Hubungan antara pengetahuan dan tingkat ekonomi dengan tindakan pengobatan mandiri pada penyakit batuk di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN TINDAKAN PENGOBATAN MANDIRI PADA PENYAKIT BATUK DI DESA ARGOMULYO KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN
PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi Oleh :
Veronika Yuli Kurniasari NIM : 028114049
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
“Ta pi….in ila h pe t u a la n ga n ,
Ak u m e la n gk a h k e da la m r u a n g k e t ida k - t a h u a n .....
…. Ku sa da r i se pe n u h n y a , a da ba h a y a dise k it a r k u ....
...... Ku a k u i le bih m e r u pa k a n ba y a n ga n k e t im ba n g
k e n y a t a a n , da n
se bu a h k e in gin a n a t a s k e le n ga n ga n lia r
di bu k it - bu k it se k it a r k u ”....
( Ch r is Be n in gt on )
Karya ini Kupersembahkan untuk : “Jesus Christ”,... always good,….all the time…
…..”Mom & Dad”… ….”My little sister”…..Ndori.. ….”Yustinus Partosutardjo & Mintohardjono clan”… ….”Bro”..
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih, karunia dan anugerah yang senantiasa diberikan kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan antara Pengetahuan dan Tingkat
Ekonomi dengan Tindakan Pengobatan Mandiri pada Penyakit Batuk di Desa
Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar kesarjanaan (S.Farm) Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, arahan dan motivasi selama penyusunan skripsi ini kepada :
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Sulasmono, Apt., selaku dosen pembimbing skripsi atas segala bimbingan, ilmu, nasehat dan masukan yang berharga selama penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing skripsi atas segala bimbingan, ilmu, diskusi dan masukan yang berharga selama penyusunan skripsi
4. Bapak Drs. Mulyono, Apt., selaku dosen penguji atas masukan dan saran yang berharga.
5. Bapak Ipang Djunarko, S.Si., Apt., selaku dosen penguji atas masukan dan saran yang berharga.
6. Bapak Agung Santoso, S.Psi., atas kesempatan untuk berdiskusi dan masukan- masukannya.
7. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes., selaku dosen pembimbing akademik atas segala bimbingan, arahan, nasehat, dan dorongan selama penulis menempuh studi.
8. Segenap dosen, karyawan, dan staf laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma atas bimbingan, arahan, dan bantuan selama penulis menempuh studi.
9. Warga Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta atas bantuan selama penyusunan skripsi, nilai hidup, dan kesederhaan yang sudah ditularkan.
10. BAPPEDA Sleman dan semua aparatur pemerintahan Desa Argomulyo dan Kecamatan Cangkringan yang telah memberikan ijin dan kesempatan dalam penyusunan skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan Farmasi angkatan 2002 yang selalu memberikan bantuan, dorongan, motivasi, dan kebersamaaan selama penulis menempuh studi dan penyusunan skripsi ini
12. Teman-teman Kehutanan Universitas Gadjah Mada, sebagai tempat sharing, berbagi ilmu, idealism, dan comitment yang sangat berharga.
13. Teman-teman kost Megatruh 4A atas obroran-obrolan, bantuan, nyanyian, tangisan, celotehan dan motivasinya.
14. Semua yang pernah datang dan pergi dalam kehidupan penulis, Ceporan
Community
, GKM community (benih rimbawan), sahabat-sahabat sealiran saat mendaki puncak-puncak, menyeruak pedalaman, dan aroma pegunungan.
......Terima kasih telah membuat penulis mengalami banyak rasa yang tidak tergantikan.
15. Seluruh pihak yang telah telah memberikan bantuan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Skripsi ini barulah sebagian dari usaha untuk menghimpun pengetahuan dalam bidang Farmasi, karena itu penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Saran dan masukan yang membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan dalam penulisan selanjutnya.
Akhir kata, semoga penulisan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 12 September 2007 Penulis
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 Oktober 2007 Penulis
Veronika Yuli Kurniasari
INTISARI
Pengobatan mandiri adalah upaya yang dilakukan untuk mengobati diri sendiri menggunakan obat (obat bebas dan obat bebas terbatas), obat tradisional atau cara lain tanpa bantuan tenaga kesehatan. Pengetahuan dan tingkat ekonomi berpengaruh dalam perilaku pengobatan mandiri yang dilakukan oleh masyarakat dan usaha mewujudkan status kesehatan yang lebih baik.
Penelitian ini termasuk penelitian analitik korelasional, teknik pengambilan sampel simple random sampling, dan proses penetapan sampling frame dengan teknik
purposive
. Langkah-langkah penelitian meliputi studi pustaka, pembuatan kuesioner, penyebaran kuesioner, tabulasi data, dan analisis data dengan teknik korelasi Pearson
Product Moment (signifikansi 95%).
Hasil penelitian: responden pria (63,27%), usia 41-50 tahun (30,61%), pendidikan terakhir SMA (42,86%), pekerjaan petani atau buruh (43,88%), frekuensi batuk dalam 1 bulan adalah 0-1 kali (44,90%), langkah dengan mengobati sendiri dan bila tidak berhasil kemudian ke dokter (64,29%), alasan karena tersedianya macam dan jumlah obat tradisional dan obat tanpa resep (40,26%), cara dengan obat tradisional dan obat tanpa resep (59,74%). Koefisien korelasi antara pengetahuan dengan tindakan pengobatan mandiri pada taraf kepercayaan 95% dengan menggunakan obat batuk tradisional dan obat batuk tanpa resep adalah 0,373 (signifikansi 0,011), tingkat hubungan rendah; menggunakan obat batuk tradisional sebesar 0,732 (signifikansi 0,000), tingkat hubungan kuat; dan menggunakan obat batuk tanpa resep sebesar 0,948 (signifikansi 0,004), dengan tingkat hubungan sangat kuat. Koefisien korelasi antara tingkat ekonomi dengan tindakan pengobatan mandiri pada taraf kepercayaan 95% dengan menggunakan obat batuk tradisional dan obat batuk tanpa resep sebesar -0,145 (signifikansi 0,336), tidak terdapat hubungan; menggunakan obat batuk tradisional sebesar 0,097 (signifikansi 0,645), tingkat hubungan sangat rendah; dan menggunakan obat batuk tanpa resep sebesar 0,157, (signifikansi 0,766) dan tingkat hubungan sangat rendah. Kata kunci : pengobatan mandiri, hubungan, pengetahuan, tingkat ekonomi, batuk, obat batuk tradisional, obat batuk tanpa resep.
ABSTRACT
Self medication is efforts to self medicate using drugs (over the counter drugs), traditional drugs or another methods without medical suggestions. Knowledge and level economic influence in self medication behaviour of people and effort to create more better health status.
This research was includes analitical correlate study, the respondent selected using simple random sampling, and the process of determining sampling frame using purposive technique.The process of research includes study of literatures, make questionnaire, distribute the questionnaires, tabulation and analize data using Pearson Product Moment technique corellation (at significancy 95%).
The result of the research includes: respondent of male (63,27%), 41-50 years old (30,61%), Senior High School graduated (42,86%), farmer or laborer (43,88%), frequency attacked cough is 0-1 times at 1 month (44,90%), self medication and then go to the doctor if not success is an effort to treat cough (64,29%), the reason because the available of traditional drugs and over the counter drugs (59,74%). Coefficient of correlation between knowledge and action of self medication at significancy 95% using traditional drugs and over the counter drugs having value 0,373 (significancy 0,011), with less correlation; using traditional drugs having value 0,732 (significancy 0,000), with strong correlation; and using over the counter drugs having value 0,948 (significancy 0,004), with very strong correlation. Coefficient of correlation between level economic and action of self medication at significancy 95% using traditional drugs and over the counter drugs having value
- 0,145 (significancy 0,336), with none correlation; using traditional drugs having value 0,097 (significancy 0,645), with very less correlation; and using over the counter drugs having value 0,157 (significancy 0,766), with very less correlation. Keyword : self medication, corellation, knowledge, level of economic, cough, traditional drugs for cough, over the counter drugs for cough
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ......................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv PRAKATA ....................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... viii
INTISARI ......................................................................................................... ix
ABSTRACT
....................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xxi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxvii BAB I. PENGANTAR ....................................................................................
1 A. Latar Belakang .............................................................................
1 B. Perumusan Masalah ......................................................................
6 C. Keaslian Penelitian .......................................................................
7 D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8 E. Tujuan Penelitian ..........................................................................
9
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA .............................................................. 11 A. Perilaku Masyarakat ..................................................................... 11
1. Definisi .................................................................................... 11
2. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam perilaku masyarakat ............................................................................. 11
3. Teori aksi Max Weber ............................................................
16 4. Perilaku kesehatan ..................................................................
16 B. Pengetahuan dan Tingkat Ekonomi .............................................
17
1. Pengetahuan ............................................................................ 17
2. Tingkat ekonomi ..................................................................... 18
C. Pengobatan Mandiri ..................................................................... 20 1. Definisi ...................................................................................
20 2. Faktor-faktor dalam pengobatan mandiri ...............................
21 3. Obat tradisional .....................................................................
22 4. Obat tanpa resep .....................................................................
26 D. Batuk ............................................................................................
29 1. Definisi ...................................................................................
29 2. Mekanisme .............................................................................
30 3. Etiologi ...................................................................................
31 4. Penatalaksanaan .....................................................................
32 E. Landasan Teori ............................................................................. 38
F. Hipotesis ....................................................................................... 39
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 40 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................
40 B. Variabel Penelitian ........................................................................ 41 C. Definisi Operasional .....................................................................
41 D. Subyek dan Kriteria Inklusi Penelitian ......................................... 42 E. Populasi dan Besar Sampel ..........................................................
43 F. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................
44 G. Instrumen Penelitian .....................................................................
45 H. Tata Cara Pengumpulan Data .......................................................
48 I. Tata Cara Analisis Data ................................................................. 51
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 54 A. Karakteristik Responden ............................................................... 54
1. Jenis kelamin responden ........................................................ 54
2. Usia responden ....................................................................... 55
3. Pendidikan terakhir responden ............................................... 56
4. Pekerjaan responden ............................................................. 57
B. Gambaran Penyakit Batuk yang Dialami atau Ditangani, Langkah, Alasan, dan Cara Pengobatan Mandiri yang
Dilakukan Responden .................................................................. 58
1. Frekuensi kejadian batuk yang dialami atau ditangani
responden dalam 1 bulan ......................................................... 59
2. Langkah responden dalam menangani batuk .......................... 60
3. Alasan responden melakukan pengobatan mandiri pada penyakit batuk ......................................................................... 61
4. Cara yang dipilih responden dalam pengobatan mandiri pada penyakit batuk ................................................................ 63 C. Pola Pengobatan Mandiri, Pengetahuan, Tingkat Ekonomi,
Tindakan Pengobatan Mandiri, dan Korelasi antara Pengetahuan dan Tingkat Ekonomi dengan Tindakan Pengobatan Mandiri pada Responden yang Menggunakan Obat Batuk Tradisional dan Obat batuk Tanpa Resep ....................................................... 64
1. Pola pengobatan mandiri .......................................................
64
2. Pengetahuan ........................................................................... 76
3. Tingkat ekonomi .................................................................... 78 4. Tindakan pengobatan mandiri ...............................................
80
5. Korelasi antara pengetahuan dan tingkat ekonomi dengan tindakan pengobatan mandiri pada penyakit batuk ................ 81 D. Pola Pengobatan Mandiri, Pengetahuan, Tingkat Ekonomi,
Tindakan Pengobatan Mandiri, dan Korelasi antara Pengetahuan dan Tingkat Ekonomi dengan Tindakan Pengobatan Mandiri pada Responden yang Menggunakan Obat
Batuk Tradisional ........................................................................
84
1. Pola pengobatan mandiri ....................................................... 84
2. Pengetahuan ........................................................................... 88
3. Tingkat ekonomi .................................................................... 90 4. Tindakan pengobatan mandiri ...............................................
91
5. Korelasi antara pengetahuan dan tingkat ekonomi dengan tindakan pengobatan mandiri pada penyakit batuk ...............
92 E. Pola Pengobatan Mandiri, Pengetahuan, Tingkat Ekonomi, Tindakan Pengobatan Mandiri, dan Korelasi antara Pengetahuan dan Tingkat Ekonomi dengan Tindakan
Pengobatan Mandiri pada Responden yang Menggunakan Obat Batuk Tanpa Resep ...................................................................... 94
1. Pola pengobatan mandiri ....................................................... 94
2. Pengetahuan ........................................................................... 98
3. Tingkat ekonomi .................................................................... 100
4. Tindakan pengobatan mandiri ............................................... 101
5. Korelasi antara pengetahuan dan tingkat ekonomi dengan tindakan pengobatan mandiri pada penyakit batuk ............... 102 F. Rangkuman Pembahasan ............................................................. 103
1. Pengetahuan ........................................................................... 104
2. Tingkat ekonomi .................................................................... 106
3. Tindakan pengobatan mandiri ............................................... 107
4. Korelasi antara pengetahuan dan tingkat ekonomi dengan tindakan pengobatan mandiri pada penyakit batuk ............... 110
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 113 A. Kesimpulan ................................................................................... 113 B. Saran ............................................................................................. 116 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 118 LAMPIRAN ..................................................................................................... 123 BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................... 141
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel I. Tanaman Berkhasiat sebagai Obat Batuk ..................................... 34 Tabel II. Jenis-jenis Obat dalam Sediaan Obat Batuk ................................ 37 Tabel III. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi .................................... 53 Tabel IV. Produk Obat Batuk Tanpa Resep dan Komponennya ................. 70 Tabel V. Pengetahuan Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di
Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ........................................ 77
Tabel VI. Tingkat Ekonomi Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ........................... 79
Tabel VII. Tindakan Pengobatan Mandiri pada Penyakit Batuk dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep pada
Responden di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ......... 80
Tabel VIII. Uji Korelasi Pearson Pengetahuan dan Tingkat Ekonomi dengan Tindakan Pengobatan Mandiri pada Penyakit Batuk
dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep pada Responden di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ......... 82
Tabel IX. Pengetahuan Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta .................................................................................. 88 Tabel X. Tingkat Ekonomi Responden yang Melakukan Pengobatan
Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ................................................................... 90
Tabel XI. Tindakan Pengobatan Mandiri pada Penyakit Batuk dengan Obat Batuk Tradisional pada Responden di Desa Argomulyo
Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ................................................................... 91
Tabel XII. Uji Korelasi Pearson Pengetahuan dan Tingkat Ekonomi dengan Tindakan Pengobatan Mandiri pada Penyakit Batuk dengan Obat Batuk Tradisional pada Responden di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ........................................ 92
Tabel XIII. Pengetahuan Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri
dengan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ................................................................... 98
Tabel XIV. Tingkat Ekonomi Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo
Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ................................................................... 100
Tabel XV. Tindakan Pengobatan Mandiri pada Penyakit Batuk dengan Obat Batuk Tanpa Resep pada Responden di Desa Argomulyo
Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ................................................................... 101 Tabel XVI. Uji Korelasi Pearson Pengetahuan dan Tingkat Ekonomi dengan Tindakan Pengobatan Mandiri pada Penyakit Batuk dengan Obat Batuk Tanpa Resep pada Responden di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ........................................ 102 Tabel XVII. Pengetahuan Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep,
Obat Batuk Tradisional, dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ........................................ 104
Tabel XVIII.Tingkat Ekonomi Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep, Obat Batuk Tradisional, dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ...................................... 106
Tabel XIX. Tindakan Pengobatan Mandiri pada Responden dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep, dan Obat Batuk Tradisional di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta .......... 107
Tabel XX. Tindakan Pengobatan Mandiri pada Responden dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep, dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ......... 109
Tabel XXI. Korelasi antara Pengetahuan dan Tingkat Ekonomi dengan Tindakan Pengobatan Mandiri Penyakit Batuk pada Responden di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ......................................... 110
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Proses Pengambilan Keputusan .................................................. 14 Gambar 2. Hubungan antara Pengetahuan dan Tingkat Ekonomi dengan Tindakan Pengobatan Mandiri pada Penyakit Batuk di Desa
Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah IstimewaYogyakarta ................................. ...... 38
Gambar 3. Skema Kerangka Kuesioner ..................................................... 47 Gambar 4. Bagan Tata Cara Pengumpulan Data ........................................ 51 Gambar 5. Distribusi Jenis Kelamin Responden di Desa Argomulyo
Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ....... ........................................................ 54
Gambar 6. Distribusi Usia Responden di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ................................................................................. 55
Gambar 7. Distribusi Pendidikan Terakhir Responden di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ............................................................... 56
Gambar 8. Distribusi Pekerjaan Responden di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta .............................................................................. 57 Gambar 9. Distribusi Frekuensi Kejadian Batuk yang Dialami atau
Ditangani Responden dalam 1 Bulan di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ................................................................ 59
Gambar 10. Distribusi Langkah Responden di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Menangani Batuk ......................................... 60
Gambar 11. Distribusi Alasan Responden di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Melakukan Pengobatan Mandiri pada Penyakit Batuk ........................................................................ 62
Gambar 12. Distribusi Cara yang Dipilih dalam Pengobatan Mandiri oleh Responden di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ....... 63
Gambar 13. Distribusi Sumber Informasi Obat Batuk Tradisional pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ..................................... 65
Gambar 14. Distribusi Tempat Mendapatkan Obat Batuk Tradisional pada
Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ....................................... 66
Gambar 15. Distribusi Bahan Obat Batuk Tradisional yang Digunakan pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ....................................... 67
Gambar 16. Distribusi Alasan Penggunaan Obat Batuk Tradisional pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ....................................... 68
Gambar 17. Distribusi Penggunaan Produk Obat Batuk Tanpa Resep pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ....................................... 69
Gambar 18. Distribusi Sumber Informasi Obat Batuk Tanpa Resep pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat
Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ....................................... 73
Gambar 19. Distribusi Tempat Mendapatkan Obat Batuk Tanpa Resep pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ....................................... 74
Gambar 20. Distribusi Alasan Penggunaan Obat Batuk Tanpa Resep pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ....................................... 75
Gambar 21. Distribusi Sumber Informasi Obat Batuk Tradisional pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ......... 85
Gambar 22. Distribusi Tempat Mendapatkan Obat Batuk Tradisional pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ......... 86
Gambar 23. Distribusi Bahan Obat Batuk Tradisional yang Digunakan pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ......... 86
Gambar 24. Distribusi Alasan Penggunaan Obat Batuk Tradisional pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ......... 87
Gambar 25. Distribusi Penggunaan Produk Obat Batuk Tanpa Resep pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta ................................................................................... 95 Gambar 26. Distribusi Sumber Informasi Obat Batuk Tanpa Resep pada
Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta ................................................................................... 96 Gambar 27. Distribusi Tempat Mendapatkan Obat Batuk Tanpa Resep pada
Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan
Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ................................................................................... 97 Gambar 28. Distribusi Alasan Penggunaan Obat Batuk Tanpa Resep pada
Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta ................................................................................... 97 Gambar 29. Pengetahuan Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri
Dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep, Obat Batuk Tradisional, dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ....................................... 104
Gambar 30. Tindakan Pengobatan Mandiri pada Responden dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep, dan Obat Batuk Tradisional di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta .......... 108
Gambar 31. Tindakan Pengobatan Mandiri pada Responden dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep, dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta .......... 109
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ............................................................... 123 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA ..................................... 124 Lampiran 3. Kuesioner Penelitian ............................................................. 125 Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................ 132 Lampiran 5. Tabulasi Data Hasil Penelitian ............................................... 134 Lampiran 6. Hasil Uji Korelasi Pearson Product Moment untuk
Pengobatan Mandiri pada Penyakit Batuk dengan Menggunakan Obat Tradisional dan Obat Tanpa Resep ........ 136
Lampiran 7. Hasil Uji Korelasi Pearson Product Moment untuk Pengobatan Mandiri pada Penyakit Batuk dengan Menggunakan Obat Tradisional ............................................ 137
Lampiran 8. Hasil Uji Korelasi Pearson Product Moment untuk Pengobatan Mandiri pada Penyakit Batuk dengan Menggunakan Obat Tanpa Resep .......................................... 138
Lampiran 9. Peta Kecamatan Cangkringan ................................................ 139 Lampiran 10. Peta Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan .................... 140
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Perilaku sakit adalah setiap kegiatan yang dilakukan orang sakit untuk menjelaskan keadaan kesehatannya dan untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai. Kalangie (1996) menyatakan bahwa sumber pengobatan di Indonesia mencakup tiga
sektor yang saling berhubungan, yaitu pengobatan rumah tangga atau pengobatan mandiri, pengobatan tradisional, dan pengobatan medis profesional. Hubungan antara sektor-sektor tersebut ditunjukkan oleh adanya sistem pelayanan kesehatan berjenjang yang sudah dilakukan oleh masyarakat, dimana pada tahap awal masyarakat akan melakukan pengobatan mandiri sebelum mendatangi tenaga medis profesional. Dalam pengobatan sakit, seseorang dapat memilih satu sampai tiga sumber pengobatan tersebut, tetapi tindakan pertama yang paling banyak dilakukan adalah pengobatan mandiri.
Pengambilan keputusan dalam pencarian pengobatan penyakit umumnya menyangkut tiga pertanyaan pokok, yaitu sumber pengobatan apa yang menurut anggota masyarakat mampu mengobati sakitnya, kriteria apa yang dipakai untuk memilih salah satu dari beberapa sumber pengobatan yang ada, dan bagaimana proses pengambilan keputusan untuk memilih sumber pengobatan tersebut (Young, 1998).
2 Lima kriteria yang dipakai untuk memilih sumber pengobatan adalah pengetahuan tentang sakit dan pengobatannya, keyakinan terhadap obat atau pengobatan, keparahan sakit, keterjangkauan biaya, dan jarak ke sumber pengobatan. Dari lima kriteria tersebut, keparahan sakit merupakan faktor yang paling berperan. Proses pengambilan keputusan untuk memilih sumber pengobatan dimulai dengan mendapatkan informasi terutama informasi yang berhubungan dengan kesehatan, kemudian memproses berbagai kemungkinan dan dampaknya, dan mengambil keputusan dari berbagai alternatif yang ada.
Pemahaman seseorang terhadap sakit dapat berbeda, sehingga mempengaruhi keputusan yang diambil. Lesu ketika bangun tidur dapat dianggap sebagai kelelahan bagi orang yang baru saja bekerja keras, gejala flu pada udara dingin, atau sakit yang bertambah parah oleh penderita penyakit kronis. Pemahaman yang berbeda terhadap sakit dapat mengakibatkan pemilihan sumber pengobatan yang berbeda. Dalam upaya penanggulangan penyakit anak balita (bawah lima tahun), umumnya penduduk di daerah pedesaan Jawa Tengah memilih pengobatan sendiri untuk sakit dengan tingkat keparahan ringan, berobat kepada paramedis atau medis pada tingkat keparahan sedang, dan berobat kepada tenaga tradisional pada tingkat keparahan berat (Kasniyah, 1997).
Penelitian pada tahun 2002 menunjukkan bahwa 60-70% masyarakat Indonesia, baik di pedesaan maupun perkotaan, cenderung melakukan pengobatan mandiri atau swamedikasi (Anonim, 2006). Sekalipun pelayanan kesehatan modern
3 telah berkembang di Indonesia, jumlah masyarakat yang memanfaatkan pengobatan tradisional tetap tinggi. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2001, persentase penduduk Indonesia yang melakukan pengobatan mandiri adalah 57,7%; 31,7% menggunakan obat tradisional, dan 9,8% memilih cara pengobatan tradisional (Anonim, 2005). Hasil ini merujuk pada Survei Departemen Kesehatan Republik Indonesia tentang Kesehatan Rumah Tangga tahun 1980 yang menunjukkan bahwa 63% masyarakat menggunakan obat bebas, 18% pergi ke dokter atau pukesmas, 9% masyarakat mengkonsumsi jamu untuk menanggulangi penyakitnya, 5% dengan pengobatan mandiri, dan 5% tidak melakukan apapun (Sartono, 1993a).
Peran pengobatan mandiri adalah untuk menanggulangi secara cepat dan efektif keluhan yang tidak memerlukan konsultasi medis, mengurangi beban pelayanan kesehatan pada keterbatasan sumber daya dan tenaga, serta meningkatkan keterjangkauan masyarakat yang jauh dari pelayanan kesehatan. Adapun keuntungan pengobatan mandiri adalah aman apabila digunakan sesuai dengan petunjuk, efektif untuk menghilangkan keluhan, biaya pembelian obat relatif lebih murah daripada biaya pelayanan kesehatan, hemat waktu, kepuasan karena ikut berperan aktif dalam pengambilan keputusan terapi, menghindari rasa malu atau stres apabila harus menampakkan bagian tubuh tertentu di hadapan tenaga kesehatan, berperan serta dalam sistem pelayanan kesehatan, dan membantu pemerintah untuk mengatasi keterbatasan jumlah tenaga kesehatan pada masyarakat (Anonim, 2004). Tindakan pengobatan mandiri juga merupakan salah satu upaya masyarakat dalam mengatasi
4 masalah kesehatannya secara dini. Semakin berhasil pengobatan mandiri dilakukan, maka semakin berkurang beban pusat-pusat pelayanan kesehatan yang ada baik di tingkat dasar maupun di tingkat rujukan. Dengan mengetahui maksud penggunaan obat oleh masyarakat, baik itu untuk menjaga kesehatan (preventif), mengobati penyakit (kuratif) dan rehabilitatif maka dapat pula diperkirakan usaha masyarakat dalam melakukan upaya kesehatan. (Jamal, Suhardi, Wiryowidagdo, 1999).
Konsultasi medis yang dimaksudkan dalam pengobatan mandiri adalah konsultasi dengan tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Bab I Pasal 1 No.32 tahun 1996 adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Faktor pendidikan, pekerjaan, informasi yang diperoleh, pendapatan masyarakat, informasi dari media cetak (majalah, surat kabar, dan sebagainya), media elektronik (radio dan televisi) dan dalam bentuk iklan berpengaruh dalam peningkatan pengobatan mandiri yang dilakukan oleh masyarakat. Hampir seluruh anggota masyarakat pernah melakukan pengobatan mandiri sebelum mengunjungi pukesmas atau dokter (Zahirsyah dan Lelo, 1998).
Tingkat pendidikan berpengaruh pada kualitas dan kuantitas pengetahuan masyarakat terhadap berbagai informasi kesehatan yang diterima. Tingkat pendidikan masyarakat menentukan dalam kaitan sikap dan tindakan yang dilakukan terhadap
5 kesehatan. Pendidikan memberikan nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikiran serta menerima hal-hal yang baru dan bagaimana berfikir secara alamiah (Soekanto, 1999). Pendidikan seseorang akan meningkatkan pengalaman, mampu meningkatkan kepribadian, dan lebih terbuka dalam menerima nilai-nilai dan hal-hal yang baru, yang pada akhirnya akan memberikan kesejahteraan. Dengan pendidikan yang cukup, seseorang akan mudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dan memperoleh pendapatan.
Keadaan ekonomi meliputi jenis pekerjaan, penghasilan, dan jumlah tanggungan dalam keluarga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam perilaku kesehatan masyarakat. Jenis pekerjaan berpengaruh pada pola konsumsi seseorang. Keadaan ekonomi akan berpengaruh pada usaha seseorang dalam mewujudkan status kesehatan yang lebih baik. Jumlah penghasilan dalam setiap bulan berpengaruh terhadap faktor sosial ekonomi yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat perhatian seseorang terhadap masalah kesehatan. Seseorang dengan pendapatan yang lebih besar akan mempunyai kesempatan yang lebih besar dalam menggunakan fasilitas kesehatan dengan lebih baik (Rinukti, 2004).
Batuk merupakan salah satu penyakit dengan gejala ringan yang dapat menyerang siapa saja dan kapan saja. Batuk dapat mengganggu seseorang pada saat bekerja, istirahat, dan pada saat melakukan aktivitas lainnya. Pengobatan mandiri merupakan salah satu usaha yang dilakukan seseorang untuk mengobati penyakit batuk yang dideritanya.
6 Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman yang terletak di bagian utara Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan suatu kawasan pedesaan yang sebagian besar masyarakatnya sebagai petani. Kehidupan sederhana yang menggantungkan pada sumber daya alam erat dijumpai dalam kehidupan masyarakatnya. Letak desa Argomulyo yang relatif jauh dari pusat pelayanan kesehatan, menjadi salah satu pertimbangan bagi masyarakat desa tersebut untuk melakukan pengobatan mandiri terutama untuk mengatasi penyakit dengan gejala- gejala ringan seperti batuk.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat disusun perumusan masalah sebagai berikut ini : 1. seperti apa demografi masyarakat di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan
Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta? 2. seperti apa gambaran penyakit batuk yang dialami atau ditangani, langkah, alasan, dan cara pengobatan mandiri pada masyarakat di Desa Argomulyo Kecamatan
Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta? 3. seperti apa pola pengobatan mandiri, pengetahuan, tingkat ekonomi, tindakan pengobatan mandiri, serta korelasi antara pengetahuan dan tingkat ekonomi dengan tindakan pengobatan mandiri pada penyakit batuk pada masyarakat di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah
7 Istimewa Yogyakarta yang melakukan pengobatan mandiri dengan menggunakan obat tradisional dan obat tanpa resep? 4. seperti apa pola pengobatan mandiri, pengetahuan, tingkat ekonomi, tindakan pengobatan mandiri, serta korelasi antara pengetahuan dan tingkat ekonomi dengan tindakan pengobatan mandiri pada penyakit batuk pada masyarakat di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang melakukan pengobatan mandiri dengan menggunakan obat tradisional?
5. seperti apa pola pengobatan mandiri, pengetahuan, tingkat ekonomi, tindakan pengobatan mandiri, serta korelasi antara pengetahuan dan tingkat ekonomi dengan tindakan pengobatan mandiri pada penyakit batuk pada masyarakat di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang melakukan pengobatan mandiri dengan menggunakan obat tanpa resep?