102904 MQFM 2010 05 Editorial 04 Mei 2010

Editorial MQ 92,3 FM Jogjakarta
Edisi Selasa, 4 Mei 2010
Membangun Kebebasan Pers Yang Sehat
Sahabat MQ/ tanggal 3 Mei diperingati sebagai Hari Kebebasan Pers se
Dunia// Kebebasan pers menjadi kebutuhan masyarakat dunia/ utamanya
dalam upaya penegakan hak-hak kemanusiaan// Disinilah/ pers telah
mengambil bagian yang sangat signifikan/ untuk melakukan berbagai
perubahan// Pers/ kini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan/
dalam kehidupan suatu bangsa//
Pers nasional dengan berbagai bentuk sajian dan isinya/ memang
mengalami kemajuan pesat/ setelah reformasi 1998// Pada masa Orde
Baru/ masyarakat Indonesia hanya dapat menikmati sajian informasi
berita dan hiburan/ dari satu stasiun televisi yakni TVRI// Namun kini/
masyarakat bisa menikmati sajian informasi dan hiburan/ dari sekitar
sepuluh stasiun televisi swasta nasional// Belum lagi/ televisi lokal di
berbagai daerah/ kini juga telah mengudara meski dengan segala
keterbatasannya//
Seharusnya insan pers/ merenung sejenak melihat ke belakang seputar
perkembangannya// Apakah kemunduran ataukah kemajuan yang sudah
diperoleh pers nasional// Perenungan ini/ diperlukan agar kita bisa lebih
maju ke depannya//

Masalah kualitas dan profesionalitas/ hingga saat ini masih menjadi
tantangan basar bagi pers nasional// Pada kenyataannya/ pers negatif masih
menjamur dan mengotori citra dan profesi wartawan// Momentum peringatan
Hari Pers 2010 ini/ patut dijadikan batu loncatan untuk meningkatkan
kompetensi dan profesionalitas pers/ tidak hanya di pusat/ namun juga di
daerah-daerah// Sehingga ke depannya/ pers lebih dewasa/ lebih matang/
dan lebih bermutu//
Tak bisa dipungkiri/ perkembangan pers nasional/ turut pula mempengaruhi situasi
politik dan demokrasi di Tanah Air// Di sisi lain/ sejumlah pihak menilai/ kebebasan
pers di Indonesia yang kebablasan perlu dikoreksi/ agar pers Indonesia mampu
memberikan pencerahan kepada masyarakat// kebebasan adalah sarana untuk
kehidupan yang lebih baik// Namun tentu saja/ kebebasan perlu kontrol// Pers/ saat
ini terlalu mendewakan kebebasan dan lebih bersifat komersial//
Pers yang bijak/ tentu saja bukanlah pers yang memprovokasi khalayaknya dalam
memandang sesuatu/ melainkan pers menegaskan sikap dan posisinya// Selain/
sebagai media yang ‘mendamaikan’/ ketika terjadi perseteruan antar golongan//
Pers yang dirindukan/ adalah pers yang juga berani memerangi siapa saja/ yang
menebar kezaliman// Pers/ yang memainkan perannya sebagai sarana massa/ untuk
mentransformasikan proses pencerahan kepada khalayak/ masyarakat/ dan


bangsanya// Pers harus menyadari/ bahwa ia memiliki tugas utama/ untuk
mencerdaskan dan mencerahkan masyarakat dan bangsanya/// Walloohu a'lam
bishsowwaabb