PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL DAUN SUJI (Pleomele angustifolia N.E.BROWN) DAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP KADAR KOLESTEROL TIKUS PUTIH (Rattus novergicus)DENGAN DIET TINGGI LEMAK

(1)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL DAUN SUJI(Dracaena angustifolia Roxb)DAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP

KADAR KOLESTEROL PADA TIKUS GALUR WISTAR(Rattus Norvegicus) DENGAN DIET TINGGI LEMAK

( SKRIPSI)

Oleh

ADHITYA KUSUMA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG


(2)

ABSTRACT

EFFECTS OF GIVING EXTRACT OF CHLOROPHYLL OFSUJILEAF (Pleomele angustifolia N.E.Brown) AND MODERATE INTENSITY EXERCISE AND CHOLESTEROL CONTENT OF WHITE RATS (Rattus

novergicus) WITH HIGH FAT DIET

By

ADHITYA KUSUMA

Consuming excess high fat and high cholesterol in food can increase blood cholesterol levels, so that the necessary efforts to reach cholesterol are at normal levels. In this study using chlorophyll that has hipo-cholesterolemic effects and anti-oxidative that can decreased cholesterol levels and improve lipid profile. The medium intensity exercise was decreased cholesterol levels by getting degrades fatty acids are the basic material forming the core of cholesterol sterols. The difference between the effects of giving extract of chlorophyll of suji leaf and medium intensity exercise was not yet known. Based on the description, so carried out research difference between influences of the moderate intensity exercise with the provision of extract of chlorophyll of suji leaf in each and a combination to Cholesterol in rats.

This research using experimental laboratory methods. Subjects was wistar strain rats, amounted 24 tails, aged 8-12 weeks, weight 200-300 grams, divided four treatment groups. Environmental adaptation phase were given 7 days, moderate intensity exercise adaptation during 2 days before main treatment. Group I (Moderate intensity exercise and were given 15 mg/kg weight of chlorophyll of


(3)

SUJIleaf), group II (Given 15 mg/kg weight of chlorophyll of suji leaf), group III (Moderate intensity exercise), and group IV(Control). Examination LDL-Cholesterol levels pre-test before treatment LDL-Cholesterol levels post-test after treatment. Test of homogeneity (Leven's test; p> 0.05) and test for normality (saphiro-wilk; p> 0.05). Paired t- test (p ≤ 0.05), and the One-Way Anova test on the three treatment and control groups.

The results showed there were decreased levels of Cholesterol( I= 117,40±5,079 vs ,108,00±4,743 mg/dL), (II = 110,60±10,090 vs ,107,40±9,127 mg/dL), (III = 111,80±6 ,205 vs ,110,60±2,302 mg/dL), and increased level of cholesterol control (118,20±5,675 vs 119,60±5,771 mg/dL)

Based on these results conclude that moderate intensity exercise and the provision of extract of chlorophyll of suji leaf decreased Cholesterol levels. Treatment of moderate intensity exercise and the provision of extract of chlorophyll of suji leaf more effective decreased Cholesterol levels in rats compared with moderate intensity exercise, extract of chlorophyll of suji leaf. Therefore it is recommended to people and athletes to consume extract of chlorophyll of suji leaf and moderate intensity exercise on a regular basis.

Keywords: Medium Intensity Exercise, extract of chlorophyll of suji leaf, cholesterol.


(4)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL DAUN SUJI (Pleomele angustifoliaN.E.BROWN) DAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP KADAR KOLESTEROL TIKUS PUTIH (Rattus novergicus)

DENGAN DIET TINGGI LEMAK

Oleh

ADHITYA KUSUMA

Mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi kolesterol berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, sehingga perlu upaya agar kadar kolesterol berada pada kadar normal. Pada penelitian ini menggunakan ekstrak klorofil daun suji yang memiliki kemampuan antioksidatif dan daya hipokolesterolmik. Latihan intesitas sedang menurunkan kadar kolesterol dengan cara mendegradasi asam lemak yang merupakan bahan dasar inti sterol pembentuk kolesterol. Perbedaan antara pengaruh pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan intensitas sedang secara kombinasi dan masing-masing belum diketahui. Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan penelitian perbedaan antara pengaruh pemberian ekstrak klorofil daun suji (Pleomele angustifolia N.E.Brown) dan latihan intensitas sedang terhadap kadar kolesterol tikus putih (Rattus novergicus) dengan diet tinggi lemak.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. Subjek penelitian tikus jantan galur wistar berjumlah 24 ekor, berusia 8–12 minggu, berat badan 200-300 gram, dibagi empat kelompok perlakuan. Diberi fase adaptasi


(5)

lingkungan 7 hari, adaptasi latihan intensitas sedang 2 hari.Kelompok I (di beri ekstrak klorofil daun suji 15 mg/kg BB dan latihan intensitas sedang), kelompok II (di beri ekstrak klorofil daun suji 15 mg/kg BB), kelompok III (Latihan intensitas sedang), dan kelompok IV (kontrol). Pemeriksaan Kolesterol pre-test sebelum perlakuan dan Kadar kolesterol post- test setelah perlakuan. Uji homogenitas (Leven´s test ; p>0,05) dan uji normalitas (saphiro-wilk; p>0,05). Uji-t berpasangan (p≤ 0,05) dan uji One-Way Anova pada ketiga kelompok perlakuan dan kontrol.

Hasil penelitian menunjukan terdapat penurunan kolesterol pada kelompok perlakuan ( I= 117,40±5 ,079 vs ,108,00±4,743 mg/dL), (II = 110,60±10,090 vs ,107,40±9,127 mg/dL), (III = 111,80±6 ,205 vs ,110,60±2,302 mg/dL), dan peningkatan kadar kolesterol pada kelompok Kontrol (118,20±5,675 vs 119,60±5,771 mg/dL)

Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan intensitas sedang menurunkan kadar Kolesterol. Perlakuan pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan intensitas sedang secara kombinasi lebih efektif menurunkan kadar Kolesterol pada tikus dibandingkan dengan latihan intensitas sedang dan pemberian ekstrak klorofil daun suji. Oleh karena itu dianjurkan pada masyarakat dan atlet untuk mengkonsumsi ekstrak klorofil daun suji serta berolahraga intensitas sedang secara teratur.


(6)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL DAUN SUJI(Dracaena angustifolia Roxb)DAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP

KADAR KOLESTEROL PADA TIKUS GALUR WISTAR(Rattus Norvegicus) DENGAN DIET TINGGI LEMAK

Oleh

ADHITYA KUSUMA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Fakultas Kedokteran

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(7)

Judul Skripsi :PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL DAUN SUJI(Dracaena

angustifolia Roxb)PER ORAL TERHADAP KADAR KOLESTEROL PADA TIKUS GALUR WISTAR(Rattus Norvegicus)YANG DIBERIKAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG DENGAN DIET TINGGI LEMAK

Nama Mahasiswa : Adhitya Kusuma

Nomor Pokok Mahasiswa : 0718011002

Program Studi : Pendidikan Dokter

Fakultas : Kedokteran

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

dr. Khairun Nisa Berawi, M.kes AIFO dr. Syazili Mustafa

NIP 197402262001122002 NIP 198307132008121003

2. Ketua Fakultas Kedokteran

DR. Sutyarso, M.Biomed NIP. 195704241987031001


(8)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :dr. Khairun Nisa, M.Kes., AIFO ...

Sekretaris :dr. Syazili Mustofa ...

Penguji

Bukan Pembimbing :dr. Evi Kurniawaty, M.sc ...

2. Dekan Fakultas Kedokteran

Dr. Sutyarso, M.Biommed NIP. 195704241987031001


(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi, Lampung Utara pada tanggal 17 September 1989, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari Bapak Hi.Ir Untung Sugiyatno,MTA dan Ibu Hj.Rina Ratnawaty

Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) Xaverius Metro diselesaikan pada tahun 1995, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Xaverius Metro diselesaikan pada tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Negeri 4 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Umum (SMU) di SMU Negeri 10 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2007.

Tahun 2007, Penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Lampung melalui jalur PKAB. Selama menempuh pendidikan penulis pernah menjadi anggota paskibra SLTP Negeri 4 Bandar Lampung, Anggota OSIS bidang Kurikulum SMA Negeri 10 Bandar Lampung dan selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi Anggota Divisi Pendidikan dan Pelatihan PMPATD PAKIS Rescue Team tahun 2007-2008,


(10)

Bismillahirohmanirrahim

Hai orang-orang yang beriman, apabila

dikatakan kepadamu: Berlapang-lapanglah dalam

majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan

memberi kelapangan untukmu. Dan apabila

dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah,

niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang

beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi

ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah

Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.


(11)

The Power Saving

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah

(pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah

orang-orang yang paling tinggi (derajat)-nya jika kamu

orang-orang yang beriman

(QS Ali Imran [3]: 139)

Carilah yang lima sebelum datang yang lima, yaitu

manfaatkanlah masa depanmu sebelum masa tuamu,

gunakanlah masa sehatmu sebelum masa sakitmu,

gunakanlah masa kayamu sebelum masa miskinmu,

gunakanlah masa hidupmu sebelum masa matimu,

gunakan masa senggangmu sebelum masa sempitmu.

(HR Dailami)

Sebuah persembahan untuk


(12)

SANWACANA

Segenap puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nyalah skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Klorofil Daun Suji (Dracaena Angustifolia Roxb)dan Latihan Intensitas Sedang Terhadap Kadar Kolesterol Pada Tikus Galur Wistar( Rattus Norvegicus)dengan diet tinggi lemak sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. DR.Sutyarso, M. Biomed, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung;

2. Dr Khairun Nisa berawi, M.Kes AIFO selaku Pembimbing utama yang dengan ikhlas dan sabar telah meluangkan waktu, memberikan

bimbingan, saran, kritik dan dorongan moril dalam menyelesaikan skripsi ini

3. Dr. Syazili Mustafa selaku Pembimbung II atas semua saran, bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.


(13)

4. Dr. Evi Kurniawaty, Msc selaku Penguji yang telah memberikan saran dan kritik dalam ujian skipsi, serta masukan sangat berarti dalam proses

penyelesain skripsi ini

5. Bapak dan Ibu Staff Administrasi PSPD Unila : bu Sofi, mas Bayu, mba Yulis, dan yang lainnya. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya; 6. Orang tua tersayang yang telah membesarkanku, mengasuhku dan

mendidikku serta yang tak pernah henti-hentinya memberikan semangat, dorongan, doa dan perhatian,

7. To my lovely sisters and brothers yang selalu memberikan spirit dalam penyelesaian skripsi ini

8. Teman-Teman seperjuangan ( Fadli Rahmat, Adhein ayu) yang selalu bersama-sama dalam melakukan penilitian

9. Serta seluruh teman-teman angkatan 2007 khususnya kepada saudara Hery Gultom yang telah banyak membantu dalam proses pengolahan data serta kepada semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas semua kebersamaan, dukungan yang telah diberikan dan bantuannya kepada Penulis.

10. Dan tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada mas Fren A-LEAF atas waktu, serta tenaganya di dalam proses pengeditan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik


(14)

Penulis berdoa semoga semua jasa baik pihak-pihak yang telah memberi bantuan kepada penulis selama ini akan mendapat balasan dari Allah SWT.

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Juni 2012 Penulis,


(15)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian... 6

1.4. Manfaat Penelitian... 7

1.4.1 Aspek ilmiah ... 7

1.4.2 Aspek praktis... 7

1.5. Kerangka Pemikiran ... 7

1.5.1 Kerangka teori ... 7

1.5.2 Kerangka Konsep ... 10

1.6. Hipotesis ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Daun Suji (Pleomele angustifolia)... 11

2.1.1. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman... 11

2.1.2 Kandungan Daun Suji ... 13

2.2. Klorofil ... 16

2.3. Metabolisme klorofil ... 21

2.4. Tikus Galur Wistar ... 23

2.5 Kolesterol dan Biosintesis Kolesterol ... 25

2.6 Latihan Intensitas Sedang... 31

III. METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian... 34

3.1.1 Kriteria Inklusi ... 35

3.1.2. Kriteria Ekslusi ... 35

3.2 Metode Penelitian ... 36

3.2.1 Tipe Penelitian ... 36

3.2.2 Variabel Penelitian... 36

3.2.3 Definisi konsep dan definisi operasional variabel ... 37

3.2.4 Alat dan bahan penelitian... 37

3.2.5 Prosedur Penelitian ... 38


(16)

3.2.7 Tempat dan waktu penilitian... 42

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil Penelitian ... 43 4.1.1 Uji normalitas hasil pengukuran kadar kolesterol ... 44 4.1.2 Uji homogenitas hasil pengukuran kadar kolesterol ... 45 4.1.3 Efek pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan

intensitas sedang(kelompok I)... 45 4.1.4 Efek pemberian ekstrak klorofil daun suji

(kelompok II)... 47 4.1.5 Efek pemberian latihan intensitas sedang terhadap

(kelompok III)... 48 4.1.6 Kadar kolesterol pada tikus galur wistar pada

kelompok tanpa perlakuan (kelompok kontrol) ... 49 4.1.7 Perbedaanefek pemberian ekstrak klorofil daun

suji, latihan intensitas sedang secara masing-masing... 50 4.2 Pembahasan... 52 4.3 Pengujian Hipotesis... 57 V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 60 5.2 Saran... 61 DAFTAR PUSTAKA


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kerangka teori pengaruh

pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan intensitas sedang terhadap kadar kolesterol tikus putih (rattus norvegicus)yang diberi

diet tinggi lemak ... 9

2. Kerangka konsep pengaruh pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan intensitas sedang terhadap kadar kolesterol tikus putih (rattus norvegicus)yang diberi diet tinggi lemak ... 10

3. Klasifikasi dan deskripsi tanaman daun suji (Pleomele angustifolia N.E.Brown) (Ritariata, 2010) ... 12

4. Kadar kolesterol total... 28

5. Kadar trigliserid ... 28

6 Definisi konsep dan devinisi operasional variable ... 37

7. Diagram alur penilitian ... 40

8. Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Pada Tikus Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Pada Kelompok I, kelompok II, kelompok III dan pada kelompok IV (kontrol)... 44

9 UjiLevene’sHasil Pengukuran Kadar Kolesterol Pada Tikus 2 Minggu Sebelum dan 2 Minggu Sesudah Perlakuan Pada Kelompok I, II,III dan IV (Tanpa Perlakuan) ... 45

10 Hasil Uji t-Berpasangan Efek Pemberian Ekstrak Klorofil Daun Suji dan Latihan Intensitas Sedang Terhadap Kadar Kolesterol Pada Tikus ... 46

11 Hasil Uji t-Berpasangan Efek Pemberian Ekstrak Klorofil Daun Suji Terhadap Kadar Kolesterol Pada Tikus ... 47

12 Hasil Uji t-Berpasangan Efek Pemberian Latihan Intensitas Sedang Terhadap Kadar Kolesterol Pada Tikus... 48


(18)

13. Hasil Uji t-Berpasangan Kadar Kolesterol Pada Tikus

Pada Kelompok Tanpa Perlakuan (kelompok IV) ... 50 14. Hasilujione-way anovaperbedaan pemberianekstrak

klorofil daun suji,latihan intensitas Sedang secara masing-masing dan kombinasi berdasarkan rata-rata penurunan kadar kolesterol serta


(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Daun suji (Pleomele angustifolia)... 16

2. Struktur kimiawi molekul klorofil... 20

3. Metabolisme klorofil ... 23

4.Tikus putih galur wistar (Rattus norvegicus) ... 24

5. Diagram penurunan kadar Kolesterol sebagai efek pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan intensitas sedang selama 2 minggu... 46

6. Diagram penurunan kadar Kolesterol Sebagai efek Pemberian ekstrak klorofil daun suji... 47

7. Diagram penurunan kadar Kolesterol Sebagai efek pemberian latihan intensitas sedang ... 49

8. Diagram kenaikan kadar Kolesterol Sebagai efek pemberian diet tinggi lemak pada kelompok control ... 50

9. Diagram perbedaan efek pemberian ekstrak klorofil daun suji, latihan intensitas sedang secara masing-masing dan kombinasi berdasarkan rata-rata penurunan serta peningkatan kadar kolesterol... 52


(20)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman yang serba modern ini serta gaya hidup yang serba instan seperti mengkonsumsi makanan siap saji, semakin menjadi budaya di dalam masyarakat. Fenomena ini sebagai wujud kemajuan pembangunan dan perkembangan teknologi. Namun, di sisi lain kecenderungan ini dapat merugikan, karena konsumsi lemak berlebihan dapat meningkatkan terjangkitnya penyakit pembuluh darah dan jantung (Chapman MJ, 2006).

Penyakit jantung koroner ( PJK ) merupakan problema kesehatan utama di negara maju. Di Indonesia telah terjadi pergeseran kejadian Penyakit Jantung dan pembuluh darah dari urutan ke-l0 tahun 1980 menjadi urutan ke-8 tahun 1986. Sedangkan penyebab kematian tetap menduduki peringkat ke-3. faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya PJK antara lain: umur, kelamin ras, geografis, keadaan sosial, perubahan masa, kolesterol, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, exercise, diet, perilaku dan kebiasaan lainnya, stress serta keturunan (Bahri Anwar, 2004).

Menurut perkiraan Badan Kesehatan Dunia (WHO), prevalensi PJK pada tahun 2003 tercatat sebanyak 16,6 juta orang meninggal akibat penyakit


(21)

2

kardiovaskuler, tahun 2002 diketahui sebanyak 4,4 juta kematian akibat hiperkolesterol, dan pada tahun 2001 saja tercatat sebanyak 7,2 juta kematian akibat PJK. PJK memiliki faktor risiko yang tidak dapat diubah seperti usia, yang mana semakin bertambah usia (di atas 60 tahun) maka risiko PJK semakin besar. Di Indonesia penyakit ini peringkatnya meningkat menjadi pembunuh nomor 3 setelah diare dan saluran napas (Oetoro S et al., 2007, Soutaret al., 2010).

Sebenarnya lemak sangat dibutuhkan oleh tubuh. Selain sebagai cadangan makanan dan pelarut vitamin A, D, E dan K, lemak juga dibutuhkan dalam proses pembuatan hormon steroid, isolasi dalam menjaga keseimbangan temperatur tubuh dan melindungi organ-organ tubuh. Tetapi kadar lemak jenuh yang berlebihan akan membahayakan tubuh karena kadar lemak yang tinggi, merangsang hati untuk memproduksi banyak kolesterol (Rackley CEet al., 2004).

Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat mengendap pada dinding pembuluh darah bagian dalam, dan selanjutnya akan menghambat aliran darah dan oksigen sehingga mengganggu metabolisme sel otot jantung.14-17 Mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh menyebabkan peningkatan kolesterol intrasel, dan akan disimpan sebagai ester kolesteril yang menyebabkan penurunan transkripsi gen reseptor High Density-Lipoprotein(LDL) dan menurunkan sintesis LDL. Hal ini menyebabkan kadar LDL-Kolesterol di dalam sirkulasi akan semakin meningkat (Branwald E, et al., 2005, Mayeset al., 2003).


(22)

3

Hasil penelitian menemukan bahwa diet lemak yang sangat jenuh meningkatkan konsentrasi kolesterol darah 15% - 25%. Keadaan ini akibat peningkatan penimbunan lemak dalam hati, yang kemudian menyebabkan peningkatan jumlah asetil-KoA di dalam sel hati untuk menghasilkan kolesterol.

Kolesterol memang tidak mengandung lemak, namun struktur dasar kolesterol adalah inti sterol yang seluruhnya dibentuk dari gugus molekul asetil-KoA berasal dari molekul lemak. Inti sterol dapat dimodifikasi dengan suatu rantai samping untuk membentuk kolesterol. Semakin banyak mengkonsumsi makanan berlemak dan disimpan di hati, semakin banyak inti sterol dimodifikasi membentuk inti sterol, dan semakin meningkatkan pembentukan kolesterol (Mayeset al., 2003).

Hiperkolesterol akibat pola dan gaya hidup termasuk faktor risiko yang bisa diubah. Kadar kolesterol dalam darah yang sebelumnya meningkat dapat diturunkan. Hasil penelitian menemukan bahwa, dengan menurunkan total kolesterol sebanyak 10% dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner (PJK) sebanyak 15% dan penurunan risiko kematian sebanyak 11% (Soutar AKet al., 2010).

Selama ini, upaya pengobatan yang dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol adalah dengan menggunakan obat-obatan sintetik. Obat sintetik


(23)

4

cenderung harganya mahal dan memiliki efek samping bila dikonsumsi. Hal tersebut mendorong berbagai usaha mencari alternatif lain.

Untuk mencapai kadar HDL berada pada kadar sehat, sangat perlu membatasi asupan makanan berlemak dan berkolesterol. Upaya lain yang sangat mendukung percepatan keseimbangan kadar HDL dan LDL adalah dengan melakukan jenis latihan fisik yang sesuai dan konsumsi tanaman daun suji yang dapat menurunkan kadar kolesterol (Mayo C., 2008, George A et al., 2009).

Daun suji jenis minor (Pleomele angustifolia N.E.Brown) sebagai sumber klorofil, dimana Klorofil yang terkandung di dalamnya menunjukkan kemampuan antioksidatif secara In vitro dan ex vivo, serta daya hipokolesterolemik secara in vivo. Kedua aktivitas biologis ini sangat baik untuk menekan kejadian aterosklerosis.

Latihan anaerobik intermitten pada durasi lebih dari satu jam, kemungkinan dapat mendegradasi lemak sebagai energi. Degradasi lemak diharapkan dapat memberi efek mengurangi sintesis kolesterol yang berlebihan, sebab inti sterol kolesterol dibentuk dari molekul asetil-KoA yang berasal dari lemak (LeBlanc MJet al., 2003).

Konsumsi ekstrak daun suji yang disertai latihan fisik anaerobik intermitten lebih dari satu jam, kemungkinan dapat menurunkan kadar LDL-kolesterol.


(24)

5

Untuk membuktikan hal tesebut, perlu di uji coba agar diperoleh fakta yang jelas. Untuk uji coba ini diperlukan hewan coba yang banyak kemiripan dengan manusia (Wang YMet al., 2010).

Tikus dapat dijadikan subjek penelitian, karena tikus merupakan salah satu jenis hewan yang banyak memiliki kemiripan dengan manusia, baik struktur, fungsi organ maupun pola mekanisme yang terjadi di dalam tubuh. Uji coba yang berhubungan langsung dengan stamina sangat efektif menggunakan tikus, karena tubuh tikus kuat dan tahan di dalam air, hewan ini dapat diuji dengan berenang. Tikus juga mudah dikontrol pola makan dan pola aktivitasnya.Perlakuan latihan anaerobik serta pemberian ekstrak daun suji, dapat dilakukan pada tikus sebagai tolak ukur pembanding terhadap manusia (Ibuke B, 2009). Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian mengenai “ Pengaruh pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan intensitas sedang terhadap kadar kolesterol pada tikus galur wistar dengan diet tinggi lemak“

1.2 Rumusan masalah

Saat ini pola dan gaya hidup modern seperti mengkonsumsi makanan siap saji, semakin menjadi budaya di dalam masyarakat, Namun, di sisi lain kecenderungan ini dapat merugikan, karena konsumsi lemak berlebihan dapat meningkatkan terjangkitnya penyakit kardiovaskular (Chapman MJ:2006). Dan menyebabkan penurunan transkripsi gen reseptor High Density


(25)

6

Lipoprotein (HDL) dan juga penurunan sintesis Low Density Lipoprotein (LDL) Daun suji mengandung klorofil yang mempunyai kemampuan antioksidatif serta daya hipokolestrolemik, dimana kedua aktivitas ini sangat baik untuk menekan kejadian aterosklerosis dan latihan intensitas sedang lebih dari satu jam dapat melepaskan epinefrin dan norepinefrin oleh medula adrenal sebagai pemecahan trigeliserida yang sebagai mana bahan untuk pembentukan LDL kolesterol, namun belm ada penelitian yang menggabungkan efek konsumsi ekstrak daun suji dan latihan intensitas sedang untuk mengurangi kejadian aterosklerosis. Untuk membuktikan hal tersebut perlu di uji coba agar diperoleh fakta yang jelas sehingga didapatkan rumusan masalah :

“bagaimana pengaruh pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan intensitas sedang terhadap kadar kolesterol pada tikus putih (Rattus norvegicus)jantan galur wistar yang diberi diet tinggi lemak “

1.3 Tujuan penelitian

Menganalisa pengaruh pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan intensitas sedang terhadap kadar kolesterol pada tikus putih (Rattu norvegicus)jantan galur wistar yang diberi diet tinggi lemak.


(26)

7

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Aspek ilmiah

Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan secara ilmiah tentang efek ekstrak klorofil daun suji terhadap kadar kolesterol tikus galur wistar yang diberikan latihan intensitas sedang.

1.4.2 Aspek praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan tentang manfaat ekstrak klorofil daun suji dari sumber alam dalam menurunkan kadar kolesterol darah tikus galur wistar yang diberikan latihan intensitas sedang.

1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teori

Latihan intensitas sedang yang dilakukan dalam waktu yang relatif lama menyebabkan asam lemak digunakan sebagai energi, akan memperkecil peluang sintesis inti sterol, sehingga kolesterol tidak terbentuk secara berlebihan. (George AKet al., 2009).

Intensitas latihan menggambarkan besarnya upaya yang harus dilakukan pada saat latihan, salah satunya adalah latihan intensitas sedang, yang masih termasuk dalam latihan bersifat aerobik. Latihan intensitas sedang juga merupakan bagian dari latihan cardio yang dapat dilakukan dengan treadmill, (jalan dan lari), bersepeda, menaiki anak tangga dengan mesin, renang, badminton, tennis, volly, jogging, mendaki gunung, dan banyak lagi lainnya (Sadoso S, 2009).


(27)

8

Pada proses ini degradasi lemak pengaruhtif terjadi pada latihan intensitas sedang dengan durasi latihan lebih dari satu jam secara kontinyu. Keadaan ini sebagian besar disebabkan oleh terjadinya pelepasan epinefrin dan norepinefrin oleh medula adrenal selama aktivitas. Kedua hormon ini secara langsung mengaktifkan enzim lipase yang menyebabkan pemecahan trigiserida yang sangat cepat dan mobilisasi asam lemak keluar dari asam lemak. Pada saat melakukan aktivitas fisik yang relatif lama terjadi peningkatan asam lemak di dalam darah yang merupakan bahan baku untuk pembentukan energi di dalam otot pada waktu melakukan aktivitas fisik. Konsentrasi asam lemak bebas dalam darah seseorang yang sedang beraktivitas dapat meningkat sampai delapan kali lipat. Kemudian asam lemak ini akan ditransfer ke dalam otot sebagai sumber energi. Melalui mekanisme inilah yang dapat menerangkan terjadinya penurunan LDL-Kolesterol, oleh karena bahan baku utama pembentukan LDL-Kolesterol berasal dari trigliserida (Guytonet al., 2007, George AKet al., 2009).

Untuk mencegah risiko terserang penyakit jantung koroner, stroke, atau penyakit yang berhubungan dengan lesi maupun sumbatan pada pembuluh darah diperlukan upaya antara lain, dengan melakukan olahraga seperti latihan intensitas sedang serta mengkonsumsi zat yang mengandung klorofil seperti ekstrak klorofil daun suji.

Klorofil dan beberapa turunannya menunjukkan kemampuan antioksidatif secara In vitro dan ex vivo, serta daya hipokolesterolemik


(28)

9

secara in vivo. Kedua aktivitas biologis ini sangat baik untuk menekan kejadian aterosklerosis. Aterosklorosis dipicu oleh kolesterol lipoprotein berdensitas rendah (LDL/Low Density Lipoprotein) yang teroksidasi. Ketersediaan klorofil di alam sangat besar, sehingga perlu dilakukan kajian manfaat klorofil untuk kesehatan, khususnya dalam menekan kejadian aterosklerosis.

Berdasarkan landasan teori maka variabel perlakuan yang digunakan pada penelitian ini adalah latihan intensitas sedang ditambah asupan ekstrak daun suji. Variabel respon penelitian ini adalah kadar-Kolesterol tikus jantan galur wistar.

Kerangka Teori disajikan pada tabel 1.1

Gambar 1. Kerangka konsep pengaruh pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan intensitas sedang terhadap kadar kolesterol tikus putih (rattus norvegicus) yang diberi diet tinggi lemak (Sadoso S, 2009)

Diet tinggi kolesterol, pola hidup,

kurang olahraga

kolesterol

Arterosklerosis

plaque/ trombus hipertensi

stroke koroner

Latihan fisik intensitas sedang dengan ekstrak daun suji

Kadar kolesterol plasma tikus wistar


(29)

10

1.5.2 Kerangka Konsep

Tabel 1.2. Kerangka konsep pengaruh pemberian ekstrak klorofil daun suji dan latihan intensitas sedang terhadap kadar kolesterol tikus

putih (rattus norvegicus)yang diberi diet tinggi lemak.

1.6 Hipotesis

Asupan klorofil dan latihan intensitas sedang berpengaruh terhadap kadar kolesterol pada tikus putih (Rattus Norvegicus) jantan galur wistar yang diberi diet tinggi lemak

Ekstrak klorofil daun suji

Latihan intensitas sedang

Kadar kolesterol


(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Daun Suji (Pleomele angustifolia N.E.Brown)

2.1.1 Klasifikasi dan deskripsi tanaman

Suji (Pleomele angustifolia N.E.Brown) merupakan perdu tegak atau pohon kecil dengan tinggi 6 - 8 m, sering bercabang banyak; daun memita-melanset, menyempit di bawah dasar pelepah, sangat meruncing; Pembungaan malai, bercabang, panjang lebih dari 75 cm; bunga kekuning-kuningan - putih. Buah membulat dengan 3 cuping, diameter 1,5-2,5 cm, jingga terang, 1-3 biji.

Suji tumbuh tersebar dari India, Birma (Myanmar), Indo-Cina, Cina bagian selatan, Thailand, Jawa, Filipina, Sulawesi, Maluku, New Guinea dan Australia bagian utara. Suji tumbuh subur hingga ketinggian 1000 m dpl., dan menyukai daerah pegunungan atau dekat aliran air (sumur, sungai kecil). Tanaman ini sudah banyak ditanam di pekarangan rumah penduduk dengan potongan rimpangnya atau


(31)

12

ditanam sebagai pagar hidup, namun belum ditanam dalam skala besar atau perkebunan.

Deskripsi lengkap dari tanaman suji adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Klasifikasi dan deskripsi tanaman daun suji (Pleomele angustifolia N.E.Brown) (Ritariata, 2010)

Klasifikasi

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Bangsa : Liliales

Suku : Liliaceae

Marga : Dracaena

Jenis : Dracaenangustifolia

Nama dagang : Suji

Nama daerah

Jawa : Suji(Sunda,Sumatera),

Sujen(Jawa)

Sulawesi : Tawaang Im Bolai (Minahasa)

Maluku : Pendusta utan (Ambon), Ngose

kolotidi (Temate)

Deskripsi

Habitus : Perdu, tinggi 6-8 m

Batang : Tegak, berkayu, beralur melintang,

putih kotor

Daun : : Tunggal.berseling, lanset.ujung

meruncing,pangkal memeluk batang, tepi rata, panjang16

20 cm, lebar 3-4 cm, pertulangan sejajar, hijau tua.

Bunga : Majemuk, di ujung cabang, bentuk

tandan, putih keunguan.

Buah : Bulat, diameter ± 1 cm, hijau.

Biji : Bulat, putih bening.

Akar : Tunggang, putih kotor.

Sinonim : Pleomele angustifolia N.E.


(32)

13

Daun suji (Pleomale angustifolia) banyak digunakan sebagai bahan pewarna hijau pada makanan, kue-kue tradisional dan minuman seperti untuk pewarna hijau pada es cendol. Selain memberikan pewarna hijau, daun suji juga memberikan aroma harum yang khas.

Di Maluku, dekoksi dari akar tanaman suji digunakan untuk mengatasi gonorhoe, daunnya digunakan sebagai obat luar untuk mengatasi beri-beri dan getah daun digunakan untuk menebalkan rambut. Daunnya juga digunakan untuk mewarnai minyak sayur dan menghijaukan makanan serta getah daunnya digunakan sebagai zat warna untuk mengecat. pucuk yang direbus dari tanaman Pleomele angustifolia dimakan sebagai sayuran. Tanaman ini terkenal sebagai tanaman hias dan sebagai tanaman pagar.

Daun Pleomele angustifolia juga berkhasiat sebagai obat beri-beri dan akarnya sebagai obat kencing nanah. Untuk obat beri-beri dipakai + 20 gram daun segar Pleomele angustifolia, dicuci, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sekaligus. ( ritariata, 2010)

2.1.2 Kandungan daun suji

Dalam penelitian ini digunakan daun suji jenis minor (Pleomele angustifolia N.E.Brown) sebagai sumber klorofil. Klorofil alami bersifat lipofilik (larut lemak) karena keberadaan gugus fitolnya.


(33)

14

Hidrolisis dengan asam atau klorofilase terhadap gugus tersebut akan mengubahnya menjadi turunan klorofil yang larut air (hidrofilik), antara lain klorofilid dan klorofilin.

Salah satu penelitian mengenai ekstraksi daun suji adalah penelitian oleh Sri Reihana (2009). Penelitian ini bertujuan perbaikan teknik ekstraksi agar diperoleh ekstrak cair daun suji dengan kadar klorofil yang tinggi, dan menguji kapasitas antioksidan dan daya hipokolesterolemik ekstrak suji baik secara in vitro maupun in vivo menggunakan tikus percobaan untuk informasi yang diperlukan sebagai kandidat pangan fungsional. Penelitian dimulai dengan kajian terhadap proses pembuatan ekstrak suji untuk memperoleh ekstrak dengan kadar klorofil dan kapasitas antioksidan yang tinggi. Perlakuan yang diberikan difokuskan pada jenis larutan pengekstrak dan lama inkubasi enzim. Larutan pengekstrak yang dicobakan yaitu NaHCO3 dan Na2CO3 masing-masing dengan konsentrasi 0,1%, 0,3% dan 0,5%, Nasitrat 12 mM dan aquadest sebagai pembanding. Selain itu diamati pula pengaruh penambahan Tween 80 kedalam larutan pengekstrak terhadap ekstrak yang dihasilkan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan Tween 80 sebesar 1% kedalam larutan pengekstrak meningkatkan jumlah klorofil larut air dan kapasitas antioksidan ekstrak.

Pengujian dilanjutkan dengan penentuan konsentrasi Tween 80 yang ditambahkan (yaitu 0,25%, 0,5%, 0,75, 1%, b/v) dan proses inkubasi yang diberikan terhadap hancuran daun (yaitu tanpa diinkubasi dan


(34)

15

diinkubasi pada 70-75C selama 0,30,60 menit). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa proses ekstraksi yang dilakukan dengan menggunakan larutan pengekstrak 0,75% Tween 80 dalam Nasitrat 12 mM dan pemberian lama inkubasi selama 30 menit menghasilkan ekstrak suji yang terpilih (kode:ESTS/Ekstrak Suji Tween Sitrat). Kadar total klorofil dan kapasitas antioksidan ekstrak suji menurun selama penyimpanan satu bulan pada suhu refrigerasi, namun total padatan terlarut tidak mengalami perubahan. Meskipun penambahan antioksidan asam akorbat 0,1% (b/v) ke dalam ekstrak suji mengakibatkan menurunkan intensitas warna hijau, namun intensitas warna hijau ekstrak ini lebih stabil selama penyimpanan dibandingkan ekstrak suji tanpa penambahan asam akorbat. Kadar total klorofil juga menunjukkan pola yang sama, sehingga diduga penambahan asam askorbat dapat membantu mempertahankan kestabilan klorofil ekstrak suji dalam perlakuan penyimpanan yang diberikan.

Pengamatan terhadap perubahan kadar klorofil dan kapasitas antioksidan ESTS selama pencernaan dilakukan dengan menggunakan simulasi kondisi pencernaan in vitro dikombinasikan dengan penggunaan kantung dianalisis 6000-8000 MWCO (molecular weight cut-off) untuk estimasi tingkat penyerapan klorofil. Penurunan kadar klorofil dan kapasitas antioksidan ESTS selama pencernaan lebih besar daripada larutan SCC (sodium copper chlorophyllin) sebagai pembanding. Jumlah klorofil yang terserap (terdialisis) sekitar 6,7%


(35)

16

untuk ESTS (0,1 g/mL) dan 22% untuk larutan SCC 2,3 mM. Ekstrak suji maupun larutan SCC menunjukkan kemampuan menghambat penyerapan kolesterol secara in vitro. Jumlah kolesterol yang terdialisis sebesar 0% untuk ekstrak suji dan 3,9% untuk larutan SCC 2,35mM. sebagai pembanding yaitu pelarut ekstrak suji (Tween 80 0,75% dalam Nasitrat 12 mM) menghasilkan 112% kolesterol yang terdialisis (Chernomorsky, 1999).

Klorofil yang terkandung dalam daun suji juga menunjukkan kemampuan antioksidatif secara In vitro dan ex vivo, serta daya hipokolesterolemik secara in vivo. Kedua aktivitas biologis ini sangat baik untuk menekan kejadian aterosklerosis.

Gambar 2.1: Daun suji (Pleomele angustifolia) (Mayo C, 2009)

2.2 Klorofil

Klorofil merupakan figmen hijau yang ditemukan pada tanaman. Ia mempunyai kemampuan yang unik dalam mengkonfersi energi matahari di


(36)

17

dunia menjadi energy kimiawi melalui fotosintesis serta tumbuhan membuat karbohidrat dari CO2 dan air melalui fotosintesis ini. Akhirnya semua makhluk hidup mendapat energi dari energi matahari melalui fotosintesis dan menjaga tetap hidup. Sebagai bahan dasar yang terlibat dalam konduksi energi matahari dan sintesis organism, klorofil merupakan elemen penting untuk akar kehidupan makhluk (Peacock, 1999).

Klorofil merupakan suatu bentuk Kristal halus berwarna biru merah di dalam lilin dengan ukuran 5 µ, yang membentuk khelat dengan Mg. sebagai suatu turunan forbin yang dikombinasikan melalui cincin siklopentana pada tetrapirol yang berbentuk cincin, suatu Mg dikoordinasikan di tengah cincin tetrapirol esterified propionylic epyrrole atau parnesol dalam cincin pirol IV (Peacocok, 1999)

Banyak macam klorofil dan analognya tersebar di alam. Klorofil memancarkan fluoresensi di tempat gelap ketika diiradiasi dengan sinar ultraviolet. Klorofil a dan b terdapat pada rasio 3 : 1 atau 3 : 2 pada tumbuhan tingkat tinggi. Rumus molekul klorofil adalah:C55H72MgN4O6 dan chlorophyll b, C55H72MgN4O6.

Klorofil alami maupun sintetis (komersial) seperti SCC (sodium copper chlorophyllin) telah banyak teliti yang berkaitan dengan aktivitas biologisnya antara lain dalam penyembuhan luka, sifat antiperadangan dan kontrol kalsium oksalat dan deodorisasi internal. Termasuk juga dalam terapi kanker. Baik penelitian-penelitian in vivo dan in vitro aktivitas biologis telah diperlihatkan oleh SCC dan klorofil ini sebagai pencegah kanker meliputi


(37)

18

aktivitas anti oksidan, anti mutagenik, modulasi enzim pemetabolisasi xenobiotik, dan peninduksi apoptosis pada sel kanker (Ferruzzia, 2006).

Secara struktur klorofil merupakan suatu tetrapirol dengan ditengahnya terikat atom magnesium. Di alam, klorofil a dan b mempredominasi tanaman tingkat tinggi sedangkan klorofil c, d, dan e ditemukan pada alga dan diatomi (Ferruzzia, 2006).

Klorofil dan turunannya menunjukkan kemampuan antioksidatif secara in vitro dan ex vivo, serta daya hipokolesterolemik secara in vivo. Kedua aktivitas biologis ini sangat baik untuk menekan kejadian aterosklerosis. Aterosklerosis dipicu oleh kolesterol lipoprotein berdensitas rendah (LDL) yang teroksidasi. Ketersediaan klorofil di alam sangat besar, sehingga perlu dilakukan kajian manfaat klorofil untuk kesehatan, khususnya dalam menekan kejadian aterosklerosis.

Pada penelitian digunakan daun suji jenis minor (Pleomele angustifolia N.E.Brown) sebagai sumber klorofil dengan tujuan melakukan perbaikan teknik ekstraksi agar diperoleh ekstrak cair daun suji dengan kadar klorofil yang tinggi. Dalam pengujian kapasitas antioksidan secara in vivo digunakan tikus putih Sparague dawley jantan sebanyak 3 kelompok, yaitu (1) kelompok suji (ESTS), (2) kelompok SCC dan (3) kelompok kontrol. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pemberian secara oral ESTS 0,14 g/mL maupun SCC 1 mM masing-masing sebanyak 2 ml selama 2 bulan tidak mengakibatkan perbedaan berat organ hati, limpa dan ginjal tikus. pemberian ESTS secara nyata (p<0,05) (Sri Raihana, 2009).


(38)

19

Klorofil alami bersifat lipofilik (larut lemak) karena keberadaan gugus fitolnya. Hidrolisis dengan asam atau klorofilase terhadap gugus tersebut akan mengubahnya menjadi turunan klorofil yang larut air (hidrofilik), antara lain klorofilid dan klorofilin. Secara in vitro, penyerapan klorofilin 6-9 kali lebih besar dibandingkan dengan klorofil alami. Karena itu, konversi klorofil menjadi bentuk yang larut air diharapkan dapat meningkatkan manfaat biologisnya bagi kesehatan (Sri Raihanna, 2009).

Larutan pengekstrak yang dicobakan yaitu NaHCO3 dan Na2CO3 masing-masing dengan konsentrasi 0,1%, 0,3% dan 0,5%, Natium sitrat 12 mM dan aquadest sebagai pembanding. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan Tween 80 sebesar 1% kedalam larutan pengekstrak meningkatkan jumlah klorofil larut air dan kapasitas antioksidan ekstrak. Pengujian dilanjutkan dengan penentuan konsentrasi Tween 80 yang ditambahkan (yaitu 0,25%, 0,5%, 0,75, 1%, b/v) dan proses inkubasi yang diberikan terhadap hancuran daun (yaitu tanpa diinkubasi dan diinkubasi pada 70-75C selama 0,30,60 menit). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa proses ekstraksi yang dilakukan dengan menggunakan larutan pengekstrak 0,75% Tween 80 dalam Nasitrat 12 mM dan pemberian lama inkubasi selama 30 menit menghasilkan ekstrak suji yang terpilih (kode:ESTS/Ekstrak Suji Tween Sitrat). Penurunan kadar klorofil dan kapasitas antioksidan ESTS selama pencernaan lebih besar daripada larutan SCC (sodium copper chlorophyllin) sebagai pembanding. Jumlah klorofil yang terserap (terdialisis) sekitar 6,7% untuk ESTS (0,1 g/mL) dan 22% untuk larutan SCC 2,3 mM.


(39)

20

SCC disintesa dari ekstrak klorofil alami memakai metanolik sodium hidroksida yang diikuti penggantian atom magnesium sentral tersebut dengan tembaga (Cu); sehingga dihasilkan SCC yang larut-air (Feruzzia, 2006). Pemberian SCC pada mencit dengan dosis 15 mg/kgBB secara cepat

didistribusikan ke dalam hati, jantung, dan paru-paru serta dalam darah kadarnya mencapai 116g/ml. (Ferruzzia, 2006)

Gambar 2.2. Struktur kimiawi molekul klorofil ( Chlorophyll Theraphy Institute, 2006)

(1)Komponen utama klorofil

(a) Porfirin, merupakan suatu senyawa yang membentuk komponen

pigmen seperti haemoglobin, sitokhrom dan klorofil yang memegang peran penting dalam redoks dalam tubuh. Struktur porfirin telah diteliti dengan baik sehingga ditemukan jalur biosintesisnya secara lengkap. Jika Mg di masukkan ke dalam pusat porfirin menjadi dasar klorofil, jika Fe dimasukkan ke dalam pusat porfirin makan akan menjadi protoheme, yaitu dasar dari haemoglobin, sitokhrom atau katalase.


(40)

21

b) Magnesium, magnesium terlibat didalam 300 metabolisme esensial dan berperan penting pada struktur dan fungsi tubuh kita. Terdapat 25 Mg dalam tubuh orang dewasa. Magnesium dikenal membantu pencegahan dan penyembuhan penyakit seperti tekanan darah tinggi, pre-eklamsia, eklamsia (Leeuwenberg, 2001).

2.3 Metabolisme klorofil

Klorofil mempunyai perbedaan dari heme di antaranya yang paling nampak adalah bahwa klorofil mempunyai sebuah magnesium di pusat sementara heme mempunyai sebuah zat besi. klorofil mempunyai kemungkinan hematopiesis dalam tubuh kita, karena hampir sama dengan hemin dalam haemoglobin (Peacock, 1999).

Kesamaan kimiawi antara hemoglobin dan klorofil pertama dinyatakan oleh Berdel pada tahun 1855dan secara lebih spesifik diperjelas pada tahun 1920-an. Dua puluh tahun kemudian penelitian-penelitian yang besar dilakukan untuk mengetahui apakah dua struktur tersebut dapat dikonversikan satu sama lain. Kesamaan diantara keduanya tidak terbatas pada penampilannya dan fungsiya saja. Ahli kimia melaporkan bahwa sintesis heme pada hewan-hewan mungkin terjadi dengan cara yang sama seperti pada tanaman.

Klorofil dalam makanan atau minimum dari klorofil yang dihaluskan dapat meningkatkan regenerasi sel darah merah dalam sumsum tulang. Molekul klorofil alami bukan secara langsung diabsorbsi kedalam aliran darah pada sebagian besar hewan. Sehingga klorofil yang tersedia untuk diabsorpsi dari


(41)

22

tanaman hijau sangat meningkatkan produksi hemoglobin. Beberapa porfirin sangat meningkatkan sintesis protein pada molekul hemoglobin. Sehingga molekul klorofil dapat meningkatkan produksi globin dalam tubuh, yang secara parsial bisa menjelaskan efek-efek klorofil pada sintesis hemoglobin (Peacock, 1999).

Klorofilin merupakan turunan (derivat) yang diperoleh dari hidrolisis dengan alkali dimana Mg di pusat cincin porfirin diganti dengan logam lain seperti Cu, Fe atau Co. Klorofilin a dan klorofilin b dihasilkan dari masing-masing klorofil a dan klorofil b. Klorofilin merupakan kristal mengkilap berwarna hijau gelap dan mempunyai aksi bakterisidal dan hematopoiesis karena strukturnya serupa dengan hemoglobin.

Klorofilin mempercepat pertumbuhan sel jaringan dan diketahui efeknya yang luas dalam pembersihan permukaan luka bakar, proliferasi granulasi, stimulasi pembentukan epidermis, dan deodorisasi organ respirasi atau tubuh. Klorofilin hampir tidak toksik dan digunakan untuk pewarna sabun, balsam, kosmetik atau makanan ringan.Karena klorofil alami tidak hanya sulit untuk diekstraksi tapi juga tidak larut dalam air, klorofilin yang larut dalam air yaitu SCC digunakan banyak dalam penelitian-penelitian mengenai efek biologis klorofil.


(42)

23

Gambar 2.3. Metabolisme Klorofil ( Ferruzzia, 2006)

2.4 Tikus Galur Wistar

Tikus yang selama ini sering digunakan sebagai tikus percobaan merupakan memiliki beberpa jenis atau galur. Tidak semua jenis tikus yang kita kenal digunakan untuk melaksanakan penelitian. Tikus got yang bertubuh besar (kadang bisa membuat kucing ketakutan) bukanlah hewan yang digunakan sebagai tikus penelitian. Tikus laboratorium adalah spesies tikus Rattus norvegicus yang dibesarkan dan disimpan untuk penelitian ilmiah. Tikus laboratorium telah digunakan sebagai model hewan yang penting untuk penelitian di bidang psikologi, kedokteran, dan bidang lainnya.


(43)

24

Gambar 2.4. Tikus putih galur wistar (Rattus norvegicus) (Soutar AK, 2010)

Adalah tikus Wistar strain outbred tikus albino milik spesies Rattus norvegicus. Jenis galur ini dikembangkan diInstitut Wistar pada tahun 1906 untuk digunakan dalam biologi dan penelitian medis, dan adalah terutama galur tikus pertama dikembangkan sebagai model organisme pada saat laboratorium terutama menggunakan Mus musculus (mencit), atau mencit rumah. Lebih dari separuh dari semua strain tikus laboratorium adalah keturunan dari koloni asli yang dikembangkan oleh Henry fisiologi Donaldson, J. Milton administrator ilmiah Greenman, dan peneliti genetik / embriologi Helen Dean King.

Tikus Wistar saat ini menjadi salah satu yang strain tikus paling populer yang digunakan untuk penelitian laboratorium. Hal ini ditandai oleh kepala lebar, panjang telinga, dan memiliki ekor panjang yang selalu kurang dari panjang tubuhnya. Galur tikus Sprague Dawley dan Long-Evans dikembangkan dari


(44)

25

tikus galus Wistar. Tikus Wistar lebih aktif daripada jenis lain seperti tikus Sprague dawley.

2.5 Kolesterol dan biosintesis kolesterol

Kolesterol adalah salah satu komponen dari lemak dan lemak erupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh tubuh di samping zat gizi yang lain. Lemak menjadi salah satu sumber energi yang memiliki kalori paling tinggi dan pada lemak khususnya kolesterol berfungsi untuk membentuk dinding-dinding sel dalam tubuh, dan kolesterol juga merupakan bahan utama dari pembentukan hormon steroid.

Secara normal kolesterol dapat diproduksi oleh tubuh sesuai dengan kebutuhan namun dapat meningkat karena makan yang kita makan mengandung kolesterol. Kolesterol yang berlebihan dapat membuat penumpukan di pembuluh darah dan dapat menimbulkan penyempitan, karena itulah dapat menyebabkan seseorang terserang stroke dan jantung.

Kolesterol diangkut oleh lipoprotein menuju sel-sel yang membutuhkan termasuk jantung dan otak, sedangkan kelebihan kolesterol diangkut oleh HDL (High Density Lipopretin) menuju hati yang kemudian diurai dan masuk ke empedu sebagai asam empedu. LDL memiliki kandungan lemak yang lebih banyak dibandingkan dengan dengan HDL. LDL dianggap lemak yang jahat karena dapat menempel di dinding pembuluh darah sedangkan HDL dianggap lemak yang baik karena ia membawa lemak yang berlebih menuju hati (Healhty Guide News, 2008).


(45)

26

Kolesterol terdapat dalam diet, dan dapat diabsorbsi dengan lambat dari saluran pencernaan ke dalam saluran limfe usus. Kolesterol sangat larut dalam lemak, tetapi hanya sedikt larut dalam air. Kolesterol secara spesifik mampu membentuk ester dengan asam lemak. Hampir 70% kolesterol dalam lipoprotein plasma memang dalam bentuk ester kolesteril (Guyton et al., 2007, Tarigan I, 2009, Mayes PA, 2003).

Selain kolesterol yang diabsorbsi setiap hari dari saluan pencernaan , yang disebut kolesterol exogen, suatu jumlah yang bahkan lebih besar dibentuk dalam sel tubuh, disebut kolesterol endogen. Pada dasarnya semua kolesterol endogen yang beredar dalam lipoprotein plasma dibentuk oleh hati, tetapi semua sel tubuh lain setidaknya membentuk sedikit kolesterol, yang sesuai dengan kenyataan bahwa banyak struktur membran dari seluruh sel, sebagian disusun dari zat ini (George AK et al., 2009).

Struktur dasar kolesterol adalah inti sterol. Inti sterol seluruhnya dibentuk dari molekul Acetyl-Coenzym A. Selanjutnya inti sterol dapat dimodifikasi dengan berbagai rantai samping untuk membentuk kolesterol, asam kolat yang merupakan dasar dari asam empedu yang dibentuk di hati, dan beberapa hormon steroid penting yang disekresi oleh korteks adrenal, ovarium, dan testis. Oleh karena itu semakin banyak mengkonsumsi makanan berlemak, semakin banyak lemak disimpan di hati, semakin banyak inti sterol dimodifikasi membentuk inti sterol, yang menyebabkan sintesis kolesterol meningkat (Guyton et al., 2007, Mayes PA, 2003).


(46)

27

Kolesterol yang berlebihan diekskresi dari hati ke dalam empedu sebagai kolesterol atau garam empedu. Sejumlah besar garam empedu diabsorbsi ke dalam sirkulasi porta dan kembali ke hati sebagai bagian dari sirkulasi enterohepatik (Mayes PA, 2003). Kenaikan kadar kolesterol yang terdapat pada VLDL, IDL atau LDL berkaitan dengan penyakit atherosclerosis, sedangkan kadar HDL yang tinggi mempunyai pengaruh protektif.

Banyak faktor yang mempengaruhi keseimbangan kolesterol di dalam jaringan. Pada tingkat jaringan berbagai proses dianggap mengendalikan kesimbangan kolesterol pada sel (Mayes PA, 2003). Peningkatan terjadi akibat (1) pengambilan lipoprotein yang mengandung kolesterol oleh reseptor, misal, reseptor LDL atau reseptor scavenger; (2) pengambilan kolesterol bebas dari lipoprotein yang kaya akan kolesterol ke membran sel; (3) sintesis kolesterol; (4) Hidrolisis ester kolesteril oleh enzim ester kolesteril hidrolase (Mayes PA, 2003).

Penurunan terjadi akibat (1) aliran kolesterol keluar dari membran sel ke lipoprotein yang potensial kolesterolnya rendah, khususnya HDL3 atau HDL discoid, atau praβ-HDL, dan didorong oleh enzim Lecithin Cholesterol Acyltransferase (LCAT); (2) esterifikasi kolesterol oleh enzim Acyl-Coenzym A Cholesterol Acyiltransferase (ACAT); (3) penggunaan kolesterol untuk sintesis senyawa steroid lainnya, seperti hormon atau asam empedu, di hati (Mayes PA:2003).

Kolesterol selalu dianggap sebagai penyebab utama penyakit jantung koroner (PJK) Plak pada kolesterol bersifat dan rapuh dan mudah pecah, dan apabila


(47)

28

terjadi luka pada dinding pembuluh darah dapat memicu pembetukan bekuan darah. Karena pembuluh darah sudah tersendat oleh kolesterol maka keberadaan bekuan darah dapat menyumbat sepenuhnya aliran darah, kondisi ini disebut aterosklerosis dan dapat terjadi di arteri pada jantung, otak ginjal atau organ vital lainnya. Kadar kolesterol yang tinggi dapat membuat darah menjadi kental sehingga mengurangi oksigen dan gejalanya dapat dirasakan seperti sakit kepala dan pegal-pegal, namun tidak sedikit yang tanpa gejala.

Cara jitu untuk mengontrol kolesterol adalah pola hdup yang sehat, 4S makan sehat, berpikir sehat, istirahat sehat dan aktivitas sehat. (HealthyGuideNews, 2008). Kadar kolesterol total yang sebaiknya adalah ( 200 mg/dl, bila > 200 mg/dl berartiresiko untuk terjadinya PJK meningkat (Bahri Anwar, 2004) Tabel 2.1Kadar kolesterol total

Kadar kolesterol Total

normal Sedang (Pertengahan) Tinggi

< 200 mg/dl 200-239 mg/dl >240 mg/dl

Trigliserid didalam yang terdiri dari 3 jenis lemak yaitu Lemak jenuh, lemak tidak tunggal dan lemak jenuh ganda. Kadar triglisarid yang tinggi merupakan faktor resiko untuk terjadinya PJK.

Tabel 2.2Kadar Trigliserid total

Kadar Trigliserid

Normal Sedang Tinggi Sangat Tinggi

< 150 mg/dl 150–250 mg/dl 250-500 mg/dl >500 mg/dl

Kadar trigliserid perlu diperiksa pada keadaan sbb : Bila kadar kolesterol total > 200 mg/dl, PJK, ada keluarga yang menderita PJK < 55 tahun, ada riwayat


(48)

29

keluarga dengan kadar trigliserid yang tinggi, ada penyakit DM & pankreas (Bahri Anwar, 2004)

Faktor-faktor penting yang mempengaruhi konsentrasi kolesterol plasma adalah sebagai berikut: (Guyton et al., 2007, Mayes PA, 2003, Sadoso S, 2009).

1. Peningkatan jumlah kolesterol yang dicerna setiap hari sedikit meningkatkan konsentrasi plasma. Sehingga tersedia suatu sistem kontrol umpan balik intrinsik untuk mencegah peningkatan konsentrasi kolesterol plasma yang berlebihan. Akibatnya konsentrasi kolesterol plasma biasanya tidak berubah naik atau turun lebih dari 15 % dengan mengubah jumlah kolesterol dalam diet, walaupun respon individu berbeda.

2. Diet lemak yang sangat jenuh meningkatkan konsentrasi kolesterol darah 15% - 25%. Keadaan ini akibat peningkatan penimbunan lemak dalam hati, yang kemudian menyebabkan peningkatan jumlah Acetyl-CoA di dalam sel hati untuk menghasilkan kolesterol. Oleh karena itu untuk menurunkan konsentrasi kolesterol darah, mempertahankan diet rendah lemak jenuh biasanya sama pentingnya dengan mempertahankan diet rendah kolesterol.

3. Pencernaan lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh yang tinggi biasanya menekan konsentrasi kolesterol dari jumlah sedikit sampai sedang. Mekanisme dari pengaruh ini tidak diketahui, walaupun penelitian mengenai pengaruh tersebut adalah dasar dari sebagian besar perencanaan diet saat ini.


(49)

30

4. Kekurangan insulin atau hormon thyroid meningkatkan konsentrasi kolesterol darah, sedangkan kelebihan hormon tiroid menurunkan konsentrasinya. Pengaruh ini kemungkinan disebabkan terutama oleh perubahan derajat aktivitas enzim-enzim khusus yang bertanggung jawab terhadap metabolisme zat lipid.

Sejauh ini manfaat kolesterol yang terbanyak dalam tubuh selain membentuk membran adalah untuk membentuk asam kolat di hati. Sebanyak 80% kolesterol dikonversi menjadi asam kolat. Kolesterol akan berkonjugasi dengan zat lain untuk membentuk garam empedu, yang akan meningkatkan pencernaan dan absorbsi lemak.

Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi 5 tahap, yaitu: (Mayes PA, 2003) 1) Mevalonatyang merupakan senyawa enam-karbon, disintesis dari

Acetyl-CoA.

2) Unitisoprenoiddibentuk dari mevalonat dengan menghilangkanCO2. 3)Enam unitisoprenoidmengadakan kondensasi untuk membentuk

intermediate, skualen.

4) Skualen mengalami siklisasi untuk menghasilkan senyawasteroid induk, yaitulanosterol.

5) Kolesterol dibentuk darilanosterolsetelah melewati beberapa tahap lebih lanjut, termasuk menghilangkan tiga gugus metal.


(50)

31

2.6 Latihan intensitas sedang

Intensitas latihan menggambarkan besarnya upaya yang harus dilakukan pada saat latihan, salah satunya adalah latihan intensitas sedang, yang masih termasuk dalam latihan bersifat aerobik. Latihan intensitas sedang juga merupakan bagian dari latihan cardioyang dapat dilakukan dengantreadmill, (jalan dan lari), bersepeda, menaiki anak tangga dengan mesin, renang, badminton, tennis, volly, jogging, mendaki gunung, dan banyak lagi lainnya (Sadoso S, 2009).

Latihan intensitas sedang yang dilakukan dalam waktu yang relatif lama menyebabkan asam lemak digunakan sebagai energi, akan memperkecil peluang sintesis inti sterol, sehingga kolesterol tidak terbentuk secara berlebihan (George AKet al., 2009).

Pada proses ini degradasi lemak pengaruhtif terjadi pada latihan intensitas sedang dengan durasi latihan lebih dari satu jam secara kontinyu. Keadaan ini sebagian besar disebabkan oleh terjadinya pelepasan epinefrin dan norepinefrin oleh medula adrenal selama aktivitas. Kedua hormon ini secara langsung mengaktifkan enzim lipase yang menyebabkan pemecahan trigiserida yang sangat cepat dan mobilisasi asam lemak keluar dari asam lemak. Pada saat melakukan aktivitas fisik yang relatif lama terjadi peningkatan asam lemak di dalam darah yang merupakan bahan baku untuk pembentukan energi di dalam otot pada waktu melakukan aktivitas fisik. Konsentrasi asam lemak bebas dalam darah seseorang yang sedang beraktivitas dapat meningkat sampai delapan kali lipat. Kemudian asam


(51)

32

lemak ini akan ditransfer ke dalam otot sebagai sumber energi. Melalui mekanisme inilah yang dapat menerangkan terjadinya penurunan LDL-Kolesterol, oleh karena bahan baku utama pembentukan LDL-Kolesterol berasal dari trigliserida (Guytonet al., 2007, George AKet al., 2009).

Degradasi dan oksidasi asam lemak hanya terjadi di mitokondria. Langkah pertama pemakaian asam lemak adalah pengangkutan asam lemak ke dalam mitokondria. Transport ini adalah proses yang diperantarai oleh karnitin sebagai pembawa (carrier). Begitu berada di dalam mitokondria, asam lemak berpisah dari karnitin dan kemudian asam lemak didegradasi dan dioksidasi. Molekul asam lemak didegradasi dalam mitokondria dengan melepaskan segmen berkarbon dua secara progresif dalam bentuk Acetyl-Coenzym A (Acetyl-CoA). Proses degradasi asam lemak ini disebut β-Oxydai (Guyton et al., 2007,Sadoso S, 2004).

Penelitian menemukan bahwa latihan aerobik pada wanita dapat menurunkan kolesterol total sebesar 19 %, LDL-Kolesterol sebesar 11 %, trigliserida 8 % serta meningkatkan kadar HDL-Kolesterol sebesar 18 % (George AK et al., 2009).

Hasil penelitian lainnya menemukan bahwa latihan aerobik pada wanita dapat menurunkan kolesterol total sebesar 2 %. LDL-Kolesterol turun sebesar 3 %, trigliseridaa turun 5 % serta meningkatkan kadar HDL-Kolesterol sebesar 3 % (George AKet al., 2009).


(52)

33

Penelitian lainnya juga telah menemukan bahwa pengaruh olahraga aerobik yang dilakukan selama 4 minggu pada laki-laki berusia 18 tahun dapat meningkatkan kadar HDL-Kolesterol sebesar 9 %, menurunkan trigliseridaaa 11%, tanpa adanya penurunan LDL-Kolesterol signifikan (Hasil penelitian lainnya menemukan bahwa latihan aerobik pada wanita dapat menurunkan kolesterol total sebesar 19 %, LDL-Kolesterol sebesar 11 %, trigliseridaa 8 % serta meningkatkan kadar HDL-Kolesterol sebesar 18 % (Cutler, 2003).

Penelitian lainnya menyebutkan bahwa latihan aerobik pada wanita dapat menurunkan kolesterol total sebesar 2 %, LDL-Kolesterol turun sebesar 3 %, trigliseridaa turun 5 % serta meningkatkan kadar HDL-Kolesterol sebesar 3 % (George AKet al., 2009).


(53)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian

Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar(Rattus Norvegicus), umur 8-12 minggu dengan berat badan 200-300 gr. Sampel penelitian dipilih secaraSimple Random Sampling berjumlah 24 ekor tikus jantan galur wistar yang dibagi menjadi 4 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus jantan galur wistar. Selama penelitian selain perlakuan utama, semua tikus tetap diberi makan campuran pelet dan gabah dan diberi minum secukupnya.

Menurut Frederer, rumus penentuan sampel untuk uji eksperimental adalah t(n-1) > 15

Dimana t merupakan jumlah kelompok percobaan dan n merupakan jumlah pengulangan atau jumlah sampel tiap kelompok. Penelitian ini akan menggunakan 4 kelompok perlakuan sehingga perhitungan sampel menjadi :

4(n-1) > 15 4n-4 > 15

4n > 19 n > 4,75


(54)

35

Jadi sampel yang akan digunakan tiap kelompok percobaan sebanyak 6 ekor (n > 4,75) dengan 1 tikus sebagai cadangan dan jumlah kelompok yang akan digunakan adalah 4 kelompok sehingga penelitian ini akan menggunakan 24 ekor tikus dari populasi yang ada.

3.1.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah: 1) Tikus jantan galur wistar

2) Berumur 8-12 minggu

3) Berat badan rata-rata 200-300 gram

4) Didapatkan dari tempat pembiakan yang sama, pakan yang sama.

3.1.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria ekslusi dari penelitian ini adalah:

1) Terlihat sakit selama masa adaptasi (gerak tidak aktif, bulu terlihat suram, kotoran cair, luka gigitan)

2) Penurunan berat badan selama adaptasi lebih dari 10%

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian meliputi tipe penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, rancangan analisis data, waktu dan tempat penelitian.


(55)

36

3.2.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian adalah studi eksperimental laboratorium dalam bidang Ilmu Faal dan Kesehatan Olahraga yang dilanjutkan dengan

pemeriksaan darah. Eksperimen dilakukan di Eksperimen dilakukan di Laboratorium FK UNILA dan laboratorium klinik duta medika. Adapun tipe penelitian ini adalahpredanpost-test design.

Sebelum diberi latihan intensitas sedang, sebelum pemberian ekstrak daun suji (pre tes), kadar kolesterol diperiksa. Sedangkan postes adalah pengukuran kadar Kolesterol dilakukan setelah latihan intensitas sedang, setelah pemberian ekstrak daun suji selama 14 hari. Intervensi pada penelitian ini adalah latihan intensitas sedang, pemberian ekstrak daun suji pada tikus jantan galur wistar. Tikus dibagi dalam 6 kelompok; kelompok I (Tikus yang latihan intensitas sedang dan diberi ekstrak daun suji), kelompok II (Tikus yang diberi ekstrak daun suji), kelompok III (Tikus yang latihan intensitas sedang), kelompok IV adalah kontrol.

3.2.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri variabel perlakuan (independent) dan variabel respon (dependent).

1) Variabel perlakuan adalah latihan intensitas sedang, pemberian ekstrak daun suji


(56)

37

2) Variabel respon penelitian ini adalah kadar kolesterol tikus jantan galur wistar

3.2.3 Definisi Konsep dan Definisi Operasional Variabel

Untuk menjelaskan variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini maka diberikan definisi konsep dan operasional sesuai konteks penelitian Tabel 3.1:Definisi Konsep dan Definisi Operasional Variabel

( Bahri Anwar, 2004, Feruzzia, 2006)

No. Variabel Definisi Hasil Ukur Jenis Variabel Keterangan

1 Latihan Intensitas Sedang

Usaha atau tenaga yang dilakukan mencapai 70-79%Maximal Heart Rate (MHR)

1 menit 10 detik/hari Numerik 1 = diberikan

2 Ekstrak Klorofil Daun Suji

Daun suji yang telah di ekstraksi diberikan kepada tikus

15 mg/kg BB Kategorik 0 = tidak diberikan 1 = diberikan

3 Kolesterol Metabolik yang menandung lemak sterol Diukur secara pretest dan postest

Normal < 200 mg/dl Sedang 200-239 mg/dl Timggi > 240 mg/dl

Kategorik 0 = tidak meningkat 1 = meningkat

3.2.4 Alat dan Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Ekstrak daun suji

(2) Makanan Standar Tikus (pellet dan gabah) (3) Aquabides


(57)

38

Alat yang dipakai pada penelitian ini adalah: 1) Tempat Berenang Tikus

2) Timbangan Tikus, Timbangan Analitik 3) Sonde untuk pemberian oral

4) Pipet Mikro (500 μ l; Reagen, 100 μ l; HDL)

5) Tik biru (untuk memindahkan Reagen) dan kuning (untuk memindahkan Serum)

6) Sentrifuge.

7) Tabung Reaksi, Tabung sampel darah

8) Spektrofotometer Sumifin 1904-F (Semi Automatic) 9) Alat tulis

3.2.5 Prosedur Penelitian

Tipe penelitian adalah studi eksperimental laboratorium dalam bidang Ilmu Faal dan Kesehatan Olahraga yang dilanjutkan dengan pemeriksaan darah. Eksperimen dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas kedokteran Universitas Lampung dan laboratorium klinik duta medika. Adapun tipe penelitian ini adalahpredanpost-test design.

Pretes pada penelitian ini adalah pengukuran kadar Kolesterol sebelum pemberian ekstrak daun suji, postes adalah pengukuran kadar Kolesterol setelah pemberian ekstrak daun suji selama 1 minggu. Intervensi pada penelitian ini adalah pemberian ekstrak daun suji pada tikus jantan galur wistar. Kelompok dibagi 2, kelompok A tikus jantan galur wistar dengan


(58)

39

pemberian ekstrak daun suji, kelompok B tikus jantan galur wistar hanya diberi pakan pellet dan gabah tanpa pemberian ekstrak daun suji

Untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan intensitas sedang dan pemberian ekstrak daun suji terhadap kadar Kolesterol pada tikus, dilakukan perlakuan latihan intensitas sedang, pemberian ekstrak daun suji pada tikus jantan galur wistar yang dibagi menjadi 4 kelompok: kelompok I, II, III, dan IV. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus, dengan total sampel 24 ekor.

Tikus dari kelompok I, II, III, dan IV dipelihara dalam kondisi yang sesuai selama 7 hari dan diberi pakan pelet dicampur gabah dan minum yang cukup. Kemudian diberi makan tinggi lemak dan kolesterol selama 14 hari. Pada hari ke 15 diambil darah dari ekor tikus (kelompok I, II, III, dan IV) sebanyak 2 cc untuk pemeriksaan kadar kolesterol (Pre tes).

Selanjutnya adalah perlakuan pada tikus jantan galur wistar selama 14 hari pada kelompok yang telah ditentukan, yaitu kelompok I (latihan intensitas sedang dan diberi ekstrak daun suji 15 mg / bb, 2 kali sehari), kelompok II (diberi ekstrak daun suji 15 mg / bb, 2 kali sehari), kelompok III (latihan intensitas sedang), dan kelompok IV adalah kontrol.

Pada hari ke 15, diambil darah dari ekor tikus dengan cara memotong bagian ujung ekor tikus (kelompok I, II, III, dan IV) sebanyak 2 cc untuk pemeriksaan kadar kolesterol (Post tes). Kemudian data ditabulasi untuk menganalisa secara statistik pengaruh pemberian ekstrak daun suji


(59)

40

terhadap kadar kolesterol pada tikus yang diberi latihan intensitas sedang dan selanjutnya hasil pemeriksaan ditabulasi dan dianalisis statistik.

Tabel 3.2. Diagram alur penelitian

Kel.I Kel.II Kel.III Kel.IV

Latihan intensitas sedang 1menit 10detik/hari dan pemberian ekstrak klorofil daun suji 15 mg/kgBB 2 kali sehari Latihan intensitas sedang 1menit 10 detik/hari Ekstrak klorofil daun suji 15 mg/kgBB, 2 kali sehari Kontrol Tikus diberi diet tinggi lemak selama 14 hari

Periksa kadar kolesterol (pretest) pada hari ke14

Tikus diberi perlakuan selama 14 hari

Periksa kadarKolesterol(post test) pada hari ke14 perlakuan

Bandingkan kadarKolesterol pretestdanpostest

Interpretasi hasil

I II III IV

Disertai dengan beban

Disertai dengan beban


(60)

41

3.2.6 Rancangan Analisis Data

Analisis data penelitian diproses dengan programSPSS V. 17.0 for windows dengan tingkat signifikasi p< 0.05, langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Uji Normalitas Data (p> 0,05)

Pengujian normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov z test untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak normal. Hasil uji normalitas ini untuk menentukan analisis berikutnya, yaitu analisis parametrik bila data berdistribusi normal atau non parametrik bila data tidak berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas Data (p> 0,05)

Pengujian homogenitas data menggunakan Leven’s untuk mengetahui data homogen atau tidak homogen. Hasil uji homogenitas ini untuk menentukan analisis berikutnya, yaitu analisis parametrik bila data homogen atau non parametrik bila data tidak homogen.

3) Uji Parametrik(Dependent t-test)

Untuk menguji pengaruh perlakuan pada kelompok I, kelompok II, kelompok III, kelompok IV terhadap kadar Kolesterol pada tikus.


(61)

42

4) Uji Parametrik(One-Way Anova)

Untuk menguji perbedaan pengaruh kelompok I, kelompok II, kelompok III, dan kelompok IV terhadap kadar Kolesterol pada tikus.

3.2.7 Tempat dan Waktu Penelitian

1) Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi FK UNILA dan laboratorium klinik duta medika.


(1)

2) Variabel respon penelitian ini adalah kadar kolesterol tikus jantan galur wistar

3.2.3 Definisi Konsep dan Definisi Operasional Variabel

Untuk menjelaskan variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini maka diberikan definisi konsep dan operasional sesuai konteks penelitian Tabel 3.1:Definisi Konsep dan Definisi Operasional Variabel

( Bahri Anwar, 2004, Feruzzia, 2006)

No. Variabel Definisi Hasil Ukur Jenis Variabel Keterangan

1 Latihan Intensitas Sedang

Usaha atau tenaga yang dilakukan mencapai 70-79%Maximal Heart Rate (MHR)

1 menit 10 detik/hari Numerik 1 = diberikan

2 Ekstrak Klorofil Daun Suji

Daun suji yang telah di ekstraksi diberikan kepada tikus

15 mg/kg BB Kategorik 0 = tidak diberikan 1 = diberikan

3 Kolesterol Metabolik yang menandung lemak sterol Diukur secara pretest dan postest

Normal < 200 mg/dl Sedang 200-239 mg/dl Timggi > 240 mg/dl

Kategorik 0 = tidak meningkat 1 = meningkat

3.2.4 Alat dan Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Ekstrak daun suji

(2) Makanan Standar Tikus (pellet dan gabah) (3) Aquabides


(2)

Alat yang dipakai pada penelitian ini adalah: 1) Tempat Berenang Tikus

2) Timbangan Tikus, Timbangan Analitik 3) Sonde untuk pemberian oral

4) Pipet Mikro (500 μ l; Reagen, 100 μ l; HDL)

5) Tik biru (untuk memindahkan Reagen) dan kuning (untuk memindahkan Serum)

6) Sentrifuge.

7) Tabung Reaksi, Tabung sampel darah

8) Spektrofotometer Sumifin 1904-F (Semi Automatic) 9) Alat tulis

3.2.5 Prosedur Penelitian

Tipe penelitian adalah studi eksperimental laboratorium dalam bidang Ilmu Faal dan Kesehatan Olahraga yang dilanjutkan dengan pemeriksaan darah. Eksperimen dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas kedokteran Universitas Lampung dan laboratorium klinik duta medika. Adapun tipe penelitian ini adalahpredanpost-test design.

Pretes pada penelitian ini adalah pengukuran kadar Kolesterol sebelum pemberian ekstrak daun suji, postes adalah pengukuran kadar Kolesterol setelah pemberian ekstrak daun suji selama 1 minggu. Intervensi pada penelitian ini adalah pemberian ekstrak daun suji pada tikus jantan galur wistar. Kelompok dibagi 2, kelompok A tikus jantan galur wistar dengan


(3)

pemberian ekstrak daun suji, kelompok B tikus jantan galur wistar hanya diberi pakan pellet dan gabah tanpa pemberian ekstrak daun suji

Untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan intensitas sedang dan pemberian ekstrak daun suji terhadap kadar Kolesterol pada tikus, dilakukan perlakuan latihan intensitas sedang, pemberian ekstrak daun suji pada tikus jantan galur wistar yang dibagi menjadi 4 kelompok: kelompok I, II, III, dan IV. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus, dengan total sampel 24 ekor.

Tikus dari kelompok I, II, III, dan IV dipelihara dalam kondisi yang sesuai selama 7 hari dan diberi pakan pelet dicampur gabah dan minum yang cukup. Kemudian diberi makan tinggi lemak dan kolesterol selama 14 hari. Pada hari ke 15 diambil darah dari ekor tikus (kelompok I, II, III, dan IV) sebanyak 2 cc untuk pemeriksaan kadar kolesterol (Pre tes).

Selanjutnya adalah perlakuan pada tikus jantan galur wistar selama 14 hari pada kelompok yang telah ditentukan, yaitu kelompok I (latihan intensitas sedang dan diberi ekstrak daun suji 15 mg / bb, 2 kali sehari), kelompok II (diberi ekstrak daun suji 15 mg / bb, 2 kali sehari), kelompok III (latihan intensitas sedang), dan kelompok IV adalah kontrol.

Pada hari ke 15, diambil darah dari ekor tikus dengan cara memotong bagian ujung ekor tikus (kelompok I, II, III, dan IV) sebanyak 2 cc untuk pemeriksaan kadar kolesterol (Post tes). Kemudian data ditabulasi untuk menganalisa secara statistik pengaruh pemberian ekstrak daun suji


(4)

terhadap kadar kolesterol pada tikus yang diberi latihan intensitas sedang dan selanjutnya hasil pemeriksaan ditabulasi dan dianalisis statistik.

Tabel 3.2. Diagram alur penelitian

Kel.I Kel.II Kel.III Kel.IV

Latihan intensitas sedang 1menit 10detik/hari dan pemberian ekstrak klorofil daun suji 15 mg/kgBB 2 kali sehari

Latihan intensitas sedang 1menit 10 detik/hari

Ekstrak klorofil daun suji 15 mg/kgBB, 2 kali sehari

Kontrol Tikus diberi diet tinggi lemak selama 14 hari

Periksa kadar kolesterol (pretest) pada hari ke14

Tikus diberi perlakuan selama 14 hari

Periksa kadarKolesterol(post test) pada hari ke14 perlakuan

Bandingkan kadarKolesterol pretestdanpostest

Interpretasi hasil

I II III IV

Disertai dengan beban

Disertai dengan beban


(5)

3.2.6 Rancangan Analisis Data

Analisis data penelitian diproses dengan programSPSS V. 17.0 for windows

dengan tingkat signifikasi p< 0.05, langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Uji Normalitas Data (p> 0,05)

Pengujian normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov z test

untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak normal. Hasil uji normalitas ini untuk menentukan analisis berikutnya, yaitu analisis parametrik bila data berdistribusi normal atau non parametrik bila data tidak berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas Data (p> 0,05)

Pengujian homogenitas data menggunakan Leven’s untuk mengetahui data homogen atau tidak homogen. Hasil uji homogenitas ini untuk menentukan analisis berikutnya, yaitu analisis parametrik bila data homogen atau non parametrik bila data tidak homogen.

3) Uji Parametrik(Dependent t-test)

Untuk menguji pengaruh perlakuan pada kelompok I, kelompok II, kelompok III, kelompok IV terhadap kadar Kolesterol pada tikus.


(6)

4) Uji Parametrik(One-Way Anova)

Untuk menguji perbedaan pengaruh kelompok I, kelompok II, kelompok III, dan kelompok IV terhadap kadar Kolesterol pada tikus.

3.2.7 Tempat dan Waktu Penelitian

1) Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi FK UNILA dan laboratorium klinik duta medika.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Ekstrak Alpukat (Persea americana) Terhadap Penurunan Kadar Trigliserida (TG) Pada Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus strain wistar) Diet Tinggi Lemak

0 7 24

PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH STRAWBERRY (Fragaria x Ananassa) TERHADAP KADAR LDL KOLESTEROL SERUM PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus Novergicus Strain Wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

0 16 24

PENGARUH TEMPE KEDELAI TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

0 6 1

PENGARUH ASUPAN BUBUR KACANG TANAH DAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP KADAR LDL KOLESTEROL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)JANTAN GALUR WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

0 11 45

PENGARUH ASUPAN BUBUR KACANG KEDELAI DAN LATIHAN INTENSITAS SEDANG TERHADAP KADAR LDL KOLESTEROL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)JANTAN GALUR WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

0 15 43

PENGARUH PEMBERIAN DIET TINGGI LEMAK TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA PADA TIKUS Pengaruh Pemberian Diet Tinggi Lemak Terhadap Kadar Trigliserida Pada Tikus.

1 2 12

Pengaruh Ekstrak Bengkuang (Pachyrhizus erosus) terhadap Kadar Kolesterol Total Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diberi Diet Tinggi Lemak.

0 5 13

Pengaruh Ekstrak Bengkuang (Pachyrhizus erosus) terhadap Kadar Kolesterol Total Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diberi Diet Tinggi Lemak.

0 0 11

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SAMBILOTO TERHADAP KADAR KOLESTEROL LDL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus).

0 0 13

PENGARUH MINYAK ZAITUN TERHADAP KADAR KOLESTEROL HDL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIBERIKAN DIET TINGGI LEMAK SKRIPSI

1 1 63