022 357 367 Proseding Buru Selatan
Buku 2 : Bidang Mineral
PROSPEKSI MINERAL LOGAM
DI KABUPATEN BURU SELATAN, PROVINSI MALUKU
Franklin
Kelompok Program Penelitian Mineral
SARI
Kabupaten Buru/Buru Selatan merupakan salah satu kawasan di luar Busur Banda (jalur
gunung api) dengan formasi geologi bervariasi antara batuan sedimen dan metamorfik. Satuan
litostratigrafi Kabupaten Buru Selatan disusun oleh batuan metamorfosa/malihan regional
dinamotermal yang berumur Pra Tersier (Permo) yang ditutup oleh batuan sedimen baik selaras
maupun tidak selaras di atasnya serta batuan terobosan/intrusi yang memotong batuan
metamorfosa dan batuan sedimen di atasnya. Adanya poros lipatan (antiklin dan sinklin) dan
tekanan gaya kompresional menyebabkan terjadinya sesar normal/turun tensional dan
pasangannya (shear fault) ditambah dengan tingkat rekahan yang sangat intensif diharapkan
menjadi faktor pengontrol adanya pembentukan minerali di wilayah ini. Indikasi pemineralan
berdasarkan hasil analisis kimia terhadap conto batuan menunjukkan di daerah Waemese
emas 6 gr/ton, As 2,6 gr/ton dan Hg 5,7 gr/ton. Conto lainnya Au 0,41 gr/ton, As 1,3 gr/ton dan
Hg 0,3 gr/ton. Angka ini cukup berarti dan logam yang terkandung berasal dari batuan yang
bersifat hydrous Iron Oxyde yang sifat pemineralannya adalah pengisian pada retakanretakannya yang telah mengalami ubahahan. Conto batuan ini singkapannya cukup luas dan
berdasarkan hasil analisis kimia didukung oleh hasil analisis mineragrafi untuk sementara
daerah tersebut diperkirakan zona prospek untuk diteliti lebih lanjut
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
357
Buku 2 : Bidang Mineral
Non
PENDAHULUAN
Magmatik
dari
Lingkaran
Sirkum
Pasifik. Oleh karena itu Kabupaten Buru
Berdasarkan hasil penyelidikan terdahulu
Selatan dapat dikelompokkan ke dalam
(PT.
beberapa
Nusa
Namrole
Mining,
1988)
ditemukan anomali geokimia Cu, Pb, Zn Au
dan Hg dan emas dalam konsentrat dulang
satuan
geomorfologi
seperti
berikut (Gambar 1 dan Foto 1)
•
Satuan
geomorfologi
pegunungan
di beberapa aliran sungai di P. Buru bagian
lipatan
selatan dan laporan dari pemetaan yang
wilayah bagian tengah Kepulauan Buru;
telah dilakukan di Pulau Buru, bahan galian
yang
ditemukan
batugamping,
yaitu
batulempung
•
mangan,
dan
bahan
bangunan. Mangan ditemukan di utara
patahan
Satuan
yang
geomorfologi
menempati
punggungan
homoklin yang meliputi wilayah bagian
•
utara dan selatan Kepulauan Buru;
Satuan
geomorfologi
lembah
dan
Kampung Waturen (Tanjung Ftulat) berupa
bantaran sungai yang mengikuti lembah
lapisan
sungai-sungai
tipis
setebal
5
cm
dalam
batugamping pada Formasi Kuma. Untuk
besar
juga
menjadi
wilayah permukiman
mengetahui potensi serta kemungkinan
ditemukannya lokasi mineralisasi logam
Stratigrafi
berdasarkan data awal tersebut, maka
Berdasarkan hasil survey di lapangan
Pusat Sumber Daya Geologi melaksanakan
daerah penyelidikan disusun oleh jenis
kegiatan
batuan sebagai berikut.
prospeksi
mineral
logam
di
Kabupaten Buru Selatan, Provinsi Maluku
pada tahun anggaran 2009.
Formasi Wahlua (Pzw), batuan malihan
derajat menengah, berfasies dari sekis
Secara
administrasi
wilayah
prospeksi
hijau sampai amfibolit bawah, filit, batupasir
berada pada Kabupaten Buru Selatan yang
metaarkosa,
ibukotanya
kuarsa bukan hasil magma (Foto 2). Di
Namrole,
Provinsi
Maluku
(Gambar 1) dengan luas ± 375.700 Ha.
kuarsit
dan
pualam,
urat
dalam sayatan tipis batuan ini holokristalin,
menunjukkan tekstur granoblastik, struktur
Koordinat geografis daerah penyelidikan ini
0
0
adalah 125 59’34” ~ 127 14’ 52” Bujur
0
0
foliasi/skistositi dan liniasi, berbutir halus
hingga
berukuran
0,5
mm,
bentuk
Timur dan -3 18’ 3” ~ -3 54’ 20” Lintang
xenoblast, disusun oleh mineral – mineral
Selatan.
kuarsa,
Geologi Daerah Penyelidikan
dan sedikit mineral opak serta zirkon.
Morfologi
Kuarsa, tak berwarna, berukuran hingga
Kondisi
Geomorfologi
Kabupaten
Buru
muskovit/serisit,
tremolit-aktinolit
0,5 mm, bentuk butir xenoblast, hubungan
Selatan dan pulau-pulau kecil lainnya yang
antar
termasuk
menunjukkan pemadaman bergelombang,
ke
dalam
Kabupaten
Buru
butirnya
Selatan dikontrol oleh geologi regional
sebagian
Provinsi
Muskovit/serisit,
Maluku
yang
wilayahnya
besar
saling
kuarsa
tak
bertautan,
mengelompok.
berwarna,
berbutir
merupakan ujung barat Busur Kepulauan
358
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
sangat halus hingga berukuran 0,1 mm,
Formasi
terdapat
batuserpih, serpentinit, batulanau, rijang,
mengelompok
liniasi/foliasi
dan
membentuk
perulangan
dengan
Dalan
(TRd),
metabatupasir,
napal dan konglomerat (Foto 5).
mineral-meral kuarsa, umumnya berbentuk
Formasi Mefa (Jm), terdiri dari basal dan
tabular/xenoblast.
tufa yang dicirikan oleh adanya lava
berstruktur bantal dan terobosan diabas
Formasi Rana (Pzr), filit, batu sabak,
metaarkosa, metagrewake dan pualam,
Di
urat kuarsa (Foto 3). Di dalam sayatan tipis
menunjukkan tekstur porfiritik, intersertal
batuan ini menunjukkan tekstur klastik,
dan intergranular, berbutir halus hingga
berbutir halus hingga berukuran 0,3 mm,
berukuran
kemas terbuka, terpilah buruk, menyudut
subhedral, disusun oleh relik-relik fenokris
tanggung-membundar,
sedikit
plagioklas dan piroksen di dalam masa
berongga/sarang, terdiri dari fragmen –
dasar mikrolit plagioklas, mikrogranular
fragmen
piroksen, mineral opak, sedikit gelas dan
fosil
didalam
masadasar
dalam
sayatan
5
mm,
tipis
bentuk
batuan
ini
anhedral –
mikrokristalin karbonat. Pada beberapa
mineral-mineral
bagian tampak mineral kalsit yang mengisi
karbonat
rekahan – rakahan membentuk urat-urat
halus, terdapat xenoliths batuan kuarsit.
halus
sedangkan
Piroksen, sebagai fenokris dan masa dasar,
mineral opak terdapat menyebar. Fragmen
berwarna hijau pucat, berbutir sangat halus
Fosil, berukuran hingga 0,3 mm, sebagian
hingga berukuran 2,5 mm, bentuk anhedral-
besar fosil nampak utuh dan sebagian
subhedral, beberapa individu berbentuk
berupa
yang
euhedral, sedikit pleokroisme, membentuk
menyudut, jenis fosil foriminifera, disusun
tekstur intergranular dengan butiran –
oleh mikrokristalin kalsit yang berwarna
butiran halus plagioklas dan mineral opak,
terang,
sebagian piroksen terubah kuat ke tremolit-
yang
berpotongan,
pecahan
sebagian
–
lagi
pecahan
nampak
kusam
sekunder,
nampak
sedangkan
membentuk
urat-urat
hingga mendekati opak. Mineral opak,
aktinolit-klorit.
berwarna hitam kecoklatan, berbutir sangat
hitam, kedap cahaya, berbutir sangat halus,
halus, kedap cahaya, terdapat menyebar
bentuk anhedral, tersebar merata didalam
dalam jumlah sangat sedikit (trace). Masa
masa dasar, bersama mikrolit plagioklas
dasar terdiri dari mikrokristalin karbonat dan
dan gelas, berwarna coklat pucat, tampak
fragmen – fragmen fosil berbutir halus, tak
isotrop. Kuarsit, sebagai xenolit, berukuran
berwarna, agak kusam, selain itu terdapat
hingga 5 mm, tak berwarna, disusun oleh
urat halus kalsit yang saling berpotongan.
mikrogranular
Mineral
kuarsa,
Opak,
berwarna
hubungan
antar
butirnya saling bertautan, menunjukkan
Formasi
Ghegan
(TRg),
batugamping
pemadaman bergelombang, disertai sedikit
dolomit, kalkareus dan serpih serta napal,
karbonat terutama mengisi rekahan antar
serpih umumnya berbitumen (Foto 4).
butir.
Mikrolit
plagioklas,
sebagai
masadasar, tak berwarna, berbutir sangat
halus, berbentuk anhedral – subhedral,
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
359
Buku 2 : Bidang Mineral
menunjukkan kembar karlsbad, tersebar
menyudut,
bersama piroksen, mineral opak, karbonat,
sebagian mengisi rekahan dan membentuk
gelas, membentuk tektur intergranular dan
masa dasar, mengalami oksidasi menjadi
intersertal.
oksida besi. Masa dasar, terdiri dari serisit,
tidak
Formasi
Kuma
konglomerat
(MTk),
dicirikan
aneka
bahan
kedap
berwarna,
cahaya,
berupa
tersebar,
agregat-agegat
oleh
halus berserabut, mengisi celah-celah antar
yang
mineral,
komponennya berasal dari batuan Trias
bercampur
dengan
mikrogranular/mikrokristalin kuarsa.
tersebut.
Formasi Wakatin (Tmw), terdiri dari batuan
Formasi Waeken (Tomw), terdiri dari napal,
gunungapi
napal
sisipan grewake.
pasiran
dan
kalsilutit.
Napal
bersusunan
andesit
dengan
batuan
klastika
merupakan unsur utama satuan, berlapis
tebal. Di dalam sayatan tipis batuan ini
Formasi
Hotong(Tmh),
telah
turbidit
seperti
mengalami
deformasi
kataklastik,
batupasir
serpihan,
menunjukkan tekstur porphyroclasts dan
batulempung, batulanau dan batugamping
foliasi, berbutir halus hingga berukuran 1
konglomeratan.
mm, bentuk butir menyudut, disusun oleh
fragmen – fragmen kuarsa dan urat kuarsa
Formasi Ftau (Tmfv), terdiri dari batuan
dengan sedikit garnet didalam masa dasar
gunungapi
serisit-klorit-mikrogranular kuarsa, selain itu
sisipan grewake (Foto 11).
bersusunan
andesit
dengan
terdapat mineral opak/oksida besi mengisi
rekahan-rekahan
halus
dan
tersebar.
Formasi Leko (Tpl), terdiri dari batuan
Tampak urat kuarsa memotong masa
klastika laut dangkal seperti, konglomerat,
batuan. Kuarsa, terdapat sebagai fragmen,
batupasir dan batugamping (Foto 12).
sebagian membentuk urat/mengisi ronggarongga dan tersebar membentuk masa
Batuan
dasar
terobosan andesit biotit. Satuan ini tidak
berupa
mikrokristalin,
mineral
tidak
mikrogranular/
berwarna,
berbutir
Gunungapi
Ambalau
(Tpa),
tersingkap di daerah penelitian.
halus hingga berukuran 1 mm, bentuk butir
Undak Pantai (Ql), terdiri dari kerikil,
menyudut, menunjukkan foliasi/liniasi dan
kerakal, pasir, lumpur dan batugamping
pemadaman bergelombang, setempat antar
terumbu .
butiranya saling bertautan, bagian tepi
mineralnya
tampak
bergerigi.
Garnet,
Batugamping Terumbu (Qt), berwarna putih
sebagai fragmen, berwarna coklat pucat,
dan
berukuran 0,5 mm, bentuk butir menyudut,
kembali,
retak-retak halus diisi kuarsa, menunjukkan
melimpah.(Foto 14).
kelabu
koral
sebahagian
melimpah
menghablur
juga
koral
relief tinggi, tampak isotrop. Mineral Opak,
berwarna hitam kecoklatan, berbutir halus
hingga berukuran 0,1 mm, bentuk butir
360
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Aluvium (Qa), terdiri dari, kerikil, kerakal,
memotong batuan metamorfosa dan batuan
pasir lumpur dan lempung. Umumnya
sedimen di atasnya. Adanya poros lipatan
tersebar di sekitar pantai (Foto 15).
(antiklin dan sinklin) dan tekanan gaya
kompresional
menyebabkan
normal/turun
terjadinya
Struktur
sesar
tensional
Poros lipatan (antiklin dan sinklin) yang
pasangannya
berarah baratlaut – tenggara menunjukkan
dengan
bahwa tekanan gaya kompresional berasal
intensif
dari timurlaut – baratdaya untuk batuan
pengontrol adanya pembentukan minerali di
yang berumur Pra Tersier. Kemudian pada
wilayah ini. Hasil penyelidikan lapangan di
Tersier pola arah umum perlipatan menjadi
daerah prospeksi ini tidak menemukan
timur – barat, yang berarti bahwa arah gaya
adanya batuan terobosan yang diharapkan
kompresional berarah utara – selatan, hal
menjadi sumber atau tempat kedudukan
ini menunjukkan adanya rotasi dari Pra
mineralisasi. Di lokasi Tanjung Patbana –
Tersier ke Tersier.
Waisama ditemukan urat kuarsa yang
(shear
tingkat.
fault)
rekahan
diharapkan
dan
ditambah
yang
sangat
menjadi
faktor
mengandung oksida/sulfida besi dan pada
Di desa Lena, dijumpai sekis dan filit yang
zona metamorf ditemukan pirt-pirit halus.
tersesarkan
Mineral-mineral
terbentuk
dan
urat
pada
bidang
foliasi
kuarsa
namun
tidak
termineralisasi
disebabkan
tersebut
oleh
diduga
adanya
bukan
aktivitas
hidrotermal. Pada batuan sekis dan filit
yang terkena tektonik terbentuk urat-urat
Di
hulu
Sungai
Waitina
Kecamatan
kuarsa namun tidak mengandung mineral
Namrole ditemukan juga gejala perlipatan
dan juga terbentuk milonitisasi berupa
dan pensesaran pada sekis namun tidak
lempung, indikasi ini dijumpai di Namrole.
ditemuka adanya urat-urat kuarsa yang
Di Leksula tidak ditemukan batuan yang
terbentuk.
termineralisasi dan daerah ini umumnya
didominasi oleh batuan sedimen.
Potensi Bahan Galian Logam Kabupaten
Buru Selatan
Indikasi pemineralan berdasarkan hasil
Kabupaten Buru/Buru Selatan merupakan
analisis kimia terhadap 17 conto batuan
salah satu kawasan di luar Busur Banda
menunjukkan di daerah Waemese pada
(jalur gunung api) dengan formasi geologi
conto (BSW 30 Ra) mengandung emas 6
bervariasi antara batuan sedimen dan
gr/ton, As 2,6 gr/ton dan Hg 5,7 gr/ton.
metamorfik. Satuan litostratigrafi Kabupaten
Conto lainnya BSW 30 Rd Au 0,41 gr/ton,
Buru
batuan
As 1,3 gr/ton dan Hg 0,3 gr/ton. Angka ini
regional
cukup berarti dan logam yang terkandung
dinamotermal yang berumur Pra Tersier
berasal dari batuan yang bersifat hydrous
(Permo) yang ditutup oleh batuan sedimen
Iron Oxyde yang sifat pemineralannya
baik selaras maupun tidak selaras di
adalah pengisian pada retakan-retakannya
atasnya serta batuan terobosan/intrusi yang
yang telah mengalami ubahahan. Conto
Selatan
metamorfosa/
disusun
malihan
oleh
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
361
Buku 2 : Bidang Mineral
batuan ini singkapannya cukup luas dan
Dengan
berdasarkan hasil analisis kimia didukung
analisis
oleh
dilakukan
hasil
analisis
mineragrafi
untuk
demikian
kimia
dan
terhadap
berdasarkan
hasil
fisika
yang
telah
conto-conto
yang
sementara daerah tersebut diperkirakan
diperoleh di lapangan serta uraiannya
zona prospek untuk diteliti lebih lanjut.
dapat disimpulkan bahwa daerah prospeksi
Berdasarkan indikasi 30 conto endapan
Kabupaten Buru Selatan ini, bahan galian
sungai aktif yang telah di analisis di derah
logam yang relatif memiliki prospek yaitu di
prospeksi, nilai kandungan logam tertinggi
daerah Waemese.
Cu 41ppm, Pb 42 ppm, Zn 99 ppm, Mn 859
ppm, Fe 3,51%, Au 56 ppb, Ag 39 ppm, As
PEMBAHASAN
14 ppm, Sb 92 ppm dan Hg 178 ppm serta
Ti 0,64%. Angka-angka tersebut tidak
Interpretasi Model Endapan
terakumulasi pada satu zona/titik dan atau
Dari
pada satu cekungan dengan demikian sulit
didukung oleh hasil analisis laboratorium,
untuk
daerah
model endapan yang terjadi di daerah
prospeksi ini merupakan zona anomali
prospeksi ini diperkirakan berasal dari
logam atau tidak.
suatu terobosan yang membawa larutan
memastikan
apakah
hasil
penyelidikan
lapangan
dan
hidrotermal naik melalui jalur patahan yang
Hasil conto 12 konsentrat dulang yang
memotong batuan metasedimen kemudian
dianalisis kimia menunjukkan ada beberapa
pada temperatur dan kedalaman tertentu
titik penyontoan yang nilai kandungan
larutan
logamnya cukup berarti seperti di daerah
logam-logam tertentu sementara larutan
Namrole
yang
sisa terus naik kepermukaan membentuk
kandungan emasnya 0,64 gr/ton, Ag 4 ppp
urat-urat kuarsa. Gambaran interpretasi
dan As 160 ppm. Daerah lainnya yaitu di
tersebut dapat dilihat pada gambar 8.
(conto
Waemese
(conto
BSN
BSW
021P)
025P)
tersebut
terendapkan
bersama
yang
kandungan emasnya 0,57 gr/ton, Ag 1 ppm,
KESIMPULAN DAN SARAN
As 4 ppm dan Sb 2 ppm. Hasil analisis ini
mendukung hasil analisis kimia batuan
Berdasarkan hasil analisis kimia terhadap
sebelumnya
conto
yang
menyatakan
bahwa
batuan
menunjukkan
Indikasi
daerah waemese diperkiraan adalah zona
pemineralan di daerah Waemese emas 6
prospek.
gr/ton, As 2,6 gr/ton dan Hg 5,7 gr/ton.
Conto lainnya Au 0,41 gr/ton, As 1,3 gr/ton
Dari 29 conto pendulangan mineral berat,
dan Hg 0,3 gr/ton. Angka ini cukup berarti
hanya satu conto yang memperlihatkan
dan logam yang terkandung berasal dari
hadirnya butiran emas (1 VFC) yaitu di
batuan yang bersifat hydrous Iron Oxyde
daerah Waemese (conto BSW 034P).
yang
Indikasi ini juga mendukung dugaan bahwa
pengisian pada retakan-retakannya yang
daerah
telah mengalami ubahan. Conto batuan ini
prospek.
362
Waemese
merupakan
zona
sifat
pemineralannya
adalah
singkapannya cukup luas dan berdasarkan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
hasil analisis kimia didukung oleh hasil
dapat disimpulkan bahwa daerah prospeksi
analisis
sementara
Kabupaten Buru Selatan ini, bahan galian
daerah tersebut diperkirakan zona prospek
logam yang relatif memiliki prospek yaitu di
untuk
daerah Waemese.
mineragrafi
diteliti lebih
untuk
lanjut.
Berdasarkan
indikasi conto endapan sungai aktif yang
telah di analisis di derah prospeksi, nilai
Berdasarkan hasil penyelidikan ini, maka
kandungan logam tertinggi Cu 41ppm, Pb
daerah prospeksi Kabupaten Buru Selatan
42 ppm, Zn 99 ppm, Mn 859 ppm, Fe
terutama daerah Waemese perlu dilakukan
3,51%, Au 56 ppb, Ag 39 ppm, As 14 ppm,
kegiatan eksplorasi.
Sb 92 ppm dan Hg 178 ppm serta Ti
0,64%.
Angka-angka
tidak
Melihat kondisi geologi dan sebaran litologi
terakumulasi pada satu zona/titik dan atau
di Kabupaten Buru Selatan ini, maka
pada satu cekungan dengan demikian sulit
disarankan juga untuk diselidiki potensi
untuk
bahan galian non logam (bahan galian
memastikan
tersebut
apakah
daerah
prospeksi ini merupakan zona anomali
industri).
logam atau tidak.
melimpahnya material batuan gamping,
dolomit,
Hasil
conto
konsentrat
dulang
yang
dianalisis kimia menunjukkan ada beberapa
Kondisi
sekis
dan
ini
didukung
material
oleh
rombakan
lainnya(sirtu) di hampir semua wilayah yang
diselidiki.
titik pemercontoan yang nilai kandungan
logamnya cukup berarti seperti di daerah
DAFTAR PUSTAKA
Namrole yang kandungan emasnya 0,64
gr/ton, Ag 4 ppp dan As 160 ppm. Daerah
Bemmelen, R.W.Van., 1949., The Geology
lainnya yaitu di Waemese yang kandungan
of Indonesia. Vol I. Martinus Nijhoff. The
emasnya 0,57 gr/ton, Ag 1 ppm, As 4 ppm
Hague.
dan Sb 2 ppm. Hasil analisis ini mendukung
hasil analisis kimia batuan sebelumnya
Biro Pusat Statistik., 2007, Maluku Dalam
yang menyatakan bahwa daerah Waemese
Angka.
diperkirakan adalah zona prospek. Dari
conto pendulangan mineral berat, hanya
Hamilton, W., 1979, Tectonics of the
satu conto yang memperlihatkan hadirnya
Indonesian
butiran emas (1 VFC) yaitu di daerah
Professional paper 1079, United States
Waemese. Indikasi ini juga mendukung
Government Printing Office, Washington
dugaan
bahwa
daerah
Region,
Geological
Survey
Waemese
merupakan zona prospek.
PT.
Nusa
Namrole
Mining,
1988
,Geological Report on The Ambon Contract
Dengan
analisis
dilakukan
demikian
kimia
dan
terhadap
berdasarkan
hasil
of Work Area, Report No. 805 – 8806, PT.
fisika
yang
telah
Nusa Namrole Mining, Jakarta
conto-conto
yang
diperoleh di lapangan serta uraiannya
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
363
Buku 2 : Bidang Mineral
Tjokrosapoetra, S., E. Rusmana, Sukardi &
A.Achdan., 1980, Geologic Map of Ambon
Quadrangle, Arsip Pus.Penel.Pengem.Geol
Tjokrosapoetra,
S.,
1982,
and
Geology
and
T.Budhitrisna.,
Tectonics
of
the
northern Banda Arc, GRDC. Bull.n. 6, pp. 1
-17
Tjokrosapoetra,
S.,
A.Achdan
&.
H.Z.
Abidin, 1988, Geologic Map of Masohi
Quadrangle, Ambon, scale 1 : 250,000.
Open file report. Map. Div. GRDC.
Usna,
I.,
S.
Tjokrosapoetra,
Wiryosujono.,
1979,
&
S.
Geological
Interpretation of a seismic reflection profile
across the Banda Sea between Wetar and
Buru Island. Geol. Res. And Dev. Centre,
Bull. N. 1, p. 7 – 15
364
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Gambar 1. Peta lokasi wilayah kegiatan prospeksi
Gambar 2. Peta Geomorfologi daerah Prospeksi
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
365
Buku 2 : Bidang Mineral
Gambar 3. Peta Lokasi pemercontoan Sedimen Sungai dan Konsentrat Dulang
366
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Gambar 5.13. Peta Geologi dan Zona Anomali Geokimia Unsur Logam Kabupaten Buru
Selatan, Provinsi Maluku
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
367
PROSPEKSI MINERAL LOGAM
DI KABUPATEN BURU SELATAN, PROVINSI MALUKU
Franklin
Kelompok Program Penelitian Mineral
SARI
Kabupaten Buru/Buru Selatan merupakan salah satu kawasan di luar Busur Banda (jalur
gunung api) dengan formasi geologi bervariasi antara batuan sedimen dan metamorfik. Satuan
litostratigrafi Kabupaten Buru Selatan disusun oleh batuan metamorfosa/malihan regional
dinamotermal yang berumur Pra Tersier (Permo) yang ditutup oleh batuan sedimen baik selaras
maupun tidak selaras di atasnya serta batuan terobosan/intrusi yang memotong batuan
metamorfosa dan batuan sedimen di atasnya. Adanya poros lipatan (antiklin dan sinklin) dan
tekanan gaya kompresional menyebabkan terjadinya sesar normal/turun tensional dan
pasangannya (shear fault) ditambah dengan tingkat rekahan yang sangat intensif diharapkan
menjadi faktor pengontrol adanya pembentukan minerali di wilayah ini. Indikasi pemineralan
berdasarkan hasil analisis kimia terhadap conto batuan menunjukkan di daerah Waemese
emas 6 gr/ton, As 2,6 gr/ton dan Hg 5,7 gr/ton. Conto lainnya Au 0,41 gr/ton, As 1,3 gr/ton dan
Hg 0,3 gr/ton. Angka ini cukup berarti dan logam yang terkandung berasal dari batuan yang
bersifat hydrous Iron Oxyde yang sifat pemineralannya adalah pengisian pada retakanretakannya yang telah mengalami ubahahan. Conto batuan ini singkapannya cukup luas dan
berdasarkan hasil analisis kimia didukung oleh hasil analisis mineragrafi untuk sementara
daerah tersebut diperkirakan zona prospek untuk diteliti lebih lanjut
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
357
Buku 2 : Bidang Mineral
Non
PENDAHULUAN
Magmatik
dari
Lingkaran
Sirkum
Pasifik. Oleh karena itu Kabupaten Buru
Berdasarkan hasil penyelidikan terdahulu
Selatan dapat dikelompokkan ke dalam
(PT.
beberapa
Nusa
Namrole
Mining,
1988)
ditemukan anomali geokimia Cu, Pb, Zn Au
dan Hg dan emas dalam konsentrat dulang
satuan
geomorfologi
seperti
berikut (Gambar 1 dan Foto 1)
•
Satuan
geomorfologi
pegunungan
di beberapa aliran sungai di P. Buru bagian
lipatan
selatan dan laporan dari pemetaan yang
wilayah bagian tengah Kepulauan Buru;
telah dilakukan di Pulau Buru, bahan galian
yang
ditemukan
batugamping,
yaitu
batulempung
•
mangan,
dan
bahan
bangunan. Mangan ditemukan di utara
patahan
Satuan
yang
geomorfologi
menempati
punggungan
homoklin yang meliputi wilayah bagian
•
utara dan selatan Kepulauan Buru;
Satuan
geomorfologi
lembah
dan
Kampung Waturen (Tanjung Ftulat) berupa
bantaran sungai yang mengikuti lembah
lapisan
sungai-sungai
tipis
setebal
5
cm
dalam
batugamping pada Formasi Kuma. Untuk
besar
juga
menjadi
wilayah permukiman
mengetahui potensi serta kemungkinan
ditemukannya lokasi mineralisasi logam
Stratigrafi
berdasarkan data awal tersebut, maka
Berdasarkan hasil survey di lapangan
Pusat Sumber Daya Geologi melaksanakan
daerah penyelidikan disusun oleh jenis
kegiatan
batuan sebagai berikut.
prospeksi
mineral
logam
di
Kabupaten Buru Selatan, Provinsi Maluku
pada tahun anggaran 2009.
Formasi Wahlua (Pzw), batuan malihan
derajat menengah, berfasies dari sekis
Secara
administrasi
wilayah
prospeksi
hijau sampai amfibolit bawah, filit, batupasir
berada pada Kabupaten Buru Selatan yang
metaarkosa,
ibukotanya
kuarsa bukan hasil magma (Foto 2). Di
Namrole,
Provinsi
Maluku
(Gambar 1) dengan luas ± 375.700 Ha.
kuarsit
dan
pualam,
urat
dalam sayatan tipis batuan ini holokristalin,
menunjukkan tekstur granoblastik, struktur
Koordinat geografis daerah penyelidikan ini
0
0
adalah 125 59’34” ~ 127 14’ 52” Bujur
0
0
foliasi/skistositi dan liniasi, berbutir halus
hingga
berukuran
0,5
mm,
bentuk
Timur dan -3 18’ 3” ~ -3 54’ 20” Lintang
xenoblast, disusun oleh mineral – mineral
Selatan.
kuarsa,
Geologi Daerah Penyelidikan
dan sedikit mineral opak serta zirkon.
Morfologi
Kuarsa, tak berwarna, berukuran hingga
Kondisi
Geomorfologi
Kabupaten
Buru
muskovit/serisit,
tremolit-aktinolit
0,5 mm, bentuk butir xenoblast, hubungan
Selatan dan pulau-pulau kecil lainnya yang
antar
termasuk
menunjukkan pemadaman bergelombang,
ke
dalam
Kabupaten
Buru
butirnya
Selatan dikontrol oleh geologi regional
sebagian
Provinsi
Muskovit/serisit,
Maluku
yang
wilayahnya
besar
saling
kuarsa
tak
bertautan,
mengelompok.
berwarna,
berbutir
merupakan ujung barat Busur Kepulauan
358
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
sangat halus hingga berukuran 0,1 mm,
Formasi
terdapat
batuserpih, serpentinit, batulanau, rijang,
mengelompok
liniasi/foliasi
dan
membentuk
perulangan
dengan
Dalan
(TRd),
metabatupasir,
napal dan konglomerat (Foto 5).
mineral-meral kuarsa, umumnya berbentuk
Formasi Mefa (Jm), terdiri dari basal dan
tabular/xenoblast.
tufa yang dicirikan oleh adanya lava
berstruktur bantal dan terobosan diabas
Formasi Rana (Pzr), filit, batu sabak,
metaarkosa, metagrewake dan pualam,
Di
urat kuarsa (Foto 3). Di dalam sayatan tipis
menunjukkan tekstur porfiritik, intersertal
batuan ini menunjukkan tekstur klastik,
dan intergranular, berbutir halus hingga
berbutir halus hingga berukuran 0,3 mm,
berukuran
kemas terbuka, terpilah buruk, menyudut
subhedral, disusun oleh relik-relik fenokris
tanggung-membundar,
sedikit
plagioklas dan piroksen di dalam masa
berongga/sarang, terdiri dari fragmen –
dasar mikrolit plagioklas, mikrogranular
fragmen
piroksen, mineral opak, sedikit gelas dan
fosil
didalam
masadasar
dalam
sayatan
5
mm,
tipis
bentuk
batuan
ini
anhedral –
mikrokristalin karbonat. Pada beberapa
mineral-mineral
bagian tampak mineral kalsit yang mengisi
karbonat
rekahan – rakahan membentuk urat-urat
halus, terdapat xenoliths batuan kuarsit.
halus
sedangkan
Piroksen, sebagai fenokris dan masa dasar,
mineral opak terdapat menyebar. Fragmen
berwarna hijau pucat, berbutir sangat halus
Fosil, berukuran hingga 0,3 mm, sebagian
hingga berukuran 2,5 mm, bentuk anhedral-
besar fosil nampak utuh dan sebagian
subhedral, beberapa individu berbentuk
berupa
yang
euhedral, sedikit pleokroisme, membentuk
menyudut, jenis fosil foriminifera, disusun
tekstur intergranular dengan butiran –
oleh mikrokristalin kalsit yang berwarna
butiran halus plagioklas dan mineral opak,
terang,
sebagian piroksen terubah kuat ke tremolit-
yang
berpotongan,
pecahan
sebagian
–
lagi
pecahan
nampak
kusam
sekunder,
nampak
sedangkan
membentuk
urat-urat
hingga mendekati opak. Mineral opak,
aktinolit-klorit.
berwarna hitam kecoklatan, berbutir sangat
hitam, kedap cahaya, berbutir sangat halus,
halus, kedap cahaya, terdapat menyebar
bentuk anhedral, tersebar merata didalam
dalam jumlah sangat sedikit (trace). Masa
masa dasar, bersama mikrolit plagioklas
dasar terdiri dari mikrokristalin karbonat dan
dan gelas, berwarna coklat pucat, tampak
fragmen – fragmen fosil berbutir halus, tak
isotrop. Kuarsit, sebagai xenolit, berukuran
berwarna, agak kusam, selain itu terdapat
hingga 5 mm, tak berwarna, disusun oleh
urat halus kalsit yang saling berpotongan.
mikrogranular
Mineral
kuarsa,
Opak,
berwarna
hubungan
antar
butirnya saling bertautan, menunjukkan
Formasi
Ghegan
(TRg),
batugamping
pemadaman bergelombang, disertai sedikit
dolomit, kalkareus dan serpih serta napal,
karbonat terutama mengisi rekahan antar
serpih umumnya berbitumen (Foto 4).
butir.
Mikrolit
plagioklas,
sebagai
masadasar, tak berwarna, berbutir sangat
halus, berbentuk anhedral – subhedral,
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
359
Buku 2 : Bidang Mineral
menunjukkan kembar karlsbad, tersebar
menyudut,
bersama piroksen, mineral opak, karbonat,
sebagian mengisi rekahan dan membentuk
gelas, membentuk tektur intergranular dan
masa dasar, mengalami oksidasi menjadi
intersertal.
oksida besi. Masa dasar, terdiri dari serisit,
tidak
Formasi
Kuma
konglomerat
(MTk),
dicirikan
aneka
bahan
kedap
berwarna,
cahaya,
berupa
tersebar,
agregat-agegat
oleh
halus berserabut, mengisi celah-celah antar
yang
mineral,
komponennya berasal dari batuan Trias
bercampur
dengan
mikrogranular/mikrokristalin kuarsa.
tersebut.
Formasi Wakatin (Tmw), terdiri dari batuan
Formasi Waeken (Tomw), terdiri dari napal,
gunungapi
napal
sisipan grewake.
pasiran
dan
kalsilutit.
Napal
bersusunan
andesit
dengan
batuan
klastika
merupakan unsur utama satuan, berlapis
tebal. Di dalam sayatan tipis batuan ini
Formasi
Hotong(Tmh),
telah
turbidit
seperti
mengalami
deformasi
kataklastik,
batupasir
serpihan,
menunjukkan tekstur porphyroclasts dan
batulempung, batulanau dan batugamping
foliasi, berbutir halus hingga berukuran 1
konglomeratan.
mm, bentuk butir menyudut, disusun oleh
fragmen – fragmen kuarsa dan urat kuarsa
Formasi Ftau (Tmfv), terdiri dari batuan
dengan sedikit garnet didalam masa dasar
gunungapi
serisit-klorit-mikrogranular kuarsa, selain itu
sisipan grewake (Foto 11).
bersusunan
andesit
dengan
terdapat mineral opak/oksida besi mengisi
rekahan-rekahan
halus
dan
tersebar.
Formasi Leko (Tpl), terdiri dari batuan
Tampak urat kuarsa memotong masa
klastika laut dangkal seperti, konglomerat,
batuan. Kuarsa, terdapat sebagai fragmen,
batupasir dan batugamping (Foto 12).
sebagian membentuk urat/mengisi ronggarongga dan tersebar membentuk masa
Batuan
dasar
terobosan andesit biotit. Satuan ini tidak
berupa
mikrokristalin,
mineral
tidak
mikrogranular/
berwarna,
berbutir
Gunungapi
Ambalau
(Tpa),
tersingkap di daerah penelitian.
halus hingga berukuran 1 mm, bentuk butir
Undak Pantai (Ql), terdiri dari kerikil,
menyudut, menunjukkan foliasi/liniasi dan
kerakal, pasir, lumpur dan batugamping
pemadaman bergelombang, setempat antar
terumbu .
butiranya saling bertautan, bagian tepi
mineralnya
tampak
bergerigi.
Garnet,
Batugamping Terumbu (Qt), berwarna putih
sebagai fragmen, berwarna coklat pucat,
dan
berukuran 0,5 mm, bentuk butir menyudut,
kembali,
retak-retak halus diisi kuarsa, menunjukkan
melimpah.(Foto 14).
kelabu
koral
sebahagian
melimpah
menghablur
juga
koral
relief tinggi, tampak isotrop. Mineral Opak,
berwarna hitam kecoklatan, berbutir halus
hingga berukuran 0,1 mm, bentuk butir
360
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Aluvium (Qa), terdiri dari, kerikil, kerakal,
memotong batuan metamorfosa dan batuan
pasir lumpur dan lempung. Umumnya
sedimen di atasnya. Adanya poros lipatan
tersebar di sekitar pantai (Foto 15).
(antiklin dan sinklin) dan tekanan gaya
kompresional
menyebabkan
normal/turun
terjadinya
Struktur
sesar
tensional
Poros lipatan (antiklin dan sinklin) yang
pasangannya
berarah baratlaut – tenggara menunjukkan
dengan
bahwa tekanan gaya kompresional berasal
intensif
dari timurlaut – baratdaya untuk batuan
pengontrol adanya pembentukan minerali di
yang berumur Pra Tersier. Kemudian pada
wilayah ini. Hasil penyelidikan lapangan di
Tersier pola arah umum perlipatan menjadi
daerah prospeksi ini tidak menemukan
timur – barat, yang berarti bahwa arah gaya
adanya batuan terobosan yang diharapkan
kompresional berarah utara – selatan, hal
menjadi sumber atau tempat kedudukan
ini menunjukkan adanya rotasi dari Pra
mineralisasi. Di lokasi Tanjung Patbana –
Tersier ke Tersier.
Waisama ditemukan urat kuarsa yang
(shear
tingkat.
fault)
rekahan
diharapkan
dan
ditambah
yang
sangat
menjadi
faktor
mengandung oksida/sulfida besi dan pada
Di desa Lena, dijumpai sekis dan filit yang
zona metamorf ditemukan pirt-pirit halus.
tersesarkan
Mineral-mineral
terbentuk
dan
urat
pada
bidang
foliasi
kuarsa
namun
tidak
termineralisasi
disebabkan
tersebut
oleh
diduga
adanya
bukan
aktivitas
hidrotermal. Pada batuan sekis dan filit
yang terkena tektonik terbentuk urat-urat
Di
hulu
Sungai
Waitina
Kecamatan
kuarsa namun tidak mengandung mineral
Namrole ditemukan juga gejala perlipatan
dan juga terbentuk milonitisasi berupa
dan pensesaran pada sekis namun tidak
lempung, indikasi ini dijumpai di Namrole.
ditemuka adanya urat-urat kuarsa yang
Di Leksula tidak ditemukan batuan yang
terbentuk.
termineralisasi dan daerah ini umumnya
didominasi oleh batuan sedimen.
Potensi Bahan Galian Logam Kabupaten
Buru Selatan
Indikasi pemineralan berdasarkan hasil
Kabupaten Buru/Buru Selatan merupakan
analisis kimia terhadap 17 conto batuan
salah satu kawasan di luar Busur Banda
menunjukkan di daerah Waemese pada
(jalur gunung api) dengan formasi geologi
conto (BSW 30 Ra) mengandung emas 6
bervariasi antara batuan sedimen dan
gr/ton, As 2,6 gr/ton dan Hg 5,7 gr/ton.
metamorfik. Satuan litostratigrafi Kabupaten
Conto lainnya BSW 30 Rd Au 0,41 gr/ton,
Buru
batuan
As 1,3 gr/ton dan Hg 0,3 gr/ton. Angka ini
regional
cukup berarti dan logam yang terkandung
dinamotermal yang berumur Pra Tersier
berasal dari batuan yang bersifat hydrous
(Permo) yang ditutup oleh batuan sedimen
Iron Oxyde yang sifat pemineralannya
baik selaras maupun tidak selaras di
adalah pengisian pada retakan-retakannya
atasnya serta batuan terobosan/intrusi yang
yang telah mengalami ubahahan. Conto
Selatan
metamorfosa/
disusun
malihan
oleh
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
361
Buku 2 : Bidang Mineral
batuan ini singkapannya cukup luas dan
Dengan
berdasarkan hasil analisis kimia didukung
analisis
oleh
dilakukan
hasil
analisis
mineragrafi
untuk
demikian
kimia
dan
terhadap
berdasarkan
hasil
fisika
yang
telah
conto-conto
yang
sementara daerah tersebut diperkirakan
diperoleh di lapangan serta uraiannya
zona prospek untuk diteliti lebih lanjut.
dapat disimpulkan bahwa daerah prospeksi
Berdasarkan indikasi 30 conto endapan
Kabupaten Buru Selatan ini, bahan galian
sungai aktif yang telah di analisis di derah
logam yang relatif memiliki prospek yaitu di
prospeksi, nilai kandungan logam tertinggi
daerah Waemese.
Cu 41ppm, Pb 42 ppm, Zn 99 ppm, Mn 859
ppm, Fe 3,51%, Au 56 ppb, Ag 39 ppm, As
PEMBAHASAN
14 ppm, Sb 92 ppm dan Hg 178 ppm serta
Ti 0,64%. Angka-angka tersebut tidak
Interpretasi Model Endapan
terakumulasi pada satu zona/titik dan atau
Dari
pada satu cekungan dengan demikian sulit
didukung oleh hasil analisis laboratorium,
untuk
daerah
model endapan yang terjadi di daerah
prospeksi ini merupakan zona anomali
prospeksi ini diperkirakan berasal dari
logam atau tidak.
suatu terobosan yang membawa larutan
memastikan
apakah
hasil
penyelidikan
lapangan
dan
hidrotermal naik melalui jalur patahan yang
Hasil conto 12 konsentrat dulang yang
memotong batuan metasedimen kemudian
dianalisis kimia menunjukkan ada beberapa
pada temperatur dan kedalaman tertentu
titik penyontoan yang nilai kandungan
larutan
logamnya cukup berarti seperti di daerah
logam-logam tertentu sementara larutan
Namrole
yang
sisa terus naik kepermukaan membentuk
kandungan emasnya 0,64 gr/ton, Ag 4 ppp
urat-urat kuarsa. Gambaran interpretasi
dan As 160 ppm. Daerah lainnya yaitu di
tersebut dapat dilihat pada gambar 8.
(conto
Waemese
(conto
BSN
BSW
021P)
025P)
tersebut
terendapkan
bersama
yang
kandungan emasnya 0,57 gr/ton, Ag 1 ppm,
KESIMPULAN DAN SARAN
As 4 ppm dan Sb 2 ppm. Hasil analisis ini
mendukung hasil analisis kimia batuan
Berdasarkan hasil analisis kimia terhadap
sebelumnya
conto
yang
menyatakan
bahwa
batuan
menunjukkan
Indikasi
daerah waemese diperkiraan adalah zona
pemineralan di daerah Waemese emas 6
prospek.
gr/ton, As 2,6 gr/ton dan Hg 5,7 gr/ton.
Conto lainnya Au 0,41 gr/ton, As 1,3 gr/ton
Dari 29 conto pendulangan mineral berat,
dan Hg 0,3 gr/ton. Angka ini cukup berarti
hanya satu conto yang memperlihatkan
dan logam yang terkandung berasal dari
hadirnya butiran emas (1 VFC) yaitu di
batuan yang bersifat hydrous Iron Oxyde
daerah Waemese (conto BSW 034P).
yang
Indikasi ini juga mendukung dugaan bahwa
pengisian pada retakan-retakannya yang
daerah
telah mengalami ubahan. Conto batuan ini
prospek.
362
Waemese
merupakan
zona
sifat
pemineralannya
adalah
singkapannya cukup luas dan berdasarkan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
hasil analisis kimia didukung oleh hasil
dapat disimpulkan bahwa daerah prospeksi
analisis
sementara
Kabupaten Buru Selatan ini, bahan galian
daerah tersebut diperkirakan zona prospek
logam yang relatif memiliki prospek yaitu di
untuk
daerah Waemese.
mineragrafi
diteliti lebih
untuk
lanjut.
Berdasarkan
indikasi conto endapan sungai aktif yang
telah di analisis di derah prospeksi, nilai
Berdasarkan hasil penyelidikan ini, maka
kandungan logam tertinggi Cu 41ppm, Pb
daerah prospeksi Kabupaten Buru Selatan
42 ppm, Zn 99 ppm, Mn 859 ppm, Fe
terutama daerah Waemese perlu dilakukan
3,51%, Au 56 ppb, Ag 39 ppm, As 14 ppm,
kegiatan eksplorasi.
Sb 92 ppm dan Hg 178 ppm serta Ti
0,64%.
Angka-angka
tidak
Melihat kondisi geologi dan sebaran litologi
terakumulasi pada satu zona/titik dan atau
di Kabupaten Buru Selatan ini, maka
pada satu cekungan dengan demikian sulit
disarankan juga untuk diselidiki potensi
untuk
bahan galian non logam (bahan galian
memastikan
tersebut
apakah
daerah
prospeksi ini merupakan zona anomali
industri).
logam atau tidak.
melimpahnya material batuan gamping,
dolomit,
Hasil
conto
konsentrat
dulang
yang
dianalisis kimia menunjukkan ada beberapa
Kondisi
sekis
dan
ini
didukung
material
oleh
rombakan
lainnya(sirtu) di hampir semua wilayah yang
diselidiki.
titik pemercontoan yang nilai kandungan
logamnya cukup berarti seperti di daerah
DAFTAR PUSTAKA
Namrole yang kandungan emasnya 0,64
gr/ton, Ag 4 ppp dan As 160 ppm. Daerah
Bemmelen, R.W.Van., 1949., The Geology
lainnya yaitu di Waemese yang kandungan
of Indonesia. Vol I. Martinus Nijhoff. The
emasnya 0,57 gr/ton, Ag 1 ppm, As 4 ppm
Hague.
dan Sb 2 ppm. Hasil analisis ini mendukung
hasil analisis kimia batuan sebelumnya
Biro Pusat Statistik., 2007, Maluku Dalam
yang menyatakan bahwa daerah Waemese
Angka.
diperkirakan adalah zona prospek. Dari
conto pendulangan mineral berat, hanya
Hamilton, W., 1979, Tectonics of the
satu conto yang memperlihatkan hadirnya
Indonesian
butiran emas (1 VFC) yaitu di daerah
Professional paper 1079, United States
Waemese. Indikasi ini juga mendukung
Government Printing Office, Washington
dugaan
bahwa
daerah
Region,
Geological
Survey
Waemese
merupakan zona prospek.
PT.
Nusa
Namrole
Mining,
1988
,Geological Report on The Ambon Contract
Dengan
analisis
dilakukan
demikian
kimia
dan
terhadap
berdasarkan
hasil
of Work Area, Report No. 805 – 8806, PT.
fisika
yang
telah
Nusa Namrole Mining, Jakarta
conto-conto
yang
diperoleh di lapangan serta uraiannya
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
363
Buku 2 : Bidang Mineral
Tjokrosapoetra, S., E. Rusmana, Sukardi &
A.Achdan., 1980, Geologic Map of Ambon
Quadrangle, Arsip Pus.Penel.Pengem.Geol
Tjokrosapoetra,
S.,
1982,
and
Geology
and
T.Budhitrisna.,
Tectonics
of
the
northern Banda Arc, GRDC. Bull.n. 6, pp. 1
-17
Tjokrosapoetra,
S.,
A.Achdan
&.
H.Z.
Abidin, 1988, Geologic Map of Masohi
Quadrangle, Ambon, scale 1 : 250,000.
Open file report. Map. Div. GRDC.
Usna,
I.,
S.
Tjokrosapoetra,
Wiryosujono.,
1979,
&
S.
Geological
Interpretation of a seismic reflection profile
across the Banda Sea between Wetar and
Buru Island. Geol. Res. And Dev. Centre,
Bull. N. 1, p. 7 – 15
364
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Gambar 1. Peta lokasi wilayah kegiatan prospeksi
Gambar 2. Peta Geomorfologi daerah Prospeksi
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
365
Buku 2 : Bidang Mineral
Gambar 3. Peta Lokasi pemercontoan Sedimen Sungai dan Konsentrat Dulang
366
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Gambar 5.13. Peta Geologi dan Zona Anomali Geokimia Unsur Logam Kabupaten Buru
Selatan, Provinsi Maluku
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
367