Tindakan Hukum Yang Dapat Dilakukan Polri Atas Rekomendasi Tim Asesmen Terpadu Terhadap Dugaan Penggunaan Narkotika Jenis Shabu Oleh Kabul Basuki Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009.
ABSTRAK
TINDAKAN HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN POLRI ATAS REKOMENDASI TIM
ASESMEN TERPADU TERHADAP DUGAAN PENGGUNAAN NARKOTIKA JENIS
SHABU OLEH KABUL BASUKI DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR
35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA
Willy Marsaor
110110080390
Di Indonesia sedang berlangsung proses pembaharuan hukum pidana yang
meliputi pembaharuan terhadap hukum pidana formil, hukum pidana materiil dan
pelaksanaan pidana. Ketiganya diperbaiki agar tidak terdapat kendala dalam
pelaksanaannya, salah satunya aturan mengenai penanganan perkara Narkotika. Kabul
Basuki merupakan tersangka operasi tangkap tangan Dittipidnarkoba Bareskrim Polri
dengan dugaan penggunaan Narkotika. Dilema bagi aparat penegak hukum dalam
penanganan perkara Narkotika saat muncul Peraturan Bersama pemerintah dan
penegak hukum dalam rangka penanganan perkara Narkotika. Peraturan Bersama
tersebut menghasilkan Tim Asesmen Terpadu yang menilai seseorang dapat
direhabilitasi atau tidak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
rekomendasi Tim Asesmen Terpadu mengikat bagi penyidik perkara Narkotika dan
kekuatannya sebagai alat bukti dalam hukum acara pidana, dan untuk mengetahui
tindakan hukum yang dapat dilakukan penyidik terhadap Kabul Basuki.
Metode penelitian dalam Memorandum Hukum ini bersifat deskriptif analitis yaitu
penelitian yang menggambarkan situasi atau peristiwa yang tengah diteliti dan kemudian
dianalisa berdasarkan fakta-fakta berupa data sekunder yang diperoleh dari bahan
hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Metode pendekatan
yang digunakan adalah yuridis normatif dengan menganalisa data-data berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan hukum.
Teknik pengumpulan data dari penelitian ini dilakukan dengan studi literatur/dokumen
untuk memperoleh data sekunder.
Berdasarkan analisis dapat ditarik dua kesimpulan. Pertama, rekomendasi Tim
Asesmen Terpadu mengikat bagi penyidik Polri sebagai alat bukti surat menurut KUHAP.
Kedua, perkara Kabul Basuki dapat diteruskan penyidikannya dan dapat disangkakan
melakukan tindak pidana Narkotika Golongan I bagi diri sendiri berdasarkan Pasal 127
Undang-Undang 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan pidana maksimal empat tahun
penjara.
TINDAKAN HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN POLRI ATAS REKOMENDASI TIM
ASESMEN TERPADU TERHADAP DUGAAN PENGGUNAAN NARKOTIKA JENIS
SHABU OLEH KABUL BASUKI DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR
35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA
Willy Marsaor
110110080390
Di Indonesia sedang berlangsung proses pembaharuan hukum pidana yang
meliputi pembaharuan terhadap hukum pidana formil, hukum pidana materiil dan
pelaksanaan pidana. Ketiganya diperbaiki agar tidak terdapat kendala dalam
pelaksanaannya, salah satunya aturan mengenai penanganan perkara Narkotika. Kabul
Basuki merupakan tersangka operasi tangkap tangan Dittipidnarkoba Bareskrim Polri
dengan dugaan penggunaan Narkotika. Dilema bagi aparat penegak hukum dalam
penanganan perkara Narkotika saat muncul Peraturan Bersama pemerintah dan
penegak hukum dalam rangka penanganan perkara Narkotika. Peraturan Bersama
tersebut menghasilkan Tim Asesmen Terpadu yang menilai seseorang dapat
direhabilitasi atau tidak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
rekomendasi Tim Asesmen Terpadu mengikat bagi penyidik perkara Narkotika dan
kekuatannya sebagai alat bukti dalam hukum acara pidana, dan untuk mengetahui
tindakan hukum yang dapat dilakukan penyidik terhadap Kabul Basuki.
Metode penelitian dalam Memorandum Hukum ini bersifat deskriptif analitis yaitu
penelitian yang menggambarkan situasi atau peristiwa yang tengah diteliti dan kemudian
dianalisa berdasarkan fakta-fakta berupa data sekunder yang diperoleh dari bahan
hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Metode pendekatan
yang digunakan adalah yuridis normatif dengan menganalisa data-data berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan hukum.
Teknik pengumpulan data dari penelitian ini dilakukan dengan studi literatur/dokumen
untuk memperoleh data sekunder.
Berdasarkan analisis dapat ditarik dua kesimpulan. Pertama, rekomendasi Tim
Asesmen Terpadu mengikat bagi penyidik Polri sebagai alat bukti surat menurut KUHAP.
Kedua, perkara Kabul Basuki dapat diteruskan penyidikannya dan dapat disangkakan
melakukan tindak pidana Narkotika Golongan I bagi diri sendiri berdasarkan Pasal 127
Undang-Undang 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan pidana maksimal empat tahun
penjara.