MASALAH-MASALAH PEMBELAJARAN YANG DIHADAPI WIDYAISWARA : Studi Kasus Pada Lembaga Diktat Pemda Tk.I Propinsi Bengkulu.

&/

"*#-,
PPS - iWr* Qi^^CUMS
MASALAH-MASALAH PEMBELAJARAN YANG DIHADAPI
WIDYAISWARA

Studi Kcts"us' Pada Lembag-a Diktat Perrtda Tfc.Z Propins'i

TESIS

Diajukan untuk menempuh
Ujian Tahap I pada Prog-raxn Studi
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

OLEH
AGUS ZAINAL RACHMAT
NBP; 9232027

PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BANDUNG
1995

LEMBARAN PERSETUJUAN
DISETUJUI OLEH PEMBIMBING
UNTUK UJIAN TAHAP I

PEMBIMBING I

Prof. DR. H, Sudani ;a Adiwikarta

PEMBIMBING H

Prof, Rahavu Hanafiah, M.Sc

PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1995


yL

ABSTRAK

Agus Zainal Rachmat.
pjhadapi
Midyajs^ara

Hasalah-gasalah Pesbelaiaran Yang
(Studi
Kasus
Pad a
Leiabaga

Dikiat reada Tk. I Prop. Bengkuln^.
Pasca Sarjana IKIP Bandung, 1995

Tesis

S2.


Bandung:

n;ctsa.

p
n i„v
ic
r iW
le
>** t
-t *-<
« -... ._;
d i>":
c

. I PiSCSD i

"err;c


:uiu,

becieraoa

"•iftTTinftn
pengi

j j c i i t i i i, .

Q IS.rSTl K a n

0 16'

sens

'. y a .

o 6 c a r a

;'i n p


n ^ i

: ??'•

: ^. v' £

T~ ~! r1 ** T ^

"; ^~t

'-•



Affective e n t r v
Charactheristios

iutcones


GAM3AR 1-2

SISTEM PEMBELAJARAN MEHURUT BLOOM
uari

di

atas,

dapat

pendidik
men

gamoar

atau

pokok


didikan

uraian

dikexah

guru

dalam

atau

proses

itu merupakan p:

batkan berbagai faktor,
selalu

dituding


er.xang

sistem

oexapa

pembelajaran

pentingnya

tenaga

idyaiswara sebagai
per
iiosiajaran.
ire s

instru-


Waiaupun

sosiaiisasi

yang

perimeli—

:an tetapi seringkali yang

sebaga

penyebab

rendahnya

mutu

pendidikan adaiah guru


eRaji Ranoewiharjo,

1986).

Hal

a

tenaga

ini

m enu n i

pendidik
karena
katkan

pada


itu

" ku

hasil

penxingnya

•oses

pembelajaran.

cmarapkan
es

peran

dapat

merupakan

Oleh

mening

salah

satu

indikator kualitas pendidikan"
^cri?-a

yang

pendidik

besar

dituntut

Jawa

Barat

Aas

Syaefudin

kesiapan
dimana

sebagai

peranannya

memiliki

berbagai

bertugas

proses

kemampuan.

kesiapan

pembelajaran

Sutaryat

bahws

personal

di

dalam
faktor

dan

mempengaruhi

keberhasiian pelaksanaan tugasnya.

kom^onen

Pengalaman

menemukan

sangat

1976).

satu

diungkapkan

(1993:1),

profesional,

salan

dalam

sebagaimana

guru

(Hugges,

tempat

terhadap

Balnadi Sutadipu-

ra (1986) mengemukakan bahwa kemampuan esensial dari

seorang guru
sangat

dalam memotivasi

diperlukan

mengajar

itu

dalam

adaiah

siswa.

Kemampuan

pembelajaran

menyediakan

siswa mampu belajar (Tabrani,

mengingat

lingkungan

dkk.,

ini

agar

1986 dan Juklak

Kurikulum 1984).

Secara

raikan

lebih rinci

P3G Depdikbud

kompexensi profesional

seorang

(1984)

mengu-

tenaga pendi

dik meliputi:

1.

Kemampuan menyusun rencana pengajaran
a.

merencanakan

b.

merencanakan

pengorganisasian

pengelolaan

mengaj ar.

c.

perencanaan pengelolaan kelas.

bahan

pengaja-

kegiatan belajar

. merencanakan

penggunaan

e. merencanakan
Kepenxingan

2.

penilaian

media

dan sumber

prestasi

siswa untuk

pengajaran.

Prosedur mengajar

a. menggunakan

metode,

media,

dan bahan iatihan

yang sesuai dengan tujuan pengajaran.
b.

berkomunikasi dengan siswa.

c. mendemonstrasikan khasanah metode mengajar.
d.

mendcrong

dan menggalakkan keterlibatan siswa

dalam pengajaran.

e. mendemonstrasikan

penguasaan

mata pelajaran

dan relevansinya.

f. mengorganisasi

waktu,

ruang,

bahan dan per-

lengkapan pengajaran.

g. melaksanakan

evaluasi

pencapaian siswa dalam

proses belajar mengajar.
3.

Kubungan

antar pribadi di dalam kelas:

a. sesbantu

b. bersikap

mengembangkan

sikap

positif

pa-

terbuka dan luwes terhadap siswa dan

orang lain.

c. menampilkan

kegairahan

dan kesungguhan dalam

kegiatan belajar mengajar.

d. sengelola interaksi perilaku dalam kelas.

'Widyaiswara

sebagai

tenaga

pendidik

dan

salah

satu komponen dalam proses pembelajaran di lembaga-

lembaga diklat departemen dan non departemen merupa
kan faktor dinamis yang diharapkan dapat membelajarkan,

mengarahkan,

memotivasi,

dan

mendinamisasi

pembelajaran peserta didik dalam konteks materi yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran itu
sendiri.

Oleh karena itu widyaiswara perlu memiliki

bekai kemampuan yang msndasar dalam hal pendidikan,
khususnya konsep pembelajaran.

Hasil penelitian D.Sudjana (1993) di Jawa Barat,
menunjukkan

bahwa

wiayaiswara
dikan non

lebih

memiliki

kependidikan,

dari
latar

setengahnya

(64,6%)

belakang

dimana sebagiau

pendi

besar" dari

mereka (74%) juga tidak mendapatkan pendidikan akta

kependidikan. Keadaan ini berhubungan dengan kemung-

kinan

timbulnya

dihadapi

mereka

masalah-masalah
dalam melakukan

pembelajaran
tugas

yang

sebagai

wi

dyaiswara di lembaga diklat. Dalam temuannya diungkapkan

bahwa

para

widyaiswara

pada

umumnya

masih

menghadapi kendala dalam hal penggunaan/pengembangan
materi

dan

pengelolaan

pembelajaran

dalam

latihan.

Permasalahan ini ternyata dihadapi oleh widyaiswara

baik yang berlatar belakang pendidikan sarjana muda,
sarjana,

pasca

sarjana

maupun

doktor,

baik

yang

memiliki akta mengajar dan sarjana pendidikan maupun

sarjana

non

pendidikan

yang

bukan

pemegang

akta

mengajar.

Dari

studi

penjajagan

Bengkulu

tenyata

memiliki

dan

satunya

adalafc

beberapa

yang

lembaga

menyelenggarakan
Lembaga

dilakukan

di

daerah

pemerintah

telah

lembaga diklat,

salah

Diklat

Pemerintah

Daerah

Tingkat I Propinsi Bengkulu.

Peranan
sangat

widyaiswara

penting

untuk

kegiatan diklat.

berbagai
wara

mereka

keberhasilan

setiap

diakui

yang

dianggap
kegiatan

Akan tetapi dari segi jumlah maupun

karakteristik yang aendukung mutu

keadaannya

tersebut

keberadaannya

masih

dianggap

oleh

merasa

para

tidak

belum

memadai-

widyaiswara,

memiliki

widyais

latar

HaL.

terutama

belakang

pendidikan sebagai pendidik.

Sxudi penjajagan lain menemukan beberapa pendapat

tentang

tambah
kesan

kemampuan

yang
kurang

damping

itu

para

diperoleh.
mencapai

lulusan

Hal

tersebut

sasaran

ditemukan

diklat

pula

yang

dan

nilai

menunjukkan

diharapkan.

kesan-kesan

merupakan persepsi beberapa responden,

baik pada

Di

yang

lulusan (peserta didik) maupun pimpinan lembaga yang
menunjukkan
diharapkan

bahwa

para

kemampuan

pembelajaran di

widyaiswara

maksimalnya

masih

dalam

sangat

mengelola

lembaga diklat.

Dalam berbagai literatur antara lain menunjuk
kan bahwa keberhasilan proses pembelajaran ditentu-

kan pula oleh unsur "expertness,
dedication"

para

pendidik.

credibility,

Berkenaan

dengan

serta
hal

tersebut, keadaan para widyaiswara dalam membelajar-

kan
pula

para

peserta

pada

didiknya

tanggapan

dan

akan

sangat

pengakuan

tergantung

para

peserta

didiknya. Dalam hal ini terlihat pada persepsi para
peserta didik

terhadap

kemampuan

para

widyaiswara-

nya.

Atas dasar keadaaan sebagaimana digambarkan di

atas, maka dianggap perlu adanya suatu studi (pengkajian)

secara

pembelajaran

ilmiah

yang

tentang

dihadapi

masalah

pengelolaan

para

widyaiswara

pada

lembaga diklat. Dalam penelitian

ini dibatasi

pada

Lembaga Diklat Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi
Bengkulu.

B.

Rumusan Prcblematika Penelitian
1.

Pembatasan

Masalah.

Masalah
widyaiswara
seperti

pembelajaran
bisa dilihat

dimensi

yang

dihadapi

dalam

kelembagaan,

berbagai
dimensi

seorang
dimensi,

tugas

dan

jabatan, dan dimensi profesional. Dalam penelitian

ini

yang

menjadi

fokus

pembahasan

diarahkan

pada

masalah pembelajaran yang berdimensi profesional,
dimana

widyaiswara

adaiah

tenaga

fungsional

yang

melakukan tugas kependidikan.

Persoaian

faktor-faktor

yang

perlu

apa

saja

mendapat

yang

kajian

adaiah

dominan

terhadap

adanya masalah pengelolaan pembelajaran

bagi para

widyaiswara di lembaga diklat?

Human Capital Theory menekankan
dikan

seseorang

menjadikan

produktif.

adaiah

manusia

itu

Atas dasar

lebih

masalah
Mincer

(1985),

bahwa

latar

dikan

luar

terhadap

dihadapi
Noeng

ini,

yang

kuat

untuk

berkemampuan

dan

beberapa peneli

bahwa karakteristik pendi

dominan

yang

lebih

teori

tian telah membuktikan
dikan

investasi

bahwa pendi

keberhasilan

seseorang.

Muhajir

(1985)

belakang pendidikan,

sekolah seseorang

Kahl

dan

(1977),

menyimpu'lkan

khususnya

berpengaruh

pendi

terhadap

kemampuan

produktivitasnya.

pendidikan,
dimiliki

pengetahuan

Demikian

dan

seseorang melalui

pentingnya

keterampilan

pendidikan

dianggap sebagai sarana produksi,

yang

seringkali

oleh karena itu

merupakan modal manusia (human capital).

Dengan melakukan invesxasi dalam pendidikan,
seseorang dapat meningkatkan kapasitasnya. Hal ini

dapat dipahami jika ditelusuri dari tujuan umum

yang

ingin dicapai dengan upaya pendidikan yang

dicrientasikan pada pembentukan dan atau pengem
bangan tiga ranah, yaitu rahah kognitif, afektif,
dan psikomotor.

Dengan terbentuk dan atau berkem-

bangnya ketiga ranah ini diharapkan setiap indivi-

du

mempunyai

kemampuan

sesuai

investasi

untuk

dengan

dalam

dikembangRan

bentuk

ingin diperoleh dari

dan

bentuk
dan

jenis

investasi

sejumlah

uiapukasiKan

keuntungan
tersebut.

yang

Dengan

wawasan yang diperoleh melalui pendidikan diharap

kan seseorang dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan

kemudian

memberikan

sumbangan

terhadap

perkembangan lingkungan tersebut.

Kegiatan

dengan

tujuan

dasarnya

dapat

belajar

sebagai

meningkatkan
berlangsung

inti

pendidikan

kemampuan

diri,

pada

secara

formal

(di

lembaga persekolahan),

non rormal (di lembaga atau

kegiatan pendidikan non formal),

dan secara infor

mal (dalam ber.tuk interaksi dengan
yang dapat
kungan

lingkungan

saja;

seseorang

termasuk

bekerja.

lama

Ini

bekerja

seperti

kerja,

lebih bar.yak tahu

jika

dibandingkan

nya.

Sebagairana

(1984:

104)

ling

atau

lingkungan

suatu

media

bahwa

orang

pekerjaan

yang

kurang

dikemukakan

"makin

maka

tempat

makin

itu,

pengalaman-

Ngalim

sering

yang

tertentu

tentang pekerjaannya

dengan

oahwa

sesuatu,

di

berarti

pada

akan

langi

belajar,

Dengan demikian belajar bisa terjadi dimana

kapan

telah

sumber

keluarga,

masa).

dan

menjadi

berbagai media

Purwanto

seseorang

bertambahlah

mengu-

kecakapan

serta pengetahnannya terhadap hal tersebut,

dan

ia

lebih menguasainya"

Dari

bekerja

pernyataan

juga

di

xerjadi

axas

proses

nampak

yang

merupakan

proses

dalam

perkembangan' dalam

arti pertumbuhan tingkat keahlian atau
tan

bahwa

juga jaba-

perkembangan

pribadi

seseorang khusus dalam lingkup pekerjaannnya.

Oleh

karena

yang

itu

ada

berpengalaman

mencapai

kecenderangan

dalam

suaxu

bidang

prestasi

itu

sesuai

bahwa
akan

orang
lebih

dengan

cepat

tuntutan

tugas yang harus diselesaikannya.

Berkaitan dengan perilaku sukses atau gagalnya

seseorang

dalam

melakukan

suatu

aktivitas,

tidak terlepas dari sesuatu daya yang mendorongnya
atau

sering

"keadaan

disebut

dalam

individu

pribadi

untuk

tertentu

guna

Suryabrata

dengan

motif.

seseorang

melakukan

mencapai

(1984:

yang

adaiah

mendorong

aktivitas-aktivitas

suatu

72).

Motif

tujuan"

Dari

(Sumadi

pengertian

motif

seperti itu nampak bahwa motif bukan sesuatu yang
dapat

diamati,

disimpulkan

tetapi

karena

merupakan

adanya

hal

sesuatu

yang

dapat

yang

dapat

disaksikan.

Motif

sebagai

suatu

dorongan

bisa

muncul,

diperkuat atau diperlemah oleh faktcr-faktor yang
datang dari luar diri seseorang ataupun dari dalam
dirinya

sendiri.

Motif

dari

dalam

diri

sendiri

biasanya diaunculkan oleh karena adanya kesadaran

akan

kebutuhan

karena

itu

tertentu yang

motif

dari

dalam

harus dicapai.
ini

lebih

Oleh

banyak

mendatangkan hasil yang memuaskan.

Berkaitan dengan

banyak

tidaknya

berhasil dan tidaknya

seorang

widyaiswara

atau

menghadapi

masalah dalam pembelajaran dengan demikian sangat

mungkin berkaitan dengan motif apa dan motif yang
bersumber dan mana yang mendorong dia menduduki
jabatan fungsicnal sebagai widyaiswara.
Atas dasar pemikiran sebagaimana diuraikan di

atas,

diduga masalah

pembelajaran

yang

dihadapi

oleh para widyaiswara berkaitan erat dengan laxar
belakang

pendidikan,

pengalaman

kerja

dan

motif

berprestasi mereka.

Dengan

berbagai

pola pikir yang berkembang

serta hasil penelitian dan temuan yang sudah ada,
maka penelitian ini akan dibatasi pada aspek latar
belakang pendidikan,

berprestasi

pengalaman

hubungannya

dengan

kerja,

dan motif

masalah

pembela

jaran yang dihadapi para widyaiswara di Lembaga
Diklat

Pemerintah

Daerah

Tingkat

I

Propinsi

Bengkulu.
2.

Pertanvaan

Penelit.isn

Atas dasar kerangka pemikiran dan hasil studi

penjajagan

sebagaimana

diuraikan

di

atas,

serta

selaras dengan pembatasan masalah yang dilakukan,
maka

masalah

oirumuskan

yang

dalam

dikaji

bentuk

dalam

penelitian

pertanyaan

ini

penelitian

sebagai berikut:

a. Bagaimanakah gambaran umum masalah pembelajaran

yang

dihadapi

Diklat

para

Pemerintah

widyaiswara

Daerah

di

Lembaga

I

Propinsi

Tingkat

Bengkulu?

b. Apakah faktor latar belakang pendidikan, penga
laman

kerja,

dan

motif

berprestasi

merupakan

faktor yang berpengaruh terhadap masalah pembe
lajaran

yang

dihadapi

Lembaga

Diklat

para

Pemerintah

widyaiswara

Daerah

Tingkat

di

I

Propinsi Bengkulu?
Masalah

bentuk

pokok

rumusan

tersebut

di

pertanyaan

mengarahkan peneliti

atas

dirinci

penelitian

dalam

yang

dapat

lebih spesifik sebagai

beri-

kut:

1). Bagaimanakah kemampuan

widyaiswara dalam pe-

nyusunan tujuan pembelajaran?

2).

Bagaimanakah kemampuan widyaiswara

dalam me-

nyusun pengalaman belajar?

3).

Bagaimanakah

kemampuan

widyaiswara

dalam

penyusunan materi pembelajaran?
4).

Bagaimanakah kemampuan widyaiswara dalam memotivasi peserta belajar?

5). 3agaimanakah kemampuan widyaiswara dalam pembinaan disiplin belajar?

6).

Bagaimanakah kemampuan

widyaiswara dalam per-

19

hatiannya terhadap perbedaan individual peser
ta belajar?

7). Bagaimanakah kemampuan widyaiswara dalam penggurvaan metode pembelajaran?

8). Bagaimanakah

kemampuan

widyaiswara

dalam

pemilihan dan penggunaan media pembelajaran?
9). Bagaimanakah

kemampuan

widyaiswara

dalam

widyaiswara

dalam

menciptakan ikiim belajar?

10). Bagaimanakah
melakukan

kemampuan

evaluasi hasil belajar dan

evaluasi

dampak latihan yang diberikan?

11). Adakah
seorang

pengaruh

latar

widyaiswara

belakang

terhadap

pendidikan

masalah-masalah

pengelolaan pembelajaran yang dihadapinya?

12). Adakah

pengaruh

pengalaman

kerja seorang

widyaiswara terhadap masalah-masalah pengelo
laan pembelajaran yang dihadapinya?

13). Adakah

pengaruh

motif

berprestasi seorang

widyaiswara terhadap masalah-masalah pengelo
laan pembelajaran yang dihadapinya?

C.

Tujuan Penelitian

Penelitian

model

ini

alternatif

pendidik- pada

dilakukan

pembinaan

lembaga

Diklat,

untuk

menemukan

widyaiswara
yang

suatu

sebagai

didasarkan

atas

zv

kebutuhan dan masalah widyaiswara sendiri.

Untuk
dalam

keperluan

penelitian

tersebut,

secara

diungkap:

(1)

ini

operasional

gambaran

umum

masalah pengelolaan pembelajaran yang dihadapi

para

widyaiswara lembaga diklat pemerintah dan (2) penga
ruh

faktor

latar

belakang

pendidikan,

pengalaman

kerja, dan motif berprestasi terhdap masalah pengelo
laan pembelajaran yang dihadapi widyaiswara.

D.

Manfaat Penelitian
1-

Manfaat Teoritis.

Hasil

penelitian

yang

diperoleh

dapat

digunakan

sebagai tambahan pengetahuan dalam bidang pendidi
kan luar sekolah, khususnya tentang temuan empirik
di

lapangan

yang

berupa

dihadapi

para

masalah-masalah
widyaiswara

pendidik dalam

kegiatan

serta

teknik

upaya

temuan

ini

diharapkan

merumuskan

konsep

pendidikan

orang

penugasan

secara

tenaga

orang dewasa,

penanggulangannya.
memberikan

dewasa

pendidikannya

sebagai

pendidikan

profil

kegiatan

pembelajaran

tenaga
dalam

masukan

pendidikan
konteks

berlangsung

birokratis,

dan

Dengan

atas

bahkan

untuk
dalam
dimana

dasar
melalui

pendidikan yang diseienggarakan ini erat kaitannya
dengan promosi jabatan birokratis para pesertanya.

• Manfaat praKtjq.

a. Bagi

lembaga

pendidikan

tingsi tenS.a i-™~-

didikan, khususnya jurusan pendidikan luar
sekolah, menambah pengalaman empirik yang bisa
dimanfaatkan sebagai contoh kasus dalam pembe
lajaran (perkuliahan) di kelas maupun di lapangan. Melalui mata kuliah yang relevan dapat
mempermudah dalam merumuskan program penelitian
maupun

pengabdian

pada

masyarakat

terutama

untuk membantu masyarakat khususnya lembagalembaga diklat yang mempunyai masalah pembela
jaran .

b. Informasi
sebagai

yang
bahan

diperoleh
pertimbangan

dapat digunakan
untuk

melakukan

pembinaan yang relevan dongan k=bu luha;rbel^ai
para peserta diklat di Lembaga Diklat Pemerin

tah Daerah Tingkat I Propinsi Bengkulu, dalam
menghadapi
proses

permasalahan

pembelajaran

yang

yang

timbul

dibina

oleh

dalam
para

widyaiswara. Lembaga penyelenggara program
latihan diharapkan dapat mengetahui tingkat
kemampuan dan masalah pembelajaran yang dihada
pi para widyaiswaranya sehinga Informasi terse

but dapat dijadikan masukan dalam menyusun

T"' V- r*, r$ -y- rj yy,

r.pvr^inq1

widyaiswara

di

lembaga

-i y~i r^ — T^' *=i TT* "i Ti r

E. Definisi Operasional dan Indikator

Sehubungan dengan pembatasan kajian dalam pene
litian

ini,

berikut

diuraikan

batasan

(definisi

cperaional yang mengandung indikator pengukuran

atas

beberapa isxilah pckok (variabel) yang terlibat dalam
penelitian

a. I-jasalah

ini .

Pembelajaran :

widyaiswara

lembaga

dalam

diklat

masalah

pengelolaan

pemerintah.

yang dihadapi
pembelajaran

Masalah

pengelolaan

pembelajaran ini meliputi dimensi indikator :
penyusunan

belajar,

tujuan,

(3)

(2)

motivasi

terhadap peserta

disiplin

dan

terhadap

penyusunan

penyusunan

keterxiban

perbedaan

materi,
latihan,
peseria.

individual,

di

(1)

pengalaman

(4)

pemberian

(5)

pembinaan

(3)

oerhatian

(7)

pemilikan,

pemilihan, dan penggunaan metode/teknik pembelaja>engaoaan,

media,

pemilinan

(9) penyusunan iklim kelas,

i r<

n

e n

(10) penilaian

hasil belajar, (11) penilaian dampak pembelajaran.
b. Latar,—Belakang

Pendidikan

:

adaiah keseluruhan

pengalaman

pendidikan

dyaiswara,

baik

dikan

sekolah.

akan

luar

dllihat

yang

pernah

pendidikan

dari

ditempuh

sekolah

Dalam

hal

maupun

pendidikan

indikator

tingkat

wi

pendi
sekolah

pendidikan

(pendidikan terakhir) dan jenis pendidikan (kepen
didikan
dikan

dan

luar

dengan

non

kependidikan).

sekolah

indikator

akan

Dalam

diungkap

jumlah/banyaknya

hal

yang

pendi

berkenaan

program

pendi

dikan luar sekolah yang pernah ditempuh widyaiswa

ra,

isi/materi

serta

model

pokok

pembelajaran

iyaiswara

iai

program

PLS

pada

yang

yang

lembaga

diikuti,

pembekalan

dipersepsikan

oleh

wi

dyaiswara .

c.

perigalaaan

Kerja;

dalam

hal

ini

dimaksudkan

seba

gai keseluruhan pengalaman bekerja para widyaiswa

ra,

yang

mellpuxi

indikator

menjadi widyaiswara sampai
tian,

jabatan-jabaxan

iamanya

pengalaman

saat dilakukan

lain

yang

pernah

peneli

diduduki,

dan jumlah keseluruhan masa kerja di pemerintahan.
A

V j-, — -^ —

D £j -v* t~, -*- c c -*- o r* -r '

perasaan

yang

suatu

berkaitan

perjuangan

yang bertujuan

'standard

exceleent"

^ ;= "> ^ t-

H t f •? p 1

lOP

j. \ j • ^ ± *

:

pcla

dengan

untuk

dalam

1259).

tindakan

usaha

keras

dan

atau

mencapai

prestasi

penampilan

(Vilder

Orientasi

tingkah

laku

aotivasi
motif

berprestasi

sukses

dan

bisa
motif

dilihat

sebagai

menghindari

faktor

kegagalan

(Atkinson 1966:241).
Secara

operasional

penelitian
dilakukan

ini
subyek

motif

dimaksudkan
sampel

berprestasi

sebagai

untuk

upaya

mencapai

dalam

yang

prestasi

terbaik dan menghindari kesalahan atau kegagalan.
e.

Widyaiswara:

mempunyai

adaiah jabatan tenaga fungsional yang

tugas pokok

sebagai

tenaga

pendidik di

lembaga pendidikan dan latihan pemerintah.
Secara operasional yang dimaksud widyaiswara dalam

penelitian ini adaiah tenaga widyaiswara di Lemba
ga

Diklat

Bengkulu.

Pemerintah

Daerah

Tingkat

I

Propinsi

BAB

ill

PROSEDUR PENELITIAN

A.

Metode Penelitian

Metode
dari

bahasa

jalan",
yang

dalam

arti

Yunani

yang

"metodos

sebenarnya

dengan

arti

berasal

cara

atau

(Koentjaraningrat, 1977:16), yaitu "persoalan

menyangkut

tentang

obyek yang ditellti
kutan.

kata

Dalam

hal

atau

ini

cara

kerja,

sasaran

metode

untuk

memahami

ilmu yang

bersang-

yang

digunakan

kasus" dengan penelitian secara

metode

adaiah
"kuall-

t a t i f naturalistik".

Metode

baik

"studi kasus"

mengenai

komuniti

individu,

secara

mendaiam,

menekankan pada satu aspek,

kelompok,

keluarga,

intensif

dalar.

atau

kehidupan-

nya. Dalam penelitian ini yang dijadikan kasus pene
litian

adaiah peristiwa proses belajar mengajar yang

dilakukan

oleh

para

widyaiswara

di

dikiat-dikiat.

Cara ini ternasuk pula untuk memperoleh data tentang

aspek-aspek yang diduga turut mewarnai atau melatarbelakang! perilaku subyek (sasaran penelitian) dalam
kegiatan sebagai widyaiswara.
Dalam pelaksanaan metode
mendapat:kan

data

yang

studi

betul-betul

kasus

obyektif

ini,

agar

(alami).

maka

dilakuksr.

Adapun
,ara

penelitian

dari

tiri-

secara

kualitatif

penelitian

na

kualitatif

an-

lain:

1

an

Pen

dilakukan

daiam

"natura

J

sar.

.an sebagai "human
ieskr ipt if ;

4

mem

.gkan proses maupun produk;

5

men

p

men

o

v en

^

t—

makna;
:akan data "first hand";
in triangulasi;
_kan konteks;
L
berkedudukan
sama
dengan

-

i

me i

8

mCi:

y

pen

1 Li

men

instrumen";

orang

yan

j

i_

;m:
veriiikasi

men
n

i?atif :

1U 1
-,

*-.

^

\

1

/

o

mei

_n sampung

mel

.n

14

mel

m

15

men

-,

dis

Dipilih:
tolak

dari

purposir ;

trail

partisipasi

tanpa

menggangu,

anallsis sejak awal;
; "emergent" (Nasution.S

—j

ib

aucio

:

~etode

tersebut,

antara

.988

Iain

is;

bertitik

-apa a.Iasan yang logis antara Iain:

Be

:

dat

ig ingin diungkap,

pen

.an

toiak

atau

'dari tujuan

metode

penelitian.

dimana

yang

tersebut

pendapat

bertitik

memiliki

toiak

Koentjaraningrat

menserukakan bahwa,

dan

menghendaki

: seperti metode studi kasus,

Hai

"un-

karak-

kuaiita-

pula

(1977:17)

kepada

yang

"obyeklah yang menentukan

79

metode

atau pendekatan,

eebaliknya;
menentukan

2)

dimana
obyek

serta teknik, ' bukan

metode

sasaran

yang

telah

ilmiah,!.

Adanya kecenderu.ngan karakteristik

dan

yang

kegunaan metode, dengan

diteliti,

bersifat

di

ada

keampuhan

keunikan

samping

obyek

kemampuan

yang

subyektif dari pihak pelaksana

pe-

neliti.

3)

Sehubungan

diantaranya

dengan

kelemahan

bahwa

hasil

dari

metode

penelitian

ini

tidak

dapat berlaku umum, make, memang dalam peneli

tian

ini tidak bermaksud untuk

neralises!.

mencari

ge

Oleh karena itu merupakan

metode

yang dipilih ini ada kecotokan dengan

tujuan

dan masalah yang diteliti.

B.

Subjek

Penelitian

Subjek
kelompok,

yaitu

"Sumber
bertugas

penelitian

ini

dibedakan

"sumber informasi"

dan

menjadi
"informan".

informasi" ialah para widyaiswara

di diklat tersebut,

dua

baik yang sudah

ngalaman maupun yang belum berpengalaman.

yang
berpe

Widyaiswara

yang dijadikan sumber informasi adaiah dua orang yanq

sudah berpengalaman dan seorang yang belum

berpenga-

oU

laman.
para

Adapun yenq

berlaku sebagai

penqelola diklat dan

dari

ri informan"

peserta diklat.

diklat

terdiri

satu

orang.

subjek

penelitian terdiri dari 6 orang.

orang sumber informasi dan 3
Yang

dimaksud

dengan

orang
sumber

adaiah

Penqeiola

Dengan

demikian

Yaitu

tiqa

informan.
informasi

adaiah

orang yang melakukan (menjadi) kasus penelitian, yang
memberikan data utama tentang diri

belakang

kehidupannya.

informasi

ialah

Dengan

orang

yang

sendiri

perkataan

dan

lain

menceritakan

latar

sumber

tenting

dirinya sendiri.
Informan

ialah

peiengkap tentang

subjek

kehidupan kasus,

orang

lain

ini,

dalam

penelusuran

sumber

uraian

berikut

informasi dan

data
infor

menceritakan

Wasus}.

pentingnya kedudukan subyek

memberikan jaminan terhadap

maka

"sumber

yaitu orang yang

(menceritakan kehidupan

Menyadari

memberikan

identitas kehidupan

masi"

untuk

yang

hasil

penelitian
penelitian

disajikan
kriteria

proses
persya-

ratannya.
1.

Sumber

informasi

Sebagaimana

dan

informan

dikemukakan

bahwa sumber

infor-

ig

yang

menoaai

s^meiakukan
.kar:

nya

senair

r

D^Ud:U:.aii

iwakan



f , V- -rr'i Ci > .

orang

h ,=->•Dumo-t^

^eiiuan^

xentan;

\ i-c»i i.c:ig

kasus).

Proses
formasi
tasi,

lui

peneiusuran

diawali

melalui

dari

kasu

wawancara

Informan.

informan

yang

sumoer

dan

wawancara

terdiri

dari

sx
d"~
i_akukan

peng eltla

dan peserta Diklat masmg-masmg dua o•
pula

ada

sxudi

di

dokumenxasi

tangan

untuk

per.gelola

menentukan

(kasus),

yang

kriteria

yaitu

^

kurang

Cl^

melalui

diklat,

hal

-i £^ •

meia-

diklat
iJ1 -_- ^ -L w ,_*

ttkumen

in i

sumber

k

berper.^alara
am an

(tidak)

yang

terutama

kriteria
kriteria

m-

informasi

berpengalan an

,

a an

sebagai

wioyaiswara.

Subjek penelitian
yang

menjadi

atau

kasusnya,

diklat

yang

sebagai

dalam

N

obyeknya
yaitu

adaiah

peristiwa

dilaksanakan

peiaku

peneiiti

ini ialah manu?: a sedangkan

peristiwa

mencari

peristiwa

kasus
itu.

oleh

perist: .wa

pembel ijaran
para

tersebut.

dari

(event)
pada

~-* i c y a i s w a r a

Die r_

orang-or a:.g

sebab

itu

yang

ada

uaiam

suri

peneiinan

dari

informan

mi,

aat

r**=*c*ruinrt^rt
i
vS

cs.

seperti

pendidikan,
pangkatan

pendidikan
terus

nama,

pekerjaan,

dan

tanggal

pengalaman
Mengenai

pengalaman

ditelusurl,

mengenai

tempat,

seoag ainya.

dan

•>

"** a

i n

-

(Pengelol;

para peserta oikiat sendiri) yaitu

identitas;

o

sehingga

lahir,

bekerja,
latar

menjadi
keteau

data:

ke-

belakang

widyaiswara

subjek

informa-

si/sasaran subjek yang benar-benar sebagai sasaran
subjek yang memiliki pengalaman sebagai widyaiswa
ra

berpengalaman

yang

belum

kang

pendidikan

dan

berpengalaman.
keguruan

belakang pendidikan
atau

juga

sumber

Begitu
dan

latar

bela

bukan

berlatar-

Pemiiinan

responden

informasi( sasaran

sampel

widyaiswara

pula

yang

keguruan.

sendirinya perlu dilakukan
penetapan

ditemukan

penelitian)

secara purposif,

berdasarkan

tujuan

de..gan
yaitu

tertentu.

Tegasnya sampel-sampel penelitian kasus kualitatif

cenderung menjadi lebih purposif dan pada sampling
acak (Miles dan Huberman,

Dalam

ini

yang

pemiiinan

menjadi

1332:

kasus

kasusnya

47)

(sasaran)

ialah

penelitian

widyaiswara,

sedangkan yang merupakan lingkup latar belakangnya

ialah

peristiwa

(event)

yaitx)

periiakunya

baik

» c

oer

warga

oeia.nar

(peserta;

r- Z7 c

i1 p

t

oikiatnya
(sumber

.nan
n

&n &

i

i

maupun

;. iZj i . rr op in si

01 1 mgkat

dari

dilakukan

Kodya DT

utytiiK

bengkulu

II

DT

oeraaa

kebetulan

Bengkulu,

artinya

kota besar yang cukup strategis

fasilitas.

.) Letak

daerah

penelitian masih terjangkau

dengan rnudah oleh peneliti.

) Belum pernah

diteliti khususnya

oleh ling

kungan Perguruan Tinggi.

) Sifat

kursus

heterogen,

Dikia-u
PLS

6)

sangat

maka sangat menarik untuk diteli-

in i

merupakan

salah

satu

.ienis

(Pendidikan Luar Sekolah).

Diklat
ti

dilihat dari peserta

can

ini

kebetulan

sangat

terbuka untuk diteli

mer.gnarapkan

masukan

demi

keIancaran dan perbaikan diklat seterusnya.
b. Alasan (kriteria persyaratan) bagi kasus.
Dalam

rangka

memilih

(kasus)

sumber

Informasi

yang
terdahulu,
meiaiui

>n

peneiu suran

oanwa

wawancar

kasus

;,

a

keps

n g an

wj

i *r: K ij •»*

q r

"*"- /"* ^t "V- *"">

.iCuld.

c

f

->. p.

dig'ariskan

kasus

informan

dilakukan

dan

kemudian

"^ ^* >*"• K~- ^i S~+ '""j Vi

^- "***!
5/*""• c^"' ^—
i^ ™>-lclP

b6r ud-Q d.p

^moC'l \

Cph'"prfrfC|

r>•»* irt p •

i

can

instri

membuat

z* (L> vi r* o t*. *z- o --*
|-'Cx Ciiu-anu.u;i

dengan
lain

j

indikasi
berupa

i. -_3 CX jfi.

xerdokument

c.

Menemukan

di

C. -L OL L»

:vaiuasi

O". -X. CL L^

yang

diklat.

periiaku-perilaku

Widyaiswara dan

cara-cara berpikir sebagai widyaiswara.
- Cj "**• rj >Zi r^j^> ^. ~f-

berdasarkan

Sehing-

krixeria,

adanya

widyaiswara yang memaoai (,pror esionai.) dan yang

Rurang memadai (kurang profesional).
d.

Memperoleh

kejelasan

tentang

esensi

masalah

pembelajaran di Dikiax khususnya masalah pembe
lajaran

baik

yang

yang

dirasakan

sudah

oleh

pars

berpengalaman

widyaiswara

maupun

oleh

mereka yang belum berpengalaman.

E.

Validitas

Hasil Penelitian

Untuk

dapat

penelitian

dikatakan

kualitatif

sebagai

karya

yang dilakukan

ilmiah

ini

diusahakan

perlu memenuhi beberapa kriteria meliputi;

kredi'oili-

^r:H^r,-i
1 -i f oc....i ^ u. ^ J. J. j. :_• ^ ^

c: ^

v ao

an

Reterangi
d i

Qarl

-r- n

i.'

Baii a

.i aRu Ran

i am a n a

i (pengamatan)

A e r a na s i a an

Guna menjamin kerahasiaan,

yang

diberikan

subjek),
iiti.

ran

diupayakan

-^.; j. o

subjek)

gambaran

hanya diketahui

yang

satu

oi

tidak

oleh pene

diperlihatkan

ini

oertujuan

diklat

Sepala.

terpecahkan.

digunakan

yang

untuR

tentang masalah pembelajaran

dapat

dapat
lat

(sasaran

ke

lainnya.

mengungkap permasalahan,
ada

informasi

j

reneiitian

ra)

sumber

Data yang diberikan oleh responden (sasa

pada responden
x.

oleh

maka semua informasi

paaa

seienis

Oleh

karena

vi e n o ap a x k an

(widyaiswaitu

juga potensi- jotensi yang
indikator

mut

yang

situasi-sixuasi

dengan

selain

1

mempertlmba .ngkan

ca