STUDI DESKRIPTIF KECEMASAN SISWA SMP DALAM MENGHADAPI MATA PELAJARAN MATEMATIKA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  

STUDI DESKRIPTIF KECEMASAN SISWA SMP DALAM

MENGHADAPI MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh

Veronica Puspitaningrum Suparjo

  

NIM : 029114060

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2007

  AKU BELAJAR

  Aku belajar bahwa tidak selamanya hidup itu indah Kadang Tuhan mengijinkanku melalui derita

  Tetapi aku tahu bahwa ia tidak pernah meninggalkanku Sebab itu aku menikmati hidup ini dengan bersyukur

  Aku belajar bahwa tidak semua yang aku harapkan menjadi kenyataan Kadang Tuhan membelokkan rencanaku

  Tetapi aku tahu bahwa itu lebih baik daripada yang aku rencanakan Sebab itu aku belajar menerima semua itu dengan suka cita

  Aku belajar cobaan itu pasti datang dalam hidupku Aku tidak mungkin berkata: tidak Tuhan

  Karena aku tahu bahwa semua itu tidak melampaui kekuatanku Sebab itu aku belajar menghadapinya dengan sabar

  Aku belajar bahwa tidak ada kejadian yang harus disesali dan ditangisi Karena rencana-NYA indah bagiku

  Karena itu aku belajar bersyukur dan bersuka cita dalam segala hal Karena dengan bersyukur dan bersuka cita semua itu menyehatkan jiwaku dan hidupku

  Inilah yang kudapatkan dari setiap perkataan Bapa di surga Jeffrey S. Tjandra

  

K a n k use ra hk a n se m ua pe rgum ula nk u pa da -M u Y e sus

K a rna k ut a hu pa st i se m ua nya k a n ja di inda h pa da w a k t unya

  Karya tulis ini kupersembahkan untuk:

  

  Bapa Di Surga, Bunda Maria, dan Santo Yusuf

  

  Bapak Ibuku tercinta, yang selalu mencintai dan mendukungku

  

  Kakak-kakakku tersayang, yang selalu menyayangi dan mendukungku

  

  Seseorang yang kukasihi, yang selalu mengasihi dan mendukungku

  

  Sahabat-sahabatku terkasih, yang selalu setia menemaniku dalam suka dan duka

  

  Orang-orang yang hadir dalam hidupku yang menyayangiku dengan tulus

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis

ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, Veronica Puspitaningrum Suparjo

  STUDI DESKRIPTIF KECEMASAN SISWA SMP DALAM MENGHADAPI MATA PELAJARAN MATEMATIKA ABSTRAK Veronica Puspitaningrum Suparjo Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma 2007 Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memberikan gambaran tingkat

kecemasan pada siswa SMP dalam menghadapi mata pelajaran matematika. Jenis

penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kuantitatif yaitu penelitian yang

memberikan gambaran berdasarkan analisis skor jawaban subjek pada skala

sebagaimana adanya. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah penyebaran skala, yaitu skala kecemasan dalam menghadapi mata

pelajaran matematika. Data yang diperoleh dari skala kecemasan dalam

menghadapi mata pelajaran matematika kemudian diolah dengan menggunakan

komputer program SPSS for windows 13.0.

  Populasi dalam penelitian ini meliputi siswa kelas 8 SMP Negeri 2

Wedi dari 5 (lima) kelas yang berjumlah total 160 subjek penelitian dengan

rincian 80 orang untuk uji coba dan 80 orang untuk penelitian. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan yang dialami siswa SMP

dalam menghadapi mata pelajaran matematika cenderung rendah.

  DESCRIPTIVE STUDY ON THE ANXIETY OF THE STUDENTS OF THE STATE JUNIOR HIGH SCHOOL IN UNDERTAKING MATHEMATIC LESSONS ABSTRACT Veronica Puspitaningrum Suparjo Psychology Faculty Sanata Dharma University Yogyakarta 2007 The purpose of this research is to give descriptions of the anxiety level

experienced by the students of the State Junior High School in undertaking

mathematic lessons. This research is the descriptive-quantitative, that is a research

that provides a general description derived from an analysis of subject answer

scores at the prevailing questionaire. The data gathering method used in this

research of the anxiety questionaire is the questionaire measuring anxiety levels of

the students in undertaking mathematic lessons. The data derived from the anxiety

questionaire were then processed using a computer program called SPSS for

windows 13.0. th

  The population in this research consists of 5 (five) 8 year classrooms

of the State Junior High School II of Wedi, with the total number of respondents

amounting 160, divided into 80 try-out respondents and 80 research respondents.

The result of this research indicates that the anxiety levels experienced by the

students of the State Junior High School in undertaking mathematic lessons have

tended to be low.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas

limpahan berkat, rahmat, dan kasih-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Studi Deskriptif Kecemasan Siswa SMP dalam

Menghadapi Mata Pelajaran Matematika.” Skripsi ini disusun untuk memenuhi

salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak, baik berupa moral, material maupun spiritual. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

  

1. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin dan dukungan untuk melakukan penelitian.

  

2. Ibu Sylvia Carolina MYM., S.Psi., M.Si., selaku Kepala Program Studi

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah berkenan membantu dan memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

  

3. Ibu Titik Kristiani, S.Psi., selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan selama penulis belajar di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  

4. Bapak C. Wijoyo Adinugroho, S.Psi., selaku dosen Pembimbing Akademik pengganti sekaligus pembimbing skripsi yang telah banyak membantu, meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing, mengarahkan, memberikan masukan, saran, dan dukungan selama proses penulisan skripsi ini.

  

5. Dosen penguji skripsi: Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. & Ibu MM.

  Nimas Eki S., S.Psi., Psi., M.Si., yang telah memberikan kritik, saran, serta masukan dalam penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini menjadi lebih sempurna.

  

6. Dosen-dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang

telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan selama penulis belajar di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  

7. Mbak Nanik, mas Gandung, mas Doni, mas Muji, dan pak Gik yang telah

memberikan pelayanan yang baik kepada penulis selama ini.

  

8. Bapak Drs. Tri Wibowo, selaku Kepala SMP Negeri 2 Wedi yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 2 Wedi .

  

9. Ibu Atik, selaku guru BK yang telah membantu peneliti selama pelaksanaan

try out penelitian dan penelitian di SMP Negeri 2 Wedi.

  

10. Kedua orang tuaku yang selalu menyayangiku, Bapak Agustinus Supardjo dan

Ibu Agnes Martini, maturnuwun sanget untuk cinta, doa, dukungan, perhatian, nasehat, dan kasih sayang, yang tak pernah habis untukku.

  

11. Kakakku tersayang, Monica Puspaningsih (mbak Monic) dan mas Nata,

trimakasih banyak untuk cinta, kasih sayang, perhatian, doa, dan dukungannya untuk dek Pit. Thangkyu ya . . .

  

12. Seorang yang kukasihi, Helarius Wisnugroho (mas Wisnu “Becak”), nggak

ada kata yang lain yang bisa adek ucapkan selain trimakasih banyak untuk cinta, kasih sayang, doa, perhatian, pengertian, dan suport yang selalu ada untukku. Trimakasih kau buat hidupku menjadi lebih bermakna dan berwarna.

  Semoga semua akan menjadi indah pada waktunya.

  

13. Mas-masku, mas Aji dan mas Gatot yang selalu menyayangiku, mendukungku

dan tidak pernah lelah membantuku dan menyemangatiku. Trimakasih banyak atas doa, bantuan-bantuan dan suportnya selama ini sehingga skripsi ini bisa selesai.

  

14. Sahabat-sahabatku, Asih, mas Nano, Aning, dan Wiwin. Trimakasih banyak

untuk persahabatan dan persaudaraan kita selama ini. Trimakasih atas bantuan, doa, saran, masukan, dan dukungan untukku. Trimakasih kalian tetap menemaniku, mensuportku dan memberikan keceriaan di saat-saat letihku.

  Teman-temanku, Wiwib & Rusman. Trimakasih ya untuk semua . . .

  

15. Almarhum budhe Marni, trimakasih untuk doa dan pengertian untukku ketika

masih sugeng. Pakdhe sulis, trimakasih untuk perhatian dan doanya. Pakdhe

dan budhe semuanya, maturnuwun untuk doa dan pangestu-nya untukku.

  

16. Bulik Tantik dan Om Tomo, trimakasih untuk doa dan kasih sayangnya. Buat

dek Erwin, dek Nita dan dek Wahyu, trimakasih ya untuk doa dan suportnya...

  

17. Om Tarno dan bulik Sri, trimakasih untuk doa dan kasih sayang untukku. Buat

adek-adekku tersayang Dewo-Dewi, kalian sumber penghiburanku di saat-saat aku letih...Trimakasih ya buat semuanya . . .

  

18. Keluarga mbak Indras, mas Pal, si kecil Kueta dan baby Keke, trimakasih

untuk perhatian dan suportnya untukku.

  

19. Sepupu-sepupuku, mbak Dian, dek Fandi, dek Elsa, Nina, Nono, Joko, Catur,

Tri (kapan nyusul, he...), dan Alek. Trimakasih untuk doa dan dukungannya untukku.

  

20. Keluarga mbak Rini, mas Agus dan si kecil Pandu. Trimakasih untuk doa dan

dukungannya untukku.

  

21. Anak-anak kos Sekar Ayu, Gilang, Titis, Tami, Evi, Siska, Rika, Ririn, Lia

“Liul”, dek Embik, Tyas, Ika, Putri, Mia, Lia, Watik, Meta, dan Endar.

  Trimakasih atas doa dan dukungan untukku. Trimakasih atas hari-hari indah selama aku kos di Sekar Ayu. Trimakasih aku masih boleh singgah di Sekar Ayu, meskipun aku udah nggak kos lagi.

  

22. Anak-anak Psikologi 2002, Ria & mbak Diah (tanpa kalian...nggak tahu deh

apa jadinya...he..., thengkyu banget ya kalian membantuku mengambil keputusan penting dalam hidupku), Obed (teman seperjuanganku dulu, he...thengkyu ya buat semua...), Lita & Mita (Akhirnya Pak Adi memperjuangkan kita kan...makasih banget ya buat semua...), Prima (makasih banget aku boleh ngeprint tempatmu waktu itu), Sari, Bona, Roni, Dhesta, Weda, Thea, Ian, Wiwi, Tisa, Tina, Winda, Siska, Ina, mas Adi, Dedy, Tanti, Nopek, Ajeng, Nining, Yanti, Barjo, Wawan, Arba, Ntrik, Rio, Lisna, Irna, Vincent, Suko, Vista, Trisa, Neri, Sutri, Iput, Dewi, Hera, Astria, Nanut, Lia, dan semua yang mengenal aku. Trimakasih untuk kebersamaan kita selama ini. Trimakasih untuk semua doa dan dukungan, saran, dan masukan untukku.

  Buat teman-temanku yang belum lulus, tetap bersabar, tetap berjuang, tetap semangat dan Never give up!Cayoo...!!

  

23. Teman-teman Psikologi angkatan 2001 dan 2003, mbak Rosita, mbak Ita,

mbak Deasy, Adi, Pati, Kris, mbak Ajeng, mas Budi (Mbut), mas Aris, Didi, Rachel, dan Dani, trimakasih udah mau berbagi pengalaman, trimakasih untuk masukan dan dukungannya selama ini.

  

24. Teman-teman SMP-ku, Nita dan Vinda, akhirnya aku menyusul kalian.

  Trimakasih untuk doa dan dukungannya untukku.

  

25. Teman-temanku Mudika Gereja Santa Perawan Maria Bunda Kristus Wedi,

Teguh, Arif ”Galempong”, Andi “Todung”, Rio, Komar, Heru “Emprit”, Indah, Buyut, Santo “Jenggot”, dan semuanya yang mengenal aku, trimakasih untuk doa, perhatian, kasih sayang, dan dukungan untukku selama aku di Mudika.

  

26. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang telah

membantu penulis hingga selesainya skripsi ini.

  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….i

HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………….ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………..……………………………..…iii

MOTTO…………………………………………………………………………..iv

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………..........v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................................vi

ABSTRAK……...……………………………..............……………………........vii

ABSTRACT..........................................................................................................viii

KATA PENGANTAR............................................................................................ix

DAFTAR ISI…...…………………………………………………………..........xiv

DAFTAR TABEL................................................................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xviii

  BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………….....................1

B. Rumusan Masalah……………………………..…………………....7

C. Tujuan Penelitian…………………………...…................................7 D. Manfaat Penelitian……………………………...…..........................7 BAB II. DASAR TEORI A. Kecemasan

  1. Pengertian kecemasan…………………………………............10

  2. Aspek kecemasan…………………………………….……......11

  3. Faktor-faktor penyebab kecemasan……………….……...........16

  4. Macam-macam kecemasan…………………………................17

  5. Fungsi kecemasan……………………………………………..21

  B. Siswa SMP

  1. Pengertian siswa SMP sebagai remaja awal…………..............22

  2. Ciri-ciri siswa SMP sebagai remaja awal…………...................24

  3. Karakteristik perkembangan siswa SMP sebagai remaja awal…………………………………………................30 C. Pelajaran Matematika SMP……………………………………......36

  D. Kecemasan Siswa SMP dalam Menghadapi Mata Pelajaran Matematika……...............................................................37

  BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian……………………………………….....................42 B. Variabel Penelitian……………………………………...................42 C. Definisi Operasional…………………………….............................43 D. Subjek Penelitian……………………………………......................43 E. Metode Pengumpulan Data…………………………......................44 F. Pertanggungjawaban Mutu Alat Ukur

  1. Validitas……………...……………………………………......47

  2. Seleksi Item………………………………………………........48

  2. Reliabilitas……...……………………………………...............50

  G. Analisis Data…………………………………………....................51

  BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

  1. Orientasi kancah.........................................................................53

  2. Persiapan penelitian...................................................................53

  3. Uji coba penelitian.....................................................................54

  B. Pelaksanaan Penelitian.....................................................................55

  C. Hasil penelitian

  1. Deskripsi rata-rata kecemasan siswa SMP dalam menghadapi mata pelajaran matematika....................................56

  2. Kategorisasi tingkat kecemasan siswa SMP dalam menghadapi mata pelajaran matematika....................................57

  3. Hasil analisis tambahan

  a. Deskripsi rata-rata nilai rapor siswa SMP pada mata pelajaran matematika semester lalu..............................58 b. Kategori rata-rata nilai rapor mata pelajaran matematika pada siswa SMP semester lalu..............................................59

  4. Pembahasan................................................................................60

  BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan......................................................................................63 B. Saran.................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................66

LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Blue Print Skala Kecemasan Siswa SMP dalam Menghadapi Mata

Pelajaran Matematika

Tabel 2 Sebaran Item Skala Kecemasan Siswa SMP dalam Menghadapi Mata

Pelajaran Matematika setelah Uji Coba

Tabel 3 Sebaran Item Skala Kecemasan Siswa SMP dalam Menghadapi Mata

Pelajaran Matematika setelah Uji Coba yang Sudah Diperbaiki

Tabel 4 Descriptive Statistic Tabel 5 Norma Kategorisasi

Tabel 6 Norma Kategorisasi Kecemasan Siswa SMP dalam Menghadapi Mata

Pelajaran Matematika

Tabel 7 Kategori Kecemasan Siswa SMP dalam Menghadapi Mata Pelajaran

Matematika Tabel 8 Descriptive Statistic

Tabel 9 Kategori Rata-rata Nilai Rapor Mata Pelajaran Matematika Pada Siswa

  SMP Semester Lalu

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Skala Uji Coba Penelitian

  2. Data Uji Coba Penelitian

  3. Skala Penelitian

  4. Data Penelitian

  5. Out Put

  6. Surat Ijin Penelitian

  7. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting dalam

  dan untuk hidup manusia. Banyak hal-hal di sekitar manusia yang selalu berhubungan dengan matematika. Sebagai contoh: menghitung volume benda, menghitung luas bangun ruang, menghitung panjang, menghitung lebar, dan masih banyak lagi (Setyono, 2006).

  Kurun waktu belakangan ini, peran matematika dalam kehidupan manusia sudah tidak dapat diragukan lagi. Banyak sekali cabang ilmu pengetahuan yang didasari oleh matematika. Tanpa bantuan matematika tampaknya tidak mungkin dicapai kemajuan yang begitu pesat dalam bidang ilmu pengetahuan alam, teknologi, komputer, dan berbagai bidang yang lain. Dari sini tampak bahwa matematika sangat berperan bagi kehidupan manusia dan setiap orang yang mempunyai pengetahuan matematika akan mendapatkan keuntungan dari padanya (Sujono dalam Wijayanti, 2000).

  Konsep dasar matematika yang benar, yang diajarkan kepada seorang anak, haruslah benar dan kuat, karena ilmu ini demikian penting.

  Paling tidak, hitungan dasar yang melibatkan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian harus dikuasai dengan sempurna (Setyono, 2006).

  Oleh karena itu, diharapkan seseorang, khususnya siswa dapat meningkatkan

  

prestasi belajar matematikanya pada pendidikan formal mengingat pentingnya

ilmu tersebut.

  Pada kenyataannya, banyak orang mengeluh ketika mempelajari

matematika di bangku sekolah formal. Matematika merupakan sesuatu yang

membuat muka pucat, sakit perut, atau badan gemetar dan berkeringat dingin.

Matematika dianggap sebagai sesuatu yang begitu menakutkan (Setyono,

2006).

  Sampai saat ini masih saja terdengar tentang sukarnya siswa

menguasai materi matematika. Keluhan ini tidak hanya di jenjang pendidikan

dasar sampai pendidikan menengah, tetapi juga pada jenjang pendidikan yang

lebih tinggi. Salah satu indikator sukarnya siswa menguasai materi

matematika, dapat dilihat dari rendahnya prestasi matematika yang diperoleh

(Santoso, 1995). Sebagai contoh, hal tersebut dapat dilihat dari hasil Ujian

Akhir Nasional (UAN) tahun 2003/2004 pada SMP Negeri Menteng Jakarta,

di mana dari total siswa kelas 3 sebanyak 280 pelajar, 19 di antaranya tidak

lulus karena nilai UAN-nya di bawah 4,01. Sebanyak 14 orang tidak lulus

dalam mata pelajaran Matematika, 2 orang dalam mata pelajaran Bahasa

Inggris, dan 2 orang dalam pelajaran Bahasa Indonesia (www. Kompas. co. id,

2004).

  Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak siswa yang

kurang berminat terhadap matematika. Matematika merupakan pelajaran yang

menakutkan. Jam-jam pelajaran matematika dirasakan sebagai neraka bagi

sebagian besar siswa. Dalam mengikuti pelajaran matematika mereka merasa

  

gelisah, was-was, cemas, yang pada gilirannya nanti perasaan-perasaan

tersebut dapat mempengaruhi dan menyebabkan rendahnya prestasi belajar

matematika (Santoso, 1995).

  Hal serupa juga disampaikan oleh Sujono (dalam Wijayanti, 2000),

bahwa ternyata sampai sekarang masih banyak siswa yang beranggapan

bahwa matematika merupakan pelajaran yang sukar, untuk mempelajarinya

diperlukan kemauan, kemampuan, dan kecerdasan tertentu. Oleh karena itu,

banyak siswa yang takut terhadap matematika dan sejauh mungkin akan

berusaha menghindari bilangan dan operasi-operasi bilangan. Menurut

Buchory (dalam Kompas, 2007), pendidikan matematika sampai sekarang

masih dianggap momok alias menakutkan.

  Mengapa pada tingkat SMP dan SMU matematika dan ilmu eksata

lainnya menjadi momok yang menakutkan? Selama ini ada beberapa anggapan

yang dipegang turun-temurun dan masih tetap dianggap sebagai satu-satunya

cara mengajar. Inilah beberapa anggapan tersebut: pertama, siswa dianggap

sebagai penerima pasif informasi dan guru dianggap sebagai sumber

pengetahuan. Kedua, para murid dianggap sebagai kertas kosong yang siap

untuk ditulisi. Mereka datang, duduk manis, dan hanya mendengarkan guru

menyampaikan informasi. Pada anggapan pertama dan kedua, jika informasi

yang masuk tidak sesuai dengan “operating system” yang dimiliki seorang

siswa, informasi tersebut akan ditolak. Jika dipaksakan, kemungkinan akan

menimbulkan kondisi yang tidak menyenangkan pada siswa tersebut dan

  

menimbulkan perasaan tertekan. Kondisi inilah yang disebut sebagai

kecemasan.

  Ketiga, Matematika merupakan suatu pelajaran yang dipelajari

dengan “hapalan”. Anggapan tersebut terjadi karena beratnya beban

kurikulum yang ada di Indonesia. Guru cenderung mengejar target kurikulum

yang dibebankan. Akibatnya patokan yang digunakan bukan penguasaan

murid atas suatu materi tetapi berpatokan pada selesai atau tidaknya suatu

materi diajarkan. Hal tersebut membuat siswa menjadi merasa terbebani untuk

menguasai materi yang diajarkan guru, sehingga memungkinkan timbulnya

kecemasan dalam diri siswa.

  Keempat, siswa yang berbuat kesalahan cenderung akan dihukum.

Hukuman/ancaman tersebut juga digunakan untuk menghilangkan perilaku

yang tidak diinginkan. Adanya hukuman yang diberikan kepada para siswa

akan menimbulkan suatu trauma yang mendalam. Dalam jangka pendek

efeknya tidak terasa, tetapi dalam jangka panjang, hal itu menimbulkan

kerusakan pada “operating system” yang sulit dideteksi. Guru yang

memberikan hukuman pada siswa yang salah dalam mengerjakan soal akan

menghambat pembelajaran matematika. Hal ini membuat para siswa

kemungkinan akan merasa cemas dalam menghadapi mata pelajaran

matematika.

  Kelima, nilai bagus diidentikkan dengan “pintar” dan nilai jelek

diidentikkan dengan “bodoh”. Nilai merupakan suatu umpan balik bagi guru

maupun orang tua untuk mencari tahu bagian mana dari suatu materi yang

  

belum dikuasai oleh siswa, bukan untuk mendeskripsikan seorang siswa pintar

atau bodoh. Anggapan guru yang demikian, membuat siswa kemungkinan

merasa cemas jika mendapatkan nilai jelek karena siswa akan dianggap bodoh.

  Keenam, cara pemecahan soal harus sesuai dengan cara yang

diajarkan oleh guru, jika tidak siswa dianggap tidak menurut dan jawabannya

disalahkan walaupun jawabannya benar (Setyono, 2006). Anggapan tersebut

membuat siswa merasa tidak bisa mengembangkan kreativitasnya, karena cara

pemecahan soal harus sesuai dengan cara yang diajarkan oleh “guru”, jika

tidak, siswa dianggap tidak menurut dan jawabannya disalahkan walaupun

jawabannya benar. Kondisi ini memungkinkan siswa merasa tertekan,

sehingga menimbulkan kecemasan dalam dirinya.

  Hal-hal di atas merupakan cara penyampaian pelajaran matematika

yang memungkinkan timbulnya kecemasan pada siswa dalam menghadapi

mata pelajaran matematika. Kecemasan (anxiety) adalah suatu keadaan

aprehensi atau keadaan khawatir pada seseorang yang mengeluhkan bahwa

sesuatu yang buruk akan segera terjadi (Nevid, Rathus, & Greene, 2005).

Selain itu, kecemasan didefinisikan sebagai manifestasi dari berbagai proses

emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami

tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik) (Daradjat, 1985).

Siswa yang mengalami kecemasan terhadap matematika akan menunjukkan

berbagai tanggapan emosional bila mereka dihadapkan kepada masalah-

masalah yang berkaitan dengan bilangan. Tanggapan emosional ini meliputi

aspek fisik, mental, dan perilaku. Menurut Nevid, dkk (2005), Daradjat (1985)

  

serta Supratiknya (1995), aspek fisik, indikatornya: sulit bernafas, jantung

berdebar keras, dan pusing; gangguan pencernaan, gangguan tidur, gangguan

makan dan ekspresi wajah. Aspek mental, indikatornya: afektif dan kognitif.

Aspek perilaku, indikatornya: menghindar, melekat dan dependen, terguncang

serta melakukan gerakan-gerakan neurotik.

  Penelitian ini penting untuk dilakukan, karena kecemasan siswa

dalam menghadapi mata pelajaran matematika mempengaruhi prestasi belajar

matematika. Hal ini diungkapkan oleh Santoso (1995), bahwa ada korelasi

negatif yang signifikan antara tingkat kecemasan dan prestasi belajar

matematika. Ini berarti semakin tinggi tingkat kecemasan siswa, semakin

rendah prestasi belajar matematikanya, begitu pula sebaliknya.

  Dewasa ini, pembelajaran matematika di beberapa sekolah telah

menggunakan pendekatan siswa aktif. Selain itu, menggunakan pendekatan

pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL), dengan

ciri bahwa pembahasan setiap konsep atau prinsip matematika sebisa mungkin

dikaitkan dengan atau diberi pengantar hal-hal yang berkaitan dengan

kehidupan nyata sehari-hari (kontekstual). Pembahasan materi juga disertai

gambar ilustrasi atau foto terpilih dan juga contoh-contoh yang aktual

(Tazudin, dkk, 2005). Pada kenyataannya, prestasi matematika sampai

sekarang masih rendah. Sebagai contoh, dari hasil uji coba Ujian Nasional

(UN) di Kudus pada 43 buah SMP, hanya 4 buah SMP yang dinyatakan lolos

dan memenuhi standar kelulusan yaitu 4,25; sedangkan 39 SMP lainnya dinyatakan gagal. Hal tersebut dikarenakan rendahnya nilai pada 6 mata

pelajaran yang diujikan terutama matematika (www. Kompas. co. id, 2005).

  Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah siswa masih cemas kendati telah ada cara penyampaian pelajaran yang menarik termasuk dalam mata pelajaran matematika. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tingkat kecemasan pada siswa, khususnya siswa SMP dalam menghadapi mata pelajaran matematika.

  B. Rumusan masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini: Bagaimana gambaran tingkat kecemasan pada siswa SMP dalam menghadapi mata pelajaran matematika?

  C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tingkat

kecemasan pada siswa SMP dalam menghadapi mata pelajaran matematika.

  D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat praktis

  a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tingkat kecemasan pada siswa dalam menghadapi mata pelajaran matematika, sehingga guru dapat memberikan feed back untuk meningkatkan kualitas pengelolaan kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan siswa.

  b. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tingkat kecemasan pada siswa dalam menghadapi mata pelajaran matematika, sehingga pihak sekolah dapat melakukan usaha-usaha untuk mengurangi tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi mata pelajaran matematika, misalnya menambah kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan bakat dan ketrampilan siswa dengan harapan agar prestasi belajar matematika meningkat.

2. Manfaat teoritis

  a. Bagi perkembangan Psikologi Pendidikan, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan atau referensi dalam mengembangkan studi lebih lanjut mengenai tingkat kecemasan pada siswa SMP dalam menghadapi mata pelajaran matematika.

  b. Bagi perkembangan Psikologi Perkembangan, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan atau referensi dalam mengembangkan studi lebih lanjut mengenai remaja, khususnya mengenai tingkat kecemasan dalam menghadapi mata pelajaran matematika. c. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi salah satu bahan referensi atau sumber informasi dalam

mengembangkan penelitian selanjutnya terutama tentang kecemasan

yang dialami siswa SMP, khususnya dalam menghadapi mata pelajaran

matematika.

BAB II DASAR TEORI A. Kecemasan

1. Pengertian kecemasan

  Kecemasan (anxiety) adalah keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang meliputi: interpretasi subjektif dan rangsangan fisiologis. Reaksi badan secara fisiologis, dapat dicontohkan: bernafas lebih cepat, muka menjadi merah, jantung berdebar-debar, dan berkeringat (Ollendick dalam Clerq, 1994).

  Anxietas/kecemasan (anxiety) adalah suatu keadaan khawatir pada seseorang yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi (Nevid, Rathus, & Greene, 2005). Banyak hal yang harus dicemaskan, misalnya: kesehatan, relasi sosial, ujian, dan kondisi lingkungan. Hal-hal tersebut merupakan beberapa hal yang dapat menjadi sumber kecemasan. Sedikit cemas mengenai aspek-aspek hidup tersebut merupakan hal yang normal, bahkan adaptif. Kecemasan merupakan respon yang tepat terhadap ancaman, tetapi kecemasan bisa menjadi abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman, atau bila sepertinya datang tanpa ada penyebabnya, yaitu: bila bukan merupakan respon terhadap perubahan lingkungan. Dalam bentuk yang ekstrim, kecemasan dapat mengganggu fungsi sehari-hari.

  Menurut Daradjat (1985), kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur. Proses emosi ini terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik).

  Menurut Hall & Lindzey; Wiley & Sons (dalam Supratiknya, 1993), kecemasan adalah suatu keadaan tegangan yang merupakan suatu dorongan, seperti lapar dan seks. Keadaan tegangan ini tidak timbul dari kondisi-kondisi jaringan di dalam tubuh, tetapi ditimbulkan oleh sebab- sebab dari luar.

  Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan emosi yang tidak menyenangkan yang merupakan respon terhadap suatu ancaman dan menimbulkan perasaan tertekan dan tegang.

2. Aspek kecemasan

  Supratiknya (1995), mengungkapkan beberapa hal yang merupakan simptom-simptom (gejala-gejala) kecemasan. Simptom- simptom tersebut terdiri atas:

  a. Senantiasa diliputi ketegangan, rasa was-was, dan keresahan yang bersifat tak menentu (diffuse uneasiness).

  b. Terlalu peka (mudah tersinggung) dalam pergaulan, sering merasa tidak mampu, minder, depresi, dan serba sedih.

  c. Sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan serta serba takut salah.

  

d. Rasa tegang menjadikan yang bersangkutan selalu bersikap tegang-

lamban, bereaksi secara berlebihan terhadap rangsangan yang datang secara tiba-tiba atau yang tak diharapkan, dan selalu melakukan gerakan-gerakan neurotik tertentu, seperti: mematah-matahkan buku jari, mendehem, dan sebagainya.

  

e. Sering mengeluh bahwa ototnya tegang, khususnya pada leher dan

sekitar bagian atas bahu, mengalami diare ringan yang kronik, sering buang air kecil, dan menderita gangguan tidur berupa insomnia dan mimpi buruk.

  f. Mengeluarkan banyak keringat dan telapak tangannya sering basah.

  g. Sering berdebar-debar dan tekanan darahnya tinggi.

  

h. Sering mengalami gangguan pernafasan dan berdebar-debar tanpa

sebab yang jelas.

i. Sering mengalami “anxiety attacks” atau tiba-tiba cemas tanpa ada

pemicunya yang jelas. Gejala-gejalanya dapat berupa: berdebar-debar, sulit bernafas, berkeringat, pingsan, badan terasa dingin, terkencing- kencing, atau sakit perut.

  Kecemasan terdiri dari begitu banyak ciri fisik, kognisi, dan perilaku (Nevid, Rathus, & Greene, 2005). Ciri-ciri tersebut terdiri atas:

a. Fisik, meliputi: kegelisahan, kegugupan; tangan atau anggota tubuh yang bergetar atau gemetar; sensasi dari pita ketat yang mengikat di sekitar dahi; kekencangan pada pori-pori kulit perut atau dada; banyak berkeringat; telapak tangan yang berkeringat; pening atau pingsan; mulut atau kerongkongan terasa kering; sulit berbicara; sulit bernafas; bernafas pendek; jantung yang berdebar keras atau berdetak kencang; suara yang bergetar; jari-jari atau anggota tubuh yang menjadi dingin; pusing; merasa lemas atau mati rasa; sulit menelan; kerongkongan terasa tersekat; leher atau punggung terasa kaku; sensasi seperti tercekik atau tertahan; tangan yang dingin dan lembab; terdapat gangguan sakit perut atau mual; panas dingin; sering buang air kecil; wajah terasa memerah; diare; dan merasa sensitif atau “mudah marah”.

b. Behavioral (perilaku), meliputi: perilaku menghindar; perilaku melekat dan dependen; dan perilaku terguncang.

  

c. Kognitif, meliputi: khawatir tentang sesuatu; perasaan terganggu atau ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan; keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi, tanpa ada penjelasan yang jelas; terpaku pada sensasi ketubuhan; sangat waspada terhadap sensasi ketubuhan; merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang normalnya hanya sedikit atau tidak mendapat perhatian; ketakutan akan kehilangan kontrol; ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah; berpikir bahwa dunia mengalami keruntuhan; berpikir bahwa semuanya tidak lagi bisa dikendalikan; berpikir bahwa semuanya terasa sangat membingungkan tanpa bisa diatasi; khawatir terhadap hal-hal yang sepele; berpikir tentang hal mengganggu yang sama secara berulang-ulang; berpikir bahwa harus bisa kabur dari keramaian, kalau tidak pasti akan pingsan; pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan; tidak mampu menghilangkan pikiran-pikiran terganggu; berpikir akan segera mati, meskipun dokter tidak menemukan sesuatu yang salah secara medis; khawatir akan

ditinggal sendirian; sulit berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran.

  Daradjat (1985), mengemukakan beberapa gejala kecemasan. Gejala-gejala kecemasan tersebut terdiri atas:

  

a. Gejala fisik, antara lain: ujung-ujung jari terasa dingin, pencernaan

tidak teratur, pukulan jantung cepat, keringat bercucuran, tidur tidak nyenyak, nafsu makan hilang, kepala pusing, dan nafas sesak.

  

b. Gejala mental, antara lain: sangat takut, merasa akan ditimpa bahaya

atau kecelakaan, tidak bisa memusatkan perhatian, tidak berdaya atau rendah diri, hilang kepercayaan pada diri, tidak tenteram, dan ingin lari dari kenyataan hidup.

  Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan

ada 3 (tiga) macam aspek kecemasan, antara lain: fisik, mental, dan

perilaku.

  a. Fisik. Indikator aspek fisik, antara lain: 1) Sulit bernafas, jantung yang berdebar keras, jari-jari atau anggota tubuh yang menjadi dingin, dan pusing.

  2) Gangguan pencernaan: pencernaan tidak teratur, terdapat gangguan sakit perut atau mual, sering buang air kecil, diare.

  3) Gangguan tidur: tidur tidak nyenyak, menderita gangguan tidur berupa insomnia dan mimpi buruk.