KESIAPAN GURU DALAM MENGHADAPI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

KESIAPAN GURU DALAM MENGHADAPI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

  SKRIPSI Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

  Oleh : Heribertus Wibi G

  NIM.041334058 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

KESIAPAN GURU DALAM MENGHADAPI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

  Survey Pada Guru-Guru Akuntansi Dan Ekonomi SMA di Wilayah Kabupaten Bantul Yogyakarta

  Disusun oleh : Heribertus Wibi G

  NIM.041334058 PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

KESIAPAN GURU DALAM MENGHADAPI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

  Survey Pada Guru-Guru Akuntansi Dan Ekonomi SMA di Wilayah Kabupaten Bantul Yogyakarta

  Disusun oleh : Heribertus Wibi Gunawan

  NIM.041334058 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

HALAMAN PERSEMBAHAAN

  Kupersembahkan karya kecilku ini untuk : Jesus Kristus, juru selamatku Bunda Maria, Bunda penuh kasih Bapak L. Hadi Suparto dan Ibu Teresia Gilah, yang selalu mengasihiku..

Kakakku Sutrisman dan triatiningsih doa kalian sungguh berarti…

Sahabat-sahabatku…..

  

MOTTO

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam

kesesakan, dan bertekunlah dalam do’a”

  (Roma : 12:12)

“Dan apa saja yang kamu minta dalam do’a dengan

penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya”

  (Matius: 21:22)

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Kasih atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan”. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

  Penulisan Skripsi ini terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

  1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu melimpahkan berkat-Nya sehingga skrpsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.

  2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh pengertian dan ketulusan hati memberikan bimbingan, kritik, saran serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.

  6. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan, bimbingan dan saran dalam merevisi skripsi ini.

  7. Bapak S. Widanarto Prijowuntanto, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang

  8. Staff sekretariat Pendidikan Akuntansi : Mbak Aris dan Bapak Wawiek atas bantuan dalam mengurusi kepentingan-kepentingan mahasiswa.

  9. Bapak-Ibu guru yang telah rela meluangkan waktu dan atas kesediannya menjadi responden dalam penelitian ini.

  10. Kedua orang tuaku, L. Hadi Suparto dan Teresia Gilah, terima kasih atas nilai- nilai dan teladan yang telah kau tanamkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan berkat dukungan dan semangat yang engkau berikan.

  11. Kakakku Sutrisman dan Triyatiningsih, atas segala doa, kasih, perhatian, pengertian, dukungan materiil dan spirituil, yang selalu kalian berikan sebagai motivasi dalam menulis skripsi dan akhirnya bisa menyelesaikan skripsi ini.

  12. Sahabat-sahabatkku: Yoga, Koco, Moko, Eko.G., TePe, Galuh, Dinar, Anton, Phia, Vivin, Tanrti, Susi, Doni, Maryati, Heru, Pungki, Cahyo, Heni, Niken, Asna, Sunu, Nur, Tri, Yana, Yani, Triwi, Vina, dan semua saja yang tak dapat kusebutkan satu persatu terima kasih atas dukungan, semangat, canda tawa yang selalu menghiburku dikala mengalami kepenatan dalam menyusun skripsi ini dan atas sumbang saran dan bantuannya sehingga aku dapat menyelesaikan skirpsi ini.

  13. Rekan-rekan seperjuanganku angkatan 2004 Program Studi Pendidikan Akuntansi, atas bantuan, dukungan kerjasama serta semangat yang telah diberikan dalam proses penyempurnaan skripsi ini dan atas semua kenangan dan canda tawa selama kita kuliah bersama di kampus kita tercinta.

  Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

  Yogyakarta, 15 Juli 2009 Penulis,

  Heribertus Wibi Gunawan

  

ABSTRAK

  KESIAPAN GURU DALAM MENGHADAPI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN Survey Pada Guru-Guru Akuntansi Dan Ekonomi SMA di Wilayah Kabupaten Bantul

  Yogyakarta Heribertus Wibi Gunawan

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2009 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan guru bidang studi akuntansi dan ekonomi di SMA se Kabupaten Bantul Yogyakarta dalam menghadapi

  Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Kesiapan disini dinilai berdasarkan atas portofolio yang telah diperoleh dari koesioner yang penulis bagikan dan di isi guru.

  Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2009 di SMA se Kabupaten Bantul Yogyakarta, terdiri 63 responden yang tersebar di 27 sekolah, dengan menggunakan metode survey. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik non-tes dengan menggunakan koesioner yang berisi 10 komponen portofolio.

  Data dianalisis dengan menggunakan ketentuan rubik penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2008 yang terdiri dari 10 (sepuluh) komponen portofolio. Berdasarkan hasil analisis ini dapat ditarik kesimpulan bahwa guru-guru ekonomi akuntansi SMA se Kabupaten Bantul belum siap dalam menghadapi program sertifikasi guru dalam jabatan. Sebanyak 63 guru SMA baik negeri maupun swasta yang dinyatakan siap dalam menghadapi program sertifikasi guru dalam jabatan hanya 13 guru (20.63%) terdiri dari 8 guru laki-laki dan 5 guru perempuan, sedangkan 50 guru (79.36%) yang terdiri dari 13 laki-laki dan 37 perempuan dinyatakan belum siap.

  

ABSTRACT

  TEACHER’S PREPARATION IN FACING THEIR ASSESSMENT FOR GETTING THEIR PROFESSIONAL CERTIFICATES

  A Survey on Accounting and Ekomonics Teachers of Senior High Schools In Bantul Regency

  Yogyakarta Heribertus Wibi Gunawan

  SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2009

  This study aims to find out how well the teachers are in preparing their assessment for getting their professional certificates. The preparation of their readiness is judged on basing the portfolio which the writer has already distributed and has been filled in.

  This research was conducted from March until June 2009 in all Senior High Schools in Bantul Regency, Yogyakarta The respondens are 63 taken from 27 schools. The method of collecting the data is survey method. The technique of collecting the data is non test technique with questionnaire which consists of portfolio components.

  The data analyzed by using the provisions of Rubik's portfolio assessment in teacher certification office in 2008 and consists of 10 (ten) components portfolio. Based on the results of this analysis it can be concluded that teachers, high school economics accounting of Bantul District are not ready to face the teacher professional certification program. 63 high school teachers either state or private who are ready in facing the teacher professional certification program are only 13 teachers (20.63%) consists of 8 male teachers and 5 female teachers, while 50 teachers (79.36%) consisting of 13 men and 37 women are not ready.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBUNG................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv MOTTO .................................................................................................. v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................... vi HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................................... vii KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii ABSTRAK .................................................................................................. xi ABSTRACT .................................................................................................. xii DARTAR ISI ....................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi DARTAR GAMBAR............................................................................................ xviii DARTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix

  

xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...............................................................................

  1 B. Batasan Masalah............................................................................

  11 C. Rumusan Masalah .........................................................................

  11 D. Tujuan Penelitian...........................................................................

  11 E. Manfaat Penelitian.........................................................................

  12 BAB II KAJIAN PUSTAKA

  A. Guru............................................................................................... 13 1. Pengertian Guru ........................................................................

  13 2. Syarat-syarat Menjadi Guru......................................................

  15 3. Kode Etik Guru.........................................................................

  15 4. Peran Guru ................................................................................

  16 5. Tanggung Jawab Guru ..............................................................

  18 B. Profesionalisme Guru ....................................................................

  19 C. Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Sertifikasi Guru....................

  22 D. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan.....................................................

  23 1. Program Sertifikasi Guru ..........................................................

  23 2. Guru Dalam Jabatan .................................................................

  26 3. Tujuan Dan Manfaat Sertifikasi Guru ......................................

  26

  4. Dasar Hukum Sertifikasi Dan Penyelenggaraan Sertifikasi Guru.........................................................................

  28 5. Prosedur Dan Mekanisme Sertifikasi Guru ..............................

  29 6. Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan...............................

  32 7. Rubik Penilaian Portofolio .......................................................

  42

  xiv

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..............................................................................

  48 B. Tempat Dan Waktu Penelitian.......................................................

  48 C. Populasi ......................................................................................... 49 D. Instrumen Penelitian......................................................................

  49 E. Jenis Data.......................................................................................

  50 F. Teknik Analisis Data .....................................................................

  51 BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden .....................................................................

  54 B. Analisis Data .................................................................................

  55 C. Pembahasan ................................................................................... 78

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................... 81 B. Keterbatasan Penelitian .................................................................

  89 C. Saran-saran .................................................................................... 90 DAFTAR PUSTAKA

  xv

  xv i DAFTAR TABEL 1. Tabel IV.1 Deskripdi Data Responden ...................................................

  61 12. Tabel IV.10 Pendidikan dan Pelatihan Ditinjau Dari Jenis Kelamin......

  18. Tabel IV.16 Keikutsertaan Dalam Forum Ilmiah Ditinjau Dari Jenis Kelamin..........................................................................................

  67

  17. Tabel IV.15 Karya Pengembangan Profesi Ditinjau Dari Pengalaman Mengajar.............................................................................

  65

  16. Tabel IV.14 Karya Pengembangan Profesi Ditinjau Dari Jenis Kelamin..........................................................................................

  64

  63 15. Tabel IV.13 Prestasi Akademik Ditinjau Dari Pengalaman Mengajar ...

  63 14. Tabel IV.12 Prestasi Akademik Ditinjau Dari Jenis Kelamin ................

  13. Tabel IV.11 Pendidikan dan Pelatihan Ditinjau Dari Pengalaman Mengajar.............................................................................

  62

  11. Tabel IV.9 Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Ditinjau Dari Pengalaman Mengajar.............................................................................

  54 2. Tabel IV.2 Kategori Penyusunan Kuesioner ..........................................

  61

  10. Tabel IV.8 Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Ditinjau Dari Jenis Kelamin..........................................................................................

  60

  60 9. Tabel IV.7.b Pengalaman Mengajar Ditinjau Dari Jenis Kelamin .........

  59 8. Tabel IV.7.a Pengalaman Mengajar Ditinjau Dari Jenis Kelamin..........

  58 7. Tabel IV.6 Pengalaman Mengajar Ditinjau Dari Jenis Kelamin ............

  57 6. Tabel IV.5 Pekerjaan Lain Ditinjau Dari Jenis Kelamin ........................

  57 5. Tabel IV.4.bKualifikasi Akademik Ditinjau Dari Umur ........................

  56 4. Tabel IV.4.a Kualifikasi Akademik Ditinjau Dari Umur .......................

  55 3. Tabel IV.3 Kualifikasi Akademik Ditinjau Dari Jenis Kelamin.............

  67

  19. Tabel IV.17.a Keikutsertaan Dalam Forum Ilmiah Ditinjau Dari Umur ...............................................................................................

  68

  20. Tabel IV.17.b Keikutsertaan Dalam Forum Ilmiah Ditinjau Dari Umur ...............................................................................................

  69

  21. Tabel IV.18 Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi Dibidang Pendidikan Dan Sosial Ditinjau Dari Jenis Kelamin ..............................

  69

  22. Tabel IV.19.a Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi Dibidang Pendidikan Dan Sosial Ditinjau Dari Umur............................................

  71

  23. Tabel IV.19.b Pengalaman Menjadi Pengurus Organisasi Dibidang Pendidikan Dan Sosial Ditinjau Dari Umur............................................

  71

  24. Tabel IV.20 Penghargaan Yang Relevan Dengan Bidang Pendidikan Ditinjau Dari Jenis Kelamin....................................................................

  72

  25. Tabel IV.21.a Penghargaan Yang Relevan Dengan Bidang Pendidikan Ditinjau dari Umur ...............................................................

  73

  26. Tabel IV.21.b Penghargaan Yang Relevan Dengan Bidang Pendidikan Ditinjau dari Umur ...............................................................

  73

  27. Tabel IV.22.a Rincian Skor Kesiapan Guru Yang Lulus Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan ...............................................................

  74

  28. Tabel IV.22.b Rincian Skor Kesiapan Guru Yang Tidak Lulus Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan ................................................

  75

  29. Tabel IV.23 Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Jenis Kelamin..................................

  77

  30. Tabel IV.24.a Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Umur ...............................................

  77

  31. Tabel IV.24.b Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Umur ...............................................

  78

  xv ii

  xv iii DAFTAR GAMBAR 1. Gambar II.1 Prosedur Pelaksanaan Sertifikasi Guru ..............................

  29

  2. Gambar II.2 Hubungan Kerja antar Institusi Penyelenggara Sertifikasi ............................................................................................... 31

  

LAMPIRAN

  Lampiran 1 Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 18 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ...........

  95 Lampiran 2 Kutipan Undang-undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen ................................................................................ 101

  Lampiran 3 Rubik Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ............ 105 Lampiran 4 Data Jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA)

  Tahun Ajaran 2008/2009.................................................................... 112 Lampiran 5 Data Jumlah Guru Tetap Menurut Ijazah ......................................... 115 Lampiran 6 Kouta Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2009 ......................... 117 Lampiran 7 Hasil penilaian Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ............................... 118 Lampiran 8 Olah data SPSS 13.00 for windows .................................................. 124

  

xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi peningkatan

  kualitas masyarakat suatu negara. Berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan serta tinggi rendahnya kualitas pendidikan, salah satunya yang menentukan adalah kualitas guru. Demikian pentingnya peranan seorang guru tentunya membawa pada suatu tanggung jawab untuk menjalankan profesi tersebut dengan suatu sikap profesionalisme yang tinggi. Seorang guru dalam menjalankan profesinya tidak hanya dituntut untuk mampu memberikan pengetahuan kepada anak didiknya, akan tetapi juga harus mampu menanamkan suatu nilai – nilai pendidikan dengan guru sebagai modelnya.

  Dalam menjalankan profesinya, seorang guru harus melakukan dua fungsi sekaligus yaitu; fungsinya secara moral yang mana ia diharuskan membimbing anak didiknya tidak hanya dengan kecerdasannya akan tetapi juga dengan rasa cinta, dan rasa tanggung jawab yang tinggi, serta menjalankan fungsi kedinasannya yaitu mendidik dan membimbing para anak didiknya agar menjadi Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan bermanfaat bagi pembangunan bangsa. Seperti yang telah disampaikan diatas bahwa Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar – mengajar yang

  Oleh karena itu, Guru yang merupakan salah satu unsur dibidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada kedewasaan atau taraf kematangan tertentu.

  Kualitas guru-guru di Indonesia dari berbagai kajian memang masih dipertanyakan, seperti yang dilaporkan Fasli Djalal mantan Dirjen DIKNAS Peningkatan mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Anton Sunarto, 2008) bahwa rata-rata nasional tes calon guru PNS di SD/SLTP/SLTA dan SMK tahun 1998/1999 untuk bidang studi matematika hanya 26,27 dari interval 0-100, artinya hanya menguasai 26,27% dari materi yang seharusnya. Hal senada juga terjadi pada bidang studi lain seperti fisika (27,35%), biologi (44,96%), kimia (43,55%) dan bahasa inggris (37,57%). Nilai-nilai tersebut sangat jauh dari batas ideal yaitu minimum 75% sehingga seorang guru bisa mengajar dengan baik. Hasil lain yang lebih memprihatinkan adalah penelitian dari Konsorsium Ilmu Pendidikan (2000) yang memperlihatkan bahwa 40% guru SMP dan 33% guru SMA mengajar bidang studi lain di luar bidang keahliannya. Sekilas hasil ini menggambarkan betapa parahnya kualitas guru di Indonesia, bagaimana bisa dikatakan profesional jika penguasaan materi saja masih kurang dan justru banyak guru yang mengajar di luar bidang profesionalismenya masih dipertanyakan. Kenyataan rendahnya kompetensi dan ketrampilan guru sangat memprihatinkan , hampir 50% dari 2,6 juta guru di Indonesia tidak layak mengajar di sekolah. Sementara input guru di Indonesia sangat lemah. Data Balitbang menunjuk peserta tes calon guru PNS setelah dilakukan tes bidang studi ternyata rata-rata skor tes seleksinya sangat rendah. Dari 6.164 calon guru Biologi ketika dites biologi rata-rata skornya hanya 44.96; dari 396 calon guru Kimia dites Kimia rata-rata skor yang dicapai 43,55. Dari 7.558 calon guru bahasa Inggeris rata-rata hasil tes dicapai hanya 37,57 (Anton Sunarto, 2008)

  Masih rendahnya tingkat profesionalisme guru saat ini disebabkan oleh faktor-faktor dari internal guru maupun dari faktor luar, diantaranya (1) penghasilan yang diperoleh guru belum memenuhi kebutuhan hidup harian keluarga sehingga upaya menambah pengetahuan dan informasi terhambat oleh dana yang minim, (2) kurangnya minat guru untuk menambah wawasan sebagai upaya peningkatan profesionalisme tidak berpengaruh pada pendapatan yang diterimanya, (3) meledaknya jumlah lulusan sekolah keguruan tiap tahunnya, hal ini sebagai akibat mudahnya pemerintah memberikan ijin pendirian Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)

  Tuntutan adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus diperjuangkan oleh berbagai kalangan masyarakat, termasuk oleh para guru diperlukan guru-guru yang profesional dalam mendidik siswa-siswinya di sekolah.

  Profesi guru menurut Undang-Undang tentang Guru dan Dosen harus memiliki prinsip-prinsip profesional seperti tercantum dalam pasal 5 ayat 1, yaitu : ”Profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip profesional sebagai berikut : (1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme, (2) memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai bidang tugasnya, (3) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya, (4) mematuhi kode etik profesi, (5) memilki hak dan kewajiban dalam menjalankan tugas, (6) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya, (7) memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara berkelanjutan, (8) memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesionalnya dan (9) memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum”.

  Pada prinsipnya profesionalisme guru adalah guru yang dapat menjalankan tugasnya secara profesional yang memiliki ciri diantaranya ahli di bidang teori dan praktik keguruan. Guru profesional adalah guru yang menguasai ilmu pengetahuan yang diajarkan dan ahli mengajarkannya

  Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas 2003

  pasal 35 ayat 1) disebutkan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses kompetensi lulusan tenaga kependidikan, sarana dan pembelajaran dituntut untuk mempunyai standar kompetensi dan keprofesionalan mengajar yang baik.

  Penjaminan mutu guru agar tetap memenuhi standar kompetensi perlu dikembangkan berdasarkan pengkajian yang komprehensif untuk menghasilkan landasan konseptual dan empirik melalui sistem sertifikasi. Sejalan juga dengan disahkannya UU No 14 tentang Guru dan Dosen segala konsekuensinya juga mulai diberlakukan. Demikian juga dengan peningkatan kualitas guru dalam mengajar perlu kepemilikan sertifikasi profesi sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Meski dengan kuota yang terbatas di beberapa daerah – melalui Dinas Pendidikan setempat – saat ini sedang menawarkan kepada guru-guru yang dianggap telah memenuhi syarat untuk diajukan sebagai calon peserta sertifikasi.

  Dalam Peraturan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas;2008;5) tentang Pedoman Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Melalui Penilaian Portofolio dan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 18 tahun 2007 membagi komponen portofolio menjadi 3 unsur yaitu unsur A, B dan C. Unsur A (kualifikasi dan tugas pokok) meliputi : (1) kualifikasi akadaemik, (2) pengalaman mengajar (3) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Unsur B (pengembangan profesi) meliputi : (1) pendidikan dan pelatihan, (2) penilaian dari atasan dan pengawasan (3) prestasi akademik, (4) karya pengembangan profesi. Sedangkan Unsur C penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Jika kesepuluh komponen tersebut telah dapat terpenuhi secara obyektif dengan mencapai skor minimum 850 maka yang bersangkutan dipastikan berhak menyandang predikat sebagai guru profesional, beserta sejumlah hak dan fasilitas yang melekat dengan jabatannya. Untuk memenuhi batas minimal kelulusan 57% ternyata tidak semudah yang dibayangkan banyak permasalahan yang kemudian terjadi. Permasalahan tidak hanya terjadi pada para guru yang belum memiliki kualifikasi D4/S1 saja, yang jelas-jelas tidak dapat diikutsertakan, tetapi bagi guru yang sudah berkualifikasi D4/S1 pun tetap akan menjumpai sejumlah permasalahan.

  Masalah yang dihadapi dalam proses sertifikasi menurut Santi Eka Putra (http://www.univ-ekasakti-pdg.ac.id, 7 September 2008) antara lain: (1) apakah semua guru telah memiliki kualifikasi S1/DIV? ternyata, belum seluruh guru berkualifikasi S-1 atau D/IV sebagai salah satu persyaratan dalam sertifikasi. Akibatnya dalam waktu yang panjang akan terjadi dua macam status guru yaitu yang bersertifikat dan yang tidak bersertifikat. Oleh karena itu guru-guru yang belum S-1 dan D/IV haruslah segera melanjutkan pendidikan apakah ke LPTK atau UT dan sebagainya yang relevan. Namun tentu saja hal ini tak mungkin lagi dilakukan oleh guru yang hampir mendekati pensiun. Bagi yang masih muda masih bisa melanjutkan pendidikan ke S-1, bagaimana pula dengan tugas mengajarnya? Apalagi jika tempat tugas dengan diwaktu mereka kuliah? Ternyata masih ada guru mengajar mata pelajaran yang tidak relevan dengan kompetensinya. Umumnya ini terjadi di daerah- daerah terpencil akibat kekurangan guru, lebih-lebih sejak reformasi atau otonomi daerah sangat sulit memindahkan guru antarkota atau kabupaten dan provinsi. (3) sudah mengertikah semua guru apa hakekat sertifikasi, bagaimana proses dan mekanismenya dan apa yang perlu disiapkan? Ternyata dalam pengisian Portofolio sebagai salah satu instrumen sertifikasi saja, banyak yang tidak lolos. Masalah timbul karena bahan yang akan diisikan dalam Portofolio itu tidak lengkap, bahkan tak ada, antara lain yang sulit bagi guru adalah komponen RP/RPP/PP, prestasi akademik, karya pengembangan profesi yang meliputi penelitian tindakan kelas, publikasi ilmiah dan sebagainya dan semua itu lengkap dengan bukti fisik yang harus dilampirkan.

  (4) bagi yang tidak lulus dalam penilaian Portofolio karena komponennya tidak terisi dan tidak mencapai angka minimal yang ditetapkan disebabkan tidak ada kegiatan akademik lain selain mengajar dari pagi sampai sore (karena mungkin mengajar di tempat lain atau bisnis kecil untuk menambah penghasilan) atau bukti fisik tidak ada karena tak terbiasa mem-file dukumen atau karangan ilmah tidak ada karena tak terbiasa menulis, atau penelitian karena tidak bisa karena tamatnya dulu dengan program jalur non skripsi dan sebagainya. Terhadap mereka yang tidak lolos ini diharuskan mengikuti diklat selama lebih kurang dua minggu yang diakhiri dengan ujian. Jika tidak lulus, mengajar lagi, dan berubah status menjadi pegawai administrasi.

  Saat ini keempat komponen tersebut belum sepenuhnya dapat diakses dan dikuasai oleh setiap guru, khususnya oleh guru-guru yang berada jauh dari pusat kota. Frekuensi kegiatan pelatihan dan pendidikan, forum ilmiah dan momen-momen lomba akademik relatif masih terbatas. Begitu juga dengan budaya menulis, budaya meneliti dan berinovasi belum sepenuhnya berkembang di kalangan guru-guru. Semua ini tentu menyebabkan kesulitan tersendiri bagi para guru untuk meraih poin dari komponen-komponen tersebut.

  Penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan forum ilmiah dan aneka lomba akademik bagi guru sudah pasti harus menjadi tanggung jawab pemerintah khususnya pemerintah daerah melalui sekolah atau Dinas Pendidikan setempat. Akan tetapi organisasi profesi, perguruan tinggi dan masyarakat setempat pun dapat turut ambil bagian untuk menyelenggarakan dan memfasilitasi kegiatan tersebut sebagai wujud nyata dari tanggung jawab dan kepeduliannya terhadap pendidikan.

  Di lain pihak sambutan masyarakat tentang sertifikasi guru ini memang luar biasa, para guru sangat antusias untuk mengikuti kegiatan seleksi ini bahkan para guru yang diberi tambahan tugas sebagai kepala sekolah pun ikut mendaftarkan diri sebagai calon peserta sertifikasi terlepas apakah yang bersangkutan masih aktif atau tidak dalam menjalankan profesi keguruannya. tentunya juga daya tarik dengan disediakannya berbagai tunjangan profesi dan fasilitas lainnya yang cukup menjanjikan.

  Uji sertifikasi guru yang telah dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia melalui penilaian portofolio menunjukkan hasil yang bervariasi.

  Hasil persentase ketidaklulusan sertifikasi guru di Unesa, dikemukakan oleh Amirullah (http://www.surya.co.id, 10 Oktober 2007) menunjukkan bahwa kuota 2007 meningkat dibanding hasil kuota 2006. Dalam kuota sebelumnya, ketidaklulusan mencapai 38,20 persen dari 2.244 guru. Sedangkan untuk gelombang pertama kuota 2007 tercatat 50,28 persen yang tidak lulus dari 3.791 berkas portofolio dari delapan kabupaten/kota yang disertifikasi. Bahkan sebelumnya, dari 330 guru agama hasil pendataan 2006 yang berkas portofolionya diuji oleh 40 tim assesor IAIN Sunan Ampel 19-20 September lalu, 157 orang atau 52 persen dinyatakan gagal. Jumlah tersebut belum termasuk 29 peserta yang langsung dinyatakan gugur sebelum berkasnya diuji, karena mengundurkan diri atau berkasnya tidak tercantum dalam berkas portofolio.

  Data Depdiknas tantang hasil sertifikasi (Depdiknas;2008) menunjukkan bahwa Di Rayon 1 Universitas Syiah Kuala, hasil uji sertifikasi dari 2.740 guru 51,33% atau sebanyak 1.412 Guru dinyatakan lulus., 9% atau sebanyak 9 guru dinyatakan melengkapi portofolio, dan 48,14% atau sebanyak 1.319 guru dinyatakan harus mengikuti diklat profesi guru. Di Rayon 11 lulus, 33,83% atau sebanyak 1.551 guru dinyatakan harus mengikuti diklat, dan 0,26% atau sebanyak 12 guru dinyatakan harus merefisi portofolio.

  Hasil uji sertifikasi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menunjukkan bahwa sebagian besar guru telah memiliki sertifikat pendidik yang berati bahwa guru telah bekerja secara profesional sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan SDM guru sebagai tenaga pendidik. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Bantul Drs Sudarman DN MM kepada Kedaulatan Rakyat pada tanggal 19/6/2008 menyatakan bahwa prosentase kelulusan SMA di Kabupaten Bantul sebesar 97,18% dan tertinggi di DIY. Persentase tingkat kelulusan yang tinggi mencerminkan bahwa kualitas sekolah di Kabupaten Bantul mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantul, jumlah sekolah yang tingkat kelulusannya mencapai 100 persen untuk SMA sebanyak 14 sekolah (9 negeri dan 5 swasta) dan SMK sebanyak 2 sekolah. (http://www.kr.co.id). Dari berbagai macam problema yang muncul dan tanggapan guru tentang uji sertifikasi guru, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, ’’Kesiapan Guru Dalam

  

Menghadapi Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan’’ hal ini penting

  untuk dibahas sehingga dapat membantu guru dalam memahami Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan.

  B. Batasan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini akan mengkaji kesiapan para guru dalam menghadapi Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Penelitian ini hanya akan ditujukan bagi guru-guru bidang studi akuntansi dan ekonomi di Sekolah Menengah Atas (SMA). Lokasi Penelitian hanya dibatasi pada SMA di wilayah Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

  C. Rumusan Masalah

  Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana kesiapan guru-guru SMA bidang studi akuntansi dan ekonomi di wilayah Kabupaten Bantul Yogyakarta dalam menghadapi Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan?”

  D. Tujuan penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan para guru bidang studi akuntansi dan ekonomi di SMA di wilayah Kabupaten Bantul Yogyakarta dalam menghadapi Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan.

E. Manfaat penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

  1. Guru Dari penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam memahami Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan dan mengetahui sejauh mana kesiapan guru untuk mengikuti program ini.

  2. Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan pihak sekolah untuk memfasilitasi dan mendukung para guru yang bekerja pada instansinya sehingga mampu memenuhi tuntutan dari program ini.

  3. Dinas Pendidikan Dinas pendidikan diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk membuat berbagai kebijakan dalam rangka membantu guru memenuhi semua persyaratan dalam program ini.

  4. Peneliti Melalui penelitian ini peneliti memperoleh informasi secara lebih jelas mengenai kesiapan para guru, khususnya guru bidang studi akuntansi dan ekonomi di SMA, dalam menghadapi Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Informasi tersebut dapat dimanfaatkan peneliti, beserta kolega, sebagai pijakan dalam menyusun kegiatan di Program Studi Pendidikan Akuntansi yang dapat memberi kontribusi bagi peningkatan profesionalitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Guru

1. Pengertian Guru

  Kamus Umum Bahasa Indonesia mengemukakan arti guru sebagai orang yang pekerjaan atau mata pencahariannya, profesinya mengajar.

  Sementara itu Hamzah (2007;15), mengemukakan guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan. Kompetensi Seorang guru menurut Undang- undang Guru dan Dosen Tahun 2007 mencakup kompetensi ‘pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Sesuai dengan undang-undang tersebut, seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai tiga komponen keguruan (kemampuan keguruan) yaitu pertama kompetensi (kemampuan) personal, kedua kompetensi (kemampuan) sosial, ketiga kompetensi (kemampuan) dalam menjalankan profesinya.

  Kompetensi personal mengarah pada guru sebagai pribadi yang mantap. Kepribadian guru sangat menentukan guru dalam melaksanakan tugasnya. Kepribadian guru tidak hanya sebagai dasar bagi dirinya sendiri dalam berperilaku, tetapi juga menjadi model keteladanan bagi anak didik dalam perkembangannya. Oleh karena itu, kepribadian guru perlu dibina dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Seorang guru yang baik diharapkan menunjukkan ciri-ciri kepribadian yang terbuka seperti penyayang, penolong, kooperatif, penuh pengertian, dan mandiri.

  Kompetensi sosial yang juga disebut sebagai kompetensi kemasyarakatan. Kompetensi ini mengarah pada keterampilan guru dalam berinteraksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial. Tanggung jawab sosial bukan hanya terbatas dalam lingkungan masyarakat saja, namun juga di lingkungan sekolah. Guru yang profesional selalu mengembangkan komunikasi yang efektif terhadap atasan, sesama rekan profesi, dan anak didik.

  Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang diperlukan oleh guru profesional, yang meliputi aspek kepakaran yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkan beserta metodenya, rasa tanggung jawab terhadap tugasnya, dan rasa kebersamaan dengan rekan seprofesi.

  Kompetensi profesional guru ini seharusnya dilandasi oleh jiwa profesionalisme guru. Hal ini ditandai oleh kemampuan dari guru untuk berupaya meningkatkan profesinya sebagai guru dan memiliki kebanggaan atas preofesinya.

  2. Syarat-syarat Menjadi Guru

  Untuk menjadi seorang guru diperlukan suatu persyaratan, karena profesi guru adalah suatu pekerjaan yang profesional. Dalam Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa seorang tenaga pengajar (guru) SMA/MA atau bentuk lainnya yang sederajat harus memiliki : 1) Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S-1), 2) Latar pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, 3) Sertifikat profesi guru untuk SMA/MA.

  Menurut Hamalik (2001: 118), Syarat bagi seorang guru diantaranya sebagai berikut: a. Harus memiliki bakat sebagai guru

  b. Harus memiliki keahlian sebagai guru

  c. Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi

  d. Memiliki mental yang sehat dan berbadan sehat

  e. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas

  f. Memiliki jiwa Pancasila dan warga Negara yang baik

  3. Kode Etik

  Dalam menjalankan profesinya guru di Indonesia terpanggil untuk Menurut Mulyasa (2007;47) Kode etik tersebut berisi sebagai berikut :

  a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila

  b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional

  c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan

  f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya g. Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial

4. Peranan Guru

  Undang-undang Guru tahun 2006, pasal 1 ayat 1 menerangkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan menevaluasi peserta didik…..” dan pasal 4 “ berfungsi untuk meningkatkan manfaat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan pendidik, dan pembimbing, melainkan juga sebagai ilmuwan (teacher as ) dan guru sebagai pribadi (teacher as person).

  scientist

  Menurut Mulyasa (2007;19) mengungkapkan bahwa peran dan fungsi guru adalah : a. Sebagai pendidik dan pengajar ; bahwa setiap guru harus memiliki kesetabilan emosi ingin memajukan peserta didik, bersikap realitas, jujur, dan terbuka, serta peka terhadap perkembangan inovasi pendidikan. Untuk mencapai semua itu guru harus memiliki pengetahuan yang luas, mernguasai berbagai bahan pembelajaran, menguasai teori dan praktik pendidikan, serta menguasai kurikulum dan metodologi pembelajaran.

  b. Sebagai anggota masyarakat; bahwa setiap guru harus pandai bergaul dengan masyarakat. Untuk itu, harus menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia, memiliki keterampilan membina kelompok, keterampilan bekerja sama dalam kelompok dan menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.

  c. Sebagai pemimpin; bahwa setiap guru adalah pemimpin yang harus memiliki kepribadian, menguasai ilmu kepemimpinan, prinsip hubungan antar manusia, teknik berkomunikasi, serta menguasai berbagai aspek kegiatan organisasi sekolah.

  d. Sebagai administerator; bahwa setiap guru akan dihadapkan pada sehingga harus memiliki pribadi yang jujur, teliti, serta memahami strategi dan manajemen pendidikan.

  e. Sebagai pengelola pembelajaran; bahwa setiap guru harus mampu dan menguasai berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi belajar-mengajar di dalam meupun di luar kelas.

  Peranan guru akan menjadi semakin luas karena ia juga akan berfungsi sebagai penghubung antara ilmu pengetahuan dan teknologi dengan masyarakat. Dalam hal ini guru memodernisasi masyarakat dituntut serta secara aktif dalam pembangunan karena telah menghubungkan masyarakat dengan IPTEK. Sehubungan dengan hal ini Hamalik (2001: 124) menyebutkan bahwa:

  a. Guru sebagai penghubung (teacher as communicator)

  b. Guru sebagai modernisator (teacher as counselor)

  c. Guru sebagai pembangun (teacher as contructor)

5. Tanggung Jawab Guru

  Profesi guru merupakan suatu profesi yang mulia dan luhur, oleh karena itu guru sudah seharusnya memiliki tanggung jawab yang besar.

  Hamalik (2001: 127) merangkum tanggung jawab guru adalah sebagai berikut: a. Guru harus menuntut murid-muridnya belajar.

  b. Guru turut serta dalam membina kurikulum sekolah. d. Guru memberikan bimbingan kepada murid.

  e. Guru melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar.

  f. Guru menyelenggarakan penelitian yang merupakan tanggung jawab professional.

  g. Guru mengenal masyarakat dan aktif ikut serta dalam kegiatan- kegiatan yang ada di dalam masyarakat.

  h. Guru bertanggung jawab menghayati, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila. i. Guru turut serta dalam membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa serta perdamaian pembangunan. j. Guru turut serta menyukseskan pembangunan. k. Guru bertanggungjawab meningkatkan peranan profesional guru.

B. Profesionalisme Guru

  Guru merupakan suatu profesi yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut di luar bidang kependidikan. Profesional itu sendiri diartikan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (Undang-undang No 14 Bab I pasal 1 No. 2 tentang Guru dan Dosen).

  Memposisikan guru sebagai profesi, merupakan suatu hal yang mendesak diberlakukan di Indonesia. Pasalnya, menempatkan guru seperti itu akan memperbaiki nasib para guru yang selama ini sering termarginalkan, maka dari itu dengan memposisikan guru sebagai profesi diharapkan tanggung jawab seorang guru dalam menjalankan tugasnya akan lebih baik.

  Dalam melaksanakan tugas guru, seorang guru yang professional perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar (Hamzah; 2007,16) antara lain :

  a. Guru harus dapat meningkatkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.

  b. Guru harus dapat membuat urutan dalam pemberian pelajaran dan penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.

  c. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apresiasi).

  d. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.

  e. Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan f. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung/meneliti dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.

  g. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas maupun di luar kelas.

  h. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta didik secara individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut. Secara singkat dapat dikatakan pengertian guru profesioal adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang kependidikan dan keguruan sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai seorang guru yang bermutu.

  Pronsip-prinsip profesionalisme guru menurut UU tentang Guru dan Dosen Pasal 5 ayat 1 menyebutkan:

  1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme,

  2. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya,

  3. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya,

  4. Mematuhi kode etik profesi,

  5. Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas,

  6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi

  7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara berkelanjutan,