BAB XII ASPEK KELEMBAGAAN KAB. POHUWATO - DOCRPIJM 38dddbeafd BAB XIIBAB 12

BAB XII ASPEK KELEMBAGAAN KAB. POHUWATO Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang

  optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2- JM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan 12.1.

   Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

  Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan kabupaten/kota.:  Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama;  Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

  Urusan Pemerintahan PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota

   Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah  Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masingmasing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.

   Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010- 2014

   Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.

   Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.

   Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

   Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum.  Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah  Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan

   Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.

  Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan

peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya

untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan

pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang

definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan

dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan

12.2. Kondisi Kelembagaan Saat ini 12.2.1. Struktur Organisasi

  Dinas Pekerjaan Umum dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 1 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kabupaten Pohuwato Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten , Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pohuwato adalah instansi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati Pohuwato.Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pohuwato dipimpin oleh seorang Kepala Dinas (Eselon IIb), Kepala Dinas dibantu 1 (satu) orang Sekretaris Eselon IIIa, dan 4(empat) orang Kepala Bidang eselon III b, yaitu:

  1. Sekretaris, yang membawahi 3 (Tiga) Sub Bagian yaitu : a.

  Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Perencanaan;dan c. Sub Bagian Keuangan.

  2. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air, yang membawahi 2 (dua) Seksi yaitu : a.

  Seksi Irigasi, Operasi dan Pemeliharaan ;dan b.

  Seksi Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Rawa, Pantai dan Danau.

  3. Bidang Bina Marga, yang membawahi 2 (dua) Seksi yaitu : a.

  Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan;dan b. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.

  4. Bidang Cipta Karya, yang membawahi 2 (dua) Seksi yaitu : a.

  Seksi Pengembangan Prasarana dan Sarana Permukiman;dan b. Seksi Pembangunan Perumahan dan Bangunan Gedung.

  5. Bidang Tata Kota, yang membawahi 2 (dua) Seksi yaitu : a.

  Seksi Pengembangan Tata Kota;dan b. Seksi Evaluasi dan Pengendalian Pengembangan Tata Kota.

  6. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), yang membawahi 2 (dua) Koordinator, yaitu: a.

  Koordinator Peralatan dan Perbengkelan;dan b. Koordinator Pemeriksaan Material dan Pengendalian Mutu.

A. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan

  Susunan Kepegawaian pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pohuwato per 30 Juni 2013 sebanyak 87 orang ( 60 orang PNS dan 26 orang tenaga Kontrak ) dengan uraian sebagai berikut :

  Tabel 12. 1 Susunan Kepegawaian Dinas PU Pohuwato NO URAIAN PNS/CPNS PNS/CPNS MASUK DATABASE TIDAK MASUK DATABASE

NO URAIAN JUMLAH (ORANG) PNS/CPNS TENAGA HONORER MASUK DATABASE TIDAK MASUK DATABASE

  1 Org

  7 Lainnya

  26 Org -

  26 Org Jumlah

  86 Org

  60 Org

  26 Org

  1

  2

  3

  4

  5

  1 Golongan IV

  2 Golongan III

  1 Org

  5 SLTP - - -

  32 Org

  32 Org

  3 Golongan II

  27 Org

  27 Org

  4 Golongan I - -

  5 Tenaga Kontrak

  26 Org

  26 Org JUMLAH

  86 Org

  69 Org

  26 Org

  6 SD - - -

  24 Org

  1 Pejabat Struktural Eselon II

  26 Org

  1 Org

  1 Org - Eselon III

  5 Org

  5 Org - Eselon IV

  11 Org

  11 Org

  2 Pejabat Fungsional -

  3 Tenaga Teknis

  26 Org

  26 Org

  4 Tenaga Administrasi

  17 Org

  17 Org - Tenaga Kontrak

  26 Jumlah

  24 Org

  87 Org

  60 Org

  26 Komposisi Sumber Daya Manusia (SDM) tersebut berdasarkan strata pendidikan dan golongan yaitu :

  

Tabel 12. 2 Komposisi SDM Berdasarkan Strata Pendidikan

Tabel 12. 3 Komposisi SDM Berdasarkan Golongan

  1 S-2

  8 Org

  8 Org -

  2 S-1

  26 Org

  26 Org -

  3 Diploma III

  2 Org

  2 Org -

  4 SLTA

NO URAIAN JUMLAH (ORANG) PNS/CPNS TENAGA HONORER MASUK DATABASE TIDAK MASUK DATABASE

  Tabel 12. 4 Kedudukan dan Tanggung Jawab Organisasi Kelembagaan RPI2JMD Kabupaten Pohuwato Instansi Kedudukan: -Tugas -Fungsi -Wewenang

Tanggung Jawab:

  • -Perencanaan -Pelaksanaan -Pemeliharaan Ket.
  • Melakukan koordinasi sinkronisasi program kegiatan lintas yang sifatnya sektoral.
  • Melakukan evaluasi atas kegiatan yang dilaksanakan di daerah yang sifatnya lintas sektor dengan SKPD terkait.
  • Menyusun dokumen rencana program kegiatan Daerah baik yang bersifat jangka panjang, menengah dan pendek, yang disusun secara sistematis terarah, terpadu, aspiratif dan bottom-up yang disinergikan dengan program nasional, provinsi Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato.
  • Melakukan perencanaan program kegiatan serta mengusulkan program/kegiatan bidang cipta k
  • Menyusun dokumen dan pembuatan master plan program kegiatan khusunya bidang kecipta karyaan Daerah baik yang bersifat jangka panjang, menengah dan pendek yang disusun secara sistematis, terarah, terpadu, aspiratif dan bottom-up yang disinergikan dengan program nasional, Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato.
  • Melakukan Pengawasan terhadap program / kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai rencana kegiatan yang sudah diusulkan.
  • Melakukan pemeliharaan terhadap fisik yang

    sudah di bangun.

  • Melaksanakan Pelayanan Air Minum kepada masyarakat.
  • Memenuhi kebutuhan air minum untuk meningkatkan derajat kesehatan serta kesejahteraan masyarakat.
  • Mengusahakan Pemerataan Pelayanan Air Minum untuk seluruh wilayah kabupaten.
  • Mengusulkan pembuatan master plan dan ded air minum untuk seluruh wilayah kabupaten
  • Terlibat dalam pengawasan baik dalam pembuatan master plan dan ded serta dalam tahap pembangunan fisik.
  • Mengoperasikan serta memelihara sarana dan prasarana air minum yang sudah dibangun.
  • Melaksanakan perencanaan dan pengendalian di bidang lingkungan.
  • Sebagai operator bidang kebersihan dan ruang terbuka hijau.
  • Mengelola pelaksanaan dan pengendalian kebersihan / persampahan, limbah, dan ruang terbuka hijau.
  • Merencanakan dan melakukan penanganan pengendalian lingkungan, kebersihan dan ruang

    terbuka hijau.

  • Pengelola kebersihan / persampahan, pengelolaan taman kota dan ruang terbuka

    hijau lainnya.

  • Pemeliharaan kebersihan taman kota. Dinas Keuangan -
  • (uraikan secara sistematis tentang dasar hukum, kedudukan, tugas, fungsi instansi terkait langsung dengan RPIJM, dalam perencanaan program,pelaksanaan dan operasi pemeliharaan).

B. Sumberdaya Manusia

  5. Kepala Sub Bidang Tata Ruang Dan Lingkungan Hidup Bappeda Kabupaten Pohuwato.

  2. (BPP dan PM Kabupaten Pohuwato). 3. (BPP dan PM Kabupaten Pohuwato).

  Sekretariat Ketua : -. Anggota :1. (BPP dan PM Kabupaten Pohuwato).

  9. Kepala Seksi Air bersih Dan Penyehatan Lingkungan Permukiman Bidang Cipta Karya Pada Dinas Umum Kabupaten Pohuwato.

  8. Kepala Seksi Perumahan Dan Permukiman Bidang Cipta Karya Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pohuwato.

  7. Kepala Seksi Pembangunan Gedung Bidang Cipta Karya Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pohuwato.

  6. Kepala Sub Bidang Infrastruktur dan Perhubungan Wilayah Bappeda Kabupaten Pohuwato.

  Susunan organisasi RPIJM Kabupaten Pohuwato terdiri dari: A.Pengarah : Bupati Kabupaten Pohuwato Ketua : Wakil Bupati Kabupaten Pohuwato.

  Sekretaris : Sekretaris Daerah Kabupaten Pohuwato. Anggota :1. Staf Ahli Bidang Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten

  3. Kepala Bidang Kebersihan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pohuwato.

  2. Kepala Dinas Tata Kota Pertamanan Kabupaten Pohuwato.

  Sekretaris : Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pohuwato. Anggota :1. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pohuwato.

  Ketua Harian : Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pohuwato. Wakil Ketua : Kepala Bidang Perencanaan Tata Ruang - Badan Perencanaan Pembangunan Dan Penanaman Modal Kabupaten Pohuwato.

  B.Tim Pelaksana Ketua : Kepala Dinas Perencanaan Pembangunan Dan Penanaman Modal Kabupaten Pohuwato.

  2. Asisten Perekonomian Dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Pohuwato

  Pohuwato

  4. Kepala Sub Bagian Program Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pohuwato.

12.2.2. Analisis Rencana Kinerja A. Analisis Lingkungan Internal (ALI)

  Untuk dapat mendeteksi guna menentukan faktor-faktor penentu, secara internal faktor-faktor tersebut dilihat melalui pendekatan:

  • - Kemampuan organisasi. - Tugas pokok dan fungsi organisasi. - Kondisi SDM. - Kondisi data, studi dan informasi. - Kemampuan penguasaan teknologi. - Kemampuan dana. - Etos kerja.

  Dari aspek tersebut di atas faktor-faktor dominan yang menjadi kunci keberhasilan adalah sebagai berikut:

a. Kekuatan (Strength)

  Merupakan situasi dan kemampuan internal yang bersifat positif yang memungkinkan sebagai pendorong terciptanya Visi dan Misi yaitu :

  1. Tersedianya Undang-Undang/Peraturan-Peraturan Dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum yang menjadi kewenangan Dinas Pekerjaan Umum telah diatur dengan pengaturan, pembagian tugas, pengalokasian dana berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas. Penyelenggaraan ini dilaksanakan dan dibiayai dari APBD. Khusus untuk pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana dasar masyarakat yang belum mencapai standar tertentu, pembiayaannya dapat pula diperoleh melalui alokasi-alokasi khusus.

  2. Tersedianya Peralatan/Alat Berat yang Memadai Sebagai sebuah Dinas yang merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah Dinas Pekerjaan Umum telah dan harus memiliki berbagai kebutuhan peralatan yang diperlukan dalam rangka operasional sehari-hari. Barang milik Daerah tersebut harus dikelola dengan baik dan benar, yang pada gilirannya dapat mewujudkan suatu pelayanan publik dengan tetap memperhatikan asas-asas sebagai berikut:

  a) Asas Fungsional, pengelolaan barang dilaksanakan sesuai dengan fungsi wewenang dan tanggung jawab.

  b) Asas Kepastian Hukum, pengelolaannya dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan.

  c) Asas Transparansi, pengelolaan barang harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar.

  d) Asas Efisiensi, pengelolaan diarahkan agar dipergunakan sesuai batasanbatasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi secara optimal.

  e) Akuntabilitas, setiap kegiatan pengelolaan barang harus Asas dipertanggungjawabkan.

  f) Asas Kepastian Nilai, pengelolaan barang harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang.

b. Kelemahan (Weakness)

  Merupakan situasi ketidakmampuan internal yang dapat mengakibatkan kegagalan pencapaian Visi dan Misi yaitu:

  1. Kompetensi SDM yang Ada Masih Rendah Pada dasarnya secara kuantitas kebutuhan pegawai telah dapat dipenuhi, walaupun demikian kemampuan SDM Aparatur dalam penguasaan dan pemanfaatan iptek dinilai masih belum memadai untuk meningkatkan secara optimal kinerja dinas. Hal ini ditunjukkan dengan belum efektifnya struktur organisasi, lemahnya sinergi, belum berkembangnya budaya iptek dan belum optimalnya pemanfaatan sumber daya iptek.

  2. Pendataan Belum Akurat

  Pada dasarnya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pohuwato telah memiliki data berupa data jaringan jalan/jembatan, irigasi, dan berbagai data-data lainnya. Akan tetapi untuk dapat menjamin ketapatan sasaran atas pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan masih diperlukan data-data primer maupun sekunder yang dapat memberikan keyakinan bahwa benefit/manfaat maupun dampak yang diharapkan atas pelaksanaan kegiatan akan dapat dipenuhi. Selanjutnya capai-capaian kegiatan tersebut akan dievaluasi guna merumuskan berbagai perbaikan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja dinas.

3. Terbatasnya Dana APBD

  Walaupun secara bertahap besaran dana APBD yang dapat dialokasikan untuk membiayai belanja langsung pengadaan barang kebutuhan publik telah dapat dinaikan dari tahun ke tahun akan tetapi jumlah tersebut dirasakan masih belum mencukupi. Langkah-langkah efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan, penajaman prioritas, upaya mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam berpartisipasi mutlak diperlukan.

B. Analisis Lingkungan Eksternal (ALE)

  Untuk menentukan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pencapaian kinerja, pendekatan yang dilakukan adalah melalui :

  • - Kajian terhadap RPJM Nasional / RPJM Propinsi. - Pendekatan/Pola Pembangunan yang akan dijalankan. -

  Permasalahan Infrastruktur Jalan/Jembatan, SDA dan ruang terbuka hijau perkotaan (taman). - Pelayanan Minimal.

  Dari aspek tersebut diperoleh faktor-faktor dominan yang diulas merupakan faktor kunci keberhasilan adalah sebagai berikut : Peluang (Opportunity)

1. Partisipasi Masyarakat dan Dunia Usaha.

  Proses demokrasi telah membuat rakyat makin sadar akan hak dan tanggung jawabnya. Untuk itu partisipasi masyarakat dalam pengawasan terhadap birokrasi perlu terus dibangun dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Tingkat partisipasi masyarakat yang rendah akan membuat aparatur tidak menghasilkan kebijakan pembangunan yang tepat. Kesiapan aparatur dalam mengantisipasi perlu dicermati agar mampu memberikan pelayanan yang dapat memenuhi aspek transparansi, akuntabilitas, dan kualitas yang prima dari kinerja dinas.

  2. Sosial Kontrol Kemajuan dalam berdemokrasi telah mengakibatkan berkembangnya kesadaran terhadap hak-hak masyarakat. Masyarakat akan semakin aktif berpartisipasi dalam mengambil inisiatif dalam urusan-urusan publik. Kebebasan pers dan media telah jauh berkembang yang antara lain ditandai dengan adanya peran aktif pers dan media dalam menyuarakan aspirasi masyarakat dan melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pembangunan.

  3. Pendidikan dan Pelatihan Pembangunan yang dilaksanakan serta upaya pemeliharaan atas hasil-hasilnya menuntut adanya peningkatan kemampuan dalam penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam prakteknya hal ini dikemas menjadi berbagai peraturan yang wajib dipahami agar dalam penerapannya tidak terjadi penyimpangan. Dalam rangka meningkatkan kemampuan SDM Aparatur baik Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Propinsi dan Pusat selalu menyelenggarakan berbagai pelatihan/kursus dalam rangka meningkatkan keterampilan Aparatur.

  4. Penegakan Hukum

  Peningkatan perwujudan masyarakat yang sadar hukum akan lebih memberikan akses terhadap informasi yang dibutuhkan dan akses terhadap pelibatan dalam proses pengambilan keputusan pelaksanaan pembangunan. Penuntasan penanggulangan, penyalahgunaan wewenang dicapai dengan penerapan prinsip- prinsip tata pemerintahan yang baik. Peningkatan intensitas dan efektivitas pengawasan melalui pengawasan internal, pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat akan mendorong peningkatan etika, budaya kerja, pengetahuan dan pemahaman pada tata kelola pemerintahan yang baik.

a. Ancaman (Threats) 1.

  Tonase Angkutan Barang Sebagai Daerah Kabupaten yang memiliki berbagai potensi dibidang pertanian, industri, bahan tambang galian C mengakibatkan sistem jaringan jalan yang ada diberbagai wilayah harus memikul beban yang cukup berat guna pengangkutan bahan baku maupun produksi yang dihasilkan dari dan menuju daerah-daerah pemasaran. Beban-beban yang berat itu selalu mengakibatkan memendeknya umur jalan maupun jembatan yang dilintasi.

  2. Profesionalisme Jasa Konstruksi Persaingan usaha dibidang jasa konstruksi yang semakin tinggi akan menuntut peningkatan kemampuan dalam penguasaan dan penerapan teknologi guna pelaksanaan kegiatan pembangunan. Dalam rangka menjamin bahwa pelaksana pembangunan adalah pelaksana yang telah memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan sudah barang tentu harus dilakukan melalui penyelenggaraan pelelangan umum yang jujur dan adil, sehingga memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas.

  3. Bencana Alam

  Khusus diwilayah Kecamatan pada dataran tinggi dimana curah hujan selalu menimbulkan kelongsoran tebing yang mengakibatkan rusaknya jalan maupun jembatan. Di dataran rendah, curah hujan tinggi acap kali mengakibatkan meluapnya sungai-sungai besar yang berada di wilayah Kabupaten Pohuwato, masih ada daerah-daerah irigasi yang mengalami banjir sebagai akibat dari pecahnya tanggul-tanggul sungai ataupun jebolnya bangunan-bangunan pengairan.

4. Tata Guna Lahan

  Penataan ruang yang baik akan menjamin keserasian antar perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang. Upaya mempertahankan luasan daerah irigasi akan membutuhkan adanya perluasan jaringan jalan lokal pada berbagai wilayah yang telah dicadangkan sebagai kawasan permukiman baru. Penataan ruang yang baik juga harus didukung dengan regulasi tata ruang yang searah, dalam arti tidak saling bertabrakan antar sektor, dengan tetap memperhatikan keberlanjutan dan daya dukung lingkungan serta kerentanan wilayah terhadap terjadinya bencana.

12.2.3. Kondisi Yang Diinginkan dan Proyeksi Dinas Pekerjaan Umum kedepan

  Berdasarkan Uraian eksistensi Dinas Pekerjaan Umum saat ini, maka Kondisi yang diinginkan oleh Dinas Pekerjaan Umum kedepan adalah sebagai berikut :

  1. Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Daerah yang berorientasi pada Good Governance

  2. Mewujudkan Perencanaan yang berkualitas dengan mekanisme Perencanaan yang partisipatif dan kolaboratif.

  Pemberdayaan masyarakat dalam proses perencanaan yang didukung dengan ketersediaan yang memadai.