Free | hmkuliah Penyembuhan Luka

Handout Materi Kuliah

Penyembuhan Luka
( wound healing )
Luka adalah rusaknya kesatuan
atau komponen jaringan, dimana
secara
spesifik
terdapat
substansi jaringan yang rusak
atau hilang.

Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri.
5. Kematian sel
Proses Penyembuhan : Reaksi pemulihan yang
terjadi segera setelah reaksi peradangan yang timbul
akibat jejas.

Pemulihan atau regenerasi adalah penggantian sel
mati oleh sel yang hidup.
Kemungkinan pengganti :
1. Sel parenkim ( sel yang fungsional) atau
2. Stroma jaringan ikat ( yang tidak khas )
dikenal dengan pembentukan jaringan parut.
Berdasar kemampuan untuk regenerasi sel tubuh
dibagi 3 golongan :

Pemulihan parenkim yg sempurna akibat jejas tidak
hanya tergantung kemampuan sel beregenerasi.
Keutuhan arsitek stroma / kerangka dasar jaringan
yang cedera juga sangat penting.
Bila
kerangka
hilang,
regenerasi
dapat
mengembalikan massa jaringan, tetapi bukan fungsi
yang sempurna.

Pemulihan dengan pembentukan jaringan ikat.


Proliferasi fibroblas dan tunas-tunas kapiler dan
selanjutnya pembentukan kolagen untuk
membentuk jaringan parut adalah akibat yang
wajar pada hampir setiap kerusakan jaringan.



Pada setiap kerusakan jaringan, akan diawali
pembentukan jaringan ikat yang kaya pembuluh
darah yang mengisi rongga yang ditinggalkan
jaringan yang rusak dan
disebut jaringan
granulasi

Atas dasar pembentukan jaringan granulasi, ada 2
bentuk pemulihan / penyembuhan :
1. Penyembuhan primer :

 berlangsung cepat mencapai kesembuhan,
 reaksi radang hampir hilang
2. Penyembuhan sekunder :
 berlangsung lambat (faktor luas kerusakan,
banyaknya sel nekrotik dan eksudat )
 hampir selalu berakibat pembentukan
jaringan parut & kehilangan banyak fungsi
khas

1. Sel labil : dapat berproliferasi terus, mengganti
sel yang lepas atau mati secara aktif, contoh :
epidermis, epitel pelapis rongga mulut, saluran
pernafasan, saluran pencernaan, sal genetalia,
epitel pelapis duktus, mukosa usus, sel-sel
sumsum tulang dan jaringan limfoid.
2. Sel stabil : mampu regenerasi ( tidak aktif ),
dalam kondisi normal tidak bertambah, contoh :
Sel endotel dan otot polos, Sel parenkim semua
kelenjar tubuh,
termasuk hati,

pankreas,
kelenjar liur, kelenjar endokrin, sel tubuli ginjal,
kelenjar kulit. Eksisi (potong buang) 80 % hati
dapat pulih dalam waktu 1 minggu
3. Sel permanen : rusak berarti kerusakan tetap,
selalu disusul dengan jaringan parut, contoh : Sel
neuron (bukan serabut akson ),
sel otot
bercorak, sel otot jantung (miokardium)

Contoh jaringan parut berupa keloid
pada kulit

Fase Penyembuhan Luka

Setelah 2 minggu, luka hanya memiliki 3 % sampai 5%
dari kekuatan aslinya. Sampai akhir bulan, hanya 35%
sampai 59% kekuatan luka tercapai. Tidak akan lebih
dari 70% sampai 80% kekuatan dicapai kembali.
Banyak vitamin, terutama vitamin C, membantu

dalam proses metabolisme yang terlibat dalam
penyembuhan luka.
c. Fase Maturasi, berlangsung 21 hari sampai sebulan
atau bahkan tahunan.

Fase penyembuhan luka menurut Smeltzer (2002)
a. Fase Inflamasi, berlangsung selama 1 sampai 4
hari.
Respons vaskular dan selular terjadi ketika jaringan
cedera. Vasokonstriksi
pembuluh terjadi dan
bekuan fibrinoplatelet
terbentuk dalam upaya
untuk
mengontrol
pendarahan. Reaksi ini
berlangsung dari 5 menit
sampai 10 menit dan
diikuti oleh vasodilatasi venula. Mikrosirkulasi
kehilangan kemampuan vasokonstriksinya karena

norepinefrin dirusak oleh enzim intraselular. Juga,
histamin
dilepaskan,
yang
meningkatkan
permeabilitas kapiler.
Ketika
mikrosirkulasi
mengalami
kerusakan,
elemen darah seperti
antibodi, plasma protein,
elektrolit,
komplemen,
dan
air
menembus
spasium vaskular selama
2 - 3 hari, menyebabkan
edema, teraba hangat, kemerahan dan nyeri.


Sekitar 3 minggu setelah cedera, fibroblast mulai
meninggalkan luka. Jaringan parut tampak besar,
sampai fibril kolagen menyusun ke dalam posisi yang
lebih padat. Hal ini,
sejalan
dengan
dehidrasi, mengurangi
jaringan parut tetapi
meningkatkan
kekuatannya.
Maturasi jaringan seperti
ini terus berlanjut dan mencapai kekuatan maksimum
dalam 10 atau 12 minggu, tetapi tidak pernah
mencapai kekuatan asalnya dari jaringan sebelum
luka.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA

Faktor pengaruh bersifat sistemik :

1. Nutrisi
2. Gangguan pada darah
3. Diabetes melitus
4. Hormon

b. Fase Proliferatif, berlangsung 5 sampai 20 hari.
Fibroblas memperbanyak
diri dan membentuk
jaring-jaring untuk sel-sel
yang bermigrasi. Sel - sel
epitel
membentuk
kuncup pada pinggiran
luka;
kuncup
ini
berkembang
menjadi
kapiler, yang merupakan sumber nutrisi bagi jaringan
granulasi yang baru.


Faktor pengaruh bersifat lokal :
1. Aliran darah lokal
2. Infeksi
3. Benda asing
4. Imobilisasi luka

Selamat Belajar
Terima kasih telah mendownload materi kuliah ini dari

www.hmkuliah.wordpress.com