UJI KESERAGAMAN KANDUNGAN ZAT AKTIF PULVERES PARASETAMOL DAN FENOBARBITAL SERTA PULVERES KETOTIFEN FUMARAT DAN SIPROHEPTADIN HCl RUMAH SAKIT X SKRIPSI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI KESERAGAMAN KANDUNGAN ZAT AKTIF

PULVERES PARASETAMOL DAN FENOBARBITAL SERTA PULVERES

KETOTIFEN FUMARAT DAN SIPROHEPTADIN HCl RUMAH SAKIT X

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh:

  Reni Ismiyati NIM : 048114006

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI KESERAGAMAN KANDUNGAN ZAT AKTIF

PULVERES PARASETAMOL DAN FENOBARBITAL SERTA PULVERES

KETOTIFEN FUMARAT DAN SIPROHEPTADIN HCl RUMAH SAKIT X

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh:

  Reni Ismiyati NIM : 048114006

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

  ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

UJI KESERAGAMAN KANDUNGAN ZAT AKTIF

PULVERES PARASETAMOL DAN FENOBARBITAL SERTA PULVERES

KETOTIFEN FUMARAT DAN SIPROHEPTADIN HCl RUMAH SAKIT X

  Yang diajukan oleh: Reni Ismiyati

  NIM : 048114006 Skripsi ini telah disetujui oleh

  Pembimbing Christine Patramurti, M.Si., Apt.

  Tanggal 14 Februari 2008 iii

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Pengesahan Skripsi Berjudul

  

UJI KESERAGAMAN KANDUNGAN ZAT AKTIF

PULVERES PARASETAMOL DAN FENOBARBITAL SERTA PULVERES

KETOTIFEN FUMARAT DAN SIPROHEPTADIN HCl RUMAH SAKIT X

  Oleh : Reni Ismiyati

  NIM : 048114006 Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

  Fakultas Farmasi Sanata Dharma pada tanggal : 16 April 2008 Mengetahui

  Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Rita Suhadi, M.Si.,Apt.

  Pembimbing: Christine Patramurti,M.Si., Apt.

  Panitia Penguji: Tanda tangan 1. Christine Patramurti, M.Si., Apt. ....................................

  2. Drs. Sulasmono, Apt. ....................................

  3. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. .................................... iv

  

Persembahan

Untuk farmasis yang tertarik dan memiliki semangat dalam

pelayanan kefarmasian

Untuk guru yang memiliki visi dan misi dalam menyelenggarakan edukasi

sehingga tumbuhlah bibit pengetahuan dan semangat pelayanan dalam diriku

Untuk fakultas farmasi USD yang telah memberikan pondasi bagi masa depanku

  

Dan akhirnya untuk keluargaku dan waktu yang telah mereka korbankan sehingga skripsi

ini menjadi kenyataan.

  

Creating knowledge and discovering our world

  v

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, Februari 2008 Penulis

  Reni Ismiyati vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Reni Ismiyati NIM : 048114006

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

  

UJI KESERAGAMAN KANDUNGAN ZAT AKTIF PULVERES

PARASETAMOL DAN FENOBARBITAL SERTA PULVERES KETOTIFEN FUMARAT DAN SIPROHEPTADIN HCl RUMAH SAKIT X

  Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan ke internet atau media lain untuk kepentikan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan yang sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 16 April 2008 Yang menyatakan Reni Ismiyati vii

  

PRAKATA

  Puji syukur kepada Tuhan Yang maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Uji Keseragaman Kandungan Zat Aktif Pulveres Parasetamol dan Fenobarbital serta Pulveres Ketotifen Fumarat dan Siproheptadin HCl Rumah Sakit X”.

  Selama penelitian, penulis telah banyak mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan berbagai kesulitan dan tantangan, sehingga hal ini menjadi pengalaman yang menarik dan berkesan. Penelitian ini dapat selesai karena dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Yang terhormat Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

  2. Yang terhormat Ibu Christine Patramurti, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing dan penguji, yang telah memberikan bimbingan, kesempatan berdiskusi, informasi, dan saran pada penelitian ini.

  3. Yang terhormat Drs. Sulasmono, Apt. dan Ibu Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis untuk menyempurnakan karya tulis ini.

  4. Yang terhormat Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan arahan selama kuliah.

  5. Yang terhormat seluruh dosen Fakultas Farmasi USD, yang telah memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan semangat. viii

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6.

  Yang terhormat seluruh staff IFRS Rumah Sakit X yang telah bersedia bekerjasama dalam melakukan penelitian ini.

  7. Yang terhormat Bapak Mukmin, Bapak Prapto, Mas Parlan, Mas Sarwanto, dan segenap staf laboratorium analisis instrumen UGM.

  8. Yang terhormat seluruh Laboran Fakultas Farmasi USD.

  9. Yang terhormat segenap staff sekretariat Fakultas Farmasi atas kerjasama dan bantuan administrasi.

  10. Yang terkasih Novi Marrischa, Arian, Tika, Lidia, dan Cin Frengky atas kerjasama, suka-duka, dan canda-tawa selama penelitian di laboratorium serta dukungannya sehingga skripsi ini dapat selesai.

  11. Yang terkasih teman-teman kuliah Made Ayu, Rina, Siska, Atin, Amanda, Novi, Wiwid, Pipit, Octav, Retri, dan semua teman-teman Fakultas Farmasi yang telah memberikan makna persahabatan.

  12. Yang terkasih Drs. Ant. Mulyo Widodo, Ibu Agnes Sumarni, Rena, Rini, dan nenek yang tercinta, yang telah memberikan dukungan, doa, dan kasih yang mengalir dalam hidup. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga memohon kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca, masyarakat, dan perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang kefarmasian.

  Yogyakarta, Februari 2008 Penulis ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

INTISARI

  Pulveres parasetamol-fenobarbital (pulveres A) untuk terapi demam disertai kejang dan pulveres ketotifen fumarat-siproheptadin HCl (pulveres B) sebagai antihistamin diproduksi dalam terapi peresepan obat kombinasi pada anak. Pencampuran yang dilakukan oleh rumah sakit X kurang sesuai dengan Good

  

Compounding Practice (Allen, 2002) karena dilakukan secara sekaligus. Hal ini akan

berpengaruh pada keseragaman kadar zat aktif yang terdapat pada pulveres A dan B.

  Dengan demikian, uji keseragaman kandungan pulveres A dan B perlu dilakukan untuk menjamin mutu dan keamanan produk.

  Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah zat aktif sediaan pulveres A dan sediaan pulveres B pada rumah sakit X memiliki kandungan zat aktif yang seragam. Penelitian ini bersifat non-eksperimental deskriptif. Pulveres A diuji dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (Lissanta, 2008), sedangkan pulveres B diuji menggunakan metode spektrofotometri ultraviolet dengan aplikasi panjang gelombang berganda (Adrianto, 2008). Hasil perhitungan dibandingkan secara deskriptif dengan ketentuan uji keseragaman kandungan menurut Farmakope Indonesia IV.

  Pada pengujian keseragaman kandungan dengan 10 satuan, hanya fenobarbital yang memenuhi persyaratan uji keseragaman kandungan. Pulveres A dan pulveres B pada Rumah Sakit X tidak memenuhi persyaratan uji keseragaman zat aktif pada pengujian 30 satuan.

  Kata kunci : pulveres, parasetamol, fenobarbital, ketotifen, siproheptadin HCl, keseragaman kandungan Farmakope Indonesia IV x

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

  Paracetamol and phenobarbital divided powders (A) is used for child fever theraphy with convulsi. Ketotifen and cyproheptadine HCl divided powders (B) is used for asthma theraphy. Both are manufactured by X hospital to gain combination theraphy. Mixing of divided powder’s on hospital X unappropriates with the Compounding Practice (Allen, 2002) because it’s mixing all at once. It can influence the content uniformity of divided powders, so it’s necessary to doing content uniformity test.

  This research aims to recognize how the content uniformity divided powders A and divided powders B at X Hospital. This research is a nonexperimental-descriptive. Divided powders A is analyzed using High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Divided powders

  B is analyzed using ultraviolet spectrometry with multivarriate wavelength application. Quantitative result compared to Farmakope Indonesia IV content uniformity test’s with descriptive analysis.

  Based on content uniformity of 10 unit, phenobarbital fulfill the content uniformity criteria. Divided powders A and divided powders B on X Hospital fails to fulfill content uniformity test of 30 unit. Keywords : divided powders, paracetamol, phenobarbital, ketotifen fumarat, cyproheptadine HCl, content uniformity test of Farmakope Indonesia IV xi

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. vii PRAKATA ................................................................................................. viii

  INTISARI .................................................................................................. x

  ABSTRACT ................................................................................................. xi

  DAFTAR ISI ............................................................................................. xii DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii

  BAB I PENGANTAR................................................................................. 1 A. Latar belakang........................................................................................ 1

  1. Permasalahan ................................................................................ 3

  2. Keaslian penelitian ...................................................................... 3

  3. Manfaat penelitian ..................................................................... 3 xii

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B.

  Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

  BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ...................................................... 5 C. Pulveres ................................................................................................. 5 D. Uji Keseragaman Kandungan ................................................................ 6 E. Parasetamol dan Fenobarbital .............................................................. 7 F. Ketotifen dan Siproheptadin-HCl ......................................................... 10 G. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) .......................................... 12

  1. Pengertian KCKT ........................................................................... 12 2.

  Peralatan KCKT ............................................................................. 13

  3. Pembagian jenis KCKT .................................................................. 15 4.

  Kromatografi partisi fase terbalik ................................................... 16

  5. Analisis kualitatif dan analisis kuantitatif ...................................... 17

  H. Spektrofotometri Ultraviolet ................................................................. 24 I.

  Analisis Campuran Bikomponen secara Spektrofotometri Ultraviolet.. 26 J. Keterangan Empiris ............................................................................... 28

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................ 30 B. Definisi Operasional ............................................................................ 30 C. Bahan-bahan Penelitian ......................................................................... 31 D. Alat-alat Penelitian ............................................................................... 31 E. Tata Cara Penelitian ............................................................................. 32

  1. Pengambilan sampel ..................................................................... 32 xiii

  2. Optimasi metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ...................... 33

  3. Uji keseragaman kandungan pulveres A secara KCKT................... 35

  4. Optimasi metode Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Panjang Gelombang Berganda ..................................... 36

  5. Uji keseragaman kandungan pulveres B .................................... 37 F. Analisis Hasil ....................................................................................... 38

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 39 A. Pengambilan sampel ............................................................................. 39 B. Uji Keseragaman Kandungan Pulveres A Secara KCKT ..................... 40

  1. Optimasi metode KCKT ............................................................... 44

  2. Kurva baku ................................................................................... 53

  3. Uji keseragaman kandungan pulveres A secara KCKT............... 49

  C. Uji Keseragaman Kandungan Pulveres B.............................................. 56 1.

  Optimasi metode Spektrofotometri UV .......................................... 56

  2. Penentuan daya serap ketotifen fumarat dan siproheptadin HCl.. ... 59 3.

  Uji keseragaman kandungan pulveres B......................................... 61

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 67 A. Kesimpulan ........................................................................................... 67 B. Saran ..................................................................................................... 67 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 68 LAMPIRAN ................................................................................................ 71 BIOGRAFI PENULIS ............................................................................... 95 xiv

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel I. Uji keseragaman kandungan........................................................... 7 Tabel II. Nilai indeks polaritas pelarut......................................................... 14 Tabel III. Hasil perhitungan kurva baku parasetamol ................................. 47 Tabel IV. Hasil perhitungan kurva baku fenobarbital ................................ 48 Tabel VI. Hasil pengujian keseragaman kandungan pulveres A dengan pengujian 10 satuan............................................................. 51 Tabel VII . Hasil pengujian keseragaman kandungan pulveres A dengan pengujian 30 satuan............................................................. 53 Tabel VIII. Harga daya serap ( ) dan koefisien korelasi a ketotifen fumarat .............................................................................. 60 Tabel IX . Harga daya serap ( ) dan koefisien korelasi siproheptadin a

  HCl pada tiap panjang gelombang pengamatan .............................. 60 Tabel X. Hasil pengujian keseragaman kandungan pulveres B dengan pengujian 10 satuan ............................................................ 62 Tabel XI. Hasil pengujian keseragaman kandungan pulveres B dengan pengujian 30 satuan ............................................................. 64 xv

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1. Rumus strukur parasetamol ....................................................... 7 Gambar 2. Rumus strukur fenobarbital ....................................................... 9 Gambar 3. Rumus strukur ketotifen ........................................................... 10 Gambar 4. Rumus strukur Siproheptadin-HCl ............................................ 11 Gambar 5. Instrumen KCKT ....................................................................... 13 Gambar 6. Resolusi antara dua puncak yang berdekatan ............................ 19 Gambar 7. Difusi Eddy ............................................................................... 22 Gambar 8. Transfer massa fase gerak (kiri) dan fase diam (kanan) ............ 22 Gambar 9. Distribusi analit dalam fase gerak dan fase diam ...................... 23 Gambar 10. Diagram eksitasi elektron ........................................................ 24 Gambar 11. Spektrum serapan tumpang tindih dua daerah ......................... 27 Gambar 12 . Gugus kromofor dan auksokrom parasetamol dan fenobarbital ............................................................................. 42 Gambar 13. Spektrum serapan tumpang tindih parasetamol- fenobarbital ............................................................................. 43 Gambar 14. Gugus non polar pada parasetamol dan fenobarbital yang berinteraksi dengan fase diam ........................................ 44 Gambar 15. Kromatogram campuran baku parasetamol dan fenobarbital (11,11:1) tanpa pengenceran....................... 46 Gambar 16. Kromatogram campuran baku parasetamol dan xvi

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  fenobarbital (11,11:1) dengan pengenceran 80 kali................ 46 Gambar 17. Kromatogram fenobarbital dalam pulveres A......................... 50 Gambar 18. Kromatogram parasetamol dalam pulveres A.......................... 50 Gambar 19. Gugus kromofor dan auksokrom ketotifen dan siproheptadin HCl ............................................................ 57 Gambar 20. Spektrum serapan tumpang tindih ketotifen fumarat dan siproheptadin HCl ........................................................... 58 xvii

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1. Sertifikat analisis parasetamol ................................................. 71 Lampiran 2. Sertifikat analisis fenobarbital ............................................... 72 Lampiran 3. Sertifikat analisis ketotifen fumarat........................................ 73 Lampiran 4. Sertifikat analisis Siproheptadin HCl ..................................... 74 Lampiran 5. Hasil penimbangan baku parasetamol dan fenobarbital ....... 75 Lampiran 6. Penimbangan sampel pulveres A ............................................ 76 Lampiran 7. Kromatogram baku parasetamol.............................................. 77 Lampiran 8. Kromatogram baku fenobarbital............................................. 80 Lampiran 9. Kromatogram sampel pulveres A............................................ 83 Lampiran 10. Contoh perhitungan kadar larutan baku parasetamol ............ 84 Lampiran 11. Contoh perhitungan kadar larutan baku fenobarbital .......... 85 Lampiran 12. Contoh perhitungan kadar pulveres A .................................. 86 Lampiran 13. Tabel hasil penimbangan baku siproheptain HCl dan contoh perhitungan seri larutan baku siproheptadin HCl........ 88 Lampiran 14. Tabel hasil penimbangan baku ketotifen fumarat dan contoh perhitungan seri larutan baku ketotifen fumarat ......... 89 Lampiran 15. Hasil penimbangan sampel pulveres B................................. 90 Lampiran 16. Contoh perhitungan kadar pulveres B ................................... 91 Lampiran 17. Hasil pengamatan serapan sampel pulveres B....................... 93 xviii

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENGANTAR A. Latar belakang Pasien anak membutuhkan bentuk sediaan yang aman, mudah digunakan,

  dan formulasi yang sesuai. Di Amerika, kesulitan anak-anak dalam menelan bentuk sediaan tablet diketahui memiliki resiko terkait dengan kematian. Sebanyak 41 anak meninggal karena menelan tablet dan umur rata-rata pasien ini adalah 14,8 bulan. Tablet dan kapsul biasanya tidak sesuai digunakan pada anak usia kurang dari 4 tahun (Giacoia, 2007).

  Bentuk sediaan cair umumnya digunakan pada anak karena lebih mudah ditelan dibandingkan tablet. Akan tetapi, bentuk cair memiliki kelemahan antara lain tidak semua obat larut dalam air, beberapa obat tidak stabil dalam bentuk cair, dan bentuk cair jarang tersedia di pasaran. Selain itu, berat dan volume sediaan cair yang tidak seragam saat pemakaian obat membuat sediaan cair tidak sesuai digunakan pada pasien anak.

  Dari beberapa macam bentuk sediaan oral pada anak selain tablet dan bentuk cair, pulveres merupakan bentuk sediaan yang sering digunakan. Kelebihan pulveres antara lain sesuai untuk pasien anak yang tidak dapat menelan tablet atau kapsul, lebih stabil dibandingkan bentuk cair, dan memiliki kecepatan dissolusi yang lebih cepat dibandingkan tablet atau kapsul sehingga kecepatan serapan menjadi lebih besar. Contohnya adalah pulveres yang digunakan pada pasien anak rumah sakit X.

  2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Rumah sakit X menggunakan bentuk sediaan pulveres parasetamol dan fenobarbital (pulveres A) untuk terapi demam disertai kejang. Selain itu, kombinasi ketotifen dan siproheptadin HCl juga dibuat dalam bentuk pulveres (pulveres B) untuk terapi asma dan alergi. Kedua pulveres tersebut diracik untuk terapi peresepan obat kombinasi, terutama bagi pasien anak yang memerlukan penyesuaian dosis untuk mencapai efek terapi.

  Pada proses peracikan di rumah sakit X, pulveres A dibuat dari sejumlah 40 tablet parasetamol 500 mg dan 60 tablet fenobarbital 30 mg yang digerus dan dicampur sekaligus di dalam mixer yang memiliki pisau. Demikian halnya pulveres B yang dibuat dari sejumlah 60 tablet ketotifen fumarat 1 mg dan 30 tablet salut siproheptadin HCl 4 mg, juga mengalami proses peracikan yang sama. Serbuk yang telah dicampur tersebut dibagi dengan penimbangan menjadi 2 bagian. Dari 2 bagian, tiap bagian dibagi menjadi 10 bagian tanpa penimbangan atau secara visual. Dari 10 bagian, tiap bagian dibagi menjadi 6 bagian kecil dan dimasukkan ke dalam bungkus pulveres, sehingga didapatkan 120 bungkus dalam 1 batch.

  Menurut Allen (2002), produk obat jadi (manufactured drug product) seperti tablet dan kapsul dapat sebagai sumber bahan aktif dalam proses peracikan. Apabila menggunakan bahan aktif tersebut, maka hanya produk obat jadi yang memiliki label nomor batch dan tanggal kadaluwarsa dapat diterima. Sehingga, penggunaan bahan tablet pada rumah sakit X dapat diterima karena tablet yang digunakan memiliki nomor batch dan tanggal kadaluwarsa.

  Akan tetapi, permasalahan yang timbul adalah pada proses peracikan di rumah sakit X yaitu pada proses pencampuran. Pencampuran serbuk seharusnya

  3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dilakukan dengan "doubling" yaitu sejumlah kecil serbuk ditambahkan dengan serbuk lain dalam kuantitas yang sama, baru kemudian dicampur, dan ditambahkan lagi sehingga serbuk menjadi homogen (Allen, 2002). Pencampuran yang dilakukan oleh rumah sakit X kurang sesuai dengan Good Compounding Practice karena dilakukan secara sekaligus. Hal ini akan berpengaruh pada keseragaman kadar zat aktif yang terdapat pada pulveres A dan B. Dengan demikian, uji keseragaman kandungan pulveres A dan B perlu dilakukan untuk mengetahui keseragaman kandungan pulveres A dan B hasil peracikan rumah sakit X, sehingga mutu dan keamanan produk lebih terjamin.

  1. Permasalahan

  Apakah sediaan pulveres A dan pulveres B memiliki kandungan zat aktif yang seragam?

  2. Keaslian penelitian

  Sejauh pengetahuan penulis, uji keseragaman kandungan zat aktif pada pulveres parasetamol-fenobarbital dan pulveres ketotifen fumarat-siproheptadin HCl pada Rumah Sakit X belum pernah dilakukan. Telah dilakukan penelitian tentang Optimasi Penetapan Kadar Campuran Parasetamol dan Natrium Fenobarbital secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (Lissanta, 2008), Analisis Bikomponen Campuran Siproheptadin HCl dan Ketotifen Fumarat secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda (Adrianto, 2008), dan Analisis Bikomponen Campuran Siproheptadin HCl dan Ketotifen Fumarat secara

  4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Derivatif (Rachmawatie, 2008).

3. Manfaat penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat praktis bagi pelayanan kefarmasian, yaitu memberikan informasi mengenai keseragaman kandungan zat aktif sediaan pulveres A dan sediaan pulveres B pada Rumah Sakit X di Yogyakarta.

  B.

  

Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah zat aktif sediaan pulveres A dan sediaan pulveres B pada rumah sakit X memiliki kandungan zat aktif yang seragam. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Sediaan Pulveres dan Sustained Released

1. Pulveres

  Pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas yang lain yang cocok (Anief, 2000). Penggunaan pulveres sesuai untuk pasien anak yang tidak dapat menelan tablet atau kapsul (Allen, 2002).

  Keuntungan bentuk sediaan ini antara lain lebih stabil dibandingkan bentuk cair, sesuai digunakan dalam peracikan dosis besar, memiliki kecepatan dissolusi yang lebih cepat dibandingkan tablet atau kapsul, sehingga kecepatan serapan menjadi lebih besar. Kelemahan bentuk sediaan pulveres adalah permasalahan rasa tidak enak yang tidak tertutupi dan tidak sesuai digunakan pada penghantaran obat yang dapat terinaktivasi di dalam cairan lambung atau dapat merusak dinding lambung (Aulton, 2002).

  Proses pembuatan pulveres dilakukan dengan pencampuran serbuk menggunakan teknik "doubling" yaitu dimulai dengan sejumlah kecil serbuk yang ditambahkan dengan serbuk lain dalam kuantitas yang sama, baru kemudian dicampur, dan ditambahkan lagi sehingga campuran serbuk menjadi homogen (Allen, 2002). Serbuk yang harus dibagi tanpa penimbangan, pembagiannya dilakukan paling banyak hanya 20 bungkus untuk menjamin pembagian yang sama. Apabila lebih dari

  6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  20 bungkus, maka serbuk dibagi dalam beberapa bagian dengan cara penimbangan dan tiap bagian dibagi paling banyak menjadi 20 bungkus (Anief, 2000).

2. Sediaan sustained released

  Sediaan sustained released adalah sediaan yang melepaskan obat secara perlahan dan terkontrol untuk jangka waktu yang cukup lama. Keuntungan bentuk sediaan tersebut adalah meningkatkan durasi efek obat dan mempertahankan level konstan di dalam darah. Sedangkan kerugiannya adalah fleksibilitas pemberian obat berkurang dan dapat terjadi dose dumping. Mekanisme pelepasan obat terkontrol dengan sistem polimer antara lain difusi, degradasi, swelling, dan osmotik (Liebermann, 1990).

  B.

  

Uji Keseragaman Kandungan

  Menurut Farmakope Indonesia IV (1995), persyaratan keseragaman kandungan dapat ditetapkan apabila zat aktif terdapat dalam jumlah kecil yaitu kurang dari 50 mg atau kurang dari 50 % bobot sediaan. Persyaratan yang digunakan untuk pulveres disesuaikan dengan menggunakan kriteria kapsul. Persyaratan tersebut yaitu kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan dari keseragaman dosis 10 satuan dipenuhi, jika jumlah zat aktif tidak kurang dari 9 dari 10 satuan sediaan seperti yang ditetapkan dari cara keseragaman kandungan terletak dalam rentang 85,0 % hingga 115,0 % dari yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang terletak di luar rentang 75,0 % hingga 125 % dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif dari 10 satuan sediaan kurang dari atau sama dengan 6,0%.

  7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Tabel I. Uji Keseragaman Kandungan

  Rentang Jumlah satuan yang diuji 10 satuan 30 satuan 85-115 % dari yang tidak kurang dari 9 satuan tidak lebih dari 3 satuan di tertera pada etiket dalam rentang luar rentang

  75-125% dari yang tidak ada satuan tidak ada satuan tertera pada etiket diluar rentang di luar rentang Simpangan baku relatif

  ≤ 6,0% ≤7,8% (Anonim, 1995)

  Jika 2 atau 3 satuan sediaan terletak di luar rentang 85,0% hingga 115% dari yang tertera pada etiket, tetapi tidak di luar rentang 75,0% hingga 125,0 % dari yang tertera pada etiket, atau jika simpangan baku relatif lebih besar dari 6,0% atau jika kedua kondisi gagal, maka dilakukan uji 20 satuan tambahan. Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 3 satuan dari 30 terletak di luar rentang 85,0 % hingga 115,0 % dari yang tertera pada etiket, dan tidak ada satuan yang terletak di luar rentang 75,0% hingga 125 % dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif dari 30 satuan sediaan tidak lebih dari 7,8% (Anonim, 1995).

  C.

  

Parasetamol dan Fenobarbital

1. Parasetamol

  Parasetamol memiliki rumus molekul C

  8 H

  9 NO 2 (Anonim,1995). Rumus

  struktur parasetamol adalah sebagai berikut:

HO NHCOCH

  3 Gambar 1. Rumus struktur parasetamol (Anonim, 1995)

  8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Parasetamol berupa serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit (Anonim, 1995). Kelarutan parasetamol adalah satu bagian larut dalam 70 bagian air, 7-10 bagian etanol dan 13 bagian aseton, agak sukar larut dalam kloroform, praktis tidak larut dalam eter (Widdop, 1986). Menurut Clarke (1969), parasetamol dalam metanol mempunyai serapan maksimal pada 249 nm. Serapan maksimal parasetamol dalam larutan asam 245 nm dan dalam larutan alkali 257 nm (Widdop, 1986).

  Parasetamol adalah obat analgesik antipiretik yang efektif menyembuhkan rasa sakit ringan sampai sedang, misalnya sakit kepala, mialgia, atralgia, dan nyeri yang berasal dari integuman. Mekanisme kerjanya yaitu menghambat enzim siklooksigenase dalam sintesis prostaglandin. Prostaglandin ini yang menyebabkan sensitisasi reseptor nyeri terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi. Dengan kata lain, prostaglandin menyebabkan keluarnya mediator kimiawi seperti bradikinin dan histamin yang merangsang dan menimbulkan nyeri (Wilmana, 1995).

  Parasetamol diserapan cepat di usus dan memiliki waktu paruh antara 1-4 jam (Tjay dan Rahardja, 2002). Kadar tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu setengah jam. Dosis sekali pemberian parasetamol untuk anak usia 6-12 tahun sebesar 150-300 mg, dengan maksimum 1,2 g per hari. Pada anak usia 1-6 tahun dosisnya adalah sebesar 60-120 mg dan bayi di bawah 1 tahun sebesar 60 mg dengan maksimum pemberian 6 kali sehari (Wilmana, 1995). Toksisitas terjadi pada dosis melebihi 140 mg/kg BB pada anak dan 150 mg/kg BB pada dewasa. Akibat dosis

  9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  toksik yaitu terjadinya nekrosis hati yang disebabkan oleh adanya ikatan sel hati dengan metabolit parasetamol yang sangat reaktif yaitu N-asetil benzokuinoimin.

  Secara normal, metabolit reaktif ini akan langsung didetoksifikasi oleh glutation. Akan tetapi pada dosis toksis, produksi metabolit ini melebihi kapasitas glutation (Olson, 1990).

2. Fenobarbital

  Fenobarbital yang juga disebut luminal memiliki rumus molekul C

  12 H

  12 N

  2 O 3 . Rumus strukturnya adalah sebagai berikut: H O N O C H

  2

  5 NH O

Gambar 2. Rumus struktur fenobarbital (Widdop, 1986)

  Fenobarbital berupa serbuk hablur putih berkilat, tidak berbau, dan tidak berasa (Anonim, 1995). Satu bagian fenobarbital larut dalam 1000 bagian air, dalam 25 bagian etanol, dan praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter. Fenobarbital dalam larutan dapar borax 0.05M (pH 9.2) memiliki serapan maksimal 239 nm dan dalam natrium hidroksida (pH 13) memiliki serapan maksimal 254 nm (Widdop, 1986).

  10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Fenobarbital digunakan dalam pengobatan antikonvulsi, yaitu untuk mencegah dan mengobati serangan epilepsi (Utama, 1995). Senyawa ini terutama digunakan pada serangan epileptikus berdasarkan sifatnya yang dapat memblokir pelepasan muatan listrik di otak. Fenobarbital memiliki serapan di usus baik (70-90 %) dan lebih kurang 50% terikat pada protein. Dosisnya 1-2 kali sehari sebanyak 30- 125 mg, maksimal 400 mg dalam dua kali; pada anak-anak 2 hingga 12 bulan sebesar 4 mg /kg beratbadan sehari; dan pada stadium epileptikus dewasa 200 hingga 300 mg (Tjay dan Rahardja, 2002).

  D.

  

Ketotifen Fumarat dan Siproheptadin-HCl

1. Ketotifen Fumarat

  Ketotifen fumarat memiliki rumus molekul C

  19 H

  19 NOS.C

  4 H

  4 O 4 (Widdop,

  1986). Ketotifen memiliki rumus struktur sebagai berikut:

  O S

N

CH

3 Gambar 3. Rumus struktur ketotifen fumarat (Widdop, 1986)

  11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Ketotifen fumarat berupa serbuk hablur putih. Ketotifen sedikit larut dalam air, larut dalam etanol, dan larut sebagian dalam kloroform. Serapan maksimal yang dimiliki ketotifen dalam larutan asam adalah 297 nm dan dalam larutan basa memiliki serapan maksimal 302 nm (Widdop, 1986).

  Ketotifen fumarat bersifat anafilaktik karena menghambat penglepasan histamin. Ketotifen fumarat juga bersifat sebagai antihistamin kuat dan digunakan untuk profilaksis asma bronkial (Dewoto, 1995). Obat ini memiliki waktu paruh 8 jam dan diekskresikan melalui kemih sebagai glukuronida. Dosis malam hari 1 mg selama 1 minggu (Tjay dan Rahardja, 2002). Dosis dewasa ketotifen fumarat untuk profilkasis asma bronkial ialah 2 kali 1,38-2,76 mg (Dewoto, 1995).

2. Siproheptadin-HCl

  Siproheptadin-HCl memiliki rumus molekul C H N.HCl. Rumus struktur

  21

  21

  siproheptadin adalah sebagai berikut :

  

CH

3 N

Gambar 4. Rumus struktur siproheptadin (Widdop, 1986)

  12 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Siproheptadin-HCl berupa serbuk hablur putih sedikit kekuningan. Senyawa ini memiliki titik didih 214° hingga 216°C. Satu bagian siproheptadin-HCl memiliki kelarutan dalam 275 bagian air, dalam 35 bagian etanol, dalam kira-kira 16 bagian kloroform, dan dalam 1,5 bagian metanol, dan praktis tidak larut dalam eter. Serapan maksimal yang dimiliki senyawa ini adalah 286 nm dalam larutan asam dan 284 nm dalam larutan basa (Widdop, 1986).

  Siproheptadin-HCl merupakan antagonis histamin (H

  1 ). Efek siproheptadin

  adalah menyembuhkan gejala alergi seperti demam dan urtikaria. Dosis untuk anak usia 2-6 tahun yaitu 2 mg, 2–3 kali sehari (Anonim, 2006). Siproheptadin HCl dalam bentuk tablet 4 mg digunakan untuk dosis dewasa 3-4 kali sehari dengan dosis total tidak lebih dari 0,5 mg/ kgBB (Sjamsudin, 1995).

  E.

  

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

1. Pengertian KCKT

  KCKT merupakan salah satu bagian dari kromatografi. Definisi kromatografi adalah teknik pemisahan fisik suatu campuran zat-zat kimia yang berdasar pada perbedaan migrasi dari masing-masing komponen campuran yang terpisah pada fase diam di bawah pengaruh pergerakan fase yang bergerak (Mulja dan Suharman). Sedangkan KCKT merupakan kondisi kromatografi yang fase geraknya dialirkan menuju kolom secara cepat dengan bantuan tekanan dari pompa dan hasilnya dapat dideteksi dengan detektor (Hendayana, 2006). Tujuan dari KCKT

  13 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  adalah memperoleh hasil pemisahan yang baik dalam waktu relatif singkat (Mulja dan Suharman, 1995).

  2. Peralatan KCKT Gambar 5. Instrumen KCKT (Kazakevich, 2004)

  Menurut Gritter (1991), komponen penting yang ada dalam KCKT yaitu : a. Detektor. Fungsi detektor adalah mendeteksi adanya komponen yang terdapat dalam kolom dan untuk mengukur jumlah komponen yang ada dalam cuplikan (Johnson dan Stevenson, 1978). Menurut Mulja dan Suharman (1995) beberapa persyaratan detektor antara lain sensitivitas yang sangat tinggi pada kadar

  • 8

  10 g/ml, kestabilan dan reprodusibilitas yang sangat baik, memberikan respon yang linier terhadap kadar solut, dapat bekerja dari temperatur kamar sampai 400° C, tidak dipengaruhi perubahan temperatur dan kecepatan pelarut pengembang, mudah didapat dan mudah dipakai oleh operator, selektif terhadap macam-macam solut dalam pelarut pengembang dan tidak merusak solut. Detektor UV digunakan untuk

  14 mendeteksi senyawa-senyawa yang memiliki gugus kromofor dengan atau tanpa adanya gugus auksokrom (Settle, 1997).

  b.

  Kolom. Kolom merupakan bagian penting karena pemisahan komponen- komponen solut terjadi di dalam kolom. Keberhasilan pemisahan bergantung pada keadaan kolom (Mulja dan Suharman, 1995).

  c.

  Fase gerak. Fase gerak harus mempunyai sifat yaitu murni dan tanpa cemaran, tidak bereaksi dengan kemasan, sesuai dengan detektor, dapat melarutkan solut, viskositas rendah, memungkinkan memperoleh kembali solut dengan mudah (jika diperlukan), dan harganya wajar (Johnson dan Stevenson, 1978).

  Kepolaran campuran pelarut yang digunakan, yang bersifat linier dengan kepolaran pelarut murninya merupakan bagian terpenting pada pemilihan fase gerak.

  Berikut ini adalah beberapa nilai indeks polaritas dari beberapa pelarut yang sering digunakan :

  Tabel II. Nilai indeks polaritas pelarut Eluotropic Values Solvent Index Polarity Alumina C18 Silica

  UV Cut off (nm) Hexane 0,1 0,01 - 0,00 195

Cyclohexane 0,2 0,04 - - 200

  Toluene 2,4 0,29 - 0,22 284

Tetrahydrofuran 4,0 0,45 3,7 0,53 212

Ethyl acetate

  4,4 0,58 - 0,48 256

  Acetone 5,1 0,56 8,8 0,53 330

Methanol 5,1 0,95 1,0 0,7 205

Acetonitrile

  5,8 0,65 3,1 0,52 190

  Dimethylformamide 6,4 - 7,6 - 268 Dimethyilsulfoxide 7,2 0,62 - - 268 Water 10,2 - - - 190

  (Snyder, 1997)

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  15 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Nilai kepolaran antara dua campuran pelarut dapat dihitung dengan : P’ =

  Φa P’a + Φb P’b .....................................(1)

  Dimana Φa dan Φb adalah fraksi volume pelarut a dan b dalam campuran sedangkan P’a dan P’b adalah angka indeks polaritas (P’) pelarut murni (Gritter dkk.,

  1991).

3. Pembagian jenis KCKT

  KCKT dibagi menjadi 6 jenis yaitu : a. Kromatografi partisi. Pada kromatografi partisi, fase diam dapat polar atau nonpolar. Bila fase diam polar dan fase gerak non polar disebut kromatografi partisi fase normal, sedangkan bila fase diam non polar dan fase gerak polar dinamakan kromatografi fase terbalik. Solut berkeseimbangan di antara fase diam dan fase gerak.

  b. Kromatografi adsorpsi. Kromatografi ini menggunakan fase diam padat dan fase gerak cair atau gas. Solut dapat diadsorpsi pada permukaan partikel padat.

  c. Kromatografi pertukaran ion. Anion atau kation diikatkan secara kovalen pada fase diam padat, disebut resin. Ion-ion solut muatan berlawanan menyerang fase diam dengan kekuatan elektrostatik dan fase geraknya berupa zat cair.

  d. Kromatografi pasangan ion. Secara umum digunakan pada molekul polar dan ionik. Selektivitasnya ditentukan oleh fase gerak yang berupa pelarut organik dan dilengkapi reagen pasangan ion yang spesifik (Anonim, 2008).

  e.

  Kromatografi ekslusi. Pada jenis ini, tidak ada interaksi tarik menarik antara fase diam dan solut. Fase gerak cair atau gas bergerak melalui gel berpori. Ukuran

  16 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pori cukup kecil untuk mengeluarkan solut yang besar. Molekul solut yang kecil akan masuk ke dalam pori gel, sedangkan molekul besar akan mengalir tanpa memasuki pori gel.

  f. Kromatografi afinitas. Kromatografi ini digunakan dalam interaksi yang spesifik antara suatu jenis molekul solut dan sebuah molekul lain yang secara kovalen terikat pada fase diam. Contohnya untuk pemisahan komponen protein (Harris, 1999).

  Pemilihan jenis KCKT yang tepat dan sesuai dengan komponen solut yang dipisahkan akan menghasilkan pemisahan yang baik.

4. Kromatografi partisi fase terbalik

  Kromatografi fase normal adalah kromatografi dengan fase diam polar dan fase gerak kurang polar atau non polar. Sedangkan kromatografi fase terbalik adalah kromatografi yang menggunakan fase diam relatif non polar seperti hidrokarbon dan fase gerak polar seperti air atau metanol (Gritter, 1991). Istilah fase normal dan fase terbalik digunakan dalam kromatografi partisi untuk menggambarkan polaritas efektif antara fase diam dan fase gerak (Settle, 1997).

  Menurut Skoog dkk. (1994), jika solut ditambahkan dalam kondisi yang terdiri atas dua pelarut yang tidak bercampur dan keseluruhan kondisi dibiarkan seimbang, solut akan tersebar antara kedua fase itu menurut persamaan :

  Cs K =

  ......................................................(2)

  Cm