ANALISIS PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BMT KARISMA MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

  

ANALISIS PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN

DI BMT KARISMA MAGELANG

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah

  

(A.Md.E.Sy)

Oleh :

ZUNITA MEGASARI

  (

  • - - )

    JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

  

Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Oleh :

ZUNITA MEGASARI

  

ANALISIS PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN

DI BMT KARISMA MAGELANG

TUGAS AKHIR

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

  (

  • - - )

    JURUSAN D III PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Salatiga,

  30 Agustus 2016 Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Tugas Akhir Kepada Yth. Dekan FEBI IAIN Salatiga Di Salatiga

  Assalamu’alaikum Wr. Wb

  Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi, dan perbaikan seperlunya, maka Tugas Akhir saudari : Nama : Zunita Megasari NIM :

  201-13-026 Jurusan : D III Perbankan Syariah Judul :

  ANALISIS PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BMT KARISMA MAGELANG” Dapat diajukan dalam sidang munaqosah.

  Demikian untuk menjadi periksa.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Pembimbing

  

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN

  Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Zunita Megasari NIM :

  201-13-026 Jurusan : D III Perbankan Syariah Fakultas : Eonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga Judul Tugas Akhir :

  ANALISIS PEMBIAYAAN QORDHUL HASAN DI BMT KARISMA MAGELANG”

  Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

  Salatiga,

  30 Agustus 2016 Penulis Zunita Megasari NIM.

  20113026

  

MOTTO

“Jangan menunggu sampai esok, apa yang dapat anda kerjakan hari ini”

“Sesungguhnya setelah kesusahan itu ada kemudahan maka apabila kamu

telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmu lah kamu menggantungkan

pengharapan”

  (Al-Insyirat - )

“Cobalah untuk tidak menjadi seseorang yang sukses, tapi jadilah orang yang

be rnilai”

  

PERSEMBAHAN

  Dengan rasa syukur kepada Allah swt atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi:

  1. Orang tuaku tercinta, Muhsholihan dan Lilis Sri Suryanti, yang telah memberikan dukungan yang luar biasa kepada penulis tidak hanya dari segi materi namun juga semangat dikala penulis putus asa. Menjadi tempat bercerita dan selalu membuatku termotivasi, selalu menyirami dengan kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik, Terimakasih Ibu…Terimakasih Ayah…

  2. Keluargaku, kakak dan adikku tersayang Novita Ayu Niawati, Niken Dewi Tri Lestari, Zulfa Dewi Kartika, Anang Mufaro, Bumimas Braja Kusuma, Handung Pandu Kusuma, Ricky Ramanda Dimas Abimanyu, terimakasih buat semangat, canda tawa, dukungan dan bantuan kalian semua.

  3. Personil dan crew “Ki Santri Kagol”, Mas Chepril, Mas Tono, Mas Tomo, Mas Muldy, Om, Tante, terimakasih telah memberiku semangat dan motivasi, you’re the best.

  4. Novi Setyaningrum, teller BMT Karisma terimakasih telah memberikan saran dalam pemilihan judul Tugas Akhir ini.

  5. Sahabat-sahabatku Diploma III IAIN Salatiga angkatan 2013.

  6. Bapak Solekhudin, SEI selaku Manager Baitul Mal BMT Karisma,

  7. Bapak Alfred, terimaksih atas bimbingannya dari awal pembuatan tugas akhir hingga selesai.

  8. Jurusanku dan Almamaterku. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

  Salatiga,

  30 Agustus 2016 Penulis

  Zunita Megasari NIM:

  20113026

  

ABSTRAK

Zunita Megasari, Analisis Pembiayaan Qardhul Hasan di BMT Karisma

Magelang, Tugas Akhir, Program Studi Perbankan Syariah D III, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga,

Pembimbing Drs. Alfred L.,M.Si.

  Penelitian ini merupakan upaya untuk menganalisa pembiayaan qardhul

  

hasan yang diterapkan BMT Karisma Magelang. Kemudian bagaimana realisasi

  pembiayaan dan perkembangan pembiayaan qardhul hasan ini di BMT Karisma Magelang. Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah kualitatif, diskriptif, dengan menggunakan metode observasi dilakukan dengan cara mengamati operasional pembiayaan qardhul hasan di BMT Karisma , dan metode wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab kepada beberapa informan yang terlibat dalam proses pembiayaan, serta metode dokumentasi dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pembiayaan qardhul

  hasan.

  Hasil dari penelitian ini adalah bahwa realisasi pembiayaan qardhul hasan ini nasabah datang langsung ke BMT dengan membawa syarat-syarat yang sudah ditetapkan, kemudian nasabah mengisi formulir permohonan pembiayaan. Setelah pembiayaan diajukan dan disetujui bagian maal, maka nasabah dibuatkan akad dan akan dijadwalkan pencairannya. Perkembangan pembiayaan qardhul hasan ini semakin meningkat, hal tersebut dikarenakan pembiayaan ini mendapat respon yang baik dari masyarakat dan sifatnya adalah tolong menolong, dan nasabah tidak diterbebani dengan adanya bagi hasil.

  Keyword: Pembiayaan dan Qardhul Hasan

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Pembiayaan Qardhul Hasan di BMT

  Karisma Magelang

  ”. Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Ahli Madya (A.md) D III Perbankan Syariah, pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

  Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat bantuan, saran, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. Anton Bawono, M. Si , selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  3. Bapak Drs. Alfred L., M. Si, selaku Ketua Jurusan Program Studi Perbankan Syariah D-III dan dosen pembimbing yang telah mencurahkan waktu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini.

  4. Bapak Masagung Munip, SE, selaku Manager BMT Karisma atas ijin dan kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian di BMT Karisma.

  5. Bapak Solekhudin, SEI, selaku Manager Baitul Maal yang telah menyisihkan waktunya untuk membantu memberikan informasi-informasi dan memberikan ilmunya untuk penyelesaian Tugas Akhir ini.

  6. Seluruh staf dan para karyawan BMT Karisma yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah sabar, ikhlas, dan tulus memberikan bimbingan, arahan dan semangat kepada penulis untuk mencapai yang terbaik.

  7. Bapak dan Ibuku tersayang serta saudara-saudaraku yang telah memberikan d o‟a dan senantiasa memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik.

8. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak memberikan masukan dan motivasi dalam menyelesaikan laporan ini.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan Tugas Akhir ini yang masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Akhirnya, mohon maaf atas keterbatasan penulis.

  Besar harapan penulis, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat serta menambah pengetahuan bagi pembaca.

  Salatiga,

  30 Agustus 2016 Penulis

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR ............................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................... v MOTTO ......................................................................................................... vi PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii ABSTRAK ..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 10 C. Tujuan dan Kegunaan ........................................................................ 10 D. Penegasan Istilah ................................................................................ 12 E. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 13 F. Metode Penelitian............................................................................... 15 G. Sistematika Penulisan ........................................................................ 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Pembiayaan ........................................................................................ 18

  2. Unsur-Unsur Pembiayaan .............................................................. 19

  BAB III LAPORAN OBYEK A. Gambaran Umum BMT ..................................................................... 35

  Data Deskriptif ................................................................................... 47

  6. Produk-Produk BMT Karisma Magelang .......................................... 40 B.

  5. Struktur Organisasi BMT Karisma Magelang ................................... 40

  4. Lokasi BMT Karisma ......................................................................... 39

  3. Visi dan Misi BMT Karisma Magelang ............................................. 38

  2. Sejarah Berdirinya BMT Karisma Magelang .................................... 36

  1. Pengertian Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ...................................... 35

  6. Sumber Hukum .............................................................................. 33

  3. Pengertian Prosedur Pembiayaan Kredit ....................................... 20

  5. Manfaat Qordhul Hasan................................................................. 32

  4. Aplikasi Dalam Perbankan ............................................................ 32

  3. Syarat-Syarat Qardhul Hasan ........................................................ 32

  2. Rukun Transaksi Pinjaman Qardhul Hasan ................................... 31

  1. Pengertian Qardhul Hasan ............................................................. 29

  6. Macam-Macam Pembiayaan ......................................................... 27 B. Qardhul Hasan .................................................................................... 29

  5. Analisis Pembiayaan (Kredit) ........................................................ 23

  4. Pengertian Perkembangan ............................................................. 23

  BAB IV ANALISIS

  1. Prosedur Permohonan Pembiayaan Qardhul Hasan di BMT Karisma Magelang .............................................................................

  54

  2. Prosedur Realisasi Pembiayaan Qardhul Hasan di BMT Karisma Magelang ............................................................................................

  57

  3. Prosedur Pengembalian Pembiayaan Qardhul Hasan di BMT Karisma Magelang .............................................................................

  58 B. Perkembangan Pembiayaan Qardhul Hasan di BMT Karisma Magelang ............................................................................................

  59 BAB V PENUTUP .........................................................................................

  A.

  Kesimpulan ........................................................................................ 64 B. Saran ................................................................................................... 64

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Muhammad dalam bukunya yang berjudul “Lembaga Keuangan Mikro Syariah” tahun 2009 menyatakan, Belakangan ini kita

  menyaksikan sejumlah fenomena dan realita sosial yang sangat memilukan. Terjadinya gizi buruk yang melanda bayi-bayi tak berdosa, busung lapar yang mengerikan dan bentrokan yang terjadi antara pengunjuk rasa dengan kepolisian dalam masalah penutupan PT. Freeport di Abepura Irian Jaya, konflik masal yang menelan korban material dan kasus PT. Newmont di Sumbawa Nusa Tenggara Barat merupakan sederet fenomena yang tidak hanya menelan biaya sosial (social cost) tetapi juga merenggut nyawa manusia yang seharusnya tidak terjadi.

  Kasus gizi buruk dan busung lapar menggambarkan realitas kemiskinan yang diderita oleh masyarakat. Sedangkan kasus konflik antara pengunjuk rasa dengan kepolisian dalam masalah penutupan PT. Freeport merupakan sebuah ekspresi dari sebuah fenomena ketidakadilan yang dirasakan oleh kelompok rakyat kalangan akar rumput. Persoalan- persoalan tersebut, dalam spektrum yang lebih luas, terutama terkait dengan relasi ketidakadilan sosial ekonomi antara elite pemerintah dengan rakyat banyak, antara pusat dan daerah bahkan telah masuk melibatkan korporasi raksasa internasional.

  Kemiskinan seolah menjadi raksasa yang menakutkan bagi semua pihak. Pemerintah diberbagai belahan negara menjadikan kemiskinan sebagai sebuah isu strategis yang harus dientaskan dari kehidupan masyarakat. Menjadikan kemiskinan sebagai sebuah isu strategis ditengah- tengah kemakmuran global sangat beralasan lantaran kemiskinan adalah musuh kemanusiaan yang tak seorangpun mengharapkan terjadi dalan hidupnya.

  Meskipun kemiskinan menjadi musuh bagi setiap orang, tidaklah berarti bahwa kemiskinan muncul sebagai sebuah realitas yang harus diterima apa adanya sebagai sebuah takdir dari yang Maha Kuasa. Pemahaman seperti ini tidak jarang kita jumpai dalam masyarakat kita. Akibatnya, bangunan mental sebagian masyarakat kita betul-betul menggambarkan mentalitas masyarakat miskin, masyarakat yang terisolir karena kekeliruan pemahamannya sendiri.

  Krisis ekonomi dan keuangan yang terjadi baik dalam skala nasional maupun dalam skala global semakin membangkitkan kesadaran dan keyakinan kita tentang kemampuan usaha mikro kecil sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Ekonomi mikro adalah simbol pedagang pinggiran yang menjajakan kebutuhan banyak orang di pinggiran jalan, namun mampu berdiri kokoh ditengah hempasan badai yang menerjang bahkan mampu memberikan kontribusi riel bagi laju pertumbuhan ekonomi nasional.

  Ketika krisis melanda Indonesia sejak 1997 silam, usaha kecil tampil sebagai pahlawan menggerakkan roda perekonomian. Pada saat kondisi ekonomi dan keuangan global berada pada taraf yang sangat parah, yang membuat usaha besar satu persatu sekarat kemudian gugur, usaha kecil justru mampu menunjukkan eksistensinya meski ada sebagian yang tidak mampu bertahan. Ketika ekonomi dunia dilanda prahara akibat peristiwa politik, social dan ekonomi memukul usaha-usaha korporasi raksasa (giant corporation), usaha kecil justru mampu bertahan, bahkan mempunyai kemampuan pemulihan yang relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan unit usaha yang lebih besar.

  Meskipun usaha kecil memiliki fungsi dan peran sebagai tulang punggung ekonomi rakyat dan membantu mengatasi problem makro ekonomi serta menopang pertumbuhan ekonomi daerah, namun usaha ekonomi kecil sering menghadapi tantangan internal dan eksternal sehingga sulit berkembang secara ideal.

  Permasalahan yang berhasil diidentifikasi dari para pelaku usaha kecil, salah satunya adalah permodalan. Permodalan bagi usaha ekonomi kecil merupakan aspek krusial. Usaha kecil pada umumnya memiliki modal yang sangat terbatas sehingga berkontribusi besar pada lambatnya akumulasi modal yang menyebabkan kelompok usaha kecil ini tidak memiliki cadangan modal. Akibatnya, ketika terjadi kelesuan (velocity) usaha kecil mengalami die out.

  Tambunan ( 2001) melihat beberapa masalah umum yang dihadapi oleh usaha kecil seperti misalnya keterbatasan modal kerja maupun modal investasi, kesulitan mendapatkan bahan baku dengan kualitas baik dan harga yang terjangkau, keterbatasan tegnologi dan sumberdaya manusia (SDM), termasuk manajemen dan masalah pemasaran. Dua masalah eksternal yang oleh banyak pengusaha kecil dan menengah dianggap paling serius adalah keterbatasan akses ke kredit bank dan distorsi pasar yang disebabkan oleh kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak kondusif.

  Sungguhpun demikian, kelompok ekonomi mikro kecil tetap dipandang sebelah mata bagi para pemangku kebijakan. Mereka bisa bertahan hidup dengan mengharapkan belas kasihan dari pemangku kebijakan. Lembaga-lembaga donor dana seperti bank, jelas berpikir panjang untuk menelorkan bantuan pada kelompok ekonomi ini, mereka dianggap not bankable. Hal ini menjadi lantaran kelemahan manajemen dan organisasi serta sumber daya yang dimiliki kelompok ekonomi mikro (Muhammad, 2007).

  Para pengusaha kecil yang percaya perbankan merupakan

  “agent

of development” yang berperan kunci dalam memberdayakan ekonomi

  rakyat hanya bisa berharap menyaksikan kenyataan pahit sulitnya bank bermitra akrab dengan pelaku-pelaku ekonomi rakyat yang miskin.

  Asumsi not bankable bagi para pelaku ekonomi mikro Pada sisi lain, pencitraan tersebut merupakan refleksi nyata dari adanya segmentasi dan stratifikasi-stratifikasi sosial dalam masyarakat berdasarkan tingkat pendapatan atau kemakmuran. Kita melihat secara jelas fragmentasi sosial masyarakat secara ekonomi ke dalam kelompok mikro kecil (KMK), kelompok ekonomi menengah (KEM) dan kelompok usaha besar (KUB). Kondisi tersebut berlangsung secara tidak wajar dan mencolok sehingga menimbulkan ketidakadilan dan jurang antar kelompok masyarakat.

  Perbankan sebagai

  “agent of development” yang berperan kunci

  dalam memberdayakan usaha kecil, seperti temuan penelitian Mubyarto (

  2004) sulit bermitra akrab dengan pelaku-pelaku ekonomi kecil yang miskin. Meskipun Pemda Kabupaten Kutai Barat sudah menunjukkan Bank BPD Melak menyalurkan dana UMKM kepada usaha-usaha kecil “ekonomi” sebesar Rp 7,5 milyar dari dana APBD namun belum ada perhatian dan perlakuan khusus terhadap mereka mereka sebagai pihak- pihak yang berhak menerima perlakuan “istimewa” karena kemiskinannya (Rudjito, dan Nugroho, 2003).

  Permasalahan utama yang sering menjadi sorotan dalam praktik ekonomi dan perbankan selama ini adalah adanya ketimpangan dan ketidakadilan ekonomi yang disebabkan oleh sistem dan struktur ekonomi yang diskontruksi oleh pihak yang memiliki modal untuk melanggengkan kepentingannya.

  Dalam kenyataannya, hal tersebut bisa dicermati dari praktik, bank konvensional yang menerapkan sistem bunga dan memberikan peluang dan fasilitas bagi golongan konglomerat. Sementara kelompok ekonomi kecil meskipun memiliki keterampilan enterpreneursip masih tetap saja dipandang not bankable, tidak layak mendapatkan fasilitas pembayaran.

  “Janganlah engkau membungakan kepada Saudaramu, baik uang

  

maupun bahan makanan, atau apapun yang dapat dibungakan”. (Kitab

  Deuteronomy, Pasal 23 ayat 19) Sikap selektif dalam pemberian fasilitas ini merupakan bentuk ketidakadilan sistem dalam praktik ekonomi konvensional. Lembaga keuangan menjadi kehilangan fungsi dan peran, gagal menjadi intermediasi yang mempertemukan antara pihak surplus dana dan pihak yang mengalami defisit dana serta gagal menjadi agent of development bagi masyarakat secara luas.

  Kehadiran lembaga keuangan syariah dalam berbagai ragamnya, yang marak dalam beberapa tahun terakhir ini menggambarkan satu realitas yang hadir untuk melakukan dekonstruksi ekonomi baik pada tataran teoritik maupun praktis. Salah satu lembaga keuangan syariah yang berkembang pesat adalah lembaga keuangan mikro syariah. Lembaga ini hadir untuk menjembatani kebutuhan masyarakat akar rumput yang tidak tersentuh oleh lembaga keuangan bank. LKM syariah hadir memenuhi jasa keuangan/modal pembiayaan bagi pelaku usaha ekonomi mikro.

  Dalam konteks islam, lembaga keuangan mikro kecil ini tampil dalam bentuk BMT. Lembaga ini secara empiris telah menunjukkan fungsi dan peran penting dalam memerangi kemiskinan, menghilangkan ketimpangan sosial-ekonomi dan memperkuat daya saing ekonomi kaum musthaz‟afin/the lower level of community serta menciptakan ruang perekonomian yang adil (Chapra,

  1997). Berbeda dengan bank konvensional, lembaga keuangan syariah dapat menjadi primadona bagi kelompok miskin dalam membantu pemenuhan kebutuhan modal usaha. Lembaga keuangan mikro juga berorientasi pada penanganan kemiskinan, merubah mental dan gaya hidup konsumtif masyarakat miskin menjadi gaya hidup yang berorientasi pada upaya-upaya produktif.

  Karakteristik utama lembaga keuangan mikro yang menerapkan pendekatan syariah adalah free of interest, bunga bank dianggap sebagai riba yang dilarang dalam hukum islam. Sejumlah intelektual Muslim, seperti; Obaidullah (

  2002); Anouar, (2002); Chepra, (1996); Meenai, (

  1992); Mannan, (1997); Gafoor, (1995). Para fukaha‟ (ahli hukum islam) sepakat sistem bunga uang merupakan wujud dari ketidakadilan ekonomi sebab sistem ini hanya meningkatkan penderitaan banyak pihak, mempertebal sifat egosentris kaum kapitalis yang memiliki surplus unit, bahkan dianggap tak berperasaan dan tidak manusiawi serta serakah.

  Dampak dari penerapan bunga uang yang demikian luas untuk menerapkan prinsip operasional ynang berdasarkan hukum murabahah, ijarah dan qard al hasan dan sejenisnya yang dikenal dalam fikhi klasik. Penerapan konsep-konsep ini memiliki tujuan; pertama, LKM syari‟ah disamping memediasi diri sebagai lembaga bisnis yang bertujuan untuk membantu para pelaku ekonomi mikro juga berfungsi sebagai institusi bisnis yang melakukan injeksi nilai-nilai agama dan nilai-nilai kemanusiaan agar terhindar dari praktik-praktik yang dianggap bertentangan dengan hukum islam, seperti riba, maysir dan gharar (tipuan). Kedua, LKM syariah menjadi lembaga ekonomi yang berupaya menjembatani kesenjangan akses ekonomi dari lembaga keuangan formal (bank). LKM memberikan akses yang luas kepada kelompok pengusaha mikro sehingga kehadirannya dirasakan menjadi lembaga non-formal yang menegakkan keadilan sosial ekonomi. Ketiga, membuka peluang berusaha yang lebih besar kepada kelompok pengusaha mikro yang mayoritas miskin. Melalui lembaga ini, kelompok marginal ini diarahkan bimbing dan diarahkan sedemikian rupa agar memiliki mentalitas yang tidak bergantung pada orang lain, merubah gaya hidup mereka dari gaya hidup konsumtif menjadi kelompok gemar menabung dan memiliki kesetiakawanan yang kuat dalam kelompok, yang ditandai dengan kesediaan mereka untuk berpartisipasi menyisihkan dana tabbarru (dana kemanusiaan).

  Untuk mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang memiliki memiliki stok tertentu, terutama modal yang dihimpun dari dana zakat, infaq dan shadaqah kemudian dikemas dalam bentuk produk al Qard al

  hasan, pinjaman kebaikan yang bisa disalurkan kepada mereka.

  Dengan pemberian kesempatan yang sama antara satu dengan yang lain nasabah, lembaga ekonomi syari‟ah menempatkan eksistensi dirinya sebagai tonggak utama penyangga nilai-nilai kemanusiaan, kebenaran, keadilan, kejujuran, transparansi dan pertanggungjawaban serta mengedepankan prinsip-prinsip etika syariat islam yang mengajarkan kebersamaan dan keadilan dalam muamalah iqtishady.

  Dengan berbagai keunggulan ini LKM syariah memiliki peluang dalam mewujudkan pembangunan ekonomi mikro yang berkesinambungan dan berkelanjutan serta mampu mengubah mental pelaku ekonomi untuk berkreasi secara lebih bebas selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai syariah, di antaranya amanah dan kejujuran. Pelaku ekonomi mikro tidak akan sulit memperoleh pembiayaan tanpa dibebani oleh pikiran bayar bunga tinggi karena sistem yang dioperasionalkan adalah sistem bagi hasil atas dasar kerelaan dan kesepakatan kedua belah pihak.

  Kinerja lembaga keuangan mikro (BMT) yang beroperasi atas dasar sistem syariah dimaksudkan untuk menggambarkan kemampuan LKM dalam memediasikan diri sebagai banknya rakyat miskin, menyentuh lapisan masyarakat miskin yang sulit disentuh oleh lembaga keuangan formal (bank), yang selama ini lebih berpihak kepada orang kaya daripada orang miskin.

  Kehadiran LKM syariah diharapkan dapat mewujudkan suatu rangkaian kebijaksanaan sosial-ekonomi yang komprehensif dan operasional dalam pemberdayaan ekonomi mikro. Perwujudan ini dapat dilakukan melalui program-program yang secara ekonomis tidak memberikan keuntungan secara langsung, seperti pemberian pinjaman modal kerja tanpa memberikan bagi hasil qard al hasan kepada kaum dhua‟fa yang bertujuan sosial tanpa mengambil imbalan seperti salah satu bentuk pembiayaan pada BMT Karisma Magelang.

  Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada BMT Karisma Magelang dengan judul “Analisis Pembiayaan Qardhul Hasan di BMT Karisma Magelang”.

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana Prosedur Permohonan, Realisasi, dan Prosedur Pengembalian Pembiayaan Qardhul Hasan yang dikelola BMT Karisma Magelang?

  2. Bagaimana Perkembangan Pembiayaan Qardhul Hasan Di BMT Karisma Magelang? C.

   Tujuan dan Kegunaan

  1. Tujuan Penelitian a.

  Untuk mengetahui bagaimana prosedur permohonan, realisasi, prosedur pengembalian pembiayaan qardhul hasan yang dikelola BMT Karisma Magelang.

  b.

  Untuk mengetahui perkembangan pembiayaan di BMT Karisma Magelang.

2. Kegunaan Penelitian a.

  Bagi Penulis 1) Sebagai alat ukur agar dapat mengetahui sejauh mana ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan dan mempraktikan teori-teori dari mata kuliah yang pernah diberikan. 2) Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya pada program studi D III Perbankan Syari‟ah.

  b.

  Bagi BMT Karisma Magelang Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi BMT untuk mempertahankan dan mengembangkan kinerjanya dimasa yang akan datang.

  c.

  Bagi IAIN Salatiga 1) Referensi bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa IAIN

  Salatiga program studi D III Perbankan Syariah dan sebagai sarana kerjasama antara lembaga IAIN dengan BMT.

  2) Untuk memberikan sedikit gambaran bagi pembaca tentang BMT Karisma Magelang.

  1) Sebagai tambahan wawasan pengetahuan tentang produk- produk perbankan syari‟ah khususnya produk-produk yang ada di BMT Karisma Magelang. 2) Menjadi bahan perbandingan dalam memperoleh informasi ketika melakukan penelitian ditempat yang berbeda, sehingga dapat saling bertukar pikiran satu sama lain.

D. Penegasan Istilah Analisis

  Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya dan sebagainya (KBBI).

  Pembiayaan

  Pembiayaan (kredit) adalah kepercayaan. Dalam bahasa latin disebut “credere”. Artinya, kepercayaan pihak bank (kreditor) kepada nasabah (debitur), bahwa bank percaya nasabah pasti akan mengembalikan pinjamannya sesuai kesepakatan yang telah dibuat. Dapat diartikan pula bahwa, debitur memperoleh kepercayaan dari bank untuk memperoleh dana dan untuk menggunakan dana tersebut sebagaimana mestinya serta mampu untuk mengembalikan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak (Kasmir, S. E.,M. M,

  2010: 250).

  Prosedur

  Prosedur adalah suatu urutan klerikal atau pekerjaan, biasanya untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2001:5, Muhammad Najib Setiadi, 2012: 19).

  Perkembangan

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (KKBI), Perkembangan dapat berarti menjadi besar (luas, banyak, dan sebagainya; memuai; perusahaan itu berkembang pesat.

  Qardhul Hasan

  Pinjaman tanpa dikenakan biaya (hanya wajib membayar sebesar pokok utangnya), pinjaman uang seperti inilah yang sesuai dengan ketentuan syariah (tidak ada riba), karena kalau meminjamkan uang maka ia tidak boleh meminta pengembalian yang lebih besar dari pinjaman yang diberikan. Namun, si peminjam boleh saja atas kehendaknya sendiri memberikan kelebihan atas pokok pinjamannya (Siti Nurhayati- Wasilah, 2009: 247).

  BMT

  Baitul Maal wat Tamwil atau Balai Usaha Mandiri Terpadu merupakan lembaga keuangan mikro dengan prinsip bagi hasil untuk meningkatkan taraf hidup dan martabat kelompok miskin, yang modalnya berasal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat melalui sistem ekonomi syariah (Tri Hendro SP, S.E., M.B.A.,CFP, Conny Tjandra Rahardja, S.E.,

M.M.: 248).

  Penelitian Siti Rondiatin ( 2010) “Analisa Pembiayaan Al Qordhul

  Hasan Pada BMT AMAN Salatiga” menyimpulkan bahwa prosedur realisasi pembiayaan al qordhul hasan adalah setelah menandatangani akad pembiayaan, bagian pemasaran memberikan berkas catatan kepada bagian pembiayaan, kemudian bagian pembiayaan membuat kwitansi yang berisi nominal pembiayaan yang setelah itu ditandatangani oleh nasabah, kemudian oleh bagian pembiayaan diserahkan kepada teller. Dan perkembangan pembiayaan al qordhul hasan pada tahun tersebut sangat kurang sekali dikarenakan pembiayaan ini dari pihak BMT tidak menargetkan tiap hari, tetapi kalau ada nasabah yang datang ke BMT AMAN untuk mengajukan pembiayaan al qordhul hasan juga diterima, dengan ketentuan nasabah tersebut benar-benar membutuhkan dana tersebut.

  Penelitian Wahyu Setyani ( 2009) “Prosedur Pembiayaan Al-

  Qordhul Hasan pada BMT WAHANA Wonogiri” menyimpulkan bahwa sebelum seorang nasabah mengajukan pembiayaan al qordhul hasan, terlebih dahulu harus melalui proses penilaian mulai dari proses pengajuan pembiayaan, penilaian barang jaminan, prosedur dan analisa.

  Penelitian Muhammad Fathoni ( 2008) “Analisa Pembiayaan Al-

  Q ordhul Hasan pada BMT SHOHIBUL UMMAT Rembang” menyimpulkan bahwa dalam analisa pembiayaan pemerolehan informasi mengenai calon nasabah dalam hal kepentingan analisa maka dapat data-data calon nasabah pembiayaan dari pihak BMT, ataupun informasi dari pihak ketiga.

  Penelitian Muhammad Najib Setiadi ( 2012) “Analisis Akad

  Pembiayaan Qordh Di BMT MANDIRI Getasan” menyimpulkan bahwa BMT tidak memberikan sanksi apabila nasabah terlambat membayar qordh, apabila nasabah tidak mampu mengembalikan qordh, setelah dilakukan analisa faktor-fator penyebab nasabah tidak bisa mengembalikan qordh, maka pembiayaan qordh tersebut dialihkan kedalam akad qordhul hasan, dimana nasabah tidak harus mengembalikan pembiayaan qordh tersebut.

F. Metode Penelitian

  1. Tipe penelitian Dalam melakukan penelitian, metode yang digunakan adalah metode diskriptif. Metode diskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan / melukiskan keadaan subyek / obyek penelitian (seseorang, lembaga masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, 1990: 63).

  2. Jenis data yang digunakan a.

  Data Primer, ialah data yang diperoleh secara langsung dari responden atau hasil pengukuran langsung. b.

  Data sekunder, ialah data yang diambil dari data primer (Winarno,

  2010: 14). Bisa juga diartikan data yang diperoleh secara tidak langsung misal, berupa arsip, dokumen, buku-buku literatur dan laporan lainnya.

3. Teknik pengumpulan data

  Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: a.

  Wawancara (Interview) Wawancara adalah cara-cara memperoleh data dengan berhadapan langsung, bercakap-cakap, baik antara individu dengan individu, maupun individu dengan kelompok (Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna, SU,

  2010: 222) b. Observasi

  Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pen catatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian (Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, 1990: 63).

  c.

  Studi Pustaka Teknik dalam memperoleh data yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian penulis.

G. Sistematika Penulisan

  Hasil penelitian yang diperoleh kemudian dilakukan analisis kemudian di susun dalam bentuk laporan akhir dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, penelitian terdahulu, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini berisi tentang pengertian pembiayaan, dan data nasabah pembiayaan Al-Qardhul Hasan. BAB III LAPORAN OBJEK Menyajikan tentang gambaran umum BMT, sejarah berdirinya BMT Karisma Magelang, visi dan misi, job discription, lokasi, struktur organisasi, dan produk-produk BMT Karisma Magelang, serta informasi lainnya.

  BAB IV ANALISIS Analisa yang berisikan prosedur pembiayaan Al Qardhul Hasan, perkembangan dan keuntungan pembiayaan Al Qardhul Hasan. BAB V PENUTUP Merupakan bab terakhir dalam penulisan tugas akhir ini yang berisikan kesimpulan dan saran dari pembahasan yang telah diuraikan.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

  Secara umum dikatakan bahwa arti pembiayaan (kredit) adalah kepercayaan. Dalam bahasa latin disebut “credere”. Artinya, kepercayaan pihak bank (kreditor) kepada nasabah (debitur), bahwa bank percaya nasabah pasti akan mengembalikan pinjamannya sesuai kesepakatan yang telah dibuat. Dapat diartikan pula bahwa, debitur memperoleh kepercayaan dari bank untuk memperoleh dana dan untuk menggunakan dana tersebut sebagaimana mestinya serta mampu untuk mengembalikan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak (Kasmir, S. E.,M. M, 2010: 250).

  Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 tahun 1998 Kredit (Pembiayaan ) adalah:

  Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

  Istilah pembiayaan pada intinya berarti I Believe, I Trust , „saya percaya‟ atau „saya menaruh kepercayaan‟. Perkataan pembiayaan yang selaku shahibul mal menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan. Dana tersebut harus digunakan dengan benar, adil dan harus disertai dengan ikatan dan syarat-syarat yang jelas, dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak (Prof. Dr.

  H. Veithzal Rivai, M.B.A., Andria Permata Veithzal, B. Acct., M.B.A.,

  2008: 3), sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nisa‟ [

  4]: 29 yang artinya:

  “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.

2. Unsur Pembiayaan Pembiayaan pada dasarnya diberikan atas dasar kepercayaan.

  Dengan demikian, pemberian pembiayaan berarti pemberian kepercayaan. Hal ini berarti prestasi yang diberikan benar-benar harus diyakini dapat dikembalikan oleh penerima pembiayaan sesuai dengan waktu dan syarat-syarat yang telah disepakati bersama. Berdasarkan hal tersebut, unsur-unsur pembiayaan adalah: a.

  Adanya dua pihak, yaitu pemberi pembiayaan (shahibul mal) dan penerima pembiayaan (mudharib).

  b.

  Adanya kepercayaan shahibul mal kepada mudharib yang c.

  Adanya persetujuan, berupa kesepakatan pihak shahibul mal dengan pihak lainnya yang berjanji membayar dari mudharib kepada shahibul mal.

  d.

  Adanya penyerahan barang, jasa atau uang dari shahibul mal kepada mudharib.

  e.

  Adanya unsur waktu (time element).

  f.

  Adanya unsur resiko baik dari pihak shahibul mal maupun pihak

  mudharib (Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, M.B.A., Andria Permata

  Veithzal, B. Acct., M.B.A., 2008: 4-5).

3. Pengertian Prosedur Pemberian Kredit

  Sebelum debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui tahapan-tahapan penilaian mulai dari pengajuan proposal kredit dan dokumen-dokumen yang diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit sampai dengan kredit dikucurkan. Tahap-tahap dalam memberikan kredit ini kita kenal nama prosedur pemberian kredit. Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit, diterima atau ditolak. Dalam menentukan kelayakan suatu kredit maka dalam setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang mendalam. Apabila dalam penilaian mungkin ada kekurangan maka pihak dapat meminta kembali ke nasabah atau bahkan langsung ditolak.

  Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan Yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak persyaratan dan ukuran-ukuran penilaian yang ditetapkan oleh bank dengan pertimbangan masing-masing. Dalam praktiknya prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum, kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif.

  Secara umum akan dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut: a.

  Pengajuan proposal Untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank maka tahap yang pertama permohonan kredit mengajukan permohonan kredit secara tertulis dalam suatu proposal. Proposal kredit harus dilampiri dengan dokumen-dokumen lainnya yang dipersyaratkan. Yang perlu diperhatikan dalam setiap pengajuan proposal suatu kredit hendaknya yang berisi keterangan tentang: 1) Riwayat perusahaan seperti riwayat hidup perusahaan, jenis bidang usaha, perkembangan perusahaan serta wilayah pemasaran produknya. 2) Tujuan pengambilan kredit, dalam hal ini harus jelas tujuan pengambilan kredit. Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi atau untuk mendirikan pabrik baru (perluasan) serta tujuan lainnya.

  3) Besarnya kredit dan jangka waktu. Dalam proposal pemohon menentukan besarnya jumlah kredit yang diinginkan dan jangka waktu kreditnya. 4) Cara pemohon mengembalikan kredit maksudnya perlu dijelaskan secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil penjualan atau dengan cara lainnya.

  5) Jaminan kredit. Jaminan kredit yang diberikan dalam bentuk surat atau sertifikat. Penilaian jaminan kredit haruslah teliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu dan sebagainya, biasanya jaminan diikat dengan suatu asuransi tertentu.

  b.

  Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yang telah dipersyaratkan seperti: 1) Akte Pendirian Perusahaan.

  Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk P.T (Perseroan Terbatas) atau Yayasan yang dikeluarkan oleh Notaris dan disahkan oleh Departemen Kehakiman.

  2) Bukti diri (KTP) para pengurus dan pemohon kredit. 3) T.D.P (Tanda Daftar Perusahaan).

  Tanda daftar perusahaan ada selembar sertifikat yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan biasanya berlaku 5 tahun dan jika masa berlakunya habis

  4) N.P.W.P (Nomor Pokok Wajib Pajak).

  Nomor Pokok Wajib Pajak, merupakan surat tentang wajib pajak yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan.

  5) Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir. 6) Daftar penghasilan bagi perseorangan. 7) Kartu Keluarga (K.K) bagi perorangan (Kasmir, 2004: 123- 125).

  4. Pengertian Perkembangan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (KKBI), Perkembangan dapat berarti menjadi besar (luas, banyak, dan sebagainya; memuai; perusahaan itu berkembang pesat.

  5. Analisis Pembiayaan (Kredit) Analisis kredit merupakan analisis yang digunakan untuk menilai layak atau tidaknya suatu kredit di kucurkan oleh lembaga keuangan seperti bank. Analisis kredit dapat dilakukan dengan berbagai alat analisis. Dalam praktiknya terdapat beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk menentukan kelayakan suatu kredit. Dengan 5 of C : a.

  Character adalah sifat atau watak nasabah. Analisis ini untuk mengetahui sifat atu watak seorang nasabah pemohon kredit, apakah memiliki watak atau sifat yang bertanggung jawab terhadap kredit yang diambilnya. Dari watak atau sifat ini akan terlihat

  Namun sebaliknya jika nasabah tidak memiliki sifat yang mau membayar, maka nasabah akan berusaha mengelak untuk membayar dengan berbagai alasan tentunya. Watak atau sifat ini akan dapat dilihat dari masalalu nasabah melalui pengamatan, pengalaman, riwayat hidup, maupun hasil wawancara dengan nasabah.

  b.

Dokumen yang terkait

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat- Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

0 0 11

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU BANYUMANIK SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah

0 1 79

ANALISIS PRODUK PENGHIMPUNAN DANA BERJANGKA (DEPOSITO) iB MUDHARABAH PADA BPRS SUKOWATI SRAGEN CABANG BOYOLALI TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 98

ANALISIS PEREKRUTAN DAN SELEKSI KARYAWAN PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.,Sy)

0 0 124

ANALISIS PEREKRUTAN DAN SELEKSI KARYAWAN PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.,Sy)

0 0 124

ANALISIS AKAD WADIAH PADA TABUNGAN iB HASANAH DI BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH KCP UNISSULA SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 111

ANALISIS PROSEDUR PEMBIAYAAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEPUASAN NASABAH (STUDI KASUS DI BMT TUMANG, BMT ANDA, BMT AL ISHLAH DI KOTA SALATIGA) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

0 0 130

ANALISIS PRODUK TABUNGAN HAJI ARAFAH DENGAN AKAD WADIAH DI BANK MUAMALAT INDONESIA KANTOR CABANG PEMBANTU MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari‟ah (A.Md.E.Sy)

0 0 85

ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN AKAD MURABAHAH DI KJKS BMT KARISMA MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md., E.Sy)

0 0 80

ANALISIS PENGARUH PROMOSI DAN PELAYANAN TERHADAP MINAT NASABAH MENABUNG PADA BMT TARUNA SEJAHTERA CABANG TUNTANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

0 0 93