Perancangan Kampanye Pengenalan Edamame sebagai Alternatif Cemilan Sehat.

(1)

vii ABSTRAK

PERANCANGAN KAMPANYE PENGENALAN EDAMAME SEBAGAI ALTERNATIF

CEMILAN SEHAT Oleh

Terrisa Tanjung NRP 1264136

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, perkembangan zaman membuat remaja cenderung memiliki gaya hidup tidak sehat dan gizi tidak seimbang. Seharusnya, konsumsi protein remaja adalah yang mengandung asam amino esensial lengkap yang biasanya dipenuhi dari protein hewani. Sayangnya, protein hewani memiliki kadar kolesterol dan lemak jenuh yang tinggi sehingga berbahaya untuk kesehatan, berbeda dengan protein nabati. Edamame dapat mengatasi permasalahan tersebut karena merupakan satu-satunya sumber protein nabati yang memiliki asam amino esensial lengkap.

Keberadaan edamame sudah cukup dikenal di kalangan remaja, namun banyak yang belum mengetahui manfaatnya, oleh karena itu tujuan dari perancangan kampanye ini adalah meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya mengkonsumsi edamame sebagai sumber protein nabati untuk kesehatannya dengan merancang kampanye yang menarik dan efektif sehingga mengkonsumsi edamame menjadi gaya hidup remaja di Bandung.

Kampanye ini menggunakan strategi komunikasi AISAS karena ingin mengajak remaja untuk melakukan aksi sebagai tren yang kemudian disebarluaskan melalui sosial media. Melalui kampanye ini, remaja akan mengetahui manfaat edamame untuk kesehatannya dan tergerak untuk mencoba mengkonsumsi edamame sebagai gaya hidup mereka.


(2)

viii

ABSTRACT

PROMOTIONAL DESIGN CAMPAIGN OF EDAMAME AS AN ALTERNATIVE OF HEALTHY SNACK

By:

Terrisa Tanjung NRP 1264136

According to a research by Basic Health Research (Riset Kesehatan Dasar/ Riskerdas) in 2007, nowadays teenagers tend to adopt an unhealthy lifestyle which cause them to have unbalanced nutrition. For teenagers, the supposed protein intake comes from animal proteins which contain essential amino acid. Unfortunately, animal protein contains high cholesterol and saturated fat content which is dangerous for their health. This is different from vegetable protein. This condition can be overcome by consuming edamame as it is the only source of vegetable protein with complete amino acid content.

Edamame is already popular among teenagers, although not many of them are aware of its benefits. This is why the purpose of this design is to awaken young people’s awareness of the importance of consuming edamame as a source of vegetable protein for the sake of their health. The campaign design will be attractive and effective to encourage edamame consumption as a lifestyle of Bandung teenagers.

This campaign uses the AISAS communication strategy for the purpose of inviting teens to do something as trend which will be informed in the social media. Through this campaign teenagers will be made aware of the benefits of edamame for their health and be encouraged to try eating edamame as their lifestyle.


(3)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR DIAGRAM ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 4

1.5 Skema Perancangan ... 5

BAB II: LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Kampanye ... 6

2.1.1 Jenis Kampanye ... 7

2.1.2 Strategi Kampanye ... 7

2.2 Komunikasi ... 9

2.2.1 Proses Komunikasi ... 10

2.2.2 Persuasi ... 11


(4)

x

2.4 Cemilan ... 13

BAB III: DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 16

3.1 Data dan Fakta ... 16

3.1.1 Mandatori ... 16

3.1.2 Data tentang Gejala/ Fenomena yang Terjadi ... 17

3.1.3 Tinjauan Proyek Sejenis ... 34

3.2 Analisa Terhadap Permasalah Berdasarkan Data dan Fakta ... 39

3.2.1 Analisis STP ... 39

3.2.2 Analisis SWOT ... 40

BAB IV: PEMECAHAN MASALAH... 42

4.1 Konsep Komunikasi ... 42

4.2 Konsep Kreatif ... 42

4.2.1 Warna ... 43

4.2.2 Visual ... 43

4.2.3 Tipografi ... 43

4.3 Konsep Media ... 43

4.4 Hasil Karya ... 45

4.4.1 Logo ... 45

4.4.2 Campaign Digital Teaser ... 47

4.4.3 Video Endorse ... 48

4.4.4 Teaser Line Sticker ... 49

4.4.5 Line Sticker ... 50

4.4.6 Facebook Quiz ... 52

4.4.7 Teaser Photo Challenge 1 ... 55

4.4.8 Teaser Line Themes ... 56

4.4.9 Line Themes ... 58


(5)

xi

4.4.11 Teaser Photo Challenge 2 ... 67

4.4.12 Cooking Tutorial ... 67

4.4.13 Video Tutorial Mengolah Edamame ... 68

4.4.14 Instagram Feeds ... 69

4.4.15 Website ... 70

4.5 Budgeting ... 74

BAB V: PENUTUP... 76

5.1 Simpulan ... 76

5.2 Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... xvi

LAMPIRAN ... xix

DATA PENULIS ... xx


(6)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan ... 5

Gambar 2.1 Transformasi AIDMA dan AISAS... 8

Gambar 2.2 Cara Kerja AISAS ... 9

Gambar 3.1 Logo PT. Mitratani Dua Tujuh... 16

Gambar 3.2 Kampanye Soyjoy Healthylicious 2 ... 34

Gambar 3.3 Peluncuran Soyjoy Healthylicious 2 ... 35

Gambar 3.4 Talk show kampanye “Be Frutarian” 30 april 2013 ... 37

Gambar 3.5 Talk show kampanye “Be Fruitarian” 10 Desember 2013 ... 37

Gambar 3.6 Para Frutarian di depan booth Buavita ... 38

Gambar 4.1 Tipografi ... 43

Gambar 4.2 Timeline Kampanye Pop The Pod ... 44

Gambar 4.3 Logo Pop The Pod ... 45

Gambar 4.4 Warna Logo Pop The Pod ... 46

Gambar 4.5 Typeface Logo Pop The Pod ... 46

Gambar 4.6 Campaign Digital Teaser ... 47

Gambar 4.7 Video Teaser Endorse Seri “French Fries” ... 48

Gambar 4.8 Teaser Line Sticker ... 49

Gambar 4.9 Teaser Line Sticker (Video) ... 50

Gambar 4.10 Sticker Line Eddy Beany ... 51

Gambar 4.11 Tampilan Facebook Quiz 1 ... 52

Gambar 4.12 Tampilan Facebook Quiz (benar/ salah) ... 53

Gambar 4.13 Tampilan Facebook Quiz 2 ... 54

Gambar 4.14 Tampilan Facebook Quiz 3 ... 55

Gambar 4.15 Teaser Photo Challenge 1 ... 56

Gambar 4.16 Teaser Line Themes ... 57


(7)

xiii

Gambar 4.18 Line Themes Eddy Beany... 58

Gambar 4.19 Teaser Event 1 ... 59

Gambar 4.20 Teaser Event 2 ... 59

Gambar 4.21 Tester Packaging ... 60

Gambar 4.22 Brosur Event ... 61

Gambar 4.23 Booth Event ... 62

Gambar 4.24 Poster dalam Booth ... 63

Gambar 4.25 X-banner Challenge Event ... 64

Gambar 4.26 Lucky Wheel Event ... 65

Gambar 4.27 Gimmick Event ... 66

Gambar 4.28 Teaser Photo Challenge 2 ... 67

Gambar 4.29 Video Cooking Tutorial ... 68

Gambar 4.30 Video Tutorial Mengolah Edamame ... 68

Gambar 4.31 Intagram Feeds ... 69

Gambar 4.32 Website Home... 70

Gambar 4.33 Website About... 71

Gambar 4.34 Website Join the Challenge ... 72


(8)

xiv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Pengeluaran Terbesar Responden dalam Sebulan... 26

Diagram 3.2 Frekuensi Responden dalam Mengkonsumsi Cemilan ... 26

Diagram 3.3 Jenis Cemilan yang Sering Dikonsumsi Responden ... 27

Diagram 3.4 Frekuensi Responden Mengkonsumsi Fast Food/ Junk Food ... 27

Diagram 3.5 Pengetahun Responden Mengenai Kandungan Lemak Jenuh, Karbohidrat, dan Kolesterol yang Tinggi pada Cemilan, Fast Food/ Junk Food………... 28

Diagram 3.6 Frekuensi Responden Mengkonsumsi Protein Nabati ... 28

Diagram 3.7 Sumber Protein Nabati yang Sering Dikonsumsi Responden ... 29

Diagram 3.8 Pengetahuan Responden Mengenai Protein Hewani Lebih Berbahaya karena Kandungan Lemak Jenuh, Karbohidrat, dan Kolesterol yang Tinggi……….. 30

Diagram 3.9 Pengetahuan Responden Mengenai Edamame... 30

Diagram 3.10 Pengetahuan Responden Mengenai Edamame... 31

Diagram 3.11 Sumber Pengetahuan Responden Mengenai Edamame ... 31

Diagram 3.12 Ketertarikan Responden untuk Mencoba Edamame ... 32

Diagram 3.13 Kesediaan Responden untuk Mencoba Menjadikan Edamame sebagai Alternatif Cemilan Sehat……….…… 32

Diagram 3.14 Media yang Responden Paling Sering Gunakan ... 33


(9)

xv

DAFTAR TABEL


(10)

Universitas Kristen Maranatha1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan di bidang ekonomi, sosial, dan teknologi memberikan dampak positif dan negatif terhadap gaya hidup dan pola konsumsi makanan pada masyarakat di Indonesia. Pada zaman sekarang, pola konsumsi ini mengikuti pola konsumsi kebarat-baratan (westernisasi). Westernisasi kini semakin memasuki kebudayaan Indonesia. Kemajuan teknologi dalam pengolahan pangan menyebabkan terjadinya peningkatan kebiasaan konsumsi snack (jajanan), termasuk junk food dan fast food. Di Indonesia, khususnya perkotaan, perubahan gaya hidup yang semakin mengarah ke gaya hidup barat dan prilaku masyarakat yang semakin konsumtif berakibat pada perubahan pola makan tinggi kalori, tinggi lemak dan tinggi garam yang dapat menimbulkan mutu gizi yang tidak seimbang.

Survei Sosial-Ekonomi Nasional (Susenas) 1993-2002 memperlihatkan bahwa konsumsi sayuran, buah dan pangan berserat tinggi lainnya di Indonesia masih rendah (BPS 2002). Hal tersebut didukung dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 yang menunjukkan bahwa sebagian besar (93.6%) penduduk Indonesia berumur >10 tahun ke atas kurang makan sayuran dan buah (Balitbangkes Depkes 2008). PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang) menganjurkan konsumsi lemak sebesar 25%, namun rata-rata konsumsi lemak secara nasional 47.2 gram (25.6% dari total konsumsi energi). Begitu pula dengan karbohidrat. Konsumsi karbohidrat terhadap total konsumsi energi sebesar 61%, dimana anjuran dari PUGS sebesar 50-60% dari total konsumsi energi. Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan Minarto mengungkapkan pandangan serupa bahwa masyarakat Indonesia kelebihan konsumsi beras, minyak, dan lemak, sementara konsumsi sayur, buah, dan protein malah kurang.

Protein adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Umumnya makanan mengandung kalori yang cukup untuk tubuh, namun tidak


(11)

Universitas Kristen Maranatha2 mengandung protein atau asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh. Tubuh memerlukan asupan protein 9 asam amino esensial yang lengkap.

Asam amino esensial hanya dapat diperoleh dari asupan makanan. Asam amino esensial lengkap umumnya terdapat dalam protein hewani, yaitu daging merah, daging putih, dan produk olahannya seperti susu dan telur. Susu murni adalah sumber protein hewani yang mempunyai asam amino esensial yang paling lengkap. Walaupun mengandung tingkat protein yang tinggi, sumber protein hewani ini memiliki kolesterol dan lemak jenuh di dalamnya yang dapat berbahaya untuk kesehatan. Sumber protein nabati, seperti kacang-kacangan, sayuran, dan produk olahannya seperti tahu dan tempe, tidak memiliki asam amino esensial lengkap seperti sumber protein hewani. Satu-satunya sumber protein nabati yang paling lengkap asam amino esensialnya adalah kacang kedelai, namun itu pun masih kurang satu jenis asam amino esensial, yaitu Metionin.

Edamame atau disebut juga kedelai hijau Jepang adalah satu-satunya sumber protein nabati yang dapat memberikan 9 asam amino esensial yang biasanya didapatkan dari mengkonsumsi daging atau telur. Edamame memiliki kadar karbohidrat dan lemak yang rendah dan kaya akan vitamin A, vitamin C dan serat. Edamame memiliki beberapa perbedaan dari kedelai pada umumnya, yaitu edamame lebih mudah dicerna karena memiliki kadar trypsin-inhibitor yang lebih rendah dari kedelai biasa. Selain itu, edamame juga kaya akan nutrisi dan kalsium serta proteinnya 16% lebih besar dari protein pada buncis.

Riset membuktikan bahwa mengkonsumsi setengah cangkir edamame (100 kalori) sebagai snack dapat membuat seseorang less moody karena kandungan folat (vitamin B9) dalam edamame. Dalam 100 gr nya terdapat 18% lemak, 38% protein, 16% serat dan 16% karbohidrat. Secara tradisional, orang Jepang mengkonsumsi edamame yang direbus dengan sedikit garam. Edamame sering dijadikan snack yang biasa disantap bersama bir dingin. Konon protein bersama dengan vitamin C dan B1 dapat menetralisi bir sehingga membantu penguraian alkohol. Kini, edamame tak hanya menjadi teman


(12)

Universitas Kristen Maranatha3 minum bir, namun sudah menjadi salah satu menu "wajib" di restoran top dunia sejak puluhan tahun yang lalu. (http://www.kompasiana.com/mamakketol/edamame-jepang-punya-kedele_5500253ea333117f7250ff48, diakses 23 Februari 2016 pkl 22.03 WIB)

Keberadaan edamame belum terlalu populer di Indonesia. Belum banyak masyarakat yang mengenal edamame. Jika sudah mengenal pun, masih banyak yang belum mengerti secara lengkap manfaat dari edamame itu sendiri, padahal edamame mempunyai kandungan protein tertinggi diantara semua tumbuhan. Banyak manfaat positif yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi edamame sebagai sumber protein nabati dengan asam amino esensial terlengkap. Edamame pun tidak mengandung kolesterol sehingga cocok untuk dijadikan snack. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memilih sumber protein dan masih terbatasnya pengetahuan masyarakat di Indonesia tentang edamame, maka dari itu penulis memilih topik perancangan kampanye mengenai pengenalan edamame sebagai alternatif sumber protein nabati.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana upaya menanamkan pola pikir remaja di Bandung bahwa mengkonsumsi edamame akan berdampak positif bagi kesehatannya?

2. Bagaimana membuat strategi kampanye yang menarik sehingga mengkonsumsi edamame menjadi gaya hidup remaja di Bandung?

1.3 Tujuan Perancangan

1. Meningkatkan kesadaran remaja di Bandung akan pentingnya mengkonsumsi edamame sebagai sumber protein nabati untuk kesehatannya.

2. Merancang kampanye yang menarik dan efektif sehingga mengkonsumsi edamame menjadi gaya hidup remaja di Bandung.


(13)

Universitas Kristen Maranatha4 Dalam prosesnya, metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Studi Pustaka

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencari teori-teori, pendapat-pendapat, dan mempelajari sumber-sumber yang terdapat di buku dan internet. 2. Wawancara

Kegiatan tanya jawab ini dilakukan dengan narasumber yang mengetahui dan mengerti tentang gizi protein dan edamame.

3. Kuesioner

Kuesioner akan dibagikan kepada responden-responden tersebar untuk mengetahui benar visual target, pengetahuan, serta permasalahan yang sedang terjadi.


(14)

Universitas Kristen Maranatha5 1.5 Skema Perancangan

Gambar 1.1 Skema Perancangan Sumber: Data penulis


(15)

Universitas Kristen Maranatha76

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Kesimpulan yang didapat dari perancangan kampanye ini adalah sebagai berikut: 1. Kampanye ini mempermudah para remaja untuk mendapatkan informasi lengkap

mengenai edamame.

2. Kampanye ini membantu para remaja untuk lebih peduli kesehatannya.

5.2 Saran

Persoalan tentang kesehatan dan makanan sehat sudah umum dibahas oleh masyarakat, namun masih jarang yang berinisiatif untuk melakukan dan menjalani gaya hidup sehat ini. Langkah yang harus dilakukan adalah mengubah pola pikir target market agar menjalani hidup sehat secara rutinitas bukan hanya mengikuti trend yang ada.

Adapun saran yang didapat dari penguji dalam sidang akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Teks pada website seharusnya lebih besar terutama pada halaman Health Benefit. 2. Stiker Line sebaiknya ditambahkan kata-kata pada setiap karakternya untuk

memudahkan masyarakat untuk mengerti maksud dari stiker tersebut.

3. Pertajam ilmu berbahasa asing terutama Bahasa Inggris karena akan berguna untuk menambah pengalaman yang lebih banyak baik di dalam negeri maupun luar negeri.

4. Jika ingin bekerja, bekerjalah di Kota Jakarta untuk mendapatkan pengalaman dunia kerja yang sebenarnya.


(16)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Cahanar, P. & Suhanda, I., 2006. Makan Sehat Hidup Sehat. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Khomsan, A. & Anwar, F., 2008. Sehat Itu Mudah, Wujudkan Hidup Sehat dengan Makanan Tepat. Jakarta: PT Mizan Publika.

Rinzler, Carol Ann. 2011. Nutrition for Dummies®, 5th Edition. Indiana: Wiley

Publishing, Inc.

Setiadi, S.E., M., Dr. Nugroho J. 2013. Perilaku Konsumen-Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Jakarta: Prenada Media Group. Sugiyama, Kotaro., dkk. 2010. The Dentsu Way. New York: McGraw-Hill Education. Sumarwan, M.Sc, Prof. Dr. Ir. Ujang. 2011. Perilaku Konsumen-Teori dan

Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Venus, M. A., Drs. Antar. 2012. Manajemen Kampanye - Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Widodo, R. 2009. Pemberian Makanan, Suplemen, dan Obat Pada Anak. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Online:

Acefood Creator. 2012. “Makanan Cemilan-Tips Memilih Cemilan Sehat”, (Online),

(http://www.acefood.co.id/makanan-cemilan-tips-memilih-cemilan-sehat/?lang=id, diakses 28 Februari 2016 pkl 22.33 WIB).

Ajeng, Tri. 2015. “Manfaat Edamame yang Menakjubkan”, (Online),

(http://www.1000macammanfaat.com/2014/04/manfaat-edamame.html, diakses 27 Februari 2016 pkl 09.26 WIB).

Arti Kata. 2015. “Definisi Cemilan”, (Online), ( http://www.artikata.com/arti-386218-camilan.html, diakses 28 Februari 2016 pkl 23.44 WIB).

Damar. 2015. “Edamame-Kedelai Jepang”, (Online), ( http://kedele-edamame.blogspot.co.id/, diakses 22 Februari 2016 pkl 22.23 WIB).


(17)

xvii

Glosarium. 2015. “Arti Blanching”, (Online),

(http://glosarium.org/kuliner/arti/?k=blanching, diakses 26 Februari 2016 pkl 18.39 WIB).

Hariyanto. 2010. “Pengertian Remaja Menurut para Ahli”, (Online), (http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/, diakses 28 Februari 2016 pkl 22.47 WIB).

Magee, Elaine. 2008. “Edamame is Safe to Eat!”, (Online), (http://blogs.webmd.com/healthy-recipe-doctor/2008/02/edamame-is-safe-to-eat.html, diakses 23 Februari 2016 pkl 22.32 WIB).

Miles, Carol A, dkk. 2000. “Edamame”, (Online),

(http://cru.cahe.wsu.edu/CEPublications/pnw525/pnw0525.pdf, diakses 22 Februari 2016 pkl 22.47 WIB).

Monic. 2013. “Pentingnya Makanan Cemilan bagi Tubuh”, (Online), (http://www.dunia-ibu.org/artikel/kesehatan/pentingnya-makanan-cemilan-bagi-tubuh.html, diakses 28 Februari 2016 pkl 22.30 WIB).

NN. 2011. “Khasiat Edamame Tidak Sepele”, (Online),

(http://health.kompas.com/read/2011/11/01/13463338/khasiat.edamame.tidak .sepele, diakses 26 Februari 2016 pkl 19.30 WIB).

NN. 2013. “Buavita Frutarian”, (Online),

(https://www.facebook.com/media/set/?set=a.449663238458608.1073741825 .268625299895737&type=3, diakses 28 Februari 2016 pkl 18.52 WIB).

NN. 2014. “Buavita dan The Color Run Jakarta 2014 Tularkan Semangat Hidup Sehat”,

(Online), (http://famiele.com/buavita-dan-the-color-run-jakarta-2014-tularkan-semangat-hidup-sehat/, diakses 28 Februari 2016 pkl 18.45 WIB).

NN. 2015. “Edamame Beans, Nutrition, Benefits, Side Effects, and Information”,

(Online), (http://www.seedguides.info/edamame/, diakses 27 Februari 2016 pkl 09.58 WIB)

NN. 2015. “Edamame, Jepang Punya Kedele”, (Online),

(http://www.kompasiana.com/mamakketol/edamame-jepang-punya-kedele_5500253ea333117f7250ff48 diakses 27 Februari 2016 pkl 22.03 WIB)

PT. Amerta Indah Otsuka. 2011. “Press Release”, (Online),

(http://www.aio.co.id/index.php/id/pressrelease/detail/9, diakses 27 Februari 2016 pkl 20.22 WIB).


(18)

xviii

_________, 2014. “Tupoksi Dinkes Jabar”, (Online),

(http://www.diskes.jabarprov.go.id/index.php/pages/detailparent/2014/5/Tupo ksi, diakses 27 Februari pkl 20.22 WIB).

Rahadi, Agus. 2012. “Membangun Agroindustri Bernuansa Ekspor: EDAMAME (Vegetable Soybean)”. (Online), (http://edamame-m27.blogspot.co.id/, diakses 27 Februari 2016 pkl 20.22 WIB).

Riyanto, Cellica. 2014. “Kualitas Mi Basah dengan Kombinasi Edamame (Glycine max (L.) Merrill) dan Bekatul Beras Merah”, (Online), ( http://e-journal.uajy.ac.id/6502/3/BL201132.pdf, diakses 22 Februari 2016 pkl 22.14 WIB).

Tiommanisyah. 2010. “Analisa Kadar Protein Kasar dalam Kacang Kedelai, Kacang

Tanah, dan Kacang Hijau Menggunakan Metode Makro Kjeldhal sebagai

Bahan Makanan Campuran”, (Online),

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18842/4/Chapter%20II.pdf, diakses 26 Februari 2016 pkl 18.53 WIB).

Utami, K. Wahyu. 2013. “Konsistensi Generasi Sehat Indonesia”, (Online), (http://female.kompas.com/read/2013/10/10/1956274/Konsistensi.Generasi.S ehat.Indonesia, , diakses 28 Februari 2016 pkl 18.49 WIB).


(1)

Universitas Kristen Maranatha4

Dalam prosesnya, metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Studi Pustaka

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencari teori-teori, pendapat-pendapat, dan mempelajari sumber-sumber yang terdapat di buku dan internet. 2. Wawancara

Kegiatan tanya jawab ini dilakukan dengan narasumber yang mengetahui dan mengerti tentang gizi protein dan edamame.

3. Kuesioner

Kuesioner akan dibagikan kepada responden-responden tersebar untuk mengetahui benar visual target, pengetahuan, serta permasalahan yang sedang terjadi.


(2)

Universitas Kristen Maranatha5 1.5 Skema Perancangan

Gambar 1.1 Skema Perancangan Sumber: Data penulis


(3)

Universitas Kristen Maranatha76

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Kesimpulan yang didapat dari perancangan kampanye ini adalah sebagai berikut: 1. Kampanye ini mempermudah para remaja untuk mendapatkan informasi lengkap

mengenai edamame.

2. Kampanye ini membantu para remaja untuk lebih peduli kesehatannya.

5.2 Saran

Persoalan tentang kesehatan dan makanan sehat sudah umum dibahas oleh masyarakat, namun masih jarang yang berinisiatif untuk melakukan dan menjalani gaya hidup sehat ini. Langkah yang harus dilakukan adalah mengubah pola pikir target market agar menjalani hidup sehat secara rutinitas bukan hanya mengikuti trend yang ada.

Adapun saran yang didapat dari penguji dalam sidang akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Teks pada website seharusnya lebih besar terutama pada halaman Health Benefit. 2. Stiker Line sebaiknya ditambahkan kata-kata pada setiap karakternya untuk

memudahkan masyarakat untuk mengerti maksud dari stiker tersebut.

3. Pertajam ilmu berbahasa asing terutama Bahasa Inggris karena akan berguna untuk menambah pengalaman yang lebih banyak baik di dalam negeri maupun luar negeri.

4. Jika ingin bekerja, bekerjalah di Kota Jakarta untuk mendapatkan pengalaman dunia kerja yang sebenarnya.


(4)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Cahanar, P. & Suhanda, I., 2006. Makan Sehat Hidup Sehat. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Khomsan, A. & Anwar, F., 2008. Sehat Itu Mudah, Wujudkan Hidup Sehat dengan

Makanan Tepat. Jakarta: PT Mizan Publika.

Rinzler, Carol Ann. 2011. Nutrition for Dummies®, 5th Edition. Indiana: Wiley Publishing, Inc.

Setiadi, S.E., M., Dr. Nugroho J. 2013. Perilaku Konsumen-Perspektif Kontemporer

pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Jakarta: Prenada Media Group.

Sugiyama, Kotaro., dkk. 2010. The Dentsu Way. New York: McGraw-Hill Education. Sumarwan, M.Sc, Prof. Dr. Ir. Ujang. 2011. Perilaku Konsumen-Teori dan

Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Venus, M. A., Drs. Antar. 2012. Manajemen Kampanye - Panduan Teoritis dan

Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media.

Widodo, R. 2009. Pemberian Makanan, Suplemen, dan Obat Pada Anak. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Online:

Acefood Creator. 2012. “Makanan Cemilan-Tips Memilih Cemilan Sehat”, (Online),

(http://www.acefood.co.id/makanan-cemilan-tips-memilih-cemilan-sehat/?lang=id, diakses 28 Februari 2016 pkl 22.33 WIB).

Ajeng, Tri. 2015. “Manfaat Edamame yang Menakjubkan”, (Online),

(http://www.1000macammanfaat.com/2014/04/manfaat-edamame.html, diakses 27 Februari 2016 pkl 09.26 WIB).

Arti Kata. 2015. “Definisi Cemilan”, (Online), ( http://www.artikata.com/arti-386218-camilan.html, diakses 28 Februari 2016 pkl 23.44 WIB).

Damar. 2015. “Edamame-Kedelai Jepang”, (Online), ( http://kedele-edamame.blogspot.co.id/, diakses 22 Februari 2016 pkl 22.23 WIB).


(5)

xvii

Glosarium. 2015. “Arti Blanching”, (Online),

(http://glosarium.org/kuliner/arti/?k=blanching, diakses 26 Februari 2016 pkl 18.39 WIB).

Hariyanto. 2010. “Pengertian Remaja Menurut para Ahli”, (Online), (http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/, diakses 28 Februari 2016 pkl 22.47 WIB).

Magee, Elaine. 2008. “Edamame is Safe to Eat!”, (Online), (http://blogs.webmd.com/healthy-recipe-doctor/2008/02/edamame-is-safe-to-eat.html, diakses 23 Februari 2016 pkl 22.32 WIB).

Miles, Carol A, dkk. 2000. “Edamame”, (Online), (http://cru.cahe.wsu.edu/CEPublications/pnw525/pnw0525.pdf, diakses 22 Februari 2016 pkl 22.47 WIB).

Monic. 2013. “Pentingnya Makanan Cemilan bagi Tubuh”, (Online), (http://www.dunia-ibu.org/artikel/kesehatan/pentingnya-makanan-cemilan-bagi-tubuh.html, diakses 28 Februari 2016 pkl 22.30 WIB).

NN. 2011. “Khasiat Edamame Tidak Sepele”, (Online),

(http://health.kompas.com/read/2011/11/01/13463338/khasiat.edamame.tidak .sepele, diakses 26 Februari 2016 pkl 19.30 WIB).

NN. 2013. “Buavita Frutarian”, (Online),

(https://www.facebook.com/media/set/?set=a.449663238458608.1073741825 .268625299895737&type=3, diakses 28 Februari 2016 pkl 18.52 WIB).

NN. 2014. “Buavita dan The Color Run Jakarta 2014 Tularkan Semangat Hidup Sehat”,

(Online), (http://famiele.com/buavita-dan-the-color-run-jakarta-2014-tularkan-semangat-hidup-sehat/, diakses 28 Februari 2016 pkl 18.45 WIB).

NN. 2015. “Edamame Beans, Nutrition, Benefits, Side Effects, and Information”,

(Online), (http://www.seedguides.info/edamame/, diakses 27 Februari 2016 pkl 09.58 WIB)

NN. 2015. “Edamame, Jepang Punya Kedele”, (Online),

(http://www.kompasiana.com/mamakketol/edamame-jepang-punya-kedele_5500253ea333117f7250ff48 diakses 27 Februari 2016 pkl 22.03 WIB)

PT. Amerta Indah Otsuka. 2011. “Press Release”, (Online),

(http://www.aio.co.id/index.php/id/pressrelease/detail/9, diakses 27 Februari 2016 pkl 20.22 WIB).


(6)

xviii

_________, 2014. “Tupoksi Dinkes Jabar”, (Online),

(http://www.diskes.jabarprov.go.id/index.php/pages/detailparent/2014/5/Tupo ksi, diakses 27 Februari pkl 20.22 WIB).

Rahadi, Agus. 2012. “Membangun Agroindustri Bernuansa Ekspor: EDAMAME (Vegetable Soybean)”. (Online), (http://edamame-m27.blogspot.co.id/, diakses 27 Februari 2016 pkl 20.22 WIB).

Riyanto, Cellica. 2014. “Kualitas Mi Basah dengan Kombinasi Edamame (Glycine max (L.) Merrill) dan Bekatul Beras Merah”, (Online), ( http://e-journal.uajy.ac.id/6502/3/BL201132.pdf, diakses 22 Februari 2016 pkl 22.14 WIB).

Tiommanisyah. 2010. “Analisa Kadar Protein Kasar dalam Kacang Kedelai, Kacang

Tanah, dan Kacang Hijau Menggunakan Metode Makro Kjeldhal sebagai

Bahan Makanan Campuran”, (Online),

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18842/4/Chapter%20II.pdf, diakses 26 Februari 2016 pkl 18.53 WIB).

Utami, K. Wahyu. 2013. “Konsistensi Generasi Sehat Indonesia”, (Online), (http://female.kompas.com/read/2013/10/10/1956274/Konsistensi.Generasi.S ehat.Indonesia, , diakses 28 Februari 2016 pkl 18.49 WIB).