Perancangan Vintage Concept Store dengan Konsep Eclectic.
i Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT
In designing a retail, there are many aspects that need to be considered such as display systems, circulation, atmospheric space, lighting and so on. The facilities were added such as workshops, repairing area and coffee shop to attract visitors and provide their own uniqueness in this design. In the workshop area visitors can participate in various workshops held by studying the style trends of the world and apply on fabrics and shaped such that the more unique and easy to digest. There is also the support facilities that are not so large in scale that photobooth area, where the place was designed white with eclectic decor that clothes are photographed by a visitor more prominent.
Furniture that supports the concept and easily removable so required by a retail. In addition to furniture, a retail should pay attention to the lighting because it will greatly affect the goods are displayed. After the various processes of designing the Vintage Concept Store with Pop Eclectic design concept has been applied very suitable for a concept store that carries vintage concepts in its products.
(2)
ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Dalam mendesain sebuah ritel banyak aspek yang perlu diperhatikan seperti sistem display, sirkulasi, atmosfer ruang, pencahayaan dan sebagainya. Fasilitas yang ditambahkan seperti workshop, area repairing dan coffee shop untuk menarik minat pengunjung dan memberi keunikan sendiri pada perancangan ini. Pada area workshop pengunjung dapat mengikuti berbagai workshop yang diadakan dengan mempelajari style tren dunia dan menerapkannya pada kain-kain dan dibentuk sedemikian rupa sehingga lebih unik dan mudah dicerna. Selain itu juga terdapat fasilitas pendukung yang tidak begitu besar skalanya yaitu area
photobooth, dimana tempatnya didesain berwarna putih dengan dekorasi eklektik
supaya baju yang difoto oleh pengunjung lebih menonjol.
Furnitur yang mendukung konsep dan mudah dipindah-pindah sangat dibutuhkan oleh sebuah ritel. Selain furnitur, sebuah ritel harus memperhatikan pencahayaan karena itu akan sangat berpengaruh terhadap barang yang didisplay. Setelah dilakukan berbagai proses perancangan desain Vintage Concept Store dengan konsep Pop Eclectic desain yang telah diterapkan sangat cocok untuk sebuah concept store yang mengusung konsep vintage pada produknya.
(3)
vi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PUBLIKASI
PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK...i
KATA PENGANTAR...iii
DAFTAR ISI...vi
BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah...1
1.2 Identifikasi Masalah...2
1.3 Ide/Gagasan Perancangan...2
1.4 Rumusan Masalah...2
1.5 Tujuan Perancangan...3
1.6 Manfaat Perancangan...3
1.7 Ruang Lingkup Perancangan...4
1.8 Sistematika Penulisan...4
BAB II 2.1 Concept Store...6
2.2 Interior Bergaya Vintage...7
2.3 Interior Bergaya Eklektik...17
2.4 Pengertian Vintage...19
(4)
vii Universitas Kristen Maranatha
2.6 Sejarah Perkembangan Ritel Fashion di Bandung...27
2.7 Desain Ritel...29
2.8 Ergonomi Ruang Vintage Concept Store...32
BAB III 3.1 Deskripsi Proyek...37
3.2 Deskripsi Site...37
3.2.1 Analisa Fungsi...37
3.2.2 Analisa Site...38
3.2.3 Analisa Building...40
3.3 Identifikasi User...42
3.4 Flow Activity...43
3.5 Programming...51
3.5.1 Tabel Kebutuhan Ruang...51
3.5.2 Zoning & Blocking...53
3.5.3 Bubble Diagram...54
3.6 Ide Implementasi Konsep Pada Objek Studi...55
3.6.1 Penjelasan Tema...55
3.6.2 Penjelasan Konsep...55
3.7 Implementasi Konsep dan Tema...55
3.7.1 Konsep Bentuk...55
3.7.2 Konsep Warna...57
3.7.3 Konsep Material...59
3.7.4 Konsep Pencahayaan...60
(5)
viii Universitas Kristen Maranatha
3.8 Studi Banding...63
BAB IV 4.1 Ide Implementasi Konsep Pada Objek Studi...68
4.1.1 Penjelasan Tema...68
4.1.2 Penjelasan Konsep...69
4.2 Implementasi Konsep dan Tema...70
4.2.1 Konsep Bentuk...70
4.2.2 Konsep Warna...71
4.2.3 Konsep Material...72
4.2.4 Konsep Pencahayaan...73
4.2.5 Konsep Penghawaan...74
4.3 Implementasi Konsep Pada Desain...75
4.3.1 General Plan and Section...75
4.3.2 Denah Khusus...80
4.3.3 Detail Furnitur...83
4.3.4 Detail Interior...85
4.3.5 Perspektif Vintage Concept Store...87
BAB V 5.1 Simpulan...93
5.2 Saran...94 DAFTAR PUSTAKA
(6)
ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Concept Store Gambar 2.2 Concept Store
Gambar 2.3 Interior Vintage Retro
Gambar 2.4 Interior Vintage Retro Gambar 2.5 Interior Vintage Industrial Gambar 2.6 Vintage Industrial
Gambar 2.7 Interior Vintage Country Gambar 2.8 Interior Vintage Country Gambar 2.9 Interior 50’s
Gambar 2.10 Interior 50’s Gambar 2.11 Interior 60’s Gambar 2.12 Interior 60’s Gambar 2.13 Interior 60’s Gambar 2.14 Interior 70’s Gambar 2.15 Interior 70’s Gambar 2.16 Interior 70’s
Gambar 2.17 Keramik hitam putih tile Gambar 2.18 Contoh dinding retro Gambar 2.19 Pattern fauna
Gambar 2.20 Pattern buah-buahan Gambar 2.21 Pattern fauna
Gambar 2.22 Pattern buah-buahan Gambar 2.23 Desain Interior Eklektik Gambar 2.24 Desain Interior Eklektik Gambar 2.25 Desain Interior Eklektik
Gambar 2.26 Skematik Periode Gaya Vintage Gambar 2.27 Fashion 20’s
Gambar 2.28 Fashion 30’s Gambar 2.29 Fashion 40’s Gambar 2.30 Fashion 40’s
(7)
x Universitas Kristen Maranatha Gambar 2.31 Fashion 50’s
Gambar 2.32 Fashion 50’s Gambar 2.33 Fashion 60’s Gambar 2.34 Fashion 70’s Gambar 2.35 Fashion 70’s Gambar 2.36 Fashion 70’s
Gambar 2.37 Jarak Pandang Optimum Gambar 2.38 Ergonomi Display Tinggi Gambar 2.39 Ergonomi Display Pakaian Gambar 2.40 Ergonomi Ruang Ganti Gambar 2.41 Ergonomi Snack Bar
Gambar 2.42 Sirkulasi dan Meja Makan Berdua Gambar 2.43 Ergonomi Counter Makan
Gambar 2.44 Ergonomi Jalur Sirkulasi antara Stool
Gambar 2.45 Ukuran Minimum dan Optimum Meja Makan Gambar 2.46 Ergonomi Meja Makan
Gambar 2.47 Ergonomi untuk Pelayan dan Sirkulasi Gambar 2.48 Ergonomi Sirkulasi Waitress
Gambar 2.49 Ergonomi Meja untuk Akustik dan Privasi Visual Gambar 3.1 Site Map
Gambar 3.2 Fasad Bangunan Gambar 3.3 Hierarki Perusahaan Gambar 3.4 Flow Activity Direksi Gambar 3.5 Flow Activity Manager Gambar 3.6 Flow Activity Staff Admin Gambar 3.7 Flow Activity Staff Accounting Gambar 3.8 Flow Activity Staff Cashier Gambar 3.9 Flow Activity Store Staff Gambar 3.10 Flow Activity Storage Staff Gambar 3.11 Flow Activity Chef
(8)
xi Universitas Kristen Maranatha Gambar 3.13 Flow Activity Office Boy
Gambar 3.14 Flow Activity Security Gambar 3.15 Zoning-Blocking Lt. Dasar Gambar 3.16 Zoning-blocking Lt.1 Gambar 3.17 Zoning-Blocking Lt. 2 Gambar 3.18 Zoning-Blocking Lt. 3 Gambar 3.19 Bubble Diagram Lt. Dasar Gambar 3.20 Bubble Diagram Lt.1 Gambar 3.21 Bubble Diagram Lt.2 Gambar 3.22 Bubble Diagram Lt.3 Gambar 3.23 Bentuk Furniture Retro Gambar 3.24 Bentuk Furniture Retro Gambar 3.25 Bentuk Furniture Retro Gambar 3.26 Bentuk Furniture Retro Gambar 3.27 Bentuk Furniture Retro Gambar 3.28 Bentuk Furniture Retro Gambar 3.29 Bentuk Furniture Retro Gambar 3.30 Bentuk Furniture Retro Gambar 3.31 Contoh Warna Retro 1960-an Gambar 3.32 Contoh Warna Retro 1960-an Gambar 3.33 Contoh Warna Retro 1960-an Gambar 3.34 Material Retro
Gambar 3.35 Retro Pattern
Gambar 3.36 Material Glossy (Besi) Gambar 3.37 Lampu Retro
Gambar 3.38 Lampu Retro Gambar 3.39 Lampu Retro Gambar 3.40 Lampu Retro Gambar 3.41 Lampu Retro Gambar 3.42 Lampu Retro Gambar 3.43 Lampu Retro
(9)
xii Universitas Kristen Maranatha Gambar 3.44 Lampu Retro
Gambar 3.45 Penghawaan Alami Gambar 3.46 Beyond Retro, London Gambar 3.47 Beyond Retro, London Gambar 3.48 Beyond Retro, London Gambar 3.49 Beyond Retro, London Gambar 3.50 Beyond Retro, London Gambar 3.51 Beyond Retro, London Gambar 3.52 Widely Project, Bandung Gambar 3.53 Widely Project, Bandung Gambar 3.54 Widely Project, Bandung Gambar 3.55 Widely Project, Bandung Gambar 3.56 Widely Project, Bandung Gambar 3.57 Widely Project, Bandung Gambar 3.58 Barton’s Bonbonniere Gambar 3.59 Barton’s Bonbonniere Gambar 3.60 Barton’s Bonbonniere Gambar 3.61 Barton’s Bonbonniere
(10)
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan gaya mode pakaian sangat berpengaruh di seluruh dunia. Selalu ada gaya pakaian yang mencerminkan setiap era pada jamannya. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa mode pakaian yang sekarang tren adalah mode pakaian yang pernah tren di era-era sebelumnya. Banyak yang mengambil tren mode pakaian di era-era sebelumnya untuk diangkat lagi sebagai mode masa kini dengan tema “vintage”.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa apa yang kita pakai sekarang semuanya berasal dari ide-ide masa lampau. Dan munculah penyuka dunia mode dengan gaya bernama vintage, yaitu gaya pakaian masa lampau yang dipakai di era masa kini. Untuk penyuka gaya mode pakaian vintage, banyak retail yang menjual pakaian dengan gaya vintage, tetapi sulit menemukan tempat yang khusus menyediakan pakaian vintage di Indonesia terutama di kota Bandung. Dewasa ini tempat khusus yang menjual produk dengan konsep khusus banyak bermunculan di kota-kota besar Indonesia termasuk di Bandung. Disebut dengan istilah concept store yang menjual produk dengan konsep khusus dan dipadu dengan interior yang mendukung konsep tersebut.
Belum banyak tempat yang menyediakan ritel khusus pakaian vintage di Bandung, dan juga tempat yang memperlihatkan perkembangan mode pakaian dari era masa gaya pakaian vintage, sehingga penyuka gaya vintage tidak hanya mengenal gaya pakaian masa lampau dan tahun berapa model pakaian tersebut disukai di hampir seluruh dunia, tetapi juga lebih menghargai ide-ide masa lalu dikala jaman perkembangan gaya mode pakaian berlangsung.
(11)
2 Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah
Mengacu pada latar belakang diatas, maka dapat kita temukan beberapa masalah yang dialami oleh para penggemar pakaian vintage seperti dibutuhkannya tempat yang menyediakan ritel khusus pakaian Vintage, serta tempat yang memperlihatkan perkembangan mode pakaian dari era gaya mode vintage, dan sarana-sarana pendukung lainnya yang bisa memaksimalkan pelayanan untuk para penggemar mode vintage. Seperti sarana edukasi dan sarana untuk memperbaiki baju-baju vintage supaya dapat dipakai kembali.
1.3 Ide / Gagasan Perancangan
Setelah melihat identifikasi masalah yang ada maka dalam merancang sebuah ritel khusus untuk penyuka mode vintage di Bandung, perlu diadakan fasilitas seperti
workshop untuk memberikan sarana edukasi tentang style & fashion, fasilitas Repairing Vintage Clothes untuk merombak dan memperbaiki baju vintage yang
sudah bertahun-tahun usianya. Serta tempat yang menyediakan sarana pendukung untuk pengunjung yang datang ke ritel vintage ini seperti café yang akan menarik minat konsumen khususnya masyarakat kota Bandung yang sangat menyukai
café-café dengan desain interior yang menarik dan makanan-makanannya.
Melihat dari karateristik gaya vintage yang identik dengan gaya tiap era-nya yang berbeda, dengan itu memberikan inspirasi tema perancangan yaitu gabungan interior dari beberapa dekade vintage seperti tahun, 1950-1980 dan beberapa dekade yang terkenal hingga saat ini. Maka interior yang mengambil inspirasi dari beberapa dekade vintage yang tak lekang oleh jaman dan banyak disukai oleh banyak orang akan mempengaruhi pengunjung yang datang dengan gaya interior dari masa ke masa.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan latar belakang diatas, maka dibuatlah sebuah rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana menerapkan tema vintage eclectic pada interior Vintage
(12)
3 Universitas Kristen Maranatha 2. Bagaimana menciptakan ruang interior dengan kesan memperlihatkan
beberapa dekade vintage dalam satu perancangan?
3. Bagaimana menerapkan program ruang beserta fasilitasnya dan sistem display yang baik sehingga sesuai dengan fungsi dan kebutuhan
Vintage Concept Store?
1.5 Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan Vintage Concept Store ini :
1. Menerapkan tema eclectic pada interior Vintage Concept Store menggunakan material, bentuk, pola yang sesuai.
2. Menciptakan suasana interior yang membuat pengunjung sedang masuk ke dalam cerita sejarah keemasan mode dunia dengan menerapkan suasana ruang yang memiliki hubungan erat dengan sejarahnya.
3. Menerapkan fasilitas ruang pada perancangan Vintage Concept Store dan mendesain display produk semenarik mungkin dan fungsional.
1.6 Manfaat Perancangan
Manfaat yang bisa didapat dari perancangan Vintage Concept Store ini adalah :
1. Kemudahan bagi para penggemar fashion vintage untuk mendapatkan pakaian vintage yang lengkap.
2. Tersedianya fasilitas workshop dapat menjadi sarana edukasi tentang
fashion dan style bagi pengunjung dan bisa menarik minat untuk
membeli. Sarana pendukung seperti café juga akan menarik minat konsumen untuk datang mengunjungi Vintage Concept Store sambil mengajak rekannya untuk berkumpul.
3. Desain display ritel yang unik dan menarik dengan interior bergaya
(13)
4 Universitas Kristen Maranatha karakternya akan semakin kuat pada perancangan Vintage Concept
Store ini.
1.7 Ruang Lingkup Perancangan
Lingkup perancangan pada Vintage Concept Store meliputi area ritel, area workshop, repairing vintage clothes, coffee shop area, strorage room, dan office. Area ritel merupakan tempat menjual semua pakaian dan aksesoris
vintage. Café and lounge adalah tempat untuk pengunjung Vintage Concept Store untuk bersantai setelah berbelanja ataupun untuk berkumpul bersama
kerabatnya. Vintage Concept Store mempunyai strorage khusus sendiri. Untuk mendukung sistem dari Vintage Concept Store maka dibutukan office yang mendukung agar setiap pegawainya dapat bekerja dengan maksimal.
1.8 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam laporan ini, yaitu : Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang perkembangan gaya vintage yang mempengaruhi gaya yang ada pada masa kini terutama pada gaya mode yang berpengaruh ke seluruh dunia, membuat penggemar gaya vintage tak lekang zaman, terutama bagi penggemar fashion vintage di kota Bandung. Sehingga perancang memilih membuat Vintage Concept Store yang menyediakan retail khusus pakaian dan aksesoris vintage,
workshop style, serta coffee shop.
Bab II : Studi Literatur
Bab ini menjelaskan tentang pengertian Vintage, dunia mode pada era vintage, dan desain interior vintage, yang merupakan teori-teori yang mendukung perancangan tugas akhir. Teori-teori yang diambil, yaitu standar ergonomi yang dibutuhkan untuk area retail pakaian, mini museum dan coffee shop,
(14)
5 Universitas Kristen Maranatha menjelaskan fasilitas-fasilitas pendukung pada Vintage
Concept Store, dan beberapa literatur penjelasan konsep yang
akan digunakan dalam perancangan. Teori-teori tersebut didapat dari berbagai sumber seperti beberapa buku, journal, dan internet.
Bab III : Deskripsi Objek
Bab ini menjelaskan alasan dan analisis pemilihan site yang tepat untuk perancangan Vintage Concept Store. Selain itu juga membahas tentang proyek yang akan dibuat, seperti beberapa penjelasan site, fungsi awal site, konsep dan seluruh kegiatan yang bersangkutan dengan Vintage Concept Store. Bab IV : Perancangan Vintage Concept Store
Bab ini menjelaskan penerapan ide desain pada interior
Vintage Concept Store. Selain itu juga membahas tentang
konsep desain, tema, material, furnitur dan interior, beserta perspektif dan seluruh penjelasan yang bersangkutan dengan desain interior Vintage Concept Store.
Bab V : Simpulan dan Saran
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang didapat dari perancangan Vintage Concept Store ini. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah concept store, dan hal apa saja yang didapat dari perancangan ini. selain itu juga berisi saran untuk mendesain sebuah ritel atau concept store.
(15)
93 Universitas Kristen Maranatha BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Setelah dilakukan berbagai proses perancangan desain Vintage Concept
Store dengan konsep Pop Eclectic desain yang telah diterapkan sangat cocok
untuk sebuah concept store yang mengusung konsep vintage pada produknya. Dalam mendesain sebuah ritel banyak aspek yang perlu diperhatikan seperti sistem display, sirkulasi, atmosfer ruang, pencahayaan dan sebagainya.
Fasilitas yang ditambahkan seperti workshop, area repairing dan coffee
shop untuk menarik minat pengunjung dan memberi keunikan sendiri pada
perancangan ini. Pada area workshop pengunjung dapat mengikuti berbagai
workshop yang diadakan dengan mempelajari style tren dunia dan menerapkannya
pada kain-kain dan dibentuk sedemikian rupa sehingga lebih unik dan mudah dicerna. Selain itu juga terdapat fasilitas pendukung yang tidak begitu besar
(16)
94 Universitas Kristen Maranatha skalanya yaitu area photobooth, dimana tempatnya didesain berwarna putih dengan dekorasi eclectic supaya baju yang difoto oleh pengunjung lebih menonjol.
Furnitur yang mendukung konsep dan mudah dipindah-pindah sangat dibutuhkan oleh sebuah ritel. Selain furnitur, sebuah ritel harus memperhatikan pencahayaan karena itu akan sangat berpengaruh terhadap barang yang didisplay.
5.2 Saran
Dalam merancang sebuah concept store atau ritel, faktor-faktor pendukung lain di luar fungsi utama toko sangat diperlukan. Unsur dekorasi perlu ditambahkan untuk memperkuat kesan ruang yang ingin dibentuk agar lebih
eye-catching. Penataan lighting juga menjadi salah satu faktor yang sangat penting
untuk menciptakan suasana ruangan sesuai yang diinginkan, selain itu dapat lebih memperbagus warna produk itu sendiri.
(17)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Rani. 2009. Simple Interior Makeover. Gramedia. Jakarta. Banks, Orianna Fielding. 2001. Modern Eclectic. United Kingdom
Green. R. William. 1986. The Retail Store. Van Nostrand Reinhold. New York Marcherita Angelia, Yusita Kusumarini, Filipus Priyo Suprobo. 2007. “Eksplorasi
Interior Café bergaya Vintage di Surabaya” dalam Jurnal Intra Vol 2 No 2. Program Studi Desain Interior Universitas Kristen Petra. Surabaya. Mesher Lynne. 2010. Basics Interior Design 01 Retail Design. AVA Academia.
United Kingdom
Mikunda Christian. 2004. Brand Lands, Hot Spots & Cool Spaces. Kogan Page. United Kingdom
Panero, Julius & Zelnik, Martin. 1979. “Dimensi Manusia dan Ruang Interior”. Erlangga. Jakarta.
Ching, Francis D.K. 1996. Ilustrasi Desain Interior. Erlangga. Jakarta.
Pile John. 1997. Color in Interior Design. McGraw-Hill Professional. United Kingdom
Pile John. 2005. A History of Interior Design. Laurence King. United Kingdom http://sustainablemovement.wordpress.com, diakses pada 17 Oktober 2014. www.beyondretro.com , diakses pada 17 Oktober 2014.
www.vintage-retro-design.com , diakses pada 20 Oktober 2014. www.vintageindustrialstyle.com , diakses pada 5 November 2014. www.retroplanet.com , diakses pada 5 November 2014.
www.makingitlovely.com , diakses pada 2 Desember 2014.
www.modernkiddo.com/the-magical-world-of-bartons-bonbonniere ,diakses pada 25 Januari 2015.
(1)
3 Universitas Kristen Maranatha
2. Bagaimana menciptakan ruang interior dengan kesan memperlihatkan beberapa dekade vintage dalam satu perancangan?
3. Bagaimana menerapkan program ruang beserta fasilitasnya dan sistem display yang baik sehingga sesuai dengan fungsi dan kebutuhan
Vintage Concept Store?
1.5 Tujuan Perancangan
Tujuan dari perancangan Vintage Concept Store ini :
1. Menerapkan tema eclectic pada interior Vintage Concept Store menggunakan material, bentuk, pola yang sesuai.
2. Menciptakan suasana interior yang membuat pengunjung sedang masuk ke dalam cerita sejarah keemasan mode dunia dengan menerapkan suasana ruang yang memiliki hubungan erat dengan sejarahnya.
3. Menerapkan fasilitas ruang pada perancangan Vintage Concept Store dan mendesain display produk semenarik mungkin dan fungsional.
1.6 Manfaat Perancangan
Manfaat yang bisa didapat dari perancangan Vintage Concept Store ini adalah :
1. Kemudahan bagi para penggemar fashion vintage untuk mendapatkan pakaian vintage yang lengkap.
2. Tersedianya fasilitas workshop dapat menjadi sarana edukasi tentang
fashion dan style bagi pengunjung dan bisa menarik minat untuk
membeli. Sarana pendukung seperti café juga akan menarik minat konsumen untuk datang mengunjungi Vintage Concept Store sambil mengajak rekannya untuk berkumpul.
3. Desain display ritel yang unik dan menarik dengan interior bergaya
(2)
4 Universitas Kristen Maranatha
karakternya akan semakin kuat pada perancangan Vintage Concept
Store ini.
1.7 Ruang Lingkup Perancangan
Lingkup perancangan pada Vintage Concept Store meliputi area ritel, area workshop, repairing vintage clothes, coffee shop area, strorage room, dan office. Area ritel merupakan tempat menjual semua pakaian dan aksesoris
vintage. Café and lounge adalah tempat untuk pengunjung Vintage Concept Store untuk bersantai setelah berbelanja ataupun untuk berkumpul bersama
kerabatnya. Vintage Concept Store mempunyai strorage khusus sendiri. Untuk mendukung sistem dari Vintage Concept Store maka dibutukan office yang mendukung agar setiap pegawainya dapat bekerja dengan maksimal.
1.8 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam laporan ini, yaitu : Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang perkembangan gaya vintage yang mempengaruhi gaya yang ada pada masa kini terutama pada gaya mode yang berpengaruh ke seluruh dunia, membuat penggemar gaya vintage tak lekang zaman, terutama bagi penggemar fashion vintage di kota Bandung. Sehingga perancang memilih membuat Vintage Concept Store yang menyediakan retail khusus pakaian dan aksesoris vintage,
workshop style, serta coffee shop.
Bab II : Studi Literatur
Bab ini menjelaskan tentang pengertian Vintage, dunia mode pada era vintage, dan desain interior vintage, yang merupakan teori-teori yang mendukung perancangan tugas akhir. Teori-teori yang diambil, yaitu standar ergonomi yang dibutuhkan untuk area retail pakaian, mini museum dan coffee shop,
(3)
5 Universitas Kristen Maranatha
menjelaskan fasilitas-fasilitas pendukung pada Vintage
Concept Store, dan beberapa literatur penjelasan konsep yang
akan digunakan dalam perancangan. Teori-teori tersebut didapat dari berbagai sumber seperti beberapa buku, journal, dan internet.
Bab III : Deskripsi Objek
Bab ini menjelaskan alasan dan analisis pemilihan site yang tepat untuk perancangan Vintage Concept Store. Selain itu juga membahas tentang proyek yang akan dibuat, seperti beberapa penjelasan site, fungsi awal site, konsep dan seluruh kegiatan yang bersangkutan dengan Vintage Concept Store. Bab IV : Perancangan Vintage Concept Store
Bab ini menjelaskan penerapan ide desain pada interior
Vintage Concept Store. Selain itu juga membahas tentang
konsep desain, tema, material, furnitur dan interior, beserta perspektif dan seluruh penjelasan yang bersangkutan dengan desain interior Vintage Concept Store.
Bab V : Simpulan dan Saran
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang didapat dari perancangan Vintage Concept Store ini. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah concept store, dan hal apa saja yang didapat dari perancangan ini. selain itu juga berisi saran untuk mendesain sebuah ritel atau concept store.
(4)
93 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Setelah dilakukan berbagai proses perancangan desain Vintage Concept
Store dengan konsep Pop Eclectic desain yang telah diterapkan sangat cocok
untuk sebuah concept store yang mengusung konsep vintage pada produknya. Dalam mendesain sebuah ritel banyak aspek yang perlu diperhatikan seperti sistem display, sirkulasi, atmosfer ruang, pencahayaan dan sebagainya.
Fasilitas yang ditambahkan seperti workshop, area repairing dan coffee
shop untuk menarik minat pengunjung dan memberi keunikan sendiri pada
perancangan ini. Pada area workshop pengunjung dapat mengikuti berbagai
workshop yang diadakan dengan mempelajari style tren dunia dan menerapkannya
pada kain-kain dan dibentuk sedemikian rupa sehingga lebih unik dan mudah dicerna. Selain itu juga terdapat fasilitas pendukung yang tidak begitu besar
(5)
94 Universitas Kristen Maranatha
skalanya yaitu area photobooth, dimana tempatnya didesain berwarna putih dengan dekorasi eclectic supaya baju yang difoto oleh pengunjung lebih menonjol.
Furnitur yang mendukung konsep dan mudah dipindah-pindah sangat dibutuhkan oleh sebuah ritel. Selain furnitur, sebuah ritel harus memperhatikan pencahayaan karena itu akan sangat berpengaruh terhadap barang yang didisplay.
5.2 Saran
Dalam merancang sebuah concept store atau ritel, faktor-faktor pendukung lain di luar fungsi utama toko sangat diperlukan. Unsur dekorasi perlu ditambahkan untuk memperkuat kesan ruang yang ingin dibentuk agar lebih
eye-catching. Penataan lighting juga menjadi salah satu faktor yang sangat penting
untuk menciptakan suasana ruangan sesuai yang diinginkan, selain itu dapat lebih memperbagus warna produk itu sendiri.
(6)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Rani. 2009. Simple Interior Makeover. Gramedia. Jakarta. Banks, Orianna Fielding. 2001. Modern Eclectic. United Kingdom
Green. R. William. 1986. The Retail Store. Van Nostrand Reinhold. New York Marcherita Angelia, Yusita Kusumarini, Filipus Priyo Suprobo. 2007. “Eksplorasi
Interior Café bergaya Vintage di Surabaya” dalam Jurnal Intra Vol 2 No 2. Program Studi Desain Interior Universitas Kristen Petra. Surabaya. Mesher Lynne. 2010. Basics Interior Design 01 Retail Design. AVA Academia.
United Kingdom
Mikunda Christian. 2004. Brand Lands, Hot Spots & Cool Spaces. Kogan Page. United Kingdom
Panero, Julius & Zelnik, Martin. 1979. “Dimensi Manusia dan Ruang Interior”. Erlangga. Jakarta.
Ching, Francis D.K. 1996. Ilustrasi Desain Interior. Erlangga. Jakarta.
Pile John. 1997. Color in Interior Design. McGraw-Hill Professional. United Kingdom
Pile John. 2005. A History of Interior Design. Laurence King. United Kingdom http://sustainablemovement.wordpress.com, diakses pada 17 Oktober 2014. www.beyondretro.com , diakses pada 17 Oktober 2014.
www.vintage-retro-design.com , diakses pada 20 Oktober 2014. www.vintageindustrialstyle.com , diakses pada 5 November 2014. www.retroplanet.com , diakses pada 5 November 2014.
www.makingitlovely.com , diakses pada 2 Desember 2014.
www.modernkiddo.com/the-magical-world-of-bartons-bonbonniere ,diakses pada 25 Januari 2015.