Bab IV. ANALISA ISU-ISU STRATEGIS

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH (RPJMD) KOTA TEBING TINGGI TAHUN 20112016
.

BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Pembangunan Kota Tebing Tinggi yang telah dilaksanakan selama ini telah
menunjukkan kemajuan di berbagai bidang kehidupan masyarakat, yang meliputi bidang
sosial budaya dan kehidupan beragama, ekonomi, pembangunan wilayah dan tata ruang,
penyediaan sarana dan prasarana, serta pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan
hidup. Di samping banyak kemajuan yang telah dicapai, masih banyak pula tantangan atau
masalah yang belum sepenuhnya terselesaikan dalam pembangunan lima tahun sebelumnya.
Kemudian, perencanaan dan implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota tahun
2011-2016 akan dipengaruhi oleh lingkungan strategis internal maupun eksternal yang
diperkirakan akan terjadi dalam 5 (lima) tahun ke depan. Oleh karena itu, analisis isu
strategis daerah dilakukan untuk mengidentfikasi perubahan lingkungan strategis baik
lingkungan eksternal maupun lingkungan internal yang dapat mempengaruhi upaya
mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan kota dalam lima tahun mendatang
(2011-2016).
4.1.


Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal Kota Tebing Tinggi dilakukan untuk mengidentifikasi
berbagai kekuatan yang tersedia seperti posisi geografis, sumber daya alam, sumber daya
manusia, prasarana dan sarana, serta berbagai kelemahan yang dapat menghambat upaya
mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan kota dalam lima tahun mendatang
(2012-2016).
Analisis Kekuatan Daerah
Lingkungan strategis internal Kota Tebing Tinggi pada dasarnya memberikan
kekuatan bagi Kota Tebing Tinggi sebagai berikut :
1. Tersedianya peraturan perundang – undangan yang mengatur pembangunan daerah
berdasarkan asas desentralisasi dan otonomi daerah, yaitu Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Dimana UU ini memberikan diskreasi
kepada daerah untuk mengelola pembangunan daerah, pemerintahan, dan keuangan
daerahnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
2. Adanya komitmen Pemerintah Kota untuk melaksanakan kepemerintahan yang baik
(good governance), cukup tingginya kepedulian dan partisipasi pemangku kepentingan
dalam pembangunan kota, serta keberadaan sistem pelayanan perizinan terpadu yang
memberikan kemudahan pelayanan untuk berusaha (investasi).
3. Letak Kota Tebing Tinggi yang berada pada jaringan jalan lintas Sumatera dan

merupakan titik pertemuan jaringan lintas tengah dan lintas timur Sumatera serta jaringan
jalan utama (arteri) yang menghubungkan Kota Medan dengan Kota Turis Parapat
(DanauToba) serta jaringan kereta api Medan – R. Prapat dan Medan - Siantar. Kemudian
posisi strategis kota Tebing Tinggi yang berbatasan langsung dengan kabupaten baru serta
statusnya sebagai kota sekunder yang memberikan pelayanan pendidikan, kesehatan, dan
jasa perdagangan terhadap hinterlandnya (daerah pinggirannya).
4. Pendidikan formal SDM masyarakat Kota Tebing Tinggi cukup memadai yaitu dengan
rata-rata lama belajar sebesar 9,89 tahun.
5. Tersedianya infrastruktur dan utilitas perkotaan yang memadai serta ketersediaan sumber
4.1.1.

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2012
2012011

Bab IV - 1

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH (RPJMD) KOTA TEBING TINGGI TAHUN 20112016
.


daya air yang melimpah karena dilalui oleh lima sungai yaitu sungai Padang, Bahilang,
Kalembah, Sibarau, dan Sigiling.
6. Laju pertumbuhan penduduk rata-rata pertahun yang rendah (0,71%).
7. Kerukunan umat beragama, suku dan budaya masyarakat heterogen yang bersifat terbuka
serta dapat hidup berdampingan secara damai.
Analisis Kelemahan Daerah
Disamping sebagai kekuatan, maka lingkungan stategis Kota Tebing Tinggi juga
berpotensi memunculkan kelemahan-kelemahan sebagai berikut :
1. Belum optimalnya kinerja aparatur Pemerintah dalam
pelayanan pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan publik.
2. Belum optimalnya penggalian dan pengembangan potensi PAD (Pendapatan Asli
Daerah).
3. Perkembangan kawasan terbangun kurang terarah, terkonsentrasi di pusat kota,
cenderung ribbon development (mengikuti jaringan jalan). Dinamika kepadatan dan
persebaran penduduk yang tidak merata, dan terkonsentrasi pada bagian-bagian tertentu.
4. Lemahnya promosi dan jaringan (networking) pemasaran produk industri kecil dan
rumah tangga (aneka industri).
5. Belum optimalnya kinerja ekonomi daerah dalam mengatasi pengangguran dan
kemiskinan.

6. Tingginya angka kecelakaan lalu lintas akibat kurangnya pananganan lalu lintas serta
bercampurnya lalu lintas menerus, regional dan lokal.
7. Belum optimalnya implementasi pemanfaatan dan pengendalian tata ruang kota.
8. Lemahnya infrastruktur dalam pengendalian bahaya bencana banjir.
9. Belum optimalnya penataan sistem drainase dan sanitasi perkotaan.
10. Masih rendahnya daya saing produk UMKM.
4.1.2.

4.2.
Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis isu strategis daerah dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan lingkungan strategis baik
lingkungan eksternal maupun lingkungan internal yang dapat mempengaruhi upaya mewujudkan
visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan kota dalam lima tahun mendatang (2012-2016) yang
harus diantisipasi, seperti migrasi, tuntutan distribusi pembangunan kota yang lebih merata,
tuntutan tata pemerintahan yang baik, harapan masyarakat untuk menjadikan Kota Tebing
Tinggi yang maju dengan kemiskinan yang rendah, berkontribusi mempertahankan persatuan
dan kesatuan berdasarkan wawasan nusantara serta ketahanan nasional dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan harapan untuk dapat mengejar ketertinggalan dari kotakota yang telah lebih dahulu maju di Sumatera Utara.
Analisis Peluang Kota Tebing Tinggi
Lingkungan strategis eksternal akan memberi peluang bagi masa depan Kota Tebing Tinggi, yaitu:

1. Batas Wilayah Kota Tebing Tinggi dikelilingi oleh perkebunan (misalnya : PTPN III,
PTPN IV maupun Socfindo) merupakan peluang penyerapan tenaga kerja dengan
mempersiapkan tenaga kerja siap pakai sesuai dengan standar kualifikasi kebutuhan
pekerjaan untuk sektor perkebunan. Dan diharapkan nantinya, Pemerintah Kota Tebing
merumuskan strategi pendidikan vocational (kejuruan) yang sesuai dengan kebutuhan
industri perkebunan.

4.2.1.

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2012
2012011

Bab IV - 2

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH (RPJMD) KOTA TEBING TINGGI TAHUN 20112016
.

2. Pembangunan Bandara Kuala Namu yang merupakan bandara internasional dan
domestik yang masuk dan keluar Sumatera Utara serta ketersediaan jalan akses tol

bandara Tebing Tinggi – Tanjung Morawa – Kuala Namu akan berdampak pada
pembangunan dan pengembangan Kota Tebing Tinggi, khususnya permukiman, jajanan
(kuliner), dan usaha kecil berbasis rumah tangga. Kemudian rencana pembangunan
Pelabuhan internasional Kuala Tanjung dan kawasan industri Sei Mangke akan
memberikan peluang dalam pembangunan kota dan perekonomian daerah di Tebing
Tinggi.
3. Adanya rencana pemerintah untuk menyerahkan pengelolaan dan penerimaan seluruh
pajak bumi dan bangunan (PBB) ke pemerintah daerah.
Analisis Ancaman / Tantangan Kota Tebing Tinggi
Ancaman atau tantangan terkait lingkungan strategis eksternal yang diprediksi berpengaruh pada
pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan kota Tebing Tinggi tahun 2011-2016 adalah
sebagai berikut;
1. Resiko banjir di Tebing Tinggi akibat sungai DAS Padang, yaitu sungai Padang, Bahilang,
Sibarau, Kalembah, dan Sigiling merupakan ancaman krusial bagi masyarakat dan pemerintah
kota. Resiko banjir ini bersifat menahun dan rutin sehingga sewaktu-waktu dapat terjadi karena
belum optimalnya pengelolaan banjir mulai dari hulu, tengah dan hilir DAS Padang.
2. Rencana pembangunan jalan akses tol Tebing Tinggi – Tj. Morawa – Kuala Namu diduga dapat
menyebabkan kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas di Tebing Tinggi serta diduga dapat
berdampak pada pembangunan perumahan dan permukiman yang tidak terkontrol jika aturan
pemanfaatan dan pengendalian ruang tidak dipatuhi.

4.2.2.

4.3.

Isu Strategis Daerah
Berdasarkan perkembangan pelaksanaan pembangunan yang sudah berjalan sampai
dengan saat ini dan memperhatikan analisis lingkungan internal yang mencakup kekuatan,
kelemahan dan lingkungan eksternal mencakup peluang dan tantangan yang dihadapi dalam
pelaksanaan RPJMD Kota Tebing Tinggi Tahun 2012-2016, maka dapat digambarkan isu-isu
strategis yang memerlukan perhatian dikelompokkan sebagai berikut :
4.3.1.

Pemerintahan

a. Peningkatan kualitas dan integritas sumber daya aparatur dalam rangka mewujudkan

reformasi birokrasi dan good governance
b. Penataan peraturan daerah yang tidak sesuai dengan peraturan.
c. Penyederhanaan Prosedur : Penerapan sistem pelayanan informasi dan perizinan investasi


d.
e.
f.
g.
h.

secara elektronik pada pelayanan terpusat satu pintu, pengurangan biaya usaha seperti
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP);
Peningkatan daya tarik investasi
Pengembangan kerjasama antar daerah / pihak ketiga untuk meningkatkan tata kelola
pemerintahan yang baik
Penyerahan pengelolaan PBB dari pemerintah Pusat kepemerintah Daerah
Belum optimalnya pelayanan administrasi pemerintahan dan pelayanan publik.
Masih tingginya ketergantungan pendanaan pembangunan daerah terhadap dana transfer dari
pemerintah pusat.

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2012
2012011

Bab IV - 3


RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH (RPJMD) KOTA TEBING TINGGI TAHUN 20112016
.

4.3.2.

Sumberdaya Manusia

a. Peningkatan kualitas mental spriritual masyarakat dan sumber daya aparatur,
b. Terwujudnya masyarakat madani, yang bertaqwa dan menjunjung tinggi nilai-nilai
keagamaan;
c. Terwujudnya kota yang aman, nyaman, ramah, tertib, beretika dan bermartabat
d. Peningkatan kualitas sumber daya aparatur
e. Peningkatan kesejahteraan aparatur untuk mendukung pemerintahan yang bersih dan
berwibawa
f. Pendidikan dasar untuk semua
g. Pengembangan sumber daya manusia yang cerdas, sehat dan berdaya saing
4.3.3.


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

4.3.4.

Ekonomi
Pengembangan pertanian perkotaan (urban farming) dalam penyediaan pangan dan
sumber ekonomi masyarakat
Optimalisasi pertumbuhan ekonomi pada sektor-sektor yang mampu menyerap tenaga
kerja untuk mengantisipasi meningkatnya angkatan kerja
Peningkatan daya saing ekonomi untuk mengimbangi pesatnya perkembangan sentrasentra ekonomi daerah hinterland
Penciptaan dan peningkatan produk-produk unggulan yang berorientasi ekspor

Penumbuhan ekonomi kreatif kota
Pengentasan kemiskinan
Belum seimbangnya antara pertumbuhan angkatan kerja yang besar dengan pertumbuhan
kesempatan kerja sehingga menyebabkan munculnya pengangguran yang tinggi
Pengembangan sistem pembiayaan yang murah dan efisien untuk mendukung tumbuh
kembangnya pelaku usaha
Peningkatan kerjasama antara lembaga mikro dan perbankan
Belum optimalnya pertumbuhan ekonomi daerah untuk menyerap tenaga kerja sehingga upaya
pengurangan tingkat pengangguran dan kemiskinan tidak efektif.
Sarana dan Prasarana

a. Pembangunan infrastruktur yang memiliki daya dukung dan daya gerak terhadap
pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan dan mengutamakan kepentingan
masyarakat umum dengan mendorong partisipasi masyarakat.
b. Pengendalian banjir secara terpadu di daerah DAS;
c. Masih rendahnya keterkaitan spasial dan fungsional antara pusat-pusat permukiman dan
pusat-pusat pertumbuhan wilayah.
d. Penyediaan infrastruktur dalam rangka pencegahan dan mitigasi bencana alam
e. Penambahan jaringan jalan lingkar baru yang menghubungkan wilayah Kecamatan
Padang Hilir dengan Kecamatan Padang Hulu.
f. Tingginya beban jalan (load factor) pada ruas jalan utama
g. Relatif masih lemahnya koordinasi antar SKPD dan antar tingkatan pemerintahan untuk
mendukung keserasian pembangunan kota.
h. Belum optimalnya koordinasi penanganan banjir antarinstansi dan pemerintahan serta
terbatasnya anggaran daerah untuk penanganan banjir.
PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2012
2012011

Bab IV - 4

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH (RPJMD) KOTA TEBING TINGGI TAHUN 20112016
.

4.3.5.

Lingkungan Hidup

a. Pemanfaatan daerah aliran sungai untuk permukiman dan kegiatan lainnya yang
berdampak terhadap penurunan daya dukung lingkungan
b. Menyusutnya wilayah/daerah serapan air akibat penggunaan untuk pemukiman dan
peruntukan lainnya.
c. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik untuk mendukung kota yang berwawasan
lingkungan
d. Masih kurangnya kesadaran pemangku kepentingan terhadap kelestarian lingkungan yang
menyebabkan timbulnya konflik pemanfaatan lahan dan menimbulkan kecenderungan
penurunan daya dukung lingkungan.
4.3.6.

a.
b.

Utilitas
Penyediaan dan peningkatan cakupan pelayanan air bersih, listrik dan telekomunikasi
Belum optimalnya penanganan transportasi dan lalu lintas sehingga menyebabkan
bercampurnya lalu lintas menerus, regional, dan lokal yang kemudian berdampak pada
kesemrawutan lalu lintas dan tingginya angka kecelakaan lalu lintas di kota Tebing Tinggi.

4.3.7.

Tata Ruang

a. Pengendalian tata ruang wilayah dan perencanaan tapal batas wilayah administrasi

pemerintah kabupaten dan kota serta pemekaran wilayah.
b. Tingginya pelanggaran tata ruang sebagai akibat rendahnya kesadaran masyarakat dan

belum tegasnya pemerintah dalam pengendalian pemanfaatan ruang
c. Adanya ketimpangan kebutuhan ruang dengan ketersediaan ruang
d. Pembinaan Peningkatan Kapasitas Jalan dan Fasilitasi Jalan Bebas Hambatan dan

Perkotaan.
4.3.8.
a.
b.
c.
d.
e.

Sosial

Pemberantasan kemiskinan dan kelaparan
Kesetaraan gender
Menurunkan angka kematian anak
Meningkatkan kesehatan ibu
Mengendalikan penyakit menular

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2012
2012011

Bab IV - 5