The Analysis of Serum Albumin Level with Aspartate Transaminase (AST), Alanin Transaminase (ALT) and De Ritis Ratio in Hepatitis B Patient at Sanglah General Hospital, Denpasar.
ANALISIS
KADAR ALBUMIN SERUM TERHADAP ASPARTATE
TRANSAMINASE (AST), ALANIN TRANSAMINASE (ALT) DAN RASIO DE
RITIS PADA PASIEN HEPATITIS B DI RSUP SANGLAH, DENPASAR
(The Analysis of Serum Albumin Level with Aspartate Transaminase (AST), Alanin
Transaminase (ALT) and De Ritis Ratio in Hepatitis B Patient at Sanglah General
Hospital, Denpasar)
1
NP. Winda Pradnyawati, 2AA. Wiradewi Lestari, 2AAN. Subawa, 2Tjokorda Gede Oka
1
PS. Pendidikan dokter, Fakultas`Kedokteran UNUD
2
Bagian Patologi Klinik PS. Pendidikan dokter, Fakultas`Kedokteran UNUD
ABSTRAK
Hepatitis B merupakan suatu inflamasi pada hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis tipe B (HBV). Peningkatan serum AST, ALT serta penurunan kadar serum
albumin merupakan indikator dari kerusakan hati. Rasio antara AST dan ALT (Rasio
De Ritis) dapat digunakan untuk menilai tingkat keparahan kerusakan hati. Rasio 1 terjadi pada hepatitis kronis
yang sudah mengarah ke sirosis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis antara
AST, ALT, Rasio De Ritis dan albumin pada pasien hepatitis B. Studi cross-sectional
dilakukan untuk mengetahui kadar serum albumin, AST, ALT serta rasio de ritis pada
pasien hepatitis B. Penelitian menggunakan data sekunder yaitu 75 subjek penderita
hepatitis B dari Januari 2014 sampai September 2015 di RSUP Sanglah Denpasar.
Subjek penelitian terdiri dari 54 laki-laki dan 21 perempuan. Keseluruhan subjek
menunjukkan penurunan kadar albumin dengan rata-rata 3.19 + 0.894 (p=0,044),
peningkatan kadar AST dengan rata-rata 155.39 + 293.35 (p=0,001) dan peningkatan
kadar ALT dengan rata-rata 138.02 + 289.40 (p=0,488). Penurunan kadar albumin
menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kelompok AST normal dengan
kelompok AST meningkat (p 1 (p= 0.274). There is a significant
correlation between albumin with AST (r= -0.544), ALT (r= -0.395) and de ritis ratio
(r= -0.018). In conclusion, there is decreased of serum albumin level in hepatitis B
patient. There are correlation between decreased of serum albumin level with an
increased of serum AST, ALT and de ritis ratio.
Key words: Hepatitis B, Albumin, AST, ALT, De Ritis Ratio
belum berfungsi dengan baik. Pejalanan
PENDAHULUAN
Hepatitis B merupakan penyakit
penyakit dari akut menjadi kronis
infeksi yang disebabkan oleh virus
dipengaruhi oleh usia ketika terinfeksi
hepatitis B (HBV) ditandai dengan
virus. Infeksi HBV saat kelahiran yang
adanya inflamasi pada hati. Hepatitis B
didapat
merupakan jenis hepatitis yang paling
cenderung berkembang menjadi infeksi
banyak ditemukan di seluruh dunia.
kronis.1
HBV terbawa melalui darah serta cairan
melalui
Infeksi
transmisi
HBV
vertikal
menimbulkan
tubuh lainnya seperti saliva, air mata,
masalah kesehatan global yang cukup
semen dan cairan vagina. Transmisinya
serius. Infeksi ini terjadi hampir di
dapat
seksual,
seluruh dunia. WHO memperkirakan
parenteral, serta transmisi vertikal dari
lebih dari 2 milyar penduduk dunia
ibu ke anak saat kelahiran. Penyakit ini
terinfeksi
ada yang bersifat akut dan kronis.
diantaranya merupakan karier. Ada
Infeksi akut biasanya terjadi ketika
sekitar 620.000 kematian akibat HBV
sistem imun sudah berfungsi dengan
tiap tahunnya. Selain itu, diperkirakan
baik. Sedangkan infeksi kronis dapat
terdapat 4,5 juta kasus infeksi HBV
terjadi ketika sistem imun tubuh masih
baru di seluruh dunia yang terjadi setiap
2
melalui
hubungan
HBV,
dimana
378
juta
tahun.2
HBV
bermakna. Data riskesdas 2013 tersebut
tergolong tinggi di negara-negara Asia
juga menunjukkan bahwa pekerjaan
dan Afrika dengan angka karier yang
memiliki pengaruh terhadap prevalensi
mencapai 8%. Di negara tersebut,
hepatitis dimana penderita hepatitis
sebagian besar infeksi HBV didapatkan
terbanyak ditemukan pada masyarakat
melalui transmisi vertikal pada saat
dengan
kelahiran. Sedangkan di negara-negara
nelayan dan buruh. Selain itu, data
barat seperti Eropa, prevalensi HBV
riskesdas juga menunjukkan prevalensi
tergolong rendah dengan angka karier
darah donor dengan HbsAg positif
sekitar 2%. Dimana sebagian besar
sebanyak 1,64%.4
Prevalensi
infeksi
HBV
hubungan
infeksi
didapatkan
seksual
dan
sebagai
petani,
Secara klinis, diagnosis hepatitis
melalui
secara
pekerjaan
B
sulit
untuk
ditegakkan
karena
parenteral.3 Infeksi HBV kronis dapat
memiliki gejala menyerupai penyakit
menyebabkan terjadinya dekompensasi
infeksi
hati,
diperlukan pemeriksanaan penunjang
sirosis
serta
hepatocelular
virus
lainnya.
itu
carcinoma (HCC). Di dunia, 50% kasus
laboratorium
HCC disebabkan oleh infeksi HBV
diagnosisnya. Pemeriksaan yang rutin
kronis dengan angka insiden yang
dikerjakan
tertinggi berasal dari Asia Tenggara dan
Pemeriksaan
Sub-Sahara Afrika yaitu
pemeriksaan: bilirubin total, alanin
>20 per
100.000.2
dalam
Untuk
adalah
transaminase
menegakkan
tes
ini
fungsi
terdiri
(ALT),
hati.
atas
aspartate
merupakan
transaminase (AST), alkali fosfatase,
negara yang termasuk ke dalam daerah
prothrombin time (PT), protein total,
dengan tingkat endemisitas hepatitis B
albumin serum, globulin serum, darah
yang tinggi.1 Berdasarkan data Riset
lengkap,
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
koagulasi. Diagnosis hepatitis B sendiri
2013, prevalensi hepatitis di Indonesia
ditegakkan
sekitar 0,5% - 1,4% dengan prevalensi
serologi untuk melihat antigen atau
tertinggi terdapat pada rentang usia 45-
antibodi
54 tahun serta 65-74 tahun. Prevalensi
Antigen HBV yang dapat diperiksa
hepatitis antara laki-laki dan perempuan
antara
tidak menunjukkan perbedaan yang
HBeAg. Sedangkan antibodi terhadap
Indonesia
sendiri
dan
analisis
melalui
spesifik
lain:
faktor-faktor
pemeriksaan
terhadap
HBsAg,
HBcAg
HBV.
dan
3
HBV yang dapat diperiksa antara lain:
adalah pemeriksaan albumin. Albumin
anti HBsAg, IgM dan IgG anti HBc,
merupakan protein serum yang paling
serta anti HBeAg.5.
penting
Seperti yang telah ketahui bahwa
yang
Pemeriksaan
disintesis
kadar
oleh
albumin
hati.
sangat
pada kasus hepatitis terjadi suatu proses
berguna dalam menilai fungsi hati
inflamasi
dalam mensintesis protein.7
pemeriksaan
pada
hati,
yang
untuk
cukup
itu
penting
dilakukan dalam menilai kerusakan hati
METODE
Penelitian ini merupakan studi
akibat proses inflamasi tersebut adalah
melalui tes fungsi hati. Pada tes ini,
indikator yang sensitif
untuk menilai
adanya kerusakan pada sel-sel hepatosit
adalah melalui pemeriksaan AST dan
potong
adanya kerusakan pada hepatosit. Pada
keadaan normal, kedua enzim tersebut
secara konstan dilepaskan ke dalam
darah dalam jumlah tertentu. Namun
kadar AST, ALT, Rasio De Ritis dan
albumin pada pasien hepatitis B.
Penelitian
Rasio antara ALT dan AST digunakan
untuk menilai waktu berlangsungnya
hepatitis serta progresivitas penyakit.
Rasio ini disebut sebagai rasio de Ritis.6
Pada hepatitis B akut, rasio de
Ritis menunjukkan angka 1.6 Selain ratio de Ritis,
bagian dari tes fungsi hati yang penting
4
ini
dilakukan
di
Laboratorium Patologi Klinik RSUP
Sanglah
Denpasar.
Data
penelitian
berupa data sekunder yang diperoleh
dari data laboratorium pasien terinfeksi
HBV.
Populasi target dalam penelitian
pada kasus hepatitis, jumlah enzim yang
dilepas ke dalam darah akan meningkat.
(cross-sectional).
Tujuannya adalah untuk mengetahui
ALT. Dilepasnya kedua enzim tersebut
ke peredaran darah mengindikasikan
lintang
ini adalah pasien dengan HBsAg+.
Sedangkan populasi terjangkau adalah
pasien hepatitis B di RSUP Sanglah,
Denpasar dalam periode 2014-2015.
Subyek
penelitian
diambil
secara
consecutive sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 75 sampel. Analisis
data penelitian menggunakan program
SPSS
21.0 dengan independent t-test
serta
uji
spearman).
korelasi
(pearson
atau
HASIL
Tabel 1. Karakteristik Sampel
Variabel
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Umur (tahun)
0 – 24
25 – 44
45 – 64
> 65
Albumin (g/dL)
Normal
Rendah
n
%
54
21
72
28
7
27
33
8
33
42
Mean + SD
21
54
Uji K-S
46,1 + 14,09
p = 0,200*
3,19 + 0,894
p = 0,200*
9
36
44
11
44
56
AST (U/L)
Normal
Meningkat
ALT (U/L)
Median
(Min-Maks)
64,30
(10,68 – 2.196,60)
p < 0,0001
46,0
(6,0 – 1.860,40)
p < 0,0001
28
72
Normal
38 51
Meningkat
37 49
1,28
p < 0,0001
Rasio De Ritis
(0,46 – 6,39)
(AST/ALT)
1
52 69
Keterangan: *data berdisitribusi normal. SD = Standar Deviasi. KS=KolmogorovSmirnov
Sebanyak 75 sampel dianalisis
Sebanyak 56% subyek memiliki
dalam penelitian ini. Subyek penelitian
kadar albumin yang rendah. Kadar
terdiri dari 54 orang (72%) laki-laki dan
albumin berkisar antara 1,25 sampai 5,1
21 orang (28%) perempuan. Selain itu,
g/dL dengan rerata 3,19 + 0,894. Enzim
penderita hepatitis B lebih banyak pada
transaminase yaitu AST dan ALT pada
kelompok usia 25-44 tahun dan 45-64
subyek menunjukkan peningkatan. AST
tahun. Adapun usia termuda adalah 14
meningkat pada 72% subyek hepatitis B
tahun dan usia tertua adalah 76 tahun
dengan median 64,30. Adapun kadar
dengan rerata usia 46,1 + 14,09.
AST yang didapat dari hasil penelitian
ini berkisar antara 10,68 – 1.296,60.
5
ALT hanya meningkat pada 49%
Dari data tabel 2 didapatkan
subyek dengan kadar yang berkisar
hasil bahwa rerata kadar albumin
antara 46,0 – 1.860,40. Rasio de Ritis
sampel
subyek hepatitis B memiliki median
dibandingkan
1,28 dengan rentang rasio antara 0,46 –
minimum kadar albumin, yaitu 3,4 g/dL
6,39. Dari keseluruhan subyek, terdapat
maka terdapat penurunan kadar albumin
31% dengan rasio 1.
g/dL. Rerata kadar AST sampel adalah
adalah
3,19
dengan
g/dL.
nilai
Jika
normal
155,39 U/L. Jika dibandingkan dengan
Analisis Albumin, AST dan ALT
dengan Nilai Normal
34 U/L maka tedapat peningkatan kadar
Tabel 2. Analisis Albumin, AST, ALT
dengan Nilai Normal
Mean + SD
Variabel
P
Albumin
(g/dL)
3,19 + 0,894
nilai normal tertinggi kadar AST, yaitu
0,044*
AST yang bermakna (p=0,001) sebesar
122,34 U/L. Rerata kadar ALT sampel
adalah 138,02 U/L. Jika dibandingkan
dengan nilai normal tertinggi kadar
AST (U/L)
155,39 + 293,35
0,001*
ALT yaitu 50 U/L maka terdapat
ALT
(U/L)
138,02 + 289,40
0,488
peningkatan kadar ALT sebesar 88,02
U/L. Namun peningkatan ALT ini tidak
Ket. : signifikan pada p < 0,05, Uji One
Sample T-Test
*memenuhi syarat untuk diuji dalam
analisis multivariat
bermakna secara statistik (p=0,488).
Analisis Albumin dengan AST
*memenuhi syarat untuk diuji dalam
analisis multivariat
Tabel 3. Uji Beda Kadar Albumin pada
Kelompok AST
Kadar
Albumin
Kelompok
P
(g/dL)
AST
Mean + SD
Normal
3,99 +
0,573
KADAR ALBUMIN SERUM TERHADAP ASPARTATE
TRANSAMINASE (AST), ALANIN TRANSAMINASE (ALT) DAN RASIO DE
RITIS PADA PASIEN HEPATITIS B DI RSUP SANGLAH, DENPASAR
(The Analysis of Serum Albumin Level with Aspartate Transaminase (AST), Alanin
Transaminase (ALT) and De Ritis Ratio in Hepatitis B Patient at Sanglah General
Hospital, Denpasar)
1
NP. Winda Pradnyawati, 2AA. Wiradewi Lestari, 2AAN. Subawa, 2Tjokorda Gede Oka
1
PS. Pendidikan dokter, Fakultas`Kedokteran UNUD
2
Bagian Patologi Klinik PS. Pendidikan dokter, Fakultas`Kedokteran UNUD
ABSTRAK
Hepatitis B merupakan suatu inflamasi pada hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis tipe B (HBV). Peningkatan serum AST, ALT serta penurunan kadar serum
albumin merupakan indikator dari kerusakan hati. Rasio antara AST dan ALT (Rasio
De Ritis) dapat digunakan untuk menilai tingkat keparahan kerusakan hati. Rasio 1 terjadi pada hepatitis kronis
yang sudah mengarah ke sirosis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis antara
AST, ALT, Rasio De Ritis dan albumin pada pasien hepatitis B. Studi cross-sectional
dilakukan untuk mengetahui kadar serum albumin, AST, ALT serta rasio de ritis pada
pasien hepatitis B. Penelitian menggunakan data sekunder yaitu 75 subjek penderita
hepatitis B dari Januari 2014 sampai September 2015 di RSUP Sanglah Denpasar.
Subjek penelitian terdiri dari 54 laki-laki dan 21 perempuan. Keseluruhan subjek
menunjukkan penurunan kadar albumin dengan rata-rata 3.19 + 0.894 (p=0,044),
peningkatan kadar AST dengan rata-rata 155.39 + 293.35 (p=0,001) dan peningkatan
kadar ALT dengan rata-rata 138.02 + 289.40 (p=0,488). Penurunan kadar albumin
menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kelompok AST normal dengan
kelompok AST meningkat (p 1 (p= 0.274). There is a significant
correlation between albumin with AST (r= -0.544), ALT (r= -0.395) and de ritis ratio
(r= -0.018). In conclusion, there is decreased of serum albumin level in hepatitis B
patient. There are correlation between decreased of serum albumin level with an
increased of serum AST, ALT and de ritis ratio.
Key words: Hepatitis B, Albumin, AST, ALT, De Ritis Ratio
belum berfungsi dengan baik. Pejalanan
PENDAHULUAN
Hepatitis B merupakan penyakit
penyakit dari akut menjadi kronis
infeksi yang disebabkan oleh virus
dipengaruhi oleh usia ketika terinfeksi
hepatitis B (HBV) ditandai dengan
virus. Infeksi HBV saat kelahiran yang
adanya inflamasi pada hati. Hepatitis B
didapat
merupakan jenis hepatitis yang paling
cenderung berkembang menjadi infeksi
banyak ditemukan di seluruh dunia.
kronis.1
HBV terbawa melalui darah serta cairan
melalui
Infeksi
transmisi
HBV
vertikal
menimbulkan
tubuh lainnya seperti saliva, air mata,
masalah kesehatan global yang cukup
semen dan cairan vagina. Transmisinya
serius. Infeksi ini terjadi hampir di
dapat
seksual,
seluruh dunia. WHO memperkirakan
parenteral, serta transmisi vertikal dari
lebih dari 2 milyar penduduk dunia
ibu ke anak saat kelahiran. Penyakit ini
terinfeksi
ada yang bersifat akut dan kronis.
diantaranya merupakan karier. Ada
Infeksi akut biasanya terjadi ketika
sekitar 620.000 kematian akibat HBV
sistem imun sudah berfungsi dengan
tiap tahunnya. Selain itu, diperkirakan
baik. Sedangkan infeksi kronis dapat
terdapat 4,5 juta kasus infeksi HBV
terjadi ketika sistem imun tubuh masih
baru di seluruh dunia yang terjadi setiap
2
melalui
hubungan
HBV,
dimana
378
juta
tahun.2
HBV
bermakna. Data riskesdas 2013 tersebut
tergolong tinggi di negara-negara Asia
juga menunjukkan bahwa pekerjaan
dan Afrika dengan angka karier yang
memiliki pengaruh terhadap prevalensi
mencapai 8%. Di negara tersebut,
hepatitis dimana penderita hepatitis
sebagian besar infeksi HBV didapatkan
terbanyak ditemukan pada masyarakat
melalui transmisi vertikal pada saat
dengan
kelahiran. Sedangkan di negara-negara
nelayan dan buruh. Selain itu, data
barat seperti Eropa, prevalensi HBV
riskesdas juga menunjukkan prevalensi
tergolong rendah dengan angka karier
darah donor dengan HbsAg positif
sekitar 2%. Dimana sebagian besar
sebanyak 1,64%.4
Prevalensi
infeksi
HBV
hubungan
infeksi
didapatkan
seksual
dan
sebagai
petani,
Secara klinis, diagnosis hepatitis
melalui
secara
pekerjaan
B
sulit
untuk
ditegakkan
karena
parenteral.3 Infeksi HBV kronis dapat
memiliki gejala menyerupai penyakit
menyebabkan terjadinya dekompensasi
infeksi
hati,
diperlukan pemeriksanaan penunjang
sirosis
serta
hepatocelular
virus
lainnya.
itu
carcinoma (HCC). Di dunia, 50% kasus
laboratorium
HCC disebabkan oleh infeksi HBV
diagnosisnya. Pemeriksaan yang rutin
kronis dengan angka insiden yang
dikerjakan
tertinggi berasal dari Asia Tenggara dan
Pemeriksaan
Sub-Sahara Afrika yaitu
pemeriksaan: bilirubin total, alanin
>20 per
100.000.2
dalam
Untuk
adalah
transaminase
menegakkan
tes
ini
fungsi
terdiri
(ALT),
hati.
atas
aspartate
merupakan
transaminase (AST), alkali fosfatase,
negara yang termasuk ke dalam daerah
prothrombin time (PT), protein total,
dengan tingkat endemisitas hepatitis B
albumin serum, globulin serum, darah
yang tinggi.1 Berdasarkan data Riset
lengkap,
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
koagulasi. Diagnosis hepatitis B sendiri
2013, prevalensi hepatitis di Indonesia
ditegakkan
sekitar 0,5% - 1,4% dengan prevalensi
serologi untuk melihat antigen atau
tertinggi terdapat pada rentang usia 45-
antibodi
54 tahun serta 65-74 tahun. Prevalensi
Antigen HBV yang dapat diperiksa
hepatitis antara laki-laki dan perempuan
antara
tidak menunjukkan perbedaan yang
HBeAg. Sedangkan antibodi terhadap
Indonesia
sendiri
dan
analisis
melalui
spesifik
lain:
faktor-faktor
pemeriksaan
terhadap
HBsAg,
HBcAg
HBV.
dan
3
HBV yang dapat diperiksa antara lain:
adalah pemeriksaan albumin. Albumin
anti HBsAg, IgM dan IgG anti HBc,
merupakan protein serum yang paling
serta anti HBeAg.5.
penting
Seperti yang telah ketahui bahwa
yang
Pemeriksaan
disintesis
kadar
oleh
albumin
hati.
sangat
pada kasus hepatitis terjadi suatu proses
berguna dalam menilai fungsi hati
inflamasi
dalam mensintesis protein.7
pemeriksaan
pada
hati,
yang
untuk
cukup
itu
penting
dilakukan dalam menilai kerusakan hati
METODE
Penelitian ini merupakan studi
akibat proses inflamasi tersebut adalah
melalui tes fungsi hati. Pada tes ini,
indikator yang sensitif
untuk menilai
adanya kerusakan pada sel-sel hepatosit
adalah melalui pemeriksaan AST dan
potong
adanya kerusakan pada hepatosit. Pada
keadaan normal, kedua enzim tersebut
secara konstan dilepaskan ke dalam
darah dalam jumlah tertentu. Namun
kadar AST, ALT, Rasio De Ritis dan
albumin pada pasien hepatitis B.
Penelitian
Rasio antara ALT dan AST digunakan
untuk menilai waktu berlangsungnya
hepatitis serta progresivitas penyakit.
Rasio ini disebut sebagai rasio de Ritis.6
Pada hepatitis B akut, rasio de
Ritis menunjukkan angka 1.6 Selain ratio de Ritis,
bagian dari tes fungsi hati yang penting
4
ini
dilakukan
di
Laboratorium Patologi Klinik RSUP
Sanglah
Denpasar.
Data
penelitian
berupa data sekunder yang diperoleh
dari data laboratorium pasien terinfeksi
HBV.
Populasi target dalam penelitian
pada kasus hepatitis, jumlah enzim yang
dilepas ke dalam darah akan meningkat.
(cross-sectional).
Tujuannya adalah untuk mengetahui
ALT. Dilepasnya kedua enzim tersebut
ke peredaran darah mengindikasikan
lintang
ini adalah pasien dengan HBsAg+.
Sedangkan populasi terjangkau adalah
pasien hepatitis B di RSUP Sanglah,
Denpasar dalam periode 2014-2015.
Subyek
penelitian
diambil
secara
consecutive sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 75 sampel. Analisis
data penelitian menggunakan program
SPSS
21.0 dengan independent t-test
serta
uji
spearman).
korelasi
(pearson
atau
HASIL
Tabel 1. Karakteristik Sampel
Variabel
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Umur (tahun)
0 – 24
25 – 44
45 – 64
> 65
Albumin (g/dL)
Normal
Rendah
n
%
54
21
72
28
7
27
33
8
33
42
Mean + SD
21
54
Uji K-S
46,1 + 14,09
p = 0,200*
3,19 + 0,894
p = 0,200*
9
36
44
11
44
56
AST (U/L)
Normal
Meningkat
ALT (U/L)
Median
(Min-Maks)
64,30
(10,68 – 2.196,60)
p < 0,0001
46,0
(6,0 – 1.860,40)
p < 0,0001
28
72
Normal
38 51
Meningkat
37 49
1,28
p < 0,0001
Rasio De Ritis
(0,46 – 6,39)
(AST/ALT)
1
52 69
Keterangan: *data berdisitribusi normal. SD = Standar Deviasi. KS=KolmogorovSmirnov
Sebanyak 75 sampel dianalisis
Sebanyak 56% subyek memiliki
dalam penelitian ini. Subyek penelitian
kadar albumin yang rendah. Kadar
terdiri dari 54 orang (72%) laki-laki dan
albumin berkisar antara 1,25 sampai 5,1
21 orang (28%) perempuan. Selain itu,
g/dL dengan rerata 3,19 + 0,894. Enzim
penderita hepatitis B lebih banyak pada
transaminase yaitu AST dan ALT pada
kelompok usia 25-44 tahun dan 45-64
subyek menunjukkan peningkatan. AST
tahun. Adapun usia termuda adalah 14
meningkat pada 72% subyek hepatitis B
tahun dan usia tertua adalah 76 tahun
dengan median 64,30. Adapun kadar
dengan rerata usia 46,1 + 14,09.
AST yang didapat dari hasil penelitian
ini berkisar antara 10,68 – 1.296,60.
5
ALT hanya meningkat pada 49%
Dari data tabel 2 didapatkan
subyek dengan kadar yang berkisar
hasil bahwa rerata kadar albumin
antara 46,0 – 1.860,40. Rasio de Ritis
sampel
subyek hepatitis B memiliki median
dibandingkan
1,28 dengan rentang rasio antara 0,46 –
minimum kadar albumin, yaitu 3,4 g/dL
6,39. Dari keseluruhan subyek, terdapat
maka terdapat penurunan kadar albumin
31% dengan rasio 1.
g/dL. Rerata kadar AST sampel adalah
adalah
3,19
dengan
g/dL.
nilai
Jika
normal
155,39 U/L. Jika dibandingkan dengan
Analisis Albumin, AST dan ALT
dengan Nilai Normal
34 U/L maka tedapat peningkatan kadar
Tabel 2. Analisis Albumin, AST, ALT
dengan Nilai Normal
Mean + SD
Variabel
P
Albumin
(g/dL)
3,19 + 0,894
nilai normal tertinggi kadar AST, yaitu
0,044*
AST yang bermakna (p=0,001) sebesar
122,34 U/L. Rerata kadar ALT sampel
adalah 138,02 U/L. Jika dibandingkan
dengan nilai normal tertinggi kadar
AST (U/L)
155,39 + 293,35
0,001*
ALT yaitu 50 U/L maka terdapat
ALT
(U/L)
138,02 + 289,40
0,488
peningkatan kadar ALT sebesar 88,02
U/L. Namun peningkatan ALT ini tidak
Ket. : signifikan pada p < 0,05, Uji One
Sample T-Test
*memenuhi syarat untuk diuji dalam
analisis multivariat
bermakna secara statistik (p=0,488).
Analisis Albumin dengan AST
*memenuhi syarat untuk diuji dalam
analisis multivariat
Tabel 3. Uji Beda Kadar Albumin pada
Kelompok AST
Kadar
Albumin
Kelompok
P
(g/dL)
AST
Mean + SD
Normal
3,99 +
0,573