Hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat dengan pencegahan penyakit malaria Di Desa Lubuk Batang Wilayah Kerja Lubuk Batang Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.

  Hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat dengan pencegahan penyakit malaria Di Desa Lubuk Batang Wilayah Kerja Lubuk Batang Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.

  

Gunardi Pome, S.Ag, M.Kes.

Poltekkes Palembang Prodi keperawatan Baturaja

Gunardi.pome@yahoo.com

  

ABSTRAK

ABSTRAK

  Menurut WHO sekitar 45% populasi dunia hidup dinegara miskin, populasi tersebut memiliki resiko tinggi terkena malaria.Tidak kurang dari 30 juta kasus malaria terjadi setiap tahunnya di Indonesia dengan 30 ribu kematian. Malaria sudah tersebar di 6.053 desa pada 226 kabupaten di 30 provinsi. Krisis ekonomi sejak 1997 mengakibatkan malaria bertambah luas bahkan di daerah-daerah yang telah berhasil menanggulanginya malah menjadi KLB (Departemen Kesehatan RI, 2003). Data dari Dinas Kesehatan pada tahun 2011 penderita malaria sebanyak 1261 (1,77%) dari 71.170 KK (Data Dinas Kesehatan Kab OKU, 2009). Berdasarkan laporan bulanan data kesakitan di Puskesmas Lubuk Batang yang mencakup 15 wilayah desa yaitu ada 673 (9,5%) penderita dari 7062 KK dan di desa lubuk batang wilayah kerja puskesmas lubuk batang pada tahun 2011 ada 89 (8,62%) penderita dari 1032 KK (Data Puskesmas Lubuk Batang, 2011).

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat dengan pencegahan penyakit malaria Di Desa Lubuk Batang Wilayah Kerja Lubuk Batang Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015. Penelitian ini dilakukan pada awal bulan maret sampai bulan juli 2015.

  Dengan variabel yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya variabel independent (bebas) yaitu pengetahuan dan sikap masyarakat, sedangkan variabel dependent (terikat) yaitu pencegahan penyakit malaria.

  Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang anggota keluarganya yang pernah atau tidak pernah menderita penyakit malaria yang berjumlah 1032 KK di Desa Lubuk Batang Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.

  Penelitian ini bersifat analisis dengan sampel penelitian adalah seluruh masyarakat yang tinggal di desa Lubuk Batang, sampel yang diambil berjumlah 89 responden.

  Hasil analisis univariat menunjukan bahwa dari 89 responden terdapat 83,1% yang melakukan upaya pencegahan penyakit malaria, 93,3% responden yang berpengetahuan tinggi, 92,1% responden yang bersikap baik. Dan hasil analisis Bivariat mempunyai hubungan yang bermakna yaitu pengetahuan terhadap pencegahan penyakit malaria (p.value =0,007) dan sikap masyarakat terhadap pencegahan malaria (p.value = 0,001).

  Berdasarkan hasil penelitian ini saran lebih ditekankan kepada petugas kesehatan agar dapat berperan aktif dalam memberikan penyuluhan tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit malaria. Referensi 17 (1998 - 2010)

  Kata kunci : Malaria

  PENDAHULUAN

  Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber daya manusia dalam mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri negara yang maju adalah bangsa yang mempunyai derajat kesehatan yang tinggi. Pembangunan manusia seutuhnya harus mencakup askep jasmani dan kejiwaannya di samping spiritual, kepribadian, dan kejuangan. Untuk itu menurut Sujudi (1997), pembangunan kesehatan di tujukan untuk mewujudkan manusia yang sehat, cerdas, dan produktif (Adisasmito Wiku, 2007).

  Menurut WHO sekitar 45% populasi dunia hidup dinegara miskin, populasi tersebut memiliki resiko tinggi terkena malaria. Diperkirakan 50 persen penduduk Indonesia masih tinggal di daerah endemis malaria. Menurut WHO tidak kurang dari 30 juta kasus malaria terjadi setiap tahunnya di Indonesia dengan 30 ribu kematian (http:berita.kapanlagi.com, diakses 14 febuari 2015 pukul 15.00 WIB ).

  Data WHO menyebutkan tahun 2008 terdapat 544.470 kasus malaria positif di Indonesia, sedangkan pada tahun 2009 terdapat 1.100.000 kasus malaria klinis dan pada tahun 2010 meningkat lagi menjadi 1.800.000 kasus malaria klinis dan telah mendapatkan pengobatan (http://www.dinkes.palembang.co.id, diakses 15 febuari 2015, pukul 10 WIB).

  Berdasarkan data di dunia, penyakit malaria membunuh satu anak setiap 30 detik. Sekitar 300-500 juta orang terinfeksi dan sekitar 1 juta orang meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya. 90% kematian anak (http://id.wikipedia.org/wiki/Malaria, diakses 15 febuari, pukul 10 WIB ).

  Malaria masih merupakan masalah kesehatan dunia terutama di negara beriklim tropis. Najera dkk pada tahun 1993 melakukan survei dan menemukan bahwa sekitar 40% penduduk dunia yang bermukim di daerah risiko tinggi telah terinfeksi penyakit malaria. Selain itu WHO (World Health Organization ) melaporkan 200 juta – 300 juta kasus malaria klinis setiap tahunya dengan jumlah kematian 2.000.000 – 3.000.000 penderita (Abednego, 1997 ).

  Di dalam Rencana Strategi Departmen Kesehatan (Renstra Depkes) tahun 2005-2009 di sebutkan bahwa pembangunan kesehatan di Indonesia dalam tiga dekade ini yang di laksanakan secara berkesinambungan telah cukup berhasil meningkatkan derajat kesehatan. Namun demikian, derajat kesehatan di Indonesia tersebut masih terhitung rendah apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Memasuki milennium ketiga, Indonesia menghadapi berbagai perubahan dan tantangan strategis yang mendasar baik internal maupun eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pembangunan nasional termasuk pembangunan kesehatan (Adisasmito Wiku, 2007).

  Malaria ditemukan hampir di seluruh bagian dunia, terutama di negara-negara yang beriklim tropis dan subtropis. Penduduk yang berisiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar atau 41% dari jumlah penduduk dunia. Setiap tahun, kasusnya berjumlah sekitar 300-500 juta kasus dan mengakibatkan 1,5-2,7 juta kematian, terutama di negara- negara benua Afrika. Di Indonesia

  1 seluruh kepulauan (Prabowo, 2004:2 ).

  Biasanya malaria menyerang penduduk yang tinggal di daerah endemis atau orang–orang yang bepergian ke daerah yang angka penularannya tinggi. Kegiatan pemberatasan penyakit ini sudah di lakukan sejak lama. Adanya parasit malaria yang kebal (resisten) terhadap obat–obatan, menambah sulit pemberatasan penyakit ini (Prabowo, 2004:2,3).

  Hingga kini, malaria masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan di temukan tersebar luas dengan derajat dan berat infeksi yang bervariasi (Prabowo, 2004 : 2 ).

  Derajat edemisitas di Indonesia berbeda antara status daerah dengan daerah lain. Sebagian wilayah di Jawa - Bali telah terbebas dari penularan.

  Namun pada bulan Juli- Agustus 2002, sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Yogjakarta dilaporkan terserang wabah penyakit ini. Di Kabupaten Kebumen (Jawa Tengah) dilaporkan sekitar 3.000 orang yang terserang, sedangkan 12 Kecamatan di Kabupaten Prubalingga dinyatakan sebagai daerah endemis setelah selama 10-12 tahun tidak ada kasus malaria. Beberapa kejadian luar biasa (KLB) juga terjadi di pulau Jawa - Bali seperti pulau Bintan, Aceh dan Kabupaten Jaya Wijaya (Papua) semua KLB tersebut berkaitan dengan perpindahan penduduk dan daerah bebas malaria ke daerah endemis serta terjadinya perubahan lingkungan yang memudahkan berkembangnya vector nyamuk pembawa malaria (Prabowo, 2004:3).

  Malaria sudah tersebar di 6.053 desa pada 226 kabupaten di 30 provinsi. Krisis ekonomi sejak 1997 mengakibatkan malaria bertambah telah berhasil menanggulanginya malah menjadi KLB (Departemen Kesehatan RI, 2003).

  Data dari Dinas Kesehatan pada tahun 2011 penderita malaria sebanyak 1261 (1,77%) dari 71.170 KK. (Data Dinas Kesehatan Kab OKU, 2009)

  Berdasarkan data dari puskesmas Lubuk Batang pada tahun 2009 tercatat penderita malaria sebanyak 51 penderita, pada tahun 2010 tercatat penderita malaria sebanyak 68 penderia dan pada tahun 2011 tercatat penderita malaria sebanyak 89 (8,62%) penderita dari 1032 KK (Data Puskesmas Lubuk Batang, 2011 ).

  Berdasarkan masalah dan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Dengan Pencegahan Penyakit Malaria Di Desa Lubuk Batang Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Batang Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.

METODE PENELITIAN

  A. Desain Penelitian

  Beberapa peneliti menggunakan istilah “desain penelitian” (research

  design ), karena dari situ akan tampak

  rancangan penelitian yang akan dilaksanakan. Beberapa peneliti lain menggunakan istilah ”bahan atau cara” (material and method ). Menurut Notoatmodjo istilah ini hanya cocok untuk penelitian- penelitian yang berkaitan dan menggunakan bahan atau materi, seperti mikroskop, object glass bahan-bahan kimia, dan sebagainya pada penelitian di laboratorium (Notoatmodjo, 2010). Jenis penelitian adalah menjelaskan penelitian yang diusulkan tersebut termasuk kedalam jenis atau metode yang mana tentang penelitian yang diusulkan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Menurut Notoatmodjo (2010) jenis penelitian kesehatan yaitu Metode penelitian survey (Survey

  Research Method). Penelitian survei

B. Populasi Dan Sampel

  2

  36

  10.31 +0,9604 n = 991,1328 11,2704 n = 88,941227 n = 89 sampel Jadi 89 sampel.

  . 0,5.(1-0,5) n = (3,8416.0,25).1032 0,01.1031 + 3,8416.0,25 n = 991,1328

  2

  x (1032-1) + 1,96

  2

  .0,5 (1-0,5).1032 0,1

  2

  .1-α/2.p (1-p) n = (1,96)

  .(N – 1) + Z

  adalah suatu penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek penelitian (masyarakat), sehingga sering disebut non eksperimen.

  2

  .1-α/2).P (1-P).N n = d

  2

  Lubuk Batang sebagai berikut: (Z

  a. Besaran Sampel Dalam penelitian jumlah sampel penelitian yang dibutuhan digunakan perhitungan menurut Iwan Ariawan (1998) dengan jumlah 1032 KK desa

  Sampel penelitian di ambil dari jumlah populasi yaitu sebagian masyarakat dimana keluarganya menderita atau tidak pernah menderita penyakit malaria.

  Soekidjo, 2010).

  a. Sampel Penelitian Sampel merupakan bagian Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut atau perwakilan dari populasi. (Notoatmodjo

  2. Sampel Penelitian

  Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang anggota keluarganya yang pernah atau tidak pernah menderita penyakit malaria yang berjumlah 1032 KK di Desa Lubuk Batang Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.

  1. Populasi Penelitian Polpulasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010 ).

C. Lokasi dan waktu Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di Desa Lubuk Batang Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Batang Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu.

  2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan maret sampai mei tahun 2015.

HASIL PENELITIAN

  1. Pencegahan Penyakit Malaria Tabel 5.2

  Distribusi Frekuensi dan Persentase Upaya Masyarakat terhadap Pencegahan Malaria di desa Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015

  No Pencegahan Malaria Jumlah Persentase

  1 Melakukan 74 83,1%

  2 Tidak melakukan 15 16,9%

  Total

  89 100% Berdasarkan tabel diatas dari 89 responden diperoleh sebagian besar responden yang melakukan pencegahan penyakit malaria secara baik sebanyak 74 rsponden (83,1%) sedangkan yang melakukan pencegahan penyakit malaria yang masih buruk sebanyak 15 responden (16,9%)

  2. Pengetahuan

  Tabel 5.3

  Distribusi Frekuensi Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahan Penyakit Malaria Di Desa Lubuk Batang Wilayah UPTD Kerja Puskesmas Lubuk Batang

  Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015

  

No Pengetahuan Masyarakat Jumlah Persentase

  1 Tinggi 83 93,3%

  2 Rendah 6 6,7% 89 100%

  Total

  Berdasarkan tabel diatas dari 89 responden diperoleh responden yang berpengetahuan tinggi tentang pencegahan penyakit malaria sebanyak 83 responden (93,3%) dan pengetahuan yang rendah tentang pencegahan penyakit malaria sebanyak 6 responden (6,7%)

  3. Sikap Masyarakat

  Tabel 5.4

  Distribusi Frekuensi Sikap Masyarakat terhadap Pencegahan Penyakit Malaria Di Desa Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015

  No Sikap masyarakat Jumlah Persentase

  1 Baik 82 92,1%

  2 Buruk 7 7,9% 89 100%

  Total

  Berdasarkan tabel diatas dari 89 jumlah responden diperoleh sebagian besar

  82 responden (92,1) dan sebagian lagi mmpunyai sikap buruk terhadap pencegahan penyakit malaria sebanyak 7 responden (7,9%).

C. Hasil Analisa Bivariat

  1. Pengetahuan masyarakat dengan Pencegahan penyakit malaria

  Tabel 5.5

  Hubungan Pengetahuan Masyarakat dengan Upaya Pencegahan Penyakit Malaria di Desa Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu

  Tahun 2015 Pencegahan Malaria

  Pengetahuan Jumlah P.value Melakukan Tidak

  OR Melakukan

  Tinggi

  72

  11

  83 (86,7%) (13,3%) (100%)

  13,091 0,007

  Rendah

  2

  4

  6 (33,3%) (66,7%) (100%)

  Total

  74

  15

  89 (83,1%) (16,9%) (100%)

  Hasil analisis hubungan antara pengetahuan responden dengan upaya pencegahan penyakit malaria diperoleh bahwa ada sebanyak 72 dari 83 (86,7%) responden yang berpengetahuan tinggi yang telah melakukan pencegahan penyakit malaria. Sedangkan responden yang berpengetahuan rendah melakukan pencegahan penyakit malaria ada 2 dari 6 (33,3%) responden.

  Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,007 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi pencegahan penyakit malaria antara responden yang berpengetahuan tinggi dan responden yang berpengetahuan rendah (ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pencegahan penyakit malaria). Hasil analis diperoleh pula nilai OR =13,091, artinya responden yang tinggi mempunyai peluang 13 kali dalam upaya pencegahan penyakit malaria dibandingkan dengan respondenyang rendah

  2. Sikap keluarga dengan pencegahan Penyakit Malaria

  Tabel 5.6

  Hubungan Sikap Masyarakat dengan Pencegahan Penyakit malaria di Desa Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015 Pencegahan Malaria

  Sikap Jumlah P.value Melakukan Tidak

  OR Melakukan

  Baik

  72

  10

  82 (87,8%) (12,2%) (100%)

  18,000 0,001

  Kurang

  2

  5

  7 baik (28,6%) (71,4%) (100%) Total

  74

  15

  89 (83,1%) (16,9%) (100%) Hasil analisis hubungan antara sikap responden dengan upaya pencegahan penyakit malaria diperoleh bahwa ada sebanyak 72 dari 82 (87,8%) responden yang bersikap baik dalam melakukan pencegahan penyakit malaria. Sedangkan yang bersikap kurang baik dalam melakukan pencegahan penyakit malaria ada 2 dari 7 (28,6%) responden.

  Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi antara responden yang bersikap baik dan responden yang bersikap kurang baik dalam melakukan pencegahan malaria (ada hubungan yang signifikan antara sikap responden dengan pencegahan malaria). Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 18,000, artinya responden yang bersikap baik mempunyai peluang 18 kali dalam melakukan upaya pencegahan penyakit malaria dibanding responden yang bersikap kurang baik.

  Pembahasan Penelitian

  1. Upaya Masyarakat terhadap Pencegahan Penyakit Malaria

  Hasil analisa univariat dari 89 responden yang melakukan pencegahan penyakit malaria sebanyak 74 responden (83,1%) sedangkan yang tidak melakukan pencegahan penyakit malaria sebanyak 15 responden (16,9%) hal ini menunjukan bahwa sebagian besar banyak yang melakukan pencegahan penyakit malaria walaupun masih ada masyarakat yang tidak melakukan pencegahan penyakit malaria.

  Menurut skinner dalam Notoatmodjo (2003) perilaku merupakan hubungan antara perangsang (stimlus) dengan tanggapan (respon) dan stres.

  Sedangkan perilaku kesehatan merupakan suatu respon seeorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan , makanan serta lingkungan respon atau reaksi manusia, baik bersifat fasif (pengetahuan, persepsi dan sikap) maupun bersikap aktif (tindakan yang nyata ).

  2. Hubungan pengetahuan Masyarakat dengan Pencegahan Penyakit Malaria Dari hasil analisa univariat didapatkan bahwa ada 83 (93,3%) responden dengan pengetahuan tinggi dan 6 (6,7%) responden dengan menunjukan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan ting meskipun masih ada yang memiliki pengetahuan rendah dalam melakukan pencegahan masyarakat.

  Berdasarkan analisa bivariat dengan menggunakan uji statistik chi-

  square yang menghubungkan antara

  pengetahuan masyarakat dengan pencegahan penyakit malaria didapatkan nilai p = 0,007 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan responden dengan pencegahan penyakit malaria.

  Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman dan berbagai macam sumber misalnya seperti media masa, media elektronik, buku petunjuk , petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya. Semakin banyak berbagai media yang mengupas informasi mengenai upaya pencegahan penyakit malaria, sehingga memudahkan masyarakat untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit malaria.

  Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003), peningkatan pngetahuan mempunyai hubungan yang positif dengan perubahan variabel perilaku. Pengetahuan dapat diperoleh dari tinggi pengetahuan seseorang,realitas cara berfikirnya serta semakin luas lingkup cara berfikirnya.

  Pengetahuan atau koknitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior ). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata prilaku yang didasari oleh pengetahuan (http://www.Rogers/pengetahuan.com, diakses 28 febuari pukul 11.43 WIB ).

  Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh berarti pengetahuan sangat berpengaruh pada masyarakat terhadap pencegahan penyakit malaria. Dari hasil tersebut menunjukan kecenderungan bahwa pengetahuan yang tinggi mempengaruhi pencegahan penyakit malaria. Maka pengetahuan tinggi yang dimiliki oleh masyarakat ada kecendrungannnya untuk terhindar dari penyakit malaria dan sebaliknya pengetahuan rendah yang dimiliki oleh masyarakat akan berdampak buruk juga dan ada kecendrungannya untuk terkena penyakit malaria.

  Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pengetahuan sangat berpengaruh dalam melakukan pencegahan penyakit malaria. Sudah terlihat bahwa sebagian besar masyarakat yang berpengetahuan tinggi telah melakukan pencegahan penyakit malaria. Maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang berpengetahuan tinggi tidak akan terkena dampak penyakit malaria dan sebaliknya masyarakat yang berpengetahuan rendah mudah terkena penyakit malaria (Retno,2008).

  3. Hubungan Sikap Keluarga dengan Pencegahan penyakit Malaria

  Hasil analisa univariat dari 89 responden yang bersikap baik ada 82 (92,1%) responden sedangkan yang bersikap buruk terdapat 7 menunjukan bahwa sebagian besar banyak yang bersikap baik dalam melakukan pencegahan masyarakat meskipun masih ada yang bersikap buruk dalam melakukan pencegahan masyarakat.

  Berdasarkan analisa bivariat dengan menggunakan uji statistik

  chi-square yang menghubungkan

  antara sikap masyarakat dengan pencegahan penyakit malaria didapatkan nilai p= 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap responden dengan pencegahan malaria.

  Menurut Newcomb (Notoatmodjo, 2007) adalah seorang ahli psikologi sosial yang menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi adalah merupakan “predisposisi” tindakan atau perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka tingkah lakunya yang dibuka lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

  Berdasarkan hasil penelitian yang saya peroleh masyarakat sudah bersikap baik dalam pencegahan penyakit malaria karena sudah terlihat bahwa masyarakat banyak yang bersikap baik dari pada bersikap buruk dalam melakukan pencegahan malaria.Sikap baik masyarakat sangat berpengaruh dalam melakukan pencegahan penyakit malaria untuk terhindar dari penyakit malaria maka sebaliknya yang bersikap buruk akan ada kecendrungan untuk terserang penyakit malaria. Berdasarkan hasil penelitian sikap mmasyarakat dalam yang diperoleh berarti sikap sangat melakukan upaya pencegahan berpengaruh pada perilaku keluarga penyakit malaria dengan p.value = terhadap pencegahan penyakit 0,001. malaria. Dari hasil tersebut

  B. Saran

  menunjukan kecenderungan bahwa Agar dapat meningkatkan upaya sikap yang baik mempengaruhi penyuluhan mengenai bahaya penyakit pencegahan penyakit malaria. Maka malaria cara pencegahan dan pengobatan sikap baik yang dimiliki oleh penyakit malaria, serta memberikan keluarga ada kecendrungannnya pelayanan dan perhatian yang lebih. untuk terhindar dari penyakit malaria dan sebaliknya sikap buruk yang dimiliki oleh masyarakat akan

  Referensi

  berdampak buruk juga dan ada Hastono,Sutanto Prio.2001.Modul Analisa kecendrungannya untuk terkena

  Data. Jakarta:FKUI penyakit malaria (Ririn Imaniar).

  Manuaba, Ida Bagus gede.1998 Ilmu

KESIMPULAN DAN SARAN

  Kebidanan, Penyakit Kandungan

A. Kesimpulan

  dan Keluarga Berencana Untuk Berdasarkan hasil dari

  Pendidikan Bidan..Jakarta : EGC penelitian Hubungan Pengetahuan, Mansjoer, Arif dkk. 2001.Kapita Selekta

  Sikap Dan Tindakan Masyarakat Kedokteran.Jakarta : Media Aesculapis

  Dengan Tindakan Penyakit Malaria Di Moehdji, Arif dkk.2001.Ilmu Gizi.Jakarta :

  Desa Lubuk BatangWilayah Kerja Papan Sinai

  UPTD Puskesmas Lubuk Batang Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi

  Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten Penelitian Kesehatan. Jakarta :

  OKU Tahun 2015 mulai bulan Mei Rineka Jaya sampai bulan Juli 2015 disimpulkan

  Suharyono dkk.Air Susu Ibu Tinjauan dari sebagai berikut: berbagai aspek.1992.Jakarta:Gaya baru

  1. Dari 89 (100%) responden sebagian Sunaryo,M.Kes.2003.psikologi Untuk besar telah melakukan upaya

  Keperawatan .Jakarta:EGC

  pencegahan penyakit malaria yaitu Yuniastuti, Ari.2008.Gizi dan

  83,1 %. Tingkat pengetahuan

  Kesehatan .Yogyakarta : Graha

  responden sebagian besar tinggi ilmu yaitu 93,3% dan sikap masyarakat

  http://irmahs.wordpress.com/2009/04/17/st sebagian besar baik yaitu 92,1%. atus - kesehatan/

  2. Hasil analisis menunjukan ada

  http://irmahs.wordpress.com/2009/05/28/m

  hubungan yang bermakna antara

  anfaat- asi-bagi-anak-ibu-/

  tingkat pengetahuan responden

  http://irdaloves.blogspot.com/2009/03/ibu-

  dengan upaya pencegahan penyakit

  menyusui-anaknya-selama-2- malaria dengan p.value = 0,007. tahun.html

  3. Hasil analisis menunjukan ada hubungan yang bermakna antara

A. Rencana Anggaran Ringkasan Anggaran

  1. Persiapan Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 880.000,-

  2. Pelaksanaan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 900.000,-

  3. Administrasi pengelola/ Publikasi . . .. . . . . . . . Rp. 1.000.000,-

  Total Anggaran

  yang dibutuhkan…………………

  Rp. 2.780.000,- (Terbilang: Dua Juta tujuh ratus delapan puluh ribu rupiah)

  Rincian Anggaran

1. Persiapan Penelitian

  a. Perizinan……………………………………… Rp. -

  b. ATK/Fotocopy

  Flast Disk 1 buah………….………………... Rp. 80.000,- Catrigde dan Tinta………. .………………… Rp. 300.000,- Alat Tulis……………………………………… Rp. 200.000,- CD RW 5 buah…………..…..……………… Rp. 25.000,-

c. Penggandaan kuesioner Rp. 240.000,-

  Sub Total Rp. 880.000,-

2. Pelaksanaan Penelitian

  a. Biaya Pengambilan data/responden Rp. 400.000,-

  b. Transport peneliti Rp. 500.000,-

  Sub Total Rp. 900.000,-

3. Administrasi Pengelola

a. Copy dokumen publikasi/perpustakaan Rp. 1.000.000,-

  Sub Total Rp. 1.000.000,- Total Biaya 1, 2, 3 Rp. 2.780.000,-

  (Terbilang: Dua Juta tujuh ratus delapan puluh ribu rupiah)