S PGSD 1008941 Chapter1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah
suatu proses untuk mencapai kedewasaan dengan
melibatkan orang dewasa sebagai pendidik dan anak yang belum dewasa sebagai
peserta didik senada dengan yang di kemukakan saduloh dkk
(2009:3)
pendidikan dalam arti khusus hanya di batasi sebagai usaha orang dewasa dalam
membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan
Menurut syarifudin (2009:1) pendidikan akan dapat dilaksanakan secara
mantap,jelas arah tujuannya relevan isi kurikulumnya,serta efektif dan efisien
metode atau cara-cara pelaksanaannya hanya apabila dilaksanakan dengan
mengacu pada suatu landasan yang kokoh.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam undang-undang di atas dapat terlihat jelas bahwa salah satu tujuan
pendidikan Indonesia antara lain mencerdaskan kehidupan bangsa.Sekolah dasar
adalah tingkatan pendidikan yang merupakan pondasi bagi suatu individu karena
proses berkembangnya suatu individu di mulai pada usia sekolah dasar,dengan
kata lain sekolah dasar adalah satuan pendidikan formal pertama yang
membentuk anak didik yang bermutu sebagai bekal pada tingkatan pendidikan
selanjutnya.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan segala sesuatu yang ada di
alam
dan alam tidak dapat terpisahkan dengan kehidupan
yang di jalani
manusia dengan kata lain yang ada pada sekeliling suatu individu hampir bisa di
pastikan terdapat suatu hal yang berhubungan atau berkaitan dengan IPA baik
Bambang Erawan, 2014
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ipa Tentang Materi Pesawat Sederhana Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
secara langsung ataupun tidak langsung. Pembelajaran IPA seharusnya
berorientasi dengan fakta-fakta yang ada
bukan hanya pemahaman konsep
berupa pemberian materi secara verbal,dengan demikian IPA seharusnya bagi
anak penggalian ilmu pengetahuan terhadap diri sendiri dan alam sekitar. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung yang di
alaminya untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara ilmiah.Sejalan dengan apa yang di kemukakan oleh muslich
(2007:41) Proses pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata
siswa.
Namun pada kenyataannya di lapangan tidak seperti itu berdasarkan
observasi yang di lakukan peneliti di SD Dahniar Kelas V Desa Bandasari Kec.
Cangkuang Kab.Bandung dapat terlihat bahwa kegiatan pembelajaran IPA saat
penyampaian materi pesawat sederhana beberapa siswa
sulit menguasai
materi,tidak memperhatikan ketika guru menerangkan, bermain-main ketika
sedang belajar,kurang seriusnya dalam belajar, hal ini berakibat kurang baik
terhadap proses belajar.Ketika peneliti melakukan pre-test mengenai materi
pesawat sederhana yang telah di sampaikan oleh guru terhadap 32 orang siswa
kelas V SDN Dahniar Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung, yang
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (70) hanya 31% (10 siswa)
selebihnya 69% (22 siswa) memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (70) yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran IPA
yang dilakukan guru masih didominasi oleh penggunaan metode ceramah. Siswa
hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap
penting. Proses pembelajaran siswa dilakukan secara pasif dalam artian proses
pembelajaran masih di dominasi oleh guru sedangkan peran serta siswa disini
masih terlihat sangat kecil. Oleh karena itu guru masih berperan sebagi pemberi
informasi, guru masih mendominasi pembelajaran dan kurang melibatkan siswa
secara aktif.Kepasifan siswa juga di duga akibat proses kebiasaan pembelajaran
yang dilakukan secara berulang-ulang dan penyebabnya adalah penggunaan
metode ceramah yang mengakibatkan siswa menjadi bosan terhadap
Bambang Erawan, 2014
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ipa Tentang Materi Pesawat Sederhana Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
pembelajaran itu sendiri.Bila kita menelaah lebih lanjut proses pembelajaran
dengan menggunakan metode ceramah memang telah sangat mengakar pada
sistem pengajaran yang ada di Indonesia dan itu bisa di jumpai dari berbagai
tingkatan pendidikan yang ada di Indonesia saat ini.Penggunaan metode
ceramah bertitik tumpu pada ingatan yang dimiliki,sedangkan manusia memiliki
keterbatasan dalam mengingat pada jangka waktu yang lama ingatan pada
manusia akan melemah.Selain itu berceramah memiliki resiko karena akan
sangat mungkin terjadi salahnya pengucapan terhadap suatu kata.
Peneliti berpendapat harus adanya suatu perubahan dalam pembelajaran
yang telah ada, selain untuk menumbuhkan keaktifan siswa sedikit demi sedikit
siswa didorong untuk berperan serta aktif dalam pembelajaran sehingga pada
akhirnya nanti, siswa memiliki rasa percara diri karena merasa memiliki andil
dalam proses pembelajaran itu sendiri karena melihat,menganalisis,mengalami,
memahami dan mencoba secara langsung pada materi yang sedang di pelajari.
Berdasarkan hal di atas peneliti beranggapan bahwa penerapan
pendekatan kontekstual akan membantu siswa dalam memahami materi dengan
baik karena pada prosesnya siswa di libatkan dalam proses pembelajaran
sehingga guru tidak menjadi satu-satunya sumber ilmu bagi siswa tetapi siswa
juga dapat mencari sendiri pengetahuannya dengan demikian pembelajaran
seimbang di lakukan tidak teacher center tetapi student center.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, akhirnya penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Pendekatan
Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Dahniar pada
Mata Pelajaran IPA tentang Pesawat Sederhana”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, masalah-
masalah penelitian yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, dirumuskan
sebagai berikut:
1.
Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan
kontekstual di Kelas V SDN Dahniar
tentang pokok bahasan Pesawat
Sederhana?
Bambang Erawan, 2014
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ipa Tentang Materi Pesawat Sederhana Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
2.
Apakah hasil belajar siswa kelas V SDN Dahniar dalam pembelajaran IPA
tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana dapat ditingkatkan melalui
penerapan pendekatan kontekstual?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk mendeskripsikan :
1. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan kontekstual
di Kelas V SDN Dahniar tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana
2. Hasil belajar siswa kelas V SDN Dahniar dalam pembelajaran IPA melalui
penerapan pendekatan kontekstual tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana
D.
Manfaat Penelitian
1. Bagi guru, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan
pengetahuan tersendiri mengenai pendekatan kontekstual yang dapat menjadi
masukan baru untuk meningkatkan pemahaman guru tentang bagaimana cara
menumbukan motivasi dan meningkatkan pemahaman peserta didik dalam
proses pembelajaran IPA.
2.
Bagi peneliti, diharapkan hasil penelitian ini menjadikan sumber wawasan
dan ilmu pengetahuan tersendiri dan sebagai bentuk gambaran mengenai
pendekatan Kontekstual untuk bahan penelitian selanjutnya yang digunakan
sebagai bahan rujukan.
E.
Definisi Operasional
1.
Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran kontekstual dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang
menerapkan 7 komponen sebagaimana yang di katakan oleh Muslich (2007:44)
memaparkan yang harus diperhatikan dalam menerapkan pendekatan kontekstual
dalam pembelajaran sebagai berikut:
a)
Konstruktivisme
(contruktivism),
yang
menekankan
terbangunnya
pemahaman sendiri secara aktif, kreatif dan produktif berdasarkan
Bambang Erawan, 2014
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ipa Tentang Materi Pesawat Sederhana Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
pengalaman terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna.
b) Bertanya (Questioning) yaitu upaya guru yang bisa mendorong siswa untuk
mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi,
sekaligus mengetahui perkembangan kemampuan berpikir siswa.
c)
Menemukan (Inquiry) yang diawali dari pengamatan terhadap fenomena,
dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan
yang diperoleh sendiri oleh siswa.
d) Masyarakat belajar (Learning Community) yang menyarankan bahwa hasil
belajar sebaiknya diperoleh dari kerjasama dengan orang lain.
e)
Pemodelan (Modelling) yang menyarankan bahwa pembelajaran dan
keterampilan tertentu diikuti dengan model yang bisa ditiru siswa.
f)
Refleksi (Reflection) yang merupakan perenungan kembali atas pengetahuan
yang baru dipelajari.
g) Penilaian
sebenarnya
(autentik
assesment)
yang
merupakan
proses
pengumpulan berbagi data yang bisa memberikan gambaran atau informasi
tentang perkembangan pengalaman belajar siswa.
2.
Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu tolak ukur
kemampuan siswa pada ranah kognitif
yang
diperoleh siswa setelah
terjadinya proses pembelajaran melalui pendekatan kontekstual, yang
ditunjukkan dengan nilai skor tes yang diberikan oleh guru setiap selesai
pembelajaran pada akhir siklus. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini berupa tes tertulis yang di adakan pada saat selesai pembelajaran yang di
adakan di akhir siklus.
Bambang Erawan, 2014
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ipa Tentang Materi Pesawat Sederhana Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
F.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan paparan di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini
adalah “Jika pelaksanaan pembelajaran IPA melalui pendekatan Kontekstual
dilaksanakan dengan tepat di kelas V SDN DAHNIAR, maka hasil belajar siswa
dapat ditingkatkan.”
Bambang Erawan, 2014
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ipa Tentang Materi Pesawat Sederhana Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah
suatu proses untuk mencapai kedewasaan dengan
melibatkan orang dewasa sebagai pendidik dan anak yang belum dewasa sebagai
peserta didik senada dengan yang di kemukakan saduloh dkk
(2009:3)
pendidikan dalam arti khusus hanya di batasi sebagai usaha orang dewasa dalam
membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan
Menurut syarifudin (2009:1) pendidikan akan dapat dilaksanakan secara
mantap,jelas arah tujuannya relevan isi kurikulumnya,serta efektif dan efisien
metode atau cara-cara pelaksanaannya hanya apabila dilaksanakan dengan
mengacu pada suatu landasan yang kokoh.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam undang-undang di atas dapat terlihat jelas bahwa salah satu tujuan
pendidikan Indonesia antara lain mencerdaskan kehidupan bangsa.Sekolah dasar
adalah tingkatan pendidikan yang merupakan pondasi bagi suatu individu karena
proses berkembangnya suatu individu di mulai pada usia sekolah dasar,dengan
kata lain sekolah dasar adalah satuan pendidikan formal pertama yang
membentuk anak didik yang bermutu sebagai bekal pada tingkatan pendidikan
selanjutnya.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan segala sesuatu yang ada di
alam
dan alam tidak dapat terpisahkan dengan kehidupan
yang di jalani
manusia dengan kata lain yang ada pada sekeliling suatu individu hampir bisa di
pastikan terdapat suatu hal yang berhubungan atau berkaitan dengan IPA baik
Bambang Erawan, 2014
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ipa Tentang Materi Pesawat Sederhana Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
secara langsung ataupun tidak langsung. Pembelajaran IPA seharusnya
berorientasi dengan fakta-fakta yang ada
bukan hanya pemahaman konsep
berupa pemberian materi secara verbal,dengan demikian IPA seharusnya bagi
anak penggalian ilmu pengetahuan terhadap diri sendiri dan alam sekitar. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung yang di
alaminya untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara ilmiah.Sejalan dengan apa yang di kemukakan oleh muslich
(2007:41) Proses pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata
siswa.
Namun pada kenyataannya di lapangan tidak seperti itu berdasarkan
observasi yang di lakukan peneliti di SD Dahniar Kelas V Desa Bandasari Kec.
Cangkuang Kab.Bandung dapat terlihat bahwa kegiatan pembelajaran IPA saat
penyampaian materi pesawat sederhana beberapa siswa
sulit menguasai
materi,tidak memperhatikan ketika guru menerangkan, bermain-main ketika
sedang belajar,kurang seriusnya dalam belajar, hal ini berakibat kurang baik
terhadap proses belajar.Ketika peneliti melakukan pre-test mengenai materi
pesawat sederhana yang telah di sampaikan oleh guru terhadap 32 orang siswa
kelas V SDN Dahniar Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung, yang
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (70) hanya 31% (10 siswa)
selebihnya 69% (22 siswa) memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (70) yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran IPA
yang dilakukan guru masih didominasi oleh penggunaan metode ceramah. Siswa
hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap
penting. Proses pembelajaran siswa dilakukan secara pasif dalam artian proses
pembelajaran masih di dominasi oleh guru sedangkan peran serta siswa disini
masih terlihat sangat kecil. Oleh karena itu guru masih berperan sebagi pemberi
informasi, guru masih mendominasi pembelajaran dan kurang melibatkan siswa
secara aktif.Kepasifan siswa juga di duga akibat proses kebiasaan pembelajaran
yang dilakukan secara berulang-ulang dan penyebabnya adalah penggunaan
metode ceramah yang mengakibatkan siswa menjadi bosan terhadap
Bambang Erawan, 2014
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ipa Tentang Materi Pesawat Sederhana Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
pembelajaran itu sendiri.Bila kita menelaah lebih lanjut proses pembelajaran
dengan menggunakan metode ceramah memang telah sangat mengakar pada
sistem pengajaran yang ada di Indonesia dan itu bisa di jumpai dari berbagai
tingkatan pendidikan yang ada di Indonesia saat ini.Penggunaan metode
ceramah bertitik tumpu pada ingatan yang dimiliki,sedangkan manusia memiliki
keterbatasan dalam mengingat pada jangka waktu yang lama ingatan pada
manusia akan melemah.Selain itu berceramah memiliki resiko karena akan
sangat mungkin terjadi salahnya pengucapan terhadap suatu kata.
Peneliti berpendapat harus adanya suatu perubahan dalam pembelajaran
yang telah ada, selain untuk menumbuhkan keaktifan siswa sedikit demi sedikit
siswa didorong untuk berperan serta aktif dalam pembelajaran sehingga pada
akhirnya nanti, siswa memiliki rasa percara diri karena merasa memiliki andil
dalam proses pembelajaran itu sendiri karena melihat,menganalisis,mengalami,
memahami dan mencoba secara langsung pada materi yang sedang di pelajari.
Berdasarkan hal di atas peneliti beranggapan bahwa penerapan
pendekatan kontekstual akan membantu siswa dalam memahami materi dengan
baik karena pada prosesnya siswa di libatkan dalam proses pembelajaran
sehingga guru tidak menjadi satu-satunya sumber ilmu bagi siswa tetapi siswa
juga dapat mencari sendiri pengetahuannya dengan demikian pembelajaran
seimbang di lakukan tidak teacher center tetapi student center.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, akhirnya penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Pendekatan
Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Dahniar pada
Mata Pelajaran IPA tentang Pesawat Sederhana”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, masalah-
masalah penelitian yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, dirumuskan
sebagai berikut:
1.
Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan
kontekstual di Kelas V SDN Dahniar
tentang pokok bahasan Pesawat
Sederhana?
Bambang Erawan, 2014
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ipa Tentang Materi Pesawat Sederhana Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
2.
Apakah hasil belajar siswa kelas V SDN Dahniar dalam pembelajaran IPA
tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana dapat ditingkatkan melalui
penerapan pendekatan kontekstual?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk mendeskripsikan :
1. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan kontekstual
di Kelas V SDN Dahniar tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana
2. Hasil belajar siswa kelas V SDN Dahniar dalam pembelajaran IPA melalui
penerapan pendekatan kontekstual tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana
D.
Manfaat Penelitian
1. Bagi guru, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan
pengetahuan tersendiri mengenai pendekatan kontekstual yang dapat menjadi
masukan baru untuk meningkatkan pemahaman guru tentang bagaimana cara
menumbukan motivasi dan meningkatkan pemahaman peserta didik dalam
proses pembelajaran IPA.
2.
Bagi peneliti, diharapkan hasil penelitian ini menjadikan sumber wawasan
dan ilmu pengetahuan tersendiri dan sebagai bentuk gambaran mengenai
pendekatan Kontekstual untuk bahan penelitian selanjutnya yang digunakan
sebagai bahan rujukan.
E.
Definisi Operasional
1.
Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran kontekstual dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang
menerapkan 7 komponen sebagaimana yang di katakan oleh Muslich (2007:44)
memaparkan yang harus diperhatikan dalam menerapkan pendekatan kontekstual
dalam pembelajaran sebagai berikut:
a)
Konstruktivisme
(contruktivism),
yang
menekankan
terbangunnya
pemahaman sendiri secara aktif, kreatif dan produktif berdasarkan
Bambang Erawan, 2014
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ipa Tentang Materi Pesawat Sederhana Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
pengalaman terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna.
b) Bertanya (Questioning) yaitu upaya guru yang bisa mendorong siswa untuk
mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi,
sekaligus mengetahui perkembangan kemampuan berpikir siswa.
c)
Menemukan (Inquiry) yang diawali dari pengamatan terhadap fenomena,
dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan
yang diperoleh sendiri oleh siswa.
d) Masyarakat belajar (Learning Community) yang menyarankan bahwa hasil
belajar sebaiknya diperoleh dari kerjasama dengan orang lain.
e)
Pemodelan (Modelling) yang menyarankan bahwa pembelajaran dan
keterampilan tertentu diikuti dengan model yang bisa ditiru siswa.
f)
Refleksi (Reflection) yang merupakan perenungan kembali atas pengetahuan
yang baru dipelajari.
g) Penilaian
sebenarnya
(autentik
assesment)
yang
merupakan
proses
pengumpulan berbagi data yang bisa memberikan gambaran atau informasi
tentang perkembangan pengalaman belajar siswa.
2.
Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu tolak ukur
kemampuan siswa pada ranah kognitif
yang
diperoleh siswa setelah
terjadinya proses pembelajaran melalui pendekatan kontekstual, yang
ditunjukkan dengan nilai skor tes yang diberikan oleh guru setiap selesai
pembelajaran pada akhir siklus. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini berupa tes tertulis yang di adakan pada saat selesai pembelajaran yang di
adakan di akhir siklus.
Bambang Erawan, 2014
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ipa Tentang Materi Pesawat Sederhana Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
F.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan paparan di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini
adalah “Jika pelaksanaan pembelajaran IPA melalui pendekatan Kontekstual
dilaksanakan dengan tepat di kelas V SDN DAHNIAR, maka hasil belajar siswa
dapat ditingkatkan.”
Bambang Erawan, 2014
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ipa Tentang Materi Pesawat Sederhana Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu