Pengaruh Pemungutan Pajak Hiburan terhadap Penerimaan Pajak Daerah: Survey pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung.

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

Pajak Hiburan is one of the local tax income component. Bandung city is now one of the city that grown in entertainment business. That is why the contribution of tax from entertainment business towards local tax income must be significant. The objective of this research is to know the influence of pajak hiburan towards local tax income. Type of this research is descriptive with data of pajak hiburan and local tax income from year 2005-2009 collected from Dinas Pendapatan Daerah Bandung. Simple Regression and Pearson Correlation are applied in data processing. The research shown that in confidence level of 95% pajak hiburan has significant influence with strong and positive relationship towards local tax income is 28,9%


(2)

v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Pajak hiburan merupakan salah satu komponen dalam Pajak Daerah. Bandung merupakan salah satu kota yang tengah berkembang dalam industri hiburan, maka penerimaan pajak daerah khususnya dari pajak hiburan seharusnya tinggi apalagi jika dilihat dari tarif pajak yang berlaku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pajak hiburan terhadap pajak daerah di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, data dalam penelitian ini adalah data Pajak Daerah dan Pajak hiburan untuk periode tahun 2005 – 2009 yang diambil dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung. Data tersebut dianalisis menggunakan alat uji regresi sederhana dan korelasi pearson dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil dari pengujian data tersebut menunjukkan bahwa pajak hiburan berpengaruh secara signifikan terhadap pajak daerah Kota Bandung, serta memiliki keeratan hubungan yang sangat kuat dan searah. Besarnya kontribusi pajak hiburan terhadap pajak daerah adalah 28,9% sisanya dipengaruhi oleh penerimaan pajak lainnya. Kata Kunci : Pajak Hiburan, Penerimaan Pajak Daerah


(3)

vi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 7


(4)

vii Universitas Kristen Maranatha

2.1 Kajian Pustaka ... 7

2.1.1 Pendapatan Asli Daerah dan Retribusi Daerah ... 7

2.1.2 Pajak ... 11

2.1.2.1 Fungsi Pajak ... 11

2.1.2.2 Pengelompokan Pajak ... 12

2.1.2.3 Sistem Pemungutan Pajak ... 13

2.1.3 Pajak Daerah ... 14

2.1.3.1 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Daerah ... 15

2.1.3.2 Jenis Pajak Daerah ... 16

2.1.3.3 Tarif Pajak Daerah ... 18

2.1.4 Pajak Hiburan ... 20

2.1.4.1 Objek dan Subjek Pajak hiburan ... 21

2.1.4.2 Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak Hiburan ... 23

2.1.4.3 Tata Cara Pembayaran ... 27

2.1.4.4 Ketentuan Pidana ... 28

2.2 Kerangka Pemikiran ... 29

2.3 Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENLITIAN ... 31

3.1 Objek Penelitian ... 31


(5)

viii Universitas Kristen Maranatha

3.1.2 Kedudukan dan Tugas Pokok... 33

3.1.3 Tujuan ... 34

3.1.4 Sasaran ... 34

3.1.5 Visi, Misi dan Motto ... 35

3.2 Jenis Penelitian ... 36

3.3 Operasionalisasi Variabel... 37

3.3.1 Variabel Independen ... 37

3.3.2 Variabel Dependen ... 37

3.4 Populasi dan Sampel ... 38

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.6 Alat Analisis ... 39

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 39

3.6.1.1 Uji Normalitas ... 40

3.6.1.2 Uji Otokorelasi ... 40

3.6.2 Regresi Sederhana ... 41

3.6.3 Korelasi Pearson... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Sistem Pemungutan dan Perhitungan Pajak Hiburan ... 46

4.2 Kontribusi Pajak Hiburan ... 49

4.3 Pengaruh Pajak Hiburan Terhadap Penerimaan Pajak Daerah ... 52


(6)

ix Universitas Kristen Maranatha

4.3.1 Uji Normalitas ... 52

4.3.2 Uji Otokorelasi ... 54

4.3.3 Analisis Regresi Sederhana ... 55

4.3.4 Analisis Korelasi Pearson ... 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 61

5.1 Simpulan ... 61

5.2 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

LAMPIRAN ... 66


(7)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Skema Kerangka Pemikiran ... 30


(8)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Kontribusi Penerimaan Pajak Hiburan Terhadap

Penerimaan Pajak Daerah Kota Dari Tahun 2005 - 2009 ... 50

Tabel 4.2 Kontribusi Penerimaan Pajak Hiburan Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung per Tahun Dari Tahun 2005 – 2009 ... 51

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Normalitas ... 53

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Otokorelasi... 55

Tabel 4.5 Data Pajak Daerah dan Pajak Hiburan ... 56

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Model Regresi Sederhana ... 59


(9)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Formulir SPTPD ... 66

Lampiran B Tabel t dengan Signifikansi 5% ……… 68

Lampiran C Durbin Watson d Statistic ………. 71


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sedang berkembangnya pariwisata di Kota Bandung membuat banyaknya wirausahawan-wirausahawan mengembangkan sayapnya untuk terus menerus membuka lapangan industri baru khususnya untuk bidang usaha factory outlet, restoran, maupun industri hiburan. Ketiga bidang usaha tersebut saat ini sangat diminati oleh para pengusaha khususnya di wilayah Kota Bandung mengingat saat ini kota Bandung tengah menjadi salah satu tempat favorit untuk berlibur ataupun berpariwisata baik bagi para pengunjung dalam negeri maupun luar negeri.

Semakin banyaknya wisatawan-wisatawan hadir ke kota Bandung dan menikmati industri usaha di Kota Bandung akan semakin meningkatkan keuntungan yang didapatkan oleh para pengusaha. Setiap keuntungan yang didapatkan oleh para pengusaha tersebut akan dikenakan pajak. Berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, jasa dan lainnya, untuk bidang usaha factory outlet, restoran dan hiburan akan dikenakan pajak sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku. Setiap daerah memiliki kekuasaan ataupun peraturan tersendiri untuk menentukan tarif pajak daerahnya.

Pemerintah Daerah Kota Bandung telah mengeluarkan peraturan untuk beberapa jenis usaha di kota Bandung. Salah satu peraturan tersebut adalah Pajak Hiburan Kota Bandung. Pada awalnya Pemerintah Kota Bandung mengeluarkan Peraturan Daerah


(11)

Bab I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha Kotamadya Tingkat II Bandung Nomor 19 Tahun 1998 mengenai pajak hiburan sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2000 mengenai pajak hiburan dan kemudian diubah kembali menjadi Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2010 mengenai pajak hiburan. Perubahan-perubahan tersebut dilakukan agar peraturan perpajakan mengenai pajak hiburan tersebut dapat semakin adil baik bagi pembayar pajak maupun bagi pemerintah.

Pajak hiburan merupakan pajak atas penyelenggara hiburan. Dengan maraknya dan semakin berkembangnya industri hiburan di tengah kota Bandung, serta cukup besarnya tarif pajak untuk industri hiburan yaitu sekitar 35% maka penerimaan pajak daerah kota Bandung pun akan semakin meningkat. Jenis hiburan yang ada di kota Bandung sendiri terdapat seperti usaha karaoke, pub, diskotik, pameran, pentas musik, tempat permainan bola bowling, pusat kebugaran, acara pagelaran busana dll.

Dibandingkan dengan pajak-pajak lain yang dikenakan oleh Pemerintah kota Bandung, pajak hiburan seharusnya menjadi salah satu kontributor terbesar dalam penerimaan pajak daerah. Pajak lainnya seperti pajak hotel, pajak restoran, pajak penerangan jalan memiliki tarif 10%, pajak reklame memiliki tarif sebesar 25% dan pajak parkir memiliki tarif 30%. Jika kita bandingkan pajak daerah diatas dengan pajak hiburan, memang benar bahwa pajak hiburan memiliki tarif yang paling besar sehingga jika dilihat hanya dari sisi tarif, mungkin saja pajak hiburan merupakan salah satu kontributor terbesar dalam penerimaan pajak daerah untuk Kota Bandung.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Shela Cecilia (2011) dengan judul “Pengaruh Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Terhadap Penerimaan Pajak


(12)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha Daerah Kota Bandung” dapat disimpulkan bahwa kontribusi pemungutan pajak penerangan jalan terhadap penerimaan pajak daerah Kota Bandung sebesar 5,8%. Sedangkan hubungan antara pemungutan pajak penerangan jalan Kota Bandung dengan pajak daerah Kota Bandung sebesar 24% yang berarti memiliki hubungan searah dan lemah.

Menurut penelitian Lira Kharisma (2008) yang berudul “Pengaruh PDRB Sub Sektor Hotel dan Restoran Terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran” menunjukkan bahwa hasil analisis regresi untuk hubungan antara PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) sub sektor pajak hotel dan pajak restoran dengan besarnya penerimaan pajak hotel dan restoran sebesar 0,021 dan bertanda positif yang berarti memiliki hubungan yang searah. Selain itu, untuk analisis korelasi menunjukkan nilai koefisien korelasi atau nilai r sebesar 0,991 yang berarti PDRB sub sektor pajak hotel dan restoran memiliki hubungan yang searah. Untuk pengujian hipotesis untuk pengaruh hubungan antara PDRB sub sektor hotel dan restoran terhadap besarnya penerimaan pajak hotel dan restoran dengan menggunakan statistik uji “t” dengan tingkat signifikansi 0,95 menunjukkan thitung sebesar 10,392 yang berarti bahwa H1 diterima. Hipotesis tersebut menyatakan bahwa PDRB sub sektor hotel dan restoran memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran.

Hasil penelitian Reni Nurlina (2007) yang berjudul “Peranan Penerimaan Pajak Reklame Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung” menunjukkan bahwa pengaruh penerimaan pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah Kota Bandung memiliki tingkat korelasi yang


(13)

Bab I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha berada dalam tingkat tinggi sekali yaitu r = 0,992. Sedangkan hasil perhitungan persamaan regresi Y = 56,67 + (-50,26) mempunyai arti bahwa setiap perubahan pajak reklame akan diimbangi dengan perubahan pendapatan asli daerah. Karena nilai b sebesar -50,26 negatif maka setiap pertambahan maupun penurunan pajak reklame akan diimbangi dengan pertambahan maupun penurunan pendapatan asli daerah.

Untuk penelitian mengenai pajak parkir sendiri, menurut penelitian Rahel (2011), dengan judul penelitian “Pengaruh Pajak Parkir Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung” memiliki hasil bahwa kontribusi penerimaan pajak parkir terhadap penerimaan pajak daerah Kota Bandung sebesar 28,5% sedangkan untuk hubungan keeratan antara penerimaan pajak parkir terhadap penerimaan pajak daerah Kota Bandung menunjukkan tingkat keeratan sebesar 0,534 yang berarti memiliki tingkat keeratan yang kuat.

Jika dilihat dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya baik penelitian mengenai pajak restoran, pajak reklame, pajak hotel, pajak penerangan jalan maupun pajak parkir menunjukkan bahwa setiap pajak daerah tersebut memiliki kontribusi yang berbeda-beda terhadap penerimaan pajak daerah dan pendapatan asli daerah Kota Bandung. Perbedaan tersebut mungkin saja disebabkan oleh perbedaan tarif yang ada ataupun kuantitas dari objek pajaknya. Untuk mengetahui apakah pajak hiburan yang merupakan pajak dengan tarif terbesar di kota Bandung memiliki kontribusi yang cukup besar dalam pendapatan asli daerah, maka penelitian ini dilakukan dengan judul “Pengaruh Pemungutan Pajak Hiburan Terhadap Penerimaan Pajak Daerah : Survey Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung.”


(14)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas maka, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana sistem pemungutan dan perhitungan pajak hiburan di Kota Bandung? 2. Berapakah besarnya kontribusi penerimaan pajak hiburan terhadap penerimaan pajak

daerah Kota Bandung?

3. Bagaimanakah pengaruh pemungutan pajak hiburan terhadap penerimaan pajak daerah Kota Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dibahas di atas maka maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana sistem pemungutan dan perhitungan pajak hiburan di Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui besarnya kontribusi pajak hiburan terhadap penerimaan pajak daerah Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemungutan pajak hiburan terhadap penerimaan pajak daerah Kota Bandung.


(15)

Bab I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi beberapa pihak seperti : 1. Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi seberapa besar kontribusi penerimaan pajak hiburan di Kota Bandung terhadap penerimaan pajak daerah. Selain itu, hasil ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai pajak daerah

2. Bagi Praktisi bisnis dan Instansi Pemerintahan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan bagi instansi pemerintahan mengenai pemungutan pajak hiburan, yang sejauh mana penerimaan pajak tersebut merupakan salah satu sumber potensial yang berpengaruh terhadap penerimaan pajak daerah Kota Bandung. Berdasarkan hasil penelitian ini juga diharapkan agar para penyelenggara jasa hiburan memiliki kesadaran yang tinggi untuk membayar pajak terutang dengan benar dan tepat waktu sehingga dapat meningkatkan penerimaan pajak daerah Kota Bandung.


(16)

61 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan melakukan pengujian data dengan menggunakan software SPSS 18.0, yaitu dengan menggunakan uji normalitas, uji otokorelasi, uji regresi sederhana dan uji korelasi pearson serta melakukan pembahasan mengenai sistem pemungutan pajak pada bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem pemungutan pajak hiburan di Kota Bandung adalah menggunakan sistem self assessment. Dalam sistem ini, Wajib pajak memenuhi kewajiban pajak sendiri dalam menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak terutang menggunakan SPTPD. Kepada wajib pajak dapat diterbitkan STPD, SKPDKB dan/atau SKPDKBT.

2. Besarnya kontribusi atau pengaruh pajak penerangan jalan terhadap penerimaan pajak daerah di Kota Bandung untuk tiap tahunnya dari tahun 2005 – 2009 mengalami peningkatan dan penurunan. Berdasarkan pengolahan data tiap bulannya dengan SPSS 18.0 maka dapat disimpulkan bahwa kontribusinya sebesar 0,289 atau 28,9%

3. Pengaruh pemungutan pajak hiburan terhadap penerimaan pajak daerah di Kota Bandung adalah :


(17)

Bab V Simpulan dan Saran 62

Universitas Kristen Maranatha a. Model regresi pemungutan pajak hiburan terhadap penerimaan pajak daerah di

Kota Bandung adalah Y = 7,393 + 6,334X

b. Berdasarkan pengujian regresi sederhana, H0 ditolak sehingga dapat ditarik kesimpulan Penerimaan pajak hiburan di Kota Bandung berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pajak daerah di Kota Bandung.

c. Hubungan pemungutan pajak hiburan terhadap penerimaan pajak daerah di Kota Bandung sebesar 0,537 yang berarti memiliki hubungan keeratan searah (positif) dan kuat.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan beberapa saran agar dapat menjadi masukan yaitu :

1. Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung

a. Dinas Pendapatan Kota Bandung diharapkan terus mensosialisasikan mengenai pajak hiburan kepada para pengusaha industri hiburan sehingga dapat membantu meningkatkan penerimaan pajak daerah.

b. Dinas Pendapatan Kota Bandung sebaiknya terus berupaya meningkatkan penerimaan pajak daerah khususnya dari pajak hiburan yang memiliki hubungan cukup kuat terhadap penerimaan pajak daerah Kota Bandung.


(18)

Bab V Simpulan dan Saran 63

Universitas Kristen Maranatha 2. Bagi wajib pajak atau masyarakat Kota Bandung

a. Para pengusaha industri hiburan dapat secara berinisiatif mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak daerah mengingat sistem pemungutan pajak yang ada dalam pajak hiburan ini adalah self assessment.

b. wajib pajak diharapkan memiliki kesadaran untuk membayarkan pajaknya dengan benar sehingga dapat membantu meningkatkan penerimaan pajak daerah di Kota Bandung yang juga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung.

3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Agar dapat menggunakan data – data terbaru yang telah menggunakan tarif baru pajak hiburan di Kota Bandung seperi data tahun 2011.

b. Dalam melakukan penelitian, agar dapat menambah variabel tidak hanya satu variabel dependen akan tetapi dapat dikombinasikan dengan variabel dependen lainnya seperti pajak hotel, pajak restoran ataupun pajak daerah lainnya.


(19)

64 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Cecilia, Shela.(2011). Pengaruh Pemungutan Pajak Peneranan Jalan Terhadap

Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung. Skripsi, Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha, Bandung. (Tidak Dipublikasikan).

Hartono, Jogiyanto.(2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman–pengalaman. Edisi 2007.BPFE. Yogyakarta.

Kharisma, Lira.(2008). Pengaruh PDRB Sub Sektor Hotel dan Restoran terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran. Skripsi, Fakultas Ekonomi. Universitas Widyatama, Bandung.

Mardiasmo.(2008). Perpajakan Edisi Revisi 2008. Andi. Yogyakarta.

Nurlina, Reni.(2007). Peranan Penerimaan Pajak Reklame Dalam Meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung. Skripsi, Fakultas Ekonomi. Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Oktarina.(2006).SPSS 13.0 Untuk Orang Awam.Maxikom.Palembang.

Pramesti, Getut.(2006). Panduan Lengkap SPSS 13.0 dalam Mengolah Data Statistik. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 19 Tahun 1998 Tentang Pajak Hiburan.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2000 Tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 19 Tahun 1998 tentang Pajak Hiburan.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2010 Tentang Pajak Hiburan.

Rahel.(2011). Pengaruh Penerimaan Pajak Parkir Terhadap Pajak Daerah Kota

Bandung. Skripsi, Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha, Bandung. (Tidak dipublikasikan)

Resmi, Siti.(2008).Perpajakan: Teori dan Kasus.Salemba Empat. Yogyakarta.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.


(20)

65

Universitas Kristen Maranatha

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah

terakhir kali dengan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun

2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.


(1)

Bab I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi beberapa pihak seperti : 1. Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi seberapa besar kontribusi penerimaan pajak hiburan di Kota Bandung terhadap penerimaan pajak daerah. Selain itu, hasil ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai pajak daerah

2. Bagi Praktisi bisnis dan Instansi Pemerintahan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan bagi instansi pemerintahan mengenai pemungutan pajak hiburan, yang sejauh mana penerimaan pajak tersebut merupakan salah satu sumber potensial yang berpengaruh terhadap penerimaan pajak daerah Kota Bandung. Berdasarkan hasil penelitian ini juga diharapkan agar para penyelenggara jasa hiburan memiliki kesadaran yang tinggi untuk membayar pajak terutang dengan benar dan tepat waktu sehingga dapat meningkatkan penerimaan pajak daerah Kota Bandung.


(2)

61 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan melakukan pengujian data dengan menggunakan software SPSS 18.0, yaitu dengan menggunakan uji normalitas, uji otokorelasi, uji regresi sederhana dan uji korelasi pearson serta melakukan pembahasan mengenai sistem pemungutan pajak pada bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem pemungutan pajak hiburan di Kota Bandung adalah menggunakan sistem self assessment. Dalam sistem ini, Wajib pajak memenuhi kewajiban pajak sendiri dalam menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak terutang menggunakan SPTPD. Kepada wajib pajak dapat diterbitkan STPD, SKPDKB dan/atau SKPDKBT.

2. Besarnya kontribusi atau pengaruh pajak penerangan jalan terhadap penerimaan pajak daerah di Kota Bandung untuk tiap tahunnya dari tahun 2005 – 2009 mengalami peningkatan dan penurunan. Berdasarkan pengolahan data tiap bulannya dengan SPSS 18.0 maka dapat disimpulkan bahwa kontribusinya sebesar 0,289 atau 28,9%

3. Pengaruh pemungutan pajak hiburan terhadap penerimaan pajak daerah di Kota Bandung adalah :


(3)

Bab V Simpulan dan Saran 62

Universitas Kristen Maranatha a. Model regresi pemungutan pajak hiburan terhadap penerimaan pajak daerah di

Kota Bandung adalah Y = 7,393 + 6,334X

b. Berdasarkan pengujian regresi sederhana, H0 ditolak sehingga dapat ditarik kesimpulan Penerimaan pajak hiburan di Kota Bandung berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pajak daerah di Kota Bandung.

c. Hubungan pemungutan pajak hiburan terhadap penerimaan pajak daerah di Kota Bandung sebesar 0,537 yang berarti memiliki hubungan keeratan searah (positif) dan kuat.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan beberapa saran agar dapat menjadi masukan yaitu :

1. Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung

a. Dinas Pendapatan Kota Bandung diharapkan terus mensosialisasikan mengenai pajak hiburan kepada para pengusaha industri hiburan sehingga dapat membantu meningkatkan penerimaan pajak daerah.

b. Dinas Pendapatan Kota Bandung sebaiknya terus berupaya meningkatkan penerimaan pajak daerah khususnya dari pajak hiburan yang memiliki hubungan cukup kuat terhadap penerimaan pajak daerah Kota Bandung.


(4)

Bab V Simpulan dan Saran 63

Universitas Kristen Maranatha 2. Bagi wajib pajak atau masyarakat Kota Bandung

a. Para pengusaha industri hiburan dapat secara berinisiatif mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak daerah mengingat sistem pemungutan pajak yang ada dalam pajak hiburan ini adalah self assessment.

b. wajib pajak diharapkan memiliki kesadaran untuk membayarkan pajaknya dengan benar sehingga dapat membantu meningkatkan penerimaan pajak daerah di Kota Bandung yang juga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung.

3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Agar dapat menggunakan data – data terbaru yang telah menggunakan tarif baru pajak hiburan di Kota Bandung seperi data tahun 2011.

b. Dalam melakukan penelitian, agar dapat menambah variabel tidak hanya satu variabel dependen akan tetapi dapat dikombinasikan dengan variabel dependen lainnya seperti pajak hotel, pajak restoran ataupun pajak daerah lainnya.


(5)

64 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Cecilia, Shela.(2011). Pengaruh Pemungutan Pajak Peneranan Jalan Terhadap

Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung. Skripsi, Fakultas Ekonomi.

Universitas Kristen Maranatha, Bandung. (Tidak Dipublikasikan).

Hartono, Jogiyanto.(2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman–pengalaman. Edisi 2007.BPFE. Yogyakarta.

Kharisma, Lira.(2008). Pengaruh PDRB Sub Sektor Hotel dan Restoran terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran. Skripsi, Fakultas Ekonomi. Universitas Widyatama, Bandung.

Mardiasmo.(2008). Perpajakan Edisi Revisi 2008. Andi. Yogyakarta.

Nurlina, Reni.(2007). Peranan Penerimaan Pajak Reklame Dalam Meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung. Skripsi,

Fakultas Ekonomi. Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Oktarina.(2006).SPSS 13.0 Untuk Orang Awam.Maxikom.Palembang.

Pramesti, Getut.(2006). Panduan Lengkap SPSS 13.0 dalam Mengolah Data Statistik. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 19 Tahun 1998 Tentang Pajak Hiburan.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2000 Tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 19 Tahun 1998 tentang Pajak Hiburan.

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2010 Tentang Pajak Hiburan.

Rahel.(2011). Pengaruh Penerimaan Pajak Parkir Terhadap Pajak Daerah Kota

Bandung. Skripsi, Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Maranatha, Bandung. (Tidak dipublikasikan)

Resmi, Siti.(2008).Perpajakan: Teori dan Kasus.Salemba Empat. Yogyakarta.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.


(6)

65

Universitas Kristen Maranatha

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah

terakhir kali dengan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun

2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.