092144 AKJ 05 Desember 2004 Feature SLB

FEATURE untuk APA KABAR JOGJA
Edisi
:
Tanggal :
Tema
:

Minggu
5 Desember 2004
GURU SEKOLAH LUAR BIASA

PERJUANGAN PARA ‘PAHLAWAN
TANPA TANDA JASA’ DI SEKOLAH
LUAR BIASA
Pada dekade 80-an/ entah siapa yang mulai
menjulukinya/
profesional
guru
mendapat
sebutan
mentereng/ PAHLAWAN TANPA TANDA JASA// Sebutan itu

terkesan
membanggakan// Tetapi/ di sisi lain/ justru
mempertipis batasan penghargaan kita kepada pelaku inti
dunia pendidikan ini//
Guru/ menurut hemat kita/ mutlak ditempatkan
sebagai PAHLAWAN PENDIDIKAN yang justru harus diberi
tanda jasa// Kalau tidak/ nasib guru/ sejak dulu hingga
saat
ini/
mungkin
sampai
kapan/
akan
tetap
dimarjinalkan/ tidak memperoleh kepedulian yang cukup//
Masalah
guru/
tidaklah
sekadar
kualitas/

administrasi dan menejemen/ tetapi lebih luas dari itu
semua// Kurangnya penghargaan bangsa terhadap kaum
profesional guru/ tampaknya perlu segera mendapat
perhatian serius//
Guru sekolah biasa/ yang mendidik dan membuat
pandai anak-anak yang tidak mengalami cacat saja/ belum
mendapat penghargaan yang cukup// Apalagi guru yang
mengajar di Sekolah Luar Biasa atau SLB// Padahal/ guru
yang mengajar di SLB/ dituntut untuk lebih tekun/ sabar/
dan peduli// Sebab/ yang mereka hadapi/ adalah anakanak yang memiliki kekurangan// Seperti anak cacat
mental/ yang harus mendapatkan perhatian khusus dari
guru pengajar dan sekaligus sebagai pembimbingnya//
Kini/ persoalannya berpulang pada pihak pengambil
kebijakan/ yaitu Departemen Pendidikan Nasional// Para
guru SLB/ tampaknya tidak mungkin nyambi mengajar di

tempat lain/ sebagaimana dilakukan oleh guru-guru sekolah
umum// Salahkah guru yang nyambi di tempat lain?//

Tampaknya tidak harus disalahkan seratus persen//

Sebab/ mereka sebenarnya terpaksa mencari tambahan/
dengan mengajar di tempat lain/ adalah sebagai langkah
manusiawi/ supaya dapur tetap ngebul// Sementara itu/
Guru-guru SLB/ hanya mendapatkan penghasilan resmi
dari pemerintah/ tanpa bisa ngobyek di sekolah lain//

Sesama kendaraan tradisional/ yaitu andong/ yang
jumlahnya relative sedikit/ justru terlihat diminati
masyarakat//

Sementara/ masyarakat lainnya tampaknya banyak
yang tidak lagi menggunakan kendaraan alon-alon waton
kelakon
yang
digenjot
manusia
itu/
melainkan
memanfaatkan jasa angkutan kota bermesin//


Tahun lalu/ sebuah proyek bernama modernisasi
bentuk becak telah digarap di kota sarat predikat ini//
Proyek ini dikerjakan oleh Unit Studi Transportasi Pusat
Pengembangan dan Penelitian Pariwisata (UST-Puspar)
Universitas Gadjah Mada Jogjakarta bekerjasama dengan
Institute for Transportation and Development Policy (ITDP)
New York dan Lembaga Pengembangan Strategis untuk
Transportasi (LPiST) Jakarta.
Modernisasi bentuk becak ini diarahkan agar beban
pengemudi lebih ringan/ pengoperasiannya efisien/
kompetitif
dan
estetis
hingga
memberi
tambahan
kenyamanan bagi wisatawan maupun masyarakat.

Andong sedang ditawar
12.23.09 – 12.44.00


kendaraan bermotor
angkutan kota/taksi
BELUM DIAMBIL

Becak model baru
07.30.14 – 07.40.24
10.21.07 – 10.38.13
10.18.00 – 10.41.23

Selama ini becak Jogja dikenal berat// Sebagian rangkanya
terbuat dari besi isi// Sehingga berat becak bisa mencapai
40 kg// Selain itu bentuknya yang kokoh dan kekar
dianggap kurang kompetitif// Dari aspek teknologinya/
bentuk becak cukup merepotkan
pengemudi dan
membahayakan penumpang. Jika belok seluruh badan
becak ikut bergerak, sehingga akan berakibat jatuh bila
tidak kuat menahannya. Ini berarti menguras tenaga
penarik

becak.
Secara
ekonomis
juga
kurang
menguntungkan, karena tarif jadi lebih mahal. Bentuk baru
ini supaya becak mampu bersaing dengan sarana angkut
lain. Sehingga diharapkan pendapatan mereka akan
meningkat.

Becak Model Jogja
11.37.03 – 11.47.23
Statement Agus Triyono
Pengemudi Becak Santika
tentang spesifikasi Becak
Jogja:
03.13.16 – 03.53.20

Di atas jok diberi tutup terpal lurus, dan di bawah terdapat
ruang bagasi. Sepintas seperti bentuk sepeda yang memiliki

kereta di belakang.
Bila becak model India ini dirancang untuk membuat
kenyamanan bagi pelancong/ khususnya mancanegara/
berikut ini penuturan seorang pengemudi becak yang
memilih mengoperasikan becak model India tersebut//

Meski becak gaya baru ini menjadi lebih ringan dan terkesan
ringkas, kekuatan becak ini tak kalah dengan becak bentuk
lama. Becak produk kampus ini mampu menahan beban
sampai 200 kg. Namun becak ini memang dirancang untuk
penumpang bukan barang.
Gagasan modernisasi bentuk becak ini tidak
datang tiba-tiba. Namun telah mengalami diskusi panjang
melibatkan banyak orang. Termasuk studi banding ke
beberapa negara yang telah merekayasa lebih dulu. Dalam
proyek modernisasi bentuk becak di Jogja ini, Puspar
mengundang dua teknisi, Matteo (Italia) dan Shyam (India),
keduanya memiliki pengalaman dalam mendisain bentuk
becak di sejumlah negara termasuk di Agra, kota wisata di
India. Di sana terdapat becak wisata populer bernama

rickshaw.

Penuturan Yanto:
04.57.08 – 07.28.00

Becak model India
09.26.19 – 09.34.06
10.18.00 – 11.10.09
08.53.13 – 09.04.16
11.37.06 – 12.25.19

Berdasar pengalaman di Agra, setelah mengalami
modernisasi bentuk, tarikan rickshaw jadi lebih ringan dan
penampilannya lebih trendy. Sehingga pengoperasiannya
lebih efisien dan kompetitif. Menurut Darmaningtyas, dari
hasil monitoring dan evaluasi setelah masa uji coba,
modernisasi rickshaw ternyata mampu meningkatkan
pendapatan pengemudi becak sampai 40% dengan waktu
pengoperasionalan yang sama.
Mengapa bisa demikian? Tak lain karena rickshaw bisa lebih

ringan, cepat dan menarik sehingga banyak orang senang
menggunakannya.
Pihak pelaku pariwisata/ khususnya perhotelan
memang menanggapi apa yang menjadi harapan mendiang
Sultan HB IX// Becak hotel pun segera disiapkan//
Bahkan/ para pengemudinya diberi seragam khusus/ dan
tidak boleh menarik penumpang selain tamu hotel// Seperti
diberlakukan Paguyuban Pengemudi becak Hotel Santika//
Sejak geger peledakan bom diberbagai tempat/ hampir tidak
ada tamu asing yang naik becak mereka// Karena sudah
menjadi peraturan/ maka dalam keadaan sepi penumpang/
mereka hanya nongkrong-nongkrong di sekitar hotel/ sambil
berbincang-bincang sesama kawan//
Harapan mereka adalah/ datangnya rejeki di saat
lebaran tiba// Namun/ bukan pelancong asing yang mereka
bidik/ melainkan wisatawan domestic yang berkunjung ke
Jogja/
Manajemen mereka sudah bagus/ Ada peraturan
tegas tentang becak yang akan menarik penumpang/ Siapa
yang lebvih dulu datang dan absent/ dialah yang akan

membawa tamu// Tarifnyapun sudah jelas/ bahkan
terpampang di dekat hotel//
Anggota
Paguyuban
becak
Santika/
kini
beranggotakan 24 orang// Bagi yang ingin masuk menjadi
anggota/ ditarik uang sebesar 2 juta rupiah// Bila
seseorang akan keluar dari paguyuban/ uang yang satu juta
rupiah dikembalikan//

Visual Paguyuban Becak
Hotel Santika ada di time
code:
00.23.12 – 04.25.06

Berbagai hal tentang paguyuban becak ini dituturkan
oleh Agus Triyono/ sang ketua paguyuban//


Statement Agus Triyono :
Monggo pilih sendiri

Becak/ dan juga andong/ meski sebagai angkutan
tradisional non-mesin/ tetap diwajibkan melengkapi suratsurat kelayakan jalan//
Surat yang harus dimiliki/ antara lain/ surat tanda
kendaraan// Sedangkan pengemjudinya/ diharuskan surat
untuk mengoperasikan kendaraannya// Kedua surat itu
sama fungsinya dengan surat yang dikeluarkan oleh
Kepolisian/ seperti STNK dan SIM// Untuk becak dan
andong/
surat-suratnya
dikeluatrkan
oleh
Dinas
Perhubungan Jogjakarta/ dan wajib dikantongi oleh
pengemudi masing-masing//
Isi surat tersebut antara lain nama identitasd
kendaraan/ nama pemilik/ masa berlakunya/ serta daerah
operasi dari alaty angkut tradisional itu// Kedua surat
tersebut harus diperbarui lagi jika masa berlakunya sudah
habis//
Demikian MARYADI dan YOGI mengangkat FEATURE
tentang BECAK di JOGJA untuk APA KABAR JOGJA
RBTV//

Visual tentang surat-surat
becak dan andong diambil
oleh Mas Yogi