitian ini adaiah tenaga widyaiswara di Lemba
ga
Diklat
Bengkulu.
Pemerintah
Daerah
Tingkat
I
Propinsi
BAB
ill
PROSEDUR PENELITIAN
A.
Metode Penelitian
Metode
dari
bahasa
jalan",
yang
dalam
arti
Yunani
yang
"metodos
sebenarnya
dengan
arti
berasal
cara
atau
(Koentjaraningrat, 1977:16), yaitu "persoalan
menyangkut
tentang
obyek yang ditellti
kutan.
kata
Dalam
hal
atau
ini
cara
kerja,
sasaran
metode
untuk
memahami
ilmu yang
bersang-
yang
digunakan
kasus" dengan penelitian secara
metode
adaiah
"kuall-
t a t i f naturalistik".
Metode
baik
"studi kasus"
mengenai
komuniti
individu,
secara
mendaiam,
menekankan pada satu aspek,
kelompok,
keluarga,
intensif
dalar.
atau
kehidupan-
nya. Dalam penelitian ini yang dijadikan kasus pene
litian
adaiah peristiwa proses belajar mengajar yang
dilakukan
oleh
para
widyaiswara
di
dikiat-dikiat.
Cara ini ternasuk pula untuk memperoleh data tentang
aspek-aspek yang diduga turut mewarnai atau melatarbelakang! perilaku subyek (sasaran penelitian) dalam
kegiatan sebagai widyaiswara.
Dalam pelaksanaan metode
mendapat:kan
data
yang
studi
betul-betul
kasus
obyektif
ini,
agar
(alami).
maka
dilakuksr.
Adapun
,ara
penelitian
dari
tiri-
secara
kualitatif
penelitian
na
kualitatif
an-
lain:
1
an
Pen
dilakukan
daiam
"natura
J
sar.
.an sebagai "human
ieskr ipt if ;
4
mem
.gkan proses maupun produk;
5
men
p
men
o
v en
^
t—
makna;
:akan data "first hand";
in triangulasi;
_kan konteks;
L
berkedudukan
sama
dengan
-
i
me i
8
mCi:
y
pen
1 Li
men
instrumen";
orang
yan
j
i_
;m:
veriiikasi
men
n
i?atif :
1U 1
-,
*-.
^
\
1
/
o
mei
_n sampung
mel
.n
14
mel
m
15
men
-,
dis
Dipilih:
tolak
dari
purposir ;
trail
partisipasi
tanpa
menggangu,
anallsis sejak awal;
; "emergent" (Nasution.S
—j
ib
aucio
:
~etode
tersebut,
antara
.988
Iain
is;
bertitik
-apa a.Iasan yang logis antara Iain:
Be
:
dat
ig ingin diungkap,
pen
.an
toiak
atau
'dari tujuan
metode
penelitian.
dimana
yang
tersebut
pendapat
bertitik
memiliki
toiak
Koentjaraningrat
menserukakan bahwa,
dan
menghendaki
: seperti metode studi kasus,
Hai
"un-
karak-
kuaiita-
pula
(1977:17)
kepada
yang
"obyeklah yang menentukan
79
metode
atau pendekatan,
eebaliknya;
menentukan
2)
dimana
obyek
serta teknik, ' bukan
metode
sasaran
yang
telah
ilmiah,!.
Adanya kecenderu.ngan karakteristik
dan
yang
kegunaan metode, dengan
diteliti,
bersifat
di
ada
keampuhan
keunikan
samping
obyek
kemampuan
yang
subyektif dari pihak pelaksana
pe-
neliti.
3)
Sehubungan
diantaranya
dengan
kelemahan
bahwa
hasil
dari
metode
penelitian
ini
tidak
dapat berlaku umum, make, memang dalam peneli
tian
ini tidak bermaksud untuk
neralises!.
mencari
ge
Oleh karena itu merupakan
metode
yang dipilih ini ada kecotokan dengan
tujuan
dan masalah yang diteliti.
B.
Subjek
Penelitian
Subjek
kelompok,
yaitu
"Sumber
bertugas
penelitian
ini
dibedakan
"sumber informasi"
dan
menjadi
"informan".
informasi" ialah para widyaiswara
di diklat tersebut,
dua
baik yang sudah
ngalaman maupun yang belum berpengalaman.
yang
berpe
Widyaiswara
yang dijadikan sumber informasi adaiah dua orang yanq
sudah berpengalaman dan seorang yang belum
berpenga-
oU
laman.
para
Adapun yenq
berlaku sebagai
penqelola diklat dan
dari
ri informan"
peserta diklat.
diklat
terdiri
satu
orang.
subjek
penelitian terdiri dari 6 orang.
orang sumber informasi dan 3
Yang
dimaksud
dengan
orang
sumber
adaiah
Penqeiola
Dengan
demikian
Yaitu
tiqa
informan.
informasi
adaiah
orang yang melakukan (menjadi) kasus penelitian, yang
memberikan data utama tentang diri
belakang
kehidupannya.
informasi
ialah
Dengan
orang
yang
sendiri
perkataan
dan
lain
menceritakan
latar
sumber
tenting
dirinya sendiri.
Informan
ialah
peiengkap tentang
subjek
kehidupan kasus,
orang
lain
ini,
dalam
penelusuran
sumber
uraian
berikut
informasi dan
data
infor
menceritakan
Wasus}.
pentingnya kedudukan subyek
memberikan jaminan terhadap
maka
"sumber
yaitu orang yang
(menceritakan kehidupan
Menyadari
memberikan
identitas kehidupan
masi"
untuk
yang
hasil
penelitian
penelitian
disajikan
kriteria
proses
persya-
ratannya.
1.
Sumber
informasi
Sebagaimana
dan
informan
dikemukakan
bahwa sumber
infor-
ig
yang
menoaai
s^meiakukan
.kar:
nya
senair
r
D^Ud:U:.aii
iwakan
—
f , V- -rr'i Ci > .
orang
h ,=->•Dumo-t^
^eiiuan^
xentan;
\ i-c»i i.c:ig
kasus).
Proses
formasi
tasi,
lui
peneiusuran
diawali
melalui
dari
kasu
wawancara
Informan.
informan
yang
sumoer
dan
wawancara
terdiri
dari
sx
d"~
i_akukan
peng eltla
dan peserta Diklat masmg-masmg dua o•
pula
ada
sxudi
di
dokumenxasi
tangan
untuk
per.gelola
menentukan
(kasus),
yang
kriteria
yaitu
^
kurang
Cl^
melalui
diklat,
hal
-i £^ •
meia-
diklat
iJ1 -_- ^ -L w ,_*
ttkumen
in i
sumber
k
berper.^alara
am an
(tidak)
yang
terutama
kriteria
kriteria
m-
informasi
berpengalan an
,
a an
sebagai
wioyaiswara.
Subjek penelitian
yang
menjadi
atau
kasusnya,
diklat
yang
sebagai
dalam
N
obyeknya
yaitu
adaiah
peristiwa
dilaksanakan
peiaku
peneiiti
ini ialah manu?: a sedangkan
peristiwa
mencari
peristiwa
kasus
itu.
oleh
perist: .wa
pembel ijaran
para
tersebut.
dari
(event)
pada
~-* i c y a i s w a r a
Die r_
orang-or a:.g
sebab
itu
yang
ada
uaiam
suri
peneiinan
dari
informan
mi,
aat
r**=*c*ruinrt^rt
i
vS
cs.
seperti
pendidikan,
pangkatan
pendidikan
terus
nama,
pekerjaan,
dan
tanggal
pengalaman
Mengenai
pengalaman
ditelusurl,
mengenai
tempat,
seoag ainya.
dan
•>
"** a
i n
-
(Pengelol;
para peserta oikiat sendiri) yaitu
identitas;
o
sehingga
lahir,
bekerja,
latar
menjadi
keteau
data:
ke-
belakang
widyaiswara
subjek
informa-
si/sasaran subjek yang benar-benar sebagai sasaran
subjek yang memiliki pengalaman sebagai widyaiswa
ra
berpengalaman
yang
belum
kang
pendidikan
dan
berpengalaman.
keguruan
belakang pendidikan
atau
juga
sumber
Begitu
dan
latar
bela
bukan
berlatar-
Pemiiinan
responden
informasi( sasaran
sampel
widyaiswara
pula
yang
keguruan.
sendirinya perlu dilakukan
penetapan
ditemukan
penelitian)
secara purposif,
berdasarkan
tujuan
de..gan
yaitu
tertentu.
Tegasnya sampel-sampel penelitian kasus kualitatif
cenderung menjadi lebih purposif dan pada sampling
acak (Miles dan Huberman,
Dalam
ini
yang
pemiiinan
menjadi
1332:
kasus
kasusnya
47)
(sasaran)
ialah
penelitian
widyaiswara,
sedangkan yang merupakan lingkup latar belakangnya
ialah
peristiwa
(event)
yaitx)
periiakunya
baik
» c
oer
warga
oeia.nar
(peserta;
r- Z7 c
i1 p
t
oikiatnya
(sumber
.nan
n
&n &
i
i
maupun
;. iZj i . rr op in si
01 1 mgkat
dari
dilakukan
Kodya DT
utytiiK
bengkulu
II
DT
oeraaa
kebetulan
Bengkulu,
artinya
kota besar yang cukup strategis
fasilitas.
.) Letak
daerah
penelitian masih terjangkau
dengan rnudah oleh peneliti.
) Belum pernah
diteliti khususnya
oleh ling
kungan Perguruan Tinggi.
) Sifat
kursus
heterogen,
Dikia-u
PLS
6)
sangat
maka sangat menarik untuk diteli-
in i
merupakan
salah
satu
.ienis
(Pendidikan Luar Sekolah).
Diklat
ti
dilihat dari peserta
can
ini
kebetulan
sangat
terbuka untuk diteli
mer.gnarapkan
masukan
demi
keIancaran dan perbaikan diklat seterusnya.
b. Alasan (kriteria persyaratan) bagi kasus.
Dalam
rangka
memilih
(kasus)
sumber
Informasi
yang
terdahulu,
meiaiui
>n
peneiu suran
oanwa
wawancar
kasus
;,
a
keps
n g an
wj
i *r: K ij •»*
q r
"*"- /"* ^t "V- *"">
.iCuld.
c
f
->. p.
dig'ariskan
kasus
informan
dilakukan
dan
kemudian
"^ ^* >*"• K~- ^i S~+ '""j Vi
^- "***!
5/*""• c^"' ^—
i^ ™>-lclP
b6r ud-Q d.p
^moC'l \
Cph'"prfrfC|
r>•»* irt p •
i
can
instri
membuat
z* (L> vi r* o t*. *z- o --*
|-'Cx Ciiu-anu.u;i
dengan
lain
j
indikasi
berupa
i. -_3 CX jfi.
xerdokument
c.
Menemukan
di
C. -L OL L»
:vaiuasi
O". -X. CL L^
yang
diklat.
periiaku-perilaku
Widyaiswara dan
cara-cara berpikir sebagai widyaiswara.
- Cj "**• rj >Zi r^j^> ^. ~f-
berdasarkan
Sehing-
krixeria,
adanya
widyaiswara yang memaoai (,pror esionai.) dan yang
Rurang memadai (kurang profesional).
d.
Memperoleh
kejelasan
tentang
esensi
masalah
pembelajaran di Dikiax khususnya masalah pembe
lajaran
baik
yang
yang
dirasakan
sudah
oleh
pars
berpengalaman
widyaiswara
maupun
oleh
mereka yang belum berpengalaman.
E.
Validitas
Hasil Penelitian
Untuk
dapat
penelitian
dikatakan
kualitatif
sebagai
karya
yang dilakukan
ilmiah
ini
diusahakan
perlu memenuhi beberapa kriteria meliputi;
kredi'oili-
^r:H^r,-i
1 -i f oc....i ^ u. ^ J. J. j. :_• ^ ^
c: ^
v ao
an
Reterangi
d i
Qarl
-r- n
i.'
Baii a
.i aRu Ran
i am a n a
i (pengamatan)
A e r a na s i a an
Guna menjamin kerahasiaan,
yang
diberikan
subjek),
iiti.
ran
diupayakan
-^.; j. o
subjek)
gambaran
hanya diketahui
yang
satu
oi
tidak
oleh pene
diperlihatkan
ini
oertujuan
diklat
Sepala.
terpecahkan.
digunakan
yang
untuR
tentang masalah pembelajaran
dapat
dapat
lat
(sasaran
ke
lainnya.
mengungkap permasalahan,
ada
informasi
j
reneiitian
ra)
sumber
Data yang diberikan oleh responden (sasa
pada responden
x.
oleh
maka semua informasi
paaa
seienis
Oleh
karena
vi e n o ap a x k an
(widyaiswaitu
juga potensi- jotensi yang
indikator
mut
yang
situasi-sixuasi
dengan
selain
1
mempertlmba .ngkan
ca
"*#-,
PPS - iWr* Qi^^CUMS
MASALAH-MASALAH PEMBELAJARAN YANG DIHADAPI
WIDYAISWARA
Studi Kcts"us' Pada Lembag-a Diktat Perrtda Tfc.Z Propins'i
TESIS
Diajukan untuk menempuh
Ujian Tahap I pada Prog-raxn Studi
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
OLEH
AGUS ZAINAL RACHMAT
NBP; 9232027
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1995
LEMBARAN PERSETUJUAN
DISETUJUI OLEH PEMBIMBING
UNTUK UJIAN TAHAP I
PEMBIMBING I
Prof. DR. H, Sudani ;a Adiwikarta
PEMBIMBING H
Prof, Rahavu Hanafiah, M.Sc
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1995
yL
ABSTRAK
Agus Zainal Rachmat.
pjhadapi
Midyajs^ara
Hasalah-gasalah Pesbelaiaran Yang
(Studi
Kasus
Pad a
Leiabaga
Dikiat reada Tk. I Prop. Bengkuln^.
Pasca Sarjana IKIP Bandung, 1995
Tesis
S2.
Bandung:
n;ctsa.
p
n i„v
ic
r iW
le
>** t
-t *-<
« -... ._;
d i>":
c
. I PiSCSD i
"err;c
:uiu,
becieraoa
"•iftTTinftn
pengi
j j c i i t i i i, .
Q IS.rSTl K a n
0 16'
sens
'. y a .
o 6 c a r a
;'i n p
n ^ i
: ??'•
: ^. v' £
T~ ~! r1 ** T ^
"; ^~t
'-•
Affective e n t r v
Charactheristios
iutcones
GAM3AR 1-2
SISTEM PEMBELAJARAN MEHURUT BLOOM
uari
di
atas,
dapat
pendidik
men
gamoar
atau
pokok
didikan
uraian
dikexah
guru
dalam
atau
proses
itu merupakan p:
batkan berbagai faktor,
selalu
dituding
er.xang
sistem
oexapa
pembelajaran
pentingnya
tenaga
idyaiswara sebagai
per
iiosiajaran.
ire s
instru-
Waiaupun
sosiaiisasi
yang
perimeli—
:an tetapi seringkali yang
sebaga
penyebab
rendahnya
mutu
pendidikan adaiah guru
eRaji Ranoewiharjo,
1986).
Hal
a
tenaga
ini
m enu n i
pendidik
karena
katkan
pada
itu
" ku
hasil
penxingnya
•oses
pembelajaran.
cmarapkan
es
peran
dapat
merupakan
Oleh
mening
salah
satu
indikator kualitas pendidikan"
^cri?-a
yang
pendidik
besar
dituntut
Jawa
Barat
Aas
Syaefudin
kesiapan
dimana
sebagai
peranannya
memiliki
berbagai
bertugas
proses
kemampuan.
kesiapan
pembelajaran
Sutaryat
bahws
personal
di
dalam
faktor
dan
mempengaruhi
keberhasiian pelaksanaan tugasnya.
kom^onen
Pengalaman
menemukan
sangat
1976).
satu
diungkapkan
(1993:1),
profesional,
salan
dalam
sebagaimana
guru
(Hugges,
tempat
terhadap
Balnadi Sutadipu-
ra (1986) mengemukakan bahwa kemampuan esensial dari
seorang guru
sangat
dalam memotivasi
diperlukan
mengajar
itu
dalam
adaiah
siswa.
Kemampuan
pembelajaran
menyediakan
siswa mampu belajar (Tabrani,
mengingat
lingkungan
dkk.,
ini
agar
1986 dan Juklak
Kurikulum 1984).
Secara
raikan
lebih rinci
P3G Depdikbud
kompexensi profesional
seorang
(1984)
mengu-
tenaga pendi
dik meliputi:
1.
Kemampuan menyusun rencana pengajaran
a.
merencanakan
b.
merencanakan
pengorganisasian
pengelolaan
mengaj ar.
c.
perencanaan pengelolaan kelas.
bahan
pengaja-
kegiatan belajar
. merencanakan
penggunaan
e. merencanakan
Kepenxingan
2.
penilaian
media
dan sumber
prestasi
siswa untuk
pengajaran.
Prosedur mengajar
a. menggunakan
metode,
media,
dan bahan iatihan
yang sesuai dengan tujuan pengajaran.
b.
berkomunikasi dengan siswa.
c. mendemonstrasikan khasanah metode mengajar.
d.
mendcrong
dan menggalakkan keterlibatan siswa
dalam pengajaran.
e. mendemonstrasikan
penguasaan
mata pelajaran
dan relevansinya.
f. mengorganisasi
waktu,
ruang,
bahan dan per-
lengkapan pengajaran.
g. melaksanakan
evaluasi
pencapaian siswa dalam
proses belajar mengajar.
3.
Kubungan
antar pribadi di dalam kelas:
a. sesbantu
b. bersikap
mengembangkan
sikap
positif
pa-
terbuka dan luwes terhadap siswa dan
orang lain.
c. menampilkan
kegairahan
dan kesungguhan dalam
kegiatan belajar mengajar.
d. sengelola interaksi perilaku dalam kelas.
'Widyaiswara
sebagai
tenaga
pendidik
dan
salah
satu komponen dalam proses pembelajaran di lembaga-
lembaga diklat departemen dan non departemen merupa
kan faktor dinamis yang diharapkan dapat membelajarkan,
mengarahkan,
memotivasi,
dan
mendinamisasi
pembelajaran peserta didik dalam konteks materi yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran itu
sendiri.
Oleh karena itu widyaiswara perlu memiliki
bekai kemampuan yang msndasar dalam hal pendidikan,
khususnya konsep pembelajaran.
Hasil penelitian D.Sudjana (1993) di Jawa Barat,
menunjukkan
bahwa
wiayaiswara
dikan non
lebih
memiliki
kependidikan,
dari
latar
setengahnya
(64,6%)
belakang
dimana sebagiau
pendi
besar" dari
mereka (74%) juga tidak mendapatkan pendidikan akta
kependidikan. Keadaan ini berhubungan dengan kemung-
kinan
timbulnya
dihadapi
mereka
masalah-masalah
dalam melakukan
pembelajaran
tugas
yang
sebagai
wi
dyaiswara di lembaga diklat. Dalam temuannya diungkapkan
bahwa
para
widyaiswara
pada
umumnya
masih
menghadapi kendala dalam hal penggunaan/pengembangan
materi
dan
pengelolaan
pembelajaran
dalam
latihan.
Permasalahan ini ternyata dihadapi oleh widyaiswara
baik yang berlatar belakang pendidikan sarjana muda,
sarjana,
pasca
sarjana
maupun
doktor,
baik
yang
memiliki akta mengajar dan sarjana pendidikan maupun
sarjana
non
pendidikan
yang
bukan
pemegang
akta
mengajar.
Dari
studi
penjajagan
Bengkulu
tenyata
memiliki
dan
satunya
adalafc
beberapa
yang
lembaga
menyelenggarakan
Lembaga
dilakukan
di
daerah
pemerintah
telah
lembaga diklat,
salah
Diklat
Pemerintah
Daerah
Tingkat I Propinsi Bengkulu.
Peranan
sangat
widyaiswara
penting
untuk
kegiatan diklat.
berbagai
wara
mereka
keberhasilan
setiap
diakui
yang
dianggap
kegiatan
Akan tetapi dari segi jumlah maupun
karakteristik yang aendukung mutu
keadaannya
tersebut
keberadaannya
masih
dianggap
oleh
merasa
para
tidak
belum
memadai-
widyaiswara,
memiliki
widyais
latar
HaL.
terutama
belakang
pendidikan sebagai pendidik.
Sxudi penjajagan lain menemukan beberapa pendapat
tentang
tambah
kesan
kemampuan
yang
kurang
damping
itu
para
diperoleh.
mencapai
lulusan
Hal
tersebut
sasaran
ditemukan
diklat
pula
yang
dan
nilai
menunjukkan
diharapkan.
kesan-kesan
merupakan persepsi beberapa responden,
baik pada
Di
yang
lulusan (peserta didik) maupun pimpinan lembaga yang
menunjukkan
diharapkan
bahwa
para
kemampuan
pembelajaran di
widyaiswara
maksimalnya
masih
dalam
sangat
mengelola
lembaga diklat.
Dalam berbagai literatur antara lain menunjuk
kan bahwa keberhasilan proses pembelajaran ditentu-
kan pula oleh unsur "expertness,
dedication"
para
pendidik.
credibility,
Berkenaan
dengan
serta
hal
tersebut, keadaan para widyaiswara dalam membelajar-
kan
pula
para
peserta
pada
didiknya
tanggapan
dan
akan
sangat
pengakuan
tergantung
para
peserta
didiknya. Dalam hal ini terlihat pada persepsi para
peserta didik
terhadap
kemampuan
para
widyaiswara-
nya.
Atas dasar keadaaan sebagaimana digambarkan di
atas, maka dianggap perlu adanya suatu studi (pengkajian)
secara
pembelajaran
ilmiah
yang
tentang
dihadapi
masalah
pengelolaan
para
widyaiswara
pada
lembaga diklat. Dalam penelitian
ini dibatasi
pada
Lembaga Diklat Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi
Bengkulu.
B.
Rumusan Prcblematika Penelitian
1.
Pembatasan
Masalah.
Masalah
widyaiswara
seperti
pembelajaran
bisa dilihat
dimensi
yang
dihadapi
dalam
kelembagaan,
berbagai
dimensi
seorang
dimensi,
tugas
dan
jabatan, dan dimensi profesional. Dalam penelitian
ini
yang
menjadi
fokus
pembahasan
diarahkan
pada
masalah pembelajaran yang berdimensi profesional,
dimana
widyaiswara
adaiah
tenaga
fungsional
yang
melakukan tugas kependidikan.
Persoaian
faktor-faktor
yang
perlu
apa
saja
mendapat
yang
kajian
adaiah
dominan
terhadap
adanya masalah pengelolaan pembelajaran
bagi para
widyaiswara di lembaga diklat?
Human Capital Theory menekankan
dikan
seseorang
menjadikan
produktif.
adaiah
manusia
itu
Atas dasar
lebih
masalah
Mincer
(1985),
bahwa
latar
dikan
luar
terhadap
dihadapi
Noeng
ini,
yang
kuat
untuk
berkemampuan
dan
beberapa peneli
bahwa karakteristik pendi
dominan
yang
lebih
teori
tian telah membuktikan
dikan
investasi
bahwa pendi
keberhasilan
seseorang.
Muhajir
(1985)
belakang pendidikan,
sekolah seseorang
Kahl
dan
(1977),
menyimpu'lkan
khususnya
berpengaruh
pendi
terhadap
kemampuan
produktivitasnya.
pendidikan,
dimiliki
pengetahuan
Demikian
dan
seseorang melalui
pentingnya
keterampilan
pendidikan
dianggap sebagai sarana produksi,
yang
seringkali
oleh karena itu
merupakan modal manusia (human capital).
Dengan melakukan invesxasi dalam pendidikan,
seseorang dapat meningkatkan kapasitasnya. Hal ini
dapat dipahami jika ditelusuri dari tujuan umum
yang
ingin dicapai dengan upaya pendidikan yang
dicrientasikan pada pembentukan dan atau pengem
bangan tiga ranah, yaitu rahah kognitif, afektif,
dan psikomotor.
Dengan terbentuk dan atau berkem-
bangnya ketiga ranah ini diharapkan setiap indivi-
du
mempunyai
kemampuan
sesuai
investasi
untuk
dengan
dalam
dikembangRan
bentuk
ingin diperoleh dari
dan
bentuk
dan
jenis
investasi
sejumlah
uiapukasiKan
keuntungan
tersebut.
yang
Dengan
wawasan yang diperoleh melalui pendidikan diharap
kan seseorang dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan
kemudian
memberikan
sumbangan
terhadap
perkembangan lingkungan tersebut.
Kegiatan
dengan
tujuan
dasarnya
dapat
belajar
sebagai
meningkatkan
berlangsung
inti
pendidikan
kemampuan
diri,
pada
secara
formal
(di
lembaga persekolahan),
non rormal (di lembaga atau
kegiatan pendidikan non formal),
dan secara infor
mal (dalam ber.tuk interaksi dengan
yang dapat
kungan
lingkungan
saja;
seseorang
termasuk
bekerja.
lama
Ini
bekerja
seperti
kerja,
lebih bar.yak tahu
jika
dibandingkan
nya.
Sebagairana
(1984:
104)
ling
atau
lingkungan
suatu
media
bahwa
orang
pekerjaan
yang
kurang
dikemukakan
"makin
maka
tempat
makin
itu,
pengalaman-
Ngalim
sering
yang
tertentu
tentang pekerjaannya
dengan
oahwa
sesuatu,
di
berarti
pada
akan
langi
belajar,
Dengan demikian belajar bisa terjadi dimana
kapan
telah
sumber
keluarga,
masa).
dan
menjadi
berbagai media
Purwanto
seseorang
bertambahlah
mengu-
kecakapan
serta pengetahnannya terhadap hal tersebut,
dan
ia
lebih menguasainya"
Dari
bekerja
pernyataan
juga
di
xerjadi
axas
proses
nampak
yang
merupakan
proses
dalam
perkembangan' dalam
arti pertumbuhan tingkat keahlian atau
tan
bahwa
juga jaba-
perkembangan
pribadi
seseorang khusus dalam lingkup pekerjaannnya.
Oleh
karena
yang
itu
ada
berpengalaman
mencapai
kecenderangan
dalam
suaxu
bidang
prestasi
itu
sesuai
bahwa
akan
orang
lebih
dengan
cepat
tuntutan
tugas yang harus diselesaikannya.
Berkaitan dengan perilaku sukses atau gagalnya
seseorang
dalam
melakukan
suatu
aktivitas,
tidak terlepas dari sesuatu daya yang mendorongnya
atau
sering
"keadaan
disebut
dalam
individu
pribadi
untuk
tertentu
guna
Suryabrata
dengan
motif.
seseorang
melakukan
mencapai
(1984:
yang
adaiah
mendorong
aktivitas-aktivitas
suatu
72).
Motif
tujuan"
Dari
(Sumadi
pengertian
motif
seperti itu nampak bahwa motif bukan sesuatu yang
dapat
diamati,
disimpulkan
tetapi
karena
merupakan
adanya
hal
sesuatu
yang
dapat
yang
dapat
disaksikan.
Motif
sebagai
suatu
dorongan
bisa
muncul,
diperkuat atau diperlemah oleh faktcr-faktor yang
datang dari luar diri seseorang ataupun dari dalam
dirinya
sendiri.
Motif
dari
dalam
diri
sendiri
biasanya diaunculkan oleh karena adanya kesadaran
akan
kebutuhan
karena
itu
tertentu yang
motif
dari
dalam
harus dicapai.
ini
lebih
Oleh
banyak
mendatangkan hasil yang memuaskan.
Berkaitan dengan
banyak
tidaknya
berhasil dan tidaknya
seorang
widyaiswara
atau
menghadapi
masalah dalam pembelajaran dengan demikian sangat
mungkin berkaitan dengan motif apa dan motif yang
bersumber dan mana yang mendorong dia menduduki
jabatan fungsicnal sebagai widyaiswara.
Atas dasar pemikiran sebagaimana diuraikan di
atas,
diduga masalah
pembelajaran
yang
dihadapi
oleh para widyaiswara berkaitan erat dengan laxar
belakang
pendidikan,
pengalaman
kerja
dan
motif
berprestasi mereka.
Dengan
berbagai
pola pikir yang berkembang
serta hasil penelitian dan temuan yang sudah ada,
maka penelitian ini akan dibatasi pada aspek latar
belakang pendidikan,
berprestasi
pengalaman
hubungannya
dengan
kerja,
dan motif
masalah
pembela
jaran yang dihadapi para widyaiswara di Lembaga
Diklat
Pemerintah
Daerah
Tingkat
I
Propinsi
Bengkulu.
2.
Pertanvaan
Penelit.isn
Atas dasar kerangka pemikiran dan hasil studi
penjajagan
sebagaimana
diuraikan
di
atas,
serta
selaras dengan pembatasan masalah yang dilakukan,
maka
masalah
oirumuskan
yang
dalam
dikaji
bentuk
dalam
penelitian
pertanyaan
ini
penelitian
sebagai berikut:
a. Bagaimanakah gambaran umum masalah pembelajaran
yang
dihadapi
Diklat
para
Pemerintah
widyaiswara
Daerah
di
Lembaga
I
Propinsi
Tingkat
Bengkulu?
b. Apakah faktor latar belakang pendidikan, penga
laman
kerja,
dan
motif
berprestasi
merupakan
faktor yang berpengaruh terhadap masalah pembe
lajaran
yang
dihadapi
Lembaga
Diklat
para
Pemerintah
widyaiswara
Daerah
Tingkat
di
I
Propinsi Bengkulu?
Masalah
bentuk
pokok
rumusan
tersebut
di
pertanyaan
mengarahkan peneliti
atas
dirinci
penelitian
dalam
yang
dapat
lebih spesifik sebagai
beri-
kut:
1). Bagaimanakah kemampuan
widyaiswara dalam pe-
nyusunan tujuan pembelajaran?
2).
Bagaimanakah kemampuan widyaiswara
dalam me-
nyusun pengalaman belajar?
3).
Bagaimanakah
kemampuan
widyaiswara
dalam
penyusunan materi pembelajaran?
4).
Bagaimanakah kemampuan widyaiswara dalam memotivasi peserta belajar?
5). 3agaimanakah kemampuan widyaiswara dalam pembinaan disiplin belajar?
6).
Bagaimanakah kemampuan
widyaiswara dalam per-
19
hatiannya terhadap perbedaan individual peser
ta belajar?
7). Bagaimanakah kemampuan widyaiswara dalam penggurvaan metode pembelajaran?
8). Bagaimanakah
kemampuan
widyaiswara
dalam
pemilihan dan penggunaan media pembelajaran?
9). Bagaimanakah
kemampuan
widyaiswara
dalam
widyaiswara
dalam
menciptakan ikiim belajar?
10). Bagaimanakah
melakukan
kemampuan
evaluasi hasil belajar dan
evaluasi
dampak latihan yang diberikan?
11). Adakah
seorang
pengaruh
latar
widyaiswara
belakang
terhadap
pendidikan
masalah-masalah
pengelolaan pembelajaran yang dihadapinya?
12). Adakah
pengaruh
pengalaman
kerja seorang
widyaiswara terhadap masalah-masalah pengelo
laan pembelajaran yang dihadapinya?
13). Adakah
pengaruh
motif
berprestasi seorang
widyaiswara terhadap masalah-masalah pengelo
laan pembelajaran yang dihadapinya?
C.
Tujuan Penelitian
Penelitian
model
ini
alternatif
pendidik- pada
dilakukan
pembinaan
lembaga
Diklat,
untuk
menemukan
widyaiswara
yang
suatu
sebagai
didasarkan
atas
zv
kebutuhan dan masalah widyaiswara sendiri.
Untuk
dalam
keperluan
penelitian
tersebut,
secara
diungkap:
(1)
ini
operasional
gambaran
umum
masalah pengelolaan pembelajaran yang dihadapi
para
widyaiswara lembaga diklat pemerintah dan (2) penga
ruh
faktor
latar
belakang
pendidikan,
pengalaman
kerja, dan motif berprestasi terhdap masalah pengelo
laan pembelajaran yang dihadapi widyaiswara.
D.
Manfaat Penelitian
1-
Manfaat Teoritis.
Hasil
penelitian
yang
diperoleh
dapat
digunakan
sebagai tambahan pengetahuan dalam bidang pendidi
kan luar sekolah, khususnya tentang temuan empirik
di
lapangan
yang
berupa
dihadapi
para
masalah-masalah
widyaiswara
pendidik dalam
kegiatan
serta
teknik
upaya
temuan
ini
diharapkan
merumuskan
konsep
pendidikan
orang
penugasan
secara
tenaga
orang dewasa,
penanggulangannya.
memberikan
dewasa
pendidikannya
sebagai
pendidikan
profil
kegiatan
pembelajaran
tenaga
dalam
masukan
pendidikan
konteks
berlangsung
birokratis,
dan
Dengan
atas
bahkan
untuk
dalam
dimana
dasar
melalui
pendidikan yang diseienggarakan ini erat kaitannya
dengan promosi jabatan birokratis para pesertanya.
• Manfaat praKtjq.
a. Bagi
lembaga
pendidikan
tingsi tenS.a i-™~-
didikan, khususnya jurusan pendidikan luar
sekolah, menambah pengalaman empirik yang bisa
dimanfaatkan sebagai contoh kasus dalam pembe
lajaran (perkuliahan) di kelas maupun di lapangan. Melalui mata kuliah yang relevan dapat
mempermudah dalam merumuskan program penelitian
maupun
pengabdian
pada
masyarakat
terutama
untuk membantu masyarakat khususnya lembagalembaga diklat yang mempunyai masalah pembela
jaran .
b. Informasi
sebagai
yang
bahan
diperoleh
pertimbangan
dapat digunakan
untuk
melakukan
pembinaan yang relevan dongan k=bu luha;rbel^ai
para peserta diklat di Lembaga Diklat Pemerin
tah Daerah Tingkat I Propinsi Bengkulu, dalam
menghadapi
proses
permasalahan
pembelajaran
yang
yang
timbul
dibina
oleh
dalam
para
widyaiswara. Lembaga penyelenggara program
latihan diharapkan dapat mengetahui tingkat
kemampuan dan masalah pembelajaran yang dihada
pi para widyaiswaranya sehinga Informasi terse
but dapat dijadikan masukan dalam menyusun
T"' V- r*, r$ -y- rj yy,
r.pvr^inq1
widyaiswara
di
lembaga
-i y~i r^ — T^' *=i TT* "i Ti r
E. Definisi Operasional dan Indikator
Sehubungan dengan pembatasan kajian dalam pene
litian
ini,
berikut
diuraikan
batasan
(definisi
cperaional yang mengandung indikator pengukuran
atas
beberapa isxilah pckok (variabel) yang terlibat dalam
penelitian
a. I-jasalah
ini .
Pembelajaran :
widyaiswara
lembaga
dalam
diklat
masalah
pengelolaan
pemerintah.
yang dihadapi
pembelajaran
Masalah
pengelolaan
pembelajaran ini meliputi dimensi indikator :
penyusunan
belajar,
tujuan,
(3)
(2)
motivasi
terhadap peserta
disiplin
dan
terhadap
penyusunan
penyusunan
keterxiban
perbedaan
materi,
latihan,
peseria.
individual,
di
(1)
pengalaman
(4)
pemberian
(5)
pembinaan
(3)
oerhatian
(7)
pemilikan,
pemilihan, dan penggunaan metode/teknik pembelaja>engaoaan,
media,
pemilinan
(9) penyusunan iklim kelas,
i r<
n
e n
(10) penilaian
hasil belajar, (11) penilaian dampak pembelajaran.
b. Latar,—Belakang
Pendidikan
:
adaiah keseluruhan
pengalaman
pendidikan
dyaiswara,
baik
dikan
sekolah.
akan
luar
dllihat
yang
pernah
pendidikan
dari
ditempuh
sekolah
Dalam
hal
maupun
pendidikan
indikator
tingkat
wi
pendi
sekolah
pendidikan
(pendidikan terakhir) dan jenis pendidikan (kepen
didikan
dikan
dan
luar
dengan
non
kependidikan).
sekolah
indikator
akan
Dalam
diungkap
jumlah/banyaknya
hal
yang
pendi
berkenaan
program
pendi
dikan luar sekolah yang pernah ditempuh widyaiswa
ra,
isi/materi
serta
model
pokok
pembelajaran
iyaiswara
iai
program
PLS
pada
yang
yang
lembaga
diikuti,
pembekalan
dipersepsikan
oleh
wi
dyaiswara .
c.
perigalaaan
Kerja;
dalam
hal
ini
dimaksudkan
seba
gai keseluruhan pengalaman bekerja para widyaiswa
ra,
yang
mellpuxi
indikator
menjadi widyaiswara sampai
tian,
jabatan-jabaxan
iamanya
pengalaman
saat dilakukan
lain
yang
pernah
peneli
diduduki,
dan jumlah keseluruhan masa kerja di pemerintahan.
A
V j-, — -^ —
D £j -v* t~, -*- c c -*- o r* -r '
perasaan
yang
suatu
berkaitan
perjuangan
yang bertujuan
'standard
exceleent"
^ ;= "> ^ t-
H t f •? p 1
lOP
j. \ j • ^ ± *
:
pcla
dengan
untuk
dalam
1259).
tindakan
usaha
keras
dan
atau
mencapai
prestasi
penampilan
(Vilder
Orientasi
tingkah
laku
aotivasi
motif
berprestasi
sukses
dan
bisa
motif
dilihat
sebagai
menghindari
faktor
kegagalan
(Atkinson 1966:241).
Secara
operasional
penelitian
dilakukan
ini
subyek
motif
dimaksudkan
sampel
berprestasi
sebagai
untuk
upaya
mencapai
dalam
yang
prestasi
terbaik dan menghindari kesalahan atau kegagalan.
e.
Widyaiswara:
mempunyai
adaiah jabatan tenaga fungsional yang
tugas pokok
sebagai
tenaga
pendidik di
lembaga pendidikan dan latihan pemerintah.
Secara operasional yang dimaksud widyaiswara dalam
penelitian ini adaiah tenaga widyaiswara di Lemba
ga
Diklat
Bengkulu.
Pemerintah
Daerah
Tingkat
I
Propinsi
BAB
ill
PROSEDUR PENELITIAN
A.
Metode Penelitian
Metode
dari
bahasa
jalan",
yang
dalam
arti
Yunani
yang
"metodos
sebenarnya
dengan
arti
berasal
cara
atau
(Koentjaraningrat, 1977:16), yaitu "persoalan
menyangkut
tentang
obyek yang ditellti
kutan.
kata
Dalam
hal
atau
ini
cara
kerja,
sasaran
metode
untuk
memahami
ilmu yang
bersang-
yang
digunakan
kasus" dengan penelitian secara
metode
adaiah
"kuall-
t a t i f naturalistik".
Metode
baik
"studi kasus"
mengenai
komuniti
individu,
secara
mendaiam,
menekankan pada satu aspek,
kelompok,
keluarga,
intensif
dalar.
atau
kehidupan-
nya. Dalam penelitian ini yang dijadikan kasus pene
litian
adaiah peristiwa proses belajar mengajar yang
dilakukan
oleh
para
widyaiswara
di
dikiat-dikiat.
Cara ini ternasuk pula untuk memperoleh data tentang
aspek-aspek yang diduga turut mewarnai atau melatarbelakang! perilaku subyek (sasaran penelitian) dalam
kegiatan sebagai widyaiswara.
Dalam pelaksanaan metode
mendapat:kan
data
yang
studi
betul-betul
kasus
obyektif
ini,
agar
(alami).
maka
dilakuksr.
Adapun
,ara
penelitian
dari
tiri-
secara
kualitatif
penelitian
na
kualitatif
an-
lain:
1
an
Pen
dilakukan
daiam
"natura
J
sar.
.an sebagai "human
ieskr ipt if ;
4
mem
.gkan proses maupun produk;
5
men
p
men
o
v en
^
t—
makna;
:akan data "first hand";
in triangulasi;
_kan konteks;
L
berkedudukan
sama
dengan
-
i
me i
8
mCi:
y
pen
1 Li
men
instrumen";
orang
yan
j
i_
;m:
veriiikasi
men
n
i?atif :
1U 1
-,
*-.
^
\
1
/
o
mei
_n sampung
mel
.n
14
mel
m
15
men
-,
dis
Dipilih:
tolak
dari
purposir ;
trail
partisipasi
tanpa
menggangu,
anallsis sejak awal;
; "emergent" (Nasution.S
—j
ib
aucio
:
~etode
tersebut,
antara
.988
Iain
is;
bertitik
-apa a.Iasan yang logis antara Iain:
Be
:
dat
ig ingin diungkap,
pen
.an
toiak
atau
'dari tujuan
metode
penelitian.
dimana
yang
tersebut
pendapat
bertitik
memiliki
toiak
Koentjaraningrat
menserukakan bahwa,
dan
menghendaki
: seperti metode studi kasus,
Hai
"un-
karak-
kuaiita-
pula
(1977:17)
kepada
yang
"obyeklah yang menentukan
79
metode
atau pendekatan,
eebaliknya;
menentukan
2)
dimana
obyek
serta teknik, ' bukan
metode
sasaran
yang
telah
ilmiah,!.
Adanya kecenderu.ngan karakteristik
dan
yang
kegunaan metode, dengan
diteliti,
bersifat
di
ada
keampuhan
keunikan
samping
obyek
kemampuan
yang
subyektif dari pihak pelaksana
pe-
neliti.
3)
Sehubungan
diantaranya
dengan
kelemahan
bahwa
hasil
dari
metode
penelitian
ini
tidak
dapat berlaku umum, make, memang dalam peneli
tian
ini tidak bermaksud untuk
neralises!.
mencari
ge
Oleh karena itu merupakan
metode
yang dipilih ini ada kecotokan dengan
tujuan
dan masalah yang diteliti.
B.
Subjek
Penelitian
Subjek
kelompok,
yaitu
"Sumber
bertugas
penelitian
ini
dibedakan
"sumber informasi"
dan
menjadi
"informan".
informasi" ialah para widyaiswara
di diklat tersebut,
dua
baik yang sudah
ngalaman maupun yang belum berpengalaman.
yang
berpe
Widyaiswara
yang dijadikan sumber informasi adaiah dua orang yanq
sudah berpengalaman dan seorang yang belum
berpenga-
oU
laman.
para
Adapun yenq
berlaku sebagai
penqelola diklat dan
dari
ri informan"
peserta diklat.
diklat
terdiri
satu
orang.
subjek
penelitian terdiri dari 6 orang.
orang sumber informasi dan 3
Yang
dimaksud
dengan
orang
sumber
adaiah
Penqeiola
Dengan
demikian
Yaitu
tiqa
informan.
informasi
adaiah
orang yang melakukan (menjadi) kasus penelitian, yang
memberikan data utama tentang diri
belakang
kehidupannya.
informasi
ialah
Dengan
orang
yang
sendiri
perkataan
dan
lain
menceritakan
latar
sumber
tenting
dirinya sendiri.
Informan
ialah
peiengkap tentang
subjek
kehidupan kasus,
orang
lain
ini,
dalam
penelusuran
sumber
uraian
berikut
informasi dan
data
infor
menceritakan
Wasus}.
pentingnya kedudukan subyek
memberikan jaminan terhadap
maka
"sumber
yaitu orang yang
(menceritakan kehidupan
Menyadari
memberikan
identitas kehidupan
masi"
untuk
yang
hasil
penelitian
penelitian
disajikan
kriteria
proses
persya-
ratannya.
1.
Sumber
informasi
Sebagaimana
dan
informan
dikemukakan
bahwa sumber
infor-
ig
yang
menoaai
s^meiakukan
.kar:
nya
senair
r
D^Ud:U:.aii
iwakan
—
f , V- -rr'i Ci > .
orang
h ,=->•Dumo-t^
^eiiuan^
xentan;
\ i-c»i i.c:ig
kasus).
Proses
formasi
tasi,
lui
peneiusuran
diawali
melalui
dari
kasu
wawancara
Informan.
informan
yang
sumoer
dan
wawancara
terdiri
dari
sx
d"~
i_akukan
peng eltla
dan peserta Diklat masmg-masmg dua o•
pula
ada
sxudi
di
dokumenxasi
tangan
untuk
per.gelola
menentukan
(kasus),
yang
kriteria
yaitu
^
kurang
Cl^
melalui
diklat,
hal
-i £^ •
meia-
diklat
iJ1 -_- ^ -L w ,_*
ttkumen
in i
sumber
k
berper.^alara
am an
(tidak)
yang
terutama
kriteria
kriteria
m-
informasi
berpengalan an
,
a an
sebagai
wioyaiswara.
Subjek penelitian
yang
menjadi
atau
kasusnya,
diklat
yang
sebagai
dalam
N
obyeknya
yaitu
adaiah
peristiwa
dilaksanakan
peiaku
peneiiti
ini ialah manu?: a sedangkan
peristiwa
mencari
peristiwa
kasus
itu.
oleh
perist: .wa
pembel ijaran
para
tersebut.
dari
(event)
pada
~-* i c y a i s w a r a
Die r_
orang-or a:.g
sebab
itu
yang
ada
uaiam
suri
peneiinan
dari
informan
mi,
aat
r**=*c*ruinrt^rt
i
vS
cs.
seperti
pendidikan,
pangkatan
pendidikan
terus
nama,
pekerjaan,
dan
tanggal
pengalaman
Mengenai
pengalaman
ditelusurl,
mengenai
tempat,
seoag ainya.
dan
•>
"** a
i n
-
(Pengelol;
para peserta oikiat sendiri) yaitu
identitas;
o
sehingga
lahir,
bekerja,
latar
menjadi
keteau
data:
ke-
belakang
widyaiswara
subjek
informa-
si/sasaran subjek yang benar-benar sebagai sasaran
subjek yang memiliki pengalaman sebagai widyaiswa
ra
berpengalaman
yang
belum
kang
pendidikan
dan
berpengalaman.
keguruan
belakang pendidikan
atau
juga
sumber
Begitu
dan
latar
bela
bukan
berlatar-
Pemiiinan
responden
informasi( sasaran
sampel
widyaiswara
pula
yang
keguruan.
sendirinya perlu dilakukan
penetapan
ditemukan
penelitian)
secara purposif,
berdasarkan
tujuan
de..gan
yaitu
tertentu.
Tegasnya sampel-sampel penelitian kasus kualitatif
cenderung menjadi lebih purposif dan pada sampling
acak (Miles dan Huberman,
Dalam
ini
yang
pemiiinan
menjadi
1332:
kasus
kasusnya
47)
(sasaran)
ialah
penelitian
widyaiswara,
sedangkan yang merupakan lingkup latar belakangnya
ialah
peristiwa
(event)
yaitx)
periiakunya
baik
» c
oer
warga
oeia.nar
(peserta;
r- Z7 c
i1 p
t
oikiatnya
(sumber
.nan
n
&n &
i
i
maupun
;. iZj i . rr op in si
01 1 mgkat
dari
dilakukan
Kodya DT
utytiiK
bengkulu
II
DT
oeraaa
kebetulan
Bengkulu,
artinya
kota besar yang cukup strategis
fasilitas.
.) Letak
daerah
penelitian masih terjangkau
dengan rnudah oleh peneliti.
) Belum pernah
diteliti khususnya
oleh ling
kungan Perguruan Tinggi.
) Sifat
kursus
heterogen,
Dikia-u
PLS
6)
sangat
maka sangat menarik untuk diteli-
in i
merupakan
salah
satu
.ienis
(Pendidikan Luar Sekolah).
Diklat
ti
dilihat dari peserta
can
ini
kebetulan
sangat
terbuka untuk diteli
mer.gnarapkan
masukan
demi
keIancaran dan perbaikan diklat seterusnya.
b. Alasan (kriteria persyaratan) bagi kasus.
Dalam
rangka
memilih
(kasus)
sumber
Informasi
yang
terdahulu,
meiaiui
>n
peneiu suran
oanwa
wawancar
kasus
;,
a
keps
n g an
wj
i *r: K ij •»*
q r
"*"- /"* ^t "V- *"">
.iCuld.
c
f
->. p.
dig'ariskan
kasus
informan
dilakukan
dan
kemudian
"^ ^* >*"• K~- ^i S~+ '""j Vi
^- "***!
5/*""• c^"' ^—
i^ ™>-lclP
b6r ud-Q d.p
^moC'l \
Cph'"prfrfC|
r>•»* irt p •
i
can
instri
membuat
z* (L> vi r* o t*. *z- o --*
|-'Cx Ciiu-anu.u;i
dengan
lain
j
indikasi
berupa
i. -_3 CX jfi.
xerdokument
c.
Menemukan
di
C. -L OL L»
:vaiuasi
O". -X. CL L^
yang
diklat.
periiaku-perilaku
Widyaiswara dan
cara-cara berpikir sebagai widyaiswara.
- Cj "**• rj >Zi r^j^> ^. ~f-
berdasarkan
Sehing-
krixeria,
adanya
widyaiswara yang memaoai (,pror esionai.) dan yang
Rurang memadai (kurang profesional).
d.
Memperoleh
kejelasan
tentang
esensi
masalah
pembelajaran di Dikiax khususnya masalah pembe
lajaran
baik
yang
yang
dirasakan
sudah
oleh
pars
berpengalaman
widyaiswara
maupun
oleh
mereka yang belum berpengalaman.
E.
Validitas
Hasil Penelitian
Untuk
dapat
penelitian
dikatakan
kualitatif
sebagai
karya
yang dilakukan
ilmiah
ini
diusahakan
perlu memenuhi beberapa kriteria meliputi;
kredi'oili-
^r:H^r,-i
1 -i f oc....i ^ u. ^ J. J. j. :_• ^ ^
c: ^
v ao
an
Reterangi
d i
Qarl
-r- n
i.'
Baii a
.i aRu Ran
i am a n a
i (pengamatan)
A e r a na s i a an
Guna menjamin kerahasiaan,
yang
diberikan
subjek),
iiti.
ran
diupayakan
-^.; j. o
subjek)
gambaran
hanya diketahui
yang
satu
oi
tidak
oleh pene
diperlihatkan
ini
oertujuan
diklat
Sepala.
terpecahkan.
digunakan
yang
untuR
tentang masalah pembelajaran
dapat
dapat
lat
(sasaran
ke
lainnya.
mengungkap permasalahan,
ada
informasi
j
reneiitian
ra)
sumber
Data yang diberikan oleh responden (sasa
pada responden
x.
oleh
maka semua informasi
paaa
seienis
Oleh
karena
vi e n o ap a x k an
(widyaiswaitu
juga potensi- jotensi yang
indikator
mut
yang
situasi-sixuasi
dengan
selain
1
mempertlmba .ngkan
ca