PERLINDUNGAN HUKUM HAK MILIK MASYARAKAT HUKUM ADAT TERKAIT DENGAN PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN PEMBANGUNAN BANDARA EL-TARI DI KABUPATEN KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DITINJAU DARI PERUNDANG.

ABSTRAK
PERLINDUNGAN HUKUM HAK MILIK MASYARAKAT HUKUM ADAT
TERKAIT DENGAN PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN
PEMBANGUNAN BANDARA EL-TARI DI KABUPATEN KUPANG
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DITINJAU DARI PERUNDANGUNDANGAN YANG BERLAKU
Wira Wiguna
110111090067

Kebutuhan akan tanah yang akan diperuntukan untuk
pembangunan semakin hari semakin meningkat. Sejalan dengan
kebutuhan pembangunan Kabupaten Kupang sebagai penyangga Provinsi
Nusa Tenggara Timur dalam perkembangannya membutuhkan
pembangunan infrastruktur juga tuntutan kebutuhan akan tanah dan
fasilitas umum semakin besar. Pembangunan bandara El-Tari di
Kabupaten Kupang merupakan tindak lanjut dalam rangka meningkatkan
kemampuan, menunjang kehidupan masyarakat dan mendorong
pemerataan pembangunan. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui dan
memahami prosedur pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan
pembangunan bandara El-Tari di Kabupaten Kupang dihubungkan dengan
Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006, untuk mengetahui
perlindungan hukum hak ulayat masyarakat hukum adat bagi

pembangunan bandara El-Tari di Kabupaten Kupang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yuridis normatif yaitu
penelitian yang dilakukan dengan menelusuri bahan pustaka atau data
sekunder sebagai utama didukung dengan data primer. Spesifikasi
penelitian deskriptif analitis dengan menganalisis berdasarkan data yang
diperoleh dari hasil penelitian berdasarkan teori serta ketentuan yang
berlaku untuk memperoleh kesimpulan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pengadaan tanah
yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang tidak berjalan
sebagaimana mestinya dan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden
Nomor 65 Tahun 2006 dengan alasan Pemerintah Daerah Kabupaten
Kupang tidak memberikan ganti rugi kepada masyarakat adat bahkan
pemerintah menerbitkan sertifikat hak pakai kepada TNI Angkatan Udara
tanpa seizin masyarakat adat sebagai penggarap hak atas tanah
berdasarkan Surat Landreform. Sebaiknya Pemerintah Daerah Kupang
segera membayar ganti rugi atas tanah seluas 540 hektare kepada
masyarakat adat sebagai penggarap hak atas tanah serta melakukan
sosialisasi aturan pertanahan melalui penyuluhan secara intensif terkait
perlindungan hukum atas pengadaan tanah untuk kepentingan umum.


iv