TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA LANJUT USIA DIHUBUNGKAN DENGAN TUJUAN SISTEM PEMASYARAKATAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN.
TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA
LANJUT USIA DIHUBUNGKAN DENGAN TUJUAN SISTEM PEMASYARAKATAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN
I Made Adhi Yudisatria
110110100222
Narapidana lansia belum mendapatkan pembinaan yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuannya selama menjalani pidana hilang kemerdekaan
dalam Lembaga pemasyarakatan. Hal ini berdampak negatif bagi narapidana lansia,
seperti yang dialami oleh 2 orang narapidana lansia yang meninggal akibat
kelelahan saat melaksanakan senam di Lapas Pare-Pare, serta yang dialami Teddy
Tengko, seorang narapidana lansia yang meninggal akibat kelelahan setelah
bermain tenis di Lapas Sukamiskin. Belum adanya pembinaan yang sesuai tersebut,
dirasakan menghambat narapidana lansia untuk mencapai tujuan sistem
pemasyarakatan, yaitu narapidana menyadari kesalahannya, memperbaiki diri, dan
tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan
masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara
wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab. Pembinaan yang sesuai,
menuntun narapidana lansia lebih cepat mencapai tujuan sistem pemasyarakatan,
tetapi pembinaan yang tidak sesuai menghambat narapidana lansia mencapai tujuan
sistem pemasyarakatan. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui
pelaksanaan pembinaan narapidana lanjut usia saat ini ditinjau dari perspektif tujuan
sistem pemasyarakatan dan untuk menemukan pola pelaksanaan pembinaan
narapidana lanjut usia yang sesuai dengang kebutuhannya sebagai upaya
pemenuhan tujuan sistem pemasyarakatan
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu dengan menggambarkan faktafakta, situasi, dan kondisi objek penelitian yang diteliti dan kemudian dilakukan
analisis data berdasarkan data kepustakaan yang merupakan data sekunder untuk
mendapatkan kesimpulan yang selanjutnya akan disampaikan secara kualitatif.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan
yuridis normatif, yaitu dengan cara meneliti bahan-bahan kepustakaan sehingga
data yang digunakan adalah data sekunder yang merupakan sumber data utama.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Lapas Klas IA Sukamiskin,
Lapas Klas IIA Bancuey, dan Lapas Klas IIA Wanita Bandung, didapatkan hasil
bahwa pembinaan yang saat ini diterapkan kepada narapidana lansia dirasakan
belum sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya, sehingga diperlukan pola
pembinaan tersendiri yang dibuat khusus untuk narapidana lansia. Dalam hal
mempermudah menjalankan pembinaan terhadap narapidana lansia, perlu dibangun
lapas khusus lansia yang mempunyai fasilitas-fasilitas sesuai dengan kebutuhan
narapidana lansia, kegiatan yang sesuai dengan kemampuan narapidana lansia,
dan pegawai Lapas yang mengerti tentang gerontologi (ilmu tentang lanjut usia).
Pembinaan yang sesuai dengan kebutuhan narapidana lansia tersebut perlu pula
dituangkan dalam bentuk peraturan perundang -undangan guna menjamin
penerapannya secara baik.
Kata Kunci : Pembinaan, Pemasyarakatan Lanjut Usia
iv
LANJUT USIA DIHUBUNGKAN DENGAN TUJUAN SISTEM PEMASYARAKATAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN
I Made Adhi Yudisatria
110110100222
Narapidana lansia belum mendapatkan pembinaan yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuannya selama menjalani pidana hilang kemerdekaan
dalam Lembaga pemasyarakatan. Hal ini berdampak negatif bagi narapidana lansia,
seperti yang dialami oleh 2 orang narapidana lansia yang meninggal akibat
kelelahan saat melaksanakan senam di Lapas Pare-Pare, serta yang dialami Teddy
Tengko, seorang narapidana lansia yang meninggal akibat kelelahan setelah
bermain tenis di Lapas Sukamiskin. Belum adanya pembinaan yang sesuai tersebut,
dirasakan menghambat narapidana lansia untuk mencapai tujuan sistem
pemasyarakatan, yaitu narapidana menyadari kesalahannya, memperbaiki diri, dan
tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan
masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara
wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab. Pembinaan yang sesuai,
menuntun narapidana lansia lebih cepat mencapai tujuan sistem pemasyarakatan,
tetapi pembinaan yang tidak sesuai menghambat narapidana lansia mencapai tujuan
sistem pemasyarakatan. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui
pelaksanaan pembinaan narapidana lanjut usia saat ini ditinjau dari perspektif tujuan
sistem pemasyarakatan dan untuk menemukan pola pelaksanaan pembinaan
narapidana lanjut usia yang sesuai dengang kebutuhannya sebagai upaya
pemenuhan tujuan sistem pemasyarakatan
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu dengan menggambarkan faktafakta, situasi, dan kondisi objek penelitian yang diteliti dan kemudian dilakukan
analisis data berdasarkan data kepustakaan yang merupakan data sekunder untuk
mendapatkan kesimpulan yang selanjutnya akan disampaikan secara kualitatif.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan
yuridis normatif, yaitu dengan cara meneliti bahan-bahan kepustakaan sehingga
data yang digunakan adalah data sekunder yang merupakan sumber data utama.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Lapas Klas IA Sukamiskin,
Lapas Klas IIA Bancuey, dan Lapas Klas IIA Wanita Bandung, didapatkan hasil
bahwa pembinaan yang saat ini diterapkan kepada narapidana lansia dirasakan
belum sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya, sehingga diperlukan pola
pembinaan tersendiri yang dibuat khusus untuk narapidana lansia. Dalam hal
mempermudah menjalankan pembinaan terhadap narapidana lansia, perlu dibangun
lapas khusus lansia yang mempunyai fasilitas-fasilitas sesuai dengan kebutuhan
narapidana lansia, kegiatan yang sesuai dengan kemampuan narapidana lansia,
dan pegawai Lapas yang mengerti tentang gerontologi (ilmu tentang lanjut usia).
Pembinaan yang sesuai dengan kebutuhan narapidana lansia tersebut perlu pula
dituangkan dalam bentuk peraturan perundang -undangan guna menjamin
penerapannya secara baik.
Kata Kunci : Pembinaan, Pemasyarakatan Lanjut Usia
iv