ANALISIS PERSEPSI DAN KESIAPAN GURU KIMIA DI KOTA BINJAI DALAM MENGHADAPI PROGRAM SERTIFIKASI GURU.

(1)

ANALISIS PERSEPSI DAN KESIAPAN GURU KIMIA DI KOTA BINJAI DALAM MENGHADAPI PROGRAM SERTIFIKASI GURU

Oleh :

FENISAH BR SITEPU NIM 408331018

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2013


(2)

Nama Mahasiswa NIM

Program Studi Jurusan

FMIPA UNIMED

Kota Binjai Dalam Menghadapi Program Sertifikasi Guru

Fenisah Br Sitepu 408331018

Pendidikan Kimia Kimia

Menyetuj ui :

Dosen Pembimbing Skripsi,

Agus X..Si.,M.Si NIP. 19680814 199403 1 004

Mengetahui :

Jurusan Kimia Ketua,

Drs~

Purba, M.Si

NIP. 19641207 199103 1 002


(3)

iv

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kesehatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Analisis Persepsi Dan Kesiapan Guru Kimia SMA Di Kota Binjai Dalam Menghadapi Program Sertifikasi Guru”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : Bapak Agus Kembaren, S.Si, M.Si, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sejak awal penyusunan proposal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si, Ibu Dra. Nurmalis, M.Si, Ibu Ir. Nurfajriani, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukkan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Dr. Mahmud, M.Sc selaku dosen Pembimbing Akademik dan kepada Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusaan Kimia FMIPA Unimed yang membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada para responden yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah membantu selama penelitian ini dan kepada Bu RA yang telah menginspirasi penulis yang menjadi seorang guru.

Pada kesempatan ini juga, dengan rasa cinta yang mendalam, penghargaan dan rasa terima kasih kepada ayahanda Toni Sitepu dan Ibunda Asmah Br Bangun atas dukungan, nasehat dan kerja keras yang teramat dalam selama ini dan kepada adik-adik Ainul Mardiah Br Sitepu (Bay) dan Arif Rahman Hakim Sitepu yang selalu memberikan do’a, semangat, dorongan moril dan kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis. Terima kasih kepada keluarga B’Masri dan keluarga P’uda yang selalu mengingatkan dan memotivasi penulis. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada sahabat dan seperjuangan saya, Nur Jannah, Jehan


(4)

Asri, Puspita yang selalu mengingatkan, membantu dan memotivasi penulis di saat kondisi lemah dari awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada sahabat Fradija Triandini (Dj), Jeremia Semb, Nurul Ananda yang sudah memberi warna dalam hidup saya juga kepada teman-teman di Kelas Ekstensi Pendidikan Kimia stambuk 2008, serta kepada semua pihak yang telah memberi masukan kepada penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Maret 2013 Penulis,

Fenisah Br Sitepu NIM 408331018


(5)

iii

ANALISIS PERSEPSI DAN KESIAPAN GURU KIMIA DI KOTA BINJAI DALAM MENGHADAPI PROGRAM SERTIFIKASI GURU

FENISAH BR SITEPU (408331018) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Persepsi Guru Kimia Di Kota Binjai Dalam Menghadapi Program Sertifikasi Guru sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang Guru Dan Dosen No. 14 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanal No. 18 Tahun 2007. Disamping itu juga untuk mengetahui Kesiapan Guru Kimia Di Kota Binjai Dalam Menghadapi Program Sertifikasi Guru. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru kimia yang ada di Kota Binjai, dan sampel diambil dengan cara pertimbangan (purposive random sampling). Data penelitian ini diperoleh melalui angket yang memuat aspek persepsi guru kimia dalam menghadapi program sertifikasi guru dan angket portofolio yang memuat sepuluh komponen penilaian portofolio dalam ujian sertifikasi guru beserta dengan aspek-aspek yang mendukunh kesiapan seorang guru, seperti aspek psikolog, lingkungan dan finansial. Dengan menggunakan teknik analisis data diperoleh hasil penelitian bahwa Guru Kimia Di Kota Binjai menunjukkan persepsi yang positif terhadap program sertifikasi guru dan siap menghadapi ujian sertifikasi guru. Persepsi yang positif ini didasarkan pada 5 indikator yaitu : melihat, memberi arti, menyadari, menerima dan terangsang dengan persentase rata-rata sebesar 32.5 % (sangat siap), 55 % (siap), 11.25 % (kurang siap) dan 1.25 % (tidak siap). Sedangkan kesiapannya dilihat berdasarkan 13 indikator yaitu : kualifikasi akademik, pengalaman mengajar, pendidikan dan pelatihan, perencanaan dan pelaksanaan mengajar, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutseraan dalam forum ilmiah,pengalaman menjadi pengurus organisasi, penghargaan yang diterima di bidang pendidikan, segi psikologis, segi lingkungan dan segi finansial dengan persentase rata-rata sebesar 24.3 % (sangat siap), 34.28 % (siap), 18.2 % (kurang siap) dan 23.2 % (tidak siap).


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 4

1.5. Tujuan Masalah 5

1.6. Manfaat Penelitian 5

1.7. Definisi Operasional 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 6

2.1.1. Guru Sebagai Agen Pembelajaran 6

2.1.2. Kompetensi Guru Sebagai Agen Pembelajaran 8

2.1.3. Profesional Guru 10

2.1.4. Kode Etik Guru 12

2.1.5. Sertifikasi Guru 13

2.1.5.1. Landasan Program Sertifikasi 14

2.1.5.2. Persyaratan Peserta Uji Sertifikasi Bagi Guru 15 2.1.5.3. Tujuan Dan Manfaat Sertifikasi 16 2.1.5.4. Cakupan Dari Instrumen Dan Sertifikasi 16

2.1.5.5. Prosedur Penilaian 17

2.1.5.6. Pelaksanaan Sertifikasi 19

2.1.6. Uji Kompetensi Dalam Sertifikasi Guru 20 2.1.7. Persepsi Guru Kimia Dalam Menghadapi Uji Sertifikasi 21 2.1.8. Kesiapan Guru Kimia Dalam Menghadapi Uji Sertifikasi 22


(7)

vii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 25

3.2. Populasi Dan Sampel Penelitian 25

3.3. Variabel Penelitian 26

3.4. Instrumen Penelitian 26

3.5. Desain Penelitian 30

3.6. Prosedur Penelitian 31

3.7. Teknik Analisis Data 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Penelitian 33

4.2. Analisis dan Interprestasi Data 34

4.2.1. Persepsi Guru Kimia di Kota Binjai dalam Menghadapi

Program Sertifikasi Guru 34

4.2.2. Kesiapan Guru Kimia di Kota Binjai dalam Menghadapi

Program Sertifikasi Guru 43

4.3. Hubungan antara Persepsi Guru Kimia di Kota Binjai dalam Menghadapi Program Sertifikasi dengan Kesiapan

Menghadapi Program Sertifikasi 56

4.4. Hasil Wawancara Dengan Guru Kimia di Kota Binjai

dalam Menghadapi Program Sertifikasi Guru 57 4.5. Analisis Wawancara Dengan Guru Kimia di Kota Binjai

dalam Menghadapi Program Sertifikasi Guru 58 4.6. Hasil Wawancara Dengan Kepala Sekolah di Kota Binjai 58 4.7. Kendala yang Dihadapi Guru Kimia di Kota Binjai Dalam

Menghadapi Ujian Sertifikasi Guru 58 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 60

5.2. Saran 60


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Gambaran Jumlah Sampel 25

Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Angket Persepsi Guru Kimia 27 Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Angket Kesiapan Guru Kimia 27 Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Wawancara 28

Tabel 3.5. Rentangan Nilai 32

Tabel 4.1. Profil Sebaran Responden Berdasarkan Sekolah 33 Tabel 4.2. Deskripsi Persentase Jawaban Responden dalam

Angket Persepsi 35

Tabel 4.3. Deskripsi Persentase Jawaban Responden dalam


(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Diagram Alur Sertifikasi Guru Dalam Jabatan 18 Gambar 3.1. Diagram Persiapan Instrumen 30 Gambar 3.2. Diagram Pelaksanaan Penelitian 30 Gambar 4.1. Gambaran persepsi guru kimia di Kota Binjai

berdasarkan indikator melihat 36 Gambar 4.2. Gambaran persepsi guru kimia di Kota Binjai

berdasarkan indikator memberi arti 37 Gambar 4.3. Gambaran persepsi guru kimia di Kota Binjai

berdasarkan indikator menyadari 39 Gambar 4.4. Gambaran persepsi guru kimia di Kota Binjai

berdasarkan indikator menerima 41 Gambar 4.5. Gambaran persepsi guru kimia di Kota Binjai

berdasarkan indikator terangsang 43 Gambar 4.6. Gambaran kesiapan guru kimia di Kota Binjai

berdasarkan indikator kualifikasi akademik 44 Gambar 4.7. Gambaran kesiapan guru kimia di Kota Binjai

berdasarkan indikator pengalaman mengajar 44 Gambar 4.8. Gambaran kesiapan guru kimia di Kota Binjai

berdasarkan indikator pendidikan dan pelatihan 45 Gambar 4.9. Gambaran kesiapan guru kimia di Kota Binjai

berdasarkan indikator perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran 46

Gambar 4.10. Gambaran kesiapan guru kimia di Kota Binjai

berdasarkan indikator penilaian dari atasan dan pengawas 48 Gambar 4.11. Gambaran kesiapan guru kimia di Kota Binjai

berdasarkan indikator prestasi akademik 49 Gambar 4.12. Gambaran kesiapan guru kimia di Kota Binjai


(10)

Gambar 4.13. Gambaran kesiapan guru kimia di Kota Binjai

berdasarkan indikator keikutsertaan dalam forum ilmiah 50 Gambar 4.14. Gambaran kesiapan guru kimia di Kota Binjai

berdasarkan indikator pengalaman menjadi pengurus

organisasi 52

Gambar 4.15. Gambaran kesiapan guru kimia di Kota Binjai berdasarkan indikator penghargaan yang relevan

dalam bidang pendidikan 53 Gambar 4.16. Gambaran kesiapan guru kimia di Kota Binjai

berdasarkan dari aspek psikolog 54 Gambar 4.17. Gambaran kesiapan guru kimia di Kota Binjai

berdasarkan dari aspek lingkungan 55 Gambar 4.18. Gambaran kesiapan guru kimia di Kota Binjai

berdasarkan dari aspek finansial 55 Gambar 4.19. Gambaran rata-rata persepsi guru kimia di Kota Binjai

dalam Menghadapi Program Sertifikasi Guru 56 Gambar 4.20. Gambaran rata-rata kesiapan guru kimia di Kota Binjai


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Angket Persepsi Guru Kimia SMA belum valid 62 Lampiran 2. Angket Persepsi Guru Kimia SMA sudah valid 68 Lampiran 3. Angket Kesiapan Guru Kimia SMA yang belum valid 71 Lampiran 4. Angket Kesiapan Guru Kimia SMA yang sudah valid 78

Lampiran 5. Lembar Wawancara Guru Kimia 84

Lampiran 6. Lembar Wawancara Kepala Sekolah 87

Lampiran 7. Tabulasi Angket Persepsi 89

Lampiran 8. Persentase Persepsi Guru Kimia Dalam Menghadapi

Program Sertifikasi Guru 90 Lampiran 9. Deskripsi Persentase jawaban angket persepsi 91

Lampiran 10. Tabulasi Angket Kesiapan 96

Lampiran 11. Persentase Kesiapan Guru Kimia Dalam Menghadapi

Program Sertifikasi Guru 97 Lampiran 12. Deskripsi Persentase jawaban angket kesiapan 98 Lampiran 13. Daftar Sekolah Menengah Atas (SMA) Kota Binjai 104


(12)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa :

1. Guru Kimia di Kota Binjai menunjukkan persepsi yang positif dalam Menghadapi Program Sertifikasi Guru.

2. Guru Kimia di Kota Binjai telah siap dalam Menghadapi Program Sertifikasi Guru.

5.2. Saran

Adapun saran yang dianjurkan dalam penelitian ini adalah :

1. Perlu dilakukan sosialisasi Program Sertifikasi Guru secara maksimal dan merata, baik mengenai proses pelaksanan sertifikasi sampai ujian sertifikasi yang diadakan dinas.

2. Hendaknya Guru Kimia di Kota Binjai menbenahi kompetensi-kompetensi yang dituntut sebagai agen pembelajaran yang profesional dalam menghadapi ujian sertifikasi guru.

3. Hendaknya Guru Kimia di Kota Binjai tanggap terhadap informasi-informasi tentang Program Sertifikasi Guru.

4. Hendaknya peneliti selanjutnya mengikutsertakan komponen-komponen pembelajaran (silabus, rpp, lks, bahan ajar, media pembelajaran dll), agar data penelitian lebih relevan.


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha pendidik memimpin anak didik secara umum untuk mencapai perkembangannya menuju kedewasaan jasmani maupun rohani. Menurut Undang-Undang No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 (dalam Syah, 2004 : 32). Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan agar peserta tersebut berperan dalam kehidupan masa depannya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa faktor guru merupakan hal dominan dalam upaya pembenahan kualitas pendidikan. Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependididkan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntunan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Dalam rangkaian ini guru tidak semata-mata sebagai

“pengajar” yang melakukan transfer of knowledge, tetapi juga sebagai

“pendidik” yang melakukan transfer of value dan sekaligus sebagai pembimbing

yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Berkaitan dengan ini, sebenarnya guru memiliki peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam proses belajar mengajar, dalam usahanya untuk menghantarkan siswa atau anak didik ke taraf yang dicita-citakan. Oleh karena itu setiap rencana kegiatan guru harus dapat didudukkan dan dibenarkan semata-mata demi kepentingan anak didik, sesuai dengan profesi dan tanggung jawab (Sardiman, 2004 : 125).

Menyadari pentingnya peranan guru dalam peningkatan mutu pendidikan, pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional (DepDikNas) telah


(14)

melakukan berbagai upaya meningkatkan budaya kerja guru dalam upaya meningkatakan tugas mengajarnya antara lain dengan mengembangkan kemampuan guru dalam mengajar seperti melalui perantara, seminar, dan lokakarya, serta memberikan kemudahan bagi guru-guru yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Berdasarkan UU RI No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) , UU RI No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD), dan Peraturan Pemerintah RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), (Dirjen Dikti, 2006) menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional. Untuk itu ia dipersyaratkan memiliki profil kualifikasi akademik minimal sarjana/diploma IV (S1/D4) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran. Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik minimal sarjana/diploma IV (S1/D4) dibuktikan dengan ijazah dan persyaratan relevansi mengacu pada jenjang pendidikan yang dimiliki dan mata pelajaran yang dibina. Dengan demikian diperlukan kemampuan kinerja guru dan siswa yang merupakan elemen yang tidak terpisahkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Jadi guru perlu meningkatkan kompetensinya sebagai pendidik, sehingga perlu diadakan suatu program untuk meningkatkan mutu guru dan profesionalismenya yang disebut dengan sertifikasi. Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru berupa tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik.

Namun masih ada sebagian guru yang menganggap pelaksanaan uji sertifikasi sebagai beban, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terkait tentang masalah uji sertifikasi tersebut. Uji coba sertifikasi guru SMA khususnya mata pelajaran kimia ini terkait dengan kompetensi guru yang meliputi kompetensi kepribadian, sosial, paedagogik dan kompetensi profesional sebagai pendidik. Untuk memperoleh sertifiksi kompetensi tersebut, ada empat kriteria yang harus dilengkapi, yaitu : (1) tes tertulis dengan materi meliputi kompetensi profesional, (2) tes unjuk kinerja guru di dalam kelas meliputi


(15)

3

implementasi rancangan pembelajaran yang di buat guru (silabus dan RPP), (3) membuat portofolio dokumen guru (silabus appraisal) meliputi kegiatan guru dalam pembelajaran, (4) peer appraisal yaitu penilaian guru oleh atasan (kepala sekolah) meliputi kedisplinan, keteladanan, dll.

Dalam penemuan perumusan standar kompetensi guru terlebih dahulu dikaji dan dianalisis semua aspek yang berkenaan dengan tugas guru sebagai agen pembelajaran, sesuai dengan pasal 28 ayat 3 (dalam Yasmin, 2006 : 96) bahwa guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi : (1) kompetensi paedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi profesional, (4) kompetensi sosial.

Ujian ini berupa empat standar kompetensi guru berupa pengetahuan, keterampilan, sikap yang diwujudkan dalam bentuk tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab sehingga diakui sebagai orang yang berhak memangku jabatan guru yang profesional. Bertolak pada rumusan kompetensi guru tersebut, maka sistem penilaian atau pengujian kompetensi dan kinerja guru perlu mengacu pada keempat kompetensi guru tersebut. Diharapkan dengan diberlakukannya sisitem pengujian ini atau yang diberi nama uji sertifikasi guru, maka para guru di Indonesia akan lebih profesional lagi di bidang kependidikan sehingga mutu pendidikan di Indonesia akan meningkat.

Terkait dengan hal tersebut, penelitian mengenai perspektif guru kimia terhadap program sertifikat guru oleh pemerintah telah diteliti di Kabupaten Simalungun (Hotmariana, 2007) dan di Kabupaten Humbang Hasundutan (Pasaribu, 2008) menunjukkan guru kimia di kabupaten tersebut cukup siap dalam menghadapi uji sertifikasi guru. Selanjutnya Manurung (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Kesiapan Guru Kimia SMA di Kabupaten Deli Serdang dalam Menghadapi Uji Sertifikasi Guru menyimpulkan bahwa guru kimia di Kabupaten Deli Serdang cukup paham mengenai komponen-komponen yang ada dalam setifikasi guru dan cukup siap dalam menghadapi uji sertifikasi guru.

Dalam uji sertifikasi banyak menimbulkan masalah pada guru-guru kimia SMA di Indonesia khususnya di Kota Binjai, mereka kebanyakan sudah


(16)

melaksanakan salah satu dari keempat kriteria uji sertifikasi, tapi pada umumnya para guru tidak mengetahui kriteria mana yang sudah mereka laksanakan.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Analisis Persepsi Dan Kesiapan Guru Kimia SMA di

Kota Binjai Dalam Menghadapi Program Sertifikasi Guru”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Persepsi guru kimia SMA di Kota Binjai terhadap program sertifikasi guru.

2. Pemahaman guru kimia SMA di Kota Binjai tentang prosedur pelaksanaan program sertifikasi guru.

3. Pemahaman guru kimia SMA di Kota Binjai tentang komponen yang ada dalam program sertifikasi guru.

4. Kesiapan guru kimia SMA di Kota Binjai dalam menghadapi program sertifikasi guru.

1.3. Batasan Masalah

Untuk lebih mengarahkan penelitian ini agar lebih terfokus dan lebih spesifik, maka masalah dibatasi pada :

1. Persepsi guru kimia SMA di Kota Binjai terhadap program sertifikasi guru 2. Bagaimana kesiapan guru kimia SMA di Kota Binjai dalam menghadapi

program sertifikasi guru ?

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Bagaimanakah persepsi dan kesiapan guru-guru kimia SMA di Kota Binjai dalam menghadapi program sertifikasi guru ?


(17)

5

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisis persepsi dan kesiapan guru-guru kimia SMA di Kota Binjai dalam menghadapi program sertifikasi guru.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai informasi bagi guru, khususnya guru kimia SMA di Kota Binjai dalam menghadapi program sertifikasi guru.

2. Sebagai informasi kepada Departemen Pendidikan Nasional dalam memberikan arahan dan binaan kepada guru-guru khususnya guru kimia yang mengikuti program sertifikasi guru.

3. Agar peneliti sebagai calon guru dapat memahami hal-hal yang berhubungan dengan program sertifikasi guru sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yang terkait dengan program peningkatan mutu guru.

1.7. Definisi Operasional

Persepsi (menurut Walgito) merupakan suatu proses penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau disebut juga proses sensoris. Kemudian menurut Sukamto juga mengemukakan bahwa persepsi adalah tanggapan terhadap objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan jalan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan-pesan.

Kesiapan (guru kimia) merupakan keseluruhan kondisi seseorang (guru kimia) yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Sedangkan sertifikasi (menurut Yamin, 2006 : 2) adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen atau bukti formal sebagai tenaga profesional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesiapan guru kimia untuk menghadapi program sertifikasi merupakan keseluruhan kondisi guru kimia yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban didalam cara tertentu terhadap program sertifikasi guru.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, B. 2006. Sikap dan Profesional Guru Dalam Seminar Nasional Sertifikasi, Kompetensi dan Profesionalisme Guru dan Dosen, Prosiding November 2006

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi). Rineka Cipta. Jakarta

Arikunto, S. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Bumi Aksara. Jakarta

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2007. Panduan Pelaksanaan Sertifikasi Guru Tahun 2007. Depdiknas Dikti. Jakarta

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2007. Panduan Penyusunan Portofolio Sertifikasi Dalam Jabatan Tahun 2007. Depdiknas Dikti. Jakarta Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2007.

Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan Sertifikasi Guru. Dirjen PMPTK. Jakarta

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. 2008. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan. FMIPA. Universitas Negeri Medan. Medan

Gultom, S. 2006. Kompetensi dan Profesionalisme Guru dan Dosen dalam Seminar Nasional Sertifikasi, Kompetensi dan Profesionalisme Guru dan Dosen, Prosiding November 2006

Gultom, S. 2007. Sertifikasi Guru : Tantangan dan Peluang Bagi Guru Profesional dalam Sarasehan Pendidikan, Prosiding November 2007


(19)

62

Hotmariana, N. (2007). Kajian Persfektif Guru Kimia SMA se-Kabupaten Simalungun Terhadap Sertifikasi Guru Oleh Pemerintah, Skripsi. FMIPA. Universitas Negeri Medan. Medan

Manurung, N. (2007). Analisis Kesiapan Guru Kimia SMA Kabupaten Deli Serdang dalam Menghadapi Uji Sertifikasi Guru Oleh Pemerintah, Skripsi. FMIPA. Universitas Negeri Medan. Medan

Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung

Pasaribu, M.R. (2008). Kajian Persfektif Guru Kimia SMA se-Kabupaten Hambang Hasudutan Terhadap Sertifikasi Guru Oleh Pemerintah, Skripsi. FMIPA. Universitas Negeri Medan. Medan

Patton, M. Q. 2006. Metode Evaluasi Kuantitatif. Pustaka Pelajar. Yogyakarta Sardiman, A. M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo

Persada. Jakarta

Silitonga, P. M. 2007. Metodologi Penelitian. Diktat. FMIPA. Universitas Negeri Medan. Medan

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Penerbit Tarsito. Bandung Sugiono, M. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung

Syah, M. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (edisi revisi). Rineka Cipta. Jakarta

Yamin, S. 2006. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Gaung Persada Press. Jakarta


(1)

melakukan berbagai upaya meningkatkan budaya kerja guru dalam upaya meningkatakan tugas mengajarnya antara lain dengan mengembangkan kemampuan guru dalam mengajar seperti melalui perantara, seminar, dan lokakarya, serta memberikan kemudahan bagi guru-guru yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Berdasarkan UU RI No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) , UU RI No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD), dan Peraturan Pemerintah RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), (Dirjen Dikti, 2006) menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional. Untuk itu ia dipersyaratkan memiliki profil kualifikasi akademik minimal sarjana/diploma IV (S1/D4) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran. Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik minimal sarjana/diploma IV (S1/D4) dibuktikan dengan ijazah dan persyaratan relevansi mengacu pada jenjang pendidikan yang dimiliki dan mata pelajaran yang dibina. Dengan demikian diperlukan kemampuan kinerja guru dan siswa yang merupakan elemen yang tidak terpisahkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Jadi guru perlu meningkatkan kompetensinya sebagai pendidik, sehingga perlu diadakan suatu program untuk meningkatkan mutu guru dan profesionalismenya yang disebut dengan sertifikasi. Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru berupa tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik.

Namun masih ada sebagian guru yang menganggap pelaksanaan uji sertifikasi sebagai beban, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terkait tentang masalah uji sertifikasi tersebut. Uji coba sertifikasi guru SMA khususnya mata pelajaran kimia ini terkait dengan kompetensi guru yang meliputi kompetensi kepribadian, sosial, paedagogik dan kompetensi profesional sebagai pendidik. Untuk memperoleh sertifiksi kompetensi tersebut, ada empat kriteria yang harus dilengkapi, yaitu : (1) tes tertulis dengan materi meliputi kompetensi profesional, (2) tes unjuk kinerja guru di dalam kelas meliputi


(2)

implementasi rancangan pembelajaran yang di buat guru (silabus dan RPP), (3) membuat portofolio dokumen guru (silabus appraisal) meliputi kegiatan guru dalam pembelajaran, (4) peer appraisal yaitu penilaian guru oleh atasan (kepala sekolah) meliputi kedisplinan, keteladanan, dll.

Dalam penemuan perumusan standar kompetensi guru terlebih dahulu dikaji dan dianalisis semua aspek yang berkenaan dengan tugas guru sebagai agen pembelajaran, sesuai dengan pasal 28 ayat 3 (dalam Yasmin, 2006 : 96) bahwa guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi : (1) kompetensi paedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi profesional, (4) kompetensi sosial.

Ujian ini berupa empat standar kompetensi guru berupa pengetahuan, keterampilan, sikap yang diwujudkan dalam bentuk tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab sehingga diakui sebagai orang yang berhak memangku jabatan guru yang profesional. Bertolak pada rumusan kompetensi guru tersebut, maka sistem penilaian atau pengujian kompetensi dan kinerja guru perlu mengacu pada keempat kompetensi guru tersebut. Diharapkan dengan diberlakukannya sisitem pengujian ini atau yang diberi nama uji sertifikasi guru, maka para guru di Indonesia akan lebih profesional lagi di bidang kependidikan sehingga mutu pendidikan di Indonesia akan meningkat.

Terkait dengan hal tersebut, penelitian mengenai perspektif guru kimia terhadap program sertifikat guru oleh pemerintah telah diteliti di Kabupaten Simalungun (Hotmariana, 2007) dan di Kabupaten Humbang Hasundutan (Pasaribu, 2008) menunjukkan guru kimia di kabupaten tersebut cukup siap dalam menghadapi uji sertifikasi guru. Selanjutnya Manurung (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Kesiapan Guru Kimia SMA di Kabupaten Deli Serdang dalam Menghadapi Uji Sertifikasi Guru menyimpulkan bahwa guru kimia di Kabupaten Deli Serdang cukup paham mengenai komponen-komponen yang ada dalam setifikasi guru dan cukup siap dalam menghadapi uji sertifikasi guru.

Dalam uji sertifikasi banyak menimbulkan masalah pada guru-guru kimia SMA di Indonesia khususnya di Kota Binjai, mereka kebanyakan sudah


(3)

melaksanakan salah satu dari keempat kriteria uji sertifikasi, tapi pada umumnya para guru tidak mengetahui kriteria mana yang sudah mereka laksanakan.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Analisis Persepsi Dan Kesiapan Guru Kimia SMA di Kota Binjai Dalam Menghadapi Program Sertifikasi Guru”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Persepsi guru kimia SMA di Kota Binjai terhadap program sertifikasi guru.

2. Pemahaman guru kimia SMA di Kota Binjai tentang prosedur pelaksanaan program sertifikasi guru.

3. Pemahaman guru kimia SMA di Kota Binjai tentang komponen yang ada dalam program sertifikasi guru.

4. Kesiapan guru kimia SMA di Kota Binjai dalam menghadapi program sertifikasi guru.

1.3. Batasan Masalah

Untuk lebih mengarahkan penelitian ini agar lebih terfokus dan lebih spesifik, maka masalah dibatasi pada :

1. Persepsi guru kimia SMA di Kota Binjai terhadap program sertifikasi guru 2. Bagaimana kesiapan guru kimia SMA di Kota Binjai dalam menghadapi

program sertifikasi guru ?

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Bagaimanakah persepsi dan kesiapan guru-guru kimia SMA di Kota Binjai dalam menghadapi program sertifikasi guru ?


(4)

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisis persepsi dan kesiapan guru-guru kimia SMA di Kota Binjai dalam menghadapi program sertifikasi guru.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai informasi bagi guru, khususnya guru kimia SMA di Kota Binjai dalam menghadapi program sertifikasi guru.

2. Sebagai informasi kepada Departemen Pendidikan Nasional dalam memberikan arahan dan binaan kepada guru-guru khususnya guru kimia yang mengikuti program sertifikasi guru.

3. Agar peneliti sebagai calon guru dapat memahami hal-hal yang berhubungan dengan program sertifikasi guru sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yang terkait dengan program peningkatan mutu guru.

1.7. Definisi Operasional

Persepsi (menurut Walgito) merupakan suatu proses penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau disebut juga proses sensoris. Kemudian menurut Sukamto juga mengemukakan bahwa persepsi adalah tanggapan terhadap objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan jalan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan-pesan.

Kesiapan (guru kimia) merupakan keseluruhan kondisi seseorang (guru kimia) yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Sedangkan sertifikasi (menurut Yamin, 2006 : 2) adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen atau bukti formal sebagai tenaga profesional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesiapan guru kimia untuk menghadapi program sertifikasi merupakan keseluruhan kondisi guru kimia yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban didalam cara tertentu terhadap program sertifikasi guru.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, B. 2006. Sikap dan Profesional Guru Dalam Seminar Nasional Sertifikasi, Kompetensi dan Profesionalisme Guru dan Dosen, Prosiding November 2006

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi). Rineka Cipta. Jakarta

Arikunto, S. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Bumi Aksara. Jakarta

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2007. Panduan Pelaksanaan Sertifikasi Guru Tahun 2007. Depdiknas Dikti. Jakarta

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2007. Panduan Penyusunan Portofolio Sertifikasi Dalam Jabatan Tahun 2007. Depdiknas Dikti. Jakarta Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2007.

Pedoman Penetapan Peserta dan Pelaksanaan Sertifikasi Guru. Dirjen PMPTK. Jakarta

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. 2008. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan. FMIPA. Universitas Negeri Medan. Medan

Gultom, S. 2006. Kompetensi dan Profesionalisme Guru dan Dosen dalam Seminar Nasional Sertifikasi, Kompetensi dan Profesionalisme Guru dan Dosen, Prosiding November 2006

Gultom, S. 2007. Sertifikasi Guru : Tantangan dan Peluang Bagi Guru Profesional dalam Sarasehan Pendidikan, Prosiding November 2007


(6)

Hotmariana, N. (2007). Kajian Persfektif Guru Kimia SMA se-Kabupaten Simalungun Terhadap Sertifikasi Guru Oleh Pemerintah, Skripsi. FMIPA. Universitas Negeri Medan. Medan

Manurung, N. (2007). Analisis Kesiapan Guru Kimia SMA Kabupaten Deli Serdang dalam Menghadapi Uji Sertifikasi Guru Oleh Pemerintah, Skripsi. FMIPA. Universitas Negeri Medan. Medan

Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung

Pasaribu, M.R. (2008). Kajian Persfektif Guru Kimia SMA se-Kabupaten Hambang Hasudutan Terhadap Sertifikasi Guru Oleh Pemerintah, Skripsi. FMIPA. Universitas Negeri Medan. Medan

Patton, M. Q. 2006. Metode Evaluasi Kuantitatif. Pustaka Pelajar. Yogyakarta Sardiman, A. M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo

Persada. Jakarta

Silitonga, P. M. 2007. Metodologi Penelitian. Diktat. FMIPA. Universitas Negeri Medan. Medan

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Penerbit Tarsito. Bandung Sugiono, M. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung

Syah, M. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (edisi revisi). Rineka Cipta. Jakarta

Yamin, S. 2006. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Gaung Persada Press. Jakarta


Dokumen yang terkait

STUDI KESIAPAN GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURUSAN TEKNIK MESIN YANG BELUM TERSERTIFIKASI DALAM MENGHADAPI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI KOTA SURAKARTA

0 6 71

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GURU TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI, MOTIVASI KERJA GURU, IKLIM SEKOLAH Hubungan Antara Persepsi Guru Terhadap Program Sertifikasi, Motivasi Kerja, Iklim Sekolah Dengan Kinerja Guru.

0 1 16

KESIAPAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGHADAPI SERTIFIKASI GURU PADA SMA NEGERI I KESIAPAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGHADAPI SERTIFIKASI GURU PADA SMA NEGERI I JATISRONO TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 1 15

PENDAHULUAN KESIAPAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGHADAPI SERTIFIKASI GURU PADA SMA NEGERI I JATISRONO TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 7

Persepsi siswa, guru dan orang tua siswa terhadap kesiapan menghadapi ujian nasional.

0 0 146

Kesiapan guru dalam menghadapi program sertifikasi guru dalam jabatan.

2 9 202

Kesiapan guru dalam menghadapi program sertifikasi guru dalam jabatan survey pada guru-guru sekolah menengah kejuruan program akuntansi, dan penjualan di wilayah kabupaten Bantul Yogyakarta.

0 0 130

KESIAPAN GURU-GURU BIOLOGI SMP MENGHADAPI MASUKNYA MATERI KIMIA DALAM MATA PELAJARAN IPA DI SMP SE-KOTA SURAKARTA DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN.

0 1 8

Kesiapan guru dalam menghadapi program sertifikasi guru dalam jabatan survey pada guru-guru sekolah menengah kejuruan program akuntansi, dan penjualan di wilayah kabupaten Bantul Yogyakarta - USD Repository

0 0 128

KESIAPAN GURU DALAM MENGHADAPI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

0 0 200