HUBUNGAN ANTARA MENONTON FILM DI TELEVISI YANG BERNUANSA KEKERASAN DAN PERILAKU AGRESIF FISIK SISWA KELAS IV SD PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2009-2010 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program S

  

HUBUNGAN ANTARA MENONTON FILM DI TELEVISI YANG BERNUANSA

KEKERASAN DAN PERILAKU AGRESIF FISIK SISWA KELAS IV SD PANGUDI

LUHUR YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2009-2010

SKRIPSI

  

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

  

Oleh:

Beatrix Puspitasari

NIM: 051114043

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

  

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ Hidup ini indah dan seindah nama penciptanya...TUHAN...”

“ Melihat dengan Hati “

“ Selalu berharap dan jangan pernah takut untuk gagal “

  Penulis Skripsi ini kupersembahkan untuk:

  Kedua orang tua ku (Bp. RB. Teguh dan Ibu. R. Sarinah)dan kedua adekku (Jalu

  dan Aji), yang selalu mendoakan, mendukung, memberi semangat, memberi kepercayaan, dan kasih sayangnya kepadaku.

  Kekasih dan sahabatku (Mas Advri) yang selalu memberi semangat, dukungan, dan

  memberi kasih sayang kepadaku, Alm. Mas. Robet yang pernah mendampingi dan sayang kepadaku, dan semua teman dan sahabatku selama kuliah di Prodi BK USD.

  Semua tenaga pengajar (dosen) Prodi BK USD, terutama dosen yang telah dengan sabar membimbingku dalam pengusunan skripsi ini. Semua saudara, kerabat yang membantu, mendukung, dan menjagaku selama aku tinggal di Yogyakarta.

  

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sabagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 26 November 2010 Penulis Beatrix Puspitasari LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN KAMPUS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta : Nama : Beatrix Puspitasari NIM : 051114043 Demi kepentingan Ilmu Pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Karya Ilmiah saya yang berjudul

  “Pengaruh Harapan, Kualitas Produk dan Kepuasan konsumen terhadap Loyalitas konsumen” Studi Kasus pada Konsumen konsumen Circle K Demangan Baru Yogyakarta. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkodean data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet untuk kepentingan akademis, tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta.

  Pada tanggal 5 Oktober 2010. Yang menyatakan, Beatrix Puspitasari

  

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MENONTON FILM DI TELEVISI YANG

BERNUANSA KEKERASAN DAN PERILAKU AGRESIF FISIK SISWA KELAS IV

SD PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2009-2010

Beatrix Puspitasari

  

051114043

  Penelitian ini menggambarkan hubungan antara menonton film di televisi yang bernuansa kekerasan dan perilaku agresif fisik siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2009-2010. Masalah penelitian ini adalah

  “Seberapa seringkah siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2009-2010 menonton film di televisi yang bernuansa kekerasan?”; “Seberapa seringkah siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2009- 2010 berperilaku agresif fisik pada saat bermain di sekolah?”; dan “Apakah ada hubungan antara menonton film di televisi yang bernuansa kekerasan dan perilaku agresif fisik siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2009-

  .

  2010 ?”

  Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan korelasional. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2009-2010 yang berjumlah 155 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah “Kuesioner Film di Televisi yang Bernuansa Kekerasan” dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,869 dan “Kuesioner Perilaku Agresif Fisik Siswa Kelas IV SD” dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,913. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan rumus prosentase, untuk mengetahui frekuensi menonton film di televisi yang bernuansa kekerasan dan frekuensi perilaku agresif fisik siswa kelas IV SD. Sedangkan, rumus korelasi Pearson Item Total digunakan untuk menganalisis hubungan antara kuesioner Menonton Film di Televisi yang Bernuansa Kekerasan dan kuesioner Perilaku Agresif Fisik Siswa Kelas IV SD.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi siswa Menonton film di Televisi yang Bernuansa Kekerasan sebagai berikut: tidak pernah menonton film Crayon Sinchan (33,54%); jarang menonton film Tom and Jerry (27,09%), Naruto (33,54%), One-Piece (32,90%), dan Detective Conan (38,70%); sering menonton film Popeye and Son (33,54%), Dragon Ball (34,19%), dan Smack Down (40%); sangat sering menonton film Ultraman Cosmos (27,09%) dan Doraemon (27,09%). Frekuensi perilaku agresif fisik siswa sebagai berikut: tidak pernah memukul dengan penggaris (29,03%), memukul teman yang menjabak rambut (34,83%), membalas tendangan dengan tendangan (34,83%), dan menendang teman yang menjatuhkan makanan (40%); jarang memukul dengan kotak pensil (30,31%), memukul dengan bolpoin (34,83%), memukul teman yang menjitak kepala (35,48%), dan merusak mainan (30,32%), menendang kaki teman (30,32%), mengangkat teman dan membantingnya (40,64%), menarik kerah baju teman dan mendorongnya supaya terbanting (35,48%), dan mendorong teman hingga terbanting (34,83%); sering memukul teman dengan penggaris (34,19%), memukul teman yang merebut makanan (30,32%), menendang kaki teman (36,77%), dan menarik teman dan mendorongnya sampai dia terbanting (29,67%); sangat sering memukul teman dengan benda yang ada di dekatnya (29,67%), membanting badan teman (36,12%), dan mendorong teman hingga dia terbanting kebelakang (34,83%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2009-2010 menonton film di televisi yang bernuansa kekerasan dan ada kemungkinan mempraktekkan perilaku agresif fisik tersebut, walaupun

  

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN WATCHING VIOLENCE FILM ON

TELEVISION AND PHYSICALLY AGGRESSIVE ATTITUDE OF THE FOURTH

GRADE STUDENTS OF SD PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

  

IN ACADEMIC YEAR 2009 - 2010

Beatrix Puspitasari

051114043

  This research describes the correlation between watching violence film on television and physically aggressive attitude of the fourth grade students of SD Pangudi Luhur Yogyakarta in academic year 2009 - 2010. The problems of this research are “How often do the fourth grade students of SD Pangudi Luhur Yogyakarta in academic year 2009

  • – 2010 watch violent film on television?”; “How often do the fourth grade students of SD Pangudi Luhur Yogyakarta in academic year 2009 - 2010 do physically aggressive attitude when playing in scho ol?”; and “Is there any correlation between watching violence in film on television and physically aggressive attitude of the fourth grade students of SD Pangudi Luhur Yogyakarta in academic year 2009 - 2010?”.

  This research is descriptive and co-relational research The subject of fourth grade students of SD Pangudi Luhur Yogyakarta in2009 - 2010 that consist of 155 students. The instruments of the research are

  “Watching Violent Film on Television Questionnaire” with 0,869 reliability coefficient and “Physically Aggressive Attitude of the Fourth Grade Elementar y School Students Questionnaire” with 0,913 reliability coefficient. This research is analyze by percentage formula to find the frequencies of watching violent film on television and frequencies of physically aggressive attitude of the fourth grade elementary school students. While the Pearson Item Total Correlation Formula is used to analyze the correlation between watching violent film on television questionnaire and the pysically aggressive attitude of the fourth g rade elementary school students’ questionnaire.

  The results of this research show that the frequencies of watching violent film on television are: never watch rayon Sinchan (33,54%); rarely watch Tom and Jerry (27,09%), Naruto (33,54%), One-Piece (32,90%), and Detective Conan (38,70%); often watch Popeye and Son (33,54%), Dragon Ball (34,19%), and Smack Down (40%); very often watch Ultraman Cosmos (27,09%), and Doraemon (27,09%). The frequencies of physically aggressive attitude of the fourth grade elementary school students are: never hit with a ruler (29,03%), hit a friend who pull at his hair (34,83%), counter a kick with a kick (34,83%) and kick a friend who fall of his food (40%); rarely hit with pencil case (30,31%), hit with ballpoint (34,83%), hit a friend who hit his head (35,48%), hit a friend who break his toy (30,32%), kick his friend's foot (30,32%), lift up and drop off his friend (40,46%), pull up his friend’s collar and push him for dropping off (35,48%), and push his friend for dropping off (34,83%); often hit a friend with a ruler (34,19%), hit a friend who take his food (30,32%), kick his friend's foot (36,77%), and pull his friend and push him for dropping off (29,67%); very often hit a friend with things near him (29,67%), drop off h is friend’s body (36,12%), and push his friend for dropping off his friend to the back (34,83%). Based on the result of the research, it can be concluded that the fourth grade students of SD Pangudi Luhur Yogyakarta in academic year 2009 - 2010 watch violent film on television and there are possibilities do physically aggressive attitude although not all of the students do physically aggressive attitude.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena dengan bimbingan dan penyertaan NYA, penyusunan skripsi ini dapat berjalan lancar dan diselesaikan dengan baik.

  Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan dan memperolah gelar sarjana. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang mendukung keberhasilan dan kelancaran penyusunan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerelaan mereka, banyak hambatan yang akan ditemuai oleh peneliti. Oleh karena itu, dengan tulus hati, peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Ibu Dr. MM. Sri Hastuti, M. Si. Sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini dan sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing, mendampingi peneliti dengan penuh kesabaran selalu memberikan masukan-masukan yang bermanfaat dan memotivasi peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

  2. Segenap tenaga pengajar (dosen) dan karyawan Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah banyak mendukung studi peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi pada waktunya.

  3. Kepala Sekolah SD Kanisius Demangan Baru Y. Hariyanta, S.Pd. yang telah mengijinkan peneliti mengadakan uji coba penelitian.

  4. Kepala Sekolah SD Pangudi Luhur Yogyakarta Br. Bonifasius Kasmo Raharjo, S.Pd., FIC yang telah mengijinkan peneliti untuk mengadakan penelitian.

  5. Koordinator BK SD Pangudi Luhur Yogyakarta Ibu Bernadetha Uli Prima Silalahi, S.Psi. yang telah mendampingi peneliti selama penelitian.

  6. Tenaga pengajar dan karyawan SD Kanisius Demangan Baru dan SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah menerima peneliti dengan sangat baik dan tangan terbuka.

  7. Siswa-siswi SD Kanisius Demangan Baru dan SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang sudi bekerja sama dengan peneliti pada waktu pelaksanaan uji coba dan penelitian.

  8. Bapak RB. Teguh dan Ibu R. Sarinah yang sangat mendukung dan sangat menyayangi peneliti....” Bp,Ibu....terima kasih banyak ya.....” Adek jalu dan adek Aji yang selalu mendukung dan memberi kebahagiaan karena cinta kalian......”Makasih ya adek-adek ku sayang......”

  9. Mas Advriyanto Sutriadi yang dengan rela selalu membantu, sayang, sabar, dan mendampingi peneliti selama penyusunan skripsi, dan alm. Mas Robet terima kasih buat pendampingannya selama Beatrix di jogja.

  10. Keluarga Simbah Pranan yang selalu mendukung, menyayangi dan menjaga peneliti selama peneliti mengalami masa- masa sulit di awal tahun 2010...”Terima Kasih Simbah, bulek, Om, dan Dina....selama ini sudah baik ma beatrix...”.

  11. Teman-teman satu angkatan 2005 yang selama ini menawarkan kebersamaan dan keceriaan semasa kuliah.

  12. Teman-teman KMPKS terima kasih untuk semua kebahagiaan yang telah kalian berikan selama ini, terima kasih banyak buat bantuan dan dukungannya.

  13. Semua teman, sabahat terima kasih untuk semua hari-hari bahagia yang kalian berikan padaku , maaf jika Beatrix pernah salah atau membuat kalian terluka....”Terima Kasih banyak buat kebahagiaan yang pernah kalian berikan....”.

  Peneliti menyadari bahwa masih banyak kesalahan di sana-sini, oleh karena itu peneliti mohon maaf. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak, khususnya pihak-pihak yang tertarik dengan hubungan antara menonton film di televisi yang

  bernuansa kekerasan dan perilaku agresif fisik siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2009-2010.

  Terima Kasih.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................ iv HALAMAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v ABSTRAK .................................................................................................... vi

  ABSTRACT ................................................................................................... vii

  KATA PENGANTAR ................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................ ix DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

  BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6 C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7 E. Definisi Operasional .......................................................................... 9 BAB II: LANDASAN TEORI A. Perilaku Agresif ................................................................................. 10 1. Pengertian Perilaku Agresif ........................................................ 10

  3. Akibat Perilaku Agresif .............................................................. 19 4.

  Proses Pembentukan Perilaku Agresif ........................................ 20 5. Aspek Perilaku Agresif .............................................................. 22 B. Film di Televisi yang Bernuansa Kekerasan ....................................... 22 C. Hubungan antara Menonton Film di Televisi yang Bernuansa Kekerasan dan Perilaku Agresif Fisik Siswa Kelas IV SD ................................... 25

  D.

  Hipotesis ........................................................................................... 27

  BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .................................................................................. 28 B. Populasi Penelitian ............................................................................ 28 C. Metode dan Alat Pengumpulan Data .................................................. 29 D. Prosedur Penelitian ............................................................................ 32 E. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner .................................................. 33 F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 35 G. Uji Coba Kuesioner ........................................................................... 36 BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .................................................................................. 39 B. Hubungan Antara Menonton Film di Televisi yang Bernuansa Kekerasan dan Perilaku Agresif Fisik Siswa Kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2009-2010 ................................................ 45 C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 46

  BAB V: PENUTUP A. Ringkasan .......................................................................................... 53 B. Kesimpulan ....................................................................................... 57

  D.

  Saran-saran ........................................................................................ 59 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 62 LAMPIRAN ................................................................................................. 64

  

DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 2.1 : Aspek-aspek Tipologi Perilaku Agresif ...................................... 11Tabel 2.2 : Judul Film yang Bernuansa Kekerasan Fisik yang Kerap Ditonton oleh Anak-anak ........................................ 25

  Tabel 3.1: Komposisi Populasi Penelitian ................................................... 28 Tabel 3.2: Kisi-kisi Kuesioner Menonton Film di Televisi yang Bernuansa Kekerasan ........................................................ 30 Tabel 3.3: Kisi-kisi Kuesioner Perilaku Agresif Fisik Siswa Kelas IV ......... 31 Tabel 3.4: Hasil Uji Coba Kuesioner Perilaku Agresif Fisik Siswa Kelas IV SD menggunakan rumus Cronbach’s Alpha…………….36 Tabel 3.5: Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Perilaku Agresif Fisik Siswa Kelas IV SD Menggunakan Rumus Product Moment dari Pearson

  ……………………………………………….. ....... 38 Tabel 4.1: Menonton Film di Televisi yang Bernuansa Kekerasan

  Siswa Kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta Tahun Ajaran 2009-2010................................................................................... 40

  Tabel 4.2: Perilaku Agresif Fisik Siswa Kelas IV SD Pangudi Luhur YogyakartaTahun Ajaran 2009-2010 .............................................. 42

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Reliability uji coba penelitian pada kuesioner Tayangan Televisi yang Bernuansa Kekerasan 2. Correlations uji coba penelitian pada kuesioner Tayangan Televisi yang Bernuansa

  Kekerasan 3. Reliability uji coba penelitian pada kuesioner Perilaku Agresif 4.

  Correlations uji coba penelitian pada kuesioner Perilaku Agresif 5. Kuesioner Tayangan Televisi yang Bernuansa Kekerasan 6. Kuesioner Perilaku Agresif 7. Reliability penelitian pada kuesioner Tayangan Televisi yang Bernuansa Kekerasan 8. Correlations penelitian pada kuesioner Tayangan Televisi yang Bernuansa Kekerasan 9. Reliability penelitian pada kuesioner Perilaku Agresif 10.

  Correlations penelitian pada penelitian Perilaku Agresif 11. Correlations kuesioner Antara Tayangan Televisi yang Bernuansa Kekerasan dan

  Perilaku Agresif 12. Frekuensi menonton tayangan televisi yang bernuansa kekerasan 13.

  Frekuensi perilaku agresif 14. Surat permohonan ijin penelitian 15. Surat pernyataan melakukan penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kreativitas manusia dalam memanfaatkan teknologi komunikasi untuk

  kepentingan hiburan maupun komersial memang luar biasa. Hal ini dapat ditemukan mulai dari pengembangan teknologi di bidang pertelevisian, video game, sampai pada penciptaan dunia maya melalui internet. Dari sekian banyak pengembangan teknologi informasi, media televisi merupakan salah satu sumber informasi dan hiburan bagi masyarakat luas. Film di televisi merupakan sarana atau media informasi yang sangat populer karena kesanggupannya menerima siaran dan pancaran yang membawa informasi audio dan visual.

  Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia di Jakarta Timur, ditemukan bahwa kebanyakan dari anak-anak menghabiskan waktu mereka rata-rata 30-35 jam per-minggu untuk menonton film di televisi. Anak-anak cenderung lebih antusias dan gembira pada saat menonton film di televisi dari pada menyelesaikan PR (Pekerjaan Rumah), belajar di sekolah atau melakukan aktivitas lainnya (Artikel Kompas: Anak Ketagihan Nonton Televisi/hal 20/kol 11-9/hari selasa,16 juli 2002). Ini berarti bahwa pada hari biasa (Senin-Sabtu) mereka menonton film di televisi film di televisi lebih dari 7 sampai 8 jam. Jika di rata-rata 4 jam sehari, berarti setahun sekitar 1.400 jam, atau 18.000 jam sampai seorang anak lulus SMA.

  Padahal waktu yang dilewatkan anak-anak mulai dari TK sampai SMA hanya 13.000 jam. Ini berarti anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk menonton film di televisi daripada untuk kegiatan apa pun, kecuali tidur (Pikiran Rakyat, 29 April 2004).

  Sementara itu Hearold, (1986, dalam Surbakti, 2008: 126) mengemukakan bahwa:

  

“ Tayangan kekerasan mendorong anak-anak menjadi anti

sosial, melanggar peraturan, tidak mau menaati hukum,

melakukan penyerangan, baik secara verbal maupun fisik.

Mereka merasa dunia ini penuh dengan kekerasan dan senang

menggunakan kekerasan. Berbagai macam perilaku yang

ditunjukan anak-anak baik jenis maupun jumlahnya

mengindikasikan betapa kuatnya hubungan tayangan

kekerasan dan jumlah jam yang dihabiskan anak-anak untuk

menonton tayangan televisi yang bersifat kekerasan dengan

perilaku anak-anak (Hearold, 1986 ).

  Agresivitas sebenarnya merupakan perilaku sosial yang kompleks, karena menyangkut aspek biologis, sosial dan elemen kognisi. Tradisi lama menyatakan bahwa agresif adalah dorongan biologis yang harus di ekspresikan (Kay Deaux, 1988: 301, dalam Surbakti, 2008: 130). Sedangkan ethologist Konrad Lorentz (1966, dalam Surbakti, 2008: 130), menggambarkan agresif sebagai insting menyerang yang dimiliki oleh hewan dan manusia yang diarahkan terhadap sesama. Baron (1977, dalam Surbakti, untuk tujuan melukai atau mencederai orang lain. Sementara itu Freud (1930, dalam Surbakti, 2008: 130), mengatakan bahwa kecenderuangn agresif manusia adalah bawaan dari lahir, bebas dan bersifat instingtif. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku agresif bertujuan untuk melukai atau mencenderai orang lain baik itu secara fisik maupun psikis.

  Di Indonesia pun fenomena kekerasan berkembang sangat pesat. Hal ini berhubungan dengan banyaknya film di televisi yang menampilkan nuansa kekerasan. Sebagai contoh film Smackdown yang sangat digemari oleh banyak anak. Kompas 16 Desember 2006, memberitakan seorang anak (Gusti Heria,3 tahun) kaki kirinya mengalami cidera setelah dibanting oleh 5 temannya. Hal ini terjadi karena mereka sering menonton Smackdown, dan meniru adegan-adegan yang ada di dalamnya. Peristiwa yang sama dialami oleh banyak keluarga, bahkan ada yang anaknya sampai meninggal dunia.

  Belum lagi mereka yang terluka parah sehingga mengganggu aktivitas keseharian anak-anak tersebut.

  Peristiwa kekerasan tersebut muncul disebabkan oleh perilaku agresif fisik anak. Salah satu bentuk agresivitas yang kerap muncul dan dilakukan oleh anak-anak usia SD adalah kekerasan secara fisik. Kekerasan secara fisik dapat terjadi akibat kebiasaan anak menonton film yang bernuansa kekerasan, kemudian anak menirunya dan menjadikan itu sebagai kebiasaan hidup sehari- hari. Contoh kekerasan fisik yang sering dilakukan anak-anak usia SD, yakni, memukul, menendang, dan membanting.

  Contoh kekerasan fisik paling nyata dialami oleh Angga Irawan (12 tahun), siswa SDN Pintukisi 2 Kota Sukabumi Jawa Barat, yang terpaksa dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan dokter. Ia mendapat luka memar di pelipis setelah mendapatkan aksi SmackDown dari teman sekelasnya (Media Indonesia, 28 November 2006). Seketika itu juga berita tersebut memicu beberapa berita tentang kejadian kekerasan ala smackdown yang dilakukan juga oleh beberapa anak. Sebut saja Dika, siswa kelas 3 SD ini harus kehilangan nyawa setelah mendapat perlakuan kasar dari teman- temannya yang meniru gerakan-gerakan smackdown. Tak hanya Dika, banyak anak yang sudah menjadi korban bahkan ada pula yang masih dalam usia balita. Ada anak yang tangannya dipelintir dan lehernya dipiting, kemudian kepalanya dihantamkan ke papan tulis sampai berulang kali oleh teman yang menirukan aksi dari film smackdown hingga ia meninggal dunia. Jumlah korban kekerasan ini semakin hari semakin bertambah banyak (Syailendra Putra, 2009: 19). Dari beberapa contoh di atas dapat digambarkan dengan jelas bahwa terdapat hubungan yang erat antara menonton film di televisi yang bernuansa kekerasan dan perilaku agresif fisik siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2009-2010.

  Sebagai komunitas yang berjumlah besar, tentu saja anak-anak patut mendapat perhatian serius. Apalagi komunitas anak-anak bukanlah penonton pasif sehingga layak menjadi target siaran dan eksistensinya harus diperhitungkan. Apalagi kebanyakan anak senang sekali menonton film-film gerakan cepat disertai oleh efek suara dahsyat. Semakin cepat gerakan- gerakan yang ditampilkan oleh film tersebut semakin tinggi tingkat respek anak-anak menontonnya. Itulah sebabnya mereka senang sekali menonton film-film kartun yang banyak menampilkan gerakan-gerakan dahsyat. Hal tersebut berhubungan dengan perilaku agresif pada anak. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk menjaga, memberi pengawasan dan pengarahan pada anak-anak agar jangan sampai mereka menjadi korban ekspansi film kekerasan di televisi.

  Peneliti tertarik untuk memahami lebih mendalam hubungan antara menonton film di televisi yang bernuansa kekerasan dan perilaku agresif fisik siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2009-2010. Penelitian ini memberi sumbangan yang penting bagi para pembimbing mengenai hubungan antara menonton film di televisi yang bernuansa kekerasan dan perilaku agresif fisik siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2009-2010. Sehingga pembimbing dapat memahami perilaku peserta didik yang memiliki kecenderungan berperilaku agresif, serta membantu dan membina peserta didik agar mengembangkan perilaku yang lebih baik atau tidak berperilaku agresif fisik. Perilaku agresif fisik tersebut bukan keturunan, tetapi terbentuk dari pengalaman. Televisi sebagai salah satu media yang memainkan peran sangat penting dalam menyajikan informasi yang pada dasarnya tidak layak dan terlalu dini untuk anak-anak, misalnya: film Smackdown, film kartun yang tidak mendidik seperti Tom and Jerry atau

  Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan yang penting bagi para orang tua dan guru pembimbing mengenai bahaya menonton film di televisi yang bernuansa kekerasan. Semakin dini para orang tua dan para guru pembimbing mengatasi masalah ini maka perilaku agresif anak pun dapat dikendalikan dan diarahkan kepada kegiatan yang lebih positif. Bagi anak sendiri pun akan mendapat manfaat yang berguna melalui bimbingan dan arahan dari para orang tua dan guru pembimbing, sehingga diharapkan anak semakin berprestasi dalam belajar dan dapat bersosialisasi dengan baik, baik itu dengan teman sejenis maupun lawan jenis, baik dengan teman sebaya maupun dengan teman yang lebih muda atau lebih dewasa.

B. Rumusan Masalah

  Masalah utama yang akan diselidiki dalam penelitian ini adalah: 1.

  Seberapa seringkah siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2009-2010 menonton film di televisi yang bernuansa kekerasan? 2. Seberapa seringkah siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2009-2010 berperilaku agresif fisik pada saat bermain di sekolah? 3. Apakah ada hubungan antara menonton film di televisi yang bernuansa kekerasan dan perilaku agresif fisik siswa kelas IV SD Pangudi Luhur

  Yogyakarta tahun ajaran 2009-2010?

C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan untuk mencapai tujuan sebagai berikut: 1.

  Untuk mengetahui frekuensi siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2009-2010 menonton film di televisi yang bernuansa kekerasan.

2. Untuk mengetahui frekuensi siswa kelas IV SD Pangudi Luhur

  Yogyakarta tahun ajaran 2009-2010 berperilaku agresif fisik pada saat bermain di sekolah.

  3. Untuk mengetahui hubungan antara menonton film di televisi yang bernuansa kekerasan dan perilaku agresif fisik siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2009-2010.

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1.

  Manfaat Teoritis Memberikan tambahan informasi bagi penelitian ilmiah, dibidang Pendidikan, khusus Bimbingan dan Konseling tentang hubungan antara menonton film di televisi yang bernuansa kekerasan dan perilaku agresif fisik siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2009- 2010.

2. Manfaat Praktis a.

  Bagi pendidik (orang tua dan guru ) Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi tentang hubungan antara menonton film di televisi yang bernuansa kekerasan dan perilaku agresif fisik siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2009-2010. Sehingga pendidik memahami perilaku peserta didik yang memiliki kecenderungan berperilaku agresif, serta membantu dan membina peserta didik agar mengembangkan perilaku yang lebih baik atau tidak berperilaku agresif fisik.

  b.

  Bagi Guru Pembimbing Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai salah satu penyebab perilaku agresif fisik siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2009-2010, misalnya film di televisi yang bernuansa kekerasan seperti film kartun Tom and Jerry. Sehingga guru pembimbing dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah dan mengatasi masalah ini. Tindakan yang dilakukan dapat berupa pengarahan, nasehat, bimbingan pribadi, bimbingan kelompok, atau pemberian informasi.

  c. Bagi Peneliti penelitian ini merupakan bekal bagi peneliti di kemudian hari untuk mendampingi dan memberikan layanan bimbingan dan/atau konseling, baik secara kelompok maupun individual, kepada peserta didik yang berperilaku agresif fisik.

E. Definisi Operasional 1.

  Film di televisi yang bernuasa kekerasan Film di televisi yang bernuansa kekerasan adalah film yang saat ini kerap ditayangkan oleh televisi digemari oleh anak-anak dan bernuansa kekerasan. Adegan kekerasan yang kerap muncul dalam film di televisi, yaitu adegan memukul, menendang atau membanting. Adegan-adegan kekerasan tersebut dikemas sedemikian rupa sehingga menarik perhatian anak-anak, misalnya gerakan-gerakan yang cepat dan spektakuler disertai efek suara yang dahsyat. Film di televisi yang bernuansa kekerasan tersebut misalnya: Smack Down, Dragon Ball, dan Naruto.

  2. Perilaku agresif fisik Agresif fisik adalah tindak kekerasan secara fisik yang ditujukan pada orang lain sehingga orang lain terluka, seperti menendang, memukul, menampar, atau mencubit. Perilaku agresif fisik tersebut kerap terjadi pada saat siswa sedang bermain di sekolah.

  3. Siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta Siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta adalah mereka yang berusia 9-10 tahun dan masih belajar di Sekolah Dasar Pangudi Luhur

BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Agresif 1. Pengertian Perilaku Agresif Pada dasarnya perilaku agresif pada manusia adalah tindakan yang

  bersifat kekerasan baik secara fisik maupun psikis, yang dilakukan oleh manusia terhadap sesamanya. Dalam perilaku agresif terkandung maksud untuk membahayakan atau mencederai orang lain, contohnya, memukul, menendang, memaki, menampar, atau mengejek (Tim Pustaka Familia, 2006: 63).

  Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Badudu dan Zain dalam Nugraheni, 2004: 26), perilaku agresif dipahami sebagai perilaku individu yang cenderung untuk menyerang karena dorongan oleh rasa kecewa, marah terhadap individu lain yang dianggap menghambat atau menghalangi keinginannya. Hal tersebut didukung pula oleh pernyataaan Pearce (Pearce john, 1990:45), yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara perilaku agresif dan kemarahan. Kemarahan akan timbul apabila orang tidak dapat memperoleh apa yang mereka kehendaki ketika mereka menginginkannya. Jika ungkapan kemarahan tersebut terhalang maka akan muncul ungkapan-ungkapan yang lebih agresif.

  Tim Pustaka Familia (2006: 56), berpendapat bahwa perilaku agresif merupakan suatu perilaku yang bertujuan untuk melukai orang lain, baik secara verbal maupun nonverbal, secara fisik maupun psikis, langsung atau pun tak langsung. Perilaku agresif bukan hanya melekat pada kaum dewasa, tetapi bibit-bibit agresivitas itu telah dapat kita jumpai pada perilaku anak dalam kehidupan keseharian mereka.

  Pendapat dari Tim Pustaka Familia tersebut memperkuat pendapat Baron dan Richarson (Barbara Krahe, 2005:16). Mereka menyusulkan penggunaan istilah agresif untuk mendeskripsikan “segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai makluk hidup lain yang terdorong untuk menghindari perilaku itu

  “. Definisi tersebut mewakili konsensus minimal dalam penelitian psikologi sosial mengenai agresif dan memberikan ruang untuk berbagai macam dimensi lain, seperti yang dirangkum dalam tabel aspek-aspek tipologi perilaku agresif di bawah ini, untuk mengelompokkan karakter berbagai macam bentuk perilaku agresif

  Tabel 2.1 Aspek-aspek Tipologi Perilaku Agresif

  Mobilitas respons Verbal vs. Fisik Kualitas respon Bertindak vs. Kegagalan untuk bertindak Kesegeraan Langsung vs. Tidak langsung Visibilitas Tampak vs. Tidak tampak

  Tidak diprovokasi vs. Tindakan Hasutan balasan/retaliatif Arah sasaran Permusuhan vs. Instrumental Tipe kerusakan Fisik vs. Psikologis Durasi akibat Sementara vs. Jangka-panjang Unit-unit sosial yang terlibat Individual vs. Kelompok Scheneider,1955(http://www.a741k.web44.net/Perilaku%20Agresif %20Remaja.htm), mengatakan bahwa perilaku agresif merupakan luapan emosi sebagai reaksi terhadap kegagalan yang dialami oleh individu.

  Individu tersebut menampakkannya dalam bentuk pengrusakan terhadap orang atau benda dengan unsur kesengajaan yang diekspresikan dengan kata-kata (verbal) dan perilaku (non-verbal). Baron dalam Koeswara, 1988 (http://www.a741k.web44.net/Perilaku%20Agresif%20Remaja.htm) berpendapat bahwa tingkah laku agresif merupakan tingkah laku yang bertujuan untuk melukai dan mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. Sementara itu, Abidin 2005,(http://www.a741k.web44.net/Perilaku%20Agresif%20Remaja.htm), mengungkapkan bahwa perilaku agresif mempunyai beberapa karakteristik,yaitu: a.

  Agresif merupakan tingkah laku yang bersifat membahayakan, menyakitkan, dan melukai orang lain.

  b.

  Agresif merupakan suatu tingkah laku yang dilakukan seseorang dengan maksud untuk melukai, menyakiti, dan membahayakan orang lain atau dengan kata lain dilakukan dengan sengaja.

  c.

  Agresif tidak hanya dilakukan untuk melukai korban secara fisik, tetapi juga secara psikis, misalnya menghina atau menyalahkan Dari beberapa pengertian perilaku agresif di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa perilaku agresif memiliki beberapa unsur, antara lain; itu perilaku agresif tersebut bertujuan untuk melukai atau membahayakan orang lain yang berada disekitarnya.

  2. Faktor-faktor Pembentuk Perilaku Agresif Ada beberapa faktor yang berpotensi memicu terbentuknya perilaku agresif. Peneliti menggolongkan perilaku agresif menjadi enam kelompok faktor berikut ini.

  a.

  Faktor Psikologis, 1)

  Perilaku Naluriah Menurut Sigmund Freud (Tim Pustaka Familia, 2006:64), dalam diri manusia ada naluri kematian dan naluri kehidupan. Naluri kematian yang ia sebut pula Thanatos yaitu energi atau dorongan yang tertuju pada tindakan merusak atau mengakhiri kehidupan.

  Sedangkan naluri kehidupan, yang disebutnya pula Eros merupakan energi atau dorongan yang dimiliki individu untuk tetap hidup dan memperpanjang ras atau hidup berdampingan dengan sesama. Dalam pandangan Freud (Tim Pustaka Familia, 2006:64), perilaku agresif berakar dalam naluri kematian yang diarahkan bukan ke dalam diri sendiri melainkan ke luar diri sendiri, atau ke orang. Sedangkan menurut Konrad Lorenz (dalam Tim Pustaka Familia, 2006:64), perilaku agresif akan membuahkan bahaya fisikal bagi orang yang berdekatan dengan orang yang memiliki naluri kematian.

  2) Perilaku yang dipelajari

  Menurut Albert Bandura (Tim Pustaka Familia, 2006:64), perilaku agresif berasal dari respons-respons agresif yang dipelajari manusia lewat pengalaman-pengalamannya di masa lampau. Dalam proses pembelajaran perilaku agresif, terlibat pula berbagai kondisi sosial atau lingkungan yang mendorong perwujudan perilaku agresif. Selain respon yang dipelajari pada masa lampau perilaku agresif dapat dipelajari pula dengan menonton film kekerasan melalui televisi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Davidoff, 1991 (http://one.indoskripsi.com/content/faktor- penyebab-perilaku-agresif) yang mengatakan bahwa menonton film kekerasan melalui televisi, seperti perkelahian dan pembunuhan, meskipun sedikit pasti akan menimbulkan rangsangan untuk meniru model kekerasan tersebut. Model pahlawan di film-film seringkali mendapat imbalan setelah mereka melakukan tindakan kekerasan. Hal ini akan membuat penonton, khususnya anak-anak, semakin mendapat penguatan bahwa hal tersebut merupakan hal yang menyenangkan dan dapat dijadikan sebagai suatu sistem nilai bagi dirinya. Dengan menonton film kekerasan tersebut terjadi proses belajar peran model kekerasan dan hal ini menjadi sangat efektif untuk menciptakan perilaku agresif. b.

  Faktor Sosial, 1)

  Frustrasi Tidak diragukan lagi frustrasi memiliki pengaruh dalam terbentuknya perilaku agresif, seperti yang diuraikan dalam hipotesis frustrasi-agresif dari John Dollard. Frustrasi dapat menjadi dasar terbentuknya perilaku agresif (Tim Pustaka Familia, 2006:65). Sebagai contoh yaitu: remaja miskin yang nakal adalah akibat dari frustasi yang berhubungan dengan banyaknya waktu menganggur, keuangan yang pas-pasan dan adanya kebutuhan yang harus segera terpenuhi tetapi sulit sekali tercapai. Akibatnya mereka mudah marah dan berperilaku agresif. 2)

  Provokasi langsung Provokasi langsung mengindikasikan bahwa pencederaan fisik (physical abuse) dan ejekan verbal dari orang lain mampu memicu timbulnya perilaku agresif (Tim Pustaka Familia, 2006:65). Oleh sebab itu pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang keras terutama dilakukan dengan memberikan hukuman fisik, dapat menimbulkan berbagai pengaruh yang buruk bagi anak. Berikut ini contoh hukuman fisik yang tidak disertai dengan alternatif lain yang dapat memenuhi kebutuhan mendasar anak, yaitu anak dilarang untuk bermain di luar rumah, tetapi di dalam rumah mereka tidak mendapat perhatian dari kedua orang tuanya karena mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Hal tersebut dapat menimbulkan berbagai pengaruh yang buruk. Pengaruh buruk yang mungkin timbul, yaitu: anak pada saat di dalam rumah menjadi lebih mudah marah, berperilaku agresif seperti memukul meja atau membanting vas bunga, dan lain sebagainya.

  c.

  Faktor Biologis Para peneliti yang menyelidiki kaitan antara kepala dan perilaku kekerasan mengindikasikan betapa kombinasi pencederaan fisikal yang pernah dialami dan cedera kepala, merupakan salah satu akibat dari perilaku agresif (Tim Pustaka Familia, 2006:66).

  d.

  Faktor Genetik Seorang laki-laki yamg memiliki kromosom XYY memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan perilaku agresif, daripada yang hanya memiliki kromosom XY (Tim Pustaka Familia, 2006:66).

  e.

  Faktor Lingkungan Faktor lingkungan meliputi pengaruh polusi udara, kebisingan, dan kesesakan kondisi manusia yang terlalu berjejal. Kondisi-kondisi tersebut bisa menjadi salah satu penyebab perilaku agresif (Tim Pustaka Familia.2006:66). Faktor lingkungan dapat di uraikan menjadi beberapa bagian.

  1) Kemiskinan

  Byod McCandless (dalam Davidoff. 1991, http://one.indoskripsi.com/content/faktor-penyebab-perilaku- agresif) berpendapat bahwa seorang anak dibesarkan dalam lingkungan miskin, maka perilaku agresif mereka secara alami mengalami penguatan. Hal ini dapat kita lihat dan alami dalam kehidupan sehari-hari di ibukota Jakarta, di perempatan jalan dalam antrian lampu merah (Traffic Light). Pengamen cilik biasanya akan berdatangan silih berganti dan jumlahnya lebih dari satu. Bila salah satu pengamen cilik diberi uang maka pengamen cilik yang lain akan datang untuk meminta uang dengan resiko mungkin dicaci maki karena jumlah uang yang diberi lebih kecil dari temannya. Mereka juga bahkan tidak segan-segan menyerang temannya yang diberi uang lebih banyak. Hal ini sudah menjadi pandangan yang seolah-olah biasa saja di lingkungan miskin.

2) Anonimitas.

  Kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan kota besar lainnya menyajikan berbagai suara, cahaya dan bermacam informasi yang besarnya sangat luar biasa. Orang secara otomatis cenderung berusaha untuk beradaptasi dengan melakukan penyesuaian diri terhadap rangsangan yang berlebihan tersebut (http://one.indoskripsi.com/content/faktor-penyebab-perilaku- agresif). Terlalu banyak rangsangan indra dan kognitif membuat dunia menjadi sangat impersonal, artinya antara satu orang dengan orang yang lain tidak lagi saling mengenal. Lebih jauh lagi, setiap individu cenderung menjadi anonim (tidak mempunyai identitas diri). Jika seseorang merasa anonim ia cenderung berperilaku semuanya sendiri, karena ia merasa tidak terikat dengan norma masyarakat dan kurang bersimpati dengan orang lain

  

http://www.a741k.web44.net/Perilaku%20Agresif%20Remaja.htm

  ( ). Berikut ini contoh individu yang anonim, yaitu: seorang anak yang suka meludah disembarang tempat atau seorang pemuda yang suka mencoret-coret dinding rumah atau pagar tetangga tanpa ijin dari pemilik rumah atau pagar. Hal tersebut di atas merupakan salah satu contoh bentuk perilaku agresif yang disebabkan oleh individu yang anonim.

3) Suhu Udara yang Panas.

  Suhu lingkungan yang tinggi memiliki dampak terhadap tingkah laku sosial berupa peningkatan agresivitas

  

http://www.a741k.web44.net/Perilaku%20Agresif%20Remaja.htm

Dokumen yang terkait

PERAN GURU SEBAGAI PENDAMPING PADA ANAK HIPERAKTIF USIA 3-4 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK (TK) RAHAYU SURABAYA TAHUN AJARAN 2016-2017 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

0 0 22

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MENONTON FILM KARTUN YANG MENGANDUNG KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA ANAK - Unika Repository

0 1 37

POLA PENGASUHAN ORANGTUA MENURUT SISWA KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR I YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2007-2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

0 0 118

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN SOSIAL MAHASISWA SEMESTER I ASAL YOGYAKARTA DENGAN MAHASISWA YANG BERASAL DARI LUAR YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Program Studi Psikologi SKRIPSI

0 0 94

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN SOSIAL MAHASISWA SEMESTER I ASAL YOGYAKARTA DENGAN MAHASISWA YANG BERASAL DARI LUAR YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Program Studi Psikologi SKRIPSI

0 0 94

KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII SMP N 2 NGAGLIK, SLEMAN, YOGYAKARTA DALAM MENGGUNAKAN KONJUNGSI ANTARKALIMAT DALAM PARAGRAF TAHUN AJARAN 20052006 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bahasa, Sastra

0 1 111

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TERHADAP KEGUNAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN AJARAN 20072008 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konsel

0 0 174

TEKNIK PENGAJARAN KOSAKATA, HAMBATAN, DAN CARA MENGATASINYA DI KELAS I SD PANGUDI LUHUR I BORO, KULON PROGO, YOGYAKARTA, TAHUN AJARAN 20072008 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan B

0 0 89

Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

0 0 79

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Elektro

0 1 48