ABSTRAK PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE PLASMA PADA PEROKOK DENGAN PEMBERIAN LATIHAN BEBAN INTENSITAS RENDAH DAN SUPLEMTASI ASAM FOLAT SERTA CYANOCOBALAMIN Pendahuluan: Homocysteine saat ini dikenal sebagai suatu faktor risiko yang

ABSTRAK PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE PLASMA PADA PEROKOK DENGAN PEMBERIAN LATIHAN BEBAN INTENSITAS RENDAH DAN SUPLEMTASI ASAM FOLAT SERTA CYANOCOBALAMIN

  Pendahuluan: Homocysteine saat ini dikenal sebagai suatu faktor risiko yang

  dapat menimbulkan aterosklerosis. Homocysteine merupakan non protein sulfhydryl amino acid yang memiliki jalur metabolisme pada jalur remetilasi dan transulfurasi biosintesis metionin. Asam folat dan cyanoconalamin sebagai kofaktor enzim pada proses metabolisme biosintesis tersebut. Latihan beban intensitas rendah serta suplementasi asam folat dan cyanocobalamin dapat digunakan untuk menurunkan kadar homocysteine plasma. Namun, keefektifan latihan beban dengan suplementasi tersebut belum pernah diperiksa. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan penurunan kadar homocysteine plasma dengan pemberian latihan beban intensitas rendah dan suplementasi asam folat serta cyanocobalamin. Metode: Metode penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorium pre dan post test. Empat belas pria (n = 14) berusia 25- 30 tahun memiliki kebiasan merokok dibagi menjadi dua kelompok eksperimen, masing-masing kelompok terdiri dari tujuh orang. Kelompok pertama diberi perlakuan latihan beban intensitas rendah serta suplementasi asam folat dan

  cyanocobalamin (n = 7), kelompok kedua diberi perlakuan latihan beban

  intensitas rendah tanpa suplementasi (n = 7). Latihan beban dilakukan selama 45-55 menit. Hasil: Terdapat penurunan kadar homocysteine plasma pada kelompok pertama dengan pemberian latihan beban intensitas rendah dan suplementasi asam folat serta cyanocobalamin dengan nilai rerata 11,95 µmol/L menjadi 9,65 µmol/L. namun, terdapat peningkatan pada kelompok dengan pemberian latihan beban intensitas rendah tanpa suplementasi dengan nilai rerata 18,98 µmol/L menjadi 20,40 µmol/L. Kesimpulan: Kesimpulannya adalah terdapat penurunan setelah pemberian suplementasi asam folat dan cyanocobalamin serta latihan beban intensitas rendah terhadap kadar homocysteine. Namun, terjadi peningkatan setelah pemberian latihan beban intensitas rendah tanpa suplementasi asam folat dan

  cyanocobalamin terhadap kadar homocysteine dengan nilai signifikansi (p < 0,05).

  Kata Kunci: homocysteine, asam folat, cyanocobalamin, latihan beban

Tabel 5.1 Nilai rerata dan standart deviasi karakteristik subjek penelitian

  Rerata ± SD Variabel

  Kelompok 1 Kelompok 2 Usia (tahun)

  26,57 ± 2,14 29,28 ± 0,48 Berat badan (kg/m²)

  60,14 ± 4,94 61,71 ± 6,42 Tinggi badan (cm)

  166,14 ± 2,34 167,57 ± 5,06

  IMT 21,79 ± 1,77 21,94 ± 1,51

  N

  7

  7 Keterangan : IMT (Indeks Massa Tubuh), N (jumlah subjek penelitian)

Tabel 5.1 adalah data yang menghimpun karakteristik seluruh subjek penelitian. Pada kelompok 1 memiliki rerata usia 26,57 tahun dengan kisaran usia

  antara 25-30 tahun. Sedangkan pada kelompok 2 memiliki rerata usia 29,28 tahun dengan kisaran usia 29-30 tahun. Berat badan minimal subjek adalah 55 kg dan berat badan maksimal adalah 71 kg dengan tinggi badan minimal adalah 158 cm dan tinggi badan maksimal adalah 173. Nilai minimal dan maksimal berat badan serta tinggi badan menunjukkan subjek penelitian memiliki kriteria IMT normal, pada kelompo 1 memiliki nilai IMT 21,79 kg/m² dengan kisaran angka normal 19-23 kg/m², pada kelompok 2 memiliki angka IMT masih dalam batas normal yaitu 19-24 kg/m².

  Data Variabel Penelitian

Data variabel penelitian dan uji normalitas

  Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data kadar homocysteine pre test dan homocysteine post test berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan Shapiro-wilk dengan kriteria jika p > 0,05 maka data berdistribusi normal dan sebaliknya jika nilai p < 0,05 maka data tersebut berdistribusi tidak normal.

Tabel 5.2 nilai rerata dan standar deviasi kadar homocysteine plasma pretest dan posttest

  Rerata ± SD Variabel Kelompok 1 Kelompok 2 p

  Homocysteine

Pre test (µmol/L) 11,95 ± 2,67 18,98 ± 11,38 0,000

  (µmol/L) 9,65 ± 1,73 20,45 ± 12,47 0,000

  Post test

  Delta (µmol/L) -2,30 ± 1,17 1,41 ± 1,27 0,902 N

  7

  7 Keterangan : Pre (sebelim perlakuan), Post (setelah perlakuan), p (Uji normalitas data dengan

  Shapiro-wilk , data berdistribusi normal jika p > 0,05)

Tabel 5.2 menjelaskan rerata dan hasil uji normalitas variabel homocysteine pre test dan post test kelompok 1 dan kelompok 2 serta nilai delta homocysteine.

  Hasil uji normalitas pre test dan post tes pada kelompok 1 dan kelompok 2 berdistribusi tidak normal dengan nilai signifikansi 0,000 dengan nilai normal signifikansi p > 0,005. Oleh karena itu maka uji beda berpasangan untuk kelompok 1 dan kelompok 2 menggunakan uji non parametrik yaitu wilcoxon. Hasil uji normalitas pada nilai delta menunjukkan nilai p > 0,05 yaitu 0,902, maka uji beda menggunakan parametrik yaitu independent t-test.

5.3 Analisis Perbedaan Kelompok 1 Dan Kelompok 2

5.3.1 Analisis uji t berpasangan kelompok 1 dan kelompok 2 (wilcoxon)

  Analisis perbedaan rerata dilakukan dalam dua pengamatan yaitu sebelum perlakuan dan setelah perlakuan melalui uji beda. Kelompok 1 dan kelompok 2 pada

tabel 5.2 menunjukkan nilai berdistribusi tidak normal, sehingga uji beda menggunakan uji non parametrik yaitu wilcoxon, sedangkan nilai delta pada tabel 5.2

  menunjukkan nilai yang berdistribusi normal, sehingga uji beda menggunakan uji parametrik yaitu independen t-test. Kelompok 1 mendapatkan perlakuan yaitu pemberian suplementasi asam folat dan cyanocobalamin serta latihan beban intensitas rendah. kelompok 2 mendapatkan pemberian perlakuan latihan beban intensitas rendah tanpa suplementasi asam folat dan cyanocobalamin. Kedua kelompok mendapatkan perlakuan dihari yang berbeda. Hasil uji beda kelompok 1 dan 2 terdapat pada tabel 5.3 dan tabel 5.4.

Tabel 5.3 Hasil uji perbedaan non parametrik (wicoxon) pada kelompok 1

  Rerata ± SD p Variabel

  

Pre Post

Homocysteine

  Kelompok 1 11,95 ± 2,67 9,65 ± 1,73 0,018 µmol/L

  Keterangan : nilai signifikan p < 0,05

  Berdasarkan uji perbedaan kelompok 1 pada tabel 5.3 menunjukkan nilai p < 0,05 yaitu 0,018. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna sebelum dan setelah perlakuan suplementasi asam folat dan cyanocobalamin serta latihan beban intensitas rendah terhadap penurunan kadar homocystein plasma.

Tabel 5.4 Hasil uji perbedaan non parametrik (wicoxon) kelompok 2

  Rerata ± SD Variabel

  Homocysteine

  p

  

Pre Post

  Kelompok 2 µmol/L

  18,98 ± 11,38 20,40 ± 12,53 0,028

  Keterangan : nilai signifikan p < 0,05

  Berdasarkan uji perbedaan kelompok 2 pada tabel 5.4 menunjukkan nilai p < 0,05 yaitu 0,028. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna sebelum dan setelah perlakuan latihan beban intensitas rendah tanpa suplementasi.

  Gambaran perubahan rerata variabel pre dan post test kelompok 1 dan kelompok 2 terdapat pada grafik 5.1.

Gambar 5.1 Gambaran perubahan rerata homocysteine pre dan post test kelompok 1 dan kelompok 2

  25 18,98 20,40

  20 11,95

  15 9,65

  10

  5 Kelompok 1 Kelompok 2 Pre Post Ho m oc y st e ine

Gambar 5.1 menunjukkan perubahan rerata homocysteine pada kelompok 1 dan kelompok 2. Kelompok 1 menunjukkan perubahan yang signifikan pada

  homocysteine yaitu dari nilai signifikan 11,95 menjadi 9,65. Hal tersebut bermakna

  bahwa terdapat penurunan kadar homocyateine plasma pada kelompok 1 dengan pemberian suplementasi asam folat dan cyanocobalamin serta latihan beban intensitas rendah. Kelompok 2 menunjukkan dan mengalami perubahan signifikan dari rerata 18,98 menjadi 20,40 Hal tersebut dapat disimpulakn adanya peningkatan kadar

  homocysteine plasma pada kelompok 2 dengan pemberian latihan beban intensitas rendah tanpa suplementasi.

Tabel 5.5 Hasil uji independent t-test dilihat dari delta variabel homocysteine kelompok 1 dan kelompok 2

  Rerata ± SD Variabel Kelompok 1 Kelompok 2 p

  Homocysteine Pre dan post test -2,30 ± 1,17 1,41 ± 0,48 0,000

  µmol/L N

  7

  7 Keterangan : Kelompok 1 (setelah pemberian suplementasi asam folat dan cyanocobalamin

  serta latihan beban intensitas rendah), kelompok 2 (setelah pemberian latihan beban intensitas rendah tanpa suplementasi), nilai signifikan p < 0,05

  Berdasarkan uji independen t-test pada tabel 5.5 didapatkan nilai p < 0,05 yaitu 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna setelah perlakuan terhadap kelompok 1 dan kelompok 2.

BAB 6 PEMBAHASAN Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah pada penelitian ini bertujuan

  untuk menjelaskan serta membuktikan pemberian suplemtasi asam folat dan

  cyanocobalamin serta latihan beban intensitas rendah mampu menurunkan kadar homocysteisne plasma sebagai salah satu faktor munculnya risiko penyakit

  kardiovaskular serta membandingkan apakah pemberian suplementasi dan latihan beban intensitas rendah lebih baik dari pemberian perlakuan latihan beban intensitas rendah tanpa suplementasi. Metode yang digunakan adalah experiment laboratories

pretest-posttest design yang menggunakan manusia sebagai subyek penelitian.

  Gambaran Karakteristik Subyek Penelitian

  Subyek pada penelitian ini berjumlah 14 orang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok dan setiap kelompok berjumlah 7 orang, semua subyek penelitian berjenis kelamin laki-laki. Hasil pada tabel 5.1 diketahui bahwa rerata usia subyek pada kelompok 1 yaitu 26,57 dengan kisaran usia antara 25-30 tahun. Pada kelompok 2 memiliki rerata usia yaitu 29,28 dengan kisaran usia 29-30 tahun. Deskripsi tersebut menjelaskan dari seluruh kelompok memiliki usia minimal yaitu 25 tahun dan memiliki usia maksimal 30 tahun. Usia merupakan salah satu faktor risiko tingginya kadar homocysteine seseorang, dengan kurangnya aktivitas fisik serta kurang tercukupinya asupan nutrisi khususnya asam folat dan cyanocobalamin maka akan menambah risiko tingginya kadar homocysteine. Diketahui pada penelitian ini kelompok 1 memiliki rerata homocysteine pre test 11,95 µmol/L dengan nilai minimal 7,9 µmol/L dan nilai maksimal 15,3 µmol/L, jika dibandingkan dengan nilai rerata homocysteine kelompok 2 memiliki nilai rerata pre test 18,98 µmol/L dengan nilai minimal 10,4 µmol/L dan nilai maksimal 44,7 µmol/L, maka dapat diartikan nilai rerata serta nilai minimal dan maksimal homocysteine pre test kelompok 2 lebih tinggi dibanding dengan kelompok 1, rerata usia kelompok 2 lebih tinggi dibanding kelompok 1, hasil tersebut menunjukkan bahwa bertambahnya usia seseorang akan berpengaruh terhadap tingginya kadar homocysteine. Seseorang dengan kondisi kekurangan nutrisi khususnya asam folat dan cyanocobalamin akan mengalami hambatan pada proses remitilisasi yaitu pengubahan kembali homocysteine menjadi metionin, sehingga terjadi penumpukan homocysteine yang akan memperbesar kemungkinan memburuknya kualitas vaskular (Hannibal, 2017).

  Beberapa faktor lain juga disebutkan dapat meningkatkan kadar homocysteine yaitu kebiasaan mengkonsumsi alkohol serta rokok. Subyek penelitian ini merupakan seseorang yang memiliki kebiasaan merokok dengan kisaran 15 batang rokok setiap hari, kandungan zat nitrous oxide akan menurunkan kadar asam folat dalam tubuh, sedangkan asam folat ini diperlukan sebagai kofaktor aktivitas enzim dalam proses

  remethylitation yaitu pengubahan methylenetetrahydrofolat (MTHF) menjadi tetrahydrofolat (THF) dan sebaliknya sehingga berakibat penumpukan homocysteine

  yang berakibat memburuknya vaskular (Subasi, 2012; Hannibal, 2017). Beberapa penelitian dilakukan dengan memberikan dosis asam folat 0,4-5 mg/hari mampu menurunkan homocysteine pada perokok (Cafolla et al., 2002).

   Pengaruh Asam Folat dan Cyanocobalamin Terhadap Homocysteine

  Peningkatan homocysteine sering dikaitkan dengan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui peningkatan kadar

  homocysteine ini menunjukkan kerentanan terhadap aterosklerosis yang merupakan

  langkah awal untuk penyakit jantung serta untuk menemukan cara yang lebih efisien dan efektif serta ekonomis untuk mengurangi risiko penyakit jantung (Joubert, 2006; Gaber, 2013). Menurunkan kadar homocysteine adalah merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko penyakit jantung, peningkatan kadar homocysteine disebabkan terganggunya proses sintesis homocysteine kembali menjadi metionin, terganggunya proses sintesis banyak dikaitkan dengan kurangnya kofaktor enzim pada proses sintesis tersebut, asam folat serta cyanocobalamin merupakan kofaktor enzim dalam proses sintesis homocysteine ke metionin (Shils, 1999; Gueant, 2013; Duplessis, 2017).

  Pemberian suplementasi asam folat dan cyanocobalamin merupakan salah satu cara untuk menurunkan kadar homocysteisne, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh McCully (2015) dan Fratoni (2016). Penelitian tersebut menyebutkan penurunan kadar homocysteine setelah pemberian suplementasi asam folat serta

  cyanocobalamin . Sesuai dengan fungsi dari asam folat serta cyanocobalamin adalah

  koofaktor enzim pada proses sintesis homocysteine menjadi metionin. Pembahasan hasil data pada bab 5 menunjukkan adanya penurunan kadar homocysteine pada kelompok satu dengan pemberian suplementasi asam folat dan cyanocobalamin serta latihan beban intensitas rendah, dijelaskan pada tabel 5.3 yang menunjukkan nilai signifikansi p < 0,05 yaitu 0,018. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna sebelum dan setelah perlakuan terhadap penurunan kadar homocysteine .

  Asam folat dan cyanocobalamin merupakan prekursor inaktif dari beberapa koenzim yang berfungsi pada transfer unit karbon tunggal, Berbagai reaksi penting yang menggunakan unit karbon tunggal adalah sintesis purin melalui pembentukan asam inosinat, sintesis nukleotida pirimidin melalui metilasi asam deoksiuridilat menjadi asam timidilat, interkonversi beberapa asam amino misalnya antara serin dengan glisin, histidin dengan asam glutamate, homocysteine dengan metionin memerlukan cyanocobalamin sebagai kofaktor enzim (Sulistia, 1995; Guent, 2013).

  Peran asam folat dan cyanocobalamin pada proses remitilisasi pengubahan kembali homocysteine menjadi metionin dengan menggunakan kelompok metil dari katalis asam folat menggunakan N5-methyltetrahydrofolate (metil-THF) sebagai donor metil dan cyanocobalamin sebagai kofaktor (Shils, 1999; Hannibal, 2017).

  Metil-THF terbentuk dalam reaksi katalis oleh methyltetrahydrofolate reductase (MTHFR), dimana 5, 10 - methyltetrahydrofolate dikurangi menjadi 5-

  methyltetrahydrofolate (metil-THF). Reaksi MTHFR meresuksi pembentukan metil- THF dalam metabolisme folat (Christina, 2007).

  Asam Folat dan Homocysteine serta Disfungsi Endotelium Homocysteine mempengaruhi beberapa komponen penting aterogenesis

  seperti fungsi endotel, aktivasi trombosit dan kekebalan serta inflamasi. Endothelium penting untuk menjaga integritas vaskuler dengan melepaskan nitric oxide (NO) untuk mengatur vasodilatasi vaskuler. Disfungsi endotel merupakan penanda awal penyakit aterosklerosis (Gaber, 2016). Nitric oxide (NO) berperan pada vasokontriksi dan vasodilatasi pembuluh darah untuk membuat aliran darah lebih besar ketika permintaan oksigen tinggi seperti pada saat latihan atau berolahraga, jika Nitric oxide terganggu maka, akan menghambat vasodilatasi pembuluh darah (Joubert, 2006).

  Pemberian asam folat merupakan salah satu intervensi yang dapat diberikan untuk memperbaiki fungsi endotel. Aktivitas fisik, fungsi ginjal, kebiasaan merokok, kekurangan asam folat dan juga kurangnya cyanocobalamin merupakan beberapa penyebab peningkatan pada kadar homocysteine. Penting untuk menjaga kecukupan asupan nutrisi khususnya asam folat yang kandungannya pada makanan gampang hilang karena proses pemasakan.

   Latihan Beban dan Homocysteine

  Latihan fisik atau berolahraga merupakan salah satu rekomendasi para dokter untuk mengurangi risiko seseorang mengalami gangguan kesehatan. Banyak penelitian menyebutkan bahwa dengan berolahraga maka akan mengurangi risiko penyakit khususnya penyakit kardiovaskular, dengan mencegah beberapa faktor yang menyebabkan penyakit kardiovaskular. salah satu faktor tersebut adalah tingginya kadar homocysteine plasma (Subasi, 2012; Sanchez, 2015).

  Secara umum selama latihan, peningkatan ketersediaan protein bisa mengubah konsentrasi homocysteine dengan meningkatkan katabolisme metionin, sehingga kadar homocysteine akan menurun, namun dengan latihan dan berkurangnya ketersediaan vitamin B akan meningkatkan homocysteine (Joubert, 2006).

  Peningkatan kadar homocysteine terjadi pada kelompok 2 (kontrol) dengan pemberian latihan beban intensitas rendah tanpa suplementasi, terlihat pada tabel 5.2 nilai rerata

  homocysteine pre test adalah 18,98 µmol/L kemudian meningkat pada nilai rerata homocysteine post test yaitu 20,45 µmol/L. Joubert (2006) menyatakan 2 dari 5

  penelitian menunjukkan hubungan antara peningkatan homocystein dengan tingkat aktivitas fisik. Joubert (2006) juga menyampaikan dari 7 penelitian tersebut, 3 penelitian menemukan tidak ada efek latihan terhadap penurunan homocysteine, 3 penelitian menemukan peningkatan homocysteine dan hanya 1 penelitian yang menyampaikan terdapat penurunan homocysteine. Deminice (2016) menyampaikan 3 dari 7 penelitian dengan intervensi latihan beban mampu menurunkan kadar

  homocysteine . Peningkatan kadar homocysteine setelah latihan akut bersifat

  sementara dan akan kembali dalam kurun waktu 24 jam, peningkatan homocysteine setelah latihan akut tidak berpotensi menjadi faktor risiko penyakit kardiovaskular yang diakibatkan oleh hyperhomocysteinemia (Deminice, 2016; Gaber, 2016).

  Peningkatan kebutuahan kreatin untuk kontraksi otot dapat menyebabkan peningkatan homocysteine. Guanidinoacetate akan membawa gugus metil pada sintesis S-Adenosinmetionin (SAM) menjadi S-Adenosinhomocysteine (SAH) untuk membentuk kreatin. Sintesis kreatin di hati 75% sebagai penyumbang pembentukan

  homocysteine setiap hari, dimana s-adenosylmethionine menyumbang kelompok

  metilnya ke guanidiniacetate untuk membentuk kreatin dan s-adenosylhomocysteine, kreatin dibutuhkan untuk kontraksi otot, dimana kreatin bereaksi dengan

  adenosintriphospate (ATP) yang dihasilkan oleh glikolisis dan fosforilasi oksidatif,

  untuk membentuk adenosindiphospate (ADP) dan kreatin fosfat. Selama latihan yang melibatkan kontraksi otot serta kebutuhan akan ATP meningkat maka kelompok kreatin fosfat berenergi tinggi dipindahkan ke ADP untuk membentuk kembali ATP

  ; (Joubert, 2006 Subasi, 2012; Sanchez, 2015).

  Latihan beban merupakan salah satu rekomendasi untuk menurunkan kadar

  homocysteine dengan melibatkan metil pada proses metabolisme betaine di ginjal

  dengan meningkatkan aktivitas enzim BHMT sebagai pembawa gugus metil pada metabolisme betaine. Deminice (2016) menyebutkan salah satu donator metil yang digunakan untuk proses remetilasi homocysteine menjadi metionin yaitu

  (BHMT) merupakan enzime pembawa

  Betainehomocysteine S-methyltransferase gugus metil dari betaine yang berasal dari oksidasi kolin (Neuman, 2013).

  Latihan beban intensitas rendah merupakan latihan yang direkomendasikan untuk menurunkan kadar homocysteine dengan peran meningkatkan aktivitas enzim

  bhetainehomocysteine methyltransferase (BHMT) sebagai pembawa gugus metil dari sintesis betaine untuk kemudian digunakan remetilasi homocysteine ke metionin.

  Aktivitas BHMT di ginjal lebih sedikit dibanding dengan di hati, aktivitas tersebut dipengaruhi oleh latihan yang meningkatkan aktivitas BHMT di ginjal. Seseorang dengan asam folat yang rendah akan meningkatkan aktivitas BHMT, namun tanpa adanya peningkatan aktivitas metionin sintesis (MS). Olahraga mengurangi aktivitas metionin sintesis serta meningkatkan aktivitas BHMT di hati dan ginjal (Neuman, 2013; Deminice, 2016).

  Keterbatasan Penelitian

  Dari hasil penelitian yang telah didapatkan, ada beberapa keterbatasan pada penelitian ini yaitu :

  1. Aktivitas sampel yang tidak dapat dikontrol sehingga dimungkinkan dapat mempengaruhi hasil penelitian ini.

  2. Subyek dalam penelitian ini adalah bukan atlet atau seseorang yang tidak terlatih dan tidak biasa latihan beban sehingga dimungkinkan mempengaruhi hasil penelitian.

  3. Hasil penelitian hanya melihat efek akut dari perlakuan serta dosis suplementasi tertentu sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk melihat efek kronik dari perlakuan dengan tambahan suplementasi dengan dosis berbeda.

BAB 7 PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan analisis data data dan pembahasan penelitian yang telah

  dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

  1. Pemberian latihan beban intensitas rendah tanpa suplementasi meningkatkan kadar homocysteine plasma pada perokok.

  2. Pemberian latihan beban intensitas rendah dan suplementasi asam folat serta

  cyanocobalamin mampu menurunkan kadar homocysteine plasma pada perokok.

  3. Pemberian latihan beban intensitas rendah ditambah dengan pemberian suplementasi asam folat dan cyanocobalamin terbukti lebih baik dalam menurunkan kadar homocysteine plasma pada perokok daripada pemberian latihan beban intensitas rendah tanpa suplementasi asam folat

  cyanocobalamin .

  Saran

  Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian ini, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :

  1. Merokok berdampak pada tingginya kadar homocysteine yang berakibat tingginya risiko penyakit kardiovaskular, meskipun pemberian latihan beban intensitas rendah serta suplementasi asam folat dan cyanocobalamin mampu menurunkan kadar homocysteine, merokok tetap memiliki risiko besar terhadap penyakit kardiovaskular. Hindari faktor risiko sekecil apapun yang berdampak terhadap penyakit kardiovaskuler.

  2. Pemberian latihan beban intensitas rendah dan supplementasi asam folat dan

  cyanocobalamin direkomendasikan untuk menurunkan kadar homocysteine plasma pada perokok.

3. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek kronik dari perlakuan

  suplementasi asam folat dan cyanocobalamin terhadap penurunan kadar homocysteine.

  4. Perlu penelitian lebih lanjut terkait dengan faktor risiko yang menyebabkan tingginya kadar homocysteine, karena penelitian ini hanya dilakukan terhadap orang yang memiliki kebiasan merokok 15 batang rokok setiap hari.

  5. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan pemberian suplementasi

  pyridoxine yang juga sebagai kofaktor enzim lain pada jalur transulfurasi homocysteine .

  6. Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap subyek atlet atau subyek lansia

DAFTAR PUSTAKA

  Bayir, Aysigul., 2015., The Effects of Vitamin B12 and Folic Acid Deficiencies on Stroke, and Vitamin B12 and Folic Acid Supplements., Türk Biyokimya Dergisi (Turkish Journal of Biochemistry –Turk J Biochem)., 37 (3) 303–314

  Bickel, C., Schnabel, R.B., Zengin, E., Lubos, E., Rupprecht, H., Lackner, K., Proust,

  C., Tregoues, D., Blankenberg, S., Westermann, D., Sinning, C., 2017.,

  Homocysteine concentration in coronary artery disease: Influence of three common single nucleotide polymorphisms ., Nutrition, Metabolism &

  Cardiovascular Diseases., 27, 168-175

  rd

  Bompa, T.O., 1994., Theory and Methodology of Training., 3 edition., Toronto, Ontorio: Kendall/Hunt Publishing Company. Cafolla, A., Dragoni, F., Girelli, G., Tosti M,E., Costante, A., De Luca, A,M.,

  Funaro, D., Scott, C,S., 2002., Effect of folic acid and vitamin C

  supplementation on folate status and homocysteine level: a randomised controlled trial in Italian smoker

  • –blood donors., Atherosclerosis 163, 105–111

  Christina, Bolander, Gouaille., Bottiglieri, Teodoro., 2007., Homocysteine Related

  th Vitamins and Neuropsychiatric Disorders 2 ., Paris Berlin Heidelberg New

  York Deminice, Rafael., Riberio, Farias, Diogo., Frajacomo, Tadeu, Travesian, Fernando.,

  2016., The Effects of Acute Exercise and Exercise Training on Plasma

  Homocysteine: A MetaAnalysis ., DOI:10.1371/journal.pone.0151653

  Dowson, Loren, Samantha., Bowe, John Steven., Crowe, Charles, Timothy., 2016.,

  A combination of omega-3 fatty acids, folic acid and B-group vitamins is superior at lowering homocysteine than omega-3 alone: a meta-analysis ., doi:

  10.1016/j.nutres.2016.03.010 Duplessis, M., Lapierre, H., Pellerin, D., Lafores, P., Girard, C,L., 2017., Effects of

  intramuscular injections of folic acid, vitamin B12, or both, on lactational performance and energy status of multiparous dairy cows ., J. Dairy Sci.

  100:1

  • –14 Fox, E.L., Bowers, R.W. & Fross, M.L., 1993. The physiological Basis of Exercise

  and Sport . USA: Wim. Brown Published ,

  Fratoni, Valentina. Bramdi, Luisa, Maria., 2015., B Vitamins, Homocysteine and

  

Bone Health ., Nutrients, 7, 2176-2192; doi:10.3390/nu7042176 Gaber, Rania., Hamesa, Manal., 2016., The effects of pipe water smoking on

  endothelial function in healthy non smoker volunteers ., Artery Research 15, 1-

  5 Gueant, Jean, Louis., Nomaur, Fares., Rossa Maria., Gueant Rodrigues., Daval, Jean Luc., 2013., Folate and fetal programming: a play in epigenomics., Trends in Endocrinology and Metabolism, Vol. 24, No. 6

  Han, Liyuan., Liu, Yanfen., Wang., Changyi., Tang, Linlin., Feng, Xiaoqi., Astel Burt, Thomas., Wen Qi., Duan, Donghui., Lu, Nanjia., Xu, Guodong., Wang, Kaiyue., Zhang, Lu., Gu, Kaibo., Chen, Sihan., Ma, Jianping., Zhang, Tao., You, Dingyun., Duan, Shiwei., 2016., Determinants of

  hyperhomocysteinemia in healthy and hypertensive subjects: A population-

based study and systematic review ., Clinical Nutrition 10, 1-16

  Hannibal, Luciana., Blom, J, Henk., 2017., Homocysteine and disease: Causal

  associations or epiphenomenons ., Molecular Aspects of Medicine 53, 36-42

  Hata, Koichi., Nakagawa, Toru., Mizuno, Mitsuhiko., Yanagi, Nobuaki., Kitamura., Hiroko., Hayasi, Takeshi., Irokawa, masataka, Ogami, Akira., 2012.,

  Relationship between smoking and a new index of arterial stiffness, the cardio- ankle vascular index, in male workers: a cross-sectional study ., Induced

  Diseases, 10:11 Huang, Tsang Hai., Lewis, L, Jack., Lin, Hsin Shih., Kuo, Liang Tong., Mao, Shih,

  Wei., Tai, Yuh, Shiou., Chang, Ming, Shi., Ables, P, Gene., Perrone, E, Carmen., Yang, Rong, Seng., 2014., A Methionine-Restricted Diet and

  Endurance Exercise Decrease Bone Mass and Extrinsic Strength but Increase Intrinsic Strength in Growing Male Rats ., The Journal of Nutrition. First

  published ahead of print March 19, 2014 as doi: 10.3945/jn.113.187922. Joubert, M, Lanae., Manore, M, Melinda., 2006., Exercise, Nutrition, and

  Homocysteine ., International Journal of Sport Nutrition and Exercise

  Metabolism, 16, 341-361 Kemenkes RI, 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar., 2013. Kemenkes RI. Kolling, Janaina., Emilene, B,S, Scherer., Cassiana, Siebert, Eduardo, Peil, Marques,

  Tiago Marcom, Dos Santos., Angela, T,S, Wyse., 2014., Creatine prevents the

  imbalance of redox homeostasis caused by homocysteine in skeletal muscle of rats ., Journal of Clinical Neuroscience., 11, 30-34 Lameshaw. 2008. Applied Survival Analysis : Regression Modeling of Time to Event Data. Second Edition, John Wiley and Sons Inc., Publication, New Jersey, Canada.

  Liu, Chin, San., Chiang, Tian Hui., Kuo, Chen Ling., Ou, Chu Chyn., Lii, Chong Kuei., I, Sun Hsun., Wei, You Huei., Chen, Haw Wen., 2005., Contribution

  of plasma folic acid and homocysteine levelsto the mean carotid intima media thickness in smokers ., Nutrition Research 25, 835

  • –845 McCully, S, Kilmer., 2015., Homocysteine and the pathogenesis of atherosclerosis.,

  Pharmacol. Early online, 1

  • –9 Murray, Robert K., Granner, Daryl K., Mayes, Peter A., Rodwel, Victor W., 1997.,

  th Biokimia Harper 24 edition ., Penerbit Buku Kedokteran EGC., Jakarta

  Mutti, Elena., 2015., vitamin b12 chemical aspects, transport, cause and symptoms

  of deficiency, dietary sources, and health benefits ., Published by Nova Science

  Publishers, Inc. New York Neuman, C, Joshua., Albright, A, Kelsey., Schalinske, L, Kevin., 2013., Exercise

  prevents hyperhomocysteinemia in a dietary folate-restricted mouse model .,

  Nutritrion Research 33, 487-493 Okumura, Kenji., Tsukamoto, Hideto., 2011., Folate in smokers., Clinica Chimica

  Acta 412, 521

  • –526 Purwanto and Irwandi, 2014., Pedoman Praktis Belajar Statistik. Surabaya: PT.

  Revka Petra Medika Pusparini., 2002., Homosistein faktor risiko baru (non tradisional) penyakit

  kardiovaskuler ., J Kedokteran Trisakti Januari-April 2002, Vol.21 No.1

  Sanchez, Maroto, Beatriz., Lopez Tores, Olga., Gonzalo, Palacios., Gonzales, Gross., 2015., What do we know about homocysteine and exercise? A review from

  the literature ., doi:10.1515/cclm-2015-1040

  Scorsatto, Mauara., Uehara, Sofia K., Luiz, Ronir R., Glaucia, MM, de Oliveira., Rosa, Glorimar., 2011., Fortification of flours with folic acid reduces

  homocysteine levels in Brazilian women ., Nutrition Research 31 889

  • –895 Shils, Maurice E., Olson, James A., Shike, Moshe., Chaterine Ross, A., 1999.,

  th Modern Nutrition in Health and Disease 9 edition. Ebook.

  Sitepoe, M. (2000). Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta : PT Grasindo.

  Subasi, Sevi, Sevgi., Gelecek, Nihal., Aksakoglu, Gazanfer., Ormen, Murat., 2012.,

  Effects of two different exercise trainings on plasma homocysteine levels and other cardiovascular disease risks ., Türk Biyokimya Dergisi (Turkish Journal

  of Biochemistry –Turk J Biochem)., 37 (3) 303–314

  th

  Sulistia, G, Ganiswarna., 1995., Farmakologi dan Terapi 4 ., Gaya Baru.,

  edition

  Jakarta Vital, Martins, Thays., Hernandes, Soleman, Salma, S., Stein, Miki, Angelica.,

  Garuffi, Marcelo., Teixeira, ligo, Vieira, Camila., Santos, Galduroz, Ruth Ferreira., Riani Costa, Joze Luiz., Stella Florindo., 2016., Resistance Training,

  Lipid Profile, and Homocysteine in Patients with Alzheimer's Disease .,

  International Journal of Gerontology., 10, 28-32 WHO, 2011. Global Recommendations on Physical Activity for Health. [Online]

  Available at:

   diakses pada tanggal 15 April 2017

  WHO, 2012. World Health Organization Statistical Information System. [Online]

  

  Available at: diakses pada tanggal 15 April 2017 Xia, Shuang, Xiao., Li, Xin., Wang, Lin., Wang, Zuo, Ji., Ma, Ping, Jin., Wu, Jin,

  Cun., 2014., Supplementation of folic acid and vitamin B12 reduces plasma

  levels of asymmetric dimethylarginine in patients with acute ischemic stroke .,

  Journal of Clinical Neuroscience., 37 (3) 303

  • –314 Yankelevitz, David F., Henschke, Claudia I., Rowena Yip., Boffetta, Paolo., Joseph Shemesh., Matthew D. Cham., Jagat Narula., Harvey S. Hecht., 2013.,

  Second-Hand Tobacco Smoke in Never Smokers Is a Significant Risk Factor for Coronary Artery Calcification ., cardiovascular imaging, Vol 6, No, 6

  Lampiran 1 Information for Consent

PENJELASAN UNTUK MENDAPAT PERSETUJUAN

  (Information for Consent)

  Judul Penelitian

  Penurunan kadar homocysteine plasma pada perokok dengan pemberian latihan beban intensitas rendah dan suplemtasi asam folat serta cyanocobalamin

  Latar Belakang dan Tujuan Penelitian

  Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang paling umum terjadi dan penyebab kematian tertinggi secara global, angka kematian akibat dari penyakit jantung koroner di dunia sebanyak 7,4 juta jiwa dan terus mengalami peningkatan. Banyak bermunculan faktor-faktor resiko baru yang dikaitkan dengan penyakit kardiovaskuler aterosklerosis dan thrombosis antara lain lipoprotein (a), LDL kecil padat, plasminogen activator inhibitor (PAI-1), dan

  Homocystein . Peningkatan kadar homocystein (Hcy) sering dikaitkan dengan kasus peningkatan terjadinya penyakit kardiovaskuler serta aterosklerosis.

  pemberian intervensi vitamin B9 (asam folat), vitamin B12, serta latihan beban akut intensitas rendah dalam menurunkan homocystein, maka dalam penelitian ini ingin membuktikan apakah pemberian vitamin B9 (asam folat), vitamin B12, dan latihan beban intensitas rendah dapat menurunkan homocystein dalam plasma.

  Manfaat Penelitian

  Dengan adanya penelitian ini diharapkan pemberian intervensi berupa latihan beban intensitas rendah serta pemberian asam folat dan vitamin B12 mampu menurunkan kadar homocystein dan mampu memperbaiki kualitas vaskular, sehingga mencegah resiko penyakit kardiovaskular.

  Perlakuan pada Subyek

  Subyek yang berjumlah 14 orang dibagi menjadi 2 kelompok yang beranggotakan 7 orang setiap kelompok akan menjalani tahapan pemeriksaan awal yaitu pengukuran berat badan, tinggi badan, pengukuran Indeks Masa Tubuh, dan pemeriksaan ginjal. Subyek dipuasakan selama 10-12 jam kemudian dilakukan pengambilan darah sebanyak 5cc sebelum perlakuan latihan beban serta pemberian asam folat dan vitamin B12. Selanjutnya adalah pemasangan polar heart rate digunakan untuk mengukur denyut nadi selama latihan beban untuk mengontrol intensitas latihan serta pemberian asam folat 5 mg secara oral dan vitamin B12 diberikan melalui intramuscular (IM). Selanjutnya adalah pengambilan darah sebanyak 5cc setelah perlakuan digunakan untuk mengetahui kadar homocystein setelah perlakuan.

  Data subyek yang dilibatkan akan diolah secara ilmiah dan bersifat rahasia, untuk menghindari resiko perlakuan diskriminatif.

  Ponorogo, Juli 2017 Penerima Penjelasan Pemberi Penjelasan

  HS Muhammad Nurfatony …………………….. (085731758758) (082330036040)

  Lampiran 2 Informed Consent

SURAT PENYATAAN PERSETUJUAN SEBAGAI SUBYEK PENELITIAN

  (Informed Consent) Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Lengkap : Alamat : Usia : Tinggi Badan : Berat badan : Menyatakan bersedia menjadi subyek pada penelitian yang berjudul “Penurunan

  kadar homocysteine plasma pada perokok dengan pemberian latihan beban intensitas rendah dan suplemtasi asam folat serta cyanocobalamin

  ” yang akan dilaksanakan di Kabupaten Ponorogo.

  Ponorogo, Juli 2017 Hormat saya,

  Yang membuat pernyataan Saksi: 1. …………….

  2. …………….. …………………………….

  Lampiran 3

  Formulir Pemeriksaan

FORMULIR PEMERIKSAAN

  Kelompok : No : Nama : Usia : Alamat : TB

  : ……. cm BB

  : ……. kg

  IMT : ……. kg/m²

  Frekuensi merokok :……..tahun

  Pemeriksaan

  1. SGOT/SGPT :…………….U/L

  2. Serum kreatinin :……………..mg/dl

  3. Kadar Homocysteine Plasma: Pengukuran sebelum perlakuan (pre test) : …………… µmol/L Pengukuran setelah perlakuan (post test)

  : …………… µmol/L

  Lampiran 4

  PERSETUJUAN MEMBANTU PELAKSANAAN PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Usia : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Alamat Kerja : Menyatakan bersedia membantu peneliti dalam melaksanakan penelitiannya yang berjudul “Penurunan kadar homocysteine plasma pada perokok dengan pemberian

  latihan beban intensitas rendah dan suplemtasi asam folat serta cyanocobalamin

  ” Ponorogo, Juli 2017

  Yang membuat persetujuan …………………… TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE... HS MUHAMMAD NURFATONY

  Lampiran 5

  9 MW

  2

  10 YT

  9 U/L 1.2 mg/dl 13 13,7

  11 U/L

  29 63 166 22,86 16 tahun

  2

  15 U/L 1.1 mg/dl 11,7 12,4

  20 U/L

  20 U/L

  30 56 158 22,43 18 tahun

  2

  8 KT

  26 U/L 1.2 mg/dl 10,2 8,2

  22 U/L

  25 57 165 20,94 14 tahun

  29 71 173 23,72 17 tahun

  17 U/L 1.2 mg/dl 11,4 12,7

  7 RS

  13 YL

  9 U/L

  29 58 167 20,80 17 tahun

  2

  14 SA

  14 U/L 10 U/L 1.2 mg/dl 27,7 29,3

  30 70 173 23,39 17 tahun

  2

  21 U/L 19 U/L 1.2 mg/dl 10,4 10,2

  11 KS

  29 57 168 20,20 16 tahun

  2

  12 SW

  20 U/L 1.3 mg/dl 40,9 44,7

  16 U/L

  29 57 168 20,20 18 tahun

  2

  1

  19 U/L 1.0 mg/dl 10,5 8,5

  Data rekap sebyek penelitian kelompok 1 dan kelompok 2 No Nama Kelompok

  1 DS

  25 58 165 21,30 12 tahun

  1

  2 AS

  40 U/L 1.0 mg/dl 11,5 10,3

  25 U/L

  25 55 167 19,72 10 tahun

  1

  Homocystein (post test)

  22 U/L 1.3 mg/dl 15,3 11,5

  (pre test) Kadar

  Kadar Homocystein

  SGOT SGPT Serum kreatinin

  IMT Frekuensi merokok

  TB (cm)

  BB (kg)

  Usia (tahun)

  10 U/L

  3 HS

  25 U/L

  5 AR

  30 65 165 23,88 17 tahun

  1

  6 NE

  7 U/L 1.2 mg/dl 13,9 11,5

  10 U/L

  27 62 163 23,34 15 tahun

  1

  19 U/L 1.1 mg/dl 13,9 11,5

  1

  15 U/L

  29 68 170 23,53 16 tahun

  1

  4 YA

  9 U/L 1.1 mg/dl 14,4 10,5

  11 U/L

  25 56 168 19,84 13 tahun

  8 U/L 1.2 mg/dl 17,8 19,8

  Lampiran 6 PROSEDUR LATIHAN BEBAN

  Pada penelitian ini pelaksaan latihan beban dilakukan 1x dengan waktu 45-55 menit. Dengan rincian rencana latihan yaitu 10 menit pemanasan, 10 menit pendinginan, dilakukan 3 set dengan 8 repetisi, 10 detik istirahat setiap pergantian alat, dan 60 detik istirahat setiap set. Latihan beban dilakukan dengan intensitas rendah yaitu dengan beban 30% dari 1 repetisi maksimal dan 50% dari denyut nadi maksimal. Latihan beban pada penelitian ini menggunakan 4 alat yaitu leg curl, leg

  extention, lat pulldown machine, dumbbell .

1. Lat pull down machine

  Otot yang dilatih menggunakan alat ini adalah otot latisimus dorsi. Instruksi untuk menggunakan alat ini adalah : a. pegang batang lat pull down dengan tangan sedikit lebar dari bahu dengan telapak tangan menghadap ke depan. b. Duduk dengan tangan lurus ke atas memegang batang lat pul down tersebut.

  c. Tarik batang lurus ke bawah di depan kepala hingga tepat di atas dada.

  d. Melakukan pengulangan gerakan sebanyak 8 repetisi dan 3 set, istirahat 60 detik setiap set.

  2. leg curl

  Otot yang dilatih menggunakan alat ini adalah otot hamstring. Instruksi menggunakan alat ini adalah: a. sesuaikan ketinggian bantalan kaki dan atur beban sesuai kemampuan.

  b. Berbaring tengkurap

  c. Letakkan posisi pergelangan kaki ke bawah bantalan dengan lutut sedikit ditekuk sementara tangan memegang tuas mesin d. Melakukan pengulangan gerakan sebanyak 8 repetisi dan 3 set, istirahat 60 detik setiap set

  3. leg extention

  Otot yang dilatih menggunakan alat ini adalah otot quadriceps, intruksi menggunakan alat ini adalah: a. Duduk pada mesin leg extension, kemudian kaitkan kedua kaki pada tuas mesin dan pilihlah beban sesuai dengan target intensitas b. Selanjutnya angkat telapak kedua kaki ke depan hingga sejajar dengan lutut dan paha, kemudian tahan sejenak c. Setelah itu turunkan kembali dengan perlahan, namun tetap terjaga kontraksi pada paha dan melakukan curl hingga repetisi berakhir d. Melakukan pengulangan gerakan sebanyak 8 repetisi dan 3 set, istirahat 60 detik setiap set

4. Dumbbell

  Otot yang dilatih menggunakan alat ini adalah otot bisceps dan otot deltoid, instruksi menggunakan alat ini adalah:

  Biceps muscle

  a. Berdiri tegak dengan dumbbell di sisi tubuh

  b. Putar telapak tangan kea rah dalam sehingga mengadapi tubuh c. Curl dumbbell perlahan menjaga siku dekat dengan sisi tubuh d. Melakukan pengulangan gerakan sebanyak 8 repetisi dan 3 set, 60 detik istirahat setiap set

  Deltoid muscle

  a. Berdiri tegak, lutut sedikit ditekuk, kaki dibuka selebar bahu dengan memegang dumbbell di samping b. Tekuk siki sedikit dan angkat dumbel ke samping, jaga siku sedikit menekuk c. Ketika lengan sejajar dengan lantai, kembali perlahan lahan diturunkan d. Melakukan pengulangan gerakan sebanyak 8 repetisi dan 3 set, 60 detik istirahat setiap set

  Lampiran 7 SURAT IJIN PENELITIAN

  Lampiran 8 SURAT BALASAN DARI TEMPAT PENELITIAN

  Lampiran 9 SURAT KELAIKAN ETIK

  Lampiran 10 HASIL UJI STATISTIK DENGAN SPSS