Perancangan Branding Sutra Alam Sebagai Produsen Kain Tenun Ikat Sutra Garut.

(1)

vi

ABSTRAK

PERANCANGAN BRANDING SUTRA ALAM SEBAGAI

PRODUSEN KAIN TENUN IKAT SUTRA GARUT

Oleh

Widya Putri

NRP 1164039

Jawa Barat sangatlah kaya akan kain tradisionalnya. Namun diantara banyaknya kain tradisional di Jawa Barat, ada kain tradisional yang masih jarang diketahui para pecinta fashion, yakni kain tenun ikat yang berbahan sutra hasil produksi Sutra Alam di kampung tenun panawuan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kain tenun ikat sutra Garut ini memiliki motif dan warna yang sangatlah indah, menarik, unik, dan modern. Namun brand Sutra Alam belum memiliki identitas yang jelas, tidak dikemas secara menarik, dan tidak dipromosikan dengan baik. Sehingga kain tenun ikat sutra Garut ini kurang dikenal meskipun masyarakat tertarik untuk membeli dan menggunakan kain tenun ini.

Metode yang digunakan ialah melalui perancangan branding kain tenun ikat sutra Garut meliputi pemilihan nama brand, desain logo, business suite, packaging, hang tag, butik, dilengkapai dengan beberapa rancangan media promosi untuk pembukaan brand berupa website, iklan majalah, katalog, goodie bag, dan merchandise. Dengan penggunaan warna magenta dan ungu, clear space berwarna putih dan layout yang simpel untuk memberi kesan anggun, modern, dan eksklusif.

Melalui perancangan branding ini diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal dan menggunakan kain tenun ikat sutra Garut sebagai salah satu alternatif fashion yang memiliki ciri khas Indonesia, dan menjaga kelestarian tenun ikat sutra Garut sebagai budaya khas Indonesia.


(2)

vii

ABSTRACT

A BRANDING DESIGN OF SUTRA ALAM AS A

PRODUCER OF GARUT’S SILK KAIN TENUN IKAT

Submitted by

Widya Putri

NRP 1164039

West Java is rich in traditional fabrics. But among the many traditional fabrics in West Java, there is a traditional fabric that is still rarely known to fashion lovers, which is kain tenun ikat made from silk which was produced by wild silk worms in Panawuan weaving village,

Garut, West Java. Garut’s silk kain tenun ikat has beautiful motifs and colors, interesting,

unique, and modern. However, Alam Sutra brand does not have a clear identity yet, not packaged attractively, and are not promoted well. So Garut’s silk kain tenun ikat is not widely known.

Therefore it is necessary to design branding for Garut’s silk kain tenun ikat which includes

the design of corporate identity and design of promotional media to the opening of the brand. With the use of magenta and purple as the dominant corporate color, and the utilization of empty fields and layout that is simple to give elegant, modern, and elegant impression.

Through this branding design it is expected that people can get to know and use Garut’s silk kain tenun ikat as one of the alternative fashion which has a typical Indonesian, and to

preserve Garut’s silk kain tenun ikat as a unique Indonesian culture.


(3)

Universitas Kristen Maranatha

viii

DAFTAR ISI

COVER DALAM ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... ..viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... ..xiii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2

1.3 Tujuan Perancangan ... 2

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.5 Skema Perancangan ... 4

BAB II : LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Fashion ... 5

2.2 Fashion Grafis ... 5

2.3 Branding ... 6

2.4 Fashion Branding ... 7

2.5 STP .... ... 8

2.6 Pasar Sasaran ... 9

2.7 Teori Maslow ... 10

2.8 SWOT ... 11

BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 12


(4)

Universitas Kristen Maranatha

ix

3.1.1 Kain Sutra ... 12

3.1.2 Kain Tenun ... 12

3.1.3 Kain Tenun Ikat Sutra di Kampung Panawuan Garut ... 14

3.1.4 Kabupaten Garut ... 17

3.1.5 Perusahaan atau Lembaga Terkait (Cita Tenun Indonesia) ... 19

3.1.6 Hasil Wawancara dengan Pemilik Sutra Alam Family ... 20

3.1.7 Hasil Kuesioner Terhadap 100 Orang Responden ... 22

3.1.8 Kesimpulan Hasil Survei ... 27

3.1.9 Tinjauan Karya Sejenis (Batik Tulis Garutan) ... 27

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 29

3.2.1 SWOT dari Kain Tenun Ikat Sutra ... 30

3.2.2 STP ... 31

3.2.3 Creative Brief ... 32

3.2.4 Visi, Misi, dan Tujuan Brand ... 34

BAB IV : PEMECAHAN MASALAH ... 35

4.1 Konsep Komunikasi ... 35

4.2 Konsep Kreatif ... 35

4.2.1 Konsep Visual ... 35

4.2.2 Konsep Verbal ... 38

4.3 Konsep Media ... 38

4.3.1 Business Suite ... 38

4.3.2 Katalog ... 38

4.3.3 Packaging ... 39

4.3.4 Magazine Ad ... 39

4.3.5 Website ... 39

4.3.6 Web Ad ... 40

4.3.7 Street Banner ... 40

4.3.8 Shopping Bag & Goodie Bag ... 40

4.3.9 Delivery Car ... 40

4.4 Hasil Karya ... 40

4.4.1 Nama Brand ... 40

4.4.2 Logo ... 41


(5)

Universitas Kristen Maranatha

x

4.4.4 Budgeting ... 44

4.4.5 Business Suite ... 45

4.4.6 Katalog ... 45

4.4.7 Website ... 46

4.4.8 Magazine Ad ... 47

4.4.9 Delivery Car ... 48

4.4.10 VIP Invitation Card ... 48

4.4.11 Street Banner dan Web Ad ... 49

4.4.12 Instagram, Gantungan, Label, Selotip ... 50

4.4.13 Shopping Bag & Box ... 51

4.4.14 Goodie Bag & Info Tag ... 52

BAB V : PEMECAHAN MASALAH ... 53

5.1 Simpulan ... 53

5.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN ... 56

DATA PENULIS ... xiv


(6)

Universitas Kristen Maranatha

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Timeline ... 43 Tabel 4.2 Budgeting ... 44


(7)

Universitas Kristen Maranatha

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Segitiga Teori Maslow ... 10

Gambar 3.1 Hasil rancangan Sebastian Gunawan menggunakan kain tenun ikat ... sutra Garut ... 15

Gambar 3.2 Motif kain tenun ikat sutra Garut ... 15

Gambar 3.3 Mesin ATBM dan proses pembuatan kain tenun ikat sutra Garut ... 16

Gambar 3.4 Lambang Kabupaten Garut ... 17

Gambar 3.5 Logo Cita Tenun Indonesia ... 19

Gambar 3.6 Workshop Sutra Alam dan narasumber, Bapak Hendar Rogesta ... 21

Gambar 3.7 Diagram hasil kuesioner 1 ... 23

Gambar 3.8 Diagram hasil kuesioner 2 ... 24

Gambar 3.9 Diagram hasil kuesioner 3 ... 25

Gambar 3.10 Diagram hasil kuesioner 4 ... 26

Gambar 3.11 Motif kain batik tulis garutan ... 27

Gambar 3.12 Workshop Batik Tulis Garutan RM ... 28

Gambar 4.1 Palet Warna ... 37

Gambar 4.2.1Logo Antiem ... 41

Gambar 4.2.2Variasi Logo Antiem ... 42

Gambar 4.3 Business card, envelope, letter head, hang tag ... 45

Gambar 4.6 Katalog ...45-46 Gambar 4.8 Website ... 46

Gambar 4.9 Magazine Ad ... 47

Gambar 4.10 Delivery Car ... 48

Gambar 4.11 VIP Invitation Card ... 48

Gambar 4.12 Street Banner dan Web Ad ... 49

Gambar 4.13 Instagram, Gantungan, Label, dan Selotip ... 50

Gambar 4.14 Shopping Bag & Box ... 51


(8)

Universitas Kristen Maranatha

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Hasil Wawancara Dengan Pemilik Sutra Alam Family ... 56 Lembar Asistensi ... 59


(9)

Universitas Kristen Maranatha

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pakaian yang trendi saat ini sudah menjadi hal yang paling diutamakan oleh banyak

kalangan, baik pria maupun wanita. Pakaian bukan hanya sebagai kebutuhan primer

yang berfungsi sebagi pelindung tubuh, namun juga sebagai gaya hidup dan

pencitraan seseorang. Kain yang digunakan sebagai bahan dasar pakaian dan benda

fashion lainnya pun sangatlah beragam. Begitu pula motif yang terdapat pada kain

tersebut.

Indonesia sangatlah kaya akan kain tradisionalnya. Ada kain batik yang di setiap

daerah berbeda motif dan warnanya. Juga terdapat berbagai macam kain tenun, baik

itu tenun ikat maupun songket. Namun di antara banyaknya kain tradisional

Indonesia, ada kain tradisional yang masih jarang diketahui para pecinta fashion,

yakni kain tenun ikat yang berbahan sutra hasil produksi Sutra Alam di kampung

tenun Panawuan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Kain tenun ikat sutra Garut ini memiliki motif dan warna yang sangatlah indah,

menarik, unik, dan modern. Meskipun kain ini juga pernah digunakan oleh Sebastian

Gunawan sebagai bahan dasar busana rancangannya, namun kain tenun ikat sutra

Garut masih kurang diketahui oleh masyarakat.

Berdasarkan survei yang telah dilakukan, sebagian besar masyarakat Indonesia

khususnya masyarakat Jawa Barat kurang mengenal kain tenun ikat sutra Garut.

Kurangnya promosi menyebabkan kain tenun ikat sutra Garut kalah saing

dibandingkan kain batik yang saat ini banyak di promosikan oleh pemerintah. Selain

itu, brand Sutra Alam yang merupakan produsen kain tenun ini belum memiliki

identitas yang jelas maupun kemasan yang menarik. Sehingga kain tenun ikat sutra


(10)

Universitas Kristen Maranatha

2

Garut ini kurang dikenal meskipun masyarakat tertarik untuk membeli dan

menggunakan kain tenun ini.

Oleh karena itu melalui perancangan branding kain tenun ikat sutra Garut,

diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal dan menggunakan kain tenun ikat sutra

Garut sebagai salah satu alternatif fashion yang memiliki ciri khas Indonesia, dan

menjaga kelestarian tenun ikat sutra garut sebagai budaya khas Indonesia.

1.2

Permasalahan dan Ruang Lingkup

Bagaimana merancang branding yang tepat agar Sutra Alam Garut lebih

dikenal di kalangan masyarakat, khususnya para pecinta fashion di Jawa

Barat dan Jabodetabek

Ruang lingkup perancangan branding ini dibatasi pada target pasar di area Jawa

Barat dan Jabodetabek, dengan target pasar wanita yang berusia 25-40 tahun, berada

di kelas menengah ke atas yang mencintai fashion dan memiliki selera fashion yang

modern.

1.3

Tujuan Perancangan

Agar masyarakat dapat lebih mengenal dan menggunakan kain tenun ikat sutra Garut

sebagai salah satu alternatif fashion yang memiliki ciri khas Indonesia, dan menjaga

kelestarian tenun ikat sutra garut sebagai budaya khas Indonesia.


(11)

Universitas Kristen Maranatha

3

1.4

Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berasal dari berbagai sumber dengan teknik pengumpulan

data yang beragam, di antaranya :

Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap pemilik usaha kain tenun ikat sutra Garut,

Sutra Alam, yaitu Bapak Hendar Rogesta. Wawancara dilakukan untuk dapat

memperoleh data yang faktual dari sudut pandang pemilik usaha secara

langsung.

Observasi

Observasi dilakukan secara langsung mengunjungi workshop dan galeri Sutra

Alam. Melalui observasi ini dapat diketahui kondisi teraktual dari usaha kain

tenun ikat sutra di Garut. Saya dapat melihat secara langsung proses

pembuatan kain tenun ikat sutra, kondisi sekitar lokasi dimana galeri dan

workshop berada, mengamati kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh

usaha Sutra Alam dan kain tenun ikat sutra hasil produksinya.

Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan melalui buku dan media internet untuk

mengetahui berbagai macam teori dan info penting yang dibutuhkan lainnya.

Teori yang diperoleh seperti teori mengenai fashion branding, STP, SWOT,

pemasaran, teori maslow. Juga data-data penting mengenai kain sutra, kain

tenun, Garut, Cita Tenun Indonesia, dan Batik Tulis Garutan RM.

Kuesioner

Kuesioner diberikan kepada 100 responden yang berada di wilayah

Jabodetabek dan Jawa Barat untuk dapat mengetahui tingkat pengetahuan

masyarakat mengenai kain tenun ikat sutra Garut. Melalui kuesioner ini juga

didapat berbagai info mengenai apa yang diinginkan masyarakat dari kain

tenun ini, dan apa yang mereka harapkan dari brand Sutra Alam nantinya.


(12)

Latar Belakang Masalah

Tenun ikat sutra Garut sudah dikenal di dalam dan luar negeri, tapi pemakaian di pulau jawa terbilang kurang. Brand Sutra Alam yang merupakan produsen kain tenun ini juga

belum memiliki identitas yang baik dan produk juga tidak dikemas dan dipromosikan secara menarik.

Permasalahan dan Ruang Lingkup

Bagaimana merancang branding yang tepat agar Sutra Alam Garut lebih dikenal di kalangan masyarakat, khususnya para pecinta fashion di Jawa Barat dan Jabodetabek

Tujuan Akhir

Diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal dan menggunakan pakaian berbahan dasar kain tenun ikat sutra Garut ini sebagai salah satu alternatif fashion khas Indonesia. Juga lebih mengapresiasi dan menjaga kelestarian tenun ikat sutra Garut sebagai budaya

khas Indonesia.

Pemecahan Masalah

Branding Sutra Alam sebagai upaya memperkenalkan Kain Tenun

Ikat Sutra Garut dalam bentuk pakaian dan benda fashion lainnya,

sebagai salah satu produk fashion khas Indonesia

1.5 Skema Perancangan

Universitas Kristen Maranatha 4

Wawancara Narasumber Pak Hendar Rogesta

(Ketua Kelompok Perajin Tenun Garut, Sutra Alam) Kuesioner

dilakukan terhadap 100 responden di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat

Studi Kepustakaan - Teori DKV - Pengertian Fashion - Pengertian Branding - Kain Tenun

- Teori STP, SWOT, Maslow

Observasi Mengunjungi workshop

dan galeri Sutra Alam Teknik Pengumpulan Data

Konsep Komunikasi

Mengkomunikasikan pakaian berbahasn dasar kain tenun

sebagai pakaian yang menarik, elegan, dan

fashionable

Konsep Krearif

Pada desain menggunakan warna-warna cerah dengan layout dan desain yang sederhana agar dapat menonjolkan ciri khas kain tenun yang penuh warna serta

motifnya yang beragam.

Konsep Media

- Packaging - Hang Tag - Street Banner - Instagram - Website

- Catalog - Magazine Ad - Business Suite - Delivery Car - Invitation Card


(13)

Universitas Kristen Maranatha

53

BAB V

PENUTUP

5.1

Simpulan

Kain tenun ikat sutra Garut yang berkualitas tinggi namun kurang dikenal

masyarakat karena tidak dikemas dan dipromosikan secara baik. Solusi terbaik yaitu

melalui perancangan sebuah brand yang menonjolkan kelebihan dari kain, dikemas

secara lebih baik dan modern, juga dipromosikan melalui media yang lebih sering

dijangkau oleh wanita masa kini. Melalui desain sederhana yang menonjolkan warna

dari brand dan juga kain tenun ikat sutra Garut juga akan memberi kesan lebih

modern dan lebih menonjolkan kelebihan dari kain agar semakin menarik minat beli

masyarakat. Brand yang dirancang juga harus memiliki visi, misi, tujuan, dan filosofi

yang kuat agar dapat menjadi brand yang kuat dan lebih dipercaya oleh masyarakat

untuk menjadi pilihan utama mereka tampil gaya. Apabila dirancang dengan baik,

kain tenun ikat sutra Garut dapat lebih dikenal dan digunakan oleh masyarakat

Indonesia dan tidak kalah dengan kain tradisional Indonesia lainnya.

5.2

Saran

Berdasarkan komentar dari para dosen penguji, saran mereka lebih terfokus pada

pemilihan foto pada media promosi. Foto yang ditampilkan kurang menampilkan

kesan elegan dan terlalu pucat. Style foto yang digunakan dirasa terlalu stylish untuk

target pasar dan memberi kesan visual yang terlalu high class. Selain itu, warna

magenta dan ungu yang mendominasi menyebabkan kesan tradisi dan sutra menjadi

kurang terlihat.

Meski begitu, perancangan branding dirasa sudah cukup menarik dan sukses

mengangkat nilai kain tenun ikat sutra Garut. Namun dirasa pengangkatan nilainya

terlalu tinggi, sehingga brand terkesan terlalu high class. Selebihnya, desain

perancangan brand, layout, identitas, dan filosofi yang kuat dinilai sudah cukup baik.


(14)

Universitas Kristen Maranatha

54

DAFTAR PUSTAKA

Kudiya, Komarudin. 2013.

Batik Pesisir Selatan Jawa Barat

. Yogyakarta.

Yayasan Batik Jawa Barat dan Museum Tekstil Jakarta.

Institut Teknologi Bandung. 2013.

Desain Komunikasi Visual (Program

Studi/Prodi)

. (Online), (http://www.itb.ac.id/directory/163, diakses pada 12

Februari 2014, jam 23.15).

Elisabeth,

Jenni.

27

April

2012.

Brand

and

Branding?

.

(Online),

(http://jennimahasiswaupnyk.wordpress.com/2012/04/27/brand-and-branding/,

diakses pada tanggal 12 Februari 2014, jam 23.45).

http://tourismnews.co.id/category/handycraft/membuat-tenun-ikat-sebuah-seni--budaya-di-flores

(Diakses pada tanggal 20 Februari 2015, jam 22.40)

http://caramembuatkaindariulatsutra.blogspot.com/

(Diakses pada tanggal 21 Februari 2015, jam 00.24)

http://www.tenunindonesia.com/

(Diakses pada tanggal 24 Februari 2015, jam 22.45)

http://vogue.com

(Diakses pada tanggal 28 Februari 2015, jam 23.00)

http://guity-novin.blogspot.com/2011/05/chapter-34-graphic-designers-in-fashion.html


(15)

Universitas Kristen Maranatha

55

https://gupea.ub.gu.se/bitstream/2077/29371/1/gupea_2077_29371_1.pdf

(Diakses pada tanggal 3 April 2015, jam 23.50)

http://www.dewimagazine.com/fashion/news/tenunan.warna.seba/001/001/238

(Diakses pada tanggal 26 Februari 2015, jam 23.15)

http://garutkab.go.id/

(Diakses pada tanggal 20 Februari 2015, jam 22.53)

http://arifh.blogdetik.com/

(Diakses pada tanggal 22 Februari 2015, jam 23.08)

http://garutpedia.com/


(1)

Universitas Kristen Maranatha 2

Garut ini kurang dikenal meskipun masyarakat tertarik untuk membeli dan menggunakan kain tenun ini.

Oleh karena itu melalui perancangan branding kain tenun ikat sutra Garut, diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal dan menggunakan kain tenun ikat sutra Garut sebagai salah satu alternatif fashion yang memiliki ciri khas Indonesia, dan menjaga kelestarian tenun ikat sutra garut sebagai budaya khas Indonesia.

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup

Bagaimana merancang branding yang tepat agar Sutra Alam Garut lebih dikenal di kalangan masyarakat, khususnya para pecinta fashion di Jawa Barat dan Jabodetabek

Ruang lingkup perancangan branding ini dibatasi pada target pasar di area Jawa Barat dan Jabodetabek, dengan target pasar wanita yang berusia 25-40 tahun, berada di kelas menengah ke atas yang mencintai fashion dan memiliki selera fashion yang

modern.

1.3Tujuan Perancangan

Agar masyarakat dapat lebih mengenal dan menggunakan kain tenun ikat sutra Garut sebagai salah satu alternatif fashion yang memiliki ciri khas Indonesia, dan menjaga kelestarian tenun ikat sutra garut sebagai budaya khas Indonesia.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 3

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berasal dari berbagai sumber dengan teknik pengumpulan data yang beragam, di antaranya :

 Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap pemilik usaha kain tenun ikat sutra Garut, Sutra Alam, yaitu Bapak Hendar Rogesta. Wawancara dilakukan untuk dapat memperoleh data yang faktual dari sudut pandang pemilik usaha secara langsung.

 Observasi

Observasi dilakukan secara langsung mengunjungi workshop dan galeri Sutra Alam. Melalui observasi ini dapat diketahui kondisi teraktual dari usaha kain tenun ikat sutra di Garut. Saya dapat melihat secara langsung proses pembuatan kain tenun ikat sutra, kondisi sekitar lokasi dimana galeri dan

workshop berada, mengamati kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh

usaha Sutra Alam dan kain tenun ikat sutra hasil produksinya.

 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan melalui buku dan media internet untuk mengetahui berbagai macam teori dan info penting yang dibutuhkan lainnya. Teori yang diperoleh seperti teori mengenai fashion branding, STP, SWOT, pemasaran, teori maslow. Juga data-data penting mengenai kain sutra, kain tenun, Garut, Cita Tenun Indonesia, dan Batik Tulis Garutan RM.

 Kuesioner

Kuesioner diberikan kepada 100 responden yang berada di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat untuk dapat mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai kain tenun ikat sutra Garut. Melalui kuesioner ini juga didapat berbagai info mengenai apa yang diinginkan masyarakat dari kain tenun ini, dan apa yang mereka harapkan dari brand Sutra Alam nantinya.


(3)

Latar Belakang Masalah

Tenun ikat sutra Garut sudah dikenal di dalam dan luar negeri, tapi pemakaian di pulau jawa terbilang kurang. Brand Sutra Alam yang merupakan produsen kain tenun ini juga

belum memiliki identitas yang baik dan produk juga tidak dikemas dan dipromosikan secara menarik.

Permasalahan dan Ruang Lingkup

Bagaimana merancang branding yang tepat agar Sutra Alam Garut lebih dikenal di kalangan masyarakat, khususnya para pecinta fashion di Jawa Barat dan Jabodetabek

Tujuan Akhir

Diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal dan menggunakan pakaian berbahan dasar kain tenun ikat sutra Garut ini sebagai salah satu alternatif fashion khas Indonesia. Juga lebih mengapresiasi dan menjaga kelestarian tenun ikat sutra Garut sebagai budaya

khas Indonesia. Pemecahan Masalah

Branding Sutra Alam sebagai upaya memperkenalkan Kain Tenun

Ikat Sutra Garut dalam bentuk pakaian dan benda fashion lainnya,

sebagai salah satu produk fashion khas Indonesia

1.5 Skema Perancangan

Universitas Kristen Maranatha 4 Wawancara

Narasumber Pak Hendar Rogesta (Ketua Kelompok Perajin Tenun

Garut, Sutra Alam)

Kuesioner

dilakukan terhadap 100 responden di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat

Studi Kepustakaan

- Teori DKV - Pengertian Fashion - Pengertian Branding - Kain Tenun

- Teori STP, SWOT, Maslow

Observasi

Mengunjungi workshop dan galeri Sutra Alam

Teknik Pengumpulan Data

Konsep Komunikasi

Mengkomunikasikan pakaian berbahasn dasar kain tenun

sebagai pakaian yang menarik, elegan, dan

fashionable

Konsep Krearif

Pada desain menggunakan warna-warna cerah dengan layout dan desain yang sederhana agar dapat menonjolkan ciri khas kain tenun yang penuh warna serta

motifnya yang beragam.

Konsep Media

- Packaging - Hang Tag - Street Banner - Instagram - Website

- Catalog - Magazine Ad - Business Suite - Delivery Car - Invitation Card


(4)

Universitas Kristen Maranatha 53

BAB V

PENUTUP

5.1Simpulan

Kain tenun ikat sutra Garut yang berkualitas tinggi namun kurang dikenal masyarakat karena tidak dikemas dan dipromosikan secara baik. Solusi terbaik yaitu melalui perancangan sebuah brand yang menonjolkan kelebihan dari kain, dikemas secara lebih baik dan modern, juga dipromosikan melalui media yang lebih sering dijangkau oleh wanita masa kini. Melalui desain sederhana yang menonjolkan warna dari brand dan juga kain tenun ikat sutra Garut juga akan memberi kesan lebih modern dan lebih menonjolkan kelebihan dari kain agar semakin menarik minat beli masyarakat. Brand yang dirancang juga harus memiliki visi, misi, tujuan, dan filosofi yang kuat agar dapat menjadi brand yang kuat dan lebih dipercaya oleh masyarakat untuk menjadi pilihan utama mereka tampil gaya. Apabila dirancang dengan baik, kain tenun ikat sutra Garut dapat lebih dikenal dan digunakan oleh masyarakat Indonesia dan tidak kalah dengan kain tradisional Indonesia lainnya.

5.2Saran

Berdasarkan komentar dari para dosen penguji, saran mereka lebih terfokus pada pemilihan foto pada media promosi. Foto yang ditampilkan kurang menampilkan kesan elegan dan terlalu pucat. Style foto yang digunakan dirasa terlalu stylish untuk target pasar dan memberi kesan visual yang terlalu high class. Selain itu, warna magenta dan ungu yang mendominasi menyebabkan kesan tradisi dan sutra menjadi kurang terlihat.

Meski begitu, perancangan branding dirasa sudah cukup menarik dan sukses mengangkat nilai kain tenun ikat sutra Garut. Namun dirasa pengangkatan nilainya terlalu tinggi, sehingga brand terkesan terlalu high class. Selebihnya, desain perancangan brand, layout, identitas, dan filosofi yang kuat dinilai sudah cukup baik.


(5)

Universitas Kristen Maranatha 54

DAFTAR PUSTAKA

Kudiya, Komarudin. 2013. “Batik Pesisir Selatan Jawa Barat”. Yogyakarta. Yayasan Batik Jawa Barat dan Museum Tekstil Jakarta.

Institut Teknologi Bandung. 2013. “Desain Komunikasi Visual (Program Studi/Prodi)”. (Online), (http://www.itb.ac.id/directory/163, diakses pada 12

Februari 2014, jam 23.15).

Elisabeth, Jenni. 27 April 2012. “Brand and Branding?”. (Online), (http://jennimahasiswaupnyk.wordpress.com/2012/04/27/brand-and-branding/, diakses pada tanggal 12 Februari 2014, jam 23.45).

http://tourismnews.co.id/category/handycraft/membuat-tenun-ikat-sebuah-seni--budaya-di-flores

(Diakses pada tanggal 20 Februari 2015, jam 22.40)

http://caramembuatkaindariulatsutra.blogspot.com/ (Diakses pada tanggal 21 Februari 2015, jam 00.24)

http://www.tenunindonesia.com/

(Diakses pada tanggal 24 Februari 2015, jam 22.45)

http://vogue.com

(Diakses pada tanggal 28 Februari 2015, jam 23.00)

http://guity-novin.blogspot.com/2011/05/chapter-34-graphic-designers-in-fashion.html


(6)

Universitas Kristen Maranatha 55

https://gupea.ub.gu.se/bitstream/2077/29371/1/gupea_2077_29371_1.pdf (Diakses pada tanggal 3 April 2015, jam 23.50)

http://www.dewimagazine.com/fashion/news/tenunan.warna.seba/001/001/238 (Diakses pada tanggal 26 Februari 2015, jam 23.15)

http://garutkab.go.id/

(Diakses pada tanggal 20 Februari 2015, jam 22.53)

http://arifh.blogdetik.com/

(Diakses pada tanggal 22 Februari 2015, jam 23.08)

http://garutpedia.com/