Kuliah 7 Sertifikasi produk olahan pangan PIRT dan Halal

STANDARISASI DAN
SERTIFIKASI
PANGAN OLAHAN
Agus Suyanto, STP, MSi
Pelatihan Industri Pangan Rumah Tangga
Kab. Dan Kota Bima NTB, Mei-Juni 2013

1

Sifat sertifikasi
Ada 2 sifat sertifikasi :
1. MANDATORY :
dilakukan karena ada kewajiban dari
pemerintah.
Contoh : Sertifikat produk (Prima, P-IRT,
MD, HACCP, Halal, Organik, Pangan
Segar)
2. VOLUNTARY :
dilakukan tanpa ada kewajiban dari
pemerintah.
Contoh : Sertifikat sistem ISO-9001 (SMM),

ISO-18001 (keselamatan kerja), dsb.
2

Kewenangan sertifikasi
 Produk

-

olahan :
Sertifikat P-IRT Dinas Kesehatan kab/kota

-

Sertifikat HACCP  BPOM
Sertifikat Halal  LPPOM MUI.
Sertifikat MD  BPOM

3

Dasar Hukum P-IRT

UU

RI No 7 Tahun 1996 tentang Pangan
Pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan
pengaturan, pembinaan dan
pengawasan pangan adalah untuk
tersedianya pangan yang memenuhi
persyaratan keamanan, mutu dan gizi
bagi kepentingan kesehatan manusia.
Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan RI Nomor :
HK.00.05.5.1640, Tanggal 30 April 2003
tentang Pedoman Tata Cara
Penyelenggaraan Sertifikasi Produksi
Pangan Industri Rumah Tangga ( SPPIRT )
4

Mengurus Ijin Pangan
Industri Rumah Tangga (PIRT), Syarat-syarat:
1.

2.
3.
4.
5.

Mengikuti Penyuluhan
Keamanan Pangan
Mengisi formulir permohonan
izin PIRT
Foto copy KTP, 1 lembar
Pas foto 3 x 4, 3 lembar
Menyertakan rancangan label
Makanan / Minuman
5

Prosedur Perijinan P-IRT
1. Mengajukan

permohonan kepada Kepala Dinas


Kesehatan .
2. Pemeriksaan berkas (1 hari) Persetujuan Kadinkes (1
hari)
3. Menunggu waktu pelaksanaan penyuluhan
keamanan pangan yang dilaksanakan setiap 3 bulan
sekali
4. Mengikuti Acara Penyuluhan Keamanan Pangan (1
hari)
5. Pemeriksaan sarana (1 hari s/d 14 hari)
6. Membayar retribusi.
7. Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga diserahkan
(1 hari) Total waktu 6 hari s/d 3 bulan
6

Pengecualian : Susu dan hasil
olahannya Daging, ikan, unggas dan
hasil olahannya yang memerlukan
proses dan atau penyimpanan beku,
Pangan kaleng, Pangan bayi,
Minuman beralkohol, Air minum

dalam kemasan (AMDK), Pangan
lain yang wajib memenuhi
persyaratan SNI, Pangan lain yang
ditetapkan oleh Badan POM

7

Masa Berlaku : tidak ada batas waktu
Pencabutan dan Pembatalan SPP-IRT
apabila :
Pemilik atau penanggung jawab
perusahaan melakukan pelanggaran
terhadap peraturan yang berlaku di
bidang pangan
Pemilik perusahaan tidak sesuai
dengan nama yang tertera pada SPPIRT Produk pangan terbukti merugikan
atau membahayakan kesehatan atau
jiwa.
8


Sertifikat Produksi Pangan IRT (SPP – IRT)
Sertifikat diberikan untuk 1 (satu) jenis produk
pangan Nomor Sertifikat PP – IRT terdiri dari 12
angka (digit) yaitu:
angka ke-1 menunjukkan kode jenis kemasan
angka ke-2, 3 menunjukkan nomor urut jenis
produk
angka ke-4,5,6.7 menunjukkan kode propinsi
dan kabupaten/kota
angka ke-8, 9 menunjukkan nomor urut
produk P IRT yang telah memperoleh SPP-IRT
angka ke-10,11,12 menunjukkan nomor urut
P-IRT di Kabupaten/kota yang bersangkutan
Nomor Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT)
dicantumkan pada label produk pangan IRT
dengan
9

Contoh : P – IRT No.
206347102025


2

= jenis kemasan adalah pfastik
06 = kelompok jenis pangan yaitu
tepung dan hasif olahnya dan jenis
produknya adalah biscuit
3471 = kode propinsi, kabupaten/kota
adalah propinsi DIY, kota Yogyakarta
02 = nomor urut jenis pangan yang ke2 memperoleh nomor sertifikat produksi
025 = nomor urut perusahaan IRT di
kabupaten / kota setempat (Yogyakarta)

10

Sertifikat Halal
Fatwa

tertulis Majelis Ulama Indonesia
yang menyatakan kehalalan suatu

produk sesuai dengan syari’at Islam.
Sertifikat Halal ini merupakan syarat
untuk mendapatkan ijin pencantuman
label halal pada kemasan produk dari
instansi pemerintah yang berwenang.
Masa berlaku Sertifikat Halal adalah 2
(dua) tahun,
11

Ketentuan oleh LP POM
MUI
1.
2.

3.

4.

Mempersiapkan Sistem Jaminan Halal.
Berkewajiban mengangkat secara resmi

seorang atau tim Auditor Halal Internal
(AHI) yang bertanggungjawab dalam
menjamin pelaksanaan produksi halal.
Berkewajiban menandatangani kesediaan
untuk diinpesksi secara mendadak tanpa
pemberitahuan sebelumnya oleh LPPOM
MUI.
Membuat laporan berkala setiap 6 bulan
tentang pelaksanaan Sistem Jaminan
Halal.
12

Pemohon
Pemohon
Badan
BadanPOM
POM
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Kelengkapan

Kelengkapandata
data

Data
DataTidak
TidakLengkap
Lengkap

Data
DataLengkap
Lengkap

Tidak
TidakMemenuhi
Memenuhi
Syarat
SyaratCPPB
CPPB

Dept.

Dept.Agama
Agama

Pelaksanaan
Pelaksanaanaudit
audit
oleh
Tim
Auditor
oleh Tim Auditor
(Dept.
(Dept.Agama,
Agama,MUI
MUI
dan
Badan
POM)
dan Badan POM)

LPPOM
LPPOMMUI
MUI

Memenuhi
MemenuhiSyarat
Syarat
CPPB
CPPB

Skema

Sertifikasi dan Labelisasi Halal

Sertifikat
SertifikatHalal
Halal

Persetujuan
PersetujuanPencantuman
PencantumanTulisan
TulisanHalal
Halal
pada
Label
Makanan
pada Label Makanan

Pemohon
Pemohon

PRODUK PANGAN OLAHAN YANG DAPAT DIAJUKAN
UNTUK SERTIFIKASI DAN LABELISASI HALAL

 Produk

yang terdaftar di Badan POM
(mempunyai nomor pendaftaran MD/ML)
diajukan ke Badan POM.

 Produk

yang mempunyai nomor pendaftaran
SP/P-IRT diajukan ke Balai POM setempat

 Restoran

diajukan ke Majelis Ulama Indonesia.

TATA CARA PERMOHONAN
Pemohon mengisi permohonan (tiga rangkap) yang dilengkapi
dengan :


Daftar Nomor Persetujuan Pendaftaran (MD/ML, SP/P-IRT)….
Nama produk yg didaftar harus sama dengan yang
tercantum dipersetujuan pendaftaran, beserta fotocopy
label yang disetujui oleh Badan POM



SOP (Standard Operasional Prosedure) di Pabrik



Flow Chart (Diagram Alir Proses Produksi)



Lay Out Sarana Produksi/Pabrik



Sertifikat Halal dari bahan-bahan yang digunakan dan atau
spesifikasi sumber/asal bahan baku yang digunakan
(dikeluarkan oleh pabrik/produsen yang membuat bahan
tersebut)



Bahan yang berasal dari hewan harus ada Surat
Keterangan dari Rumah Potong Hewan, bahwa pemotongan
dilakukan sesuai Syariah Islam

PELAKSANAAN AUDIT






Waktu Audit disepakati bersama
Dalam keadaan berproduksi
Mempresentasikan proses produksi
Diizinkan untuk difoto ( bila diperlukan )
Menyiapkan PO/DO bahan-bahan
( 2 bulan terakhir)

AUDITOR DAN TUGAS TIM AUDIT
Badan POM,
Penilaian segi Higiene dan Sanitasi
Perusahaan , CPPB, Mutu dan
keamanan
pangan.
2. LPPOM MUI,
Penilaian segi kehalalan bahan baku
dan proses
produksi
3. Departemen Agama,
Penilaian segi pertanggungjawaban
kehalalan produk dan layanan karyawan
muslim
1.

HASIL AUDIT
 Memenuhi Syarat

a. Kehalalan Produk
(Sesuai hasil pemeriksaan dan Rapat Komisi Fatwa)
b. CPPB memenuhi syarat CPPB, minimal Nilai B
Sertifikat Halal dikeluarkan oleh MUI,
berdasarkan hasil pertimbangan kedua hal tersebut diata
Labelisasi dikeluarkan olen Badan POM berdasarkan :
Sertifikat Halal dan Hasil Perbaikan CPPB

 Tidak Memenuhi Syarat
a. Perusahaan harus melengkapi dalam waktu
3 (tiga) bulan sejak dilakukan audit,
b. Apabila belum bisa dipenuhi, maka akan
dilakukan audit ulang

MASA BERLAKU SERTIFIKAT DAN LABEL
HALAL
 Dua tahun
Tiga bulan sebelum habis harus
memperbaharui
 Tidak memperpanjang, harus
menghilangkan tulisan halal

JAMINAN HALAL DARI PRODUSEN
Produsen harus mempunyai :
a. Sistem Jaminan Halal
b. TIM Internal Auditor HALAL

Hubungi kami
Agus

Suyanto, STP, M.Si
Program Studi Teknologi Pangan
Univ. Muhammadiyah Semarang
Email:
agussuyanto.kh@gmail.com
Web http://tekpan.unimus.ac.id