Perancangan Buku Ilustrasi Cerita Rakyat Ciungwanara.

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

PERNYATAAN ORISINALITAS iii

PERNYATAAN PUBLIKASI iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR GAMBAR

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Perancangan 3

1.5 Teknik Pengumpulan Data 3

1.6 Skema Perancangan 5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Cerita Rakyat 6

2.2 Sejarah 6

2.3 Situs Budaya 7

2.4 Pengertian DKV 7

2.4.1 Unsur Visual 9

2.4.1.1 Garis (Line) 9

2.4.1.2Bentuk (Shape) 9

2.4.1.2 Tekstur 10

2.4.1.3Warna 10

2.4.2 Prinsip Visual 12

2.4.3 Book Design 12


(2)

viii

Universitas Kristen Maranatha

2.5 Segmentation, Targeting dan Positioning 17

2.6 SWOT 18

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH

3.1 Data dan Fakta 19

3.1.1 Lembaga Terkait 19

3.1.1.1Gramedia 19

3.1.1.2Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat 20 3.1.2 Data yang Berkaitan dengan Cerita Rakyat Ciungwanara 21 dan Situs Budaya Karangkamulyan

3.1.2.1 Susunan Kerajaan Sunda-Galuh ( 130 -1579 M ) 21 di wilyah tersebut.

3.1.2.2 Cerita Rakyat Ciung Wanara dan Kebenarannya 23 di Situs Karangkamulyan

3.1.3 Gambar Situs Karangkamulyan 27

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta 30 3.2.1 Analisa Kuisioner Sebagai Gambaran Masyarakat

Mengenai Cerita Rakyat dan Situs Budaya Karangkamulyan 30

3.2.2 Hasil Wawancara 33

3.2.2.1Hasil Wawancara di Situs Karangkamulyan 33

3.3 Segmentasi dan Targeting Pasar 34

3.4 SWOT dari Cerita Rakyat Ciungwanara dan Situs 36 Budaya Karangkamulyan

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

4.1 Konsep Komunikasi 39

4.2 Konsep Kreatif 40

4.3 Konsep Media 40

4.3.1 Buku Ilustrasi Cerita Rakyat Ciungwanara 41

4.3.2 Gimmick 41

4.3.2.1 T-Shirt 42


(3)

4.3.2.3 Sticker 42

4.3.2.4 Badge 42

4.3.2.5 Paper Bag 43

4.3.3 Flyer 43

4.3.4 X-Banner 43

4.3.5 Umbul-umbul 43

4.4 Karakter 44

4.5 Jenis Huruf 45

4.6 Hasil Karya 47

4.6.1 Buku Ilustrasi Cerita Rakyat Ciungwanara 47

4.6.2 Media Promosi Launching Buku 64

4.6.2.1 Flyer 64

4.6.2.2 Umbul-umbul 65

4.6.2.3 X-Banner 66

4.6.3 Bonus Gimmick 67

4.6.3.1 T-Shirt 67

4.6.3.2 Pembatas Buku Berseri 68

4.6.3.3 Sticker Berseri 69

4.6.3.4 Badge Berseri 69

4.6.3.5 Paper Bag 70

4.7 Budgeting 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 73

5.2 Saran 74

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DATA PENULIS


(4)

x

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

BAB III

Gambar 3.1 Logo Penerbit Gramedia 19

Gambar 3.2 Logo Dinas Pariwisata dan Kebudayaan provinsi Jawa Barat 20

Gambar 3.3 Gerbang situs Budaya Karangkamulyan 27

Gambar 3.4 Lokasi sambung ayam legendaris cerita rakyat Ciungwanara 27 Gambar 3.5 Peninggalan dari Singgasana Raja di Karangkamulyan 28 Gambar 3.6 Arca Nandi yang ditemukan dan dipajang di Karangkamulyan 28 Gambar 3.7 Bekas lambang peribatan Kerajaan Galuh 29

Gambar 3.8 Area Cikahuripan 29

BAB IV

Gambar 4.1 Desain Karakter Buku Ilustrasi Cerita Rakyat Ciungwanara 44

Gambar 4.2 Tipografi Akbar 45

Gambar 4.3 Tipografi Burst My Bubble 46

Gambar 4.4 Tipografi appleberry 46

Gambar 4.5 Tipografi BD Cartoon Shout 47

Gambar 4.6 Cover Depan Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 48 Gambar 4.7 Cover Belakang Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 49 Gambar 4.8 Half Title Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 50 Gambar 4.9 Title Page Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 50 Gambar 4.10 Daftar Isi Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 51 Gambar 4.11 Pendahuluan Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 51 Gambar 4.12 Ilustrasi 1 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 52 Gambar 4.13 Ilustrasi 2 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 53

Gambar 4.14 Ilustrasi 3 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 54 Gambar 4.15 Ilustrasi 4 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 55 Gambar 4.16 Ilustrasi 5 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 56 Gambar 4.17 Ilustrasi 6 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 57 Gambar 4.18 Ilustrasi 7 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 58


(5)

Gambar 4.19 Ilustrasi 8 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 59 Gambar 4.20 Ilustrasi 9 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 60 Gambar 4.21 Ilustrasi 10 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 61 Gambar 4.22 Lampiran 1 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 62 Gambar 4.23 Lampiran 2 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 62 Gambar 4.24 Lampiran 3 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 63 Gambar 4.25 Lampiran 4 Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 63 Gambar 4.26 Flyer Peluncuran Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 64 Gambar 4.27 Umbul-umbul Peluncuran Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 65 Gambar 4.28 X-Banner Peluncuran Buku Cerita Rakyat Ciungwanara 66

Gambar 4.29 Dua jenis T-Shirt Anak 67

Gambar 4.30 Empat seri pembatas buku 68

Gambar 4.31 Empat seri sticker 69

Gambar 4.32 Empat seri badge 70


(6)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Jawa Barat memiliki banyak potensi arkeologis dan nilai sejarah yang sangat kental. Salah satu wilayah yang menyimpan banyak peninggalan sejarah tersebut ialah kota Ciamis. Apabila menelusuri dari cerita sejarah kerajaan-kerajaan di Indonesia, maka salah satu kerajaan terkemuka pertama ialah Kerajaan Sunda-Galuh (sekitar abad ke 7 sampai abad ke 14 masehi), yang tidak lain bertempat di kota Ciamis, sehingga berbagai peninggalan arkeologi budaya yang berharga terdapat di sini.

Kerajaan Sunda-Galuh adalah suatu kerajaan Sunda di pulau Jawa, yang wilayahnya terletak antara Sungai Citarum di sebelah barat dan Sungai Cipamali di sebelah timur. Kerajaan yang besar tersebut mewarisi satu cerita rakyat yang sangat popular di kalangan warga Ciamis, yaitu Ciungwanara, yang bukan lain ialah cerita rakyat yang merupakan titik penting dari sejarah panjang Kerajaan Galuh.

Sejarah mengenai Kerajaan Sunda-Galuh ada pada naskah kuno Carita

Parahiyangan, suatu naskah berbahasa Sunda yang ditulis pada awal abad ke-16.

Dalam naskah tersebut, cerita mengenai Kerajaan Galuh dimulai sewaktu Rahiyangta ri Medangjati yang menjadi raja resi selama lima belas tahun. Selanjutnya, kekuasaan ini diwariskan kepada putranya di Galuh yaitu Sang Wretikandayun.

Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Sunda-Galuh tersebar di Sumedang, Garut, Kuningan, Tasikmalaya, dan Ciamis. Namun diyakini bahwa pusat kerajaan Galuh pada jaman dahulu bertempat di Ciamis karena lebih banyak dan berharganya prasasti yang dapat ditemukan di wilayah ini, tepatnya di situs Karangkamulyan yang juga diyakini sebaghai lokasi dari cerita rakyat Ciungwanara.

Mengapa Kerajaan Sunda-Galuh bisa dikatakan salah satu pelopor kerajaan besar dan terkemuka pertama di sejarah Indonesia, karena dari kerajaan inilah mulai


(7)

2

bangkit kerajaan-kerajaan Islam yang besar di Indonesia. Salah satu penerus langsung Kerajaan Galuh ialah Kerajaan Padjajaran. Banyak diyakini bahwa filosofi yang dibawa Kerajaan Pajajaran tidaklah beda dengan filosofi yang diemban oleh Kerajaan Galuh.

Saking besarnya Kerajaan Sunda-Galuh pada masanya, menurut pengurus situs Karangkamulyan, sebelum agama Islam masuk ke Indonesia, para warganya

menganut kepercayaan Galuh, yang berarti “hikmat dan kebijaksanaan”.

Semua warga Indonseia telah mengetahui banyak sejarah kerajaan-kerajaan bangsa seperti Tarumanegara, Majapahit, Pajajaran atau Kerajaan Sriwijaya. Cerita-cerita bagaimana agama Islam masuk pertama di Indonesia juga sudah banyak menghiasi halaman-halaman buku sejarah di sekolah. Namun hanya sedikit dari orang-orang tersebut yang mengetahui keadaan awal sebelum agama Islam masuk ke Indonesia. Cerita-cerita yang memberi pengaruh pada Kerajaan Islam sebelum mereka menjadi besar, belum lah se popular cerita Kerajaan nya sendiri. Padahal tanpa sejarah-sejarah ini, Kerajaan-kerajaan besar di Indonesia mungkin tidak akan pernah ada.

Bermula dari ketidak-populeran cerita Kerajaan Indonesia, kepedulian untuk melestarikan peninggalan budaya pun berdampak sama. Daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah selangkah lebih maju dalam hal merawat peninggalan sejarah di daerah tersebut. Dapat kita rasakan, selain kepedulian mereka dalam melestarikan situs budaya, rasa bangga pun terpancar dari warga sekitar. Namun di daerah Jawa Barat semangat tersebut belum ada, menurut Pak Eman, Juru Pelihara Situs Karangkamulyan dari BP3 Serang.

Apabila ini dibiarkan, cerita dan bukti bahwa masa kerajaan pernah ada di Jawa Barat akan perlahan punah. Di masa depan, cerita fenomenal tentang Ciungwanara dan Kerajaan Sunda-Galuh sampai Pajajaran hanya akan menjadi sekedar cerita di buku pelajaran sekolah, namun bukti kongkret akan keberadaan kerajaan-kerajaan ini akan menjadi sekedar mitos.


(8)

3

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Rumusan Masalah

- Bagaimana merancang sebuah buku yang menarik serta dapat menyampaikan cerita rakyat yang mengandung sejarah kerajaan kepada masyarakat yang masih sangat muda?

- Bagaimana mempromosikan buku tersebut agar menarik perhatian masyarakat?

1.3 Batasan Masalah

Permasalahan ini meliputi ruang lingkup masyarakat untuk batas usia 6-12 tahun, berstatus sosial ekonomi menengah sampai menengah ke atas, bertempat tinggal di kota Bandung, Jawa Barat.

Permasalahan yang disorot ialah cerita rakyat yang sangat populer yang berasal dari situs budaya Karangkamulyan di Kabupaten Ciamis. Kepopuleran cerita rakyat ini di daerahnya melebihi situs budayanya sendiri, hal ini terlihat dari kata-kata yang dijadikan vocal point pada gerbang situs ialah Ciungwanara, yang membuktikan bahwa cerita rakyat ini cukup menjadi daya tarik yang kuat untuk menarik masyarakat datang.

1.4 Tujuan Perancangan

Sesuai dengan permasalahan dan ruang lingkup yang telah diuraikan di atas, berikut ini akan dipaparkan tujuan perancangan sebagai berikut:

1. Merancang sebuah buku cerita rakyat yang relevan dengan minat masyarakat pada umur 6-12 tahun di kota Bandung, Jawa Barat.

2. Menggunakan media promosi yang tepat untuk mempromosikan buku cerita rakyat Ciungwanara.

1.5 Teknik Pengumpulan Data

1. Melakukan Observasi

Observasi ini dilakukan dengan cara menjadi partisipan aktif. 2. Melakukan Wawancara


(9)

4

Sumber data diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada narasumber yang berkaitan langsung dengan perancangan kampanye ini. 3. Melalui Studi Pustaka

Sumber data diperoleh melalui buku, majalah, koran. 4. Melalui Kuisioner

Kuisioner yang akan disebarkan kepada masyarakat yang berkaitan dengan perancangan kampanye ini.


(10)

5

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Skema Perancangan


(11)

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesadaran masyarakat Indonesia pada sejarah dan warisan kebudayaannya dinilai masih belum cukup untuk mengangkat dan melestarikan kebudayaan Indonesia yang sangat kaya. Beberapa faktor yang telah ditelusuri ialah sudah terlanjur adanya anggapan bahwa sejarah ialah hal yang membosankan dan tidak memiliki visi yang penting sehingga orang-orang yang peduli akan warisan sejarah sangatlah sedikit.

Salah satu sumber masalahnya justru sangat dekat dengan desain komunikasi visual, dimana informasi mengenai sejarah, cerita rakyat dan situs-situ berharga seperti Karangkamulyan kurang terkomunikasikan dengan baik dan menarik. Anak-anak di sekolah dasar mengenal kata sejarah sebagai salah satu mata pelajaran hapalan yang berupa teks-teks panjang dan foto-foto yang kuno dan membosankan, itulah mengapa sangat sedikit anak yang menyukai sejarah karena pendekatan mengenai sejarah di Indonesia umumnya masih dalam tahap tersebut. Peran desain komunikasi visual dalam hal ini masih sangat minim, sementara untuk anak-anak di umur 6-12 tahun, mereka membutuhkan suatu media yang menarik perhatian mereka agar dapat tersaring dengan baik dalam pengetahuan dan ingatan mereka.

Apabila tidak ada inisiatif dari generasi muda untuk melestarikan warisan budaya Negara, maka cerita rakyat yang dimiliki bangsa ini, sejarah mengenai kekuatan Kerajaan-Kerajaan tanah Air akan menjadi sekedar cerita dongeng tanpa adanya hal yang dapat menjadi inspirasi bagi generasi baru. Tidak hanya cerita-cerita sejarah, situs-situs yang dilindungi karena menyimpan berbagai peninggalan sejarah kuno dari jaman megalitikum ini akan terus menjadi sekedar tempat berkumpul keluarga-keluarga di daerah setempat dan kehilangan fungsinya yang utama, yaitu tempat dimana bukti keberadaan nenek moyang kita di abadikan.


(12)

74

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

Indonesia memiliki nilai sejarah yang sangat kuat dan kaya, tidak kalah dari Negara-negara lain yang dikenal memiliki nilai kebudayaan tinggi seperti Jepang ataupun Cina. Andaikan ada generasi baru yang memiliki visi yang kuat akan kebudayaan Indonesia, nilai-nilai sejarah yang selama ini mampu menjadi inspirasi bagi generasi baru akan muncul kembali ke permukaan dan membentuk identitas bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Saat ini, banyak generasi muda yang memilih untuk berwisata ke tempat yang hanya menawarkan hal-hal yang menyenangkan, namun pilihan untuk berwisata ke tempat yang masih murni alamnya sekaligus dekat dengan cerita nenek moyang kita, belum lah populer karena kurang adanya inisiatif dan ketertarikan kea rah kebudayaan tersebut. Karena ini, inisiatid dan informasi mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia harus disampaikan sedari dini dan memanfaatkan situs-situs seperti Karangkamulyan sebagai salah satu alternative objek wisata yang mendidik dan tidak membosankan.

Karena itu langkah pertama ialah menanamkan kesadaran akan pentingnya sejarah dan menunjukan betapa kaya dan uniknya nilai sejarah yang dimiliki bangsa Indonesia dari sejak dini, yaitu sejak masyarakat Indonesia masih anak-anak dan bersekolah dasar. Situs-situs budaya seperti Karangkamulyan yang masih dirawat oleh pemerintah sebetulnya sangatlah penting untuk dijadikan pembelajaran anak-anak sedari mereka kecil. Situs-situs seprti Karangkamulyan memiliki nilai lebih daripada hanya sekedar objek wisata budaya, namum juga dapat mengangkat kepedulian masyarakat akan peninggalan sejarah di Indonesia.


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, R.Moh. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. PT LKiS Pelangi Aksara.

Amir, M. Taufik. 2011. Manajemen Strategik Konsep dan Aplikasi. Penerbit rajawali Pers. Hlmn 170.

Kusrianto. 2007. Pengantar DKV. Penerbit Andi.

Sachari, Agus. 2005. Pengantar Metode Penelitian Budaya Rupa. Penerbit Erlangga.

Surianto Rustan, S.Sn. 2009. Mendesain Logo. Penerbit Gramedia.

Surianto Rustan, S.Sn. 2010. Layout Dasar & Penerapannya. Penerbit Gramedia.

http://gerrialgabaggerr.blogspot.com. Dasar-dasar Komunikasi Visual. 23 September, pk. 10.00 WIB.

http://www.sri.com/about/alumni. History of the SWOT analysis. 20 September 2012, pk. 09.28 WIB.

http://books.google.co.id. Islam dan Politik: Teori Belah Bambu, Masa Demokrasi

Terpimpin, 1959-1965. 24 September 2012, pk. 08.29 WIB.

http://dir.unikom.ac.id. Mendongeng Sebagai Media Pengenalan Cerita Rakyat. 24 September 2012, pk. 0828 WIB.

http://cetak.bangkapos.com/opini/read/195.html. Perlindungan Hukum Warisan


(1)

1.2 Rumusan Masalah

- Bagaimana merancang sebuah buku yang menarik serta dapat menyampaikan cerita rakyat yang mengandung sejarah kerajaan kepada masyarakat yang masih sangat muda?

- Bagaimana mempromosikan buku tersebut agar menarik perhatian masyarakat?

1.3 Batasan Masalah

Permasalahan ini meliputi ruang lingkup masyarakat untuk batas usia 6-12 tahun, berstatus sosial ekonomi menengah sampai menengah ke atas, bertempat tinggal di kota Bandung, Jawa Barat.

Permasalahan yang disorot ialah cerita rakyat yang sangat populer yang berasal dari situs budaya Karangkamulyan di Kabupaten Ciamis. Kepopuleran cerita rakyat ini di daerahnya melebihi situs budayanya sendiri, hal ini terlihat dari kata-kata yang dijadikan vocal point pada gerbang situs ialah Ciungwanara, yang membuktikan bahwa cerita rakyat ini cukup menjadi daya tarik yang kuat untuk menarik masyarakat datang.

1.4 Tujuan Perancangan

Sesuai dengan permasalahan dan ruang lingkup yang telah diuraikan di atas, berikut ini akan dipaparkan tujuan perancangan sebagai berikut:

1. Merancang sebuah buku cerita rakyat yang relevan dengan minat masyarakat pada umur 6-12 tahun di kota Bandung, Jawa Barat.

2. Menggunakan media promosi yang tepat untuk mempromosikan buku cerita rakyat Ciungwanara.


(2)

Universitas Kristen Maranatha

Sumber data diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada narasumber yang berkaitan langsung dengan perancangan kampanye ini. 3. Melalui Studi Pustaka

Sumber data diperoleh melalui buku, majalah, koran. 4. Melalui Kuisioner

Kuisioner yang akan disebarkan kepada masyarakat yang berkaitan dengan perancangan kampanye ini.


(3)

(4)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesadaran masyarakat Indonesia pada sejarah dan warisan kebudayaannya dinilai masih belum cukup untuk mengangkat dan melestarikan kebudayaan Indonesia yang sangat kaya. Beberapa faktor yang telah ditelusuri ialah sudah terlanjur adanya anggapan bahwa sejarah ialah hal yang membosankan dan tidak memiliki visi yang penting sehingga orang-orang yang peduli akan warisan sejarah sangatlah sedikit.

Salah satu sumber masalahnya justru sangat dekat dengan desain komunikasi visual, dimana informasi mengenai sejarah, cerita rakyat dan situs-situ berharga seperti Karangkamulyan kurang terkomunikasikan dengan baik dan menarik. Anak-anak di sekolah dasar mengenal kata sejarah sebagai salah satu mata pelajaran hapalan yang berupa teks-teks panjang dan foto-foto yang kuno dan membosankan, itulah mengapa sangat sedikit anak yang menyukai sejarah karena pendekatan mengenai sejarah di Indonesia umumnya masih dalam tahap tersebut. Peran desain komunikasi visual dalam hal ini masih sangat minim, sementara untuk anak-anak di umur 6-12 tahun, mereka membutuhkan suatu media yang menarik perhatian mereka agar dapat tersaring dengan baik dalam pengetahuan dan ingatan mereka.

Apabila tidak ada inisiatif dari generasi muda untuk melestarikan warisan budaya Negara, maka cerita rakyat yang dimiliki bangsa ini, sejarah mengenai kekuatan Kerajaan-Kerajaan tanah Air akan menjadi sekedar cerita dongeng tanpa adanya hal yang dapat menjadi inspirasi bagi generasi baru. Tidak hanya cerita-cerita sejarah, situs-situs yang dilindungi karena menyimpan berbagai peninggalan sejarah kuno dari jaman megalitikum ini akan terus menjadi sekedar tempat berkumpul keluarga-keluarga di daerah setempat dan kehilangan fungsinya yang utama, yaitu tempat dimana bukti keberadaan nenek moyang kita di abadikan.


(5)

5.2 Saran

Indonesia memiliki nilai sejarah yang sangat kuat dan kaya, tidak kalah dari Negara-negara lain yang dikenal memiliki nilai kebudayaan tinggi seperti Jepang ataupun Cina. Andaikan ada generasi baru yang memiliki visi yang kuat akan kebudayaan Indonesia, nilai-nilai sejarah yang selama ini mampu menjadi inspirasi bagi generasi baru akan muncul kembali ke permukaan dan membentuk identitas bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Saat ini, banyak generasi muda yang memilih untuk berwisata ke tempat yang hanya menawarkan hal-hal yang menyenangkan, namun pilihan untuk berwisata ke tempat yang masih murni alamnya sekaligus dekat dengan cerita nenek moyang kita, belum lah populer karena kurang adanya inisiatif dan ketertarikan kea rah kebudayaan tersebut. Karena ini, inisiatid dan informasi mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia harus disampaikan sedari dini dan memanfaatkan situs-situs seperti Karangkamulyan sebagai salah satu alternative objek wisata yang mendidik dan tidak membosankan.

Karena itu langkah pertama ialah menanamkan kesadaran akan pentingnya sejarah dan menunjukan betapa kaya dan uniknya nilai sejarah yang dimiliki bangsa Indonesia dari sejak dini, yaitu sejak masyarakat Indonesia masih anak-anak dan bersekolah dasar. Situs-situs budaya seperti Karangkamulyan yang masih dirawat oleh pemerintah sebetulnya sangatlah penting untuk dijadikan pembelajaran anak-anak sedari mereka kecil. Situs-situs seprti Karangkamulyan memiliki nilai lebih daripada hanya sekedar objek wisata budaya, namum juga dapat mengangkat kepedulian masyarakat akan peninggalan sejarah di Indonesia.


(6)

Universitas Kristen Maranatha

Ali, R.Moh. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. PT LKiS Pelangi Aksara. Amir, M. Taufik. 2011. Manajemen Strategik Konsep dan Aplikasi. Penerbit rajawali Pers. Hlmn 170.

Kusrianto. 2007. Pengantar DKV. Penerbit Andi.

Sachari, Agus. 2005. Pengantar Metode Penelitian Budaya Rupa. Penerbit Erlangga. Surianto Rustan, S.Sn. 2009. Mendesain Logo. Penerbit Gramedia.

Surianto Rustan, S.Sn. 2010. Layout Dasar & Penerapannya. Penerbit Gramedia. http://gerrialgabaggerr.blogspot.com. Dasar-dasar Komunikasi Visual. 23 September, pk. 10.00 WIB.

http://www.sri.com/about/alumni. History of the SWOT analysis. 20 September 2012, pk. 09.28 WIB.

http://books.google.co.id. Islam dan Politik: Teori Belah Bambu, Masa Demokrasi

Terpimpin, 1959-1965. 24 September 2012, pk. 08.29 WIB.

http://dir.unikom.ac.id. Mendongeng Sebagai Media Pengenalan Cerita Rakyat. 24 September 2012, pk. 0828 WIB.

http://cetak.bangkapos.com/opini/read/195.html. Perlindungan Hukum Warisan