BAB XI ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM a7370ed055 BAB XIbab 11 aspek pembiayaan
BAB XI
ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
Pembahasan aspek keuangan dalam penyusunan RIPJM pada dasarnya adalah dalam
rangka membuat taksiran dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan pembelanjaan
prasarana Kabupaten/Kota, yang meliputi:
1. Pembelanjaan untuk pengoperasiaan dan pemeliharaan prasarana yang telah
terbangun;
2. Pembelanjaan untuk rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada;
3. Pembelanjaan untuk pembangunan prasarana baru.
Pembahasan aspek ekonomi dalam penyusunan RPIJM perlu memperhatikan hasil
total atau produktivitas dan keuntungan yang diperoleh dari penggunaan sumberdaya bagi
masyarakat dan keuntungan ekonomis secara menyeluruh tanpa melihat siapa yang
menyediakan sumber dana tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil
adanya kegiatan.
Pembahasan aspek ekonomi dalam penyusunan RPIJM yang diperhatikan adalah
hasil total atau produktifitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai
dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan tanpa melihat siapa
yang menyediakan sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil
proyek tersebut.
11.1. KOMPONEN KEUANGAN
11.1.1.
Penerimaan Pendapatan
Komponen Penerimaan Pendapatan merupakan penerimaan yang merupakan hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih. Penerimaan
Pendapatan terdiri atas : (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD); (2) Dana Perimbangan; dan (3)
Pendapatan lainnya yang sah. Berikut akan dijelaskan satu persatu subkomponen
Pendapatan dan gambaran umum tentang subkomponen Pendapatan di daerah pada
umumnya.
11.1.2.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan daerah yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangan. PAD bersumber dari :
1. Pajak Daerah, antara lain: Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Kendaraan di atas Air,
Pajak Balik Nama, Pajak Bahan Bakar, Pajak Pengambilan Air Tanah, Pajak Hotel,
Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Galian
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 1
Golongan C, Pajak Parkir, dan Pajak lain-lain. Pajak-pajak Daerah ini diatur oleh UU
No. 34/2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Pemerintah No.
65/2001 tentang Pajak Daerah.
2. Retribusi Daerah, antara lain: Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan
Persampahan, Retribusi Biaya Cetak Kartu, Retribusi Pemakaman, Retribusi Parkir di
Tepi Jalan, Retribusi pasar, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, Retribusi
Pemadam Kebakaran, dan lain-lain. Retribusi ini diatur oleh UU No. 34/2000 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan Peraturan Pemerintah No. 66/2001 tentang
Retribusi Daerah.
3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, antara lain hasil deviden BUMD;
dan
4. Lain-lain pendapatan yang sah, antara lain : hasil penjualan kekayaan daerah yang
tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar, komisi,
potongan, dan lain-lain yang sah.
11.1.3.
Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari Pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi. Dana Perimbangan terdiri atas :
1. Dana Bagi Hasil terbagi atas Bagi Hasil Pajak (BHP) dan Bagi Hasil Bukan Pajak
(BHBP) atau yang berasal dari hasil pengelolaan sumber daya alam. BHP antara lain:
Pajak Bumi Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB),
dan Pajak Penghasilan Badan maupun Pribadi; sedangkan BHBP antara lain :
kehutanan,
pertambangan
umum,
perikanan,
penambangan
minyak
bumi,
pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi.
2. Dana Alokasi Umum (DAU) dibagikan berdasarkan “Celah Fiskal” yaitu selisih antara
Kebutuhan Fiskal dan Kapasitas Fiskal ditambah Alokasi Dasar.
3. Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan untuk kegiatan khusus, misalnya:
reboisasi, penambahan sarana pendidikan dan kesehatan, dan bencana alam.
11.1.4.
Pengeluaran Belanja
Komponen pengeluaran belanja terdiri dari:
1.
Belanja Operasi
2.
Belanja Modal
3.
Transfer ke Desa/Kelurahan
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 2
4.
Belanja Tak Terduga
11.2. KOMPONEN PEMBIAYAAN
Komponen Pembiayaan (Financing) merupakan komponen yang baru dalam Sistem
Keuangan Daerah. Istilah Pembiayaan berbeda dengan Pendanaan (Funding). Pendanaan
diartikan sebagai dana atau uang dan digunakan sebagai kata umum, sedangkan
Pembiayaan diartikan sebagai penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali. Contoh konkritnya, di dalam SAP-D yang lama, apabila daerah
memperoleh pinjaman,
pinjaman tersebut
diakui sebagai Penerimaan Pendapatan.
Selanjutnya, Penerimaan Pendapatan dari Pinjaman ini tidak mempunyai konsekuensi atau
dicatat pembayaran kembali; sedangkan di dalam SAP-D yang baru, apabila daerah
memperoleh Pinjaman, maka diterima sebagai Penerimaan Pembiayaan yang perlu dibayar
kembali. Demikian pula bila daerah memberi pinjaman, maka dikeluarkan sebagai
Pengeluaran Pinjaman karena akan diterima kembali.
11.3. PROFIL KEUANGAN KABUPATEN PEKALONGAN
11.3.1.
APBD Kabupaten Pekalongan
Dalam rangka perumusan kebijakan umum APBD Kabupaten Pekalongan tahun 2008
sangat perlu untuk memperhatikan asas umum pengelolaan keuangan daerah dan asas
umum APBD. Asas umum pengelolaan keuangan daerah adalah sebagai berikut :
1. Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efisien,
ekonomis,
efektif,
transparan
dan
bertanggung
jawab
dengan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat
2. Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang teritegrasi yang
diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan dengan peraturan
daerah.
3. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan
kemampuan pendapatan daerah
4. Penyusunan APBD berpedoman kepad RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan
kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara
5. APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi dan
stabilisasi
6. APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun
ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Arah kebijakan anggaran Kabupaten Pekalongan secara makro ditetapkan sebagai berikut :
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 3
1. Peningkatan pendatapan daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah
(PAD), dukungan dana perimbangan dan dukungan lain-lain pendapatan yang sah.
2. Peningkatan efisensi, efektivitas dan akuntabilitas pembelanjaan keuangan daerah,
yang diarahkan pada penyelesaian permasalahan yang mendesak, penting menjadi
pengngkit sektor atau bidang lain yang mengarah pada pencapaian target sasaran
RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2006-2011
3. Belanja Daerah disesuaikan Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman
pengelolaan keuangan daerah, yang diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan,
fungsi dan satuan organisasi (SKPD), program dan kegiatan, serta berorientasi pada
anggaran berbasis kinerja.
4. Mengutamakan alokasi pada kegiatan pembangunan yang efektif dalam mencapai
sasaran-sasaran pembangunan. Penyediaan pelayanan dan investasi pemerintah
daerah lebih diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang benar-benar menjadi tugas
pemerintah daerah.
Peran swasta/masyarakat didorong melalui perwujudkan
kerangka regulasi yang kondusif
5. Mengalokasikan pendanaan pad SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta
perkiraan kapasitas masing-masing SKPD dalam mengimplementasikan programprogram pembangunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pekalongan Tahun
2012. Penerimaan dari pos pendapatan terdiri dari :
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pekalongan tahun anggaran 2012
terrealisasi sebesar Rp 114.793.365.902. Jumlah tersebut naik 6,97 persen atau
sebesar Rp 6.466.602.478.
Realisasi PAD terdiri atas pajak daerah sebesar Rp 17.630.310.970, hasil retribusi
daerah sebesar Rp 23.129.015.003, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan sebesar Rp 4.168.153.169.
2. Realisasi pendapatan transfer terdiri atas
transfer Dana Perimbangan dari
Pemerintah Pusat sebesar Rp 920.853.599.807 dan transfer dari Pemerintah Provinsi
sebesar Rp 78.886.253.197
3. Lain-lain Pendapatan yang sah sebesar Rp 69.865.886.760.,Disamping itu dari Pos Belanja Daerah terdiri dari 2 (dua) Pos Pengeluaran yaitu:
1. Belanja Tidak Langsung sebesar Rp 454.652.269.294,2. Belanja Langsung sebesar Rp 218.293.048.991,Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 4
No
Tabel 11.1
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun
Anggaran 2012
Jenis Pendapatan
Realisasi (Rp)
A
PENDAPA TA N
1.114.533.218.906
1
PENDAPA TA N ASLI DAERAH
114.793.365.902
1.1
Pajak Daerah
17.630.310.970
1.2
Retribusi Daerah
23.129.015.003
1.3
Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
4.168.153.169
1.4
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
69.865.886.760
2
DANA PERIMBA NGA N
790.944.567.807
2.1
Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
35.201.268.807
2.2
Dana Alokasi Umum
678.713.899.000
2.3
Dana Alokasi Khusus
77.029.380.000
3
PINJAMA N DAERAH
4
LAIN-LAIN PENDAPATA N YANG SAH
208.796.286.197
TOTAL
1.114.533.218.906
B
BELANJA DAERAH
1.007.758.469.920
1
BELANJA OPERASI
881.320.678.915
1.1
Belanja Pegawai
680.197.065.624
1.2
Belanja Bunga
93.899.592
1.3
Belanja Subsidi
-
1.4
Belanja Hibah
6.486.700.000
1.5
Belanja Bantuan Sosial
5.738.100.000
1.6
Belanja Tidak Terduga
1.950.767.000
2
BELANJA MODAL
124.487.024.005
2.1
Tanah
97.934.850
2.2
Peralatan dan Mesin
34.876.164.660
2.3
Gedung dan Bangunan
39.004.790.194
2.4
Belanja Jalan, Irigasi dan jaringan
40.443.503.328
2.5
Aset tetap lainnya
1.080.370.220
2.6
Modal BLUD
8.984.260.753
3
TRANSFER
39.570.000.942
TOTAL
1.047.328.470.882
Sumber : Kabupaten Pekalongan dalam Angka, 2013
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 5
11.4. ANALISIS PEREKONOMIAN
11.4.1.
Analisis Struktur Perekonomian Wilayah
Secara umum kondisi perekonomian Nasional dan Jawa Tengah telah mengarah
pada kondisi yang lebih baik, meskipun masih diwarnai situasi politik yang belum kondusif
dan situasi ekonomi global yang tidak ada kepastian. Adanya kebijakan-kebijakan
pemerintah dibidang ekonomi memberikan tanda ke arah perbaikan ekonomi.
Sejalan dengan kondisi tersebut kinerja Kabupaten Pekalongan tahun 2008 mengalami
peningkatan sebesar 4,78 % ( Nasional 6,1 % dan Jawa Tengah 5,46 %). Untuk tahun 2008
ini seluruh sektor mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi Sektor Listrik, Gas
dan Air Minum yang tumbuh 11,35 % diikuti Sektor Konstruksi yang tumbuh 9,89 %. hal ini
disebabkan meningkatnya nilai tambah di sub sektor Listrik dan sub sektor Air Minum dan
sektor Konstruksi. Untuk sektor industri pertumbuhan tahun 2008 sebesar 3,07 % lebih
rendah dibanding tahun 2007 yang tumbuh 3,92 %. Untuk sektor Pertanian tumbuh 3,66 %
lebih rendah dibanding tahun 2007 yang tumbuh 3,73 %. Sektor Perdagangan tahun 2008
tumbuh 3,79 % lebih rendah dibanding tahun 2007 yang tumbuh 3,80 %.
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 6
Tabel 11.2
Kontribusi Sektor PDRB Kabupaten Pekalongan Tahun 2008-2012 Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Berlaku Tahun Dasar
2000 (Rp)
2008
2009
2010
2011
2012
Lapangan Usaha
(Jutaan
(Jutaan
(Jutaan
(Jutaan
(Jutaan
rupiah)
rupiah)
rupiah)
rupiah)
rupiah)
1.PERTA NIA N
1.193.380,19 1.281.111,66 1.497.434,35 1.650.754,71 1.817.994,94
a.
Tanaman bahan dan makanan
828.080,30
869.413,32
1.070.298,57
484.787,18
502.866,87
b.
Tanaman perkebunan
89.542,69
101.187,96
101.154,24
62.398,70
64.965,90
c.
Peternakan dan hasilnya
238.264,85
272.897,91
283.500,36
132.135,05
137.646,84
d.
Kehutanan
14.905,73
14.677,64
15.450.53
7.241,34
7.326,80
e.
perikanan
22.586,62
22.934,82
27.030,65
12.477,30
13.018,50
62.987,23
67.005,40
69.565,01
34.272,98
36.182,47
2. PERTAMBA NGA N & PENGGALIA N
a.
Minyak dan gas bumi
0
0
0
0
0
b.
Pertambangan tanpa migas
0
0
0
0
0
c.
Penggalian
62.987,37
67.005,40
69.565,01
34.272,98
36.182,47
1.941.608,02
81.990,31
87.055,05
784.115,93
825.844,22
3. INDUSTRI PENGELOLAAN
1.
Makanan, minuman, dan tembakau
2.
1.604.9450,23 17.753.695,72
140.364,17
155.046,28
170.547,93
Tekstil, brg kulit & alas kaki
1.414.784,39
1.541.595,62
1.711.233,21
3.
Brg kayu & hasi hutan lainya
15.503,01
18.915,00
19.771,70
20.605,85
23.033,12
4.
Kertas & barang cetakan
85,99
108,95
119,7
129,12
147,96
5.
pupuk, kimia, & brg dr karet
27.377,89
30.452,83
31.951,88
32.663,40
37.460,59
6.
Semen & brg galian bkn logam
336,95
372,77
382.52
401,14
446,69
7.
Logam dasar besi & baja
0
0
0
0
0
8.
Alat angkut mesin & peralatanya
1.168,02
1.260,32
1.263,66
1.291,80
1.452,00
9.
Barang lainya
5.324,81
5.943,95
6.337,43
7.050,39
7.952,55
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 7
1.955.426,19 2.184.829,47
2008
(Jutaan
rupiah)
76.654,90
2009
(Jutaan
rupiah)
88.718,90
2010
(Jutaan
rupiah)
98.014,90
2011
(Jutaan
rupiah)
107.338,80
2012
(Jutaan
rupiah)
117.526,18
75.603,14
87.388,85
96.169,82
105.097,47
115.108,31
0
0
0
0
0
1.051,76
1.330,05
1.845,08
2.241,33
2.417,87
349.402,01
399.146,84
443.000,55
480.070,47
527.184,47
1.112.328,75
1.207.587,29
1.346.669,37
1.477.681,25 1.654.200,01
1.073.122,70
1.166.297,01
1.302.975,05
1.432.994,86 1.604.093,20
753,86
788,2
1.081,37
1.254,13
1.374,31
38.452,20
40.502,08
42.612,94
43.432,26
48.732,50
241.884,96
244.663,86
277.842,52
292.659,86
324.889,62
179.747,18
179.749,81
197.253,89
207.693,00
231.491,98
0
0
0
0
0
179.100,73
179.106,58
196.560,37
206.955,65
230.653,68
3. Angkutan laut
0
0
0
0
0
4. Angk. sungai, danau & penyeberangan
0
0
0
0
0
5. Angkutan udara
0
0
0
0
0
646,45
643,23
693,53
737,35
838,3
Komunikasi
62.137,78
64.914,05
80.588,62
84.966,86
93.397,64
1. Pos dan telekomunikasi
51.805,38
54.228,14
63.859,98
67.247,70
74.122,34
2. Jasa penunjang komunikasi
10.332,41
10.685,91
16.728,64
17.719,16
19.275,30
276.795,77
308.713,40
343.383,51
367.330,36
410.274,40
Lapangan Usaha
4. LISTRIK, GAS &AIR MINUM
a.
Listrik
b.
Gas
c.
Air bersih
5. BANGUNA N
6. PERDAGA NGA N, RESTAURA N & HOTEL
a.
Perdagangan besar & eceran
b.
Hotel
c.
Restoran
7. PENGA NGKUTA N & KOMUNIKASI
a
Pengangkutan
1.Angkutan Rel
2.Angkutan jalan raya
6. Jasa penunjang angkutan
b.
8. KEU, PERSEWAA N & JASA PERUSAHAA N
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 8
a.
Bank
2008
(Jutaan
rupiah)
68.226,7
b.
Lembaga keuangan tanpa bank
51.197,10
54.215,90
60.626,82
67.443,07
75.711,94
c.
Jasa penunjang keuangan
0
0
0
0
0
d.
Sewa bangunan
150.546,53
165.058,48
177.530,62
184.006,47
206.584,76
e.
Jasa perumahan
6.825,57
7.026,23
8.884,11
9.690,68
10.779,89
945.967,44
1.085.539,94
1.209.199,31
1.389.775,33 1.546.844,09
Pemerintahan umum
696.635,97
804.504,28
895.546,72
1.039.896,86 1.160.970,22
1. Adm. pemerintahan & pertahanan
696.635,97
804.504,28
895.546,72
1.039.896,86 1.160.970,22
0
0
0
0
0
Swasta
249.331,47
281.035,66
313.652,59
349.878,47
385.873,87
1. Sosial Kemasyarakatan
100.428,29
115.724,45
127.802,91
138.092,71
151.724,51
3.273,19
4.010,81
4.580,74
5.273,22
5.555,73
145.629,98
161.300,40
181.268,94
206.512,54
228.593,62
5.864.346,61
6.436.183,01
7.226.717,53
Lapangan Usaha
9. JASA-JASA
a
2. Jasa pemerintahan lainnya
b
2. Hiburan & rekreasi
3. Perorangan & rumah tangga
PDRB
2009
(Jutaan
rupiah)
82.412,79
2010
(Jutaan
rupiah)
96.341,95
2011
(Jutaan
rupiah)
106.190,14
2012
(Jutaan
rupiah)
117.197,82
Sumber : Kabupaten Pekalongan dalam Angka, 2012
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 9
8.033.444,43 8.934.754,25
Tabel 11.3
Kontribusi Sektor PDRB Kabupaten Pekalongan Tahun 2008-2012 Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Berlaku Tahun Dasar
2000 (Rp)
2008 (Jutaan
2009 (Jutaan 2010 (Jutaan 2011 (Jutaan 2012 (Jutaan
Lapangan Usaha
rupiah)
rupiah)
rupiah)
rupiah)
rupiah)
-1
1
-4
-5
-6
644.614,84
675.343,08
699.703,08
699.039,57
725.824,91
a.
Tanaman Bahan Makanan
452.806,47
473.112,03
498.703,70
484.787,18
502.866,87
b.
Tanaman Perkebunan
57.965,31
62.997,44
60.714,83
62.398,70
64.965,90
c.
Peternakan dan Hasil-hasilnya
115.830,00
121.584,04
121.304,00
132.135,05
137.646,84
7.505,51
7.154,72
7.132,54
7.241,34
7.326,80
10.507,56
10.494,85
11.848,00
12.477.30
13.018,50
32.878,30
33.828,85
32.965,19
34.272,98
36.182,47
e.
3
-3
PERTANIA N
d.
2
-2
Kehutanan
Perikanan
PERTAMBA NGA N & PENGGALIA N
a.
Minyak dan Gas Bumi
0
0
0
0
0
b.
Pertambangan Bukan Migas
0
0
0
0
0
c.
Penggalian
32.878.,30
33.828,85
32.965,19
34.272,98
36.182,47
792.563,25
803.973,24
837.955,07
894.472,12
942.638,70
0
0
0
0
0
1 Pengilangan Minyak Bumi
0
0
0
0
0
2 Gas Alam Cair
0
0
0
0
0
792.563,25
803.973,24
837.955,07
894.472,12
942.638,70
75.310,14
77.025,55
81.327,15
81.990,31
87.055,05
692.227,77
699.565,38
728.877,17
784.115,93
825.844,22
7.497,18
8.645,75
8.881,03
9.127,92
9.372,47
41,13
46,07
48,64
51,11
54,77
INDUSTRI PENGOLA HA N
a.
b.
Industri Migas
Industri Bukan Migas
1 Makanan. Minuman dan Tembakau
2 Tekstil. Brg. Kulit & Alas kaki
3 Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya
4 Kertas dan Barang Cetakan
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 10
Lapangan Usaha
5 Pupuk. Kimia & Brg. dari Karet
6 Semen & Brg. Galian bukan logam
2008 (Jutaan
2009 (Jutaan
rupiah)
rupiah)
14.040,52
15.089,34
2010 (Jutaan 2011 (Jutaan
rupiah)
rupiah)
15.215,88
15.339,95
2012 (Jutaan
rupiah)
16.253,01
169,83
177,26
178,74
180,2
191,27
0
0
0
0
0
592,78
618,69
619,15
624,2
662,94
9 Barang lainnya
2.683,89
2.805,20
2.807,30
3.042,50
3.204,97
LISTRIK. GAS & AIR BERSIH
32.886,89
35.121,76
37.167,24
38.841,22
41.225,23
a.
Listrik
32.623,20
34.831,79
36.840,73
38.454,82
40.822,20
b.
Gas Kota
0
0
0
0
0
c.
Air Bersih
263,69
289,96
326,52
386,4
403,03
5
KONSTRUKSI
177.833,97
194.255,53
202.363,53
213.635,80
224.326,83
6
PERDAG.. HOTEL & RESTORA N
562.807,43
577.030,99
601.882,22
644.985,40
685.062,40
a.
Perdagangan Besar & Eceran
537.778,24
551.863,72
576.972,43
620.016,64
658.577,85
b.
Hotel
293,71
296,91
382,34
411,75
430,77
c.
Restoran
24.735,47
24.870,36
24.527,45
24.557,01
26.053,78
118.866,32
120.837,08
127.791,58
133.038,04
141.973,01
89.835,01
90.429,72
93.243,79
97.200,42
103.595,26
0
0
0
0
0
89.419,52
90.016,28
92.825,08
96.761,35
103.128,31
3 Angkutan Laut
0
0
0
0
0
4 Angk. Sungai. Danau & Penyebr.
0
0
0
0
0
5 Angkutan Udara
0
0
0
0
0
415,48
413,45
418,71
439,07
466,95
7 Logam Dasar Besi & Baja
8 Alat Angk.. Mesin & Peralatannya
4
7
PENGA NGKUTA N & KOMUNIKASI
a.
Pengangkutan
1 Angkutan Jalan Rel
2 Angkutan Jalan Raya
6 Jasa Penunjang Angkutan
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 11
Lapangan Usaha
b.
Komunikasi
1 Pos dan Telekomunikasi
2 Jasa Penunjang Komunikasi
8
9
KEUA NGA N REAL ESTAT. & JASA PERUSA HAAN
2008 (Jutaan
2009 (Jutaan
rupiah)
rupiah)
29.031,31
30.407,35
2010 (Jutaan 2011 (Jutaan
rupiah)
rupiah)
34.547,79
35.837,62
2012 (Jutaan
rupiah)
38.377,75
26.267,52
27.546,83
30.344,36
31.462,04
33.718,73
2.763,79
2.860,53
4.203,43
4.375,58
4.659,03
126.210,79
134.449,44
141.124,51
148.17,32
158.394,28
a.
Bank
34.619,55
40.446,78
44.380,48
47.654,27
50.548,97
b.
Lembaga Keuangan Bukan Bank
29.054,27
30.737,40
32.254,11
35.100,18
37.871,00
c.
Jasa Penunjang Keuangan
0
0
0
0
0
d.
Real Estat
59.017,17
59.760,79
60.330,80
61.149,53
65.442,62
e.
Jasa Perusahaan
3.519,80
3.504,47
4.159,12
4.269.34
4.531,70
JASA-JASA
481.553,20
523.231,52
549.398,81
577.929,27
608.971,24
a.
337.836,26
370.185,35
387.107,91
408.617,28
430.249,46
337.836,26
370.185,35
387.107,91
408.617,28
430.249,46
0
0
0
0
0
143.716,94
153.046,16
162.290,90
169.311,99
178.721,78
53.181,22
59.870,05
64.005,42
68.442,84
71.793,52
1.934,22
2.292,26
2.475,72
2.752,61
2.865,84
88.601,49
90.883,86
95.809,76
98.116,54
104.062,43
2.970.214,98
3.098.071,49
3.230.351,23
3.384.387,72
3.564.599,07
Pemerintahan Umum
1 Adm. Pemerintah & Pertahanan
2 Jasa Pemerintah lainnya
b.
Swasta
1 Jasa Sosial Kemasyarakatan
2 Jasa Hiburan & Rekreasi
3 Jasa Perorangan & Rumahtangga
PDRB
Sumber : Kabupaten Pekalongan dalam Angka, 2012
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 12
Dari tabel tersebut diatas kelihatan, sektor mana yang mempunyai pertumbuhan
tinggi dan sumbangan yang besar terhadap PDRB Kabupaten Pekalongan. Sektor industri
pengolahan masih merupakan sektor utama yang memberikan input besar terhadap struktur
perekonomian Kabupaten Pekalongan.
Kemudian untuk sumbangan PDRB baik atas dasar harga berlaku maupun harga
konstan, pada posisi pertama yaitu sektor industri pengolahan, selanjutnya di posisi kedua
yaitu sektor pertanian dan di urutan ketiga yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran.
11.4.2.
Analisis Kontribusi Sektoral Berdasarkan PDRB dan Perkembangan Per
Sektor Ekonomi
Analisis kontribusi sektoral diarahkan untuk mengetahui proporsi sektoral pada PDRB
Kabupaten Pekalongan
dan melihat pertumbuhan per tahunnya sebagai salah satu cara
melihat potensi sektor-sektor yang ada dimasa yang akan datang. Besarnya kontribusi
sektor-sektor pada PDRB dapat dilihat dalam besarnya proporsi sektor-sektor terhadap
PDRB Kabupaten Pekalongan, sebagai berikut :
1. Pertanian
Sektor pertanian dalam PDRB Kabupaten Pekalongan dari tahun 2004-2008
menempati urutan kedua setelah sektor industri pengolahan dimana pada tahun
Kontribusi terbesar sektor pertanian adalah pada subsektor tanaman bahan
makanan, baik tanaman pangan lahan basah maupun tanaman pangan lahan kering.
Hal ini menunjukkan bahwa pertanian tanaman pangan cukup potensial untuk
dikembangkan..
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi yang masih kecil dari
tahun baik harga berlaku maupun harga konstan, sehingga kontribusi dari sektor ini
perlu ditingkatkan
3. Sektor Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar untuk harga berlaku dan
untuk harga konstan, sektor ini memberikan sumbangan terbesar pertama dalam
PDRB. Subsektor penyumbang terbesar dari kelompok tekstil, barang kulit dan alas
kaki baik untuk harga berlaku dan harga konstan
4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Sektor listrik, gas dan air bersih memberikan kontribusi yang tidak trlalu signifikan
dibandingkan sektor lainnya. Hal ini menandakan bahwa dalam hal pengelolaan dan
pengadaan prasarana tersebut masih perlu ditingkatkan sehingga pada akhirnya
dapat
tercapai
pemerataan
pelayanan
bagi seluruh
penduduk
Kabupaten
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 13
Pekalongan. Kekurangan energi juga menjadi penghambat pembangunan, padahal
tingkat
kebutuhan
akan
listrik
dan
air
bersih masih cukup besar untuk
dikembangkan.
5. Sektor Bangunan
Sektor bangunan di Kabupaten Pekalongan dapat dikategorikan sebagai sektor yang
memberikan kontribusi kecil dalam struktur perekonomian secara umum. Namun
mengalami kenaikan yang cukup besar, hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di
wilayah ini cukup besar namun masih harus ditingkatkan lagi. Hal ini sebagai upaya
meningkatkan
pendapatan
daerah
maupun
dalam
rangka
meningkatkan
kontribusinya.
6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki kontribusi cukup tinggi terutama
pada sub sektor perdagangan besar dan kecil sedangkan sisanya merupakan
kontribusi dari restoran dan hotel. Kondisi ini menunjukkan potensi perdagangan
merupakan salah satu kegiatan utama selain kegiatan pertanian tanaman pangan,
sedangkan restoran dan hotel masih harus dikembangkan seiring perkembangan
aktivitas ekonomi dan pariwisata.
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor pengangkutan dan komunikasi memiliki konstribusi dominan pada sektor
pengangkutan dengan sub sektor angkutan jalan raya, sedangkan kontribusi sektor
komunikasi diperoleh dari subsektor pos dan telekomunikasi serta jasa penunjang
komunikasi yaitu mencapai
.Kondisi ini menunjukkan bahwa jalur transportasi
sebagai sarana kegiatan angkutan cukup potensial sedangkan sektor komunikasi
masih harus ditingkatkan lagi.
8. Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan
sektor ini memiliki kontribusi utama pada sub sektor sewa bangunan dan subsektor
bank. Kondisi ini menunjukkan bahwa arus uang di wilayah ini masih cukup
berpotensial untuk dikembangkan, hal ini didasarkan pada jasa sewa bangunan yang
cukup
tinggi dari sektor
perbankan
yang memiliki prospek bagus
seiring
perkembangan ekonomi.
9. Sektor Jasa-Jasa
sektor jasa-jasa memiliki kontribusi terbesar keempat setelah sektor industri
pengolahan, pertanian dan perdagangan. Potensi ini tentu harus mendapat respon
yang harus ditingkatkan terutama pada mutu pelayanan dan sistem kerja yang
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 14
efektif dan efisien untuk meningkatkan kinerja dan pada akhirnya memperoleh
pendapatan yang lebih besar.
Analisis Kontribusi Sektoral digunakan untuk mengetahui kontribusi/sumbangan
masing-masing sektor terhadap total pembentukan PDRB. Analisis Kontribusi Sektoral
dilakukan dengan cara membagi nilai masing-masing sektor dengan total PDRB kemudian
dikalikan 100%.
Kontribusi sektoral di Kabupaten Pekalongan tahun 2008 adalah seperti
pada tabel berikut ini:
Tabel 11.4
Distribusi Prosentase PDRB Kabupaten Pekalongan Atas Dasar Harga Konstan (2000)
Tahun 2012 (Jutaan Rp)
No
Lapangan Usaha
PDRB Th. 2012 Kontribusi (%)
1
Pertanian
725.824,91
20,36
2
Pertambangan dan Penggalian
36.182,47
1,02
3
Industri Pengolahan
942.638,70
26,44
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
41.225,23
1,16
5
Bangunan
224.326,83
6,29
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
685.062,40
19,22
7
Pengangkutan dan Komunikasi
141.973,01
3,98
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
158.394,28
4,44
9
Jasa-Jasa
608.971,24
17,08
PDRB
3.564.599,07
100,00
Sumber : PDRB Kabupaten Pekalongan, 2012
Dari tabel tersebut diatas tampak bahwa berdasar atas dasar harga konstan tahun
2012 kontribusi sektoral Kabupaten Pekalongan, sektor Industri Pengolahan memberikan
kontribusi paling besar yaitu sebesar 26,44%, disusul sektor pertanian sebesar 20,36 %
kemudian sektor pedagangan, hotel dan restoran sebesar 19,22 %.
Sedangkan sumbangan
paling kecil diberikan oleh sektor pertambangan dan penggalian
serta sektor listrik, gas dan air bersih yaitu sebesar 1,02 %.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mulai terjadi peralihan kegiatan dari kegiatan
pertanian menuju kegiatan non pertanian. Hal ini ditandai dengan struktur perekonomian
Kabupaten Pekalongan yang bertumpu pada sektor industri pengolahan baru kemudiaan
didukung oleh sektor pertanian serta sektor perdagangan, restoran dan hotel.
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 15
11.4.3.
Analisis Kontribusi dan Keterkaitan Perekonomian Daerah Terhadap
Wilayah
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan harapan dari suatu daerah, termasuk
di Kabupaten Pekalongan. Pertumbuhan ini dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan
nominal PDRB dari tahun ke tahun, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan yang dicapai. Telah disebutkan diatas, bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Pekalongan secara agregat tahun 2012 atas dasar harga berlaku tercatat 34,36% dan atas
dasar harga konstan tercatat 16,67 %
Sektor industri dilihat dari agregat pembentuk PDRB merupakan sektor yang memegang
peranan yang sangat penting dalam perekonomian di Kabupaten Pekalongan. Sektor industri
yang mempunyai peranan terbesar baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan. Sektor industri pengolahan masih menjadi andalan bagi Kabupaten Pekalongan
dalam peningkatan ekonomi masyarakat, karena sebagian besar mata pencaharian
penduduk bergerak dalam bidang industri dimana ruang lingkup sektor industri di
Kabupaten Pekalongan meliputi industri besar, industri sedang, industri kecil dan usaha
kerajinan rumah tangga.
Sektor Pertanian yang memberikan sumbangan terbesar kedua pada PDRB di tahun 2012
yaitu sebesar 20,36% dimana semua subsektor yang mengalami pertumbuhan positif.
Sementara sektor perdagangan, hotel dan restoran menempati posisi ketiga dalam
pembentukan PDRB baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan dengan angka
kontribusi 19,22%.
Sementara itu kegiatan-kegiatan ekonomi yang bersifat informal yang tergabung dalam
kelompok sektor listrik, gas dan air minum belum menampakkan kontribusi yang cukup
berarti bagi perekonomian di Kabupaten Pekalongan dimana tahun 2012 pertumbuhan
kontribusinya hanya mencapai 1 %.
11.4.4.
Analisis Disparitas/ kesenjangan Wilayah
Kabupaten Pekalongan terdiri dari 19 wilayah kecamatan dengan kondisi geografis
pada daerah pegunungan, daerah datar dan daerah pantai. Dengan kondisi daerah tersebut
tiap-tiap kecamatan mempunyai karakteristik ekonomi yang berbeda karena potensi
wilayahnya berbeda pula. Sehingga menyebabkan keadaan perekonomian yang sangat
bervariasi dan mempunyai kecenderungan masing-masing.
Bila dilihat dari potensinya, ada kecamatan yang mempunyai potensi pertanian, ada yang
berpotensi di sektor industri serta sektor perdagangan dan sebagainya
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 16
Berlakunya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah,
maka terjadi pula pergeseran dalam pembangunan ekonomi yang terjadi bersifat sentralistis,
mengarah pada desentralisasi yaitu dengan memberikan keleluasan kepada daerah untuk
membangun wilayahnya termasuk pembangunan dalam bidang ekonomi.
Dalam pembangunan ekonomi daerah yang menjadi pokok permasalahan adalah
terletak pada kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah
menggunakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan dan sumber daya fisik secara
lokal (daerah). Dalam pelaksanaan pembangunan dari tahun 2008 sampai tahun 2012
dengan laju pertumbuhan mencapai 34,36% atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga
konstan tercatat 16,67 %
Letak geografis, potensi alam, jumlah penduduk dan sumber daya manusia yang
berbeda dari masing-masing kecamatan yang ada menjadikan pertumbuhan sebesar itu
menjadi tidak merata di setiap kecamatan, sehingga menimbulkan kesenjangan ekonomi
wilayah dan kesenjangan sosial antar wilayah kecamatan. Hal ini menjadi tantangan dari
pemerintah daerah dan masyarakat untuk mengatasi agar tidak berkelanjutan dan
berkembang kearah keangkuhan dan kecemburuan sosial. Agar kesenjangan tersebut tidak
terjadi maka perlu adanya analisa potensi masing-masing daerah untuk mengetahui daerah
mana saja membutuhkan perhatian khusus dalam pelaksanaan pembangunan.
11.4.5.
Analisis Investasi Pembangunan
Salah satu usaha untuk meningkatkan perekonomian suatu daerah adalah dengan
cara menarik masuknya modal dari luar sebanyak-banyaknya sehingga dapat menggerakkan
roda perekonomian wilayah. Masuknya modal tersebut dalam bentuk investasi di berbagai
sektor yang ada, karena investasi dapat dijadikan sebagai modal dalam pengembangan
pembangunan jangka panjang. Bentuk-bentuk investasi bisa berupa tanah, uang atau
bangunan dan untuk masa mendatang bentuk-bentuk investasi tersebut semakin lama
nilainya semakin tinggi. Kecenderungan pemerintah daerah melakukan investasi dipengaruhi
oleh keinginan untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja sektor-sektor yang
potensial di Kabupaten Pekalongan seperti sektor industri pengolahan dimana sektor
tersebut memberikan kontribusi besar di Kabupaten Pekalongan kemudian sektor pertanian
dan disusul oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel
11.4.6.
Analisis Kemampuan Daerah
Salah satu aspek penting dalam pelaksanaan rencana kota adalah tersedianya dana
yang cukup untuk membiayai setiap program pembangunan di Kabupaten Pekalongan yang
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 17
telah
dirumuskan.
Walaupun
secara
formal
kewenangan
pelaksanaan
program
pembangunan fasilitas pelayanan kota merupakan wewenang dan tanggung jawab
Pemerintah Daerah, namun penyediaan sumber pembiayaan pembangunan dapat dilakukan
dengan melakukan penggalangan potensi pembiayaan dari pemerintah, swasta dan
masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang sesuai. Dengan demikian diharapkan bahwa
pembiayaan dari pemerintah hanya dilakukan pada program-program kunci, yang mampu
merangsang kegiatan pembangunan dari sumber-sumber lain yang mungkin tidak dapat
dilakukan oleh swasta dan/atau masyarakat.
Pembiayaan dari pemerintah tergantung pada
kondisi sumber-sumber penerimaan
Pemerintah Daerah, baik berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan,
Pinjaman maupun Penerimaan-Penerimaan dari sumber-sumber lain yang sah menurut UU
No.33 Tahun 2004 dimana pada pasal 6 dan pasal 10 disebutkan bahwa sumber-sumber
penerimaan Pemerintah Daerah terdiri dari :
Pendapatan Asli Daerah (PAD), terdiri dari :
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
d. Lain-Lain PAD yang sah
Dana Perimbangan
a. Dana Bagi Hasil
b. Dana Alokasi Umum
c. Dana Alokasi Khusus
Selanjutnya komponen utama dari Pendapatan Asli Daerah adalah pajak dan retribusi
daerah, sedangkan dua komponen lainnya (hasil perusahaan daerah dan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, serta lain-lain
Pendapatan Asli Daerah yang sah)
umumnya masih memberikan kontribusi yang kecil. Oleh karena itu biasanya peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) ditentukan oleh meningkatny a penerimaan pajak dan
retribusi daerah.
Namun demikian, tidak semua jenis pajak dan retribusi daerah berpotensi untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Upaya pemungutan pajak dan retribusi daerah
diarahkan pada pajak dan retribusi daerah yang diperkirakan potensial.
Selain peningkatan pajak dan retribusi daerah tersebut, peningkatan penerimaan daerah
dapat dilakukan dengan melakukan usaha melalui perusahaan-perusahaan daerah dengan
melakukan pengelolaan terhadap aset-aset daerah. Pengembangan perusahaan-perusahaan
daerah ini tidak hanya dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat pelayanan saja,
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 18
namun juga pada kegiatan-kegiatan yang bersifat mencari keuntungan. Dengan demikian,
perusahaan daerah tidak hanya tertuju pada pemberian pelayanan pada masyarakat
semata, tapi juga bertujuan untuk meningkatkan kontribusi perusahaan daerah dalam
pembentukan Pendapatan Asli Daerah. Dengan demikian dimasa datang terdapat tiga
komponen yang menjadi kontributor utama dalam mobilisasi Pendapatan Asli Daerah. Agar
mampu memenuhi perannya misalnya, perusahaan daerah harus dikelola secara profesional
dan efisien agar tidak menjadi beban pemerintah.
Sedangkan Pengelolaaan atau
pendayagunaan aset-aset daerah dapat dilakukan dengan melakukan suatu kerjasama
dengan pihak lain (swasta) melalui mekanisme-mekanisme tertentu sehingga dapat
meningkatkan hasil yang diperoleh.
Problematika atau permasalahan keuangan daerah yang biasa terjadi pada
umumnya, bahkan merata di Kabuppaten/Kota seluruh Indonesia, yaitu menyangkut pajak
dan retribusi daerah karena kedua unsur tersebut turut andil dalam peningkatan Pendapatan
Asli Daerah untuk membiayai program-program pembangunan sarana dan prasarana kota
yang dibutuhkan. Beberapa permasalahan yang dihadapi untuk meningkatkan pajak dan
retribusi daerah di Kabupaten Pekalongan :
1.
Rendahnya Tingkat Keterjangkauan
Rendahnya tingkat keterjangkauan dari sumber pendapatan daerah, artinya
Pemerintah Daerah belum mampu menjangkau semua obyek yang poyensial untuk
dilayani misalnya dalam perpajakan daerah, retribusi daerah maupun dari
pelayanan perusahaan daerah.
2.
Sistem pemungutan pajak dan retribusi yang kurang akurat
Dalam hal ini dapat diketahui dari sistem pemungutan yaitu potensi wajib pajak dan
retribusi yang belum dapat digali secara optimal
3.
Rendahnya kesadaran masyarakat
Keberhasilan peningkatan pendapatan masyarakat sangat bergantung kepada
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya fungsi keuangan daerah. Dalam
membiayai program pembangunan sarana dan prasarana kota diperlukan dana
yang besar untuk investasi, operasi dan pemeliharaan. Dana ini perlu digali dari
masyarakat itu sendiri, pemerintah pusat tidak mampu membiayai program ini,
disebabkan keuangan Pemerintah Pusat makin lama makin terbatas. Dana yang
terkumpul dari masyarakat ini kemudian akan kembali dalam bentuk pelayanan
yang diberikan pemerintah kepada masyarakat. Kesadaran membayar pajak daerah
dan retribusi masih rendah. Hal ini terlihat masih ada tunggakan pajak terhutang,
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 19
sulitnya menarik retribusi dan piutang langganan yang masih ada di perusahaan
daerah.
4.
Kurang berfungsinya Unit Penerimaan Daerah dalam Peningkatan Penerimaan
Daerah
Untuk itu diperlukan adanya usaha-usaha untuk menggali potensi daerah secara
intensif dan ekstensif serta perlu disusun suatu rencana yang terperinci mengenai kegiatankegiatan untuk meningkatkan pendapatan daerah
Sedangkan untuk meningkatkan pendanaan daerah cara – cara yang dapat dilakukan
Pemerintah
Kabupaten
Pekalongan
untuk
meningkatkan
kemampuan
Pendanaan
Pembangunan adalah sebagai berikut:
1.
Peningkatan Penerimaan Daerah
Peningkatan penerimaan daerah dapat dilakukan dalam bentuk meningkatkan
volume/nilai dari sumber-sumber penerimaan yang telah ada atau dengan berusaha
untuk menggali sumber-sumber penerimaan baru. Dari jenis jenis sumber penerimaan
daerah di atas, sumber-sumber penerimaan yang dapat ditingkatkan oleh Pemerintah
Daerah meliputi keseluruhan sumber penerimaan. Tetapi dalam pembahasan ini,
peningkatan penerimaan daerah digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu
peningkatan
Pendapatan
Asli Daerah,
peningkatan
dana
perimbangan dan
pemanfaatan sumber-sumber lainnya.
2.
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Komponen utama dari pendapatan Asli Daerah adalah pajak daerah dan retribusi
daerah. Dua komponen lainnya yaitu Hasil perusahaan Daerah dan Hasil Pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, serta lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah,
umumnya masih memberikan konstribusi yang kecil. Oleh karena itu biasanya
peningkatan
Pendapatan
Asli Daerah
(PAD)
ditentukan oleh meningkatnya
penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah. Selain peningkatan pajak dan
retribusi daerah tersebut, peningkatan penerimaan daerah dapat dilakukan dengan
melakukan usaha melalui perusahaan-perusahaan daerah dengan melakukan
pengelolaan terhadap aset-aset yang dimiliki daerah. Pengembangan perusahaanperusahaan daerah ini tidak hanya dapat dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang
bersifat pelayanan saja, namun juga pada kegiatan yang bersifat mencari
keuntungan. Dengan demikian, perusahaan daerah tidak hanya tertuju pada
pemberian pelayanan pada masyarakat semata, tetapi juga bertujuan untuk
meningkatkan kontribusi perusahaan daerah dalam pembentukan pendapatan asli
daerah. Dengan demikian dimasa yang akan datang terdapat tiga komponen yang
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 20
menjadi kontributor utama dalam mobilisasi pendapatan asli daerah. Agar dapat
berperan sebagai kontributor pendapatan asli daerah, perusahaan daerah harus
dapat dikelola secara profesional dan efisien, karena tanpa profesionalisme dan
efisiensi tersebut justru akan hanya menjadi beban pemerintah. Pengelolaan asetaset yang dimiliki daerah (atau desa) dapat dilakukan dengan melakukan suatu
kerjasama dengan pihaklain (swasta) melalui mekanisme-mekanisme tertentu.
Dengan kerjasama tersebut diharapkan bahwa pendayagunaan aset-aset yang ada
dapat dilakukan sehingga hasil yang diperoleh pun menjadi meningkat.
Kiat-kiat untuk meningkatkan Pajak dan Retribusi Daerah sebagai berikut:
Menaikkan cakupan obyek pajak dan retribusi.
Pembenahan pemungutan baik pajak maupun retribusi.
Peningkatan
administrasi
pemungutan
pajak
maupun
retribusi
melalui
penyederhanaan mekanisme prosedur pemungutan.
Pembentukan Tim
khusus untuk peningkatan agrisivitas penagihan baik
pajak maupun retribusi.
Melakukan sosialisasi kepada wajib pajak dan retribusi.
Melakukan kontrol lapangan.
Melakukan Pembenahan manajemen organisasi pemungut.
Melakukan pembenahan terhadap sistem pelaporan baik pajak maupun
retribusi.
Melakukan pengawasan internal melalui waskat untuk pajak retribusi.
Melakukan perluasan obyek pajak dan retribusi melalui riset potensi dan
pendataan.
Melakukan operasi penertiban terhadap wajib pajak maupun wajib retribusi
yang menunggak.
3.
Peningkatan Dana Perimbangan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dana perimbangan terdiri dari tiga
sumber, yaitu Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum dan
Dana Alokasi Khusus. Dana ketiga sumber tersebut seluruhnya merupakan sumbersumber penerimaan yang besarnya ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sehingga
penerimaaan dari sumber-sumber tersebut tergantung kepada kondisi keuangan
Pemerintah Pusat.
Namun sumber bagian daerah terutama pembagian hasil dari penerimaan PBB dan
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan merupakan sumber penerimaan yang
dapat ditingkatkan oleh Pemerintah Kabupaten Pekalongan
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 21
Hal yang perlu dilakukan adalah dengan meningkatkan perkembangan fisik
Kabupaten Pekalongan. Meningkatnya pertambangan fisik akan meningkatkan PBB
yang akan diperoleh.
Dengan demikian, hasil pembagian yang akan diterimapun akan meningkat. Selain
itu dengan peningkatan pembangunan fisik yang dilakukan diharapkan akan terjadi
mobilitas pemilikan tanah dan bangunan yang semakin meningkat, sehingga
diharapkan bahwa pungutan/ bea yang dihasilkan juga akan semakin meningkat.
4.
Peningkatan pasrtisipasi swasta dan masyarakat
Peningkatan partisipasi swasta dalam penyediaan fasilitas pelayanan dapat dilakukan
dengan memberikan kemudahan-kemudahan kepada pihak masyarakat dan/atau
swasta yang berminat melakukan investasi dalam pembangunan prasarana wilayah,
misalnya
dalam
pembangunan sarana
perbelanjaan/pertokoan.
Kemudahan--
kemudahan yang diberikan dapat berupa kemudahan dalam memperoleh ijin lokasi
serta ijin mendirikan bangunan sejauh tidak menyimpang dari rencana yang telah
ditetapkan. Penghematan yang diperoleh pihak swasta kerana adanya kemudahan
yang diberikan pemerintah dapat dikompensasikan dengan mewajibkan pihak swasta
tersebut membangun fasilitas pelayanan yang dibutuhkan seluruh warga.
Partisipasi masyarakat terutama diharapkan dalam upaya pemeliharaan fasilitas
pelayanan yang telah disediakan oleh Pemerintah Daerah. Langkah yang periu
dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat adalah dengan menanamkan
kesadaran kepada warga bahwa sebagai penerima manfaat dad prasarana wilayah,
maka sudah selayaknya jika masyarakat ikut pula memberikan konstribusinya. Di
samping itu, perlu juga ditanamkan bahwa konstribusi yang dibayarkan kepada
pemerintah daerah nantinya akan dikembalikan dalam bentuk pembangunan dan
pelayanan yang lebih baik lagi.
Bentuk kerjasama lain yang dapat dijalin antara masyarakat, pemerintah daerah dan
swasta adalah penghubung potensi-potensi yang dimiliki oleh masing-masing pihak
agar dapat lebih berdaya guna. Hal ini dilakukan agar pembangunan wilayah yang
dilakukan dapat memberikan manfaat dan keuntungan kepada seluruh pihak.
Misalnya, potensi masyarakat dalam pemilikan lahan yang walaupun luasnya terbatas
dan terpecah-pecah menjadi milik perorangan, dapat dilibatkan dalam kegiatan
pembangunan Kota dalam sistem land sharing. Dalam sisten ini, pemilikan lahan
masyarakat dapat diikutkan dalam kegiatan pembangunan sebagai kontribusi/saham
anggota masyarakat yang bersangkutan dalam pembangunan kegiatan wilayah yang
dilakukan. Sehingga apabila dapat digalang kerjasama yang saling menguntungkan,
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 22
maka berarfi bahwa kegiatan pembangunan dapat dilakukan tanpa merugikan
masyarakat pemilik lahan.
Kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat juga dapat diwujudkan dalam
program konsolidasi lahan. Dalam program ini, pemerintah daerah dapat melakukan
penyediaan lahan untuk pembangunan wilayah dan masyarakat dapat menikmati
peningkatan harga lahan yang telah dimatangkan.
Hal lain yang dapat dilakukan bila anggaran daerah mengalami defisit yaitu dengan
melakukan pinjaman. Pinjaman merupakan salah satu sumber dana yang dapat digunakan
untuk membiayai pembangunan. Arahan penggunaan dana pinjaman baik yang berasal dari
dalam negeri maupun luar negeri adalah sebagai berikut :
1.
Program/proyek harus cost recovery, dengan tingkat bunga dan diberi waktu
mengangsur serta tenggang waktu bebas angsuran (grace period)
2.
Berdampak luas
terhadap kehidupan maupun pertumbuhan kota, misalnya
pembangunan instansi pengelolaan air bersih, jalan dll
3.
Dapat menyiapkan dana pendamping (bagi pinjaman luar) sedangkan untuk
pinjaman dalam negeri telah ditentukan kriterianya.
Pinjaman bagi Pemerintah Daerah berfungsi sebagai :
a.
Memperbesar kemampuan daerah dalam membangun
b.
Memperbesar anggaran pembangunan
c.
Memacu laju pertumbuhan ekonomi kota terutama dalam menciptakan iklim bagi
pengembangan usaha swasta
d.
Sumber dana untuk membiayai investasi prasarana dan sarana kota untuk
memenuhi kebutuhan dan permintaan masyarakat.
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 23
ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
Pembahasan aspek keuangan dalam penyusunan RIPJM pada dasarnya adalah dalam
rangka membuat taksiran dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan pembelanjaan
prasarana Kabupaten/Kota, yang meliputi:
1. Pembelanjaan untuk pengoperasiaan dan pemeliharaan prasarana yang telah
terbangun;
2. Pembelanjaan untuk rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada;
3. Pembelanjaan untuk pembangunan prasarana baru.
Pembahasan aspek ekonomi dalam penyusunan RPIJM perlu memperhatikan hasil
total atau produktivitas dan keuntungan yang diperoleh dari penggunaan sumberdaya bagi
masyarakat dan keuntungan ekonomis secara menyeluruh tanpa melihat siapa yang
menyediakan sumber dana tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil
adanya kegiatan.
Pembahasan aspek ekonomi dalam penyusunan RPIJM yang diperhatikan adalah
hasil total atau produktifitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai
dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan tanpa melihat siapa
yang menyediakan sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil
proyek tersebut.
11.1. KOMPONEN KEUANGAN
11.1.1.
Penerimaan Pendapatan
Komponen Penerimaan Pendapatan merupakan penerimaan yang merupakan hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih. Penerimaan
Pendapatan terdiri atas : (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD); (2) Dana Perimbangan; dan (3)
Pendapatan lainnya yang sah. Berikut akan dijelaskan satu persatu subkomponen
Pendapatan dan gambaran umum tentang subkomponen Pendapatan di daerah pada
umumnya.
11.1.2.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan daerah yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangan. PAD bersumber dari :
1. Pajak Daerah, antara lain: Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Kendaraan di atas Air,
Pajak Balik Nama, Pajak Bahan Bakar, Pajak Pengambilan Air Tanah, Pajak Hotel,
Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Galian
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 1
Golongan C, Pajak Parkir, dan Pajak lain-lain. Pajak-pajak Daerah ini diatur oleh UU
No. 34/2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Pemerintah No.
65/2001 tentang Pajak Daerah.
2. Retribusi Daerah, antara lain: Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan
Persampahan, Retribusi Biaya Cetak Kartu, Retribusi Pemakaman, Retribusi Parkir di
Tepi Jalan, Retribusi pasar, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, Retribusi
Pemadam Kebakaran, dan lain-lain. Retribusi ini diatur oleh UU No. 34/2000 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan Peraturan Pemerintah No. 66/2001 tentang
Retribusi Daerah.
3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, antara lain hasil deviden BUMD;
dan
4. Lain-lain pendapatan yang sah, antara lain : hasil penjualan kekayaan daerah yang
tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar, komisi,
potongan, dan lain-lain yang sah.
11.1.3.
Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari Pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi. Dana Perimbangan terdiri atas :
1. Dana Bagi Hasil terbagi atas Bagi Hasil Pajak (BHP) dan Bagi Hasil Bukan Pajak
(BHBP) atau yang berasal dari hasil pengelolaan sumber daya alam. BHP antara lain:
Pajak Bumi Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB),
dan Pajak Penghasilan Badan maupun Pribadi; sedangkan BHBP antara lain :
kehutanan,
pertambangan
umum,
perikanan,
penambangan
minyak
bumi,
pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi.
2. Dana Alokasi Umum (DAU) dibagikan berdasarkan “Celah Fiskal” yaitu selisih antara
Kebutuhan Fiskal dan Kapasitas Fiskal ditambah Alokasi Dasar.
3. Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan untuk kegiatan khusus, misalnya:
reboisasi, penambahan sarana pendidikan dan kesehatan, dan bencana alam.
11.1.4.
Pengeluaran Belanja
Komponen pengeluaran belanja terdiri dari:
1.
Belanja Operasi
2.
Belanja Modal
3.
Transfer ke Desa/Kelurahan
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 2
4.
Belanja Tak Terduga
11.2. KOMPONEN PEMBIAYAAN
Komponen Pembiayaan (Financing) merupakan komponen yang baru dalam Sistem
Keuangan Daerah. Istilah Pembiayaan berbeda dengan Pendanaan (Funding). Pendanaan
diartikan sebagai dana atau uang dan digunakan sebagai kata umum, sedangkan
Pembiayaan diartikan sebagai penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali. Contoh konkritnya, di dalam SAP-D yang lama, apabila daerah
memperoleh pinjaman,
pinjaman tersebut
diakui sebagai Penerimaan Pendapatan.
Selanjutnya, Penerimaan Pendapatan dari Pinjaman ini tidak mempunyai konsekuensi atau
dicatat pembayaran kembali; sedangkan di dalam SAP-D yang baru, apabila daerah
memperoleh Pinjaman, maka diterima sebagai Penerimaan Pembiayaan yang perlu dibayar
kembali. Demikian pula bila daerah memberi pinjaman, maka dikeluarkan sebagai
Pengeluaran Pinjaman karena akan diterima kembali.
11.3. PROFIL KEUANGAN KABUPATEN PEKALONGAN
11.3.1.
APBD Kabupaten Pekalongan
Dalam rangka perumusan kebijakan umum APBD Kabupaten Pekalongan tahun 2008
sangat perlu untuk memperhatikan asas umum pengelolaan keuangan daerah dan asas
umum APBD. Asas umum pengelolaan keuangan daerah adalah sebagai berikut :
1. Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efisien,
ekonomis,
efektif,
transparan
dan
bertanggung
jawab
dengan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat
2. Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang teritegrasi yang
diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan dengan peraturan
daerah.
3. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan
kemampuan pendapatan daerah
4. Penyusunan APBD berpedoman kepad RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan
kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara
5. APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi dan
stabilisasi
6. APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun
ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Arah kebijakan anggaran Kabupaten Pekalongan secara makro ditetapkan sebagai berikut :
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 3
1. Peningkatan pendatapan daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah
(PAD), dukungan dana perimbangan dan dukungan lain-lain pendapatan yang sah.
2. Peningkatan efisensi, efektivitas dan akuntabilitas pembelanjaan keuangan daerah,
yang diarahkan pada penyelesaian permasalahan yang mendesak, penting menjadi
pengngkit sektor atau bidang lain yang mengarah pada pencapaian target sasaran
RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2006-2011
3. Belanja Daerah disesuaikan Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman
pengelolaan keuangan daerah, yang diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan,
fungsi dan satuan organisasi (SKPD), program dan kegiatan, serta berorientasi pada
anggaran berbasis kinerja.
4. Mengutamakan alokasi pada kegiatan pembangunan yang efektif dalam mencapai
sasaran-sasaran pembangunan. Penyediaan pelayanan dan investasi pemerintah
daerah lebih diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang benar-benar menjadi tugas
pemerintah daerah.
Peran swasta/masyarakat didorong melalui perwujudkan
kerangka regulasi yang kondusif
5. Mengalokasikan pendanaan pad SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta
perkiraan kapasitas masing-masing SKPD dalam mengimplementasikan programprogram pembangunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pekalongan Tahun
2012. Penerimaan dari pos pendapatan terdiri dari :
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pekalongan tahun anggaran 2012
terrealisasi sebesar Rp 114.793.365.902. Jumlah tersebut naik 6,97 persen atau
sebesar Rp 6.466.602.478.
Realisasi PAD terdiri atas pajak daerah sebesar Rp 17.630.310.970, hasil retribusi
daerah sebesar Rp 23.129.015.003, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan sebesar Rp 4.168.153.169.
2. Realisasi pendapatan transfer terdiri atas
transfer Dana Perimbangan dari
Pemerintah Pusat sebesar Rp 920.853.599.807 dan transfer dari Pemerintah Provinsi
sebesar Rp 78.886.253.197
3. Lain-lain Pendapatan yang sah sebesar Rp 69.865.886.760.,Disamping itu dari Pos Belanja Daerah terdiri dari 2 (dua) Pos Pengeluaran yaitu:
1. Belanja Tidak Langsung sebesar Rp 454.652.269.294,2. Belanja Langsung sebesar Rp 218.293.048.991,Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 4
No
Tabel 11.1
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun
Anggaran 2012
Jenis Pendapatan
Realisasi (Rp)
A
PENDAPA TA N
1.114.533.218.906
1
PENDAPA TA N ASLI DAERAH
114.793.365.902
1.1
Pajak Daerah
17.630.310.970
1.2
Retribusi Daerah
23.129.015.003
1.3
Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
4.168.153.169
1.4
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
69.865.886.760
2
DANA PERIMBA NGA N
790.944.567.807
2.1
Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
35.201.268.807
2.2
Dana Alokasi Umum
678.713.899.000
2.3
Dana Alokasi Khusus
77.029.380.000
3
PINJAMA N DAERAH
4
LAIN-LAIN PENDAPATA N YANG SAH
208.796.286.197
TOTAL
1.114.533.218.906
B
BELANJA DAERAH
1.007.758.469.920
1
BELANJA OPERASI
881.320.678.915
1.1
Belanja Pegawai
680.197.065.624
1.2
Belanja Bunga
93.899.592
1.3
Belanja Subsidi
-
1.4
Belanja Hibah
6.486.700.000
1.5
Belanja Bantuan Sosial
5.738.100.000
1.6
Belanja Tidak Terduga
1.950.767.000
2
BELANJA MODAL
124.487.024.005
2.1
Tanah
97.934.850
2.2
Peralatan dan Mesin
34.876.164.660
2.3
Gedung dan Bangunan
39.004.790.194
2.4
Belanja Jalan, Irigasi dan jaringan
40.443.503.328
2.5
Aset tetap lainnya
1.080.370.220
2.6
Modal BLUD
8.984.260.753
3
TRANSFER
39.570.000.942
TOTAL
1.047.328.470.882
Sumber : Kabupaten Pekalongan dalam Angka, 2013
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 5
11.4. ANALISIS PEREKONOMIAN
11.4.1.
Analisis Struktur Perekonomian Wilayah
Secara umum kondisi perekonomian Nasional dan Jawa Tengah telah mengarah
pada kondisi yang lebih baik, meskipun masih diwarnai situasi politik yang belum kondusif
dan situasi ekonomi global yang tidak ada kepastian. Adanya kebijakan-kebijakan
pemerintah dibidang ekonomi memberikan tanda ke arah perbaikan ekonomi.
Sejalan dengan kondisi tersebut kinerja Kabupaten Pekalongan tahun 2008 mengalami
peningkatan sebesar 4,78 % ( Nasional 6,1 % dan Jawa Tengah 5,46 %). Untuk tahun 2008
ini seluruh sektor mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi Sektor Listrik, Gas
dan Air Minum yang tumbuh 11,35 % diikuti Sektor Konstruksi yang tumbuh 9,89 %. hal ini
disebabkan meningkatnya nilai tambah di sub sektor Listrik dan sub sektor Air Minum dan
sektor Konstruksi. Untuk sektor industri pertumbuhan tahun 2008 sebesar 3,07 % lebih
rendah dibanding tahun 2007 yang tumbuh 3,92 %. Untuk sektor Pertanian tumbuh 3,66 %
lebih rendah dibanding tahun 2007 yang tumbuh 3,73 %. Sektor Perdagangan tahun 2008
tumbuh 3,79 % lebih rendah dibanding tahun 2007 yang tumbuh 3,80 %.
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 6
Tabel 11.2
Kontribusi Sektor PDRB Kabupaten Pekalongan Tahun 2008-2012 Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Berlaku Tahun Dasar
2000 (Rp)
2008
2009
2010
2011
2012
Lapangan Usaha
(Jutaan
(Jutaan
(Jutaan
(Jutaan
(Jutaan
rupiah)
rupiah)
rupiah)
rupiah)
rupiah)
1.PERTA NIA N
1.193.380,19 1.281.111,66 1.497.434,35 1.650.754,71 1.817.994,94
a.
Tanaman bahan dan makanan
828.080,30
869.413,32
1.070.298,57
484.787,18
502.866,87
b.
Tanaman perkebunan
89.542,69
101.187,96
101.154,24
62.398,70
64.965,90
c.
Peternakan dan hasilnya
238.264,85
272.897,91
283.500,36
132.135,05
137.646,84
d.
Kehutanan
14.905,73
14.677,64
15.450.53
7.241,34
7.326,80
e.
perikanan
22.586,62
22.934,82
27.030,65
12.477,30
13.018,50
62.987,23
67.005,40
69.565,01
34.272,98
36.182,47
2. PERTAMBA NGA N & PENGGALIA N
a.
Minyak dan gas bumi
0
0
0
0
0
b.
Pertambangan tanpa migas
0
0
0
0
0
c.
Penggalian
62.987,37
67.005,40
69.565,01
34.272,98
36.182,47
1.941.608,02
81.990,31
87.055,05
784.115,93
825.844,22
3. INDUSTRI PENGELOLAAN
1.
Makanan, minuman, dan tembakau
2.
1.604.9450,23 17.753.695,72
140.364,17
155.046,28
170.547,93
Tekstil, brg kulit & alas kaki
1.414.784,39
1.541.595,62
1.711.233,21
3.
Brg kayu & hasi hutan lainya
15.503,01
18.915,00
19.771,70
20.605,85
23.033,12
4.
Kertas & barang cetakan
85,99
108,95
119,7
129,12
147,96
5.
pupuk, kimia, & brg dr karet
27.377,89
30.452,83
31.951,88
32.663,40
37.460,59
6.
Semen & brg galian bkn logam
336,95
372,77
382.52
401,14
446,69
7.
Logam dasar besi & baja
0
0
0
0
0
8.
Alat angkut mesin & peralatanya
1.168,02
1.260,32
1.263,66
1.291,80
1.452,00
9.
Barang lainya
5.324,81
5.943,95
6.337,43
7.050,39
7.952,55
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 7
1.955.426,19 2.184.829,47
2008
(Jutaan
rupiah)
76.654,90
2009
(Jutaan
rupiah)
88.718,90
2010
(Jutaan
rupiah)
98.014,90
2011
(Jutaan
rupiah)
107.338,80
2012
(Jutaan
rupiah)
117.526,18
75.603,14
87.388,85
96.169,82
105.097,47
115.108,31
0
0
0
0
0
1.051,76
1.330,05
1.845,08
2.241,33
2.417,87
349.402,01
399.146,84
443.000,55
480.070,47
527.184,47
1.112.328,75
1.207.587,29
1.346.669,37
1.477.681,25 1.654.200,01
1.073.122,70
1.166.297,01
1.302.975,05
1.432.994,86 1.604.093,20
753,86
788,2
1.081,37
1.254,13
1.374,31
38.452,20
40.502,08
42.612,94
43.432,26
48.732,50
241.884,96
244.663,86
277.842,52
292.659,86
324.889,62
179.747,18
179.749,81
197.253,89
207.693,00
231.491,98
0
0
0
0
0
179.100,73
179.106,58
196.560,37
206.955,65
230.653,68
3. Angkutan laut
0
0
0
0
0
4. Angk. sungai, danau & penyeberangan
0
0
0
0
0
5. Angkutan udara
0
0
0
0
0
646,45
643,23
693,53
737,35
838,3
Komunikasi
62.137,78
64.914,05
80.588,62
84.966,86
93.397,64
1. Pos dan telekomunikasi
51.805,38
54.228,14
63.859,98
67.247,70
74.122,34
2. Jasa penunjang komunikasi
10.332,41
10.685,91
16.728,64
17.719,16
19.275,30
276.795,77
308.713,40
343.383,51
367.330,36
410.274,40
Lapangan Usaha
4. LISTRIK, GAS &AIR MINUM
a.
Listrik
b.
Gas
c.
Air bersih
5. BANGUNA N
6. PERDAGA NGA N, RESTAURA N & HOTEL
a.
Perdagangan besar & eceran
b.
Hotel
c.
Restoran
7. PENGA NGKUTA N & KOMUNIKASI
a
Pengangkutan
1.Angkutan Rel
2.Angkutan jalan raya
6. Jasa penunjang angkutan
b.
8. KEU, PERSEWAA N & JASA PERUSAHAA N
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 8
a.
Bank
2008
(Jutaan
rupiah)
68.226,7
b.
Lembaga keuangan tanpa bank
51.197,10
54.215,90
60.626,82
67.443,07
75.711,94
c.
Jasa penunjang keuangan
0
0
0
0
0
d.
Sewa bangunan
150.546,53
165.058,48
177.530,62
184.006,47
206.584,76
e.
Jasa perumahan
6.825,57
7.026,23
8.884,11
9.690,68
10.779,89
945.967,44
1.085.539,94
1.209.199,31
1.389.775,33 1.546.844,09
Pemerintahan umum
696.635,97
804.504,28
895.546,72
1.039.896,86 1.160.970,22
1. Adm. pemerintahan & pertahanan
696.635,97
804.504,28
895.546,72
1.039.896,86 1.160.970,22
0
0
0
0
0
Swasta
249.331,47
281.035,66
313.652,59
349.878,47
385.873,87
1. Sosial Kemasyarakatan
100.428,29
115.724,45
127.802,91
138.092,71
151.724,51
3.273,19
4.010,81
4.580,74
5.273,22
5.555,73
145.629,98
161.300,40
181.268,94
206.512,54
228.593,62
5.864.346,61
6.436.183,01
7.226.717,53
Lapangan Usaha
9. JASA-JASA
a
2. Jasa pemerintahan lainnya
b
2. Hiburan & rekreasi
3. Perorangan & rumah tangga
PDRB
2009
(Jutaan
rupiah)
82.412,79
2010
(Jutaan
rupiah)
96.341,95
2011
(Jutaan
rupiah)
106.190,14
2012
(Jutaan
rupiah)
117.197,82
Sumber : Kabupaten Pekalongan dalam Angka, 2012
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 9
8.033.444,43 8.934.754,25
Tabel 11.3
Kontribusi Sektor PDRB Kabupaten Pekalongan Tahun 2008-2012 Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Berlaku Tahun Dasar
2000 (Rp)
2008 (Jutaan
2009 (Jutaan 2010 (Jutaan 2011 (Jutaan 2012 (Jutaan
Lapangan Usaha
rupiah)
rupiah)
rupiah)
rupiah)
rupiah)
-1
1
-4
-5
-6
644.614,84
675.343,08
699.703,08
699.039,57
725.824,91
a.
Tanaman Bahan Makanan
452.806,47
473.112,03
498.703,70
484.787,18
502.866,87
b.
Tanaman Perkebunan
57.965,31
62.997,44
60.714,83
62.398,70
64.965,90
c.
Peternakan dan Hasil-hasilnya
115.830,00
121.584,04
121.304,00
132.135,05
137.646,84
7.505,51
7.154,72
7.132,54
7.241,34
7.326,80
10.507,56
10.494,85
11.848,00
12.477.30
13.018,50
32.878,30
33.828,85
32.965,19
34.272,98
36.182,47
e.
3
-3
PERTANIA N
d.
2
-2
Kehutanan
Perikanan
PERTAMBA NGA N & PENGGALIA N
a.
Minyak dan Gas Bumi
0
0
0
0
0
b.
Pertambangan Bukan Migas
0
0
0
0
0
c.
Penggalian
32.878.,30
33.828,85
32.965,19
34.272,98
36.182,47
792.563,25
803.973,24
837.955,07
894.472,12
942.638,70
0
0
0
0
0
1 Pengilangan Minyak Bumi
0
0
0
0
0
2 Gas Alam Cair
0
0
0
0
0
792.563,25
803.973,24
837.955,07
894.472,12
942.638,70
75.310,14
77.025,55
81.327,15
81.990,31
87.055,05
692.227,77
699.565,38
728.877,17
784.115,93
825.844,22
7.497,18
8.645,75
8.881,03
9.127,92
9.372,47
41,13
46,07
48,64
51,11
54,77
INDUSTRI PENGOLA HA N
a.
b.
Industri Migas
Industri Bukan Migas
1 Makanan. Minuman dan Tembakau
2 Tekstil. Brg. Kulit & Alas kaki
3 Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya
4 Kertas dan Barang Cetakan
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 10
Lapangan Usaha
5 Pupuk. Kimia & Brg. dari Karet
6 Semen & Brg. Galian bukan logam
2008 (Jutaan
2009 (Jutaan
rupiah)
rupiah)
14.040,52
15.089,34
2010 (Jutaan 2011 (Jutaan
rupiah)
rupiah)
15.215,88
15.339,95
2012 (Jutaan
rupiah)
16.253,01
169,83
177,26
178,74
180,2
191,27
0
0
0
0
0
592,78
618,69
619,15
624,2
662,94
9 Barang lainnya
2.683,89
2.805,20
2.807,30
3.042,50
3.204,97
LISTRIK. GAS & AIR BERSIH
32.886,89
35.121,76
37.167,24
38.841,22
41.225,23
a.
Listrik
32.623,20
34.831,79
36.840,73
38.454,82
40.822,20
b.
Gas Kota
0
0
0
0
0
c.
Air Bersih
263,69
289,96
326,52
386,4
403,03
5
KONSTRUKSI
177.833,97
194.255,53
202.363,53
213.635,80
224.326,83
6
PERDAG.. HOTEL & RESTORA N
562.807,43
577.030,99
601.882,22
644.985,40
685.062,40
a.
Perdagangan Besar & Eceran
537.778,24
551.863,72
576.972,43
620.016,64
658.577,85
b.
Hotel
293,71
296,91
382,34
411,75
430,77
c.
Restoran
24.735,47
24.870,36
24.527,45
24.557,01
26.053,78
118.866,32
120.837,08
127.791,58
133.038,04
141.973,01
89.835,01
90.429,72
93.243,79
97.200,42
103.595,26
0
0
0
0
0
89.419,52
90.016,28
92.825,08
96.761,35
103.128,31
3 Angkutan Laut
0
0
0
0
0
4 Angk. Sungai. Danau & Penyebr.
0
0
0
0
0
5 Angkutan Udara
0
0
0
0
0
415,48
413,45
418,71
439,07
466,95
7 Logam Dasar Besi & Baja
8 Alat Angk.. Mesin & Peralatannya
4
7
PENGA NGKUTA N & KOMUNIKASI
a.
Pengangkutan
1 Angkutan Jalan Rel
2 Angkutan Jalan Raya
6 Jasa Penunjang Angkutan
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 11
Lapangan Usaha
b.
Komunikasi
1 Pos dan Telekomunikasi
2 Jasa Penunjang Komunikasi
8
9
KEUA NGA N REAL ESTAT. & JASA PERUSA HAAN
2008 (Jutaan
2009 (Jutaan
rupiah)
rupiah)
29.031,31
30.407,35
2010 (Jutaan 2011 (Jutaan
rupiah)
rupiah)
34.547,79
35.837,62
2012 (Jutaan
rupiah)
38.377,75
26.267,52
27.546,83
30.344,36
31.462,04
33.718,73
2.763,79
2.860,53
4.203,43
4.375,58
4.659,03
126.210,79
134.449,44
141.124,51
148.17,32
158.394,28
a.
Bank
34.619,55
40.446,78
44.380,48
47.654,27
50.548,97
b.
Lembaga Keuangan Bukan Bank
29.054,27
30.737,40
32.254,11
35.100,18
37.871,00
c.
Jasa Penunjang Keuangan
0
0
0
0
0
d.
Real Estat
59.017,17
59.760,79
60.330,80
61.149,53
65.442,62
e.
Jasa Perusahaan
3.519,80
3.504,47
4.159,12
4.269.34
4.531,70
JASA-JASA
481.553,20
523.231,52
549.398,81
577.929,27
608.971,24
a.
337.836,26
370.185,35
387.107,91
408.617,28
430.249,46
337.836,26
370.185,35
387.107,91
408.617,28
430.249,46
0
0
0
0
0
143.716,94
153.046,16
162.290,90
169.311,99
178.721,78
53.181,22
59.870,05
64.005,42
68.442,84
71.793,52
1.934,22
2.292,26
2.475,72
2.752,61
2.865,84
88.601,49
90.883,86
95.809,76
98.116,54
104.062,43
2.970.214,98
3.098.071,49
3.230.351,23
3.384.387,72
3.564.599,07
Pemerintahan Umum
1 Adm. Pemerintah & Pertahanan
2 Jasa Pemerintah lainnya
b.
Swasta
1 Jasa Sosial Kemasyarakatan
2 Jasa Hiburan & Rekreasi
3 Jasa Perorangan & Rumahtangga
PDRB
Sumber : Kabupaten Pekalongan dalam Angka, 2012
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 12
Dari tabel tersebut diatas kelihatan, sektor mana yang mempunyai pertumbuhan
tinggi dan sumbangan yang besar terhadap PDRB Kabupaten Pekalongan. Sektor industri
pengolahan masih merupakan sektor utama yang memberikan input besar terhadap struktur
perekonomian Kabupaten Pekalongan.
Kemudian untuk sumbangan PDRB baik atas dasar harga berlaku maupun harga
konstan, pada posisi pertama yaitu sektor industri pengolahan, selanjutnya di posisi kedua
yaitu sektor pertanian dan di urutan ketiga yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran.
11.4.2.
Analisis Kontribusi Sektoral Berdasarkan PDRB dan Perkembangan Per
Sektor Ekonomi
Analisis kontribusi sektoral diarahkan untuk mengetahui proporsi sektoral pada PDRB
Kabupaten Pekalongan
dan melihat pertumbuhan per tahunnya sebagai salah satu cara
melihat potensi sektor-sektor yang ada dimasa yang akan datang. Besarnya kontribusi
sektor-sektor pada PDRB dapat dilihat dalam besarnya proporsi sektor-sektor terhadap
PDRB Kabupaten Pekalongan, sebagai berikut :
1. Pertanian
Sektor pertanian dalam PDRB Kabupaten Pekalongan dari tahun 2004-2008
menempati urutan kedua setelah sektor industri pengolahan dimana pada tahun
Kontribusi terbesar sektor pertanian adalah pada subsektor tanaman bahan
makanan, baik tanaman pangan lahan basah maupun tanaman pangan lahan kering.
Hal ini menunjukkan bahwa pertanian tanaman pangan cukup potensial untuk
dikembangkan..
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi yang masih kecil dari
tahun baik harga berlaku maupun harga konstan, sehingga kontribusi dari sektor ini
perlu ditingkatkan
3. Sektor Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar untuk harga berlaku dan
untuk harga konstan, sektor ini memberikan sumbangan terbesar pertama dalam
PDRB. Subsektor penyumbang terbesar dari kelompok tekstil, barang kulit dan alas
kaki baik untuk harga berlaku dan harga konstan
4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Sektor listrik, gas dan air bersih memberikan kontribusi yang tidak trlalu signifikan
dibandingkan sektor lainnya. Hal ini menandakan bahwa dalam hal pengelolaan dan
pengadaan prasarana tersebut masih perlu ditingkatkan sehingga pada akhirnya
dapat
tercapai
pemerataan
pelayanan
bagi seluruh
penduduk
Kabupaten
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 13
Pekalongan. Kekurangan energi juga menjadi penghambat pembangunan, padahal
tingkat
kebutuhan
akan
listrik
dan
air
bersih masih cukup besar untuk
dikembangkan.
5. Sektor Bangunan
Sektor bangunan di Kabupaten Pekalongan dapat dikategorikan sebagai sektor yang
memberikan kontribusi kecil dalam struktur perekonomian secara umum. Namun
mengalami kenaikan yang cukup besar, hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di
wilayah ini cukup besar namun masih harus ditingkatkan lagi. Hal ini sebagai upaya
meningkatkan
pendapatan
daerah
maupun
dalam
rangka
meningkatkan
kontribusinya.
6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki kontribusi cukup tinggi terutama
pada sub sektor perdagangan besar dan kecil sedangkan sisanya merupakan
kontribusi dari restoran dan hotel. Kondisi ini menunjukkan potensi perdagangan
merupakan salah satu kegiatan utama selain kegiatan pertanian tanaman pangan,
sedangkan restoran dan hotel masih harus dikembangkan seiring perkembangan
aktivitas ekonomi dan pariwisata.
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor pengangkutan dan komunikasi memiliki konstribusi dominan pada sektor
pengangkutan dengan sub sektor angkutan jalan raya, sedangkan kontribusi sektor
komunikasi diperoleh dari subsektor pos dan telekomunikasi serta jasa penunjang
komunikasi yaitu mencapai
.Kondisi ini menunjukkan bahwa jalur transportasi
sebagai sarana kegiatan angkutan cukup potensial sedangkan sektor komunikasi
masih harus ditingkatkan lagi.
8. Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan
sektor ini memiliki kontribusi utama pada sub sektor sewa bangunan dan subsektor
bank. Kondisi ini menunjukkan bahwa arus uang di wilayah ini masih cukup
berpotensial untuk dikembangkan, hal ini didasarkan pada jasa sewa bangunan yang
cukup
tinggi dari sektor
perbankan
yang memiliki prospek bagus
seiring
perkembangan ekonomi.
9. Sektor Jasa-Jasa
sektor jasa-jasa memiliki kontribusi terbesar keempat setelah sektor industri
pengolahan, pertanian dan perdagangan. Potensi ini tentu harus mendapat respon
yang harus ditingkatkan terutama pada mutu pelayanan dan sistem kerja yang
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 14
efektif dan efisien untuk meningkatkan kinerja dan pada akhirnya memperoleh
pendapatan yang lebih besar.
Analisis Kontribusi Sektoral digunakan untuk mengetahui kontribusi/sumbangan
masing-masing sektor terhadap total pembentukan PDRB. Analisis Kontribusi Sektoral
dilakukan dengan cara membagi nilai masing-masing sektor dengan total PDRB kemudian
dikalikan 100%.
Kontribusi sektoral di Kabupaten Pekalongan tahun 2008 adalah seperti
pada tabel berikut ini:
Tabel 11.4
Distribusi Prosentase PDRB Kabupaten Pekalongan Atas Dasar Harga Konstan (2000)
Tahun 2012 (Jutaan Rp)
No
Lapangan Usaha
PDRB Th. 2012 Kontribusi (%)
1
Pertanian
725.824,91
20,36
2
Pertambangan dan Penggalian
36.182,47
1,02
3
Industri Pengolahan
942.638,70
26,44
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
41.225,23
1,16
5
Bangunan
224.326,83
6,29
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
685.062,40
19,22
7
Pengangkutan dan Komunikasi
141.973,01
3,98
8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
158.394,28
4,44
9
Jasa-Jasa
608.971,24
17,08
PDRB
3.564.599,07
100,00
Sumber : PDRB Kabupaten Pekalongan, 2012
Dari tabel tersebut diatas tampak bahwa berdasar atas dasar harga konstan tahun
2012 kontribusi sektoral Kabupaten Pekalongan, sektor Industri Pengolahan memberikan
kontribusi paling besar yaitu sebesar 26,44%, disusul sektor pertanian sebesar 20,36 %
kemudian sektor pedagangan, hotel dan restoran sebesar 19,22 %.
Sedangkan sumbangan
paling kecil diberikan oleh sektor pertambangan dan penggalian
serta sektor listrik, gas dan air bersih yaitu sebesar 1,02 %.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mulai terjadi peralihan kegiatan dari kegiatan
pertanian menuju kegiatan non pertanian. Hal ini ditandai dengan struktur perekonomian
Kabupaten Pekalongan yang bertumpu pada sektor industri pengolahan baru kemudiaan
didukung oleh sektor pertanian serta sektor perdagangan, restoran dan hotel.
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 15
11.4.3.
Analisis Kontribusi dan Keterkaitan Perekonomian Daerah Terhadap
Wilayah
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan harapan dari suatu daerah, termasuk
di Kabupaten Pekalongan. Pertumbuhan ini dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan
nominal PDRB dari tahun ke tahun, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan yang dicapai. Telah disebutkan diatas, bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Pekalongan secara agregat tahun 2012 atas dasar harga berlaku tercatat 34,36% dan atas
dasar harga konstan tercatat 16,67 %
Sektor industri dilihat dari agregat pembentuk PDRB merupakan sektor yang memegang
peranan yang sangat penting dalam perekonomian di Kabupaten Pekalongan. Sektor industri
yang mempunyai peranan terbesar baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan. Sektor industri pengolahan masih menjadi andalan bagi Kabupaten Pekalongan
dalam peningkatan ekonomi masyarakat, karena sebagian besar mata pencaharian
penduduk bergerak dalam bidang industri dimana ruang lingkup sektor industri di
Kabupaten Pekalongan meliputi industri besar, industri sedang, industri kecil dan usaha
kerajinan rumah tangga.
Sektor Pertanian yang memberikan sumbangan terbesar kedua pada PDRB di tahun 2012
yaitu sebesar 20,36% dimana semua subsektor yang mengalami pertumbuhan positif.
Sementara sektor perdagangan, hotel dan restoran menempati posisi ketiga dalam
pembentukan PDRB baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan dengan angka
kontribusi 19,22%.
Sementara itu kegiatan-kegiatan ekonomi yang bersifat informal yang tergabung dalam
kelompok sektor listrik, gas dan air minum belum menampakkan kontribusi yang cukup
berarti bagi perekonomian di Kabupaten Pekalongan dimana tahun 2012 pertumbuhan
kontribusinya hanya mencapai 1 %.
11.4.4.
Analisis Disparitas/ kesenjangan Wilayah
Kabupaten Pekalongan terdiri dari 19 wilayah kecamatan dengan kondisi geografis
pada daerah pegunungan, daerah datar dan daerah pantai. Dengan kondisi daerah tersebut
tiap-tiap kecamatan mempunyai karakteristik ekonomi yang berbeda karena potensi
wilayahnya berbeda pula. Sehingga menyebabkan keadaan perekonomian yang sangat
bervariasi dan mempunyai kecenderungan masing-masing.
Bila dilihat dari potensinya, ada kecamatan yang mempunyai potensi pertanian, ada yang
berpotensi di sektor industri serta sektor perdagangan dan sebagainya
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 16
Berlakunya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah,
maka terjadi pula pergeseran dalam pembangunan ekonomi yang terjadi bersifat sentralistis,
mengarah pada desentralisasi yaitu dengan memberikan keleluasan kepada daerah untuk
membangun wilayahnya termasuk pembangunan dalam bidang ekonomi.
Dalam pembangunan ekonomi daerah yang menjadi pokok permasalahan adalah
terletak pada kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah
menggunakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan dan sumber daya fisik secara
lokal (daerah). Dalam pelaksanaan pembangunan dari tahun 2008 sampai tahun 2012
dengan laju pertumbuhan mencapai 34,36% atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga
konstan tercatat 16,67 %
Letak geografis, potensi alam, jumlah penduduk dan sumber daya manusia yang
berbeda dari masing-masing kecamatan yang ada menjadikan pertumbuhan sebesar itu
menjadi tidak merata di setiap kecamatan, sehingga menimbulkan kesenjangan ekonomi
wilayah dan kesenjangan sosial antar wilayah kecamatan. Hal ini menjadi tantangan dari
pemerintah daerah dan masyarakat untuk mengatasi agar tidak berkelanjutan dan
berkembang kearah keangkuhan dan kecemburuan sosial. Agar kesenjangan tersebut tidak
terjadi maka perlu adanya analisa potensi masing-masing daerah untuk mengetahui daerah
mana saja membutuhkan perhatian khusus dalam pelaksanaan pembangunan.
11.4.5.
Analisis Investasi Pembangunan
Salah satu usaha untuk meningkatkan perekonomian suatu daerah adalah dengan
cara menarik masuknya modal dari luar sebanyak-banyaknya sehingga dapat menggerakkan
roda perekonomian wilayah. Masuknya modal tersebut dalam bentuk investasi di berbagai
sektor yang ada, karena investasi dapat dijadikan sebagai modal dalam pengembangan
pembangunan jangka panjang. Bentuk-bentuk investasi bisa berupa tanah, uang atau
bangunan dan untuk masa mendatang bentuk-bentuk investasi tersebut semakin lama
nilainya semakin tinggi. Kecenderungan pemerintah daerah melakukan investasi dipengaruhi
oleh keinginan untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja sektor-sektor yang
potensial di Kabupaten Pekalongan seperti sektor industri pengolahan dimana sektor
tersebut memberikan kontribusi besar di Kabupaten Pekalongan kemudian sektor pertanian
dan disusul oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel
11.4.6.
Analisis Kemampuan Daerah
Salah satu aspek penting dalam pelaksanaan rencana kota adalah tersedianya dana
yang cukup untuk membiayai setiap program pembangunan di Kabupaten Pekalongan yang
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 17
telah
dirumuskan.
Walaupun
secara
formal
kewenangan
pelaksanaan
program
pembangunan fasilitas pelayanan kota merupakan wewenang dan tanggung jawab
Pemerintah Daerah, namun penyediaan sumber pembiayaan pembangunan dapat dilakukan
dengan melakukan penggalangan potensi pembiayaan dari pemerintah, swasta dan
masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang sesuai. Dengan demikian diharapkan bahwa
pembiayaan dari pemerintah hanya dilakukan pada program-program kunci, yang mampu
merangsang kegiatan pembangunan dari sumber-sumber lain yang mungkin tidak dapat
dilakukan oleh swasta dan/atau masyarakat.
Pembiayaan dari pemerintah tergantung pada
kondisi sumber-sumber penerimaan
Pemerintah Daerah, baik berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan,
Pinjaman maupun Penerimaan-Penerimaan dari sumber-sumber lain yang sah menurut UU
No.33 Tahun 2004 dimana pada pasal 6 dan pasal 10 disebutkan bahwa sumber-sumber
penerimaan Pemerintah Daerah terdiri dari :
Pendapatan Asli Daerah (PAD), terdiri dari :
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
d. Lain-Lain PAD yang sah
Dana Perimbangan
a. Dana Bagi Hasil
b. Dana Alokasi Umum
c. Dana Alokasi Khusus
Selanjutnya komponen utama dari Pendapatan Asli Daerah adalah pajak dan retribusi
daerah, sedangkan dua komponen lainnya (hasil perusahaan daerah dan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, serta lain-lain
Pendapatan Asli Daerah yang sah)
umumnya masih memberikan kontribusi yang kecil. Oleh karena itu biasanya peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) ditentukan oleh meningkatny a penerimaan pajak dan
retribusi daerah.
Namun demikian, tidak semua jenis pajak dan retribusi daerah berpotensi untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Upaya pemungutan pajak dan retribusi daerah
diarahkan pada pajak dan retribusi daerah yang diperkirakan potensial.
Selain peningkatan pajak dan retribusi daerah tersebut, peningkatan penerimaan daerah
dapat dilakukan dengan melakukan usaha melalui perusahaan-perusahaan daerah dengan
melakukan pengelolaan terhadap aset-aset daerah. Pengembangan perusahaan-perusahaan
daerah ini tidak hanya dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat pelayanan saja,
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 18
namun juga pada kegiatan-kegiatan yang bersifat mencari keuntungan. Dengan demikian,
perusahaan daerah tidak hanya tertuju pada pemberian pelayanan pada masyarakat
semata, tapi juga bertujuan untuk meningkatkan kontribusi perusahaan daerah dalam
pembentukan Pendapatan Asli Daerah. Dengan demikian dimasa datang terdapat tiga
komponen yang menjadi kontributor utama dalam mobilisasi Pendapatan Asli Daerah. Agar
mampu memenuhi perannya misalnya, perusahaan daerah harus dikelola secara profesional
dan efisien agar tidak menjadi beban pemerintah.
Sedangkan Pengelolaaan atau
pendayagunaan aset-aset daerah dapat dilakukan dengan melakukan suatu kerjasama
dengan pihak lain (swasta) melalui mekanisme-mekanisme tertentu sehingga dapat
meningkatkan hasil yang diperoleh.
Problematika atau permasalahan keuangan daerah yang biasa terjadi pada
umumnya, bahkan merata di Kabuppaten/Kota seluruh Indonesia, yaitu menyangkut pajak
dan retribusi daerah karena kedua unsur tersebut turut andil dalam peningkatan Pendapatan
Asli Daerah untuk membiayai program-program pembangunan sarana dan prasarana kota
yang dibutuhkan. Beberapa permasalahan yang dihadapi untuk meningkatkan pajak dan
retribusi daerah di Kabupaten Pekalongan :
1.
Rendahnya Tingkat Keterjangkauan
Rendahnya tingkat keterjangkauan dari sumber pendapatan daerah, artinya
Pemerintah Daerah belum mampu menjangkau semua obyek yang poyensial untuk
dilayani misalnya dalam perpajakan daerah, retribusi daerah maupun dari
pelayanan perusahaan daerah.
2.
Sistem pemungutan pajak dan retribusi yang kurang akurat
Dalam hal ini dapat diketahui dari sistem pemungutan yaitu potensi wajib pajak dan
retribusi yang belum dapat digali secara optimal
3.
Rendahnya kesadaran masyarakat
Keberhasilan peningkatan pendapatan masyarakat sangat bergantung kepada
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya fungsi keuangan daerah. Dalam
membiayai program pembangunan sarana dan prasarana kota diperlukan dana
yang besar untuk investasi, operasi dan pemeliharaan. Dana ini perlu digali dari
masyarakat itu sendiri, pemerintah pusat tidak mampu membiayai program ini,
disebabkan keuangan Pemerintah Pusat makin lama makin terbatas. Dana yang
terkumpul dari masyarakat ini kemudian akan kembali dalam bentuk pelayanan
yang diberikan pemerintah kepada masyarakat. Kesadaran membayar pajak daerah
dan retribusi masih rendah. Hal ini terlihat masih ada tunggakan pajak terhutang,
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 19
sulitnya menarik retribusi dan piutang langganan yang masih ada di perusahaan
daerah.
4.
Kurang berfungsinya Unit Penerimaan Daerah dalam Peningkatan Penerimaan
Daerah
Untuk itu diperlukan adanya usaha-usaha untuk menggali potensi daerah secara
intensif dan ekstensif serta perlu disusun suatu rencana yang terperinci mengenai kegiatankegiatan untuk meningkatkan pendapatan daerah
Sedangkan untuk meningkatkan pendanaan daerah cara – cara yang dapat dilakukan
Pemerintah
Kabupaten
Pekalongan
untuk
meningkatkan
kemampuan
Pendanaan
Pembangunan adalah sebagai berikut:
1.
Peningkatan Penerimaan Daerah
Peningkatan penerimaan daerah dapat dilakukan dalam bentuk meningkatkan
volume/nilai dari sumber-sumber penerimaan yang telah ada atau dengan berusaha
untuk menggali sumber-sumber penerimaan baru. Dari jenis jenis sumber penerimaan
daerah di atas, sumber-sumber penerimaan yang dapat ditingkatkan oleh Pemerintah
Daerah meliputi keseluruhan sumber penerimaan. Tetapi dalam pembahasan ini,
peningkatan penerimaan daerah digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu
peningkatan
Pendapatan
Asli Daerah,
peningkatan
dana
perimbangan dan
pemanfaatan sumber-sumber lainnya.
2.
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Komponen utama dari pendapatan Asli Daerah adalah pajak daerah dan retribusi
daerah. Dua komponen lainnya yaitu Hasil perusahaan Daerah dan Hasil Pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, serta lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah,
umumnya masih memberikan konstribusi yang kecil. Oleh karena itu biasanya
peningkatan
Pendapatan
Asli Daerah
(PAD)
ditentukan oleh meningkatnya
penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah. Selain peningkatan pajak dan
retribusi daerah tersebut, peningkatan penerimaan daerah dapat dilakukan dengan
melakukan usaha melalui perusahaan-perusahaan daerah dengan melakukan
pengelolaan terhadap aset-aset yang dimiliki daerah. Pengembangan perusahaanperusahaan daerah ini tidak hanya dapat dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang
bersifat pelayanan saja, namun juga pada kegiatan yang bersifat mencari
keuntungan. Dengan demikian, perusahaan daerah tidak hanya tertuju pada
pemberian pelayanan pada masyarakat semata, tetapi juga bertujuan untuk
meningkatkan kontribusi perusahaan daerah dalam pembentukan pendapatan asli
daerah. Dengan demikian dimasa yang akan datang terdapat tiga komponen yang
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 20
menjadi kontributor utama dalam mobilisasi pendapatan asli daerah. Agar dapat
berperan sebagai kontributor pendapatan asli daerah, perusahaan daerah harus
dapat dikelola secara profesional dan efisien, karena tanpa profesionalisme dan
efisiensi tersebut justru akan hanya menjadi beban pemerintah. Pengelolaan asetaset yang dimiliki daerah (atau desa) dapat dilakukan dengan melakukan suatu
kerjasama dengan pihaklain (swasta) melalui mekanisme-mekanisme tertentu.
Dengan kerjasama tersebut diharapkan bahwa pendayagunaan aset-aset yang ada
dapat dilakukan sehingga hasil yang diperoleh pun menjadi meningkat.
Kiat-kiat untuk meningkatkan Pajak dan Retribusi Daerah sebagai berikut:
Menaikkan cakupan obyek pajak dan retribusi.
Pembenahan pemungutan baik pajak maupun retribusi.
Peningkatan
administrasi
pemungutan
pajak
maupun
retribusi
melalui
penyederhanaan mekanisme prosedur pemungutan.
Pembentukan Tim
khusus untuk peningkatan agrisivitas penagihan baik
pajak maupun retribusi.
Melakukan sosialisasi kepada wajib pajak dan retribusi.
Melakukan kontrol lapangan.
Melakukan Pembenahan manajemen organisasi pemungut.
Melakukan pembenahan terhadap sistem pelaporan baik pajak maupun
retribusi.
Melakukan pengawasan internal melalui waskat untuk pajak retribusi.
Melakukan perluasan obyek pajak dan retribusi melalui riset potensi dan
pendataan.
Melakukan operasi penertiban terhadap wajib pajak maupun wajib retribusi
yang menunggak.
3.
Peningkatan Dana Perimbangan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dana perimbangan terdiri dari tiga
sumber, yaitu Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum dan
Dana Alokasi Khusus. Dana ketiga sumber tersebut seluruhnya merupakan sumbersumber penerimaan yang besarnya ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sehingga
penerimaaan dari sumber-sumber tersebut tergantung kepada kondisi keuangan
Pemerintah Pusat.
Namun sumber bagian daerah terutama pembagian hasil dari penerimaan PBB dan
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan merupakan sumber penerimaan yang
dapat ditingkatkan oleh Pemerintah Kabupaten Pekalongan
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 21
Hal yang perlu dilakukan adalah dengan meningkatkan perkembangan fisik
Kabupaten Pekalongan. Meningkatnya pertambangan fisik akan meningkatkan PBB
yang akan diperoleh.
Dengan demikian, hasil pembagian yang akan diterimapun akan meningkat. Selain
itu dengan peningkatan pembangunan fisik yang dilakukan diharapkan akan terjadi
mobilitas pemilikan tanah dan bangunan yang semakin meningkat, sehingga
diharapkan bahwa pungutan/ bea yang dihasilkan juga akan semakin meningkat.
4.
Peningkatan pasrtisipasi swasta dan masyarakat
Peningkatan partisipasi swasta dalam penyediaan fasilitas pelayanan dapat dilakukan
dengan memberikan kemudahan-kemudahan kepada pihak masyarakat dan/atau
swasta yang berminat melakukan investasi dalam pembangunan prasarana wilayah,
misalnya
dalam
pembangunan sarana
perbelanjaan/pertokoan.
Kemudahan--
kemudahan yang diberikan dapat berupa kemudahan dalam memperoleh ijin lokasi
serta ijin mendirikan bangunan sejauh tidak menyimpang dari rencana yang telah
ditetapkan. Penghematan yang diperoleh pihak swasta kerana adanya kemudahan
yang diberikan pemerintah dapat dikompensasikan dengan mewajibkan pihak swasta
tersebut membangun fasilitas pelayanan yang dibutuhkan seluruh warga.
Partisipasi masyarakat terutama diharapkan dalam upaya pemeliharaan fasilitas
pelayanan yang telah disediakan oleh Pemerintah Daerah. Langkah yang periu
dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat adalah dengan menanamkan
kesadaran kepada warga bahwa sebagai penerima manfaat dad prasarana wilayah,
maka sudah selayaknya jika masyarakat ikut pula memberikan konstribusinya. Di
samping itu, perlu juga ditanamkan bahwa konstribusi yang dibayarkan kepada
pemerintah daerah nantinya akan dikembalikan dalam bentuk pembangunan dan
pelayanan yang lebih baik lagi.
Bentuk kerjasama lain yang dapat dijalin antara masyarakat, pemerintah daerah dan
swasta adalah penghubung potensi-potensi yang dimiliki oleh masing-masing pihak
agar dapat lebih berdaya guna. Hal ini dilakukan agar pembangunan wilayah yang
dilakukan dapat memberikan manfaat dan keuntungan kepada seluruh pihak.
Misalnya, potensi masyarakat dalam pemilikan lahan yang walaupun luasnya terbatas
dan terpecah-pecah menjadi milik perorangan, dapat dilibatkan dalam kegiatan
pembangunan Kota dalam sistem land sharing. Dalam sisten ini, pemilikan lahan
masyarakat dapat diikutkan dalam kegiatan pembangunan sebagai kontribusi/saham
anggota masyarakat yang bersangkutan dalam pembangunan kegiatan wilayah yang
dilakukan. Sehingga apabila dapat digalang kerjasama yang saling menguntungkan,
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 22
maka berarfi bahwa kegiatan pembangunan dapat dilakukan tanpa merugikan
masyarakat pemilik lahan.
Kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat juga dapat diwujudkan dalam
program konsolidasi lahan. Dalam program ini, pemerintah daerah dapat melakukan
penyediaan lahan untuk pembangunan wilayah dan masyarakat dapat menikmati
peningkatan harga lahan yang telah dimatangkan.
Hal lain yang dapat dilakukan bila anggaran daerah mengalami defisit yaitu dengan
melakukan pinjaman. Pinjaman merupakan salah satu sumber dana yang dapat digunakan
untuk membiayai pembangunan. Arahan penggunaan dana pinjaman baik yang berasal dari
dalam negeri maupun luar negeri adalah sebagai berikut :
1.
Program/proyek harus cost recovery, dengan tingkat bunga dan diberi waktu
mengangsur serta tenggang waktu bebas angsuran (grace period)
2.
Berdampak luas
terhadap kehidupan maupun pertumbuhan kota, misalnya
pembangunan instansi pengelolaan air bersih, jalan dll
3.
Dapat menyiapkan dana pendamping (bagi pinjaman luar) sedangkan untuk
pinjaman dalam negeri telah ditentukan kriterianya.
Pinjaman bagi Pemerintah Daerah berfungsi sebagai :
a.
Memperbesar kemampuan daerah dalam membangun
b.
Memperbesar anggaran pembangunan
c.
Memacu laju pertumbuhan ekonomi kota terutama dalam menciptakan iklim bagi
pengembangan usaha swasta
d.
Sumber dana untuk membiayai investasi prasarana dan sarana kota untuk
memenuhi kebutuhan dan permintaan masyarakat.
P enyusunan Review RP IJM Bidang C ipta Kar ya Kabupaten P ekalongan
XI - 23