RISIKO DAN MASALAH YANG DIHADAPI OLEH AU (1)

RISIKO DAN MASALAH YANG DIHADAPI OLEH AUDITOR PROFESIONAL
Seorang auditor yang mengaudit perusahaan dan ia juga memberi jasa lain selain jasa
audit kepada perusahaan yang diauditnya tersebut, meskipun ia telah melakukan keahliannya
dengan jujur, namun sulit untuk mengharapkan masyarakat mempercayainya sebagai orang yang
independen. Masyarakat akan menduga bahwa kesimpulan dan langkah yang diambil oleh
auditor independen selama auditnya dipengaruhi oleh kedudukannya di perusahaan tersebut.
Setiap profesi memiliki resiko dan tantangan masing-masing dalam menjalankan
profesinya. Begitu pula dengan seorang auditor. Auditor harus mampu menaklukan berbagai
tantangan yang dihadapinya.
Auditor dalam menjalankan tugasnya, haruslah memiliki tingkat professional yang tinggi
dan juga menjunjung kode etik sebagai pedoman dalam standar kerjanya. Walaupun terdapat
beberapa masalah seorang auditor, ada beberapa hal yang harus dihindari agar dapat menjalankan
pekerjaan dengan baik.
Setiap profesi memiliki tingkatan resiko dan permasalahan yang melekat, namun hal
tersebut dapat dihindari dan diselesaikan. Terdapat beberapa masalah akuntan yang harus
dihindari agar dapat menjalankan pekerjaan dengan baik sesuai dengan etika dan standar yang
telah ditetapkan.
Permasalahan yang terjadi pada peran profesional yaitu ketika profesi melanggar atau
tidak menjalankan tugasnya sesuai dengan standar professional yang telah ditetapkan.
Permasalahan professional merupakan premasalahan yang merupakan turunan dari etika profesi
itu sendiri.

Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar
profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada
kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat 4 (empat) kebutuan dasar yang
harus dipenuhi :
1. Kredibilitas.
Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
2. Profesionalisme.
Diperlukan individu yang denga jelas dapat diindentifikasikan oleh pamakai jasa akuntan
sebagai profesional dibidang akuntansi.
3. Kualitas Jasa.
Menurut IAI (2016) Ancaman dapat mempengaruhi kepatuhan akuntan professional terhadap
dasar etika. Ancaman tersebut dapat dikategorikan menjadi :












Ancaman kepentingan pribadi (self-interest threat), yaitu ancaman yang terkait
dengan kepentingan keuangan atau kepentingan lain yang akan memengaruhi
pertimbangan atau perilaku Akuntan Profesional secara tidak layak;
Ancaman telaah pribadi (self-review threat), yaitu ancaman yang terjadi akibat dari
Akuntan Profesional tidak dapat sepenuhnya melakukan evaluasi atas pertimbangan
yang dilakukan atau jasa yang diberikan oleh Akuntan Profesional lain pada Kantor
Akuntan atau organisasi tempatnya bekerja yang akan digunakan oleh Akuntan
Profesional untuk melakukan pertimbangan sebagai bagian dari jasa yang sedang
diberikan;
Ancaman advokasi (advocacy threat), yaitu ancaman yang terjadi ketika Akuntan
Profesional akan mempromosikan posisi klien atau organisasi tempatnya bekerja
sampai pada titik yang dapat mengurangi objektivitasnya;
Ancaman kedekatan (familiarity threat), yaitu ancaman yang terjadi ketika Akuntan
Profesional terlalu bersimpati pada kepentingan klien atau organisasi tempatnya
bekerja, atau terlalu mudah menerima hasil pekerjaan mereka, karena hubungan yang
dekat dan telah berlangsung lama dengan klien atau organisasi tempatnya bekerja;
dan

Ancaman intimidasi (intimidation threat), yaitu ancaman yang terjadi ketika Akuntan
Profesional dihalangi untuk bertindak secara objektif karena tekanan yang nyata atau
dirasakan, termasuk upaya memengaruhi Akuntan Profesional secara
tidaksepantasnya.

Masalah yang dihadapi auditor itu berupa risiko dalam pekerjaannya. Risiko disni terdapat 3
risioko, yaitu risiko bawaan, risiko pengendalian, dan risiko deteksi.
1. Risiko Bawaan (Inheren Risk)
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu asersi terhadap salah saji material dengan
asumsi tidak ada kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang terkait. Risiko
bawaan selalu ada dan tidak oernah mencapai angka nol. Risiko bawaan tidak dapat
dirubah oleh penerapan prosedur audit yang paling baik sekalipun. Risiko bawaan
bervariasi untuk setiap asersi.
2. Risiko Pengendalian (Control Risk)
Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material, yang dapat
terjadi dalam suatu asersi, tidak dapat dideteksi ataupun dicegah secara tepat pada
waktunya oleh berbagai kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern perusahaan.
Risiko pengendalian tidak pernah mencapai keyakinan penuh bahwa semua salah saji
material akan dapat dideteksi ataupun dicegah. Risiko pengendalian merupakan fungsi
dari efektivitas struktur pengendalian inter. Pada saat perencanaan audit, auditor

menentukan besarnya risiko pengendalian yang direncanakan untuk setiap asersi yang
signifikan dan ditentukan berdasrkan asumsi tentang efektivitas rancangan dan operasi
struktur pengendalian intern yang relevan.
3. Risiko Deteksi (Detect Risk)

Risiko deteksi merupakan risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi tergantung atas penerapan
auditor terhadap risiko audit, risiko bawaan dan risiko pengendalian. Semakin besar
risiko audit, semakin besar pula risiko deteksi. Sebaliknya semakin besar risiko bawaan
ataupu risiko pengendalian, semakin kecil risiko deteksi. Pada tahap perencanaan audit,
Planned assessed level of detection risk untuk setiap asersi signifikan ditentukan dengan
cara menerapkan model risiko audit
Auditor dengan latar belakang pendidikan yang tinggi dalam kaitannya memiliki tingkat
professional yang tinggi dan berpengalaman akan lebih baik dalam meminimalisir adanya
masalah serta resiko dalam melakukan audit dalam laporan keungan, serta melakukan
perencanaan yang baik dalam audit, sehingga dapat meminimalisir adanya tingkat materialitas
dalam laporan keuangan dan juga tindakan kecurangan.
SUMBER
Ikatan Akuntan Indonesia(IAI). 2016. EXPOSURE
PROFESIONAL. Jakarta


DRAFT : KODE

ETIK AKUNTAN