DOCRPIJM 773f98e808 BAB XIIBAB XII ASPEK KELEMBAGAAN KAB BANGKALAN

12.1. ARAHAN KEBIJAKAN KELEMBAGAAN BIDANG CIPTAKARYA

  Tujuan umum pembahasan aspek kelembagaan daerah terkait dengan pembangunan prasarana dan sarana Kabupaten Bangkalan yaitu agar investasi pembangunan dapat dioperasionalkan secara optimal oleh pelaksana-pelaksana pembangunan yaitu pemerintah daerah Kabupaten Bangkalan. Untuk pelaksanaan pembangunan infrastruktur dibutuhkan dukungan kelembagaan yang ada. Kemampuan kelembagaan sendiri merupakan manajemen yang dibutuhkan untuk mempersiapkan, melaksanakan dan memelihara suatu rencana tindakan pengembangan kelembagaan pemerintah daerah serta sebagai alat operasional yang dipergunakan untuk mengembangkan kelembagaan dan sumber daya manusia, terutama untuk mendukung pelaksanaan Rencana Investasi Jangka Menengah di Kabupaten Bangkalan

  Pada era pasca krisis ini, reformasi lembaga pemerintahan pusat dan daerah mengalami tantangan yang berat. di satu sisi pemerintah sebagai penyelenggara negara dituntut untuk melakukan transformasi internal agar lebih adaptif terhadap kebutuhan globalisasi, dengan tetap mengedepankan aspek akuntabilitas, transparansi, dan profesionalisme, namun di pihak lain yang bersangkutan masih mengalami permasalahan keterbatasan sumber daya yang tersedia. Dalam kerangka inilah maka pelaksanaan implementasi e-government kerap mengalami kendala di lapangan sehingga banyak inisiatifnya yang berjalan secara lambat dan tersendat- sendat. bercermin pada keberhasilan sejumlah pengembangan e-government di negara lain, salah satu jawaban terhadap isu terkait adalah dijalinnya kemitraan strategis antara pemerintah dan swasta (baca: industri) dalam merencanakan dan mengembangkan berbagai inisiatif e-government.

  Kemitraan yang tangguh tidak saja akan dapat menjawab tantangan jangka pendek implementasi e-government semata, namun dapat menjamin tingginya tingkat sustainabilitas dan kesinambungan program yang ada. tantangan terbesar dalam proses menjalin kemitraan ini adalah ditemukannya model bisnis (baca: business model) yang disepakati oleh kedua belah pihak. Penentuan model bisnis yang dimaksud tidaklah semudah yang diduga, karena selain harus bersifat ‘win-win’ bagi kedua belah pihak, bentuknya tidak boleh bertentangan dengan peraturan maupun etika bisnis dan pemerintahan yang berlaku. artikel ini menawarkan beragam bentuk model bisnis yang dapat diadopsi oleh pemerintah dan pelaku swasta di indonesia dalam rangka mencari bentuk kemitraan yang efektif untuk mempercepat implementasi e-government secara berhasil di berbagai wilayah tanah air.

12.2. KONDISI KELEMBAGAAN SAAT INI

12.2.1. Kondisi Kelembagaan Pemerintah Kabupaten

  Secara umum instansi pemerintahan yang terdapat di Kabupaten Bangkalan sudah mencakup bidang-bidang dalam kegiatan pengembangan prasarana dan sarana wilayah di Kabupatan Bangkalan. Instansi pemerintahan yang berwenang dalam kegiatan pengelolaan dan pengembangan prasarana dan sarana dalam mendukung pembangunan wilayah Kabupaten Bangkalan yaitu Dinas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Dinas Pekerjaan Umum (PU), Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bangkalan. Pada umumnya kewenangan dan tanggung jawab instansi-instansi pemerintahan tersebut dalam menjalankan dan melaksanakan program- program pembangunan daerah sudah cukup baik.

  Di Kabupaten Bangkalan, pengelolaan dan pengembangan bidang-bidang prasarana dan sarnaan permukiman dilakukan oleh tiap-tiap dinas dalam bertindak sebagai pengelola, juga berfungsi sebagai pengatur, pengawas, dan pembina pengelola. Sebagai pengatur, Dinas- dinas tersebut bertugas membuat peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan dalam tata pengelolaan dan pembangunan prasarana dan sarana permukiman. Sebagai pengawas, fungsi instansi-instansi pemerintahan tersebut adalah mengawasi pelaksanaan peraturan-peraturan yang telah dibuat dan memberikan sangsi bila dalam pelaksanaan tugasnya tidak mencapai kinerja yang telah ditetapkan. Fungsi sebagai pembina pengelolaan pada instansi-instansi pemerintahan tersebut adalah melakukan peningkatan kemampuan. Pembinaan tersebut dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan maupun menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sebagai upaya peningkatan dan pengembangan pelayanan pengelolaan infrastruktur di wilayah Kabupaten Bangkalan.

  Dalam manajamen pegelolaan dan pengembangan prasarana dan sarana wilayah yang dioperasionalkan, tiap-tiap instansi pemeritahanan tersebut juga mempunyai kewenangan dan tanggung jawab dalam penyediaan pembiayaan pengelolaan prasarana dan sarana wilayah yang didapatkan dari sumber-sumber pemerintah daerah dan retribusi jasa pelayanan.

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

  Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah unsur pendukung tugas kepala daerah di bidang perencanaan pembangunan di daerah. Dipimpin oleh seorang kepala badan yang mempunyai tugas membantu Bupati di bidang perencanaan pembangunan di daerah serta penilaian atas pelaksanaannya. Perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Bangkalan dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Bangkalan sesuai dengan Peraturan Daerah Bangkalan Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bangkalan Tahun 2008 Nomor 3/D) dan Keputusan Bupati Bangkalan nomor

  5 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bangkalan. Keterkaitan kelembagaan BAPPEDA Kabupaten Bangkalan dalam RPIJM Daerah Kabupaten Bangkalan adalah sebagai pemegang kebijakan perencanaan daerah yang terkait baik teknis maupun non teknis penyusunan investasi infrastruktur bidang ke Cipta

  • – Karyaan. Adapun tugas utama dari peran BAPPEDA Kabupaten Bangkalan adalah mengkoordinasikan tim teknis di lingkungan Satuan Kerja Perangkat Daerah bersama- sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dalam langkah-langkah penyusunan RPIJM Kabupaten Bangkalan. Beban tugas yang kedua adalah melaporkan bersama-sama antar SKPD yang lain kepada Sekretariatan Daerah dan Bupati Bangkalan langkah-langkah yang sudah ditempuh dalam proses penyusunan serta memberikan gambaran-gambaran secara kebijakan daerah terkait agenda-agenda program yang hendak di kerjasamakan dengan Pemerintah Propinsi Jawa Timur dan Pemerintah Pusat terutama terkait dengan alokasi anggaran program RPIJMD. Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah meliputi :

  Kepala Badan • Sekretariat • Bidang Ekonomi • Bidang Sosial Budaya • Bidang Penelitian dan Pengembangan • Bidang Prasarana Wilayah •

  Dalam hal penanganan RPIJMD Kabupaten Bangkalan yang mendapatkan mandat secara langsung dari Kepala BAPPEDA Kabupaten Bangkalan adalah Bidang Prasarana Wilayah.

2. Dinas Pekerjaan Umum (PU) Cipta Karya

  Pembentukan, susunan organisasi dan tata kerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bangkalan diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang, terdiri dari :

  a. Kepala Dinas;

  b. Sekretariat;

  c. Bidang Peningkatan Fisik Gedung dan Tata Ruang;

  d. Bidang Pemeliharaan dan Keselamatan Fisik Bangunan;

  e. Bidang Perumahan, Penyehatan Lingkungan dan Air Bersih;

  f. Unit Pelaksana Teknis Dinas; g. Kelompok Jabatan Fungsional. Sekretariat dan Bidang sebagaimana dimaksud pada huruf (b) sampai dengan (e) masing- masing dipimpin oleh seorang Sekretaris dan Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Tugas Pokok Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Kabupaten Bangkalan :

  1. sebagai unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pekerjaan umum cipta karya dan tata ruang yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati. 2. membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum cipta karya dan tata ruang berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Fungsi dalam Pelaksanaan Tugas Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum cipta karya dan tata ruang;

  b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pekerjaan umum cipta karya dan tata ruang; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum cipta karya dan tata ruang; d. Pengelolaan ketatausahaan; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. PDAM Sumber Pocong

  Perusahaan Daerah Air Minum adalah merupakan salah satu perusahaan Daerah yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Bangkalan dengan kegiatan pokok yaitu melayani dan menyediakan air bersih kepada masyarakat melalui perpipaan. Perusahaan Daerah Air Minum “Sumber Pocong” didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan, Nomor 19 Tahun 1981 dengan tujuan untuk turut serta melaksanakan pembangunan daerah khususnya dan pembangunan nasional umumnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan rakyat serta ketenaga kerjaan dalam perusahaan menuju masyarakat adil makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

  Berdasarkan keputusan Bupati Bangkalan tanggal 21 Mei 2002, Nomor 9 tahun 2002 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum “Sumber Pocong” Kabupaten Bangkalan, dalam pasal 3 dikemukan bahwa tugas pokok PDAM adalah menyelenggarakan pengelolaan air minum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang menyangkut aspek sosial, kesejahteraan dan pelayanan umum.

  Untuk melaksanakan tugas pokok sesuai dengan yang termuat dalam Pasal 4, Perusahaan Daerah Air Minum melakukan fungsi-fungsi diantaranya seb agai berikut :

  Pelayanan Umum / Jasa • Penyelenggaraan kemanfaatan Umum • Memupuk pendapatan, dll. • sesuai dengan struktur dan tata kerja Perusahaan Daerah Air Minum “Sumber

  Pocong” Kabupaten Bangkalan yang ada dan berlaku sampai saat ini adalah struktur organisasi yang didasarkan SK Bupati Nomor 9 Tahun 2002 Nomor 9 T, secara garis besarnya dapat digambarkan sebagai berikut :

  Badan Pengawas PDAM. • • Direksi PDAM (Direktur). Kepala Bagian : • Kabag. Administrasi dan Keuangan. • Kabag. Hubungan Langganan. • Kabag. Teknik • Kepala Unit : •

  Kepala Unit Kamal - Kepala Unit Tanah Merah - Kepala Unit Galis - Kepala Unit Konang -

  Kepala Unit Modung - Kepala Unit Labang - Kepala Unit Arosbaya - Kepala Unit Tanjung Bumi -

  • Kepala Unit Tunjung /Burneh

  Kepala Unit Pelayanan Tangki Air - Kasubag dibawah Kepala Bagian Administrasi Umum dan Keuangan, Kepala • Bagian Hubungan Langganan,dan Kepala Bagian Tehnik.

12.2.2. Kondisi Kelembagaan Non Pemerintahan

  Kelembagaan non pemerintahan yang terdapat diwilayah Kabupaten Bangkalan merupakan organisasi-organisasi yang terbentuk ditingkatan masyarakat serta pihak-pihak swasta yang berkepentingan dalam kegiatan pengelolaan dan pengembangan infrastruktur daerah. Organisasi pada tingkatan masyarakat pada umumnya merupakan organisasi bentukan oleh kelompok-kelompok masyarakat daerah yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan pembangunan daerah. Masyarakat tentunya memiliki peran yang besar dalam pengelolaan prasarana dan saran di sekitar tempat tinggalnya, mereka harus sadar dan bisa mengelola ketersediaan dan kondisi prasarana dan sarana disekitar tempat tinggalnya dengan baik. Selain itu masyarakat juga harus mendukung program pemerintah yang berkaitan dengan penyediaan, pengelolaan dan pengembangan prsarana dan sarana daerah. Pemerintah menyediakan berbagai sarana dan prasarana wilayah, dan masyarakat bisa mengelola dan merawatnya dengan baik. Dengan adanya partisipasi pada masyarakat, baik dalam bentuk kelompok-kelompok masyarakat maupun kelembagaan lainnya diharapkan akan mendukung serta mendorong peningkatan penyediaan, pengelolaan serta pengawasan dalam pembangunan prasarana dan sarana wilayah di Kabupaten Bangkalan.

12.3. ANALISIS KELEMBAGAAN

12.3.1. Masalah Yang Dihadapi

  Salah satu tantangan yang dihadapi oleh pengelola prasarana dan sarana pada wilayah Kabupaten Bangkalan adalah masalah koordinasi, kewenangan dan tanggung jawab dalam penyediaan, pengelolaan dan pengawasan oleh tiap-tiap instansi pemerintahan selaku opertor utama dalam hal pembangunan wilayah. Hal tersebut juga diperparah oleh permasalahan sumber daya manusia baik pada level pemerintahan maupun masyarakat. Permasalahan sumber daya manusia merupakan hal cukup penting, karena sebagai pondasi dasar dalam pemahaman dan kesadaran dalam kegiatan pembangunan wilayah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia pada daerah Kabupaten Bangkalan akan menghambat proses percepatan pembangunan, untuk itu program-program peningkatan kemampuan aparatur pemerintahan serta kelompok-kelompok masyarakat dirasa sangat perlu sebagai genertor bagi perkembangan wilayah Kabupaten. Ketidakmampuan aparatur pemeritahan dalam pelaksanaan pembangunan daerah perlu mendapat stimulan, baik yang berupa program- program peningkatan kemampuan secara kelembagaan maupun indvidual organisasi pemeritah agar kinerja dan proses pembangunan dapat terlaksana dan tercapai dengan optimal. Koordinasi antar organisasi pemerintahan yang terkait dalam pembangunan infrastruktur wilayah sangat penting sehingga proses pembangunan dan pengelolaan tidak parsial atau sepotong-sepotong melainkan menyeluruh.

  12.3.2. Analisis Permasalahan

  Kelayakan yang tinggi bagi suatu institusi atau lembaga yang terkait da bertanggungjawab atas terselanggaranya pembangunan daerah, sangat penting artinya bagi terwujudnya tujuan pembangunan dengan efektif dan efisien. Semakin layaknya suatu kelembagaan atau organisasi maka akan semakin tinggi tingkat efisensi yang dihasilkan dalam menyelenggarakan dan menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnya. Perkembangan wilayah pada Kabupaten Bangkalan menuntut adanya perkembangan sosial yang berjalan secara sinergis dan bekelanjutan. Untuk itu, kemampuan organisasi pemerintahan selaku motor penggerak utama dalam pelaksanaan pembangunan daerah perlu mendapat perhatian lebih. Rendahnya kualitas sumber daya manusia berimplikasi pada ketidakmampuan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pembangunan oleh organisasi yang berwenang dan bertanggung jawab. Hal ini mengakibatkan kurang optimalnya proses-proses pembangunan bagi wilayah. Untuk itu, stimulan bagi lembaga maupun masyarakat perlu mendapat perhatian lebih, agar peningkatan kemampuan dan kinerja kelembagaan dapat terwujud.

  Pelaksanaan Sub Bidang Air Limbah dan Persampahan ditangani oleh Badan Lingkungan Hidup. Pelaksanaan Sub Bidang Drainase, PSD Permukiman, dan Tata Bangunan Lingkungan dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang. Pelaksana Sub Bidang Air Minum dilaksanakan oleh PDAM. sehingga masalah yang dihadapi adalah penanganan pembangunan keciptakaryaan di Kabupaten Bangkalan dilakukan oleh instansi yang berbeda-beda, tentunya akan menyulitkan dalam hal koordinasi dan integrasi dalam pembangunan.

  12.3.3. Usulan Program

  Tujuan dari peningkatan kapasitas kelembagaan terkait dengan pembangunan infrsatruktur yaitu terutama agar instansi pembangunan yang diselenggarakan dapat dilaksanakan dengan baik, dan terpelihara dan diperankan secara optimal oleh pemerintah daerah selaku penyelenggara pembangunan daerah. Kelembagaan daerah perlu dioptimalkan dan perlu dikoordiasi dan dilakukan sinkronisasi guna mendukung dan mendorong pembangunan yang yang efektif dan efisien. Terkait dengan program yang diusulkan utnuk meningkatkan kinerja dan kapasitas kelembagaan daerah kabupaten Bangkalan yaitu :

  1. Optimalisasi pelaksanaan fungsi organisasi

  2. Ketatalaksanaan Penyelenggaraan RPIJM di instansi pemerintahan

  3. Perkuatan Unit Pelaksana untuk manajemen aset dan monitoring & evaluasi infrastruktur

  4. Kerjasama dan Partisipasi masyarakat untuk penyehatan lingkungan dan pembangunan infrastruktur daerah.

  12.4. RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN Tabel 7.1 Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan

  jadwal penanggung tahunan no. kegiatan sasaran kegiatan pelaksana biaya ket jawab i ii i i v i i v

  1. Optimaliasi Peningkatan BAPPED Pelaksanaan kinerja aparatur A Fungsi Organinasi daerah PU

  2. Ketatalaksanaan Sistem, tata BAPPED Penyelenggaraan kerja, A RPIJM di instansi koordinasi dan PU pemerintahan pelaksanaan kegiatan pembangunan

  3. Perkuatan Unit Efisiensi dan PU Pelaksana untuk optimalisasi manajemen aset perangkat kerja dan monitoring & evaluasi infrastruktur