Perancangan Buku dan Ilustrasi Cerita Dongeng Balet Gisel.

(1)

ABSTRAK

Absrak: Buku ilustrasi yang diterbitkan mengenai balet, bertujuan agar masyarakat dewasa penyuka balet mendapatkan sebuah hiburan mengenai balet, dalam bentuk ilustrasi yang mudah dipahami dan sebagai bentuk imajinatif yang mempunyai nilai tersendiri.

Konsep visual yang dipadupadankan dengan menggunai visual batik jawa sebagai bentuk dari asimilasi budaya, yang dikarenakan pada masa kini, budaya sedah bercampur aduk.


(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN i

KATA PENGANTAR ii

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1 1.2 Permasalahan 2 1.3 Tujuan Perancangan 2 1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan data 2 1.5 Skema Perancangan 3

BAB II LANDASAN TEORI 4

2.1 Definisi Balet 4 2.2 Definisi Dongeng 4 2.3 Asimilasi 4 2.3.1 Eklektisisme 4 2.4 Book Design 4 2.4.1 Picture Book Story 5 2.5 Ilustrasi 5 2.6 Bahasa Rupa 5 2.7 Teori Komunikasi 6 2.7.1 Komunikasi Masa 7 2.8 Teori Masa Dewasa Dini 6


(3)

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 8 3.1 Data dan Fakta 8 3.1.1 Profil Perusahaan Sebagai Mandatori 8 3.1.2 Data Tentang Gejala/Fenomena Yang Terjadi 9-11 3.1.3 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis 11

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan 14 3.3 Target Audience 14 3.3.1 STP 14 3.4 SWOT 14

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 16

4.1 Konsep Komunikasi 16 4.1.1 Strategi Komunikasi 16 4.2 Konsep Kreatif 17 4.3 Konsep Media 18 4.4 Hasil Karya 19 4.4.1 Buku 19-29 4.4.2 Media Promosi Pendukung 30 4.4.3 Bugeting 32

BAB V PENUTUP 33

5.1 Kesimpulan 33 5.2 Saran 33

DAFTAR PUSTAKA

DATA PENULIS


(4)

DAFTAR GAMBAR

3.1 Edgar Degas - Painting of ballet dancers 1872 9 3.2 Carlotta Grissi dalam “Giselle” 10 3.3 Christine Walsh dan Kelvin Coe dalam pementasan “Giselle”,1990 10 3.4 Mary Evans, TAMARA KARSAVINA Russian ballet dancer,

the polka in Les Vendredis. 11 3.5 Nicolas Legat, Anna Pavlova Russian dancer, 1869-1937 12 3.6 Bob Ziering, Dancers 12 3.7 Younglove Hillary, Woman In Yoga Position With Pink Shoes 12 3.8 Leon Bakst, 'Cleopatra', ballet, 1909 13 3.9 Edgar Degas - The Ballet Rehearsal on Stage 13 4.1 Cover   19 4.2 halaman 1 dan 2 (Informasi Act 1) 19 4.3 Halaman 3 dan 4 20 4.4 Halaman 5 dan 6 20 4.5 Halaman 7 dan 8 21 4.6 Halaman 9 dan 10 21 4.7 Halaman 11 dan 12 22 4.8 Halaman 13 dan 14 22 4.9 Halaman 15 dan 16 23 4.10 Halaman 17 dan 18 23 4.11 Halaman 19 dan 20 24 4.12 Halaman 21 dan 22 24 4.13 Halaman 23 dan 24 (informasi act2) 25 4.14 Halaman 25 dan 26 25 4.15 Halaman 27 dan 28 26 4.16 Halaman 29 dan 30 26 4.17 Halaman 31 dan 32 27 4.18 Halaman 33 dan 34 27 4.19 Halaman 35 dan 36 28


(5)

4.20 Halaman 37 dan 38 28 4.21 Halaman 39 (end) 29 4.22 Pembatas buku, belakang – depan (15cm x 4cm) 30 4.23 Memo (8cm x 8cm) 30 4.24 Stiker (7cm x 5cm) 31 4.25 Poster (21cm x 29,7cm) 31


(6)

DAFTAR TABEL

1.1 Tabel Budgeting 32  


(7)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegemaran masyarakat terhadap tarian membuat para pencipta tari menciptakan pelbagai macam bentuk-bentuk dan jenis-jenis tarian, salah satu tarian yang menggunakan mimik wajah, akting, serta musik adalah balet. Balet pada awalnya merupakan sebuah nama untuk teknik menari yang menggunakan dikoreografi (tarian dan akting) saja. Tetapi lambat laun seiring dengan berjalannya waktu balet itu sendiri berkembang dan menjadi tarian teater yang membawakan sebuah cerita yang diciptakan khusus untuk pertunjukan balet, contohnya adalah cerita Swan Lake, The Nutcracker, Giselle, dll. (Sanggar tari ballet, Marlupi Dance dan Tante Tanneke Burki, 2010)

Kemudian cerita balet itu sendiri lama kelamaan berkembang dan berfungsi sebagai inspirasi atau sebagai penambah wawasan bercerita dan imajinasi visual untuk masyarakat, kemudian mulai diadaptasi lalu diolah dan dipertunjukkan dengan cara membuat buku cerita berilustrasi atau film kartun. Mulai saat itu cerita-cerita tersebut menjadi sebuah hiburan tersendiri terlepas dari balet.

Beraneka ragam cerita balet yang diadaptasi dari negara-negara Eropa saat ini menjadi dikenal oleh masyarakat dunia termasuk di Indonesia. Setiap cerita yang diadaptasi memiliki pesan dan memberi pembelajaran bagi yang membacanya. Salah satu cerita balet yang memiliki kisah cinta dan pengorbanan adalah cerita Giselle.

Di Indonesia khususnya di sanggar tari balet, tarian wajib yang dipentaskan adalah Swan Lake, karena Giselle dianggap lebih sulit. Cerita Swan Lake pun sudah banyak dikenal dan buku ilustrasinya pun sudah berbagai versi, maka mengangkat kisah Giselle dalam balet melalui buku berilustrasi mampu membuat cerita ini lebih dikenal oleh masyarakat, agar para penari balet di Indonesia termotivasi untuk membawakan Giselle dalam pentas. Juga menjadi inspirasi serta menambah informasi bagi para penyuka kisah dongeng atau cerita balet. Selain itu karena cerita kisah percintaan dan pengorbanan yang terkandung di dalamnya pun dapat diketahui tidak hanya oleh para komunitas balet, tetapi juga kepada seluruh masyarakat yang tertarik pada buku cerita berilustrasi.

Untuk memperkenalkan kisah tentang percintaan dan pengorbanan dari cerita Giselle penulis membuat visual ilustrasi cerita dalam balet, karena berasal dari Eropa maka gaya 1 Universitas Kristen Maranatha


(8)

penggambaran disesuaikan dengan ciri khas eropa, dan memakai perupaan batik sebagai ornamen, selain itu masyarakat yang menyukai hal-hal yang berhubungan dengan balet mendapatkan hiburan mengenai balet.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

• Bagaimana agar dongeng balet Giselle tidak kalah tenar dengan dongeng balet Swan Lake dan dapat berkembang menjadi tarian wajib balet di Indonesia?

1.3 Tujuan Perancangan

• Dengan mengangkat cerita dongeng balet Giselle berupa Book Design dengan teknik ilustrasi, agar khususnya komunitas balet tertarik dengan cerita Giselle, dan tidak menutup kemungkinan cerita ini dipraktikan ke dalam bentuk tarian yang

sebenarnya, khususnya di Indonesia.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

• Kisah lengkap Giselle diambil dari website balet • Wawancara orang-orang yang les balet

• Wawancara pengajar sanggar balet. • Video pementasan balet berjudul Giselle. • Observasi ke sanggar tari balet.


(9)

1.5 Skema Perancangan


(10)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Perancangan buku dan ilustrasi ini diambil dari cerita balet berjudul Giselle, yang asal mulanya diciptakan dengan latar belakang peristiwa di Rusia, Giselle adalah cerita yang hanya dibawakan dalam pementasan balet. Cerita dongeng balet Giselle belum pernah disadur, diilustrasikan ulang atau diangkat ke dalam bentuk lain seperti buku cerita dongeng dan film kartun, hanya dalam pementasan balet saja. Giselle adalah cerita yang wajib dibawakan dalam dunia balet, sedangkan di Indonesia tarian wajib adalah Swan Lake, yang setingkat dibawah Giselle. Dengan mengangkat dongeng balet Giselle, melalui buku dan berilustrasi sesuai dengan alur cerita Giselle ini diharapkan mampu membuat masyarakat terutama komunitas balet mengenal Giselle lebih jauh.

5.2 Saran Penulis

Berdasarkan apa yang dibahas dalam tugas akhir ini, saran untuk topik permasalahan ini, adalah jika kita menyukai sesuatu atau bergelut dalam bidang tertentu terutama yang kita sukai/gemari dalam hal ini balet, cobalah untuk tekun dan berusaha semaksimal mungkin sehingga dapat mencapai sukses, sehingga cerita balet Giselle yang unik dan menarik dapat dibawakan, serta dapat dikenal masyarakat luas agar menjadi inspirasi banyak orang.


(11)

DAFTAR PUSTAKA

Taylor, E. Shelley; Peplau, A. Letitia; Sears. O. Davis (2009), Psikologi Sosial, edisi kedua belas, Jakarta, Kencana Prenada Media Group.

Mulyana, Deddy (2007), Ilmu Komunikasi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya. Hurlock, B. Elizabeth (1998), Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Ciracas-Jakarta, Erlangga.

Hariyono, P (1996), Pemahaman Kontekstual Tentang Ilmu Budaya Dasar, Yogyakarta, Kanisius.

O’Donnel, Kevin (2009), Postmodernisme, Yogyakarta, Kanisius. en.wikipedia.org/wiki/


(1)

DAFTAR TABEL

1.1 Tabel

Budgeting

32


(2)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegemaran masyarakat terhadap tarian membuat para pencipta tari menciptakan pelbagai macam bentuk-bentuk dan jenis-jenis tarian, salah satu tarian yang menggunakan mimik wajah, akting, serta musik adalah balet. Balet pada awalnya merupakan sebuah nama untuk teknik menari yang menggunakan dikoreografi (tarian dan akting) saja. Tetapi lambat laun seiring dengan berjalannya waktu balet itu sendiri berkembang dan menjadi tarian teater yang membawakan sebuah cerita yang diciptakan khusus untuk pertunjukan balet, contohnya adalah cerita Swan Lake, The Nutcracker, Giselle, dll. (Sanggar tari ballet, Marlupi Dance dan Tante Tanneke Burki, 2010)

Kemudian cerita balet itu sendiri lama kelamaan berkembang dan berfungsi sebagai inspirasi atau sebagai penambah wawasan bercerita dan imajinasi visual untuk masyarakat, kemudian mulai diadaptasi lalu diolah dan dipertunjukkan dengan cara membuat buku cerita berilustrasi atau film kartun. Mulai saat itu cerita-cerita tersebut menjadi sebuah hiburan tersendiri terlepas dari balet.

Beraneka ragam cerita balet yang diadaptasi dari negara-negara Eropa saat ini menjadi dikenal oleh masyarakat dunia termasuk di Indonesia. Setiap cerita yang diadaptasi memiliki pesan dan memberi pembelajaran bagi yang membacanya. Salah satu cerita balet yang memiliki kisah cinta dan pengorbanan adalah cerita Giselle.

Di Indonesia khususnya di sanggar tari balet, tarian wajib yang dipentaskan adalah Swan Lake, karena Giselle dianggap lebih sulit. Cerita Swan Lake pun sudah banyak dikenal dan buku ilustrasinya pun sudah berbagai versi, maka mengangkat kisah Giselle dalam balet melalui buku berilustrasi mampu membuat cerita ini lebih dikenal oleh masyarakat, agar para penari balet di Indonesia termotivasi untuk membawakan Giselle dalam pentas. Juga menjadi inspirasi serta menambah informasi bagi para penyuka kisah


(3)

penggambaran disesuaikan dengan ciri khas eropa, dan memakai perupaan batik sebagai ornamen, selain itu masyarakat yang menyukai hal-hal yang berhubungan dengan balet mendapatkan hiburan mengenai balet.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

• Bagaimana agar dongeng balet Giselle tidak kalah tenar dengan dongeng balet Swan

Lake dan dapat berkembang menjadi tarian wajib balet di Indonesia?

1.3 Tujuan Perancangan

• Dengan mengangkat cerita dongeng balet Giselle berupa Book Design dengan teknik

ilustrasi, agar khususnya komunitas balet tertarik dengan cerita Giselle, dan tidak menutup kemungkinan cerita ini dipraktikan ke dalam bentuk tarian yang

sebenarnya, khususnya di Indonesia.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

• Kisah lengkap Giselle diambil dari website balet

• Wawancara orang-orang yang les balet

• Wawancara pengajar sanggar balet.

• Video pementasan balet berjudul Giselle.


(4)

(5)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Perancangan buku dan ilustrasi ini diambil dari cerita balet berjudul Giselle,

yang asal mulanya diciptakan dengan latar belakang peristiwa di Rusia, Giselle

adalah cerita yang hanya dibawakan dalam pementasan balet. Cerita dongeng balet

Giselle belum pernah disadur, diilustrasikan ulang atau diangkat ke dalam bentuk

lain seperti buku cerita dongeng dan film kartun, hanya dalam pementasan balet saja.

Giselle adalah cerita yang wajib dibawakan dalam dunia balet, sedangkan di

Indonesia tarian wajib adalah Swan Lake, yang setingkat dibawah Giselle. Dengan

mengangkat dongeng balet Giselle, melalui buku dan berilustrasi sesuai dengan alur

cerita Giselle ini diharapkan mampu membuat masyarakat terutama komunitas balet

mengenal Giselle lebih jauh.

5.2 Saran Penulis

Berdasarkan apa yang dibahas dalam tugas akhir ini, saran untuk topik

permasalahan ini, adalah jika kita menyukai sesuatu atau bergelut dalam bidang

tertentu terutama yang kita sukai/gemari dalam hal ini balet, cobalah untuk tekun dan

berusaha semaksimal mungkin sehingga dapat mencapai sukses, sehingga cerita balet

Giselle yang unik dan menarik dapat dibawakan, serta dapat dikenal masyarakat luas

agar menjadi inspirasi banyak orang.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Taylor, E. Shelley; Peplau, A. Letitia; Sears. O. Davis (2009), Psikologi Sosial, edisi kedua belas, Jakarta, Kencana Prenada Media Group.

Mulyana, Deddy (2007), Ilmu Komunikasi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya. Hurlock, B. Elizabeth (1998), Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Ciracas-Jakarta, Erlangga.

Hariyono, P (1996), Pemahaman Kontekstual Tentang Ilmu Budaya Dasar, Yogyakarta, Kanisius.

O’Donnel, Kevin (2009), Postmodernisme, Yogyakarta, Kanisius.

en.wikipedia.org/wiki/