Perancangan Kampanye Bekal Sekolah Sehat Dan Menarik.

(1)

ABSTRAK

Terdapat dua kebiasaan makan anak di sekolah, yaitu kebiasaan jajan dan kebiasaan membawa bekal. Kebiasaan jajan adalah kebiasaan yang sering ditemui di Indonesia. Profil Jajanan Anak Sekolah (PJAS) berdasarkan pengawasan rutin yang dilakukan BPOM dalam lima tahun terakhir (2006-2010) menunjukkan 40-44 persen jajanan anak sekolah tidak memenuhi syarat keamanan pangan. Kebiasaan membawa bekal sendiri sebenarnya telah banyak diterapkan oleh orangtua. Sayangnya masih banyak orangtua yang hanya menyiapkan bekal seadanya dengan makanan instan yang miskin gizi karena nutrisinya yang tidak lengkap. Makanan-makanan tersebut dipilih bukan hanya karena praktis, tetapi juga berdasarkan selera atau kesukaan anak.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dirancanglah kampanye mengenai pembuatan bekal sekolah sehat dan menarik. Perancangan kampanye ini bertujuan untuk mengajak para orangtua untuk memperhatikan memperhatikan gizi pada makanan yang dikonsumsi anak di sekolah dengan membawakan bekal sehat. Kampanye ini juga dirancang untuk memberikan informasi tentang cara-cara yang dapat dilakukan para orangtua untuk membuat bekal sekolah yang tidak kalah menarik dengan jajanan.


(2)

DAFTAR ISI

Halaman Judul..……….i

Lembar Pengesahan………. ii

Lembar Pernyataan Orisinalitas Laporan Penelitian.………..iii

Lembar Pernyataan Publikasi Laporan Penelitian………….………..iv

Kata Pengantar.……….v

Abstrak………vii

Daftar Isi………viii

Daftar Tabel……….xi

Daftar Gambar………xii

Daftar Lampiran…..………..……….…....xiv

BAB I Pendahuluan……….… 1

1.1 Latar Belakang Masalah…………..……….. 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup…………..……….. 3

1.2.1 Permasalahan………. 3

1.2.2 Ruang Lingkup……….. 3

1.3 Tujuan Perancangan……….………. 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data…………..……….. 4

1.5 Skema Perancangan………..………. 5

BAB II Landasan Teori……….. 6

2.1 Gizi………. 6

2.1.1 Karbohidrat…….……… 6

2.1.2 Lemak………. 7

2.1.3 Mineral……… 8

2.1.4 Vitamin……….… 10

2.1.5 Protein…………..………. 11

2.2 Kalori……….……….. 12


(3)

2.3 Kebutuhan Makan Anak Usia Sekolah……….…...……… 13

2.3.1 Bekal Ideal……… 13

2.4 Gaya Hidup Keluarga……….…….……… 14

2.4.1 Membimbing Anak………..………. 15

2.5 Teori Disain……….……… 15

2.5.1 Layout……….………. 15

2.5.1.1 Prinsip-Prinsip Layout………. 16

2.5.2 Tipografi dalam Layout……….……….. 17

2.5.3 Ilustrasi……… 18

2.6 Kampanye……….……….. 19

2.6.1 Tiga Aspek Kampanye……… 20

2.6.2 Model Kampanye Keyakinan Kesehatan…………..……….. 20

BAB III Data dan Analisis Masalah………….……… 22

3.1 Data dan Fakta……… 22

3.1.1 Perusahaan dan Lembaga Terkait……….……….. 22

3.1.1.1 Dinas Kesehatan Kota Bandung……….. 22

3.1.1.2 Claris……… 27

3.1.2 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis………. 29

3.1.3 Wawancara………...………30

3.1.4 Kuesioner………..……….. 33

3.1.5 Observasi………..……….. 40

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta………42

3.2.1 Segmentation, Targeting, Positioning………..42

3.2.2 Analisa SWOT Bekal Sekolah……….43

3.2.3 Analisa SWOT Kampanye………..44

3.2.4 Creative Brief………45

BAB IV Pemecahan Masalah………47

4.1 Konsep Komunikasi………...………47

4.2 Konsep Kreatif.………..48


(4)

4.4 Hasil Karya……….………. 51

4.4.1 Konsep Nama Kampanye……….……… 51

4.4.2 Konsep Logo……….……… 52

4.4.3 Karakter……… 53

4.4.4 Iklan Tabloid……….……… 53

4.4.5 Event………. 58

4.4.6 Website………. 60

4.4.7 Facebook……….……….. 62

4.4.8 Gimmick………... 63

4.5 Budgeting……….69

4.6 Timeline Kampanye……….………70

BAB V Kesimpulan dan Saran………..……….71

5.1 Kesimpulan……….………..71

5.2 Saran……….71

Daftar Pustaka……….xv

Lampiran………...………..……….…...xvi

Data Penulis……….…….xvii


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pengetahuan Tentang Kebiasaan Makan Anak di Sekolah yang Berpengaruh pada Gizi Anak………... 33 Tabel 2. Kebiasaan Makan dari Anak Responden di Sekolah………….………….. 34 Tabel 3. Pengetahuan Responden Tentang Jajanan Sekolah yang Belum Tentu Terjamin Kebersihan dan Keamanannya……….………… 34 Tabel 4. Responden yang Kesulitan Mengawasi Jajanan Anak……… …… 35 Tabel 5. Responden yang Memiliki Anak Cerewet / Suka Pilih-Pilih Makanan.….. 35 Tabel 6. Isi Bekal Sekolah yang Biasa Dibawakan Responden……….… 36 Tabel 7. Bekal Berisi Makanan Bergizi Lengkap………... 36 Tabel 8. Bekal Berisi Makanan Seadanya Saja dan Makanan Instan / Cepat Saji.... 37 Tabel 9. Alasan Anak Bila Bekal Tidak Dihabiskan………. 37 Tabel 10. Alasan Responden Tidak Membawakan Bekal………. 38 Tabel 11. Pengetahuan Responden . Tentang Tampilan Bekal Sehat yang Dapat

Dibuat dengan Bermain Bentuk dan Warna………..…………..….. 38 Tabel 12. Media yang Paling Dekat dengan Keseharian Responden……….……... 39 Tabel 13. Budgeting………..……. 68 Tabel 14. Timeline Kampanye………...…… 69


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo Dinas Kesehatan Kota Bandung………...……….……... 22

Gambar 2. Logo Claris……….….……. 27

Gambar 3. Claris Foodsaver………..…… 28

Gambar 4. Claris Quicklock……….……. 28

Gambar 5. Claris DELIO Food Carrier………….……….…… 29

Gambar 6. Kampanye “Bekal Tumbuh Besar Blue Band”……… 30

Gambar 7. Foto-Foto Bekal Anak Sekolah SD 1……….……..…… 40

Gambar 8. Foto-Foto Bekal Anak Sekolah SD 2………...………… 41

Gambar 9. Logo Bekal Ceria……….………… 52

Gambar 10. Logo Colour, BW dan Grayscale………..………… 52

Gambar 11. Karakter Ibu dan Anak………..….……… 53

Gambar 12. Iklan Tabloid Tahap Awareness………. 54

Gambar 13. Iklan Tabloid Tahap Awareness 2……….. 55

Gambar 14. Iklan Event………...……….. 56

Gambar 15. Iklan Tabloid Tahap Reminding……….… 57

Gambar 16. Poster Event dan Baliho….………..……….. 58

Gambar 17. X-Banner Event……….……….……… 59

Gambar 18. Panggung dan Backdrop Event………...…………... 59

Gambar 19. Tiket Event……….……… 60

Gambar 20. Home………..………… 60

Gambar 21. Tentang Bekal Ceria dan News……….. 61

Gambar 22. Resep dan Kontak………..………… 61

Gambar 23. Cerita Bekal Ceria………..………… 61

Gambar 24. Kirim Resep dan Download Tips……….…………..……… 62

Gambar 25. Facebook Bekal Ceria………...…………. 62

Gambar 26. Kalender Januari - April……….………..………….. 63

Gambar 27. Kalender Mei - Agustus……….…..………….. 64

Gambar 28. Kalender September - Desember………..…….…… 64


(7)

Gambar 30. Aplikasi Kalender………..……….65

Gambar 29. Celemek……….……… 66

Gambar 30. Cempal……….……….. 66

Gambar 31. Cover Notes Depan dan Belakang……….… 67

Gambar 32. Notes………..……… 67

Gambar 33. Island………..……… 68


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Kuesioner Lampiran B : Sketsa Logo


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kegiatan makan di sekolah memegang peran yang cukup penting bagi anak-anak sekolah. Selain untuk mengganjal rasa lapar dan haus, makan di sekolah juga dapat menambah energi sehingga anak dapat berkonsentrasi selama kegiatan belajar di sekolah berlangsung. Terdapat dua kebiasaan makan anak di sekolah, yaitu kebiasaan jajan dan kebiasaan membawa bekal.

Kebiasaan jajan pada anak sekolah telah menjadi kebiasaan umum yang dapat ditemui di berbagai kalangan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan hasil survey BPOM Nasional pada tahun 2008, 78 persen anak sekolah jajan di lingkungan sekolah, baik di kantin maupun penjaja makanan di sekitar sekolah. Tampilan jajanan anak sekolah memang menarik, terutama dari pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya di jalanan sekitar sekolah. Berbagai jenis makanan dapat ditemui dengan rupa yang kreatif, dari permen gulali yang bentuknya bermacam macam, es sirop berwarna-warni, hingga bakso dan sosis yang dibuat menjadi sate lengkap dengan sausnya. Melihat dari sisi kebutuhan anak untuk makan di sekolah, jajanan tersebut menjadi pilihan yang paling menarik, terutama untuk anak yang susah makan. Pada kenyataannya, jajanan anak tersebut belum tentu terjamin nutrisi, kebersihan maupun keamanannya bagi kesehatan anak.

Profil Jajanan Anak Sekolah (PJAS) berdasarkan pengawasan rutin yang dilakukan BPOM dalam lima tahun terakhir (2006-2010) menunjukkan 40-44 persen jajanan anak sekolah tidak memenuhi syarat keamanan pangan. Sementara itu, berdasarkan pengambilan sampel pangan jajanan anak sekolah di 6 ibu kota provinsi (DKI Jakarta, Serang, Bandung, Semarang, Yokyakarta dan Surabaya), ditemukan 72,08 persen yang positif mengandung zat berbahaya seperti formalin, boraks, zat pewarna rhodamin B dan methanyl yellow. (www.kompas.com, 2 Maret 2011)


(10)

Kebiasaan makan anak sekolah lainnya adalah membawa bekal sekolah. Bekal sekolah biasanya disiapkan sendiri oleh orangtua dan menjadi alternatif yang dianggap lebih sehat daripada jajan. Selain kualitas makanan bisa dikontrol oleh orangtua, bekal dapat membuat anak tidak terbiasa jajan. Akan tetapi, tidak semua anak yang dibawakan bekal tidak tergoda untuk jajan. Tampilan jajanan yang cenderung lebih menarik perhatian dan faktor lingkungan dapat mempengaruhi anak untuk tetap jajan meskipun sudah dibawakan bekal.

Kebiasaan membawa bekal sendiri sebenarnya telah banyak diterapkan oleh orangtua, terutama para ibu. Sayangnya masih banyak ibu yang hanya menyiapkan bekal seadanya dengan makanan-makanan instan yang miskin gizi karena nutrisinya yang tidak lengkap. Makanan-makanan tersebut dipilih bukan hanya karena praktis, tetapi juga berdasarkan selera atau kesukaan anak. Padahal peran ibu sangatlah penting dalam mengawasi makanan yang dikonsumsi anak, bukan hanya kebersihan dan keamanannya, tetapi juga kecukupan gizi anak setiap hari. Di tahap pengenalan akan lingkungan sekitarnya, anak masih memerlukan bimbingan dalam membedakan antara apa yang baik dan apa yang buruk, begitu pula dalam kebutuhan makan setiap hari. Bila anak dibiasakan untuk makan makanan bergizi lengkap sejak dini, anak dapat membawa kebiasaan makan makanan bergizi di masa depan. Oleh karena itulah, para ibu perlu memperhatikan gizi anaknya, salah satunya dengan menyiapkan bekal yang tidak hanya sehat, tetapi juga menarik sehingga dapat menggugah selera anak.


(11)

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

1.2.1 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis merumuskan permasalahan, antara lain sebagai berikut:

• Bagaimana mengajak para orangtua untuk memperhatikan gizi pada makanan yang dikonsumsi anak di sekolah dengan membawakan bekal sehat?

• Bagaimana menginformasikan cara apa saja yang dapat dilakukan para orangtua untuk membuat bekal sekolah yang tidak kalah menarik dengan jajanan?

• Bagaimana merancang media yang dapat mengajak sekaligus memberikan informasi tentang pembuatan bekal sekolah yang sehat dan menarik?

1.2.2 Ruang Lingkup

Permasalahan dibatasi pada penyampaian dan penyajian informasi yang dapat mengajak para orang tua untuk membuat bekal sekolah yang sehat dan menarik. Media perancangan yang dipilih adalah kampanye. Sasaran utama dari perancangan ini adalah orangtua terutama ibu berusia 30-45 tahun yang memiliki anak usia Sekolah Dasar (SD), yaitu 6-12 tahun dan berdomisili di kota Bandung. Ibu menjadi sasaran utama karena ibu memiliki peran yang sangat penting sebagai orang tua dalam membimbing dan memperhatikan pangan anaknya.

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan permasalahan dan ruang lingkup yang telah diuraikan, berikut ini dipaparkan garis besar tujuan yang ingin dicapai setelah masalah dipecahkan, antara lain:

• Mengajak para orangtua untuk memperhatikan memperhatikan gizi pada makanan yang dikonsumsi anak di sekolah dengan membawakan bekal sehat.


(12)

• Memberikan informasi tentang cara-cara yang dapat dilakukan para orangtua untuk membuat bekal sekolah yang tidak kalah menarik dengan jajanan. • Merancang sebuah kampanye yang dapat mengajak sekaligus memberikan

informasi tentang pembuatan bekal sekolah yang sehat dan menarik

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis, yaitu:

• Studi Kepustakaan

Mengumpulkan data mengenai teori yang relevan dengan proyek yang dikerjakan serta data-data lainnya yang terkait dengan permasalahan yang berasal dari buku dan internet.

• Wawancara dengan pihak terkait

Melakukan wawancara dengan para ahli di bidang terkait mengenai permasalahan yang dibahas. Wawancara dilakukan dengan anggota dari bagian pengawasan pangan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Jawa Barat mengenai fakta jajanan sekolah. Selain itu wawancara juga dilakukan dengan dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha seputar pentingnya bekal sekolah yang sehat.

• Kuesioner

Membuat kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan anak di sekolah dan pengetahuan responden mengenai pembuatan bekal sehat dan menarik. Kuesioner dibagikan kepada 100 responden.

• Observasi

Field ethnography, melakukan observasi dengan meilhat langsung bekal anak SD di daerah Bandung.


(13)

(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembagian kuesioner dan observasi dapat dilihat bahwa meskipun telah banyak orangtua yang membawakan bekal sekolah, kebanyakan dari mereka hanya menyiapkan bekal dengan isi seadanya saja ataupun makanan instan yang miskin gizi. Selain itu, bekal yang dibawakan tidak selalu dihabiskan oleh anak, hanya sedikit orangtua yang membuatkan bekal dengan tampilan yang menarik. Dengan begitu, kampanye Bekal Ceria ini baik untuk diadakan sehingga dapat mengingatkan orangtua manfaat dari membuat bekal yang sehat dan menarik.

Dalam perancangan kampanye ini diperlukan pemilihan media yang tepat dan desain yang bisa menarik perhatian target sehingga target mau mengikuti kampanye ini. Perlu pula diperhatikan bahwa target banyak yang beralasan tidak sempat untuk menyiapkan bekal yang sehat dan menarik. Maka dapat disimpulkan bahwa Kampanye Bekal Ceria selain perlu disampaikan dengan media yang tepat juga perlu memperhatikan isi dan pesan yang ingin disampaikan yaitu bahwa membuat bekal sehat dan menarik selain bermanfaat juga menyenangkan dan dapat dilakukan dengan resep sederhana dan cara yang praktis.

4.2 Saran

Berdasarkan perancangan karya tugas akhir ini, penulis memberikan beberapa saran mengenai perancangan kampanye. Dalam perancangan sebuah kampanye diperlukan data yang lengkap mengenai permasalahan dan target audience kampanye sehingga kampanye yang dirancang tepat guna dan tepat sasaran.

Saran penulis untuk Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristem Maranatha adalah untuk para koordinator Tugas Akhir dan para pembimbing untuk lebih


(15)

memperhatikan transkrip nilai, pengalaman kerja, dan portofolio yang disertakan dalam setiap proposal Tugas Akhir. Dalam membuat tugas akhir, peserta berhak atau sudah seharusnya mengerjakan yang terbaik dari bidang yang paling dikuasai, karena itu perlu diperhatikan ilmu apa saja yang sudah diterima oleh peserta dari mata kuliah pilihan yang telah diambil, serta kemampuan dari peserta itu sendiri. Apabila tidak diperhatikan dengan benar maka pada akhirnya peserta hanya bisa mengerjakan karya yang seadanya saja, ilmu yang diperoleh tidak dapat digunakan sama sekali atau tidak dengan maksimal.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Adityaputri, Aestetica (2010). Bekal Sehat: Kumpulan Resep & Info Nutrisi Terbaik

Majalah Parenting Indonesia. Jakarta: PT Grafika Multi Warna.

Devi, Nirmala. (2010). Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Kompas. (2011). Sekolah Dikepung Makanan Tak Sehat. Diakses pada tanggal 11 Agustus 2011 dari http://health.kompas.com/read/2011/03/02/14563596 /Sekolah.Dikepung.Makanan.Tak.Sehat

Muaris, Hindah. (2010). 30 Menu Bekal Sekolah Anak Ala Bento. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Prityatna, Andri. (2011). Fun n Fit. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Rustan, Surianto. (2008). Layout Dasar dan Penerapannya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sediaoetama, Achmad Djaeni (2000). Ilmu Gizi. Edisi Keempat. Jakarta: Dian Rakyat.

Supriyono, Rakhmat. (2010). Desain Komunikasi Visual: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Venus, Antar (2009). Management Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Edisi 3. Bandung: Simbiosa


(1)

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

1.2.1 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis merumuskan permasalahan, antara lain sebagai berikut:

• Bagaimana mengajak para orangtua untuk memperhatikan gizi pada makanan yang dikonsumsi anak di sekolah dengan membawakan bekal sehat?

• Bagaimana menginformasikan cara apa saja yang dapat dilakukan para orangtua untuk membuat bekal sekolah yang tidak kalah menarik dengan jajanan?

• Bagaimana merancang media yang dapat mengajak sekaligus memberikan informasi tentang pembuatan bekal sekolah yang sehat dan menarik?

1.2.2 Ruang Lingkup

Permasalahan dibatasi pada penyampaian dan penyajian informasi yang dapat mengajak para orang tua untuk membuat bekal sekolah yang sehat dan menarik. Media perancangan yang dipilih adalah kampanye. Sasaran utama dari perancangan ini adalah orangtua terutama ibu berusia 30-45 tahun yang memiliki anak usia Sekolah Dasar (SD), yaitu 6-12 tahun dan berdomisili di kota Bandung. Ibu menjadi sasaran utama karena ibu memiliki peran yang sangat penting sebagai orang tua dalam membimbing dan memperhatikan pangan anaknya.

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan permasalahan dan ruang lingkup yang telah diuraikan, berikut ini dipaparkan garis besar tujuan yang ingin dicapai setelah masalah dipecahkan, antara lain:

• Mengajak para orangtua untuk memperhatikan memperhatikan gizi pada makanan yang dikonsumsi anak di sekolah dengan membawakan bekal sehat.


(2)

4 Universitas Kristen Maranatha • Memberikan informasi tentang cara-cara yang dapat dilakukan para orangtua

untuk membuat bekal sekolah yang tidak kalah menarik dengan jajanan. • Merancang sebuah kampanye yang dapat mengajak sekaligus memberikan

informasi tentang pembuatan bekal sekolah yang sehat dan menarik

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis, yaitu: • Studi Kepustakaan

Mengumpulkan data mengenai teori yang relevan dengan proyek yang dikerjakan serta data-data lainnya yang terkait dengan permasalahan yang berasal dari buku dan internet.

• Wawancara dengan pihak terkait

Melakukan wawancara dengan para ahli di bidang terkait mengenai permasalahan yang dibahas. Wawancara dilakukan dengan anggota dari bagian pengawasan pangan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Jawa Barat mengenai fakta jajanan sekolah. Selain itu wawancara juga dilakukan dengan dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha seputar pentingnya bekal sekolah yang sehat.

• Kuesioner

Membuat kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan anak di sekolah dan pengetahuan responden mengenai pembuatan bekal sehat dan menarik. Kuesioner dibagikan kepada 100 responden.

• Observasi

Field ethnography, melakukan observasi dengan meilhat langsung bekal anak SD di daerah Bandung.


(3)

(4)

71

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembagian kuesioner dan observasi dapat dilihat bahwa meskipun telah banyak orangtua yang membawakan bekal sekolah, kebanyakan dari mereka hanya menyiapkan bekal dengan isi seadanya saja ataupun makanan instan yang miskin gizi. Selain itu, bekal yang dibawakan tidak selalu dihabiskan oleh anak, hanya sedikit orangtua yang membuatkan bekal dengan tampilan yang menarik. Dengan begitu, kampanye Bekal Ceria ini baik untuk diadakan sehingga dapat mengingatkan orangtua manfaat dari membuat bekal yang sehat dan menarik.

Dalam perancangan kampanye ini diperlukan pemilihan media yang tepat dan desain yang bisa menarik perhatian target sehingga target mau mengikuti kampanye ini. Perlu pula diperhatikan bahwa target banyak yang beralasan tidak sempat untuk menyiapkan bekal yang sehat dan menarik. Maka dapat disimpulkan bahwa Kampanye Bekal Ceria selain perlu disampaikan dengan media yang tepat juga perlu memperhatikan isi dan pesan yang ingin disampaikan yaitu bahwa membuat bekal sehat dan menarik selain bermanfaat juga menyenangkan dan dapat dilakukan dengan resep sederhana dan cara yang praktis.

4.2 Saran

Berdasarkan perancangan karya tugas akhir ini, penulis memberikan beberapa saran mengenai perancangan kampanye. Dalam perancangan sebuah kampanye diperlukan data yang lengkap mengenai permasalahan dan target audience kampanye sehingga kampanye yang dirancang tepat guna dan tepat sasaran.

Saran penulis untuk Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristem Maranatha adalah untuk para koordinator Tugas Akhir dan para pembimbing untuk lebih


(5)

memperhatikan transkrip nilai, pengalaman kerja, dan portofolio yang disertakan dalam setiap proposal Tugas Akhir. Dalam membuat tugas akhir, peserta berhak atau sudah seharusnya mengerjakan yang terbaik dari bidang yang paling dikuasai, karena itu perlu diperhatikan ilmu apa saja yang sudah diterima oleh peserta dari mata kuliah pilihan yang telah diambil, serta kemampuan dari peserta itu sendiri. Apabila tidak diperhatikan dengan benar maka pada akhirnya peserta hanya bisa mengerjakan karya yang seadanya saja, ilmu yang diperoleh tidak dapat digunakan sama sekali atau tidak dengan maksimal.


(6)

xv

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Adityaputri, Aestetica (2010). Bekal Sehat: Kumpulan Resep & Info Nutrisi Terbaik Majalah Parenting Indonesia. Jakarta: PT Grafika Multi Warna.

Devi, Nirmala. (2010). Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Kompas. (2011). Sekolah Dikepung Makanan Tak Sehat. Diakses pada tanggal 11 Agustus 2011 dari http://health.kompas.com/read/2011/03/02/14563596 /Sekolah.Dikepung.Makanan.Tak.Sehat

Muaris, Hindah. (2010). 30 Menu Bekal Sekolah Anak Ala Bento. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Prityatna, Andri. (2011). Fun n Fit. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Rustan, Surianto. (2008). Layout Dasar dan Penerapannya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sediaoetama, Achmad Djaeni (2000). Ilmu Gizi. Edisi Keempat. Jakarta: Dian Rakyat.

Supriyono, Rakhmat. (2010). Desain Komunikasi Visual: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Venus, Antar (2009). Management Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Edisi 3. Bandung: Simbiosa