PENGARUH PEMBIAYAAN BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL TUGAS AKHIR Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Perbankan Syari’ah

  

PENGARUH PEMBIAYAAN BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI

TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL

TUGAS AKHIR

Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh

Gelar Ahli Madya pada Program Studi Perbankan Syari’ah

  OLEH:

  

KHOIRIL UMAM (201 08 021)

JURUSAN SYARIAH

PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )

  

SALATIGA

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO: v

  v

  v Mahasiswa DIII Perbankan Syari’ah angkatan 2009 v

  BMT SUMBER USAHA Kembangsari

  v

  STAIN Salatiga

  v

  Sahabat-sahabatku

  Seluruh keluarga besarku

  Kegagalan bukanlah akhir dari semuanya, maka belajarlah dari kegagalan itu untuk meraih kesuksesan.

  v Bapak dan Ibu tercinta v

  Nabi Agung Muhammad S.A.W

  v

  Allah S.W.T

  PERSEMBAHAN v

  Sukses adalah dapat mempertimbangkan imajinasi menjadi

kenyataan dan bejalanlah sejauh atau semaksimal mungkin.

  v

  Semua pihak yang membantu penyelesaian Tugas Akhir ini

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya telah menjadikan penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.

  Maksud dari penulis Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi persyaratan kelulusan mencapai derajad Ahli Madya (A.Md) pada Program Studi Diploma III Perbankan Syari’ah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

  Dalam penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu melalui ruang ini penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada :

  1. Bpk. Imam Sutomo selaku Ketua beserta Dosen dan Staff STAIN Salatiga, yang telah memberikan dukungan dan fasilitas baik secara langsung maupun tidak langsung.

  2. Bpk. Abdul Aziz, N.P, MM selaku Kaprodi DIII Perbankan Syari’ah STAIN Salatiga yang telah memberikan tuntunan hingga selesainya penulisan Tugas Akhir ini.

  3. Bpk. Nafis Irkhami, M.Ag selaku Dosen pembimbing yang telah dengan sabar memberikan pengarahan hingga selesainya penulisan Tugas Akhir ini.

  4. Ibu Rodliyatul Hani’ah, SE selaku manajer BMT SUMBER USAHA beserta staff karyawan, yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk belajar mengenal dunia kerja.

  5. Bapak dan Ibu serta saudara-saudara penulis, yang memberikan dorongan moril maupun materiil hingga penulis mampu menyelesaikan studi tepat waktu.

  6. Teman-teman seangkatan penulis serta kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya, yang telah memberikan bantuan yang berguna bagi kelancaran penulisan Tugas Akhir ini. Akhirnya, penulis menyadari atas keterbatasan yang dimiliki dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, sehingga masih ditemui kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karenanya kritik dan saran dari pembaca sangat penulis nantikan. Namun demikian sekecil apapun karya ini, penulis berharap hasil Tugas Akhir ini akan bermanfaat bagi pembaca dan terutama akan dapat membantu meningkatkan kinerja BMT SUMBER USAHA, dimana penulis melakukan penelitian.

  Salatiga, 10 September 2012 Penulis

  Khoiril Umam

  

ABSTRAK

  Khoiril Umam, 20108021. PENGARUH PEMBIAYAAN BMT SUMBER USAHA KEMBANGSARI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL.

  Program Studi D III Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembiayaan yang diberikan oleh BMT Sumber Usaha terhadap pengusaha pedagang kecil. Dimana penelitian ini lebih ditekankan pada pengaruh pembiayaan yang diberikan oleh BMT Sumber Usaha terhadap pengusaha pedagang kecil.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis data primer dan sekunder yang bersifat empiris atau non doktrinal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan pembagian angket atau kuesioner, sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

  Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh hasil, bahwa pemberian kredit dengan sistem bagi hasil dari BMT Sumber Usaha mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap usaha pedagang kecil di wiliyah Kembangsari dan sekitarnya. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil analisa atas data-data yang telah dihimpun oleh penulis dan kemudian dengan analisa regresi yang dibantu dengan menggunakan SPSS 11.05 for Windows menghasilkan suatu persamaan yang dapat digunakan untuk menyimpulkan terdapat pengaruh signifikan atau tidak pemberian kredit yang diberikan BMT Sumber Usaha terhadap pengusaha pedagang kecil.

  Implikasi teoritis penelitian ini adalah adanya pengaruh sistem pembiayaan yang diberikan oleh BMT Sumber Usaha, sehingga diharapkan tercipta pemberdayaan terhadap pedagang kecil. Sedangkan impliksasi praktisnya hasil penelitian ini dapat digunakan oleh lembaga keuangan yang lainnya untuk memberdayakan pedagang kecil.

  Keywords : Pembiayaan, pendapatan, pedagang kecil.

  

DAFTAR ISI

  Halaman Judul ..................................................................................................... i Persetujuan Pembimbing ................................................................................. ii Halaman Pengesahan ........................................................................................... iii Motto dan Persembahan ...................................................................................... iv Kata Pengantar ..................................................................................................... v Abstrak .................................................................................................................. vii Daftar Isi ............................................................................................................... viii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ......................................................................................... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 5 D. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 6 E. Metode Penelitian ............................................................................................ 7 F. Penegasan Istilah.......................................................................................... 9 G. Sistematika Penulisan................................................................................... 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka ................................................................................................. 12

  1. Tinjauan Lembaga Keuangan Konvensional .............................. 12

  2. Tinjauan Lembaga Keuangan Syariah ........................................ 19

  BAB III GAMBARAN OBJEK

  B. Data Deskriptif ............................................................................. 39

  BAB IV ANALISIS A. Analisis Deskriptif………………………..………………....... 45 B. Analisis Kuantitatif…………..……………………………...... 53 C. Interpretasi Hasil Analisis Regresi............................................. 58 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………………....... 60 B. Saran……………………………………………………………..... 61 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dalam bidang ekonomi harus diarahkan untuk

  meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial. Untuk itu perlu dilakukan penumbuhan sikap kemandirian dari manusia dan masyarakat Indonesia melalui peningkatan peran serta efisiensi dan produktivitas dalam rangka peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan lahir batin. Dengan demikian penataan dan pemantapan usaha nasional keseluruhannya dilakukan bersamaan dengan upaya peningkatan pemerataan yang meliputi peningkatan ekonomi rakyat, perluasan kesempatan usaha dan lapangan kerja, serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

  Salah satu masalah yang mendapat perhatian serius dari kalangan kaum intelektual muslim pada waktu sekarang ini adalah bantuan yang dibutuhkan oleh pedagang kecil yang kurang dalam permodalan, lemah akan pengetahuan pengembangan usaha dan juga keterampilan untuk mengolah usaha. Pedagang kecil dan menengah di wilayah pedesaan merupakan sasaran para kaum intelektual muslim karena sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan. Penduduk desa yang jumlahnya sangat besar sangat efektif bila diajak bekerja sama dalam pengelolaan suatu usaha. Masalah yang mereka hadapi adalah keadaan ekonomi mereka yang lemah sehingga berimbas pada melemahnya permodalan usaha.

  Keterbatasan pengetahuan mereka sangat mempengaruhi pola pikir, sehingga kebanyakan dari pedagang kecil dalam mengelola usaha mereka menggunakan cara tradisional yang tidak mengenal sistem manajemen. Dalam kenyataan banyak sekali kita jumpai kredit-kredit formal ini hadir di tengah-tengah masyarakat. Namun kehadiran kredit-kredit formal ini tidak bisa dirasakan oleh pedagang kecil. Kebanyakan dari lembaga kredit formal tersebut menggunakan peraturan yang tidak mampu dijangkau oleh para pedagang kecil. Kredit-kredit formal tersebut memberikan batasan minimal untuk peminjaman kredit seperti dengan sistem batas minimal satu juta untuk peminjaman kredit. Kehadiran lembaga-lembaga kredit formal tersebut belum bisa memberikan pemecahan bagi permasalahan pedagang kecil khususnya mengenai permodalan.

  Kendala-kendala tersebut di atas menyebabkan pedagang kecil enggan untuk menggunakan fasilitas kredit yang telah disediakan oleh lemabaga- lembaga keuangan formal. Akibatnya mereka menjalani jala pintas dengan meminjam modal pada penyedia kredit liar seperti: rentenir, ijon, tengkulak dan lembaga keuangan tidak resmi, yang akibatnya hanya mengatasi masalah kesulitan dana untuk sementara waktu saja, selanjutnya akan terjerat oleh kesulitan yang berkepanjanangan. Hal tersebut bisa terjadi karena bunga pinjaman lebih besar dari uang pinjaman itu sendiri.

  Mengingat pentingnya bantuan permodalan bagi masyarakat pedesaan dan belum berhasilnya lembaga kredit non formal yang ada dalam mengatasi masalah tersebut di atas, maka perlu pemikiran lembaga dan pola kredit yang bagaimana yang bisa efektif untuk dimasyarakatkan di daerah pedesaan.

  Lembaga kredit tersebut diharapkan bisa efektif dan lebih luas jangkauan nasabahnya serta dapat membantu usaha pedagang kecil dalam penyalurannya lebih ditekankan pada prosedur yang mudah, murah dan mengarah.

  Lembaga perkreditan atau pembiayaan yang dimaksud adalah lembaga keuangan syari’ah Baitul Maal Wat Tamwil atau disingkat dengan nama BMT. BMT SUMBER USAHA merupakan buah pemikiran dari kaum intelek muslim yang memikirkan keadaan perekonomian rakyat, utamanya para pengusaha kecil dan menengah yang belum dapat tercover oleh lembaga keuangan formal yang merebak di masyarakat.

  Para cendekiawan muslim daerah Kembangsari dan sekitarnya dalam hal ini mengambil langkah untuk mendirikan BMT, mengingat BMT merupakan suatu lembaga keuangan yang sangat dibutuhkan kehadirannya oleh masyarakat kecil pedesaan yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan taraf hidup masyrakat. Sesuai dengan tujuan dari pada pemberian pembiayaan adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat baik di daerah pedesaan maupun pedagang kecil, dan tidak semata-mata mencari laba atau keuntungan. Salah satu tujuan adalah untuk dapat produktifitas dan menambah lapangan pekerjaan sehingga mampu mempertinggi pendapatan masyarakat.

  Fungsi BMT SUMBER USAHA adalah mendekatkan permodalan dengan sistem pembiayan yang mudah, murah dan mengarah pada masyarakat sesuai dengan moto dari BMT SUMBER USAHA, juga membentuk modal masyarakat yang diarahkan pada usaha peningkatan produksi dan melindungi masyarakat pedesaan dari pengaruh pelepas uang tidak resmi serta membimbing masyrakat desa untuk lebih mengenal dan mamahami asas-asas ekonomi permodalan.

  BMT SUMBER USAHA yang beroperasi di wilayah Kembangsari diharapkan akan bermanfaat bagi pedagang kecil dalam usaha mengatasi kesulitan masalah permodalan. BMT SUMBER USAHA bersedia membantu membiayai setiap usaha tersebut layak akan dijalankan dan ada kesanggupan dari peminjam akan mengembalikan tepat waktu, baik itu di bidang pertanian, peternakan, industri kecil, kerajinan tangan dan juga bidang perdagangan.

  Dengan melihat keadaan di atas, peneliti ingin mengkaji lebih jauh tentang pengaruh pembiayaan yang diberikan BMT SUMBER USAHA terhadap peningkatan pendapatan dalam hal ini adalah laba pedagang kecil di pedesaan sehingga penelitit tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul:

  

“PENGARUH PEMBIAYAAN BMT SUMBER USAHA

KEMBANGSARI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan dengan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah prosedur pembiayaan yang disediakan BMT SUMBER USAHA?

  2. Apakah ada pengaruh pembiayaan yang diberikan BMT SUMBER USAHA terhadap pendapatan pedagang kecil? C.

   Tujuan dan Manfaat Penelitian

  1. Adapun mengenai tujuan dari penelitian ini adalah :

  a. Untuk mengetahui jenis-jenis pembiayaan yang disediakan oleh BMT SUMBER USAHA.

  b. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembiayaan yang diberikan BMT SUMBER USAHA terhadap usaha kecil terutama pedagang kecil.

  2. Dari hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat :

  a. Bagi Penulis Untuk meningkatkan dan mengasah pengetahuan serta pengalaman bagi penulis sebagai mahasiswa yang nantinya akan terjun ke dunia kerja masyarakat.

  b. Bagi STAIN Salatiga

  Sebagai bahan referensi dan informasi bagi mahasiswa dan perpustakaan serta menambah khasanah pustaka ilmiah.

  c. Bagi BMT Sumber Usaha Kembangsari Dapat menganalisis kelebihan dan kekurangan BMT dalam hal pembiayaan dan juga dapat di gunakan sebagai referensi di BMT

  Sumber Usaha.

D. Penelitian Terdahulu

  Menurut Karsono dalam TA tahun 2006 yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Yang Diberikan BMT Tumang Cabang Ampel Terhadap Peningkatan Pendapatan Pedagang Kecil”, menjelaskan tentang pengaruh pembiyaan yang diberikan BMT terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil.

  Menurut Ade Nur Setyanto dalam TA tahun 2008 yang berjudul “Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Di BMT Sumber Mulia Tuntang Tahun 2007”, menjelaskan tentang pemberian pembiayaan dengan menggunakan informasi yang berhubungan dengan keluarga, informasi berdasar data usaha dan informasi yang berhubungan dengan data keuangan keluarga.

  Menurut Muhammad Irham dalam TA tahun 2009 yang berjudul “Efektivitas Pemasaran Produk Pembiayaan BMT Sumber Usaha Kembangsari Tengaran”, menjelaskan tentang strategi pemasaran BMT Sumber Usaha, di antara strategi yang diterapkan BMT Sumber Usaha adalah bauran pemasaran meliputi: produk, harga, promosi dan tempat.

  Menurut Salaswati Oktaviani dalam TA tahun 2009 yang berjudul “Manajemen Pemasaran Pembiayaan Di BMT Muhajirin Salatiga”, menjelaskan perencanaan pembiayaan, membahas tentang: jumlah kredit yang disalurkan, nisbah bagi hasil dan mark up, langkah perbaikan dan antisipasi dari evaluasi tahun kemarin, target tahun ini dan sumber dana.

E. Metode Penelitian

  1. Tipe Penelitian Tipe penelitian/penulisan dalam tugas akhir ini adalah deskriptif dan kuantitatif. Pengertian penelitian deskriptif yaitu penulisan yang menyajikan analisis mengenai suatu objek yang menggambarkan secara sisitematik dan akurat mengenai bidang tertentu.Sedangkan pengertian penelitian kuantitatif adalah pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka.

  2. Jenis Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder : a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh dari observasi, penulis memperoleh data dengan pengamatan secara langsung dari sumber penelitian yang diamati.

  b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari dokumen, buku-buku dan arsip- arsip yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti.

  3. Teknik Pengumpulan Data

  a. Observasi Langsung Observasi langsung ini dimaksudkan guna memberikan gambaran yang utuh tentang keadaan BMT Sumber Usaha Kembangsari.

  b. Pembagian Angket/Kuesioner Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.

  Kuesioner diberikan langsung kepada responden dan responden menjawab pertanyaan yang sudah tersedia. Responden dari kuesioner mudhorobah di BMT Sumber Usaha. Sesuai dengan dasar penelitian dari tugas akhir yaitu mengetahui pengaruh dari pembiayaan BMT Sumber Usaha terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil, maka pertanyaan yang diberikan tentu saja mengenai pendapatan dari usaha dan juga jumlah kredit responden kepada BMT Sumber Usaha.

F. Penegasan Istilah

  Pembiayaan menurut Undang-Undang Perbankan No.10 tahun 1998, pasal 1 ayat 12 menyatakan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan dan kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Tujuan pokok dijalankannya suatu usaha perdagangan adalah untuk memperoleh pendapatan, dimana pendapatan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup usaha perdagangannya. Pendapatan yang diterima adalah dalam bentuk uang, dimana uang adalah merupakan alat pembayaran atau alat pertukaran ( Samuelson dan Nordhaus, 1997 : 36 ). Selanjutnya, pendapatan juga dapat di definisikan sebagai berikut : “ Pendapatan menunjukan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti : ( sewa, bunga dan deviden ) serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tujangan sosial atau asuransi pengangguran” ( Samuelson dan Nordhaus, 1997 : 258 ).

  Pengertian pedagang kecil adalah sebuah lembaga yang melakukan kegiatan usaha menjual barang kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi ( Basu Swasta, 1984:192). Pengertian pedagang kecil yang peneliti maksud adalah pengecer atau toko pengecer, usaha kecil dan atau yang dapat dipersamakan dengan itu.

G. Sistematika Penulisan

   Penelitian ini direncanakan terdiri dari 5 bab yang saling berkaitan. Bab

  Pertama adalah bab Pendahuluan. Bab ini terdiri dari Latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penulisan tugas akhir, penelitian terdahulu, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan.

  Bab kedua adalah Landasan Teori. Dalam bab ini penulis mengemukakan kajian ilmiah terhadap topik tugas akhir dalam rangka mencari justifikasi teoritis serta melihat dan menelaah masalah yang diajukan. Dalam subbab ini disampaikan landasan teoritis terhadap masalah yang dipilih. Bab ketiga adalah Gambaran Objek. Dalam bab ini penulis deskriptif. Gambaran umum menyajikan informasi umum mengenai objek penulisan antara lain sejarah berdirinya, dasar pendirian, struktur organisasi, permodalan perkembangan kinerja dan lain-lain yang berisi pengetahuan umum mengenai objek tugas akhir. Setelah ditampilkan gambaran umum mengenai objek tugas akhir maka selanjutnya disajikan data-data dan informasi yang lebih bersifat khusus untuk menggambarkan masalah yang dirumuskan dalam rumusan masalah. Bab keempat adalah Analisis. Dalam bab ini penulis menjelaskan masalah yang telah dirumuskan berdasarkan landasan teori dan informasi- informasi objek penulisan tugas akhir dan sekaligus hasil penelitian. Bab kelima adalah Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang merupakan konsistensi penulisan dari bab I sampai bab V.

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan Lembaga Keuangan Konvensional

A. Pengertian Kredit Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam.

  Dimulai dari kata “kredit” yang berasal dari bahasa yunani “Credere yang berarti “kepercayaan” atau dalam bahasa lain “Creditum” yang berarti kebenaran. (Kellermen, 1989:123).

  Dalam praktek sehari-hari pengertian ini berkembang lebih luas antara lain:

  1. Kredit adalah lalu lintas pembayaran dan penukaran barang dan jasa di mana pihak yang satu memberikan prestasi, baik berupa uang, barang dan jasa atau prestasi-prestasi lainnya, sedangkan imbalan prestasinya akan diterima kemudian (Sudatyo, 1996:203).

  2. Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan atau ditangguhkan pada

  Sedang pengertian yang lebih sesuai dengan kegiatan perbankan Indonesia, dapat djabarkan sebagai berikut: a. Undang-Undang pokok perbankan Nomor 14 Tahun 1976 pada BAB 1, pasal 12 yang merumuskan: “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan pinjam-meminjam antar bank dengan pihak lain dalam hal peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan”.

  b. Undang-Undang pokok perbankan No 7 tahun 1992, pasal 1 butir 12 disebutkan, kredit adalah: “Kredit uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan pinjam-meminjam anatara bank dengan pihak lain”. Dari pengertian diatas tentang kredit maka penulis berpendapat “kredit adalah suatu transaksi antara dua belah pihak, pihak pertama atau kreditur menyerahakan atau menyediakan sumber-sumber ekonomi yang berupa uang atau barang dengan perjanjian bahwa pihak kedua debitur akan membayar kembali secara mengangsur pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

B. Penggolongan Jenis Bank

  Dalam perbankan konvensional berdasar undang-undang No. 10 Tahun 1988 terdapat penggolongan jenis bank sebagai berikut:

  1. Bank umum Bank umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan pasal 1). Usaha-usaha bank meliputi:

  a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, deposito, tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.

  b) Memberikan kredit.

  c) Memberikan surat pengakuan hutang.

  d) Membeli, menjual atau menjamin atau resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas kepentingan nasabahnya.

  e) Memindahkan uang bank untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.

  f) Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, sarana komunikasi g) Menerima pembayaran tagihan atau surat berharga dan melakukan perhitungan denga pihak ketiga.

  h) Menyediakan tempat untuk penyimpanan surat-surat berharga. i) Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek. j) Melakukan kegiatan untuk dengan pihak lain berdasarkan kontrak. k) Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasar prinsip hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah. l) Membeli semua pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajiban kepada bank dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut dapat dicairkan secepatnya. m) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang yang berlaku.

  2. Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan pasal 1)

  Usaha-usaha Bank Perkreditan Rakyat:

  a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

  b) Memberikan kredit.

  c) Menyediakan pembiayaan.

  d) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangaka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.

  e) Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah. Bank Perkreditan Rakyat tidak bolah melakukan hal-hal senagai berikut: a) Melakukan usaha peransuransian.

  b) Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.

  c) Melakukan penyertaan modal.

  d) Melakukan kegiatan dan usaha dalam valuta asing. C. Pengertian Pemberian Kredit Bank merupakan lembaga keuangan yang bertugas memberikan kredit, disamping tugas lain di bidang keuangan karena bank bertugas memberikan kredit, maka bank menentukan kebijaksanaan dan peraturan-peraturan mengenai perkreditan, walaupun antara pihak bank satu dengan yang lainnya terdapat perbedaan, pada dasarnya pemberian kredit didasarkan pada hasil penelitian dari pihak bank tersebut terhadap perusahaan atau usaha pemohon kredit mengenai berbagai aspek, antara lain : kepribadian, keahlian dan kemampuan calon debitur, besar jaminan, prospek usaha baik jangka pendek maupun jangka panjang.

  Unsur-unsur yang terdapat dalam pengertian kredit adalah:

  1. Kepercayaan adalah keyakinan dari pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang dan jasa akan benar- benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

  2. Waktu adalah suatu masa yang dipisahkan antara pemberi prestasi yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang dan jasa akan benar- benar diterima atau masa yang akan datang.

  3. Degree of Risk adalah tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara diterima dikemudian hari. Semakin lama kredit yang diberikan semakin tinggi tingkat resikonya (Suyatmo, 1996:67).

  D. Jenis-jenis Kredit

  1. Kredit Langsung Adalah kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada lembaga pemerintah. Misalnya Bank Indonesia memberikan kredit langsung kepada bulog dalam rangka pelaksanaan program pangan, ini merupakan program dari pemerintah untuk menstabilkan harga bahan pokok termasuk beras.

  2. Kredit Perbankan Adalah kredit yang diberikan kepada masyarakat untuk kegiatan usaha atau konsumsi.

  3. Kredit Likuiditas Adalah kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada Bank Swasta yang selanjutnya digunakan sebagai untuk membiayai kredit.

  4. Kredit Investasi Merupakan kredit jangka menengah atau panjang yang diberikan oleh suatu bank kapada perusahaan untuk melakukan investasi atau penanam modal, yanh dimaksud di sini adalah untuk pembelian barang-barang modal serta jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi maupun ekspansi proyek yang sudah ada.

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendapatan didefinisikan sebagai hasil kerja pencarian. Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia oleh Poerwadarminta (1976) pendapatan adalah hasil pencarian perolehan.

2. Tinjauan Lembaga Keuangan Syariah

  Pada saat ini Bank Indonesia telah mengeluarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/34/KEP/ DIR tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat yang berdasarkan prinsip syari’ah.

  Dengan berlakunnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, Bank Indonesia yang melakukan kegiatan usaha secara kinvensional dapat juga melaksanakan kegiatan usaha berdasar prinsip syari’ah, namun dilakukan oleh kantor cabang khusus yang semata-mata melaksanakan kegiatan berdasarkan prinsip syari’ah saja.

  Pada tahun 1990 berawal dari hasil lokakarya MUI tentang Riba dan Bunga Bank mengasilkan rencana secara konkrit pendirian bank syari’ah. Dengan didukung pemerintah, MUI, ICMI mendirikan Bank Muamalat dengan peran serta ratusan ribu ummat Islam Jawa Barat.

  Secara resmi BMI berdiri pada tanggal 1 Nopember 1991 dan mulai beroperasi pada 1 Mei 1992.

  Perkembangan perbankan syari’ah tersebut di atas ternyata belum intelek muslim berusaha mencari pemecahan untuk dapat membantu pedagang kecil dan menengah untuk memenuhi kebutuhan modal yakni dengan membentuk BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) yang diharapkan menjadi lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dan menengah yang berlandaskan pada prinsip syari’ah. Kegiatan pokok BMT yakni mengembangkan usaha-usaha produktif, investasi dan menerima titipan BAZIZ dari infaq, zakat, infaq dan shodaqoh.

  Misi BMT:

  a) Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi anggota dengan prinsip syari’ah.

  b) Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan kemajuan lingkungan pada umumnya.

  c) Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan menyimpan.

  d) Menumbuhkan usaha-usaha produktif anggota.

  e) Memperkuat posisi tawar, sikap amanah dan jaringan komunikasi bagi para anggota.

  Visi BMT:

  a) Memberikan pelayanan pembiayaan kepada para anggota untuk tujuan-tujuan produktif, dengan sistem pelayanan cepat, layak dan tepat sasaran. b) Mengusahakan pemupukan modal yang bersal dari simpanan-simpanan anggota dengan sistem syari’ah dan usaha lain yang tidak bertentangan dengan misi BMT.

  c) Mengusahakan program pendidikan secara intensif dan teratur bagi anggota, untuk menambah pengetahuan, ketrampilan kewirausahaan para anggota.

  d) Melakukan program pendidikan keagamaan bagi anggota.

  e) Usaha-usaha lain lain yang bermanfaat bagi anggota dan tidak bertentangan dengan misi BMT.

  Jenis-jenis produk BMT:

  1. Mudhorobah Adalah suatu akad antara kedua belah pihak atas penyerahan uang dari satu pihak ke pihak lain untuk berdagang, dan keuntungan dibagi sesuai kesepakatan. Dipandang dari segi hukum mudhorobah hukumnya boleh (jaiz) berdasarkan Al- Qur’an dan Hadist, dan Ijma’ ulama.

  Rukun-rukun mudhorobah: a) Penyerahan oleh pemilik modal.

  b) Penerima oleh pelaksana. Syarat-syaratnya: a) Pokok modal harus berupa uang.

  b) Jumlah pokok modal harus ditentukan. c) Pembagian keuntungan ditetapkan prosentasenya sesuai kesepakatan.

  Dasar Mudhorobah Pelaksana adalah orang yang terpercaya, maka jika terjadi kerugian dia tidak menanggungnya kecuali kesalahannya. (Lembaga Keuangan Syari’ah : hal. 16/K.H Abdul Wahid Hasyim)

  Dalam prakteknya mudhorobah melalui tahapan- tahapan sebagai berikut: 1) Pemohon

  Mudhorib mengajukan permohonan modal kapada BMT, kecuali data pribadi mudhorib, permohonan ini memuat antara lain: a) Jenis usaha yang dilakukan.

  b) Dana yang dibutuhkan untuk operasional usaha tersebut.

  c) Perkiraan laba bersih yang diperoleh setiap minggu atau setiap bulan.

  2) Akad a) Jumlah modal yang dipercayakan oleh BMT pada mudhorib.

  b) Jenis usaha yang dikelola oleh mudhorib.

  c) Nisbah bagi BMT dan mudhorib dari laba bersih yang diperoleh.

  3) Perhitungan laba dan nisbah Setiap periode dengan akad petugas BMT bersama-sama dengan mudhorib mengadakan perhitungan laba dan nisbah. Perhitungan laba ini harus dalam semacam acara yang ditandatangani kedua belah pihak.

  Dalam berita acara ini harus mencantumkan suatu klausul: Perhitungan ini telah kami buat dengan teliti.

  Namun bila ada kekurangan ataupun kelebihannya kedua belah pihak sudah saling merelakannya.

  2. Bai’bisaman ‘ajil (BBA)

  a) Pengertian Yaitu akad jual beli dengan membayar harga pokok beserta keuntungannya secara angsuran dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan bersama.

  b) Hukumnya Hukumnya boleh (jaiz) berdasarkan Al-Qur’an (QS. Al

  Baqarah: 275), Hadist (HR. Bazzar dan dishohihkan oleh Al c) Rukunnya

  1. Penjual

  2. Pembeli

  3. Barang yang dijual

  4. Harga

  5. Ijab qobul (perjanjian/kesepakatan)

  d) Syarat-syaratnya 1) Syarat yang terkait dengan penjual dan pembeli:

  a. Sempurna akal dan pikiran

  b. Cukup umur (baligh)

  c. Mengerti hukum

  d. Tidak terpaksa melakukan jual beli 2) Syarat yang terkait dengan barang:

  a. Barang yang dijual harus ada

  b. Jelas pemiliknya

  c. Jelas kriterianya (bentuk, ukuran, warana dan sifat)

  d. Halal 3) Syarat yang terkait dengan harga:

  a. Harga harus jelas

  b. Jenis mata uang harus jelas

  c. Pembayaran barang boleh ditangguhkan

  Yaitu akad jual beli dengan membayar harga pokok beserta keuntungannya pada waktu jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan bersama. (Fiqhussunnah Juz 3:149)

  b) Hukumnya Hukumnya boleh (jaiz), berdasar Al Qur’an, QS Al

  Baqarah:275 yang artinya, “Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. Dalam hadistnya Rosululloh S A W.

  Ditanya : “Pekerjaan apakah yang paling utama? Beliau menjawab : pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan semua perdagangan yang mabrur”. Dalam Ijma’ para Ulama menyebutkan : “Jumhur ahli fiqih sepakat bahwa jual beli itu ada dua, Misawanah dan Murabahah.

  c) Rukunnya 1) Penjual 2) Pembeli 3) Barang yang dijual 4) Harga 5) Ijab qobul (perjanjian/persetujuan)

  d) Syarat-syaratnya 1) Syarat yang terkait dengan penjual dan pembeli:

  a. Sempurna akal dan pikiran

  b. Cukup umur (baligh) d. Tidak terpaksa melakukan jual beli 2) Syarat yang terkait dengan barang:

  a. Barang yang dijual harus ada

  b. Jelas pemiliknya

  c. Jelas kriterianya (bentuk, ukuran, warana dan sifat)

  d. Halal 3) Syarat yang terkait dengan harga:

  a. Harga harus jelas

  b. Jenis mata uang harus jelas

  c. Pembayaran barang boleh ditangguhkan

  4. Salam

  a) Pengertian Salam adalah penjualan sesuatu dengan kriteria tertentu

  (yang masi berbeda) dalam tanggungan dengan pembayaran segera/atau disegerakan. (Kitab Fiqhussunnah juz 3 : 171).

  b) Hukum Hukumnya adalah boleh (jaiz), berdasarkan Al Qur’an surat

  Al Baqarah:282 yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman bila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang

  Berdasarkan Hadist Nabi SAW dikatakan: “Dari Ibnu Abbas r.a berkata: Nabi SAW datang ke Madinah sedangkan penduduknya melakukan transaksi salam untuk penjualan buah-buahan (dengan waktu) dua tahun atau tiga tahun, lalu Rasulullah bersabda: barang siapa melakukan salam hendaknya melakukannua dengan harga yang jelas serta waktu yang jelas pula.” (HR. Bukhari dan Muslim).

  Berdasarkan Ijma’ ulama menyebutkan: orang-orang yang ahli ilmu yang kami ketahui sepakat bahwa akad salam itu boleh (kitab Fiqhussunnah juz 3:171).

  c) Syarat-syaratnya:

  1. Syarat-syarat pembayaran (modal)

  a) Diketahui jelas jenisnya

  b) Diketahui jelas kadarnya

  c) Diserahkan di majlis

  2. Syarat barang yang disalamkan a) Barang tersebut dalam tanggungan.

  b) Barng tersebut berkriteria yang bisa memberi kejelasan kadar dan sifat-sifatnya.

  c) Batas waktunya diketahui dengan jelas.

  5. Musyarokah

  a) Pengertian Musyarokah mempunyai arti persekutuan dua orang dalam modal untuk melakukan perdagangan dengan keuntungan dibagi dua sesuai dengan kesepakatan.

  b) Hukumnya Hukum musyarokah boleh (jaiz). Berdasarkan Al Qur’an surat Shod:24 disebutkan: “Dan sesungguhnya kebanyakan orang-orang yag berserikat itu sebagian mereka berbuat kedholiman kepada yang lainnya, kecuali orang-orang beriman dan beramal sholeh.”

  Dalam sebuah Hadist Rosululloh bersabda: “Sesungguhnya Allah bersabda: Aku adalah orang ketiga dari berserikat selagi salah satunya tidak berkhianat terhadap yang lain, jika salah satu mengkhianati yang lainnya maka aku keluar pada keduanya.” c) Syarat-syarat

  1) Hendaknya dilakukan sesama muslim. 2) Besarnya modal dan bagian para sekutu harus diketahui. 3) Keuntungan harus dibagi berdasarkan jumlah modal.

  d) Rukunnya 1) Ijab 2) Qobul

  6. Qordh al Hasan

  a) Pengertian Adalah harta yang dipinjamkan kepada peminjam untuk dikembalikan senilai pinjaman pada waktu peminjam mampu mengembalikan.

  b) Hukum Hukum Qordhun Hasan adalah boleh (jaiz) sesuai dengan firman Allah dan Hadist. Dalam Al Qur’an surat Al Baqarah yang artinya: “Barang siapa memberikan pinjaman yang kepada Allah, maka Allah akan melipat gandakan pembayaran dengan berlipat-lipat. Dan Allah menyempurnakan rizqi sebagian orang dan melapangkan kepada sebagian yang lain.

  7. Wadi’ah (Simpanan)

  a) Pengertian Adalah menitipkan suatu barang pada orang lain agar dia dapat memelihara dan menjaganya sebagaimana mestinya.

  (Fiqhussunnah juz 3:235).

  b) Hukumnya Hukumnya boleh (jaiz) bagi orang-orang yang yakin mampu menjaganya.

  c) Rukun dan macamnya 1) Wadi’ah yaitu barang yang dititipkan, diisyaratkan sah pemiliknya.

  2) Muwaddi’ dan Muwadda’ yaitu orang yang menitipkan dan yang dititipi, diisyaratkan keduanya orang yang sah menjadi wakil dan yang diwakili. 3) Shighot, yaitu lafadl/akad menitipkan barang seperti “aku pendapat yang paling rojikh tidak diisyaratkan melafadlkannya. (kitab Mu’minul Mubin 3:91)

  

BAB III

GAMBARAN OBJEK A. Gambaran Umum 1. Sejarah BMT Sumber Usaha. Pendirian BMT Sumber Usaha dilatarbelakangi karena

  banyaknya pengusaha dan pedagang mikro di sekitar Desa Karang Duren yang mengalami kesulitan mendapat akses permodalan.

  Meskipun sebenarnya mereka mempunyai potensi untuk berkembang. Golongan tersebut didominasi oleh kelompok ekonomi lemah dan dengan pendidikan yang terbatas. Langkah pintas biasanya diambil oleh beberapa diantara mereka dengan meminjam modal pada rentenir dengan bunga yang terkadang melampaui pendapatan dari mereka.

  Diantara akses yang dapat mereka peroleh adalah lembaga perbankan, namun biasanya mereka justru terkendala oleh sistem dan prosedur bank yang baku dan dengan proses yang lama. Dan juga perbankan yang lebih mengutamakan pengusaha tingkat menengah ke atas.

  Diharapkan dengan adanya BMT Sumber Usaha masyarakat sekitar desa Karang Duren antara yang surplus dana dengan yang membutuhkan dana akan terhubung. Sehingga secara tidak langsung tercipta suatu hubungan yang positif. Pembangunan ekonomi berjalan dengan memberdayakan masyarakat, khususnya golongan ekonomi mikro. Disamping itu tujuan BMT terlaksana yaitu memperoleh keuntungan dunia yang bersifat materi dan persaudaraan juga keuntungan yang akan dipetik di akhirat dengan terhindarkan dari harta riba.

  BMT Sumber Usaha untuk pertama kali didirikan pada tanggal

  18 Mei 2001. Diantara yang berperan dalam pendirian BMT Sumber Usaha adalah tokoh-tokoh masyarakat dan ulama desa Karang Duren. Diantara tokoh-tokoh yang memprakarsai berdirinya BMT adalah Bp. Dhofari S.Pd., Bp. Drs. H. Sholiminudin, Bp. H.A.

  Djuremi dan para ulama yang ada di desa Karang Duren, Kec. Tengaran seperti KH. Fatcul Mu’in.

  Lembaga keuangan ini mendapat perizinan menjadi salah satu Unit Otonomi Simpan Pinjam dari Koperasi dan Pembinaan Menengah dengan Badan Hukum Koperasi nomor 236/BH/KDK.II.I/188.4/VII/2001 pada tanggal 4 Juli 2001. Lokasi pertama lembaga ini beroperasi adalah Pasar Lama Kembangsari yang saat ini telah menjadi markas TNI. Kemudian di tahun 2005 telah menempati gedung baru di Kompleks Kios Pasar Kembangsari Baru dengan ruangan yang representatif dan lokasi yang strategis.

  2. Visi dan Misi

  Visi BMT Sumber Usaha sebagai suatu badan usaha atau lembaga yang memiliki kegiatan yang berlandaskan syariah Islam dalam upaya meningkatkan dan atau mewujudkan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi umat secara umum dan masyarakat di sekitar BMT Sumber Usaha. Visi ini mewujud ke misi yang tertuang sebagai berikut :

  a. Ikut serta dalam meningkatkan atau memajukan kualitas kehidupan sosial ekonomi umat.

  b. Memberikan keuntungan yang wajar bagi pihak – pihak yang memiliki akses langsung maupun tidak langsung pada BMT Sumber Usaha.

  c. Mengusahakan pertumbuhan BMT Sumber Usaha seoptimal mungkin.

  d. Memberikan kontribusi positif bagi umat Islam.

  e. Memberikan kondisi yang nyaman untuk bekerja. Perkembangan Usaha

  Dari waktu ke waktu BMT Sumber Usaha menujukkan perkembangan yang pesat. Modal awal Rp 29.000.000,00,- ( Dua

  Puluh Sembilan Juta Rupiah ) dan hingga Desember tahun 2006

  sudah mencapai modal Rp.181.807.000,00,- (Seratus Delapan

  Puluh Satu Juta Delapan Ratus Tujuh Ribu Rupiah), dengan asset

  Rp 4,8 milyard. Sedangkan sumber daya insani dari 3 orang menjadi dihimpunnya dana dari anggota sebesar Rp 3,1 milyard dengan jumlah anggota 2800 orang dan jangkauan operasional di sekitar pasar Kembangsari, desa Karangduren, wilayah kecamatan Tengaran dan Salatiga. Ini menunjukkan bahwa BMT Sumber Usaha Tengaran semakin dipercaya masyarakat di sekitar BMT Sumber Usaha Tengaran.

  3. Struktur Organisasi Adapun Struktur Organisasi di BMT Sumber Usaha Tengaran periode 2009-2012 adalah sebagai berikut:

GAMBAR 3.1 STRUKTUR ORGANISASI BMT “SUMBER USAHA” TENGARAN PERIODE 2009 – 2012

  Pengurus Dewan Penasehat

  Dewan Pengawas Manager

  Teller Pemasaran Accounting Bag. Pembiayaan

  Sumber : BMT Sumber Usaha 2012 Keterangan:

  1) Ketua : Wignyo Gutomo,SH 2) Sekretaris : Waluya, S.Pd 3) Bendahara : Dhofari, S.Pd.,MM

  b. Pengelola : 1) Manager : Rodliyatul Hani’ah, SE 2) Accounting : Luthfi Al Jauhari. S.Ag.

  3) Teller : Yulianingsih,SE 4) Bag. Pemby. : Totok Pramono, SE 5) Bag. Pemby. : Nur Kholiq 6) Pemasaran : Alip Wiyono, SE 7) Pemasaran : Anida Fitri Nur Susanti 8) Office Boy : Saliq, S.Ag.

  c. Badan Pemeriksa : 1) Ketua : Agus Joko Susilo, SE 2) Anggota : Rinif Budi Prasetyo, SH Joko Purwadi, S.Pd.

  d. Dewan Penasehat : 1) Drs.H. Soliminudin,MM 2) H. M. Zuhri

Dokumen yang terkait

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Ekonomi Pembangunan (S1) dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

0 4 64

PROYEK AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya

0 0 15

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN AKUNTANSI ASET TETAP PRIMKOPAL SATLINLAMIL SURABAYA Disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya (A.Md.) Akuntansi

0 1 63

AUTO 2000 CABANG A.YANI SURABAYA Disusun untuk memenuhi sebagai syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya (A.Md.) Manajemen Pemasaran

0 0 60

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN Standar Operasi Pelayanan terhadap Kepuasan Nasabah BRI Kusuma Bangsa Disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya (A.Md) Manajemen Perbankan

0 0 14

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERIODE 2011-2014 Disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya (A.Md.) Akuntansi

0 0 74

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PERLAKUAN PENDAPATAN ATAS JASA KONSTRUKSI PADA PT ANEKA JASA GRHADIKA Disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya (A.Md)

0 0 81

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PERLAKUAN AKUNTANSI TEHADAP PENDAPATAN ATAS PENJUALAN LISTRIK PASCABAYAR DAN PENDAPATAN USAHA LAINNYA PADA PT.PLN PERSERO DISTRIBUSI JAWA TIMUR Disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya (A.Md.

0 0 66

ANALISIS PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BMT KARISMA MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 81

ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN BAI BITSAMAN AJIL (BBA) Di BMT BINA USAHA KARANGJATI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 85