BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - DOCRPIJM 2869f81c9f BAB IV4. BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS rev
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Analisis isu-isu strategis merupakan salah satu bagian terpenting
dokumen RPJMD karena menjadi dasar utama dalam menyusun visi dan misi
pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten Probolinggo. Oleh karena
itu, penyajian analisis ini harus dapat menjelaskan butir-butir penting isu-isu
strategis yang akan menentukan kinerja pembangunan dalam 5 (lima) tahun
mendatang. Penyajian isu-isu strategis meliputi permasalahan pembangunan
daerah dan isu strategis.4.1 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN Permasalahan pembangunan yang disajikan adalah permasalahan pada
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang relevan yang berdasarkan
analisis yang merujuk pada identifikasi permasalahan pembangunan daerah
dalam perumusan rancangan awal RPJMD.
Tabel 4. 1
Identifikasi Permasalahan untuk Penentuan Program Pembangunan Daerah Kabupaten Probolinggo
No Sasaran Pokok RPJPD Indikator dan Target RPJPD Permasalahan Pembangunan Daerah Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, Pendidikan agama diarahkan untuk
Masih terjadinya disparitas pendidikan antar
1. Terwujudnya masyarakat kompetitif, berakhlak mulia, beretika, memantapkan fungsi dan peran agama wilayah kecamatan baik dari sisi kuantitas
Kabupaten Probolinggo berbudaya dan beradab berdasarkan maupun kualitas. sebagai landasan moral dan etika dalam yang berakhlak mulia, falsafah Pancasila yang dicirikan dengan pembangunan, membina akhlak mulia,
Globalisasi informasi dan teknologi akan beretika, berbudaya dan watak dan perilaku manusia dan masyarakat memupuk etos kerja, menghargai prestasi berdampak pada turunnya moral dan etika beradab
Kabupaten Probolinggo yang cukup dan menjadi kekuatan pendorong guna yang tidak sesuai. beragam, meskipun mayoritas keturunan mencapai kemajuan dalam pembangunan
Masih terbatasnya proporsi guru yang suku Madura, beriman dan bertaqwa kepada Budaya inovatif berorientasi iptek yang memenuhi kualifikasi akademik. Selain itu,
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, mempunyai kecerdasan emosional, pemanfaatan guru belum sepenuhnya toleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik spiritual dan sosial. Meningkatkan budaya optimal yang diakibatkan, antara lain, oleh dan tangguh, berusaha berkembang dinamis membaca dan menulis menjadikan distribusi guru yang masih belum merata dan berorientasi Iptek; masyarakat yang cerdas, kritis dan kreatif
Relatif beragamnya budaya masyarakat di dengan mengarahkan masyarakat dari
Kabupaten Probolinggo tetap menjunjung budaya konsumtif menuju budaya harkat dan martabat manusia Indonesia produktif
Terwujudnya penegakan hak-hak asasi Pemantapan kelembagaan demokrasi
2. Terwujudnya manusia yang berdasar pada Pancasila dan Kelembagaan dan birokrasi pemerintahan yang lebih kokoh melalui pembangunan Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Dasar Negara Republik hukum yang diarahkan untuk yang perlu ditingkatkan
Kabupaten Probolinggo Indonesia Tahun 1945; menghilangkan kemungkinan terjadinya
SDM aparatur yang masih perlu yang demokratis, Mewujudkan kelembagaan nilai-nilai tindak pidana korupsi serta mampu ditingkatkan berlandaskan hukum, dan demokrasi yang menitikberatkan pada menangani dan menyelesaikan secara
Pelayanan public masih belum meningkat berkeadilan prinsip-prinsip toleransi, non-diskriminasi tuntas permasalahan yang terkait dengan dan perlu di tingkatkan baik dari sisi dan kemitraan
KKN; kuantitas maupun kualitasnya Pembangunan hukum berupa penegakan
otonomi daerah yang belum sepenuhnya dan perlindungan hukum diarahkan untuk dapat meningkatkan pelayanan prima dari mendukung terwujudnya pertumbuhan pemerintahan ekonomi yang berkelanjutan, mengatur sistem kependudukan yang perlu diperbaiki permasalahan yang berkaitan dengan dan diintegrasikan
IV-2
No Sasaran Pokok RPJPD Indikator dan Target RPJPD Permasalahan Pembangunan Daerah Faktor-faktor Penentu Keberhasilan
regulasi dan penegakan hukum yang ekonomi, terutama dunia usaha dan dunia industri, serta menciptakan iklim investasi masih perlu ditingkatkan khususnya mewujudkan konsistensi peraturan daerah. yang kondusif untuk meningkatkan daya saing; Pembaharuan materi hukum dengan tetap memperhatikan kemajemukan tatanan hukum yang berlaku dan pengaruh globalisasi sebagai upaya untuk meningkatkan kepastian dan perlindungan hukum, penegakan hukum dan hak-hak asasi manusia (HAM) serta kesadaran hukum; Memperkuat peran masyarakat sipil sehingga proses pembangunan parsipatoris yang bersifat bottom-up bisa berjalan; Menumbuhkan masyarakat tanggap
(responsive community) yang akan mendorong semangat sukarela (spirit of voluntarism) yang sejalan dengan makna gotong-royong. Terwujudnya
Pembangunan
keamanan di wilayah keamanan diarahkan
Di Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
3. Terwujudnya rasa aman Kabupaten Probolinggo yang menjaga untuk meningkatkan profesionalisme Polri
seperti : Masih maraknya kegiatan ilegal
dan damai bagi seluruh keselamatan warga dari tindak kriminal; beserta institusi terkait dengan masalah dan rendahnya kesadaran bela negara rakyat Kabupaten
Aparat keamanan daerah yang profesional keamanan dan meningkatkan peran serta dalam mewujudkan keamanan .
Probolinggo bertindak mengayomi masyarakat dalam masyarakat dalam rangka mewujudkan bidang keamanan dan dibantu oleh terjaminnya keamanan dan ketertiban partisipasi masyarakat. masyarakat, tertib dan tegaknya hukum serta terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat.
IV-3
IV-4 No Sasaran Pokok RPJPD Indikator dan Target RPJPD Permasalahan Pembangunan Daerah Faktor-faktor Penentu Keberhasilan
4. Terwujudnya Kabupaten Probolinggo yang ASRI
Penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan di seluruh sektor dan wilayah menjadi prasyarat utama dalam pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan.
kerusakan lingkungan dan tingkat
pencemaran terhadap ekosistem dan keanekaragaman hayatinya sudah melebihi baku mutu lingkungan,
rendahnya kapasitas sumber daya manusia dan institusi pengelola,
masih rendahnya kesadaran masyarakat, pendekatan pelaksanaan pembangunan yang kurang berwawasan lingkungan, kebijakan pengelolaan keanekaragaman hayati yang belum terpadu, serta potensi timbulnya konflik antar daerah dalam pemanfaatan dan pengelolaan SDA Terwujudnya pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) dan fungsi lingkungan hidup. Hal ini dicerminkan membaiknya kondisi lingkungan hidup yang mampu mendukung kualitas kehidupan ekonomi dan sosial; Terpeliharanya cagar alam dan cagar budaya di Kabupaten Probolinggo untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing daerah, serta modal pembangunan daerah.
5. Terwujudnya potensi lokal yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera
Membangun Sumberdaya Manusia yang Berkualitas
Meningkatkan Potensi Lokal dengan Orientasi Regional/Nasional dan Berdaya Saing Global
Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Sarana dan Prasarana yang Memadai Reformasi Birokrasi masih belum berkembangnya iklim usaha yang kondusif di daerah, sehingga belum mampu menarik investasi lokal serta belum meluasnya budaya usaha di masyarakat, yang berakibat pada belum optimalnya kesempatan usaha ekonomi untuk peningkatan pendapatan dan daya beli di daerah; masih kurang efektifnya penyelenggaraan bantuan dan jaminan sosial, dan masih terbatasnya jumlah dan kapasitas sumber daya manusia, seperti tenaga lapangan yang terdidik dan terlatih serta memiliki kemampuan dalam penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial; tingkat pemenuhan beberapa kebutuhan dasar (indikator kemiskinan non pendapatan) misalnya pada kecukupan
Tercapainya pertumbuhan ekonomi yang cukup menggembirakan ditunjukkan dari pendapatan per kapita di atas garis kemiskinan. Dengan demikian harapan 20 tahun kedepan masyarakat Kabupaten Probolinggo terjadi pengurangan ketimpangan pendapatan antar individu; Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) dengan menurunnya angka buta aksara dan meningkatnya jenjang sekolah yang ditempuh. Dengan demikian indeks pembangunan manusia (IPM) pada kurun waktu 20 tahun mendatang meningkat; Terbangunnya struktur perekonomian yang tangguh berdasarkan keunggulan kompetitif di wilayah Kabupaten Probolinggo. Hal ini ditinjau dari potensi
No Sasaran Pokok RPJPD Indikator dan Target RPJPD Permasalahan Pembangunan Daerah Faktor-faktor Penentu Keberhasilan
pangan (kalori), layanan kesehatan, air sumberdaya alam yang mendukung bersih dan sanitasi masih rendah, dan sektor pertanian, industri dan pariwisata; Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang cukup timpang antar golongan pendapatan;
pemenuhan hak dasar terutama bagi andal dan efisien sesuai kebutuhan masyarakat miskin dan termarjinalkan perlu seluruh masyarakat dan industri; Terpenuhinya kebutuhan sarana dan diperluas agar pembangunan semakin inklusif dan berkeadilan; prasarana untuk menunjang dan menarik investor dalam upaya pengembangan
masih banyaknya rumah tangga yang potensi lokal, berupa kemudahan meskipun sudah meningkat perijinan, terjaminnya keamanan, kesejahteraannya, namun masih berada memadainya kebutuhan transportasi dan pada kelompok hampir miskin, sehingga perhubungan, serta tersedianya pasokan rentan terhadap gejolak ekonomi dan sosial listrik dan air; (bencana alam, gangguan iklim dan konflik
Meningkatnya profesionalisme aparatur sosial); daerah untuk mewujudkan tata masih kurang optimalnya pelibatan pemerintahan yang baik, bersih, masyarakat terutama masyarakat miskin berwibawa, dan bertanggung jawab, dalam pelaksanaan program-program profesional serta amanah yang mampu penanggulangan kemiskinan mendukung pembangunan daerah.
Meningkatkan budidaya berbasis potensi Pembangunan ketahanan pangan akan
6. Terwujudnya Kabupaten Pola pembangunan berkelanjutan lokal yang berasal dari sumberdaya laut dan menghadapi beberapa permasalahan,
Probolinggo sebagai berdasarkan pengelolaan sumberdaya laut sumberdaya pertanian, perkebunan serta terutama yang terkait dengan lahan daerah sebagian pesisir dan sumberdaya hutan berbasiskan kehutanan; pertanian, infrastruktur pertanian dan dan sebagian dataran ekosistem yang terkait aspek-aspek SDM dan
Membangun sistem pertanian terpadu yang perdesaan, penelitian dan pengembangan tinggi yang mampu kelembagaan, politik, ekonomi, lingkungan didukung sumberdaya manusia (SDM) yang pertanian, investasi dan pembiayaan menopang kemandirian hidup, sosial budaya, pertahanan keamanan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pertanian, pangan dan gizi, serta lokal yang berdaya saing dan teknologi. teknologi (Iptek). perubahan iklim. semakin meningkatnya permintaan akan bahan pangan, tuntutan terhadap jaminan pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat dari
IV-5
No Sasaran Pokok RPJPD Indikator dan Target RPJPD Permasalahan Pembangunan Daerah Faktor-faktor Penentu Keberhasilan
produksi dalam negeri, masih sulitnya menjaga stabilitas harga dan distribusi bahan pangan yang terjangkau oleh masyarakat, masih terbatasnya identifikasi potensi pengembangan nilai tambah dan daya saing komoditas bahan pangan, serta kesejahteraan dan kapasitas petani/nelayan masih perlu ditingkatkan.
Memperkenalkan/mempromosikan potensi Dampak dari iklim investasi yang belum Mempertahankan dan mengembangkan
7. Terwujudnya peranan lokal daerah Kabupaten Probolinggo di keunggulan potensi lokal dengan kondusif, menyebabkan penurunan
Kabupaten Probolinggo di Tingkat Regional, Nasional dan Internasional realisasi investasi yang pada gilirannya melibatkan seluruh lapisan masyarakat,
Tingkat Regional (Propinsi terutama di industri pariwisata; pemerintah dan dunia usaha. akan menimbulkan penurunan daya serap
Jawa Timur) dan Nasional Meningkatkan daya tarik Kabupaten tenaga kerja sehingga belum mampu
(Indonesia) bahkan Probolinggo yang mendorong investor untuk mendorong penciptaan kesempatan kerja
Internasional menanamkan modalnya. formal lebih luas. Hal sebaliknya juga terjadi, yaitu iklim ketenagakerjaan menjadikan iklim investasi yang tidak kondusif
Sumber : diolah dari RPJP Kabupaten Probolinggo Tahun 2005-2025
IV-6
1 Pendidikan
- Banyaknya jumlah PKBM
- Rata-rata lama sekolah meningkat dari tahun 2014 sebesar 5,64 menjadi 5,66 pada tahun 2015 >Angka Partisipasi Murni SMP sederajad masih kurang (Tahun 2015 sebesar 80,51%) apabila dibandingkan APM SMP sederajad Provinsi Jawa Timur (84,52%).
- Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs Sederajad meningkat dari Tahun 2014 sebesar 103,91% menjadi 103,94 % pada Tahun 2015
IV-7
Tabel 4. 2
Identifikasi Permasalahan untuk Penentuan Program Prioritas Kabupaten Probolinggo
No Bidang Urusan Dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Interpretasi Belum Tercapai (<) Sesuai (=) Melampaui (>) Permasalahan Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan
1.1 Angka melek huruf Interprestasi Belum tercapai - Angka melek huruf th 2014 masih rendah (88,04%) dan di bawah rata-rata Provinsi Jawa Timur (95,49%)
1.2 Angka rata-rata lama sekolah Interprestasi Belum tercapai - Angka rata-rata lama sekolah relatif masih rendah
1.3 Pendidikan dasar: Interprestasi Belum tercapai - Masih adanya siswa yang DO - Angka Partisipasi Kasar SD/MI Sederajad meningkat dari Tahun 2014 sebesar 110,79% menjadi 110,67% pada Tahun 2015
Bidang Urusan Dan Interpretasi Indikator Kinerja Belum Tercapai (<) No Permasalahan Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan Penyelenggaraan Sesuai (=) Pemerintah Daerah Melampaui (>)
1.4 Harapan lama sekolah Interprestasi Belum tercapai - Harapan lama sekolah masih kurang (tahun - Angka Partisipasi Kasar SMA/MA/SMK 2014 sebesar 11,60), sedangkan harapan lama Sederajad meningkat dari Tahun 2014 sekolah Provinsi Jawa Timur 12,66 sebesar 66,79 % menjadi 70,74 % pada Tahun 2015
- Mutu dan aksesibilitas pendidikan yang masih - Jumlah sekolah telah ada di semua kurang dan merata di setiap wilayah Kabupaten kecamatan. Probolinggo
2 Kesehatan
2.1 Angka kelangsungan hidup bayi Interprestasi Belum tercapai - Masih tingginya angka kematian bayi di Kab.Probolinggo, - Berbagai macam upaya telah dilaksanakan oleh antara lain disebabkan BBLR (berat bayi lahir rendah < 2500 jajaran Dinas Kesehatan untuk menurunkan angka gr), asfiksia (gagal nafas), serta kelainan kongenital kematian bayi, antara lain GEMASIBA (Gerakan (kelainan bawaan bayi) Masyarakat Sehatkan Ibu dan Selamatkan Bayi) yang bekerjasama dengan TNI dan POLRI melalui bhabinsa dan bhabinkamtibmas dalam peningkatan kesadaran ibu hamil resiko tinggi untuk secara rutin memeriksakan kehamilannya di bidan, peningkatan kapasitas dan kompetensi bidan melalui pelatihan dan workshop yang dilakukan secara berkala, penyediaan penghangat bayi, serta kerjasama dengan RS waluyojati dalam praktek penanganan bayi resiko tinggi untuk puskesmas
- masih rendahnya kesadaran ibu hamil dalam menjaga - Keterpaduan upaya penurunan kematian bayi asupan gizinya melalui peningkatan kesehatan ibu yang harus dimulai sejak masa remaja serta pemberian ASI ekslusif yang terbukti menurunkan resiko kematian
IV-8
Bidang Urusan Dan Interpretasi Indikator Kinerja Belum Tercapai (<) No Permasalahan Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan Penyelenggaraan Sesuai (=) Pemerintah Daerah Melampaui (>)
bayi,meningkatkan dan memberikan kesadaran ibu hamil untuk rutin sarapan, yang diintegrasikan dengan pemberian tablet tambah darah serta pendampingan ibu hamil secara intensif, sehingga diharapkan dapat menekan jumlah kematian bayi di Kab.Probolinggo
2.2 Angka usia harapan hidup Interprestasi Belum tercapai - Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi - Dinas kesehatan menyadari bahwa penanganan (AKB) masih cukup tinggi. untuk ibu hamil harus dimulai sejak remaja, sehingga upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan
Bayi (AKI dan AKB) harus dimulai sejak remaja melalui pemeriksaan Hb secara berkala, penyuluhan pentingnya gizi, serta pemberian tablet tambah darah untuk siswa SMP dan SMA, selain itu untuk mengurangi tingginya angka kematian ibu dikarenakan penyakit penyerta, maka dilakukan koordinasi dengan lintas sektor terutama dalam upaya pengendalian kehamilan (KB) serta pendampingan ibu hamil beresiko tinggi secara intensif oleh mahasiswi kebidanan sehingga dapat resiko kematian ibu dapat dicegah lebih dini
- Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular - Meningkatkan program-program kesehatan pada masih merupakan permasalahan yang cukup serius. masyarakat semua usia (bayi, balita hingga lansia).
2.3 Persentase balita gizi buruk Interprestasi Belum tercapai - Status gizi masyarakat masih memprihatinkan, ditandai - Meningkatnya peran aktif kader posyandu dalam dengan penemuan balita gizi kurang dan balita gizi buruk di deteksi dini balita gizi buruk, terutama di pedesaan beberapa kecamatan. serta meningkatkan kapasitas kelembagaan posyandu dan dukungan sektor-sektor terkait serta meningkatkan peran aktif Tim Pangan dan Gizi (TPG) mulai dari tingkat kecamatan sampai Kabupaten dalam rangka meningkatkan Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG).
- Partisipasi aktif masyarakat dalam perilaku hidup bersih - Mulai adanya peningkatan kesadaran masyarakat
IV-9
Bidang Urusan Dan Interpretasi Indikator Kinerja Belum Tercapai (<) No Permasalahan Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan Penyelenggaraan Sesuai (=) Pemerintah Daerah Melampaui (>)
dan sehat (PHBS) dan Desa siaga masih rendah terutama untuk menjaga kebersihan dan kesehatan di di daerah pedesaan. lingkungan sekitarnya
- Masih terbatasnya jumlah tenaga dokter di Kab. - Adanya pengangkatan tenaga dokter jalur khusus Probolinggo, dari standar sebesar 40 dokter per 100.000 oleh Kementerian Kesehatan di Tahun 2015,
2.4 Rasio dokter per satuan penduduk Interprestasi Belum tercapai penduduk sehingga dapat ditempatkan di beberapa puskesmas yang masih kekurangan tenaga dokter
- Terbatasnya jumlah tenaga kesehatan terutama tenaga - Dengan adanya persyaratan akreditasi puskesmas, medis (dokter dan dokter gigi) dan paramedis (bidan dan mulai ada perbaikan mutu pelayanan terutama di
Rasio tenaga medis per satuan
2.5 Interprestasi Belum tercapai perawat) sehingga pelayanan kesehatan di Puskesmas, puskesmas, Dari total 33 puskesmas, sudah ada 14 penduduk Pustu dan Polindes belum optimal. puskesmas yang terakreditasi di tahun 2016 , sisanya akan dilakukan penilaian secara tuntas di 2017
- Penempatan tenaga kesehatan yang ada masih belum - Optimalisasi peran tenaga kesehatan terutama di merata di semua wilayah karena jumlah tenaga kesehatan beberapa wilayah dengan jumlah tenaga kesehatan yang masih sangat kurang. yang masih terbatas
- Kompetensi (kemampuan dan ketrampilan) teknis tenaga - Digalakkannya peningkatan kompetensi teknis kesehatan terutama bidan dan perawat masih kurang. tenaga kesehatan serta evaluasi berkala setiap tahunnya sehingga diharapkan tenaga kesehatan menjadi semakin terlatih
3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Interprestasi Belum tercapai Masih banyak terdapat jalan yang terkondisi Peningkatan infrastruktur pada daerah-
Proporsi panjang jaringan
3.1 rusak (51,747 Km), terkondisi rusak berat daerah strategis di Kabupaten jalan dalam kondisi baik (28,733 Km) Probolinggo
- belum beraspal, kondisi kerikil/makadam (7,379 perdesaan Km) kondisi tanah (10,404 Km)
- Masih terdapat beberapa desa yang jalannya
Peningkatan infrastruktur pada daerah
4 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
IV-10
- Belum adanya regulasi yang jelas di bidang perumahan
- Disusunnya Rencana Pembangunan dan
- Updating RTLH
- Peningkatan PSU di perumahan
PSU Perumahan dimana hal itu juga merupakan tanggung jawab Pemerintah daerah
Kabupaten Probolinggo
5.1 Sumber Daya Manusia Interprestasi Belum tercapai
Peningkatan sarana prasarana pemerintahan terpusat di Kota Kraksaan
Interprestasi Belum tercapai Beberapa instansi pemerintahan masih berlokasi di wilayah Kota Probolinggo dimana pusat pemerintahan / Ibukota Kabupaten berada di Kota Kraksaan
4.4 Presentase Sarana prasarana bangunan pemerintahan yang berkondisi baik
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) untuk mendukung sistem regulasi di bidang perumahan
Interprestasi Belum tercapai
4.3 Persentase ketersediaan Rumah tidak layak huni
Peningkatan pelayanan air bersih bagi masyarakat di wilayah yang rawan air bersih terutama pada musim kemarau
4.2 Rumah tangga pengguna air bersih Interprestasi Belum tercapai Masih adanya wilayah Desa rawan air bersih terutama pada musim kemarau
Peningkatan kawasan yang terbenahi jalan lingkungannya serta sarana sanitasi dan MCK/Jamban keluarga.
4.1 Persentase rumah tinggal bersanitasi Interprestasi Belum tercapai Kurangnya sarana sanitasi dan MCK, jamban dan SPAL.
- Backlog perumahan belum terupdate
- Pengembang Perumahan masih mengabaikan
5 Tenaga Kerja
- Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Probolinggo masih relatif tinggi (Tahun 2011 sebesar 3,30%)
- Perluasan Kerja Sistem Padat Karya telah mampu menyerap tenaga kerja penganggur dan setengah penganggur
- Jumlah lowongan pekerjaan/kesempatan kerja yang terbatas sementara setiap tahun jumlah pencari kerja semakin bertambah.
- Menurunnya tingkat kemiskinan di
- JMF yang memfasilitasi pencari kerja untuk mencari lowongan pekerjaan
- Sulitnya memperoleh tenaga kerja yang terampil/keahlian yang dibutuhkan sesuai dengan lowongan pekerjaan di perusahaan.
- Pelatihan yang dilakukan di BLK mencetak calon pencari kerja yang memilik keahlian/berbasis kompetensi
- Masih tingginya tingkat kemiskinan di
IV-11 No Bidang Urusan Dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Interpretasi Belum Tercapai (<) Sesuai (=) Melampaui (>) Permasalahan Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan
Bidang Urusan Dan Interpretasi Indikator Kinerja Belum Tercapai (<) No Permasalahan Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan Penyelenggaraan Sesuai (=) Pemerintah Daerah Melampaui (>)
Kabupaten Probolinggo (Tahun 2015=20,82%)
6 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
- Masih tingginya angka perkawinan usia anak Meningkatkan kesadaran keluarga -
6.1 Perlindungan anak Interprestasi Belum tercapai tentang pendewasaan usia perkawinan
Masih tingginya angka pekerja anak Meningkatkan kesadaran keluarga - - tentang pemenuhan hak anak
7 Pangan
Ketahanan Pangan Interprestasi Belum tercapai Masyarakat masih memiliki kecenderungan Peningkatan diversifikasi pangan kepada - -
7.1 Masyarakat bergantung pada satu bahan pangan pokok masyarakat yaitu beras
Belum maksimalnya distribusi dan akses Peningkatan sarana dan prasarana -
- pangan distribusi bahan pangan
- ketahanan pangan
Peningkatan infrastruktur di bidang
- budidaya tanaman pekarangan untuk budidaya tanaman secara optimal
- Belum dimaksimalkannya pekarangan untuk Kesadaran masyarakat akan pemanfaatan
8 Lingkungan Hidup
- Interprestasi Belum tercapai Terbatasnya sumber daya alam, disamping Meningkatnya kesadaran masyarakat,
- Kelestarian lingkungan
8.1 ketersediaannya yang tidak merata, sedangkan dunia usaha dan instansi terkait untuk pemanfaatan cenderung meningkat. menjaga kelestarian fungsi lingkungan
- Kesadaran tentang pentingnya kelestarian
hidup
- fungsi lingkungan hidup yang masih perlu
Pemulihan kualitas lingkungan hidup, ditingkatkan. meliputi Penyelamatan sumber mata air
- Meningkatnya aktivitas usaha dan/atau dan Pemulihan ekosistem pantai.
IV-12
Bidang Urusan Dan Interpretasi Indikator Kinerja Belum Tercapai (<) No Permasalahan Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan Penyelenggaraan Sesuai (=) Pemerintah Daerah Melampaui (>)
kegiatan. Pengembangan kapasitas kelembagaan - Kurangnya kesadaran dan ketaatan pengelola lingkungan hidup, melalui
- pemrakarsa usaha dan/atau penambangan Peningkatan kualitas SDM aparatur, BGGC yang mengakibatkan terjadinya Pembinaan perusahaan dan Pembinaan kerusakan lahan. kepada masyarakat.
- kerusakan lahan untuk produksi biomassa.
Belum tersedianya informasi tentang status
- Memiliki kawasan rawan bencana, antara lain kawasan rawan bencana erupsi gunung berapi, longsor, sejumlah kecamatan yang rawan bencana banjir, abrasi laut dan angin ribut
Peningkatan emisi gas Interprestasi Belum tercapai laju pertumbuhan penduduk dan aktivitas mengendalikan pemanfaatan sumber-
8.2 usaha mengakibatkan tingginya emisi gas sumber energi dan mengoptimalkan rumah kaca rumah kaca (target 2020 harus mencapai sumber energi terbarukan 134.125 ton CO2 e)
Interprestasi Belum tercapai rendahnya indeks kualitas air akibat pengendalian pencemaran air sungai
- Pencemaran limbah
8.3 pencemaran limbah domestik peningkatan peran serta dan kesadaran
- domestik
masyarakat dalam mengelola kualitas air sungai
9 Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Pemahaman masyarakat akan pentingnya Meningkatkan sosialisasi kepada
9.1 Kepemilikan dokumen Interprestasi Belum tercapai dokumen Kependudukan masih rendah masyarakat tentang pentingnya Dokumen kependudukan
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
10 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
IV-13
- Terbatasnya sumberdaya manusia yang trampil dan profesional
- Peningkatan sumberdaya manusia di bidang komunikasi dan informasi
- Belum optimalnya pengembangan aplikasi TIK
- Mengoptimalkan pengembangan aplikasi
IV-14 No Bidang Urusan Dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Interpretasi Belum Tercapai (<) Sesuai (=) Melampaui (>) Permasalahan Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan
10.1 Kelembagaan Masyarakat di Desa
Interprestasi Belum tercapai Lembaga masyarakat di desa belum berkembang optimal dan masih tergantung pada figur pimpinan
Jumlah lembaga di desa cukup banyak
11 Perhubungan
11.1 SDM bidang Perhubungan Interprestasi Belum tercapai Kurangnnya Pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan transportasi formasi untuk rekruitmen pegawai yang berlatar belakang transportasi dan diadakannya Pusdiklat Perhubungan darat
11.2 Sarana prasarana dan teknologi Interprestasi Belum tercapai terbatasnnya ketersediaan sarana prasarana dan teknologi
Penyediaannya sarpras yang lebih baik dan serta pengembangan website,aplikasi pendukung sebagai teknologi untuk penyebar luasan pelayanan lebih baik lagi
11.3 Kedisiplinan masyarakat dalam berlalu lintas Interprestasi Belum tercapai Kurang pahamnnya masyarakat tentang fungsi dan manfaat rambu lalu lintas dan perlengkapan jalan sosialisasi lalu lintas dan angkutan jalan kepada masyarakat agar lebih bisa memahami lebih baik lagi
12 Komunikasi dan Informatika
12.1 Komunikasi dan Informatika Interprestasi Belum tercapai
TIK
13 Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Bidang Urusan Dan Interpretasi Indikator Kinerja Belum Tercapai (<) No Permasalahan Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan Penyelenggaraan Sesuai (=) Pemerintah Daerah Melampaui (>)
13.1 UKM Interprestasi Belum tercapai Terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan Menumbuh kembangkan jiwa -
- pengelolaanKelembagaan dan usaha Koperasi berwirausaha yang handal, tangguh dan dan UKM. mandiri.
- Meningkatnya volume usaha dan
- Masih lemahnya hubungan kemitraan antara
Pengusaha Besar dengan Koperasi dan UKM. pendapatan Koperasi, LKM, Usaha Mikro Kurangnya jaringan pemasaran hasil produk dan Usaha Kecil Menengah.
- Koperasi dan Usaha Kecil & Menengah -
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo (Tahun 2015 sebesar 4,76%) menurun dari angka 4,9% pada tahun 2014
14 Kepemudaan dan Olahraga
Interprestasi Belum tercapai Terbatasnya data dan informasi tentang Pendataan potensi organisasi
14.1 Prosentase pemuda organisasi kepemudaan dan data pemuda keolahragaan maupun organisasi berprestasi pada umumnya kepemudaan agar didapatkan data yang valid
Interprestasi Belum tercapai Masih terbatasnya sarana dan prasarana Kebutuhan sarana dan prasarana
14.2 Prosentase atlet berprestasi olahraga serta kesejahteraan bagi olahraga yang memadai baik jumlah olahragawan berprestasi maupun mutunya terpenuhi
15 Statistik
Interprestasi Belum tercapai Belum optimalnya data statistik yang Mengoptimalkan data statistik yang ada
15.1 Statistik dipublikasikan BPS
16 Persandian
Interprestasi Belum tercapai Kurang optimalnya pengamanan informasi Mengoptimalkan pengamanan server
16.1 Persandian
IV-15
IV-16 No Bidang Urusan Dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Interpretasi Belum Tercapai (<) Sesuai (=) Melampaui (>) Permasalahan Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan
Produktivitas masih rendah terutama pada budidaya perikanan yang dikelola secara tradisional
Masih adanya pelanggaran hukum dan peraturan bidang perikanan Peningkatan kesadaran pelaku usaha perikanan serta penegakan hukum dalam pendayagunaan sumberdaya ikan belum optimalnya kapasitas produksi dan efisiensi hasil penangkapan ikan dalam usaha
Menurunnya kualitas sumber daya perikanan dan ekosistem pesisir Peningkatan pengelolaan kawasan perairan dan pesisir
18.2 Produksi Perikanan Tangkap Interprestasi Belum tercapai
Pengembangan sistem perbenihan perikanan budidaya
Penataan kawasan budidaya perikanan dan peningkatan infrastruktur Ketersediaan induk dan benih ikan belum optimal
Infrastruktur kawasan budidaya perikanan belum memadai, seperti kondisi jaringan irigasi / saluran tambak dan jalan produksi
Pengembangan sitem kesehatan ikan dan lingkungan serta Penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB)
Penerapan dan disseminasi teknologi anjuran budidaya perikanan Tingginya kematian ikan akibat hama dan penyakit ikan
Budidaya Interprestasi Belum tercapai
17 Kebudayaan
18.1 Jumlah Produksi Perikanan
18 Perikanan
Kebutuhan sarana dan prasarana seni budaya yang memadai baik jumlah maupun mutunya terpenuhi
Belum maksimalnya dukungan yang dilakukan terhadap kelompok seni budaya yang ada, baik berupa pembinaan, wadah untuk mengapresiasikan seni budaya daerah, serta sarana prasarana seni budaya
17.2 Jumlah penyelenggaraan festival seni budaya Interprestasi Belum tercapai
Peningkatan pembinaan terhadap sanggar seni budaya yang ada
Kurangnya upaya dari sanggar seni budaya yang ada untuk mendapatkan legalitas hukum terkait dengan sertifikasi sanggar tersebut
17.1 Jumlah kelompok seni budaya yang dibina Interprestasi Belum tercapai
Penerapan dan peningkatan teknologi perikanan tangkap Jumlah diversifikasi dan kualitas produk hasil perikanan masih belum optimal Optimalisi pengolahan hasil perikanan
- Terbatasnya minat investor untuk pengembangan pariwisata.
- Terpantaunya kegiatan pariwisata daerah dan makin dikenalnya potensi wisata yang ada di Kabupaten Probolinggo -
- Kurangnya peran serta masyarakan di sekitar objek dan daya tarik wisata.
- Terbatasnya sarana dan prasarana di Obyek Daerah Tujuan Wisata (ODTW).
- Belum optimalnya koordinasi keterpaduan antara pemerintah dan masyarakat.
- Terjadinya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Probolinggo.
- Rendahnya kualitas SDM pada bidang pariwisata dan kurangnya peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata.
- Terjadinya peningkatan jumlah penerimaan pendapatan daerah dari obyek-obyek wisata di Kabupaten Probolinggo
- Terbatasnya sarana dan prasarana yang biasa menunjang pengembangan destinasi pariwisata (Obyek-obyek pariwisata).
IV-17 No Bidang Urusan Dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Interpretasi Belum Tercapai (<) Sesuai (=) Melampaui (>) Permasalahan Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan
penangkapan ikan
18.3 Jumah Produksi Pengolahan Interprestasi Belum tercapai
Lemahnya sistem logistik dan pemasaran produk hasil perikanan Peningkatan sistem logistik dan promosi hasil perikanan
18.4 Produktivitas Usaha Garam
Rakyat Interprestasi Belum tercapai
Belum optimalnya produktivitas dan mutu garam rakyat Penggunaan teknologi produksi garam rakyat
18.5 Prosentase kelompok usaha
perikanan ddan kelautan yang meningkat kelasnya menjadi madya
Interprestasi Belum tercapai kurangnya kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia kelompok pelaku usaha perikanan
Pengembangan kapasitas pelaku usaha perikanan.
19 Pariwisata
19.1 Pariwisata Interprestasi Belum tercapai
Terpeliharanya dan tertatanya sarana dan prasarana objek wisata sesuai dengan fungsinya.
Bidang Urusan Dan Interpretasi Indikator Kinerja Belum Tercapai (<) No Permasalahan Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan Penyelenggaraan Sesuai (=) Pemerintah Daerah Melampaui (>)
20 Pertanian
20.1 Peningkatan Produksi Interprestasi Belum tercapai Masih banyak lahan pertanian di Kabupaten Peningkatan produksi pada tanaman -
- Probolinggo yang tadah hujan, sehingga untuk pangan dan hortikultura
Tanaman Pertanian upaya peningkatan rata-rata produksi dan Peningkatan produksi tanaman utama, - produktivitas masih terbatas yaitu tanaman padi dan jagung
Dampak perubahan iklim (DPI) dan bencana - alam yang masih sering terjadi sehingga mengancam produksi pertanian
- petani beralih pada tanaman lain yang lebih menguntungkan.
Terjadi penurunan luas tanam kedelai karena
Fluktuasi harga komoditi yang tinggi, pada - musim panen raya terjadi harga jual yang rendah dan tidak musim panen raya terjadi harga jual yang tinggi
- Petani masih mendapati persoalan ketersediaan sarana produksi (pupuk) yang tidak tepat waktu dan harga
- mengalami permasalahan pemasaran
Petani/pelaku usaha pertanian sering
- Kelembagaan petani masih lemah belum bisa menjadi andalan petani untuk menaikkan posisi tawar (bargaining position)
- Kepemilikan lahan oleh petaniyang luas rata- rata kurang dari ½ hektar, sehinga hal ini membuat usaha tani sulit untuk menjadi usaha yang layak
- 20.2 Peternakan Interprestasi Belum tercapai Cakupan Pelayanan Kesehatan hewan dan IB Jumlah Petugas dan Kapasitas SDM
- yang Kurang Optimal Petugas keswan dan IB
IV-18
Bidang Urusan Dan Interpretasi Indikator Kinerja Belum Tercapai (<) No Permasalahan Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan Penyelenggaraan Sesuai (=) Pemerintah Daerah Melampaui (>)
20.3 Jumlah Populasi Ternak Interprestasi Belum tercapai Masih banyaknya pemotongan ternak di luar Penerapan undang- undang no.18 tahun - - RPH
2009 bab VI bagian kesatu pasal 61 tentang pemotongan hewan yang dagingnya diedarkan harus dilakukan di RPH
Kurangnya kesadaran masyarakat terkait Penerapan undang-undang no.41 tahun - - dengan pemotongan ternak betina produktif 2014 pasal 18 ayat 2 tentang Pelarangan bahwa ternak ruminansia betina produktif dilarang di sembelih
- Meningkatkan ketersedian pakan dengan
Kurangnya ketersedian pakan ternak yang
- berkualitas memberikan bibit pakan ternak unggul
(rumput unggul)
- Masyarakat peternak yang masih trasdisional Tatalaksana beternak yang benar dan dalam budidaya ternak baik
20.4 Jumlah Produksi Ternak Interprestasi Belum tercapai Belum Optimalnya Pencegahan Penyakit Pedeteksian dini terhadap Penyakit Hewan Menular Hewan Menular
- Sarana dan prasarana RPH
Peningkatan Sarana dan prasarana RPH
- Lemahnya menejemen pemasaran untuk kerjasama lintas OPD terkait dengan produk peternakan pemasaran produk ternak
21 Energi dan Sumber Daya Mineral
21.1 Peningkatan Pengawasan Interprestasi Belum tercapai Masih terdapat penambang yang tidak memliki
- ijin penambang yang tidak memiliki ijin.
- Peningkatan pengawasan terhadap
terhadap pertambangan
21.2 Peningkatan penguatan Interprestasi Belum tercapai Masih terdapat Jumlah Keluarga yang belum Meningkatkan Akses Terhadap Jaringan
- Memiliki Akses Terhadap Jaringan Listrik. Dari Listrik.
kelembagaan pemanfaatan Jumlah Keluarga Kab. Probolinggo : (350.648) sedangkan dari jumlah Keluarga yang belum
IV-19
Bidang Urusan Dan Interpretasi Indikator Kinerja Belum Tercapai (<) No Permasalahan Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan Penyelenggaraan Sesuai (=) Pemerintah Daerah Melampaui (>)
energi terbarukan Memiliki Akses Terhadap Jaringan Listrik (14.582) dalam prosentase yang belum terakses terhadap jaringan listrik (0,042 %)
22 Perdagangan
22.1 Peningkatan Pertumbuhan Interprestasi Belum tercapai Terbatasnya akses ke sumber daya produktif Peningkatan akses terhadap sumberdaya produktif, terutama teknologi, Sektor Perdagangan informasi dan Pasar
- Masalah Penataan Pedagang Kaki Lima Peningkatan kedisiplinan Pengguna PKL.
- Kurang Kondusifnya Iklim Usaha Mengupayakan Fasilitasi Perdagangan baik secara regional maupun nasional
22.2 Peningkatan Pertumbuhan Interprestasi Belum tercapai Tinggi Rendahnya Pertumbuhan Nilai Termonitoringnya Nilai Perdagangan Perdagangan
Nilai Perdagangan
23 Perindustrian
- Peningkatan Pertumbuhan Interprestasi Belum tercapai Kurang optimalnya pengelolaan IKM karena Peningkatan Pembinaan dan Pelatihan pertumbuhan IKM secara keseluruhan kab.
- 23.1
IKM Pengrajin dan IKM Olahan Mamin
IKM Probolinggo 2 589 pada Tahun 2016 dibandingkan 2.557 pada Tahun 2015 dengan peningkatan persentase 1,25 %
23.2 Peningkatan Pertumbuhan Interprestasi Belum tercapai Rendahnya Produktifitas Peningkatan produksi pada Industri Kecil Menengah
Produksi IKM
IV-20
4.2 ISU STRATEGIS Isu strategis dapat berasal dari permasalahan pembangunan maupun
yang berasal dari dunia international, kebijakan nasional maupun regional.
Berikut ini disajikan gambar terkait pendekatan strategis guna mengetahui isu-
isu strategis dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2013-
2018;
Gambar 4. 1 Pendekatan Isu-Isu Strategis
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa, pendekatan starategis yangdilakukan guna memperoleh isu-isu srategis dalam penyusunan RPJMD
Kabupaten Probolinggo Tahun 2013-2018 dengan melalui lima pendekatan
yang menekankan pada pembangunan berwawasan lingkungan. Hal ini penting
dalam upaya menjaga kesinambungan lingkungan dan pemerataan
pembangunan daerah.Sejalan dengan berbagai pendekatan diatas, sasaran dari pembangunan
di Kabupaten Probolinggo adalah (1) meningkatnya perekonomian daerah; (2)
meningkatnya daya saing daerah; (3) meningkatnya pengelolaan sumber daya
yang berkelanjutan; (4) meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang
berlandaskan nilai-nilai sosial dan agama, dan (5) meningkatkan
penyelenggaraan kepemerintahan yang baik dan bersih.Merujuk pada sasaran di atas, serta mengacu pada permasalahan
pembangunan sebagaimana diuraikan dalam Sub Bab 4.1, beberapa isu
strategis yang berpotensi besar mempengaruhi capaian sasaran pembangunan
di Kabupaten Probolinggo adalah:
Tabel 4. 3
Identifikasi Isu-Isu Strategis
Isu Strategis NoDinamika Kabupaten Dinamika Internasional Dinamika Nasional Dinamika Jawa Timur Probolinggo 1.
Penanggulangan Kemiskinan : Masih tingginya tingkat Kemiskinan, Tingkat kemiskinan dan MDG’s :
Kemiskinan dan Kelaparan masih belum berkembangnya iklim usaha kesenjangan dan pengangguran, tingkat pengangguran Pendidikan dasar untuk semua yang kondusif di daerah, sehingga belum terjadi penurunan
Kesetaraan gender dan mampu menarik investasi lokal serta belum meskipun angkanya masih perempuan meluasnya budaya usaha di masyarakat, tinggi;
Angka kematian anak yang berakibat pada belum optimalnya Kesehatan ibu kesempatan usaha ekonomi untuk Memerangi HIV, AIDS, malaria peningkatan pendapatan dan daya beli di serta penyakit lainnya daerah; Kelestarian Lingkungan masih kurang efektifnya penyelenggaraan Mengembangkan kemitraan global bantuan dan jaminan sosial, dan masih untuk pembangunan terbatasnya jumlah dan kapasitas sumber daya manusia, seperti tenaga lapangan yang terdidik dan terlatih serta memiliki kemampuan dalam penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial;
tingkat pemenuhan beberapa kebutuhan dasar (indikator kemiskinan non pendapatan) misalnya pada kecukupan pangan (kalori), layanan kesehatan, air bersih dan sanitasi masih rendah, dan cukup timpang antar golongan pendapatan;
pemenuhan hak dasar terutama bagi masyarakat miskin dan termarjinalkan perlu diperluas agar pembangunan semakin inklusif dan berkeadilan;
masih banyaknya rumah tangga yang
IV-23
IV-24 No Isu Strategis Dinamika Internasional Dinamika Nasional Dinamika Jawa Timur Dinamika Kabupaten Probolinggo
Nilai tambah produk pertanian masih kurang, sehingga perlu dikembangkan dengan didukung sektor lainnya, khususnya peningkatan mutu produksi, akses pemasaran dan modal;