2002, merujuk pada kebutuhan untuk menyempurnakan peraturan dan perundangan dengan
B A B
V I
I B A B
V I
I K E L E M B A G A A N D A N P E N
I N G K A T A N K A P A S
I T A S K E L E M B A G A A N K E L E M B A G A A N D A N P E N
I N G K A T A N K A P A S
I T A S K E L E M B A G A A N
7.1 PETUNJUK UMUM
Tujuan peningkatan kelembagaan daerah terkait langsung dengan pembangunan prasana kota bidang PU/cipta Karya, yaitu agar investasi pembangunan dapat dilaksanakan secara optimal oleh pemerintah Kabupaten/Kota serta terjamin keterlanjutannya.
Dalam hal kegiatan pembangunan prasarana kota, wilayah kegiatan pembangunan lebih dari satu wilayah kabupaten/kota, maka aspek kelembagaan perlu dibahas di tingkat propinsi dan tingkat nasional melalui pembahasan tersebut diharapkan dapat diwujudkan fungsi koordinasi dan kerjasama antar pemerintah daerah.
Aspek kelembagaan dibahas pada masing-masing sektor pembangunan dengan memperhatikan fungsi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antar sektor pembangunan prasarana kota, sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-masing unit organisasi/ instansi. Kelembagaan di Kabupaten/ Kota perlu dioptimalisasi dan dikoordinasikan serta disinkronisasi uraian jabaran dari fungsi-fungsi sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-masing unit organisasi/instansi dan perangkatnya, guna tercapai tujuan peningkatan kelembagaan yang mendukung kegiatan pembangunan prasana kota termasuk didalamnya Bappeda, Dinas-dinas, PDAM dan lain-lain.
Peningkatan kapasitas kelembagaan dalam mendukung Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya di Kota Pasuruan sangat dibutuhkan sehingga program investasi ini dapat dilaksanakan secara optimal, efektif dan efisien serta terjamin keterlanjutannya.
Didalam pelaksanaan/ implementasi RPIJM Bidang Cipta Karya di Kota Pasuruan melibatkan banyak komponen kelembagaan sehingga terjalin koordinasi dan sinkronisasi program/kegiatan di bidang keciptakaryaan sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing lembaga.
Semangat desentralisasi penyelenggaraan pemerintah daerah, sebagaimana dituangkan dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah beserta aturan-aturan peleksanaannya tercapai. Selanjutnya pedoman/ acuan pengembangan kapasitas sebagaimana dirumuskan dalam Kerangka Nasinal Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas (KNP2K) dalam rangka mendukung desentralisasi, yang dikeluarkan bersama oleh Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala BAPPENAS tanggal 6 Nopember
2002,
merujuk pada kebutuhan untuk menyempurnakan peraturan dan perundangan dengan melakukan reformasi kelembagaan, memperbaiki tata kerja dan mekanisme koordinasi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) kertampilan dan kualifikasi, perubahan pada sistem nilai dan sikap, dan keseluruhan kebutuhan ekonomi daerah bagi pendekatan baru untuk pelaksanaan good government, sistem administrasi dan mekanisme partisipasi dalam pembangunan agar dapat memenuhi tuntutan untuk lebih baik dalam melaksanakan demokrasi.
Adapun prinsip dari pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity
building) adalah :
Pengembangan kapasitas bersifat multi dimensional Mencakup beberapa kerangka waktu : jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek Pengembangan kapasitas menyangkut multiple stakeholder Pengembangan kapasitas harus bersifat demand driven, dimana kebutuhannya tidak ditentukan dari atas/ luar tetapi datang dari stakeholder nya sendiri Pengembangan kapasitas mengacu pada kebijakan nasional
7.2 KONDISI KELEMBAGAAN
7.2.1 Kondisi Kelembagaan Pemerintah Kota Pasuruan
a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pasuruan
Pembangunan daerah Kota Pasuruan dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), salah satunya adalah Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pasuruan sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Pasuruan Nomor 10 Tahun 2008 tanggal 14 April 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Peraturan Walikota Pasuruan Nomor 44 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pasuruan.
Sesuai dengan peraturan walikota tersebut, lembaga pemerintah ini memiliki tugas pokok, yaitu merumuskan dan melaksanakan kebijakan daerah bidang perencanaan pembangunan daerah. Dalam melaksanakan tugas pokok Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pasuruan mempunyai fungsi untuk :
a. penyusunan perencanaan pembangunan daerah;
b. perumusan kebijakan teknis perencanaan dan kerjasama pembangunan daerah;
c. pengoordinasian kerjasama pembangunan daerah;
d. pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan perencanaan pembangunan ekonomi, perencanaan pembangunan prasarana, perencanaan pembangunan sosial budaya serta penelitian, pengembangan, data dan statistik; e.
pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Visi Bappeda Kota Pasuruan 2011-2015 adalah ”Terwujudnya perencanaan pembangunan yang partisipatir, sistemik serta akuntabel ”.
Berdasarkan visi yang telah dirumuskan, maka disusun Misi Bappeda Kota Pasuruan 2011-2015 adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) Bappeda;
2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan perencana dalam melaksanakan fungsi koordinasi,
baik dalam tahapan penyusunan, pelaksanaan, pengawasan maupun evaluasi rencana
pembangunan daerah;c. Bidang Data dan Statistik, terdiri dari :
g. Bidang Penelitian dan Pengembangan, terdiri dari :
1. Subbidang Prasarana Ekonomi; 2. Subbidang Prasarana Sosial Budaya.
f. Bidang Prasarana Perkotaan, terdiri dari :
1. Subbidang Sosial; 2. Subbidang Budaya.
e. Bidang Sosial Budaya, terdiri dari :
1. Subbidang Produksi Daerah; 2. Subbidang Pengembangan Perekonomian.
d. Bidang Ekonomi, terdiri dari :
1. Subbidang Data; 2. Subbidang Statistik.
2. Subbagian Umum dan Kepegawaian; 3. Subbagian Keuangan.
3. Memantapkan peran perencana pembangunan dalam mengidentifikasi dan mengembangkan
potensi daerah;1. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi;
b. Sekretariat, terdiri dari :
Susunan organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Bappeda Kota Pasuruan terdiri dari : a. Kepala Badan;
5. Menguatkan efektifitas diseminasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan potensi daerah.
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas data-data pembangunan.
3. Mensinergikan peran perencanaan bidang ekonomi, sosial-budaya dan sarana perkotaan; dalam menunjang optimasi perencanaan pembangunan daerah.
2. Menguatkan peran aktif pemangku kepentingan dalam berkontribusi terhadap perbaikan kualitas rencana pembangunan daerah.
1. Meningkatkan kualitas kinerja SDM Bappeda, khususnya personel perencana pembangunan.
Sebagai rumusan yang masih bersifat strategis, misi akan diuraikan lebih lanjut menjadi tujuan untruk pedoman arah yang lebih riil dalam operasional organisasi. Oleh karena itu misi Bappeda Kota Pasuruan 2011-2015 merupakan dasar untuk merumuskan tujuan, agar konsistensi antara pedoman arahan strategis dengan operasional dapat terwujud. Berdasarkan misi yang telah dirumuskan, maka disusun tujuan sebagai berikut :
1. Subbidang Pemerintahan dan Sosial Budaya;
2. Subbidang Ekonomi dan Pembangunan.
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Guna kelancaran dalam pelaksanaan Tupoksi Bappeda Kota Pasuruan, maka disusun struktur organisasi sehingga terdapat pembagian tugas dan pelimpahan wewenang serta pelaksanaan tugas yang jelas (lihat Gambar 7.1).
KEPALA BADAN SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Subbagian Subbagian Subbagian Perencanaan & Umum & Keuangan
Evaluasi Kepegawaian Bidang Prasarana Bidang Bidang Statistik, penelitian dan Ekonomi, Sosial dan Perkotaan pengembangan Budaya Subbidang Subbidang
Subbidang Ekonomi Prasarana Statistik Ekonomi Subbidang Subbidang
Subbidang Prasarana Sosial Penelitian dan Sosial dan Budaya budaya pengembangan
Gambar 7.1.
Bagan Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pasuruan
Jumlah Pegawai atau SDM pada BAPPEDA Kota Pasuruan sebanyak 50 orang dan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan sarjana, untuk lebih jelasnya komposisi pegawai Bappeda Kota Pasuruan menurut tingkat pendidikan disajikan pada Tabel 7.1.
Tabel 7.1.
Komposisi Pegawai Bappeda Kota Pasuruan Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2011
No. Tingkat Pendidikan Pegawai Negeri Sipil Honorer Daerah Jumlah1. S
9
- 2. S
9
- – 2
22
1
23
- – 1
3. Diploma -
4
4
4. SMA
7
6
13
1
- 5. SMP
1
6. SD - - - Jumlah
43
7
50
b. Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Pasuruan
Dinas Pekerjaan Umum (PU) adalah unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Lembaga ini dibentuk sesuai dengan Perda Kota Pasuruan Nomor 09 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah dan Peraturan Walikota Pasuruan Nomor 39 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum.
Sesuai dengan peraturan walikota tersebut, Dinas PU mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pekerjaan umum, perumahan dan penataan ruang berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Sedang untuk melaksanakan tugas Dinas PU mempunyai fungsi : a. penyusunan perencanaan bidang pekerjaan umum, perumahan dan penataan ruang;
b. perumusan kebijakan teknis bidang pekerjaan umum, perumahan dan penataan ruang;
c. pelaksanaan pelayanan umum bidang pekerjaan umum, perumahan dan penataan ruang;
d. pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang bina marga, pengairan, cipta karya dan tata ruang; e. pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Pekerjaan Umum; f. pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas Pekerjaan umum.
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Susunan organisasi Dinas Pekerjaan Umum, terdiri dari :
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Subbagian Perencanaan dan Evaluasi;
2. Subbagian Umum dan Kepegawaian; 3. Subbagian Keuangan. c. Bidang Tata Ruang, terdiri dari :
1. Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan; 2. Seksi Pengendalian dan Pengawasan.
d. Bidang Cipta Karya, terdiri dari :
1. Seksi Permukiman dan Perumahan;
2. Seksi Penyehatan Lingkungan Permukiman; 3. Seksi Pertamanan dan Pemakaman.
e. Bidang Bina Marga, terdiri dari :
1. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan;
2. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan; 3. Seksi Penerangan Jalan Umum.
f. Bidang Pengairan, terdiri dari :
1. Seksi Pengelolaan Sumber Daya Air;
2. Seksi Irigasi, Sungai dan Pantai;
g. Unit Pelaksana Teknis; 1. Subbagian Tata Usaha.
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Struktur organisasi Dinas PU Kota Pasuruan ditunjukkan pada Gambar 7.2 sebagai berikut :
KEPALA DINAS SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian
Perencanaan Umum & Keuangan & Evaluasi Kepegawaian
Bidang Tata Ruang Bidang Cipta Karya Bidang Bina Maga Bidang Pengairan
Seksi Perencanaan Seksi Permukiman Seksi Pembangunan Jalan Seksi Ipengelolaan
& Pemanfaatan & Perumahan & Jembatan Sumber Daya Air
Seksi PenyehatanSeksi Pengendalian Seksi Pemeliharaan Jalan Seksi Irigasi Sungai &
Lingkungan & Pengawasan & Jembatan Pantai Permukiman Seksi Pertamanan & Seksi Penerangan Jalan Pemakaman Umum
UPT Sub Bagian Tata Usaha
Gambar 7.2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Pasuruan
Jumlah Pegawai Negeri Sipil pada Dinas PU Kota Pasuruan sebanyak 184 orang dan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan SLTA, untuk lebih jelasnya komposisi pegawai Bappeda Kota Pasuruan menurut golongan disajikan pada Tabel 7.2
Tabel 7.2.
Komposisi Pegawai Dinas PU Kota Pasuruan Menurut GolonganTahun 2009
Golongan Jumlah
IV
6 III
36 II
58 I
84 Jumlah 184
Tabel 7.3.
Komposisi Pegawai Dinas PU Kota Pasuruan Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2011
StatusTingkat No.
Jumlah Tenaga Pendidikan PNS Kontrak
5
- 1 S2
5
2 S1
47
2
49
3
4 - D3
4
4 SLTA
53
21
74
5 SLTP
43
7
50
6 SD
41 86 127 Total 196 116 312
Sumber : Dinas PU Tahun 2011
7.2.2 Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah
Pelayanan air minum di Kota Pasuruan dilakukan oleh PDAM Kota Pasuruan sesuai Perda Kota Pasuruan No.16 Th. 2003 tentang PDAM. PDAM merupakan BUMD Kota Pasuruan yang memiliki wewenang antara lain: a. menetapkan tarif
b. bekerja sama dengan pihak lain
c. menetapkan sanksi bagi pelanggan yang melanggar
d. melakukan perbuatan hukum dengan pihak ketiga Berdasarkan Perda tersebut, tugas pokok PDAM adalah mengusahakan dan menyelenggarakan pengelolaan air minum guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek sosial, kesejahteraan dan pelayanan umum yang dikelola secara profesional dengan prinsip ekonomi perusahaan. Dalam pelaksanaan tugas tersebut PDAM mempunyai fungsi :
a. pelayanan umum / jasa
b. pengelolaan terhadap sumber air bersih dan mengatur pemanfaatannya
c. penyelenggara kemanfaatan umum d. penunjang pendapatan daerah.
Adapun organisasi dan tata kerja PDAM Kota Pasuruan diatur dalam Keputusan Walikota Pasuruan No 13 Tahun 2004. Susunan organisasi PDAM terdiri dari :
a. Direktur
b. Bagian Administrasi dan Keuangan, membawahi :
1. Sub Bagian Keuangan
2. Sub Bagian Akuntansi
3. Sub Bagian Umum dan Tata Usaha
4. Sub Bagian Pengadaan
5. Sub Bagian Rekening
c. Bagian Teknik, membawahi :
1. Sub Bagian Transmisi dan Distribusi
2. Sub Bagian Perencanaan
3. Sub Bagian Pengawasan
4. Sub Bagian Produksi
5. Sub Bagian Pemeliharaan
d. Bagian Hubungan Pelanggan, membawahi :
1. Sub Bagian Baca Meter
2. Sub Bagian Penagihan
3. Sub Bagian Pelayanan Pelanggan/Hubungan Masyarakat
4. Sub Bagian Pengaduan
BADAN PENGAWAS DIREKTUR KA. BAG HUBUNGAN KA. BAG ADMINISTRASI KA. BAG TEKNIK PELANGGAN DAN KEUANGAN KA SUB BAG KA SUB BAG TRANSMISI KA SUB BAG KEUANGAN DAN DISTRIBUSI PENAGIHAN KA. SUB BAG UMUM
METER PERENCANAAN KA SUB BAG KA SUB BAG KA SUB BAG PENGADAAN PENGAWASAN PENGADUAN KA SUB BAG REKENING KA SUB BAG PRODUKSI KA SUB BAG PELAYANAN PELANGGAN / HUMAS KA SUB BAG KA SUB BAG PEMELIHARAAN AKUNTANSI Gambar 7.3.
Bagan Struktur Organisasi PDAM Kota Pasuruan
7.3 Masalah, Analisa dan Usulan Program
7.3.1 Masalah yang Dihadapi
Permasalahan yang sering dihadapi antara lain terbatasnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan dari aparatur/ sumber daya manusia (SDM) yang menangani/ mengelola RPIJM Bidang PU/Cipta Karya di Kota Pasuruan. Peningkatan pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dan lain-lain masih sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) sehingga kualitas SDM Bidang PU/Cipta Karya semakin tahun semakin meningkat.
Selain masih terbatasnya SDM Bidang PU/Cipta Karya, prasarana dan sarana kerja juga belum maksimal penggunaannya seperti :ruang kerja, perangkat komputer, perangkat survey, kendaraan operasional dan lain-lain sehingga belum optimal dalam pelaksanaan kerja. Selain itu belum maksimalnya koordinasi antar bidang dan belum terpenuhinya dokumen pendukung perencanaan terkait RPIJM Bidang PU/Cipta Karya turut mempengaruhi pelaksanaan kerja dalam penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya. Masalah lain yang dihadapi adalah belum maksimalnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi sehingga ketersediaan data yang dibutuhkan bukan data yang terbaru dan belum mencerminkan kondisi yang berkembang dan terbaru saat ini.
7.3.2 Analisis Permasalahan
Pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang PU/Cipta Karya di Kota Pasuruan sangat dibutuhkan sehingga mampu mengikuti perkembangan waktu, informasi dan teknologi. Peningkatan SDM melalui pendidikan formal, pelatihan, kursus singkat dan lain-lain sangat diperlukan sehingga perlu dipersiapkan SDM yang mau dan mampu dalam meningkatkan kapasitasnya.
Pengembangan teknologi dan informasi Bidang Cipta Karya sangat cepat dan ini perlu kecepatan pula dalam menangkap dan meresponnya, untuk itu peningkatan SDM Bidang PU/Cipta
Karya di Kota Pasuruan sangat dibutuhkan. Bantuan teknis berupa pelatihan, kursus singkat
(persampahan, air minum, tata bangunan dan lingkungan dan lain-lain)dan peningkatan pendidikan formal (dari S-1 ke S-2) serta dukungan dari Departemen Pekerjaan Umum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang PU/Cipta Karya di Kota Pasuruan masih sangat dibutuhkan.
Koordinasi yang jelas antar bidang serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi masing- masing sangat penting dilakukan sehingga dapat diketahui kelemahan dan kendala yang dihadapi sehingga dapat segera dicari penyelesaiannya. Ketersediaan dokumen pendukung perencanaan terkait RPIJM Bidang PU/Cipta Karya juga sangat penting, demikian pula data-data terbaru saat ini. Untuk itu dibutuhkan studi-studi mengenai kondisi di lapangan saat ini yang dilakukan oleh masing-masing lembaga/badan sesuai dengan bidang dan wewenangnya yang terkait dengan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya.
7.3.3 Usulan Program
Usulan Program dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang PU/Cipta Karya di Kota Pasuruan ditekankan pada : pelatihan dan kursus singkat, seperti pengelolaan persampah, air minum, bangunan gedung dan lain-lain yang diharapkan selama 5 (lima) tahun kedepan ada peningkatan kualitas SDM . Disamping itu perlu adanya perbaikan koordinasi antar bidang yang terkait dalam RPIJM serta prlu adanya pelaksanaan monitoring dan evaluasi dokumen pendukung perencanaan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya.
Diharapkan usulan program peningkatan kelembagaan ini dapat diimplementasikan dalam aktivitas kerja dan pelayanan ke masyarakat.
7.4 Usulan Sistem Prosedur Antar Instansi
7.4.1 Kedudukan, Fungsi, Tugas dalam Pelaksanaan RPIJM
Bidang PU/Cipta Karya Kota Pasuruan Tahun 2011 – 2015 adalah sebagai acuan/ pedoman dalam pelaksanaan program/ kegiatan Bidang PU/Cipta Karya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan. Dokumen RPIJM ini merupakan satu kesatuan dengan dokumen perencanaan yang telah disusun oleh Pemerintah Kota Pasuruan selama ini.
7.4.2 Format Umum Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan
Untuk mewujudkan pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity
building) di bidang keciptakaryaan perlu disiapkan sumber daya manusia (SDM) dari aparatur yang
menangani bidang keciptakaryaan tersebut. Peningkatan SDM dapat melalui pendidikan formal maupun non formal atau pelatihan singkat dan kursus-kursus teknis yang mendukung peningkatan SDM ini sesuai dengan bidangnya. Untuk mendukung peningkatan SDM ini perlu didukung oleh komitmen Pemerintah Daerah dalam peningkatan profesionalisme aparatur sehingga pelaksanaan program yang tertuang dalam RPIJM dapat terlaksana sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.