Contoh Format OJL (On The Job Learning) Kepala Sekolah SD, SMP dan SMA 2015 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepala sekolah merupakan guru yang diberi tugas tambahan sebagai
kepala sekolah, posisinya memegang peran sangat signifikan dan strategis
dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah.
Sekolah sebagai tempat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar perlu dikelola
secara baik dan benar. Keberhasilan suatu sekolah mencapai tujuan yang
diharapkan sangat tergantung kepada tingkat kompetensi dan profesioanlisme
kepala sekolah mengelola segala sumber daya yang dimiliki sekolah tersebut.
Kepala sekolah profesional adalah kepala sekolah yang melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya, sebagai mana diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah, yang meliputi lima dimensi kompetensi yang harus
dimiliki

kepala

sekolah,


yaitu

kompetensi

kepribadian,

manajerial,

kewirausahaan, supervisi, dan kompetensi sosial. Untuk melahirkan kepala
sekolah yang kompeten dan profesional perlu program penyiapan calon
kepala sekolah yang bermutu.
Program penyiapan calon kepala sekolah, diatur dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2010
tentang Penugasan guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah, peraturan tersebut
terdiri dari enam hal, yaitu:
1

2

1. Penyiapan Calon Kepala sekolah/Madrasah. Sertifikasi kepala sekolah ini

dimulai dari proses lamaran oleh seorang guru, rekrutmen, seleksi,
program penyiapan kepala sekolah, dan dengan proses perolehan sertifikat
kepala sekolah, serta diakhiri dengan uji akseptabilitas.
2. Proses Pengangkatan Kepala Sekolah.
3. Masa Tugas.
4. Pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) atau sering disebut
continuing professional development (CPD).
5. Penilaian kinerja kepala sekolah atau sering disebut performance
appraisal (PA).
6. Mutasi dan pemberhentian guru sebagai kepala sekolah/madrasah.
Selanjutnya, Pasal 11 Permendiknas Nomor 28 tahun 2010 menyatakan
bahwa:
1. Pengembangan

keprofesian

berkelanjutan

meliputi


pengembangan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada dimensi-dimensi kompetensi
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.
2. Pengembangan

keprofesian

berkelanjutan

dilaksanakan

melalui

pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif.
3. Pengembangan keprofesian berkelanjutan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan Direktur Jenderal.
Pendidikan dan pelatihan yang dijalani calon kepala sekolah diatur pula
dalam Permendiknas nomor 28 tahun 2010, pelaksanaannya selama 300 jam
diklat, yang terdiri dari kegiatan tatap muka (in servis-1) dalam kurun waktu


3

70 jam diklat, on the job learning (OJL) selama kurang lebih 200 jam diklat,
dan kegiatan in servis-2 selama 30 jam diklat. Kegiatan OJL penting
dilakukan oleh peserta diklat penyiapan calon kepala sekolah, pertama untuk
menambah

pengetahuan,

wawasan

dan

pengalaman

sebagai

bekal


dikemuadian hari seandainya diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah,
kedua untuk mempraktikkan kompetensi yang telah dipelajari selama kegiatan
tatap muka (in servis-1), ketiga untuk membantu sekolah tempat peserta diklat
bertugas agar berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan sekolahnya.
Sebagai

acuan

dan

kriteria

dalam

menetapkan

keberhasilan

penyelenggaraan pendidikan (dalam hal ini sekolah), adalah Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Pada peraturan tersebut telah ditetapkan delapan standar nasional
pendidikan, yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Namun, implementasi dari peraturan pemerintah tersebut masih dirasa belum
maksimal. Hasil analisis, sehubungan dengan hasil evaluasi diri sekolah
(EDS) di SD Negeri ................. 04 tempat penulis sebagai peserta diklat calon
kepala sekolah bertugas, masih ada kelemahan terutama pada standar Proses,
sehingga berkonsekwensi belum terpenuhinya SNP atau dengan kata lain
masih dalam kategori SPM, hal tersebut bisa dilihat pada grafik 1.1 di bawah
ini.

4

STANDAR ISI
2.00

STANDAR PENILAIAN


STANDAR PROSES

1.00

STANDAR PEMBIAYAAN

-

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

STANDAR PENGELOLAAN

STANDAR PTK
STANDAR SARANA DAN PRASARANA

Grafik 1.1
Mutu Pendidikan berdasarkan EDS SD Negeri ................. 04
Tahun Pelajaran 2014-2015
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengangkat tema tulisan yang
terkait dengan standar Proses terutama tentang Menggunakan Alat Peraga

IPA, pada kegiatan on the job learning (OJL) judul yang dituangkan penulis
dalam Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK) adalah “Meningkatkan
Kemampuan Guru dalam Menggunakan Alat Peraga IPA dari Limbah
Barang Bekas melalui .................”

B. Tujuan
Tujuan pelaksanaan on the job learning (OJL), adalah untuk:
1. Membantu

guru

dalam

meningkatkan

kemampuannya

dalam

menggunakan Alat Peraga semua mata pelajaran terutama mata pelajaran

IPA.

5

2. Meningkatkan

kompetensi

supervisi

akademik

yang

mencakup

penyusunan perencanaan, pelaksanaan, analisis hasil supervisi akademik,
dan tindak lanjut supervisi akademik.
3. Meningkatkan kemampuan calon kepala sekolah dalam menyusun
perangkat pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

4. Membantu sekolah meningkatkan kinerjanya melalui sembilan kajian
manajerial untuk mencapai pemenuhan standar nasional pendidikan.
5. Meningkatkan kemampuan calon kepala sekolah dalam mengembangan
Aspek Kewirausahaan berdasarkan AKPK yang perlu ditingkatkan
kemampuannya.
C. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan melalui on the job learning (OJL), adalah:
1. Meningkatnya kemampuannya dalam menggunakan Alat Peraga pada
setiap mata pelajaran terutama mata pelajaran IPA.
2. Meningkatnya kompetensi supervisi akademik penulis sebagai calon

kepala sekolah yang mencakup penyusunan perencanaan, pelaksanaan,
analisis hasil supervisi akademik, dan tindak lanjut supervisi akademik.
3. Meningkatnya kemampuan penulis sebagai calon kepala sekolah dalam
menyusun perangkat pembelajaran sesuai mata pelajaran yang diampunya.
4. Meningkatnya kinerja sekolah melalui sembilan kajian manajerial untuk
mencapai pemenuhan standar nasional pendidikan.

6


5. Meningkatkan kemampuan calon kepala sekolah dalam mengembangan

Aspek Kewirausahaan berdasarkan AKPK yang perlu ditingkatkan
kemampuannya.