BAB II Sekolah Magang 1

(1)

BAB II

KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG

A. Kondisi Sekolah Sendiri (SD Negeri ... 04)

SD Negeri ... 04 berlokasi di Samping Jalan Raya ... – ... tepatnya berada di Kampung Heras Desa ... Kecamatan ... Kabupaten ... Provinsi ... Sekolah ini didirikan pada tahun 1980. Nomor statistik sekolah 101021109019 sedangkan nomor pokok sekolah nasionalnya 20226008, sekarang dipimpin oleh seorang kepala sekolah bernama ..., S.Pdi yang memiliki nomor induk pegawai 19580702 197803 2 004. SD Negeri ... 04 memiliki luas lahan seluruhnya 2.120 m2 dengan luas seluruh bangunan 4.810 m3, kepemilikan tanah dan bangunan milik pemerintah, status tanah hak guna pakai, surat ijin bangunan bernomor 180/023/1/1/HUK/1980 tanggal 27 April 1980. Pada tahun 2014 SD Negeri ... 04 diakreditasi oleh BAN-S/M dengan nilai akhir mencapai 83, memperoleh akreditasi dengan peringkat B ( baik).

Letak geografis SD Negeri ... 04 terletak di perkampungan kurang lebih 12 km ke arah Barat dari UPTD Pendidikan Kecamatan ..., kondisi sosial masyarakat disekitar lingkungan sekolah sangatlah heterogen. Mereka terbangun atas komunitas pegawai negeri sipil (PNS), wiraswasta, pedagang, petani, buruh dan ada pula yang pengangguran (berpenghasilan tidak menentu). Dengan demikian berimplikasi pula pada keberagaman tingkat ekonominya, yakni dari tingkat ekonomi mampu, kurang mampu atau tidak mampu sehingga perlu adanya subsidi silang pembiayaan di antara mereka dengan peran serta pemerintah daerah maupun pusat melalui regulasi/kebijakan yang ditetapkan, yakni menempatkan upaya mutu


(2)

pendidikan sebagai program yang utama dan pertama. Namun demikian, warga sekitar sekolah sudah mengenal dan mau memanfaatkan kehadiran ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) demi mendapatkan informasi faktual yang semakin mengglobal dan cepat tersebar luas. Hal ini ditunjukkan dengan hadirnya pelayanan jasa dibidang informasi dan tekhnologi seperti: handphone, kursus komputer, kursus Bahasa Inggris, internet sekolah, warnet dan sebagainya.

Perkembangan IPTEK di era globalisasi telah mempercepat proses kemajuan Iptek sehingga kehidupan masyarakat Kecamatan ... telah bergerak dengan lompatan-lompatan dahsyat dalam kehidupannya. Kehidupan masyarakat yang terus menerus mengalami perubahan sebagai akibat dari kemajuan IPTEK menuntut SD Negeri ... 04 untuk menyesuaikan serta mengantisipasi setiap kemajuan dan perubahan yang terjadi. Dengan perkembangan tersebut materi dan pengalaman belajar yang diajarkan di SD Negeri ... 04 harus bermakna dan bermamfaat untuk bekal kehidupan peserta didik.

1. Visi Sekolah

SD Negeri ... 04 Kecamatan ... Kabupaten ... memiliki visi, sebagi berikut:

a. “Terciptanya Insan Berperstasi yang Islami” 2. Misi Sekolah

a. Mewujudkan tercapainya peningkatan mutu pendidikan b. Mengembangkan suasana yang konduktif

c. Meningkatkan budaya pelayanan yang optimal d. Mengembangkan sikap profesional guru


(3)

3. Tujuan Sekolah

Adapun Tujuan SD Negeri ... 04 yang ingin dicapai antara lain :

a. Terwujudnya penddikan anak yang berkualitas serta bertaqwa terhadap Alloh Subhanahuwata’ala.

b. Terwujudnya potensi peserta didik yang berkualitas/ terampil sehingga mampu menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

c. Terwujudnya kinerja dan sikap guru yang profesional

d. Terwujudnya lingkungan yang kondusif baik dengan Customer maupun Stakeholder pendidikan.

Kinerja SD Negeri ... 04 dilihat dari pencapaian delapan standar pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Standar Isi

SD Negeri ... 04 telah memiliki kurikulum sendiri yang dikembangkan dengan menggunakan panduan yang disusun BSNP dengan mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran. Mata pelajaran Bahasa Sunda dan baca tulis Al-qur’an adalah mata pelajaran muatan lokal sekolah yang merupakan kebutuhan sosial masyarakat ... yang mayoritas beragama Islam yang ingin melestrasikan bahasa daerah Sunda.

Kurikulum sekolah SD Negeri ... 04 tahun pelajaran 2014/2015 menggunakan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 untuk kelas 1,2,4 dan 5 menggunakan kurikulum 2013 dan Kelas 3 dan 6 menggunakan kurikulum KTSP. Untuk kelas 1 dan kelas 2 menggunakan Alokasi waktu 32 jam pelajaran


(4)

perminggu, Untuk kelas 3, 4 dan kelas 5 menggunakan Alokasi waktu 34 jam pelajaran perminggu dan Untuk kelas 6 menggunakan Alokasi waktu 36 jam pelajaran.

Program pembelajaran remedial dan pengayaan bagi siswa belum berjalan secara sistematis sebagaimana mestinya. Bagi siswa yang dinyatakan belum mencapai nilai ketuntasan minimal dalam pencapaian kompetensi hanya diberikan kesempatan belajar sendiri indikator-indikator kompetensi yang belum dikuasai untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti ulangan perbaikan. Pembelajaran remedial dan pengayaan mestinya dilaksanakan diluar jam pelajaran terjadual disore hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan tercapainya pelayanan kepada siswa yang memerlukan penjelasan ulang tentang kompetensi yang belum dikuasai ataupun yang ingin dikembangkan.

Kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan mengacu kepada kebutuhan pengembangan pribadi siswa. Program kegiatan ektra kurikuler yang disediakan diantaranya pembinaan kepramukaan.

2. Standar Proses

Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan KKG sekolah. Diakui bahwa silabus yang dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya berasal dari hasil pemikiran


(5)

sendiri namun sebahagian masih mencontoh silabus dari sekolah-sekolah lain dengan beberapa perbaikan-perbaikan.

Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum membagi ke dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT).

Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran baik mata pelajaran muatan nasional ataupun mata pelajaran muatan lokal. Seperti halnya dengan silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan KKG sekolah ataupun KKG mata pelajaran. RPP yang disusun guru sebahagian masih meng-copy paste RPP sekolah lain dengan beberapa perubahan-perubahan. Namun tentu ada juga beberapa guru yang telah menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri ataupun kelompok dengan memperhatikan lingkungan sekolah atau siswa, nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat ...

Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP sebahagian sudah menggunakan metode yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi siswa. Sebahagian guru masih ada yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran langsung.

Keterbatasan jumlah buku referensi yang dimiliki sekolah mengakibat-kan terbatasnya sumber belajar dari buku. Kebijakan pelarangan penjualan buku paket di sekolah dan terbatasnya anggaran pengadaan buku paket sangat merugikan siswa sendiri. Buku-buku yang disediakan sekolah paling lama bertahan satu atau dua tahun dimanfaatkan oleh siswa. Umur penggunaan buku-buku paket yang singkat


(6)

sangat terkait dengan kepribadian siswa yang senang merusak atau menghilangkan buku-buku yang dipinjamkan.

Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, pengawas, kepala SD Negeri ... 04, wakil kepala sekolah dan guru senior yang berkompeten, melakukan supervisi dan evaluasi proses pembelajaran. Hanya saja kegiatan supervisi belum dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.

3. Standar Kompetensi Lulusan

Perolehan rata-rata nilai ujian nasional tahun pelajaran 2012/2013 dan tahun 2013/2014 untuk masing-masing mata pelajaran berturut-turut Bahasa Indonesia 6,47 dan 5,62, Matematika 7,41 dan 8,24 serta IPA 7,81 dan 7,95. Kecuali untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, dapat dikatakan bahwa hasil ini menggambarkan adanya peningkatan pencapaian kompetensi siswa artinya siswa sudah memperlihatkan kemajuan yang lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan SKL.

Untuk mengembangkan nilai-nilai agama khusunya Islam dan budaya masyarakat ..., SD Negeri ... 04 melaksanakan kegiatan pesantren kilat setiap bulan ramadhan bekerja sama dengan DKM Mesjid At-Taqwa. Selain itu, sekolah membudayakan saling memberi salam setiap bertemu, baik guru ataupun siswa.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Jumlah guru 9 orang, PNS 5 orang dan non-PNS 4 orang, belum memenuhi standar jumlah tenaga kependidikan sekolah. Guru yang sudah berkualifikasi minimal S1 sebanyak 88% dan SMA sebanyak 12%,


(7)

Standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan SD Negeri ... 04 belum terukur karena belum ada hasil penilaian yang mengukur berapa tingkat pencapaian kompetensi masing-masing.

5. Standar Sarana dan Prasarana

SD Negeri ... 04 memiliki luas lahan 2.120 m2 dengan jumlah gedung sebanyak 3 unit yang terdiri dari 1 unit Kantor dan 2 Unit Ruang Kelas. Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar sebanyak 5 ruang kelas dengan luas masing-masing 63 m2 per ruang kelas. Setiap ruang kelas masing-masing memiliki satu white board dan black board, satu meja dan kursi guru, masing-masing satu meja dan kursi untuk setiap siswa.

Ruang kepala sekolah berukuran (23)m2 terdapat 2 lemari buku, 1 pasang meja dan kursi kepala sekolah, 1 set kursi tamu, 1 lemari piala. Sarana dan prasana sekolah lainnya adalah kantin dan jamban (WC) siswa.

6. Standar Pengelolaan

Visi dan misi serta tujuan pendidikan SD Negeri ... 04 sudah disosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat ataupun pemangku kepentingan melalui beberapa cara diantaranya menuliskannya ditembok dinding sekolah dan Baligo.

Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT) ataupun rencana kerja jangka menengah (RKJM) belum disosialisasikan kepada warga sekolah. Demikian pula dengan rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS) belum disosialisasikan kepada warga sekolah. Sekolah belum pernah melakukan pengisian


(8)

EDS sehingga RKAS yang disusun masih mengacu pada cara lama namun sudah mengelompokkan ke dalam delapan standar.

Kegiatan supervisi belum dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan sehingga masih sulit untuk mengukur dan menilai kinerja untuk melakukan perbaikan-perbaikan terutama dalam peningkatan hasil belajar siswa.

Pengumpulan dan penggunaan data sudah menggunakan sistem Aplikasi Dapodikdas secara Online.

7. Standar Pembiayaan

SD Negeri ... 04 mempunyai RKAS namun hanya disusun oleh kepala sekolah, beberapa guru dan bendahara sekolah. Penyusunan RKAS belum melibatkan secara langsung pihak komite sekolah ataupun pemangku kepentingan yang relevan, namun demikian tetap mempertimbangkan usulan-usulannya.

Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah berupa dana BOS APBN dan dana pendidikan gratis pemerintah Provinsi ... dan pemerintah Kabupaten ... Sekolah belum mampu untuk mencari sumber keuangan lain misalnya dengan membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan dunia usaha dan industri.

Penyusunan rencana keuangan sekolah belum dilakukan secara transparan, efisien dan akuntabel. Laporan keuangan sekolah hanya ditujukan kepada pemerintah sebagai pemberi dana.


(9)

Sebagian guru mata pelajaran sudah menyusun perencanaan penilaian berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. KKM yang telah ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran diinformasikan oleh sebagian guru kepada siswa diawal pertemuan tatap muka dan sebagiannya menginformasikan KKM sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian.

Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian nasional. Penilaian melalui ulangan harian kadang tidak dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah dibuat oleh sebahagian guru.

Hasil penilaian sebahagian guru pada pelaksanaan ulangan harian ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan informasi berupa komentar dan masukan untuk perbaikan. Setiap guru menyampaikan hasil penilaian sikap dan akademik siswa kepada kepala sekolah melalui wakil kepala sekolah urusan kurikulum.

Hasil penilaian dijadikan dasar bagi sebahagian guru sebagai koreksi untuk melakukan perbaikan pembelajaran berikutnya.


(1)

perminggu, Untuk kelas 3, 4 dan kelas 5 menggunakan Alokasi waktu 34 jam pelajaran perminggu dan Untuk kelas 6 menggunakan Alokasi waktu 36 jam pelajaran.

Program pembelajaran remedial dan pengayaan bagi siswa belum berjalan secara sistematis sebagaimana mestinya. Bagi siswa yang dinyatakan belum mencapai nilai ketuntasan minimal dalam pencapaian kompetensi hanya diberikan kesempatan belajar sendiri indikator-indikator kompetensi yang belum dikuasai untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti ulangan perbaikan. Pembelajaran remedial dan pengayaan mestinya dilaksanakan diluar jam pelajaran terjadual disore hari. Hal ini dilakukan untuk memastikan tercapainya pelayanan kepada siswa yang memerlukan penjelasan ulang tentang kompetensi yang belum dikuasai ataupun yang ingin dikembangkan.

Kegiatan ekstra kurikuler yang disediakan mengacu kepada kebutuhan pengembangan pribadi siswa. Program kegiatan ektra kurikuler yang disediakan diantaranya pembinaan kepramukaan.

2. Standar Proses

Silabus yang dikembangkan oleh guru-guru berdasarkan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan panduan penyusunan KTSP. Kegiatan penyusunan dan pengembangkan silabus dilakukan secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan KKG sekolah. Diakui bahwa silabus yang dikembangkan oleh guru-guru belum sepenuhnya berasal dari hasil pemikiran


(2)

sendiri namun sebahagian masih mencontoh silabus dari sekolah-sekolah lain dengan beberapa perbaikan-perbaikan.

Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus belum membagi ke dalam bentuk tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT).

Guru-guru memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran baik mata pelajaran muatan nasional ataupun mata pelajaran muatan lokal. Seperti halnya dengan silabus, kegiatan penyusunan RPP juga dilakukan oleh guru-guru secara mandiri ataupun berkelompok dalam pertemuan KKG sekolah ataupun KKG mata pelajaran. RPP yang disusun guru sebahagian masih meng-copy paste RPP sekolah lain dengan beberapa perubahan-perubahan. Namun tentu ada juga beberapa guru yang telah menyusun RPP berdasarkan hasil pemikiran sendiri ataupun kelompok dengan memperhatikan lingkungan sekolah atau siswa, nilai-nilai, dan norma-norma yang ada dalam masyarakat ...

Metode pembelajaran yang dirancang guru-guru dalam silabus dan RPP sebahagian sudah menggunakan metode yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, kreatif, menantang dan memotivasi siswa. Sebahagian guru masih ada yang menggunakan pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran langsung.

Keterbatasan jumlah buku referensi yang dimiliki sekolah mengakibat-kan terbatasnya sumber belajar dari buku. Kebijakan pelarangan penjualan buku paket di sekolah dan terbatasnya anggaran pengadaan buku paket sangat merugikan siswa sendiri. Buku-buku yang disediakan sekolah paling lama bertahan satu atau dua tahun dimanfaatkan oleh siswa. Umur penggunaan buku-buku paket yang singkat


(3)

sangat terkait dengan kepribadian siswa yang senang merusak atau menghilangkan buku-buku yang dipinjamkan.

Untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, pengawas, kepala SD Negeri ... 04, wakil kepala sekolah dan guru senior yang berkompeten, melakukan supervisi dan evaluasi proses pembelajaran. Hanya saja kegiatan supervisi belum dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.

3. Standar Kompetensi Lulusan

Perolehan rata-rata nilai ujian nasional tahun pelajaran 2012/2013 dan tahun 2013/2014 untuk masing-masing mata pelajaran berturut-turut Bahasa Indonesia 6,47 dan 5,62, Matematika 7,41 dan 8,24 serta IPA 7,81 dan 7,95. Kecuali untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, dapat dikatakan bahwa hasil ini menggambarkan adanya peningkatan pencapaian kompetensi siswa artinya siswa sudah memperlihatkan kemajuan yang lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan SKL.

Untuk mengembangkan nilai-nilai agama khusunya Islam dan budaya masyarakat ..., SD Negeri ... 04 melaksanakan kegiatan pesantren kilat setiap bulan ramadhan bekerja sama dengan DKM Mesjid At-Taqwa. Selain itu, sekolah membudayakan saling memberi salam setiap bertemu, baik guru ataupun siswa.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Jumlah guru 9 orang, PNS 5 orang dan non-PNS 4 orang, belum memenuhi standar jumlah tenaga kependidikan sekolah. Guru yang sudah berkualifikasi minimal S1 sebanyak 88% dan SMA sebanyak 12%,


(4)

Standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan SD Negeri ... 04 belum terukur karena belum ada hasil penilaian yang mengukur berapa tingkat pencapaian kompetensi masing-masing.

5. Standar Sarana dan Prasarana

SD Negeri ... 04 memiliki luas lahan 2.120 m2 dengan jumlah gedung

sebanyak 3 unit yang terdiri dari 1 unit Kantor dan 2 Unit Ruang Kelas. Ruang kelas yang digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar sebanyak 5 ruang kelas dengan luas masing-masing 63 m2 per ruang kelas. Setiap ruang kelas

masing-masing memiliki satu white board dan black board, satu meja dan kursi guru, masing-masing satu meja dan kursi untuk setiap siswa.

Ruang kepala sekolah berukuran (23)m2 terdapat 2 lemari buku, 1 pasang

meja dan kursi kepala sekolah, 1 set kursi tamu, 1 lemari piala. Sarana dan prasana sekolah lainnya adalah kantin dan jamban (WC) siswa.

6. Standar Pengelolaan

Visi dan misi serta tujuan pendidikan SD Negeri ... 04 sudah disosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat ataupun pemangku kepentingan melalui beberapa cara diantaranya menuliskannya ditembok dinding sekolah dan Baligo.

Rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT) ataupun rencana kerja jangka menengah (RKJM) belum disosialisasikan kepada warga sekolah. Demikian pula dengan rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS) belum disosialisasikan kepada warga sekolah. Sekolah belum pernah melakukan pengisian


(5)

EDS sehingga RKAS yang disusun masih mengacu pada cara lama namun sudah mengelompokkan ke dalam delapan standar.

Kegiatan supervisi belum dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan sehingga masih sulit untuk mengukur dan menilai kinerja untuk melakukan perbaikan-perbaikan terutama dalam peningkatan hasil belajar siswa.

Pengumpulan dan penggunaan data sudah menggunakan sistem Aplikasi Dapodikdas secara Online.

7. Standar Pembiayaan

SD Negeri ... 04 mempunyai RKAS namun hanya disusun oleh kepala sekolah, beberapa guru dan bendahara sekolah. Penyusunan RKAS belum melibatkan secara langsung pihak komite sekolah ataupun pemangku kepentingan yang relevan, namun demikian tetap mempertimbangkan usulan-usulannya.

Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah berupa dana BOS APBN dan dana pendidikan gratis pemerintah Provinsi ... dan pemerintah Kabupaten ... Sekolah belum mampu untuk mencari sumber keuangan lain misalnya dengan membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan dunia usaha dan industri.

Penyusunan rencana keuangan sekolah belum dilakukan secara transparan, efisien dan akuntabel. Laporan keuangan sekolah hanya ditujukan kepada pemerintah sebagai pemberi dana.


(6)

Sebagian guru mata pelajaran sudah menyusun perencanaan penilaian berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. KKM yang telah ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran diinformasikan oleh sebagian guru kepada siswa diawal pertemuan tatap muka dan sebagiannya menginformasikan KKM sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian.

Guru melaksanakan penilaian melalui pelaksanaan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian nasional. Penilaian melalui ulangan harian kadang tidak dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah dibuat oleh sebahagian guru.

Hasil penilaian sebahagian guru pada pelaksanaan ulangan harian ataupun tugas-tugas pekerjaan rumah ditambahkan informasi berupa komentar dan masukan untuk perbaikan. Setiap guru menyampaikan hasil penilaian sikap dan akademik siswa kepada kepala sekolah melalui wakil kepala sekolah urusan kurikulum.

Hasil penilaian dijadikan dasar bagi sebahagian guru sebagai koreksi untuk melakukan perbaikan pembelajaran berikutnya.