122909 AKJ 31 Oktober 2004 Feature Becak

FEATURE untuk APA KABAR JOGJA
Edisi
:
Tanggal :
Tema
:

Minggu
31 Oktober 2004
BECAK WISATA

BECAK DI MUSIM
PACEKLIK
Sarana angkutan rakyat becak kini naik drajat/
sekurang-kurangnya di Jogjakarta// Di kota wisata ini/
becak diberdayakan dan diarahkan untuk mendukung
industri pariwisata// Pemberdayaan becak ini sesuai
dengan harapan almarhum Sri Sultan Hamengkubuwono
IX/ yang kerap beliau sampaikan ketika masih menjadi
Gubernur DIY// Sejumlah hotel di Jogja sudah memenuhi
harapan mendiang Raja Jogja ini/ dengan mengarmadakan

becaknya untuk melayani pelancong/ baik domestic
maupun asing//
Tetapi/ dunia industri di Indonesia sangat rawan/
tergantung tenang goncangnya politik di dalam negeri//
Kasus peledakan bom di Bali/ yang disusul dengan
peledakan bom-bom di tempat lain di negeri tercinta kita/
telah menyebabkan sepinya pelancong asing yang datang ke
Indonesia//
Sarana angkutan tradisional becak pun ikut terkena
imbasnya// Baik becak hotel/ becak yang mangkal di
kawasan nostalgia Malioboro/ di pasar tradisional
Beringharjo juga di kawasan Malioboro/ di stasiun kereta
apil klas ekonomi Lempuyangan/ maupun becak yang tidak
mempunyai pangkalan tetap/ semuanya nyaris sepi//
Hampir tak terlihat ada penumpang yang menggunakan jasa
kendaraan alon-alon waton kelakon ini// Hanya satu dua
kali terlihat pak becak ketiban rejeki/ ada orang yang
menaiki becaknya

Ilustrasi berseliwerannya

becak di jalan
10.40.16 – 11.09.16
07.58.06 – 08.01.00
09.36.15 – 09.49.04
Becak di depan Hotel Santika
04.07.06 – 04.15.11

Becak nongkrong di:
Depan Hotel Santika
04.16.20 – 04.2511
Malioboro
08.16.23 – 09.04.10
Pasar Beringharjo
11.12.08 – 11.20.00
11.35.13 – 12.02.20
Visual lain yang
menggambarkan becak
nongkrong sepi penumpang
Becak yang ada
penumpangnya

10.05.17 – 10.07.07
09.17.12 – 09.22.16

Sesama kendaraan tradisional/ yaitu andong/ yang
jumlahnya relative sedikit/ justru terlihat diminati
masyarakat//

Andong sedang ditawar
12.23.09 – 12.44.00

Sementara/ masyarakat lainnya tampaknya banyak
yang tidak lagi menggunakan kendaraan alon-alon waton
kelakon
yang
digenjot
manusia
itu/
melainkan
memanfaatkan jasa angkutan kota bermesin//


kendaraan bermotor
angkutan kota/taksi
BELUM DIAMBIL

Tahun lalu/ sebuah proyek bernama modernisasi
bentuk becak telah digarap di kota sarat predikat ini//
Proyek ini dikerjakan oleh Unit Studi Transportasi Pusat
Pengembangan dan Penelitian Pariwisata (UST-Puspar)
Universitas Gadjah Mada Jogjakarta bekerjasama dengan
Institute for Transportation and Development Policy (ITDP)
New York dan Lembaga Pengembangan Strategis untuk
Transportasi (LPiST) Jakarta.
Modernisasi bentuk becak ini diarahkan agar beban
pengemudi lebih ringan/ pengoperasiannya efisien/
kompetitif
dan
estetis
hingga
memberi
tambahan

kenyamanan bagi wisatawan maupun masyarakat.

Becak model baru
07.30.14 – 07.40.24
10.21.07 – 10.38.13
10.18.00 – 10.41.23

Selama ini becak Jogja dikenal berat// Sebagian rangkanya
terbuat dari besi isi// Sehingga berat becak bisa mencapai
40 kg// Selain itu bentuknya yang kokoh dan kekar
dianggap kurang kompetitif// Dari aspek teknologinya/
bentuk becak cukup merepotkan
pengemudi dan
membahayakan penumpang. Jika belok seluruh badan
becak ikut bergerak, sehingga akan berakibat jatuh bila
tidak kuat menahannya. Ini berarti menguras tenaga
penarik
becak.
Secara
ekonomis

juga
kurang
menguntungkan, karena tarif jadi lebih mahal. Bentuk baru
ini supaya becak mampu bersaing dengan sarana angkut
lain. Sehingga diharapkan pendapatan mereka akan
meningkat.

Becak Model Jogja
11.37.03 – 11.47.23
Statement Agus Triyono
Pengemudi Becak Santika
tentang spesifikasi Becak
Jogja:
03.13.16 – 03.53.20

Di atas jok diberi tutup terpal lurus, dan di bawah terdapat
ruang bagasi. Sepintas seperti bentuk sepeda yang memiliki
kereta di belakang.
Bila becak model India ini dirancang untuk membuat
kenyamanan bagi pelancong/ khususnya mancanegara/

berikut ini penuturan seorang pengemudi becak yang
memilih mengoperasikan becak model India tersebut//

Meski becak gaya baru ini menjadi lebih ringan dan terkesan
ringkas, kekuatan becak ini tak kalah dengan becak bentuk
lama. Becak produk kampus ini mampu menahan beban
sampai 200 kg. Namun becak ini memang dirancang untuk
penumpang bukan barang.
Gagasan modernisasi bentuk becak ini tidak
datang tiba-tiba. Namun telah mengalami diskusi panjang
melibatkan banyak orang. Termasuk studi banding ke
beberapa negara yang telah merekayasa lebih dulu. Dalam
proyek modernisasi bentuk becak di Jogja ini, Puspar
mengundang dua teknisi, Matteo (Italia) dan Shyam (India),
keduanya memiliki pengalaman dalam mendisain bentuk
becak di sejumlah negara termasuk di Agra, kota wisata di
India. Di sana terdapat becak wisata populer bernama
rickshaw.

Penuturan Yanto:

04.57.08 – 07.28.00

Becak model India
09.26.19 – 09.34.06
10.18.00 – 11.10.09
08.53.13 – 09.04.16
11.37.06 – 12.25.19

Berdasar pengalaman di Agra, setelah mengalami
modernisasi bentuk, tarikan rickshaw jadi lebih ringan dan
penampilannya lebih trendy. Sehingga pengoperasiannya
lebih efisien dan kompetitif. Menurut Darmaningtyas, dari
hasil monitoring dan evaluasi setelah masa uji coba,
modernisasi rickshaw ternyata mampu meningkatkan
pendapatan pengemudi becak sampai 40% dengan waktu
pengoperasionalan yang sama.
Mengapa bisa demikian? Tak lain karena rickshaw bisa lebih
ringan, cepat dan menarik sehingga banyak orang senang
menggunakannya.
Pihak pelaku pariwisata/ khususnya perhotelan

memang menanggapi apa yang menjadi harapan mendiang
Sultan HB IX// Becak hotel pun segera disiapkan//
Bahkan/ para pengemudinya diberi seragam khusus/ dan
tidak boleh menarik penumpang selain tamu hotel// Seperti
diberlakukan Paguyuban Pengemudi becak Hotel Santika//
Sejak geger peledakan bom diberbagai tempat/ hampir tidak
ada tamu asing yang naik becak mereka// Karena sudah
menjadi peraturan/ maka dalam keadaan sepi penumpang/
mereka hanya nongkrong-nongkrong di sekitar hotel/ sambil
berbincang-bincang sesama kawan//
Harapan mereka adalah/ datangnya rejeki di saat
lebaran tiba// Namun/ bukan pelancong asing yang mereka
bidik/ melainkan wisatawan domestic yang berkunjung ke
Jogja/
Manajemen mereka sudah bagus/ Ada peraturan
tegas tentang becak yang akan menarik penumpang/ Siapa
yang lebvih dulu datang dan absent/ dialah yang akan
membawa tamu// Tarifnyapun sudah jelas/ bahkan
terpampang di dekat hotel//
Anggota

Paguyuban
becak
Santika/
kini
beranggotakan 24 orang// Bagi yang ingin masuk menjadi
anggota/ ditarik uang sebesar 2 juta rupiah// Bila
seseorang akan keluar dari paguyuban/ uang yang satu juta
rupiah dikembalikan//

Visual Paguyuban Becak
Hotel Santika ada di time
code:
00.23.12 – 04.25.06

Berbagai hal tentang paguyuban becak ini dituturkan
oleh Agus Triyono/ sang ketua paguyuban//

Statement Agus Triyono :
Monggo pilih sendiri


Becak/ dan juga andong/ meski sebagai angkutan
tradisional non-mesin/ tetap diwajibkan melengkapi suratsurat kelayakan jalan//
Surat yang harus dimiliki/ antara lain/ surat tanda
kendaraan// Sedangkan pengemjudinya/ diharuskan surat
untuk mengoperasikan kendaraannya// Kedua surat itu
sama fungsinya dengan surat yang dikeluarkan oleh
Kepolisian/ seperti STNK dan SIM// Untuk becak dan
andong/
surat-suratnya
dikeluatrkan
oleh
Dinas
Perhubungan Jogjakarta/ dan wajib dikantongi oleh
pengemudi masing-masing//
Isi surat tersebut antara lain nama identitasd
kendaraan/ nama pemilik/ masa berlakunya/ serta daerah
operasi dari alaty angkut tradisional itu// Kedua surat
tersebut harus diperbarui lagi jika masa berlakunya sudah
habis//
Demikian MARYADI dan YOGI mengangkat FEATURE
tentang BECAK di JOGJA untuk APA KABAR JOGJA
RBTV//

Visual tentang surat-surat
becak dan andong diambil
oleh Mas Yogi