ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN BAI BITSAMAN AJIL (BBA) Di BMT BINA USAHA KARANGJATI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

  

ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN BAI BITSAMAN AJIL (BBA)

Di BMT BINA USAHA KARANGJATI

TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

  

Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

DISUSUN OLEH

ISMANTO NIM :20113035 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  MOTTO HIDUP ITU PENUH PERJUANGAN LAKUKAN DENGAN PENUH KEYAKINAN KARNA ALLAH MANJADDA WADJADDA LEBIH BAIK MENCOBA DARI PADA TIDAK

LEBIH BAIK MALU DAHULU DARI PADA MEMALUKANMU

  

PERSEMBAHAN

TUGAS AKHIR INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA:

EMAK DAN BAPAKKU YANG SELALU MENDOAKANKU

  

DEMI KELANCARAN URUSANKU DAN SAUDARA-

SAUDARAKU YANG SELALU MENSUPORTKU DAN

MEMBERI MOTIVASI KEPADAKU

PARA TEMEN-TEMENKU YANG SELALU MEMBUAT SAYA

  

MENJADI TERMOTIVASI DALAM URUSANKU

PARA SAHABATKU YAKNI ELGIT, FEBRIANTO DAN

LUXMAN YANG SELALU MENGINGATKANKU UNTUK

SELALU BERBUAT YANG BAIK

DAN SEMUA PIHAK YANG TIDAK BISA SAYA SEBUTKAN

SATU PERSATU YANG TELAH TURUT ANDIL DALAM

MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR INI

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, inayah-Nya sehinggaTugas Akhir yang berjudul “Analisis Penerapan Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil (BBA) di BMT Bina Usaha Karangjati Kec.

  Bergas Kab. Semarang” dapat terlaksana dengan baik dan lancar.Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada beliau Nabi Agung jungjungan kita, Muhammad SAW yang selalu kita nantikan di dunia dan akhirat kelak.

  Dalam penulisan Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Studi Perbankan Syariah Institut Agama Islam NegeriSalatiga (IAIN).

  Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis melibatkan banyak pihak yang membantu dan memberikan bimbingan serta motivasi yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. RahmadHariyadi, M,PdselakuRektor IAIN Salatiga 2.

  Bapak Dr. Anton Bawono, M.SiselakuDekan Fakultas Ekonomi Bisnis dan Islam IAIN Salatiga 3. Bapak Drs. Alfred L., M.SiselakuKajur PS DIII Perbankan Syariah 4. BapakMoclasin, M.Agselakudosen pembimbing yang telah mencurahkan waktu memberikan pengarahan kepada penulis dalam penulisan Tugas Akhir

  5. Bapak dan ibu dosen Program Studi D III PerbankanSyariah IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat membantu dalam Tugas Akhir ini.

  6. Pimpinan / Manajer beserta seluruh jajaran staf dan karyawan BMT Bina Usaha Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

  7. Bapak dan emak, saudara-saudara, serta keluarga yang telah memberikan motivasi untuk melangkah ke depan.

  8. Teman-teman D III Perbankan Syariah angkatan 2013 dan sahabat-sahabat penulis yang selalu memberikan semangat dan bantuan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

  9. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mendukung dan membangun demi lebih baiknya laporan ini, sehingga menjadi lebih sempurna.Akhir penulis memohon maaf atas keterbatasan penulis dalam menyelesaikan laporan ini.Besar harapan penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menambah pengalaman serta pengetahuan bagi pembaca.

  Salatiga, 18Agustus 2016

  

ABSTARK

  Ismanto , 2016, Analisis Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil (BBA) di BMT Bina

  Usaha Karangjati Kec. sBergas Kab. Semarang. Jurusan D III

  Perbankan Syariah (PS) Tugas Akhir.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.Pembimbing: Mochlasin, M.Ag.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pembiayaan Bai

  

Bitsaman Ajil secara detail dan faktor hasil pemberian pembiayaan tersebut

diberikan kepada anggota/calonanggota di BMT Bina Usaha Karangjati Kec.

  Bergas Kab. Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik yaitu maksudnya penilitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang diteliti secara obyektif, yaitu analisis penerapan pembiayaan pembiayaan BBA di BMT BINUS Karangjati. Analisis penerapan BMT Bina Usaha Karangjati adalah dengan cara menggunakan prinsip dasar 5C, yang sangat terpenting yakni informasi data calon anggota yang lengkap dan akurat untuk menetukan pembiayaan tersebut diberikan dengan langsung survei (on the spot) kerumahnya atau tempat usahanya. Penerapan pembiayaan BBA di BMT Bina Usaha Karangjati sudah sesuai dengan SOP (Standar Oprasional Prosedur) seperti lembaga keuangan lainnya.

  

Kata kunci: Penerapan, Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil (BBA), Akad

Murabahah

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR ..............................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................ii HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................v HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................vi KATA PENGANTAR .......................................................................................vii ABSTRAK ........................................................................................................ix DAFTAR ISI .....................................................................................................x

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................1 B. Rumusan Masalah ...........................................................................6 C. Tujuan Penelitian ............................................................................6 D. Manfaat Penelitian ..........................................................................6 E. Metode Penelitian ...........................................................................7 F. Penegasan Istilah ............................................................................9 G. SistematikaPenulisan .......................................................................10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ........................................................................12 B. Analisis Pembiayaan ........................................................................16

  BAB III PROFIL LEMBAGA A. Sejarah Singkat Berdiri dan Perkembangan BMT Bina Usaha..........35 B. Legalitas BMT Bina Usaha Karangjati .............................................35 C. Visi dan Misi BMT Bina Usaha .......................................................36 D. Struktur Organisasi ..........................................................................36 E. Operasional BMT Bina Usaha .........................................................40 BAB IV ANALISIS A. Prosedur Akad Bai Bitsaman Ajil BMT Bina Usaha Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang .....................................................................51 B. Faktor Pemberian Pembiayaa BBA di BMT Bina Usaha Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang .............................................................59 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .....................................................................................63 B. Saran-saran ......................................................................................64 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  DAFTAR GAMBAR Gambar I.1 Prosedur Umum Pembiayaan BMT .................................................32 Gambar II.2 Prosedur Pembiayaan Lanjutan ......................................................34 Struktur Organisasi BMT BINUS ......................................................................37

  DAFTAR TABEL Tabel I.1Pembiayaan BBA BMT BINUS Karangjati ..........................................50

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asyari (2008) perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia

  memiliki akar sejarah yang panjang. Lembaga keuangan syariah, seperti lembaga keunagan lainnya mempunyai fungsi sebagai penyedia jasa titipan uang masyarakat dan penyedia dana bagi dunia usaha. Perkembangan lembaga keuangan syariah menyisakan tantangan dan sekaligus memberikan peluang bagi perguruan tinggi Islam yang consen dengan kajian Ekonomi Syariah untuk menyiapkan tenaga yang terampil dalam mengelola lembaga keuangan syariah.

  DPR tentang UU LKMS tuntas tentu akan membawa “awan cerah” bagi perkembangan dan pertumbuhan LKMS serta sekaligus memberikan jaminan yang cukup menjanjikan bagi kebutuhan tenaga kerja di LKMS.

  Berdirinya bank syariah yang terus mengalami perkembangan pesat membawa andil yang sangat baik dalam tatanan sistem keuangan di Indonesia.

  Peran ini tentu saja sebagai upaya untuk mewujudkan sistem kuangan yang adil. Oleh karenanya keberadaannya perlu mendapat dukungan dari segenap lapisan masyarakat muslim. Melalui berbagai pengkajian yang panjang dang mendalam, maka dirumuskanlah sistem keuangan yang lebih sesuai dengan kondisi usaha mikro dan sesuai dengan syariah. Alternatif tersebut adalah BMT masyarakat yang paling bawah dan tidak mungkin disentuh dengan dana-dana komersial (Ridwan, 2004: V).

  Iska dkk (2006) era otonomi daerah sering disebut dengan otoda dimaksudkan senantiasa berhubungan dengan kebijakan pemerintah yang memberikan nuansa baru yang lebih luwes bagi daerah dalam mengatur kehidupan ekonomi mereka sejak pemerintah mengajukan draft UU No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah. Otoda itu sebagian besar tertuju untuk memperbarui kebijakan pusat terhadap daerah dalam masalah ekonomi agar terjadi perimbangan kekayaan antara pusat dan daerah. Rasa tanggung jawab pada daerah sendiri menjadikan masyarakat daerah sebagai agen pembangunan.

  Ada 3 prinsip yang dapat dilaksanakan oleh BMT (dalam fungsinya sebagai Baitut Tamwil), yaitu : yaitu prinsip bagi hasil, prinsip jual beli dengan

  

mark-up , dan prinsip non profit. Sosialisasi mengenai sistem yang dianutnya

  kepada anggota atau masyarakat sasaran pinjaman, dimana sistem yang diterapkan oleh Baiutl Tamwil merupakan sistem alternatif lembaga keuangan yang disahkan oleh syariah Islam serta memberikan kemudahan-kemudahan (dengan tetap memegang prinsip kehati-hatian) kepada masyarkat dengan tujuan kesejahteraan bersama. Hal ini sangat penting sekali dilakukan untuk menjalin ikatan batin antara masyarakat dengan BMT, sehingga jalinan ini diharapkan melahirkan sense of belonging (rasa memiliki) bagi masyarakat terhadap BMT (Lulail Yunus, 2009: 143).

  Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan dandikeluarkannya Fatwa Bunga Bank Haram dari MUI Tahun2003 menyebabkan banyak bank dan jasa keuangan nonbank yang menjalankan prinsip syariah. Seiring dengan itupertumbuhan perbankan syariah di Indonesia mengalamikemajuan yang signifikan ditandai dengan munculnya bankdan jasa keuangan, mulai dari skala makro misalnya:asuransi syari’ah, pegadaian syari’ah, reksadana syari’ah,pasar modal syari’ah, dan lain-lain, bahkan di level mikromuncul lembaga keuangan syari’ah misalnya BPR Syari’ah,Koperasi Syari’ah, dan Baitul Maal wat Tamwil (BMT).Lembaga Keuangan Syariah Baitul Mal wat Tamwil(BMT) semakin menunjukkan eksistensinya, seperti halnyabank syariah lainnya, kegiatan BMT adalah melakukanpenghimpunan (prinsip wadiah dan mudharabah) danpenyaluran dana (prinsip bagi hasil, jual beli dan ijarah)kepada masyarakat (Kuswiyati, 2007).

  Menurut Darmawi 2011, Sebagai lembaga penggerak perekonomian negara maupun masyarakat, tidaklah mudah mempertahankan konsistensi dan administrasi demi kelancara kegiatan dan tentunya mengurangi kesalahan pemberian pembiayaan. Pemberian pembiayaan yang kurang mendapat informasi yang akurat dapat menjadikan pembiayaan itu gagal. Pembiayaan gagal apabila pembiayaan tersebut mengalami macet, atau yang kita pahami sebagai tagihan yang menunggak.

  Menurut Ascarya (2011) akad pembiayaan jual beli (Bai Murabahah) negara yang menggunkan sistem perbankan syariah seperti Sudan, Pakistan, Malaysia dan Indonesia. Karakteristik pembiayaan murabahah (bai bitsaman ajil) di setiap negara tersebut sama yakni menurut hadist dan alquran, namun penerapan ataupun prosedur pelaksanaanya yang lebih berbeda untuk melaukan pengajuan pembiayaan.

  Di KJKS BMT BINUS Karangjati merupakan lembaga keuangan non bank namun mempunyai kegiatan hampir sama dengan lembaga keuangan syariah lainnya seperti bank, yaitu funding dan financing salah satu kegiatan

  

fianancing adalah Bai Bitsaman Ajil (BBA). Bai Bitsaman Ajil merupakan

  bentuk umum dari pada pembaiyaan dengan akad jual beli seperti akad jual beli

  

Murabahah dimana penjual menyatakan biaya perolehan barang meliputi harga

  barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memeperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan. Namun BBA (bai

  

bitsaman ajil) sendiri penetapan harga yang akan dibayar kemudian, harga

tangguh ini boleh lebih tinngi dari pada harga tunai dan bisa dicicil.

  Bai bitsaman ajil merupakan produk pembiayaan yang ada di BMT

  BINUS Karangjati karena di bandingkan dengan produk lain. Pembiayaan bai

  

bitsaman ajil produk yang sangat diminati oleh pemohon untuk keperluan atau

  kebutuhan anggota peminjam yang mungkin jangka waktu pengembaliannya panjang dari pada produk lain. Dari data yang penulis dapat yang bersumber dari karyawan accounting dan kepala pembiayaan BMT BINUS Karangjati anggotayang memijam pada tahun 2015 yakni produk pembiayaan

  

murabahah 102 anggota, produk pembiayaan ijaroh 226 anngota dan produk

pembiayaan bai bitsaman ajil sendiri 873 anggota.

  Terkait pembiayaan yang diperlukan strategi atau cara agar masyarakat tertarik untuk mengambil pembiayaan di BMT seperti halnya dengan lembaga keuangan lainnya, dalam memberikan pembiayaan, BMT mempunyai tahapan tahapan yang harus dipenuhi oleh nasabah dalam pengajuan pembiayaan. Cara- cara dan prosedur yang diterapkan BMT dalam mengucurkan dana kepada pemohon sebagai lembaga keuangan umumnya. Dengan berdasarkan langkah- langkah dan prosedur-prosedur dalam pemberian pembiayaan yang disesuaikan pada aturan perbankan. Sebagai bagian penting dari aktifitas BMT, kemampuan dalam menyalurakan dana mempengaruhi tingkat performance lembaga.

  Dalam pemberian pembiayaan selain memperhatikan tingkat kesehatan bank syariah, perlu juga melihat analisis pembiayaan. UU perbankan pasal 29 ayat 3 menentukan bahwa dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan. Sebagaimana fatwa DSN MUI, karakteristik pembiayaan murabahah atau Bai Bitsaman Ajil margin atau tingkat keuntungan (bila sudah terjadi ijab kabul) bersifat tetap jadi sejak awal perjanjian sampai dengan pelunasan tidak diperbolehkan mengubah harga yang telah diperjanjikan/diakadkan (Asiyah, 2015: 73).

  Untuk membahas lebih lanjut mengenai penyaluran dana yang BMT perlu mensiasati dengan berbagai langkah-langkahuntuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pemberian pembiayaan Bai’Bitsamann Ajil, penulis mengkaji lebih dalam tentang “Analisis Penerapan Pembiayaan Bai’Bitsamann

  Ajil (BBA) di BMT Bina Usaha Ngimbun Karangajati kec.Bergas”.

B. Rumusan Masalah

  Dari berbagai latar belakang diatas maka muncul rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur pembiayaan Bai Bitsaman Ajil (BBA) pada BMT

  BINUS Karangjati ? 2. Apakah faktor-faktor yang menjadi penyebab layak dan tidaknya pembiayaan bai bitsaman ajil pada BMT BINUS Karangjati ?

C. Tujuan

  Tujuan penulis dalam menyusun Tugas Akhir, antara lain: 1. Untuk mengetahui prosedur penerapan pembiayaan Bai Bitsama Ajil (BBA) BMT BINUS Karbfjati.

2. Untuk mengetahui faktor layak dan tidaknya pemberian pembiayaan Bai Bitsaman Ajil (BBA) pada BMT BINUS Karangjati.

D. Kegunaan 1.

  Bagi Penulis Dengan dibuatnya tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang Ba’i Bitsaman Ajil (BBA) khususny di BMT BINUS

  Karangjati. Mempraktekan teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan.

  Untuk melengkapi dan memenuhi syarat kelulusan program D3 Perbankan Syariah.

  2. Bagi IAIN Salatiga Memberikan kontribusi keilmuan sehingga dapat dijadikan tambahan referensi perpustakaan IAIN Salatiga. Dapat menambah wawasan berfikir, serta meningkatkan pengetahuan para mahasiswa.

  3. Bagi BMT BINUS Karangjati Diharapakan penelitian ini dapat memberikan solusi atas persoalan mengenai produk bank syariah khususnya BBA dan dipakai sebagai pertimbangan ketika akan menetepkan kebijakan yang berhubungan dengan produk pembiayaan BBA pada BMT BINUS Karangjati.

E. Metode penelitian 1. Jenis Penelitian

  Menurut Hasan (2000: 13) Pada penelitian ini penulis menggunakan tipe penilitian diskriptif analitik, maksudnya penilitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang diteliti secara obyektif, yaitu anlisis penerapan pembiayaan pembiayaan BBA di BMT BINUS Karangjati.

2. Jenis Data a.

  Data Primer Yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari obyek yang diteliti. b.

  Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari buku-buku atau dokumen-dokumen tertentu.

3. Teknik Pengumpulan Data

  Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis yakni : a.

  Observasi Menurut Bungin (2002:134) Observasi merupakan cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Peneliti mengamati secara langsung tentang tata cara akad Murabahah atau BBA dan prosedur-prosedur yang dilakukan baik dari nasabah mapun dari pihak BMT BINUS Karangjati.

  b.

  Wawancara Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data dengan mengajukan suatu pertanyaan langsung kepada sumber informasi.

  Metode wawancara digunkan untuk mengumpulkan data dari pihak- pihak yang diwawancarai. Wawancara ini dilakuakan terhadap staf-staf BMT BINUS terutama bagian pembiayaan (Moleong, 2009: 186).

  c.

  Studi Pustaka Study pustaka adalah mendapatkan dan atau informasi dari media buku atau pustaka kemudian mengumpulkan pengertian dan penjelasan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis (Mahi, 2011: 74).

  d.

  Dokumentasi Menurut (Sugiono, 2008:240)Selain itu penulis juga menggunakan data penelitian terdahulu sebagai pertimbangan dan perbandingan penelitian yang sudah dilakukan berbentuk tulisan, gambar, atau karya- karya dari seseorang. Dapat diartikan pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk menelusuri data historis.

F. Penegasan Istilah

  Agar tidak timbul salah pengertian dan penafsiran, maka penulis perlu menjelaskan arti kata-kata dan memberikan penegasan istilah yang terdapat dalam penelitian ini: 1.

  Analisis adalah proses perencanaan yang terdiri dari beberapa bagian atau komponen yang saling berhubungan atau berkesinambungan agar dapat mendapatkan sebuah pengertian yang berupa sumber informasi yang tepat serta memiliki pemahaman arti kesluruhan sehingga memudahkan untuk menggolongkan informasi tersebut.

  2. Pembiayaan adalah penyertaa barang, jasa, atau hutang dari pihak kreditur atau pemberian pinjaman atas dasar kepercayaan terhadap pihak debituratau penerima pinjaman dengan janji membayar dari debitur kepada kreditur pada tanggal yang telah disepakati oleh kedua belah pihak (Murniati, 2012:13).

  3. Bai Bitsaman Ajil adalah akad jual beli seperti akad jual beli Murabahah dimana penjual menyatakan biaya perolehan barang meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memeperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan. Namun BBA (bai

  bitsaman ajil) sendiri penetapan harga yang akan dibayar kemudian, harga tangguh ini boleh lebih tinngi dari pada harga tunai dan bisa dicicil.

  4. Penerapan adalah suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebulatan (Murniati, 2012: 11).

G. Sistematika Penulisan

  Pada penelitian ini terdapat 5 bab yang terdiri dari sub-sub yang dapat diuraikan kembali. Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab pendahuluan yang berisi latarbelakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, pembatasan masalah, metodepenelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan.

  BAB II LANDASAN TEORI Di dalam bab ini akan menyajikan landasan teori yang menguraikan hal- hal yang bersangkutan dengan materi yang akan dibahas dalam penelitian, dengan sumber dan referensi dari berbagai literatur.

  BAB III DATA OBYEK PENELITIAN

  Pada gambaran ini, terdiri dari gambaran umum BMTBINUS Karangjati, data-data diskriptif, hasil penelitian yang merupakan faktor-faktor yang dilakukan BMT BINUS untuk melakukan penerapan pembiayaan Bai Bitsaman Ajil (BBA) sehingga meminimalisir kredit macet.

  BAB IV ANALISIS DATA Dalam bab ini berisi uraian analisis penulis terhadap faktor-faktor penerapan pembiayaan yang dilakukan BMT BINUS. BAB V PENUTUP Merupakan penutup yang memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ini dan diakhiri dengan lampiranlampiran yang terkait dengan hasil penlitian yang ditemukan di lapangan yang dipergunakan sebagaipembahasan atas hasil penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Murabahah adalah salah satu produk BMT yang berbasis jual beli. Pada BMT UGT Sidogiri cabang Wongsorejoproduk pembiayaan yang berbasis jual

  beli yang palingpopuler adalah murabahah dan bai` bitsaman ajil (BBA).Perbedaan murabahah dan BBA terletak pada aplikasinya.Menurut Khoirul sebagai informan penelitian ini bahwapraktek penentuan harga jual pada pembiayaan yangberbasis jual-beli dengan menggunakan akad

  murabahah pada BMT-UGT Sidogiri Cabang Wongsorejo tanpamenyebutkan

  dahulu harga pokok pembelian (tsaman)kepada anggota yang mengajukan pembiayaan. BMTlangsung menentukan harga pokok penjualan yang ditambahmargin keuntungan kepada anggota/debitur.Padapembiayaan yang berbasis jual-beli, BMT inimenggunakanakadBai` BitsamanAjil. BMT wajib menyebutkan hargapokok pembelian dan margin keuntungan yang akan diambiloleh BMT.Pembiayaanmurabahahpada BMT-UGT SidogiricabangWongsorejodilaksanakansecaraprosedural.Pertama,anggota mengajukan permohonan pembiayaan danmemenuhisyaratakadmurabahah.Kedua, BMTmenganalisis permohonan pembiayaan.Selanjutnya,setelah BMT menyetujui permohonan anggota maka BMTdan anggotamelakukanakadmurabahah (Hasanah, Puspitasari& Farida,

  Penelitian yang dilakukan oleh Daud (2013)

  , “Promosi dan Kualitas

Layanan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Konsumen Menggunakan Jasa

Pembiayaan Pada PT. Finance Manado” penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh terbaik secara simultan dan parsial dari promosi dan

kualitas layanan terhadap keputusan konsumen menggunakan jasa pembiayaan

pada PT. Bess Finace Manado. Sempel pada penelitian ini adalah adalah PT.

Bess Finance Manado sebanyak 62 responden. Hasil penelitian menunjukan

promosi dan kualitas layanan secara simultan dan parsial berpengaruh

signifikan terhadap keputusan

  Menurut Wahyuni pada TA tahun 2011 yang berjudul “Sistem dan

  Prosedur Pemberian Pembiayaan di BMT Berkah Makmur tahun 2010” yang membahas tentang sistem dan prosedur pemberian pemberian pembiayaan dengan menggunakan akad Mudharabah dan Bai Bitsaman Ajil, banyak nasabah menggunakan dana tidak sesuai dengan akad yang disampaikan diawal waktu mengajukan pinjaman.

  Subekti dengan tugas akhirnya “Prosedur Analisis Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) Pada Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KSPS) BMT Rama Salatiga” Tahun 2010 dengan menggunakan Metode Kualitatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prosedur pembiayaan, langkah-langkah pemberian pembiayaan, pertimbangan dan menyetujui suatu pembiayaan, serta bagaimana realisasi pembiayaan dan cara pengembalianya. Perencanaan

  

collapse yang mengakibatkan kerugian pada lembaga keuangan, hal yang

  paling berpengaruh terhadap pembiayaan adalah bagaimana kebijakan mengenai prosedur pemberian pembiayaan akan membantu nasabah dalam usaha mengembangkan bisnisnya. Dan selanjutnya akan semakin banyak nasabah yang mengajukan kredit dan pengaruhnya terhadap pendapat yang diperoleh KSPS BMT RAMA salatiga akan meningkat. Dari hasil pengamatan dan menunjukan prosedur pembiayaan yang berhasil diterapkan yaitu pada pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil, sehingga strategi pemasaran pembiayaan yang dijalankan KSPS BT RAMA efektif diterapkan pada produk pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil. Kesimpulan penelitian ini adalah prosedur yang diterapkan sangat mudah, ringan dan tidak dipersulit. Langkah yang diambil atau ditempuh dengan tahap-tahapan analisis dan evaluasi yang diperlukan data yang riil, dengan penuh kehati-hatian.

  Menurut Sri Sulistyani pada TA tahun 2007 yang berjudul “Analisis Tingkat Perkembangan Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil (BBA) di BMT Anda Salatiga” yang membahas tentang tingkat perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perkembangan pembiayaan BBA serta strategi di BMT ANDA Salatiga dalam mengatasi pembiayaan BBA macet.

  Menurut Taufiq dalam Tugas Akhir yang berjudul “Prosedur Realisasi Pembiayaan Pada Bank BTN Kantor Cabang Syariah Solo” Tahun 2008 dengan menggunakan Metode Kualitatif. Bank BTN Kantor Cabang Syariah Solo merupakan suatu lembaga keuangan yang berusaha dalam bidang jasa syariah. Sebagai lembaga keuangan yang berusaha dalam bidang jasa perbankan syariah, maka Bank BTN Kantor Cabang Syariah Solo juga memiliki fungsi sebagai lembaga keuangan yang menghinpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan menyalurkan kembali dana tersebut dalam bentuk pembiayaan. Pembiayaan pada Bank BTN Kantor Cabang Syariah Solo ada beberapa macam salah satunya adalah pembiayaan KPR Perorangan Bersubsidi dilakukan dengan menggunakan akad murabahah yaitu akad perjanjian jual beli atas rumah antara nasabah sebagai pembeli sedangkan pihak bank selaku penyedia barang, pembayaran dapat dilakukan dengan cara lumsum atau angsuran. Dalam jual beli tersebut bank akan memperoleh keuntungan dari margin yang telah ditentukan sesuai kesepakatan bersama.

  Menurut UUD No.21 TAHUN 2008 tentang perbankan syariah pada Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 12 dalam Undang-Undang ini yang di maksud dengan prinsip syariah dalam prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Sedangkan pada Bab I ketentuan umum pasal 1ayat 25 dalam Undang-Undang yang dimaksud dengan pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.

  b. transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qard.

  e. transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multi jasa.

B. Analisis Pembiayaan 1.

  Pengertian Pembiayaan Pembiayaan berdasarkan UU No 7 1992 adalah penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan itu yang berdasarkan tujuan kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian sejumlah imbalan atau pembagian hasil ( Ridwan, 2005 : 163).

  Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan barang modal (Investasi) dengan kredit investasi yang diberikan oleh bank-bank dan karenanya pembiayaan ini berjangka waktu di atas satu tahun (Perwataatmadja dan Antonio, 1992 : 27).

  Pembiayaan secara luas berarti, financing atau pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain (muhammad, 2002: 304).

  Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 kredit adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan denagn itu berdasarakan persetujuan atau kesepakatan pinjam meninjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain uang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2013: 85).

  2. Landasan Syariah

    Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

   harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadam ”u.(QS. An-nisa: 29)

    

  “Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.(QA. Al-Baqarah:275)

  3. Jenis-jenis Pembiayaan

  1) Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaanyang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha baik usaha produsi, perdagangan, maupun investasi. 2) Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

  b.

  Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal : 1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan: (a) peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil prosuksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi; dan (b) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang. 2) Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kenutujan barang- barang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu (Antonio, 2001: 160).

4. Tujuan dan fungsi Pembiayaan a.

  Pembiayaaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah sedangkan tujuan pembiayaan bank syariah adalah guna memenuhi kepentingan dan kebutuhan para stakeholder yaitu :

  1) Pemilik Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank sehingga para pemilik bank mengahrapkan akan memperoleh dari proses pembiayaan yang dilakukan oleh bank. 2) Pegawai

  Para pegawai mengharapkan akan memperoleh dari proses kesejahteraan dari bank melalui pendapatan yang diterima bank dalam berbagai proses pembiayaan yang mereka lakukan. 3) Masayarakat a) Pemilik dana, masyarakat yang bertindak sebagai pemilik dana tentu mengharapakan akan mendapatkan pendapatan dari dana yang merreka investasikan berupa bagi hasil.

  b) Debitur yang bersangkutan, produk pembiayaan yang ditawarkan oleh bank syariah akan sangata membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya/pembiayaan konsumtif dan untuk menjalankan usahany alam sector yang produktif.

  c) Masyarakat umum dlam hal ini konsumen, dengan pembiayaaan mereka dapat emperoleh barang-barang yang dibutuhkan.

  4) Pemerintah Pemerintah dapat mendapatkan penghasilan dari pajak atas

  5) Bank Bagi bank yang bersangkutan, hasil dari proses penyaluran pembiayaan diharapkan akan dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap survival dan meluaskan jaringan usahanya, sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat dilayaninya(Yudiana, 2014: 88).

  b.

  

Fungsi pembiayaan yang diberikan lembaga kuangan maupun bank

syariah yakni berfungsi sebagai berikut : 1) Untuk meningkatkan daya guna uang

  Dengan adanya pembiayaan dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya, jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna, jika ditingkatkan kegunaannya uang tersebut akan menghasilkan barang atau jasa guna membantu usaha dalam meningkatkan produktifitasnya. 2) Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

  Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya sehingga penggunaan uang akan bertambah baik secara kuantitatif maupun kualitatif. 3) Untuk meningkatkan daya guna barang

  Pembiayaan yang diberiakan dapat dipergunakan si debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi barng yang bermanfaat atau barang mentah menjadi barang jadi sehingga

  4) Stabilitas ekonomi Dengan adanya pembiayaan nantinya akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat akan menciptakan peningkatan ekspor dari dalam negeri ke luar negeri , sehingga

devisa negara meningkat inflasi bisa terkendalikan.

  5) Meningkatkan pemerataan pendapatan nasional Jika sebuah pembiayaan diberikan produktifitas masyarakat akan meningkat, sehingga dalam perkembangan usahnya akan membutuhkan tenaga kerja lebih oleh karena itu penganguran dapat terserap dengan adanya pembiayaan tersebut.

  6) Sebagai alat hubungan ekonomi internasional Dalam hal ini hubungan bilateral akan sangat membantu pemberian pembiayaan yang akan menimbulkan peningkatan kerja sama di banyak bidang (Kasmir, 2013: 89).

  5. Prinsip-prinsip pemberian pembiayaan Berikut dasar pemberian pembiayaan bai bitsaman ajil di BMT BINUS Karangjati dalam pembiayaan menggunakan prinsip 5C.

  1. Character artinya, sifat atau karakter nasabah pengambil pinjaman. Data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaanny, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya.

  2.

  Kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya pengalaman mengelola usaha (business record) nya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit apa tidak, bagaimana mengatasi kesulitan).

  3. Capital artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Dapat dilihat dari laporan neraca dan laporan laba rugi, struktur permodalan, ratio-ratio keuntungan yang diperoleh.

  4. Coleteralartinya, jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam kepada bank, bilamana masih ada suatu kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka bisa menilai harta yang mungkin bisa dijadikan jaminan.

  5. Condition artinya, keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak, yang dikaitkan dengan prospek calon nasabah (Yudiana, 2014: 88) 6. Unsur Pembiayaan Dalam pembiayaan mengandung berbagai maksud, atau dengan kata lain dalam pembiayaan terkandung unsur-unsur yang dirkatkan menjadi satu. Menurut Kasmir (2008: 98) terdapat unsur pembiayaan, antara lain :

  1. Kepercayaan Suatu keyakinan bahwa pembiayaan yang diberikan benar- benar diterima kembali dimasa yang akan datang sesuai jangka waktu yang sudah diberikan. Kepercayaan yang telah diberikan merupakan dasar utama yang dilandasi mengapa suatu pembiayaan berani dikucurkan. Oleh karena itu sebelum pembiayaan dikucurkan harus dilakukan penyelidikan ataupun penelitian tentang kondisi nasabah, baik secara intern maupun ekstern untuk menilai kesanggupan dan etika baik dari nasabah.

  2. Kesepakatan Kesepakatan terhadap antara pemohon dan pihak bank melakukan suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangi hak dan kewajiban masing-masing. Kesepakatan ini kemudian dituangkan di dalam suatu akad pembiayaan kemudian ditandatangani kedua belah pihak.

  3. Jangka Waktu Setiap pembiayaan yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu yang mencangkup masa pengambilan pembiayaan yang telah disepakati. Jangka waktu merupakan batas waktu pengambilan angsuran yang sudah disepakati kedua belah pihak.. untuk kondisi tertentu jangka waktu ini bisa diperpanjang sesuai dengan kebutuhan.

  4. Resiko Pengambilan pembiayaan memungkinkan suatu resiko tidak tertagih atau macet pemberian suatu pembiayaan karena adanya tenggang waktu. Semakin panjang jangka waktu pembiayaan maka semakin besar resikonya, demikian sebaliknya.

  5. Balas Jasa Dalam bank konvensional balas jasa dikenal dengan nama bunga disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi yang juga merupakan keuntungan bank. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya dikenal dengan bagi hasil.

C. Pembiayaan Ba’i Bitsaman Ajil 1.

  Pengertian Ba’i Bitsaman Ajil Istilah Bai’ Bitsaman ajil sesungguhnya istilah yang tidak bisa dilepaskan dalam literatur fiqih Islam. Yang dimaksud dengan bai

  bitsaman ajil adalah jual beli barang pada harga asal ditambah dengan

  keuntungan yang disepakati. Dalam transaksi ini, penjual harusmemberi tahu pembeli tentang harga pokok barang yang menjadi obyek jual beli (Ridwan, 2006: 56).

  Pengertian bai’ bitsaman ajil adalah jual beli komoditas, di mana pembayaran atas harga jual dilakukan dengan tempo atau waktu tertentu waktu secara spesifik, misalnya 2 atau 3 bulan mendatang. Jika jangka waktu pembayaran tidak ditentukan secara spesifik, maka akad jual beli batal adanya.1 Dalam pelaksanaanya dengan cara bank membeli atau memberi surat kuasa kepada nasabah untuk membelikan barang yang diperlukannya atas nama bank. Selanjutnya, pada saat yang sama bank menjual barang tersebut kepada nasabah denga harga sebesar harga pokok ditambah sejumlah keuntungan, di mana jangka waktu serta besarnya angsuran berdasarkan kesepakatan bersama antara bank dan nasabah (Martono, 2004: 101). bahwa bai’ bitsaman ajil adalah jual beli barang pada asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai’ bitsaman ajil penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan suatu imbalan.Bai bitsaman ajil dapat dilakukan untuk pembelian secara pemesanan dan biasa disebut sebagai al-

  

bai’bitsaman ajil kepada pemesan pembelian Menurut Antonio (2001:

101).

  Sedangkan bai bitsaman ajilmerupakan akad jual beli dan bukan merupakan pemberian pinjaman. Jual beli BBA adalah jual beli tangguh dan bukan jual beli spot (Bai’= jual beli, Tsaman= harga, Ajil= penangguhan) sehingga BBA termasuk dalam kategori perdagangan dan perniagaan yang dibolehkan syariah. Oleh karena itu, keuntungan dari jual beli BBA halal, sedangkan keuntungan dari pemberian pinjaman

  Prinsip jual beli dengan margin ini merupakan suatu tata cara jual beli yang dalam pelaksanaannya BMT mengangkat nasabah sebagai agen (yang diberi kuasa) melakukan pembelian barang atas nama BMT, kemudian BMT bertindak sebagai penjual, menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan bagi BMT atau sering disebut margin. Keuntungan yang diperoleh BMT akan dibagi juga kepada penyedia atau penyimpan dana. Bentuk produk prinsip ini adalah Murabahah dan Bai Bitsaman Ajil (Yunus, 2009: 35).

  Pembiayaan berakad jual beli, adalah suatu perjanjian pembiayaan yang disepakati antara bank dengan nasabah, dimana bank syariah menyediakan dananya untuk sebuah investasi dan atau pembelian barang modal dan usaha anggotanya yang kemudian proses pembayarannya dilakukan secara dicicil atau angsuran. Jumlah kewajiban yang harus dibayarkan oleh peminjam jumlah atas harga barang modal atau mark up yang di sepakati. Untuk di Indonesia produk ini tidak lagi dikembangkan di bank umum syariah (Khasmir, 2008: 8).

  Kaidah-kaidah khusus yang berkaitan dengan Bai Bitsaman Ajil: Harga barang dengan transaksi bai bitsaman ajil dapat ditentukan a. lebih tinggi dari pada transaksi tunai. Namun, ketika harga telah disepakati, tidak dapat dirubah lagi.

  Jangka waktu pengembalian dan jumlah cicilan ditentukan b.

c. Manakala nasabah tidak dapat membayar tepat pada waktu yang

  telah disepakati maka bank akan mencarikan jalan yang paling bijaksana. Jalan apapun yang ditempuh bank tidak akan mengenakan sanksi atau melakukan repricing dari akad yang sama (Muhammad, 2000: 30).

2. Rukun dan Syarat Bai Bitsaman Ajil

  Rukun dan syarata bai bitsaman ajil tidak jauh beda dengan jual beli secara umum karena transaksi ini merupakan pengembangan dari kontrak jual beli.

1. Rukun-rukun Akad a.

  Aqid adalah orang berakad yakni penjual dan pembeli b. Ma’qud alaih yaitu benda-benda yang diakadkan seperti benda- benda yang dijual dalam akad jual beli.

  c.

  Maudhu al’aqad tujuan atau maksud pokok mengadakan akad, ada nilai tukar suatu barang yang dijual belikan.

  d.

  Shighat al’aqad yakni ijab dan qobul 2. Syarata-syarat jual beli sesuai dengan rukun di atas yaitu: a.

  Pihak-pihak yang melakukan akad ialah dipandang mampu bertindak menurut hukum (mukalaf). Oleh sebab itu, suatu akad yang dilakukan oleh orang yang kurang waras (gila) atau anak kecil yang belum mukallaf, hukumnya tidak sah.

  1) Berbentuk harta

  2) Dimiliki seseorang, dan

  3) Bernilai harta menurut syara’ c.

  Ijab dan qobul harus menggambarakan kemauan dari pihak- pihak yang bersangkutan, tidak terpaksa dan tidak karena diancam atau ditakut-takuti oleh orang lain.

d. Dalam jual beli nilai tukar atau harga barang harus jelas yakni

  harga dan masa (tempo) seperti dalam harga yang diangsur dalam hal ini waktu pengembalian harus jelas, apabila tidak jelas akad menjadi batal (Sahrani&Abdullah, 2011: 45).

Dokumen yang terkait

ANALISIS PEREKRUTAN DAN SELEKSI KARYAWAN PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.,Sy)

0 0 124

ANALISIS PEREKRUTAN DAN SELEKSI KARYAWAN PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.,Sy)

0 0 124

ANALISIS AKAD WADIAH PADA TABUNGAN iB HASANAH DI BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH KCP UNISSULA SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 111

ANALISIS PRODUK TABUNGAN HAJI ARAFAH DENGAN AKAD WADIAH DI BANK MUAMALAT INDONESIA KANTOR CABANG PEMBANTU MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari‟ah (A.Md.E.Sy)

0 0 85

ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN AKAD MURABAHAH DI KJKS BMT KARISMA MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md., E.Sy)

0 0 80

ANALISIS PENGARUH PROMOSI DAN PELAYANAN TERHADAP MINAT NASABAH MENABUNG PADA BMT TARUNA SEJAHTERA CABANG TUNTANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

0 0 93

ANALISIS PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BMT KARISMA MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 81

ANALISIS STRATEGI PROMOSI BMT SUMBER MULIA TUNTANG KAB.SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 83

ANALISIS KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) DENGAN AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT KANTOR CABANG PEMBANTU MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 86

ANALISIS PEMBIAYAAN BAI’ BITSAMAN AJIL (BBA) TAHUN 2012-2014 DI BMT BINA INSANI CABANG BERGAS TUGAS AKHIR - ANALISIS PEMBIAYAAN BAI’ BITSAMAN AJIL (BBA) TAHUN 2012-2014 DI BMT BINA INSANI CABANG BERGAS - Test Repository

0 0 85