LAKIP SETJEN 2012 Versi Cetak

(1)

Laporan

Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

KEMENTERIAN PERTANIAN

TAHUN 2013


(2)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal i

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2012 telah dapat diselesaikan.

LAKIP mempunyai beberapa fungsi, antara lain: merupakan alat penilai kinerja secara kuantitatif, sebagai wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unit organisasi menuju terwujudnya good governance, dan sebagai wujud transparansi serta pertanggungjawaban kepada masyarakat. Selain itu LAKIP merupakan alat kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi, tidak terkecuali di lingkungan Sekretariat Jenderal.

Performance Sekretariat Jenderal diukur atas dasar penilaian capaian terhadap target indikator kinerja utama (IKU) yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian sasaran-sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam kontrak kinerja Sekretaris Jenderal dengan Menteri Pertanian pada Tahun 2012. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Sekretariat Jenderal Tahun 2012 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi. Kinerja pada tahun 2012 akan menjadi tolok ukur untuk peningkatan kinerja Sekretariat Jenderal di tahun 2013.

Jakarta, Februari 2013 Sekretaris Jenderal,

NIP. 19581214 198403 1 002 Hari Priyono


(3)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Jenderal Tahun 2012 merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2010-2014 dan Rencana Kinerja Tahunan 2012 yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja Tahun 2012. Penyusunan LAKIP Sekretariat Jenderal Tahun 2012 ini pada hakekatnya merupakan kewajiban dan upaya untuk memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas kinerja yang telah dilakukan selama tahun 2012.

LAKIP Sekretariat Jenderal Tahun 2012 disusun dengan mengacu pada Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: 29 Tahun 2010. Laporan ini memuat pencapaian kinerja pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal serta Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2010-2014. Pada LAKIP Sekretariat Jenderal ini dijelaskan upaya pertanggungjawaban keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan program/kegiatan Sekretariat Jenderal pada tahun 2012.

Dalam upaya merealisasikan good governance, Sekretariat Jenderal telah melaksanakan berbagai kegiatan dan program, dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran, untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2010-2014.

Visi Sekretariat Jenderal adalah Menjadikan Birokrasi yang Profesional dan Berintegritas serta Memberikan Pelayanan Prima. Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, misi yang harus dilaksanakan adalah: (1) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada aparatur Kementerian Pertanian dan masyarakat; (2) Meningkatkan kualitas perencanaan, penganggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan pelaksanaan pembangunan pertanian; (3) Mewujudkan organisasi, ketatalaksanaan dan pelayanan administrasi kepegawaian Kementerian Pertanian yang proporsional, efektif dan efisien; (4) Meningkatkan kualitas peraturan perundang-undangan dan pelayanan informasi publik; (5) Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan perlengkapan serta kearsipan; (6) Meningkatkan kualitas pelayanan ketatausahaan, kerumahtanggaan, hubungan antar lembaga dan protokol serta hubungan masyarakat; (7) Menyusun rumusan kebijakan kerjasama luar negeri pembangunan pertanian dan mensosialisasikan kerjasama luar negeri bidang pertanian; (8) Meningkatkan kualitas data dan mengembangkan sistem informasi pertanian dalam mendukung pembangunan pertanian; (9) Menyelenggarakan pelayanan perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian yang berkualitas.

Sesuai dengan visi dan misi Sekretariat Jenderal, maka tujuan yang akan dilaksanakan adalah menyelenggarakan manajemen pembangunan pertanian sejalan dengan prinsip-prinsip tata kelola, tata penyelenggaraan dan tata


(4)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal iii

kewenangan untuk mewujudkan Kementerian Pertanian sebagai organisasi yang efektif, efisien dan akuntabel. Tujuan umum Sekretariat Jenderal tersebut akan diselenggarakan melalui: (1) Penyusunan perencanaan pembangunan pertanian yang terpadu, berbasis kinerja dan dalam kerangka pembangunan jangka menengah; (2) Pengembangan organisasi yang sesuai dengan beban kerja (right sizing), dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien, serta sumberdaya manusia aparatur pertanian yang berbasis kompetensi; (3) Penerbitan perangkat peraturan perundang-undangan dan pelayanan bantuan hukum bidang pertanian, serta pengelolaan informasi publik Kementerian Pertanian yang dapat melindungi dan menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan pertanian; (4) Penataan dan pengelolaan administrasi keuangan dan perangkat perlengkapan Kementerian

Pertanian guna mencapai penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP); (5) Penyelenggaraan urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan, hubungan antar

lembaga dan protokoler serta pengembangan pelayanan hubungan masyarakat yang dapat mendukung peningkatan efektivitas kinerja organisasi; (6) Penyusunan kebijakan dan pengelolaan administrasi kerjasama luar negeri bidang pertanian yang melindungi kepentingan nasional serta terintegrasi dengan dinamika perubahan lingkungan dan perekonomian global; (7) Pengembangan, penataan dan pengelolaan data dan sistem informasi pertanian yang akurat, konsisten, relevan, terkini dan tepat waktu, serta menerapkan teknologi dan sistem informasi modern; dan (8) Penyelenggaraan pelayanan perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian yang berkualitas internasional, cepat, tepat, akurat dan akuntabel guna mendukung terwujudnya pertanian tangguh dan dinamis.

Sasaran strategis Sekretariat Jenderal tahun 2012 adalah: (1) tersusunnya dokumen perencanaan kebijakan, anggaran, pemantauan, dan evaluasi, serta pelaporan Kementerian Pertanian yang berkualitas baik;(2) Meningkatnya kualitas penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan pengelolaan kepegawaian yang tertib serta tercapainya reformasi birokrasi; (3) Meningkatnya ketersediaan produk hukum dan perundang-undangan, pelayanan bantuan hukum, serta informasi publik di bidang pertanian; (4) Terkelolanya keuangan dan perlengkapan secara

akuntabel dan transparan serta pengelolaan kearsipan secara tertib; (5) Meningkatnya pelayanan administrasi, perlengkapan yang akuntabel dan

transparan, dan terlaksananya pemasyarakatan program pembangunan pertanian dan komunikasi pembangunan pertanian;(6) Meningkatnya intensitas dan kualitas kerjasama luar negeri di bidang pertanian melalui forum bilateral, regional dan multilateral;(7) Meningkatnya kualitas data pertanian; serta (8) Meningkatnya pelayanan perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian.

Pada tahun 2012, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian mendapatkan total alokasi anggaran sebesar Rp 1.338.418.891.206,- yang bersumber dari Anggaran Pembangunan Belanja Negara (APBN) dengan realisasi anggaran mencapai Rp 1.271.121.817.000,- atau 94,97%.

Secara umum pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam tahun 2012 telah sesuai dengan target yang telah ditetapkan, bahkan ada sasaran strategis yang memperoleh nilai capaian lebih dari 100 persen. Namun demikian, masih terdapat beberapa Indikator Kinerja Utama (IKU) yang masih belum


(5)

mencapai target yang ditentukan. Beberapa Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah mencapai target antara lain: (1) Dokumen perencanaan yang dapat dilaksanakan; (2) Dokumen peraturan Perundang-undangan bidang pertanian yang dapat dilaksanakan; (3) Kualitas layanan informasi publik bidang pertanian; (4) Predikat Indeks Penerapan Nilai-nilai Budaya Kerja; (5) Dokumen di Bidang Organisasi, Ketatalaksanaan dan Reformasi Birokrasi yang dapat dilaksanakan; (6) Pengaduan ketidakpuasan masyarakat atas kinerja Kementerian Pertanian; (7) Tingkat layanan sarana kerja kantor pusat; (8) Realisasi kegiatan kerjasama luar negeri mendukung pembangunan pertanian; (9) Ketersediaan laporan data pertanian dan sistem informasi pertanian; (10) Layanan Perizinan Bidang Pertanian; serta (11) Layanan Pemberian hak perlindungan dan pendaftaran varietas tanaman.

Sedangkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang belum dapat dilaksanakan sesuai target yang ditetapkan antara lain: (1) Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian; (2) Kualitas laporan keuangan; dan (3) Ketersediaan Arsip Dinamis sebagai alat bukti yang sah. Beberapa hal yang menyebabkan Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut belum dapat dilaksanakan sesuai target yang telah ditetapkan antara lain: (1) Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian belum berhasil memenuhi target penilaian A (sangat baik), disebabkan masih terdapat kekurangan dalam penerapan SAKIP di Lingkungan Kementerian Pertanian seperti: dokumen PK yang belum terstruktur, kualitas rumusan indikator kinerja belum memenuhi kriteria yang baik, pengukuran kinerja yang belum sepenuhnya digunakan dalam pengendalian dan pemantauan kinerja, serta hasil evaluasi yang

belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk perbaikan perencanaan kinerja; (2) Kualitas laporan keuangan belum mencapai Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

disebabkan masih terdapat beberapa pengecualian dalam penyusunan laporan Keuangan Kementerian Pertanian, yaitu adanya aset tetap yang tidak ditemukan, inventarisasi atas aset yang dimanfaatkan PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) belum dapat diakui sebagai Barang Milik Negara (BMN), dan hasil koreksi penilaian aset yang belum diinput; serta (3) Ketersediaan Arsip dinamis sebagai alat bukti yang sah belum dapat memenuhi target 90% disebabkan karena belum semua unit eselon I menggunakan perangkat teknologi informasi dalam pengelolaan arsip dan belum memadainya SDM pengelola arsip Kementerian Pertanian.

Untuk itu, Sekretariat Jenderal akan senantiasa berupaya dan bekerja lebih keras lagi, serta menyempurnakan kebijakan yang ada untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran strategis, sehingga diharapkan di masa yang akan datang capaian semua sasaran strategis dapat lebih optimal. Melalui LAKIP Sekretariat Jenderal Tahun 2012 ini diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan kinerja kegiatan untuk tahun selanjutnya sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2010-2014.


(6)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

RINGKASAN EKSEKUTIF... ii

DAFTAR ISI... v

I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi ... 3

1.3 Sumberdaya Manusia Sekretariat Jenderal ... 7

1.4 Akuntabilitas Keuangan... 8

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 10

2.1 Rencana Strategis... 10

2.2 Penetapan Kinerja ... 14

III. AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN... 18

3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan ... 18

3.2 Pencapaian Sasaran... 18

3.3 Evaluasi Akuntabilitas Kinerja ... 20

3.3.1 Bidang Perencanaan ... 20

3.3.2 Bidang Keuangan dan Perlengkapan ... 23

3.3.3 Bidang Hukum dan Informasi Publik... 28

3.3.4 Bidang Organisasi dan Kepegawaian ... 34

3.3.5 Bidang Umum dan Hubungan Masyarakat ... 40

3.3.6 Bidang Kerjasama Luar Negeri... 42

3.3.7 Bidang Data dan Sistem Informasi Pertanian ... 44

3.3.8 Bidang Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian ... 49

IV. PENUTUP... 55 LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Capaian Indikator Sekretariat Jenderal Tahun 2012 ... 19

Tabel 2. Elektronisasi Registrasi Arsip Dinamis dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Registrasi Arsip pada Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian ... 27

Tabel 3. Ketersediaan Arsip Dinamis pada Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian... 28

Tabel 4. Penilaian Hasil PIAK Sekretariat Jenderal Tahun 2012 ... 38

Tabel 5. Perbandingan Capaian Kinerja Output Tahun Anggaran 2011 dibandingkan dengan 2012 ... 45

Tabel 6. Realisasi Pelayanan Perizinan Pupuk Tahun 2012... 51

Tabel 7. Realisasi Pelayanan Perizinan Pestisida Tahun 2012... 52

Tabel 8. Kinerja Pelayanan Permohonan Hak PVT Tahun 2012 ... 53

Tabel 9. Realisasi Pelayanan Pendaftaran Varietas Tanaman Tahun 2012... 54

Tabel 10. Realisasi Pendaftaran Varietas Tanaman Hortikultura Tahun 2012... 54

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Tahun 2012 ... 56

Lampiran 2. Data Kepegawaian Sekretariat Jenderal Tahun 2012... 60

Lampiran 3. Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2012... 64

Lampiran 4. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Sekretariat Jenderal TA.2012 ... 68


(8)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) mengacu pada ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi dan Nepotisme; Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah; Keputusan Kepala LAN RI Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud akuntabilitas instansi pemerintah yang pedoman penyusunannya ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LAKIP Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian tahun 2012 dimaksudkan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan mandat, visi dan misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan di dalam Rencana Kinerja Tahun 2012, serta sebagai umpan balik untuk perbaikan kinerja Sekretariat Jenderal pada tahun mendatang. Pelaporan kinerja juga dimaksudkan sebagai media untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian dalam satu tahun anggaran kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.

LAKIP Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2012 ini disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian dalam melaksanakan tugas dan fungsi selama tahun 2012, dalam rangka melaksanakan misi dan mencapai visi organisasi. Di samping itu, LAKIP ini juga dimaksudkan sebagai wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi


(9)

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian menuju terwujudnya good governance, wujud transparansi dan akuntabilitas kepada masyarakat, dan sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian, serta sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan bagi stakeholders demi perbaikan kinerja Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian.

Secara kronologis penerapan SAKIP dilakukan dengan: a) mempersiapkan dan menyusun Rencana Strategis yang berisi visi, misi, tujuan dan sasaran strategis untuk mencapai tujuan, b) menyusun Rencana Kinerja Tahunan Sekretariat Jenderal, c) menyusun Penetapan Kinerja, d) merumuskan Indikator Kinerja Unit Kerja dengan berpedoman kepada kebijakan dan pelaksanaan program pembangunan pertanian pada upaya-upaya mengatasi permasalahan fundamental, isu-isu aktual dan antisipasi terhadap kendala yang mungkin timbul, e) memantau dan mengamati pelaksanaan tugas pokok dan fungsi instansi secara seksama, f) melakukan pengukuran pencapaian dan evaluasi kinerja dengan mengkaji kinerja aktual dengan rencana/target yang ditetapkan dan membandingkan dengan kinerja tahun sebelumnya, serta g) melakukan evaluasi secara keseluruhan.

Penerapan SAKIP tahun 2012 merupakan kelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya dan dilaksanakan pada tahun ketiga pelaksanaan pembangunan pertanian berdasarkan Renstra Periode 2010-2014. Diharapkan penerapan SAKIP ini dapat berfungsi secara optimal sehingga dapat dijadikan salah satu instrumen utama dalam pelaksanaan pembaharuan birokrasi Pemerintah untuk mempercepat terwujudnya penyelenggaraan Pemerintahan yang baik, transparan, akuntabel dan bersih dari praktek-praktek penyimpangan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya diperlukan suatu komitmen yang kuat dari para pejabat dan semua pegawai jajaran Sekretariat Jenderal didalam mengimplementasikan sistem ini dengan maksud untuk mengetahui seberapa jauh tingkat capaian kinerja, kendala/hambatan dan permasalahan serta upaya pemecahannya dalam pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal yang pada gilirannya dapat menjadi bentuk


(10)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal 3

pertanggungjawaban baik keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.

Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2010-2014 disusun sebagai acuan bagi unit kerja di bawahnya dalam menyusun rencana kerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Dokumen Renstra Sekretariat Jenderal ini antara lain memuat visi, misi, analisis perkembangan strategik, tujuan dan sasaran, serta penjabaran program kerja setiap Biro dan Pusat di lingkup Sekretariat Jenderal setiap tahun dalam periode pembangunan tahun 2010-2014.

1.2 Organisasi, Tugas Pokok, dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi :

1) Koordinasi kegiatan Kementerian Pertanian;

2) Koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Pertanian;

3) Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi Kementerian Pertanian;

4) Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama dan hubungan masyarakat;

5) Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum;

6) Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara;

7) Koordinasi dan penyusunan prioritas kerjasama luar negeri di bidang pertanian;

8) Pembinaan, pengembangan sistem informasi pertanian, serta pelayanan data dan informasi pertanian;


(11)

9) Pengelolaan perlindungan varietas tanaman serta pelayanan perizinan dan rekomendasi teknis pertanian; dan

10) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Pertanian.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Sekretariat Jenderal didukung oleh 5 (lima) Biro dan 3 (tiga) Pusat, dan berdasarkan Renstra Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2010-2014 tugas pokok dan fungsi masing-masing Biro/Pusat sebagai berikut:

1. Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Pertanian. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Perencanaan menyelenggarakan fungsi:

(1) Koordinasi dan penyiapan penyusunan kebijakan, rencana dan program pembangunan pertanian;

(2) Koordinasi dan penyusunan anggaran pembangunan pertanian;

(3) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pembangunan pertanian;

(4) Koordinasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian; dan

(5) Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Perencanaan.

2. Biro Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyelenggaraan organisasi dan tatalaksana, serta pengelolaan kepegawaian. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Organisasi dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:

(1) Koordinasi dan penyempurnaan organisasi, dan pengembangan jabatan fungsional, serta pengembangan budaya kerja;

(2) Koordinasi dan penyempurnaan tata laksana dan fasilitasi reformasi birokrasi;

(3) Pelaksanaan perencanaan dan pengembangan pegawai; (4) Pelaksanaan mutasi pegawai Kementerian Pertanian;


(12)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal 5

3. Biro Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan keuangan dan barang milik/kekayaan negara, serta arsip dan dokumentasi Kementerian Pertanian. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Keuangan dan Perlengkapan menyelenggarakan fungsi:

(1) Pelaksanaan urusan perbendaharaan dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP);

(2) Pelaksanaan akuntansi dan verifikasi anggaran Kementerian Pertanian; (3) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung

jawab Kementerian Pertanian;

(4) Pengelolaan arsip dan dokumentasi Kementerian Pertanian, dan pelaksanaan administrasi keuangan Sekretariat Jenderal;

(5) Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Keuangan dan Perlengkapan.

4. Biro Hukum dan Informasi Publik mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum, serta pengelolaan informasi publik bidang pertanian. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Hukum dan Informasi Publik menyelenggarakan fungsi:

(1) Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang pertanian;

(2) Pengembangan sistem jaringan dan pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum pertanian;

(3) Penyusunan naskah perjanjian, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum;

(4) Penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi publik bidang pertanian; dan

(5) Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Hukum dan Informasi Publik.

5. Biro Umum dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyelenggaraan ketatausahaan, kerumahtanggaan, dan pelaksanaan hubungan masyarakat. Dalam menyelenggarakan tugas


(13)

sebagaimana dimaksud, Biro Umum dan Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:

(1) Pelaksanaan urusan ketatausahaan; (2) Pelaksanaan urusan kerumahtanggaan;

(3) Pelaksanaan hubungan antar lembaga dan protokol; (4) Pelaksanaan hubungan masyarakat; dan

(5) Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. 6. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mempunyai tugas

melaksanakan pembinaan, pengembangan sistem informasi pertanian serta pelayanan data dan informasi pertanian. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Pusat Data dan Informasi Pertanian menyelenggarakan fungsi:

1) Penyusunan rencana, program, dan anggaran;

2) Penyediaan dan pelayanan data dan informasi komoditas pertanian; 3) Penyediaan dan pelayanan data dan informasi non komoditas pertanian; 4) Pengelolaan dan pelaksanaan pengembangan sistem informasi

Kementerian Pertanian; dan

5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.

7. Pusat Kerjasama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan kerjasama luar negeri di bidang pertanian. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Pusat Kerjasama Luar Negeri menyelenggarakan fungsi:

1) Penelaahan, penyusunan program, dan penyiapan pelaksanaan kerjasama bilateral bidang pertanian;

2) Penelaahan, penyusunan program, dan penyiapan pelaksanaan kerjasama regional bidang pertanian;

3) Penelaahan, penyusunan program, dan penyiapan pelaksanaan kerjasama multilateral bidang pertanian;


(14)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal 7

5) Pelaksanaan urusan tata usaha Pusat Kerjasama Luar Negeri.

8. Pusat Pelindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan perlindungan varietas tanaman serta pelayanan perizinan dan rekomendasi teknis pertanian. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Pusat Pelindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan rencana, program dan anggaran, serta kerjasama;

2) Pemberian pelayanan permohonan hak dan pengujian perlindungan varietas tanaman, serta pendaftaran varietas dan sumber daya genetik tanaman;

3) Penerimaan, analisis, fasilitasi proses teknis penolakan atau pemberian izin, rekomendasi teknis, dan pendaftaran di bidang pertanian;

4) Pelayanan penamaan, pemberian, penolakan permohonan, pembatalan hak, serta pelayanan permohonan banding, konsultasi, pertimbangan, dan perlindungan hukum perlindungan varietas tanaman; dan

5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian.

1.3 Sumberdaya Manusia Sekretariat Jenderal

Jumlah pegawai Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian pada tahun 2012 berjumlah 1.185 orang yang terdiri dari pegawai golongan I sebanyak 4 orang, golongan II sebanyak 205 orang dan golongan III sebanyak 852 orang dan golongan IV sebanyak 124 orang. Jika dilihat dari tingkat pendidikan adalah SD-SMA sebanyak 450 orang, Sarjana Muda/D3 sebanyak 71 orang, S1 sebanyak 485 orang, S2 sebanyak 167 orang, dan S3 sebanyak 12 orang. Jumlah pegawai tersebut tersebar di Biro dan Pusat Lingkup Sekretariat Jenderal, untuk Biro Perencanaan jumlah pegawai sebanyak 115 orang, Biro Organisasi dan Kepegawaian sebanyak 254 orang, Biro Hukum dan Informasi Publik sebanyak 70 orang, Biro Keuangan dan Perlengkapan sebanyak 159 orang, Biro Umum dan Humas sebanyak 305 orang, Pusat Kerjasama Luar Negeri sebanyak 78 orang, Pusat Data dan Informasi Pertanian sebanyak 119 orang, Pusat Perlindungan


(15)

Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian sebanyak 85 orang. Secara rinci, sebaran jumlah pegawai di Pusat/Biro Lingkup Sekretariat Jenderal seperti pada Lampiran 2.

Jumlah pegawai Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian tahun 2012 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2011 yang berjumlah 1.227 orang atau berkurang sebanyak 42 orang (3,42%). Hal ini terjadi karena adanya pensiun pegawai dan moratorium penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkup Kementerian Pertanian yang ditetapkan dalam Peraturan Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan Nomor 02/SPB/M.PAN–Rb/2011, Nomor 800-632/Tahun 2011 dan Nomor 141/PMK.01/2011 tentang Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil yang berlaku mulai tanggal 1 September 2011 sampai dengan 31 Desember 2012.

1.4 AKUNTABILITAS KEUANGAN

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian pada tahun 2012 sesuai Penetapan Kinerja mendapat alokasi anggaran APBN sebesar Rp. 1.338.418.891.206,-. Realisasi anggaran tersebut sampai dengan posisi 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp. 1.271.121.817.000,- atau terserap 94,97% dari dana yang disediakan. Anggaran tersebut tersebar di 5 (lima) Biro dan 3 (tiga) Pusat lingkup Sekretariat Jenderal. Secara rinci, sebaran anggaran di Pusat/Biro lingkup Sekretariat Jenderal seperti pada Lampiran 3.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dan analisis serta evaluasi akuntabilitas kinerja, bahwa output semua kegiatan telah terlaksana dengan kategori baik dan sasaran telah tercapai sesuai rencana.

Jika dibandingkan dengan tahun 2011, di mana alokasi anggaran APBN Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian sebesar Rp. 555.150.608.000,-, maka dapat dikatakan pada tahun 2012 Sekretariat Jenderal mengalami peningkatan jumlah anggaran yang signifikan, yaitu sebesar Rp. 783.268.283,- atau peningkatan sebesar 141,09% dari pagu anggaran tahun 2011. Hal ini terjadi karena adanya tambahan anggaran untuk tunjangan kinerja pegawai Kementerian Pertanian


(16)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal 9

dalam rangka reformasi birokrasi sesuai Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2012 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Pertanian. Ditinjau dari sisi serapan anggaran, maka serapan anggaran Sekretariat Jenderal tahun 2012 juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2011, di

mana pada tahun 2011 jumlah anggaran yang terserap adalah Rp. 466.521.092.654,- (84,04%).


(17)

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis

2.1.1 Visi

Visi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2010-2014 adalah Menjadikan Birokrasi yang Profesional dan Berintegritas serta Memberikan Pelayanan Prima.

2.1.2 Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, misi yang harus dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 2010-2014 adalah:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada aparatur Kementerian Pertanian dan masyarakat;

2. Meningkatkan kualitas perencanaan, penganggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan pelaksanaan pembangunan pertanian;

3. Mewujudkan organisasi, ketatalaksanaan dan pelayanan administrasi kepegawaian Kementerian Pertanian yang proporsional, efektif dan efisien; 4. Meningkatkan kualitas peraturan perundang-undangan dan pelayanan

informasi publik;

5. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan perlengkapan serta kearsipan;

6. Meningkatkan kualitas administrasi ketatausahaan dan protokol pimpinan, kerumahtanggaan, serta mengembangkan hubungan antar lembaga dan hubungan masyarakat;

7. Menyusun rumusan kebijakan kerjasama luar negeri pembangunan pertanian dan mensosialisasikan kerjasama luar negeri bidang pertanian; 8. Meningkatkan kualitas data dan mengembangkan sistem informasi


(18)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal 11

9. Menyelenggarakan pelayanan perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian yang berkualitas.

2.1.3 Tujuan

Sesuai dengan visi dan misi Sekretariat Jenderal, maka tujuan yang akan dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal periode 2010-2014 adalah menyelenggarakan manajemen pembangunan pertanian sejalan dengan prinsip-prinsip tata kelola, tata penyelenggaraan dan tata kewenangan untuk mewujudkan Kementerian Pertanian sebagai organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel.

Tujuan umum dari Sekretariat Jenderal tersebut akan diselenggarakan melalui: 1. Penyusunan perencanaan pembangunan pertanian yang terpadu, berbasis

kinerja dan dalam kerangka pembangunan jangka menengah;

2. Pengembangan organisasi yang sesuai dengan beban kerja (right sizing), dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien, serta sumberdaya manusia aparatur pertanian yang berbasis kompetensi;

3. Penerbitan perangkat peraturan perundang-undangan dan pelayanan bantuan hukum bidang pertanian, serta pengelolaan informasi publik yang mendorong berkembangnya usaha pertanian.

4. Penataan dan pengelolaan administrasi keuangan dan perlengkapan Kementerian Pertanian guna mencapai penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP);

5. Penyelenggaraan urusan ketatausahaan pimpinan dan kementerian, kerumahtanggaan, hubungan antar lembaga dan protokoler serta pengembangan pelayanan hubungan masyarakat yang dapat mendukung peningkatan efektivitas kinerja organisasi;

6. Penyusunan kebijakan dan pengelolaan administrasi kerjasama luar negeri bidang pertanian yang melindungi kepentingan nasional serta terintegrasi dengan dinamika perubahan lingkungan dan perekonomian global;


(19)

7. Pengembangan, penataan dan pengelolaan data dan sistem informasi pertanian yang akurat, konsisten, relevan, dan tepat waktu, serta menerapkan teknologi dan sistem informasi modern;

8. Penyelenggaraan pelayanan perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian yang berkualitas, cepat, tepat, akurat dan akuntabel guna mendukung terwujudnya pertanian tangguh dan dinamis.

2.1.4 Sasaran

Sesuai dengan tujuan tersebut diatas, maka sasaran yang akan dicapai adalah sebagai berikut:

A. Sasaran Program

Meningkatnya kualitas pelaksanaan kegiatan Kementerian Pertanian melalui dukungan koordinasi pembinaan, kerjasama luar negeri dan pelayanan administrasi dan teknis lainnya.

B. Sasaran Kegiatan

(1) Meningkatnya kualitas penyusunan dan dokumen perencanaan kebijakan, anggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan Kementerian Pertanian;

(2) Meningkatnya kualitas penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan pengelolaan kepegawaian yang tertib serta tercapainya reformasi birokrasi;

(3) Meningkatnya kualitas penyusunan dan pengelolaan produk hukum dan perundang-undangan, pelayanan bantuan hukum, dan informasi publik bidang pertanian;

(4) Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan perlengkapan yang akuntabel dan transparan serta pengelolaan kearsipan secara tertib;

(5) Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi, kerumahtanggaan, dan terlaksananya pelayanan pimpinan serta pengelolaan Hubungan Masyarakat yang akuntabel dan transparan;

(6) Meningkatnya kerjasama luar negeri di bidang pertanian melalui forum bilateral, regional dan multilateral;


(20)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal 13

(7) Meningkatnya kualitas data dan sistem informasi pertanian;

(8) Meningkatnya pelayanan perlindungan varietas tanaman, pendaftaran varietas dan Sumber Daya Genetik (SDG) tanaman, serta perizinan pertanian yang mudah, cepat, tepat, akurat dan akuntabel.

2.1.5 Kebijakan

Untuk mencapai tujuan dan sasaran, kebijakan yang ditempuh adalah: membangun dan mengembangkan organisasi, sistem administrasi dan manajemen pembangunan Kementerian Pertanian yang sesuai dengan asas “clean government and good governance”.

2.1.6 Strategi

Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka ditetapkan strategi sebagai berikut:

1. Mengembangkan sistem perencanaan yang terintegrasi dan terkoordinasi semua pemangku kepentingan Pusat dan Daerah.

2. Meningkatkan kualitas organisasi, tatalaksana, pengelolaan dan pelayanan administrasi kepegawaian Kementerian Pertanian.

3. Meningkatkan kualitas produk perundang-undangan dan bantuan hukum bidang pertanian, serta pengelolaan informasi publik dilakukan secara profesional.

4. Meningkatkan dan menertibkan sistem administrasi keuangan dan perlengkapan serta pengelolaan arsip Kementerian Pertanian.

5. Meningkatkan pengelolaan administrasi ketatausahaan dan protokol pimpinan, kerumahtanggaan, serta mengembangkan hubungan antar lembaga dan masyarakat.

6. Meningkatkan dan membina pelaksanaan dan jaringan kerjasama luar negeri bidang pertanian melalui kerjasama bilateral, regional, dan multilateral.


(21)

7. Meningkatkan penerapan Teknologi Informasi untuk pengembangan Sistem dan Jaringan Informasi Pertanian guna menyajikan data dan informasi pertanian.

8. Meningkatkan pengelolaan Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) melalui penguatan sistem pengelolaan PVTPP dan kepastian perlindungan hukum bagi pemegang hak PVT dan pemohon perizinan.

2.2 Penetapan Kinerja

Penetapan Kinerja adalah suatu dokumen yang berisikan Pernyataan Kinerja/Kesepakatan Kinerja/Perjanjian Kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumberdaya yang dimiliki suatu instansi. Terkait dengan hal tersebut dan dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, Sekretariat Jenderal menetapkan kinerja yang akan dicapai pada tahun 2012. Penetapan kinerja ini merupakan tolok ukur keberhasilan organisasi yang akan menjadi penilaian dalam evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2012. Mengacu Renstra 2010-2014, Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2012 untuk melaksanakan program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pertanian. Pada tahun 2012, Sekretariat Jenderal menetapkan 8 sasaran strategis dengan 14 indikator kinerja. Sasaran strategis yang dimaksud adalah:

1. Dokumen perencanaan kebijakan, anggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan Kementerian Pertanian yang berkualitas baik, dengan indikator keberhasilan: (a) dokumen perencanaan yang dapat dilaksanakan dengan target 100 persen; dan (b) nilai akuntabilitas kinerja Kementerian Pertanian dengan target A (sangat baik).

2. Pengelolaan keuangan dan perlengkapan secara akuntabel dan transparan serta pengelolaan kearsipan secara tertib, dengan indikator keberhasilan: (a) kualitas laporan keuangan dengan target Wajar Tanpa Pengecualian (WTP),


(22)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal 15

dan (b) ketersediaan arsip dinamis sebagai alat bukti yang sah dengan target 90 persen.

3. Meningkatnya ketersediaan produk hukum dan perundang-undangan, pelayanan bantuan hukum, serta informasi publik di bidang pertanian, dengan indikator keberhasilan: (a) dokumen peraturan perundang-undangan bidang pertanian yang dapat dilaksanakan dengan target 100 persen; dan (b) kualitas layanan informasi publik bidang pertanian dengan target 80 persen (baik). Dalam rangka peningkatan kualitas layanan informasi publik,maka sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61 Tahun 2010, telah dibentuk unit Eselon III yang menangani Informasi Publik pada Sekretariat Jenderal.

4. Meningkatnya kualitas penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan pengelolaan kepegawaian yang tertib serta tercapainya reformasi birokrasi, dengan indikator keberhasilan: (a) predikat Indeks Penerapan Nilai-nilai Budaya Kerja dengan target baik; dan (b) dokumen di bidang organisasi, ketatalaksanaan dan reformasi birokrasi yang dapat dilaksanakan dengan target 80 persen.

5. Peningkatan pelayanan administrasi, perlengkapan yang akuntabel dan transparan, dan terlaksananya pemasyarakatan program pembangunan pertanian dan komunikasi pembangunan pertanian, dengan indikator keberhasilan: (a) penyelesaian pengaduan ketidakpuasan masyarakat atas kinerja Kementerian Pertanian dengan target 100 persen; dan (b) tingkat layanan sarana kerja kantor pusat dengan target 75 persen.

6. Meningkatnya intensitas dan kualitas kerjasama luar negeri di bidang pertanian melalui forum bilateral, regional dan multilteral, dengan indikator keberhasilan adalah realisasi kegiatan kerjasama luar negeri mendukung pembangunan pertanian dengan target 95 persen.

7. Meningkatnya kualitas data pertanian, dengan indikator keberhasilan adalah ketersediaan laporan data pertanian dan sistem informasi pertanian yang dapat diakses dengan target 75 persen.


(23)

8. Meningkatnya pelayanan Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, dengan indikator keberhasilan: (a) dokumen perizinan pertanian yang diterbitkan dengan target 100 persen; dan (b) pemberian hak perlindungan varietas tanaman yang diterbitkan dengan target 100 persen.


(24)

(25)

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN

3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan

Gambaran kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012 dapat diketahui dari hasil pengukuran kinerja kegiatan dan evaluasi kinerja yaitu dengan membandingkan antara target dengan capaian. Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran keberhasilan tahun 2012 ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu: (1) sangat berhasil (capaian > 100%); (2) berhasil (capaian 80-100%); (3) cukup berhasil (capaian 60-79%); dan (4) kurang berhasil (capaian <60%) terhadap target yang telah ditetapkan.

3.2 Pencapaian Sasaran

Sekretariat Jenderal telah menetapkan indikator pencapaian target sebagai alat ukur keberhasilan. Tahun 2012 capaian target sasaran Sekretariat Jenderal di gambarkan seperti pada Tabel 1.


(26)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal 19

Tabel 1. Capaian Indikator Sekretariat Jenderal Tahun 2012

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET REALISASI %

Dokumen perencanaan kebijakan, anggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan Kementerian Pertanian yang berkualitas baik

1. Dokumen perencanaan yang dapat dilaksanakan1)

100% 100% 100 2. Nilai Akuntabilitas Kinerja

Kementerian Pertanian A (Sangat Baik) B (Baik) 93,53 Pengelolaan keuangan dan

perlengkapan secara akuntabel dan transparan serta pengelolaan kearsipan secara tertib

1. Kualitas laporan keuangan WTP WDP 2. Ketersediaan Arsip Dinamis sebagai

alat bukti yang sah

90% 87,5% 97,22 Meningkatnya ketersediaan produk

hukum dan perundang-undangan, pelayanan bantuan hukum, serta informasi publik di bidang pertanian

1. Dokumen peraturan Perundang-undangan bidang pertanian yang dapat dilaksanakan2)

100% 100% 100 2. Kualitas layanan informasi publik

bidang pertanian 80% (Baik) 80% (Baik) 100 Meningkatnya kualitas penataan

kelembagaan, ketatalaksanaan, dan pengelolaan kepegawaian yang tertib serta tercapainya reformasi birokrasi

1. Predikat Indeks Penerapan Nilai-nilai Budaya Kerja

Baik Baik 100 2. Dokumen di Bidang Organisasi,

Ketatalaksanaan dan Reformasi Birokrasi yang dapat dilaksanakan3)

80% 100% 125 Peningkatan pelayanan

administrasi, perlengkapan yang akuntabel dan transparan, dan terlaksananya pemasyarakatan program pembangunan pertanian dan komunikasi pembangunan pertanian

1. Pengaduan ketidakpuasan masyarakat atas kinerja Kementerian Pertanian

100% 100% 100 2. Tingkat layanan sarana kerja

kantor pusat

75% 85,6% 114,13 Meningkatnya intensitas dan

kualitas kerjasama luar negeri di bidang pertanian melalui forum bilateral, regional dan multilateral

Realisasi kegiatan kerjasama luar negeri mendukung pembangunan pertanian4)

95% 100% 105,26 Meningkatnya kualitas data

pertanian

Ketersediaan laporan data pertanian dan sistem informasi pertanian5)

75% 100% 133,33 Meningkatnya pelayanan

perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian

1. Layanan perizinan bidang pertanian6)

100% 103% 103 2. Layanan pemberian hak

perlindungan dan pendaftaran varietas tanaman 7)

100% 155,44% 155,44

Keterangan:

1)

Dokumen perencanaan yang dapat dilaksanakan memiliki target 74 dokumen/laporan. 2)

Dokumen peraturan perundang-undangan bidang pertanian yang dapat dilaksanakan memiliki target 5 dokumen.

3)

Dokumen di Bidang Organisasi, Ketatalaksanaan dan Reformasi Birokrasi yang dapat dilaksanakan memiliki target 12 dokumen.

4)

Kegiatan kerjasama luar negeri mendukung pembangunan pertanian memiliki target 22 kegiatan.

5)

Ketersediaan laporan data pertanian dan sistem informasi pertanian memiliki target 38 dokumen.

6)

Layanan perizinan bidang pertanian memiliki target 2.000 dokumen surat izin. 7)

Layanan pemberian hak perlindungan dan pendaftaran varietas tanamanmemiliki target 285 dokumen layanan permohonan.


(27)

Sasaran Sekretariat Jenderal tahun 2012 tersebut dapat tercapai melalui pelaksanaan program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Kementerian Pertanian.

3.3 Evaluasi Akuntabilitas Kinerja

Evaluasi akuntabilitas kinerja dilakukan terhadap hasil pengukuran kinerja sasaran Sekretariat Jenderal. Keberhasilan kinerja Sekretariat Jenderal dipengaruhi oleh pelaksanaan program dan kegiatan yang dikelola dengan baik dan ditunjang dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat kondusif, untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut menyangkut beberapa aspek/bidang tugas yang meliputi:

3.3.1 Bidang Perencanaan

Sesuai dengan Penetapan Kinerja (PK) ditetapkan sasaran strategis bidang perencanaan yaitu berupa dokumen perencanaan kebijakan, anggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan Kementerian Pertanian yang berkualitas baik. Bidang perencanaan memiliki 2 (dua) indikator kinerja utama, yaitu:

3.3.1.1 Dokumen Perencanaan yang Dapat Dilaksanakan

Pada tahun 2012, jumlah dokumen perencanaan yang dihasilkan oleh Sekretariat Jenderal adalah sebanyak 74 dokumen/laporan,yang terdiri dari:

(1) Dokumen penyusunan kebijakan, program, dan wilayah (12 dokumen), yang terdiri dari: Strategi Induk Pembangunan Pertanian 2013-2045, Perencanaan Tenaga Kerja Sektor Pertanian 2012-2014; Panduan Pengelolaan Kegiatan Responsif Gender di Sektor Pertanian Tahun 2012; Rencana Kerja (Renja) Kementerian Pertanian Tahun 2013;Trilateral Meeting Pagu Indikatif Tahun 2013; Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kementerian Pertanian Tahun 2013; RKT Sekretariat Jenderal 2013; Penetapan Kinerja (PK) Kementerian Pertanian Tahun 2012; Pra Musrenbang Bappenas Tahun 2012; Analisis Sosial Ekonomi Mendukung Kawasan Pengembangan Sentra


(28)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal 21

Kawasan Sentra Produksi; serta Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian.

(2) Dokumen penyusunan, pembinaan, dan evaluasi anggaran (21 dokumen), yang terdiri dari: Prosiding Rapat Regional Perencanaan Anggaran Kementerian Pertanian Tahun 2013; Penyusunan Rancangan APBN-P 2012 Lingkup Kementerian Pertanian; Penyusunan Rancangan APBN 2013 Pagu Anggaran Lingkup Kementerian Pertanian; Penyusunan Rancangan APBN 2013 Pagu Alokasi Anggaran; Sinkronisasi Penyusunan RKA-KL 2013; Sosialisasi Program Aplikasi RKA-KL; Penyusunan RKA-KL Lingkup Kementerian Pertanian, Sekretariat Jenderal dan Biro; Koordinasi dan Identifikasi Hasil Revisi DIPA dan POK 2012; Koordinasi Hasil Pemanfaatan PNBP Lingkup Kementerian Pertanian 2012; Koordinasi dan Identifikasi Anggaran Subsidi Kementerian Pertanian Tahun 2012; Prosiding Rapat Koordinasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian di Daerah; Identifikasi dan Validasi Data Teknis DAK Bidang Pertanian tahun 2012; Petunjuk Teknis (Juknis) DAK Bidang Pertanian Tahun 2013; Pembinaan dan Validasi Data Teknis DAK Bidang Pertanian 2013; Kajian Evaluasi Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian dalam meningkatkan Pendapatan Daerah; Prosiding Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian Tahun 2012; Koordinasi dan Pembinaan Administrasi Anggaran 2012; Rekapitulasi Data Base Satker DIPA Anggaran Pembangunan Pertanian 2012; Penyusunan Pedum Bansos dan Pedum Program, Kegiatan dan Anggaran

Tahun 2013; Penyusunan Nota Keuangan Lingkup Kementerian

Pertanian;serta Penyusunan Kesesuaian Program, Kegiatan dan Anggaran Kementerian Pertanian Tahun 2012.

(3) Laporan pemantauan, evaluasi, dan ketatausahaan (28 laporan), yang terdiri dari: Prosiding Evaluasi Program Kegiatan Pembangunan Pertanian; Prosiding Workshop dan TOT SIMONEV di 3 wilayah; Pemantauan Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan Utama Kementerian Pertanian; Pemantauan Pelaksanaan Rencana Program Pembangunan Pertanian per triwulan; Pemantauan dan Evaluasi Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN) per triwulan; Pemantauan dan Evaluasi Midterm Program dan Target


(29)

Pembangunan Pertanian 2010-2014; Pemantauan dan Evaluasi DAK Bidang Pertanian; Evaluasi Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di Sektor Pertanian; Evaluasi Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K); Pemantauan dan Evaluasi Lembaga Keuangan Mikro Pertanian; Laporan Pelayanan Penyelenggaraan Ketatausahaan (5 laporan); Pelaksanaan Kesekretariatan Fungsional Perencana, Kegiatan BMN dan SAK; Sistem Pengendalian Internal (SPI); Pembinaan Inisiatif Anti Korupsi (PIAK); Reformasi Birokrasi; Penilaian Budaya Kerja; Penyebaran informasi; Pengelolaan Administrasi Satker (2 laporan); Layanan Perkantoran; Pengadaan Kendaraan Bermotor; Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi; serta Peralatan dan fasilitasi perkantoran pegawai.

(4) Laporan pelaksanaan kinerja (13 laporan), yang terdiri dari: Data Base Indikator Makro, Produksi Pertanian dan Perwilayahan Komoditas; Pengolahan dan Penyajian Data Pertanian; Analisis Data-Data Pertanian Terkini; Bahan Rapat Koordinasi (Rakor) dengan Menko Perekonomian, Menko Kesejahteraan Rakyat, dan Rakor Terbatas (Rakortas); Bahan Rapat Kerja (Raker) Menteri Pertanian dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI); Kegiatan Rapat Pimpinan dan Tindaklanjut Rapim; Bahan Keynote Speaker; Bahan Sidang Kabinet dan Wakil Presiden; Penyusunan Laporan Kementerian Pertanian ke Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Perwilayahan Komoditas; Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2011 (LAKIP Kementerian Pertanian, Sekretariat Jenderal dan Biro Perencanaan); Penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2011 (Kinerja Kementerian Pertanian, Sekretariat Jenderal dan Biro Perencanaan); Penyusunan Laporan Pimpinan Kementerian Pertanian (Kementerian Pertanian, Sekretariat Jenderal dan Biro Perencanaan); serta Pengawasan dan Evaluasi Kementerian Pertanian dalam Mendukung Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-88 dan ke-89.

Ketujuh puluh empat dokumen/laporan yang dihasilkan tersebut dapat dilaksanakan seluruhnya atau dapat dikatakan pencapaian sasaran indikator


(30)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal 23

acuan/feedback/input dalam perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan pada tahun 2013.

Apabila dibandingkan dengan jumlah dokumen/laporan perencanaan yang dihasilkan tahun 2011 yaitu sejumlah 22 dokumen/laporan, maka jumlah dokumen

perencanaan yang dihasilkan tahun 2012 meningkat sejumlah 52

dokumen/laporan atau sebesar 236,36%. Namun demikian, apabila dilihat dari segi persentase capaian tidak mengalami peningkatan dari tahun 2011 atau tetap terlaksana seluruhnya(100%).

3.3.1.2 Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian

Indikator ini bertujuan untuk menilai implementasi dan pengembangan akuntabilitas kinerja di lingkungan Kementerian Pertanian dalam rangka mendorong terwujudnya pemerintahan yang berorientasi kepada hasil (result oriented government). Target Indikator kinerja penilaian atas Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian adalah “A” (sangat baik), di mana untuk memperoleh nilai tersebut harus memiliki poin total penilaian > 75. Pada tahun 2012, capaian indikator kinerja nilai akuntabilitas kinerja Kementerian Pertanian mendapatkan predikat “B” (baik) dengan perolehan nilai 70,19. Secara predikat, target indikator ini belum berhasil dicapai akan tetapi apabila ditinjau dari total perolehan poin, maka tingkat keberhasilan capaian sebesar 93,57% (berhasil). Apabila dibandingkan dengan perolehan nilai pada tahun 2011 yaitu 65,61 (predikat B), maka perolehan nilai tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 4,58 poin.

Nilai LAKIP tahun 2012 sebagaimana di atas, merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh komponen manajemen kinerja di lingkungan Kementerian Pertanian. Beberapa kekurangan yang masih ditemui dalam pelaksanaan akuntabilitas kinerja Kementerian Pertanian, adalah: dokumen PK yang belum terstruktur, kualitas rumusan indikator kinerja belum memenuhi kriteria yang baik, pengukuran kinerja yang belum sepenuhnya digunakan dalam pengendalian dan pemantauan kinerja, serta hasil evaluasi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk perbaikan perencanaan kinerja.

Adapun beberapa rekomendasi yang diberikan oleh Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk memperbaiki


(31)

kekurangan dalam penerapan dan pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, antara lain:

(1) Mengimplementasikan rencana aksi pencapaian kinerja sebagai alat monitoring pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja;

(2) Menyempurnakan kualitas rumusan indikator kinerja, terutama di tingkat unit kerja agar memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik;

(3) Memanfaatkan hasil pengukuran kinerja untuk pengendalian dan pemantauan secara berkala;

(4) Menyempurnakan penyajian informasi dalam LAKIP unit kerja mengenai evaluasi dan analisis pencapaian sasaran strategis dan pembandingan data kinerja;

(5) Memanfaatkan informasi kinerja dalam LAKIP dan hasil evaluasi internal untuk meningkatkan kinerja Kementerian Pertanian secara keseluruhan; serta

(6) Meningkatkan kapasitas SDM dalam akuntabilitas dan manajemen kinerja di seluruh jajaran Kementerian Pertanian untuk mempercepat terwujudnya pemerintahan yang berkinerja dan akuntabel.

3.3.2 Bidang Keuangan dan Perlengkapan

Akuntabilitas kinerja Sekretariat Jenderal yang berkaitan dengan pencapaian kinerja kegiatan bidang koordinasi pengelolaan keuangan dan perlengkapan sebagaimana ditetapkan dalam penetapan kinerja memiliki sasaran pengelolaan keuangan dan perlengkapan secara akuntabel dan transparan serta pengelolaan kearsipan secara tertib dievaluasi melalui 2 indikator yaitu:

1. Kualitas laporan keuangan dengan target yang ingin dicapai adalah mendapatkan opini WTP dari Badan Pemeriksa Keuangan.

2. Ketersediaan arsip dinamis sebagai alat bukti yang sah dengan target 90%


(32)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal 25

3.3.2.1 Kualitas Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Kementerian Pertanian tahun 2006 dan 2007, diberikan opini Tidak Menyatakan Pendapat (disclaimer) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), kemudian pada tahun 2008, 2009, dan 2010 BPK memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Tahun 2010 Laporan Keuangan Kementerian Pertanian

memperoleh opini WDP yaitu dengan pengecualian aset tetap senilai Rp. 598,21 miliar, pengelolaan hibah belum tertib, dan lemahnya pengendalian

internal.

Laporan Keuangan Kementerian Pertanian tahun 2011 masih tetap mendapatkan opini WDP dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sehingga target yang telah ditetapkan pada tahun 2012 yaitu memperoleh opini WTP belum dapat tercapai. Pengecualian capaian opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Pertanian tahun 2011 dengan nilai temuan Rp. 394,19 miliar terdiri dari:

(1) Aset tetap yang tidak ditemukan (BA.04) dengan nilai Rp. 188,71 miliar, di mana Rp. 2,5 miliar diantaranya merupakan barang yang tidak ditemukan namun tidak termasuk dalam BA.04.

(2) Hasil koreksi penilaian aset belum diinput atau dibukukan senilai Rp. 69,11 miliar, belum di Inventarisasi dan dilakukan Penilaian senilai Rp. 52,5 miliar dan hasil Inventarisasi dan Penilaian tahun 2005 – 2007

belum dibukukan senilai Rp. 60,1 miliar.

(3) Inventarisasi atasaset yang dimanfaatkan PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) belum dapat diakui sebagai Barang Milik Negara (BMN) karena belum ada data dukungnya sebesar Rp. 23,77 miliar.

Sementara untuk pengecualian Capaian Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Pertanian tahun 2010 dengan Nilai temuan Rp. 755,84 miliar terdiri dari:

(1) Aset tetap senilai Rp. 598,21 miliar belum dilakukan penilaian kembali. (2) Aset tetap senilai Rp. 60,15 miliar belum dilakukan inventarisasi. (3) Aset tetap senilai Rp. 76,68 miliar belum ditemukan.

(4) Pengelolaan hibah minimal senilai Rp. 20,80 miliar diluar mekanisme DIPA APBN.


(33)

Apabila dibandingkan, maka nilai temuan tahun 2011 sudah mengalami penurunan dari segi jumlah yaitu sebesar Rp. 361,65 miliar (47,85%) bila dibandingkan tahun 2010.

3.3.2.2 Ketersediaan Arsip Dinamis Sebagai Alat Bukti yang Sah

Selama Tahun 2012 Unit Kearsipan telah melaksanakan berbagai kegiatan yang sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, yaitu penyediaan arsip dinamis sebagai alat bukti yang sah. Ketersediaan arsip dinamis yang dimaksud disini dibatasi pada arsip periode tahun 2011 dan 2012 yang dibatasi pada jenis arsip Surat Masuk, Surat Keluar dan Surat Keputusan pada Sekretariat Eselon I lingkup Kementerian Pertanian.

Pengelolaan arsip dinamis menurut Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 meliputi kegiatan: (a) penciptaan arsip, (b) penggunaan arsip, (c) pemeliharaan arsip, dan (d) penyusutan arsip. Indikator capaian kinerja pengelolaan arsip adalah ketersediaan arsip dinamis sebagai alat bukti yang sah dengan target 90% tercapai sebesar 87,5%, sehingga untuk target indikator capaian ini belum dapat tercapai. Namun demikian, apabila dilihat atau dapat dikatakan persentase capaian ukuran keberhasilannya adalah 97,22% (berhasil). Tidak tercapainya target tersebut disebabkan karena belum semua unit eselon I menggunakan perangkat teknologi informasi dalam pengelolaan arsip, seperti pada Tabel 2. Disamping itu, SDM pengelola arsip Kementerian Pertanian masih kurang memadai baik dari segi jumlah maupun kompetensi yang dimiliki.


(34)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal 27

Tabel 2. Elektronisasi Registrasi Arsip Dinamis dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Registrasi Arsip pada Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian

NO UNIT KERJA ELEKTRONISASI KET %

1 Sekretariat Jenderal √ SIKD 100

2 Inspektorat Jenderal X - 0

3 Ditjen Prasarana Dan Sarana Pertanian √ MS EXCEL 100

4 Ditjen Tanaman Pangan √ SIMAR 100

5 Ditjen Hortikultura √ SIKD 100

6 Ditjen Perkebunan X - 0

7 Ditjen Peternakan Dan Kesehatan Hewan √ SIMAS 100

8 Ditjen Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Pertanian

√ E-AGENDA

100

9 Badan Litbang Pertanian √ SIMOTO 100

10 Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian

√ MS EXCEL

100

11 Badan Ketahanan Pangan X - 0

12 Badan Karantina Pertanian √ MS EXCEL 100

TOTAL 75

Sumber: Biro Keuangan dan Perlengkapan

Dari Tabel 2 diatas maka dapat dilihat bahwa berdasarkan pemeriksaan terhadap 12 Unit Eselon I, hanya 9 unit Eselon I (75%) yang telah menggunakan aplikasi komputer dalam proses registrasi arsip. Untuk menentukan persentase ketersediaan arsip sebagai alat bukti yang sah di lingkungan Kementerian Pertanian digunakan dua parameter yaitu registrasi arsip dinamis dan elektronisasi registrasi arsip dinamis dengan asumsi bahwa proses registrasi merupakan proses penting dalam menjamin ketersediaan arsip, serta pemanfaatan teknologi informasi dalam proses registrasi akan menjamin ketersediaan dan kecepatan akses arsip.

Berdasarkan dua parameter tersebut dapat diukur persentase ketersediaan arsip sebagai alat bukti yang sah seperti yang tertuang pada Tabel 3berikut ini.


(35)

Tabel 3. Ketersediaan Arsip Dinamis pada Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian

NO URAIAN

BOBOT CAPAIAN TOTAL

(%) (%) (%)

1 Registrasi Arsip Dinamis 50 100 50

2 Elektronisasi Registrasi Arsip Dinamis

50 75 37.5

TOTAL 87.5

Sumber: Biro Keuangan dan Perlengkapan

3.3.3 Bidang Hukum dan Informasi Publik

Hukum pertanian bergerak secara dinamis menyesuaikan dengan isu dan tuntutan yang berkembang di masyarakat, karena itu pembangunan hukum di bidang pertanian harus berwawasan holistik, sistemik dan dapat mengantisipasi pergeseran paradigma pembangunan, menjamin kelestarian dan perlindungan fungsi lingkungan hidup, mendukung Hak Kekayaan Intelektual (HKI), mendorong penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), pengembangan otonomi daerah, privatisasi, globalisasi serta menjadi landasan pembangunan sistem dan usaha agribisnis. Pembangunan pertanian yang tangguh dan efisien dengan orientasi pada sistem agribisnis, akan terwujud apabila dilengkapi dengan peraturan perundang-undangan sebagai landasan kerja (legal standing) yang kuat dan lengkap serta didukung oleh pelaksanaan advokasi dan bantuan hukum serta pengelolaan informasi publik yang baik. Hal tersebut juga harus diperkuat dengan penyediaan sumberdaya manusia sebagai aparatur pertanian yang profesional. Oleh karena itu pembinaan, bantuan hukum dan pengelolaan informasi publik dalam penyelenggaraan pembangunan pertanian menjadi sangat fundamental dan tidak dapat dipisahkan dengan pelaksanaan pembangunan pertanian.

Pengukuran kinerja kegiatan bidang hukum dan informasi publik tahun 2012 memiliki indikator dokumen peraturan perundang-undangan bidang pertanian yang dapat dilaksanakan dengan target 100%, serta kualitas layanan informasi publik bidang pertanian dengan target 80% (baik).


(36)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal 29

3.3.3.1 Dokumen Peraturan Perundang-Undangan Bidang Pertanian yang Dapat Dilaksanakan

Dalam melaksanakan program kegiatan dibidang pertanian diperlukan perencanaan dalam penyusunan peraturan perundang-undangan. Program Legislasi Pertanian (Prolegtan) merupakan instrumen perencanaan program pembentukan peraturan perundang-undangan di Kementerian Pertanian mulai Undang-Undangsampai Peraturan Menteri Pertanian sebagai pelaksanaannya yang disusun secara terencana, terpadu, dan sistematis.

Pada pelaksanaan tahun 2012, capaian terhadap indikator dokumen peraturan perundang-undangan bidang pertanian yang dapat dilaksanakan dengan target 100% tercapai seluruhnya (100%) atau secara persentase capaian ukuran keberhasilan sebesar 100% (berhasil), di mana seluruh dokumen peraturan perundang-undangan bidang pertanian tersebut sudah diterbitkan dan dimasukan kedalam berita negara. Dokumen peraturan perundang-undangan bidang pertanian yang dapat dilaksanakan terdiri dari 5 (lima) dokumen, antara lain:

(1) Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Tanaman;

Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan nasional termasuk didalamnya pembangunan pertanian (Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan) telah ditetapkan berbagai peraturan perundang-undangan yang dapat dijadikan landasan hukum, pemandu, rambu-rambu, dan piranti pengambilan kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan bidang pertanian yang sekaligus sebagai pedoman perilaku masyarakat pertanian Indonesia dalam penyelenggaraan, pemanfaatan, pengelolaan, dan pelestarian sumberdaya pertanian.

Kebijakan di bidang pertanian khususnya di bidang tanaman telah banyak ditetapkan mulai dari Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Menteri sebagai pelaksanaannya. Menindaklanjuti peraturan perundang-undangan dimaksud, setiap tahun banyak peraturan perundang-undangan bidang tanaman yang perlu diterbitkan. Dalam penyusunan peraturan perundang-undangan bidang tanaman dimaksud,


(37)

diperlukan keterlibatan semua pihak baik lingkup Kementerian Pertanian maupun antar Kementerian yang berkompeten untuk memperkaya substansi dan mempersamakan persepsi/pemahaman terhadap substansi yang akan diatur. Output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah 18 (delapan belas) Peraturan Menteri Pertanian dan 50 (lima puluh) Keputusan Menteri Pertanian. (2) Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Sumberdaya, Sarana dan

Prasarana

Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan nasional termasuk didalamnya pembangunan pertanian (Sarana dan Prasarana Pertanian dan Ketahanan Pangan) telah ditetapkan berbagai peraturan perundang-undangan yang dapat dijadikan landasan hukum, pemandu, rambu-rambu, dan piranti pengambilan kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan bidang pertanian yang sekaligus sebagai pedoman perilaku masyarakat pertanian Indonesia dalam penyelenggaraan, pemanfaatan, pengelolaan, dan pelestarian sumberdaya pertanian.

Kebijakan di Bidang Pertanian khususnya di bidang Sumberdaya, Sarana dan Prasarana telah banyak ditetapkan mulai dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Menteri sebagai pelaksanaannya. Menindaklanjuti peraturan perundang-undangan dimaksud, setiap tahun banyak peraturan perundang-undangan bidang Sumber Daya, Sarana dan Prasarana yang perlu diterbitkan. Dalam penyusunan peraturan perundang-undangan bidang Sumberdaya, Sarana dan Prasarana dimaksud, diperlukan keterlibatan semua pihak baik lingkup Kementerian Pertanian maupun antar Kementerian yang berkompeten untuk memperkaya substansi dan mempersamakan persepsi/pemahaman terhadap substansi yang akan diatur. Output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah 3 (tiga) Peraturan Pemerintah, 10 (sepuluh) Peraturan Menteri Pertanian, dan 29 (dua puluh sembilan) Keputusan Menteri Pertanian.


(38)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal 31

(3) Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Penelitian, Penyuluhan dan Pengembangan SDM;

Untuk mendukung penyelenggaraan penelitian, penyuluhan, serta pengembangan sumberdaya manusia telah diterbitkan Undang-undang sektor pertanian, meliputi: Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan, Undang-undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman, Undang-undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan, Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Pembangunan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura.

Undang-undang sektor pertanian tersebut telah ditindaklanjuti dengan beberapa Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Pertanian dalam suatu skenario pengaturan yang lebih operasional sebagai acuan bagi aparatur dan pelaku usaha bidang pertanian. Dengan demikian peraturan perundang-undangan dapat diterapkan sehingga menjamin kepastian hukum dan keadilan. Output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah 1 (satu) undang-undang, 14 (empat belas) Peraturan Menteri Pertanian, dan 23 (dua puluh tiga) Keputusan Menteri Pertanian.

(4) Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Ternak dan Kesehatan hewan;

Sesuai dengan tugas dan fungsi, penyusunan peraturan perundang-undangan bidang peternakan dan kesehatan hewan melakukan penyiapan bahan evaluasi penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan bidang ternak dan kesehatan hewan. Penyusunan peraturan perundang-undangan bidang ternak dan kesehatan hewan dilaksanakan dengan tujuan untuk merumuskan peraturan perundang-undangan yang disampaikan oleh eselon I terkait berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang


(39)

Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam bentuk Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri maupun bersifat Keputusan Menteri. Output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah 2 (dua) Peraturan Pemerintah, 4 (empat) Peraturan Menteri Pertanian dan 17 (tujuh belas) Keputusan Menteri Pertanian.

(5) Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Karantina Pertanian. Kegiatan ini dilakukan untuk menyusun peraturan perundang-undangan bidang karantina pertanian. Dalam rangka memberikan perlindungan terhadap sumberdaya alam hayati tersebut salah satu cara yang dilakukan yaitu melalui pencegahan masuknya ke dalam, dan tersebarnya dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia hama dan penyakit hewan, dan organisme pengganggu tumbuhan yang memiliki potensi merusak kelestarian sumberdaya alam hayati. Pencegahan masuknya ke dalam, dan tersebarnya dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia hama dan penyakit hewan, dan organisme pengganggu tumbuhan dimaksud dilakukan melalui pelaksanaan karantina hewan dan karantina tumbuhan. Untuk lebih meningkatkan pengawasan atas risiko masuk dan menyebarnya penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dan dengan adanya perubahan kepelabuhanan dan kebandarudaraan nasional maka Kementerian Pertanian pada tahun 2012 mengeluarkan 6 (enam) Peraturan Menteri Pertanian dan 3 (tiga) Keputusan Menteri Pertanian.

Peraturan perundang-undangan bidang pertanian tersebut diatas telah dilaksanakan beserta sosialisasinya untuk peraturan perundang-undangan bidang penelitian, penyuluhan, dan pengembangan SDM; bidang sumberdaya, sarana dan prasarana; serta bidang karantina pertanian. Jumlah dokumen peraturan perundang-undangan bidang pertanian yang dapat dihasilkan pada tahun 2012 sama dengan jumlah dokumen yang dihasilkan pada tahun 2011 yaitu 5 dokumen. 3.3.3.2 Kualitas Layanan Informasi Publik Bidang Pertanian

Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik pada Tahun 2008 dan baru berlaku dua tahun kemudian setelah


(40)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal 33

disahkan, yaitu tahun 2010, tuntutan akan keterbukaan dalam memperoleh informasi semakin mendesak. Keterbukaan Informasi Publik bertujuan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab (good governance) melalui penerapan prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi dan supremasi hukum serta melibatkan partisipasi masyarakat dalam setiap proses kebijakan publik dalam rangka Open Government.

Berdasarkan Pasal 13 UU Nomor 14 Tahun 2008, Badan Publik seperti Kementerian Pertanian wajib menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi serta membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola informasi publik secara baik dan efisien, sehingga layanan informasi publik dapat diakses dengan mudah. Bahkan lebih lanjut setiap Badan Publik perlu melakukan pengelolaan informasi publik dan dokumentasi yang dapat menjamin penyediaan informasi yang mudah, cermat, cepat, dan akurat dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Untuk memberikan akses informasi publik dalam rangka pengawasan publik dan mendorong keterlibatan partisipasi masyarakat dalam setiap proses kebijakannya, Kementerian Pertanian perlu mengelola informasi publik secara akuntabel dan transparan. Pengelolaan informasi publik dimaksudkan untuk meningkatkan layanan informasi publik kepada masyarakat, menciptakan dan menjamin kelancaraan dalam pelayanan informasi publik pada Kementerian Pertanian.

Indikator kualitas layanan informasi publik bidang pertanian memiliki 5 kegiatan, yaitu:

(1) Pelaksanaan Pengelolaan Pelayanan Informasi Publik.

(2) Penyediaan Informasi Publik dan Multimedia Pendukung, serta Pengelolaan Perpustakaan Digital

(3) Laporan Monitoring dan Evaluasi Informasi. (4) Sosialisasi Pembangunan Pertanian.

(5) Dukungan Pengelolaan Pusat Informasi Agribisnis.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja indikator kualitas layanan informasi publik bidang pertanian dengan target 80% (baik) untuk tahun 2012, telah tercapai


(41)

seluruhnya (80%) atau secara persentase capaian ukuran keberhasilan sebesar 100% (berhasil).

3.3.4 Bidang Organisasi dan Kepegawaian

Pada tahun anggaran 2012, Bidang Organisasi dan Kepegawaian mempunyai 2 (dua) indikator kinerja yaitu predikat indeks penerapan nilai-nilai budaya kerja dengan target nilai baik serta dokumen di bidang organisasi, ketatalaksanaan dan reformasi birokrasi yang dapat dilaksanakan dengan target capaian sebesar 80%. 3.3.4.1 Predikat Indeks Penerapan Nilai-Nilai Budaya Kerja

Untuk mengetahui capaian indikator kinerja Predikat Indeks Penerapan Nilai-nilai Budaya Kerja (IPNBK), maka pada tahun 2012, telah dilakukan pengukuran kualitas budaya kerja aparatur melalui survei IPNBK Lingkup Kementerian pertanian dengan hasil sebagai berikut:

(1) Pengukuran Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja di Lingkungan Kementerian Pertanian.

Menindaklanjuti Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 25/KEP/M.PAN/4/2002 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja Aparatur Negara, setelah melalui proses pembahasan yang melibatkan eselon I dan UPT Kementerian Pertanian, Kementerian Pertanian telah menetapkan nilai dasar budaya kerja melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 24/Permentan/OT.140/4/2012 tentang Pedoman Pengukuran Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja di Lingkungan Kementerian Pertanian.

(2) Pengukuran Kualitas Budaya Kerja Lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2012 dan Pelaksanaan Ekspose Kualitas Budaya Kerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2012.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pengukuran kualitas budaya kerja lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian tahun 2012 antara lain pelaksanaan Ekspose Kualitas Budaya Kerja sebagai hasil dari


(42)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal 35

pengukuran kualitas IPNBK Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2012. Ekspose tersebut dihadiri oleh semua unit kerja Biro dan Pusat Lingkup Sekretariat Jenderal sebagai narasumber dan unit kerja lingkup Eselon I sebagai pembahas. Pada tahun ini Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian memperoleh indeks sebesar 3,52 dengan nilai kualitas budaya kerja 70,40 masuk kedalam klasifikasi kualitas budaya kerja BAIK.

(3) Pengukuran kualitas budaya kerja Lingkup Kementerian Pertanian Tahun 2012 dan pelaksanaan ekspose kualitas budaya kerja Kementerian Pertanian Tahun 2012

Sesuai Permentan Nomor: 24/Permentan/OT.140/4/2012 tentang Pedoman Pengukuran Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja di Lingkungan Kementerian Pertanian, telah dilakukan Ekspose Hasil Pengukuran Kualitas Budaya Kerja dan untuk tahun 2012. Hasil penilaian IPNBK Kementerian Pertanian mendapatkan nilai 3,55 dan nilai kualitas budaya kerja sebesar 71,00 dengan predikat “baik”.

Capaian indikator predikat indeks penerapan nilai-nilai budaya kerja secara persentase capaian ukuran keberhasilan sebesar 125% (sangat berhasil) sesuai dengan yang ditargetkan. Hasil pada tahun 2012 ini mampu mempertahankan nilai predikat indeks penerapan nilai-nilai budaya kerja seperti yang didapatkan pada tahun 2011.

3.3.4.2 Dokumen di Bidang Organisasi, Ketatalaksanaan dan Reformasi Birokrasi yang Dapat Dilaksanakan

Pada tahun 2012, output dokumen di bidang organisasi, ketatalaksanaan dan reformasi birokrasi yang dapat dilaksanakan memiliki target kinerja sebanyak 12 dokumen. Dari target kinerja yang telah ditetapkan, seluruhnya dapat tercapai secara efisien dan efektif. Target indikator yang ditetapkan sebesar 80% dokumen di bidang organisasi, ketatalaksanaan dan reformasi birokrasi yang dapat dilaksanakan, telah terlaksana seluruhnya(100%) atau secara persentase capaian ukuran keberhasilan sebesar 125% (sangat berhasil).


(43)

Dokumen di bidang organisasi, ketatalaksanaan dan reformasi birokrasi yang dapat dilaksanakan, adalah sebagai berikut :

(1) Dokumen Penataan Organisasi KementerianPertanian

Memperhatikan kebutuhan reformasi birokrasi di bidang kelembagaan, dan masukan dari unit kerja eselon I atas respon surat Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Nomor: 1743/OT.210/A/06/2012 tanggal 14 Juni 2012 perihal Rancang Bangun Organisasi, telah dilakukan telaahan oleh bidang Organisasi dan Kepegawaian tentang konsep penataan organisasi eselon I dan II Kementerian Pertanian.

(2) Dokumen Penataan Kelembagaan Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Pada tahun 2012 telah dilakukan penataan Kelembagaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Lingkup Kementan agar lebih efisien dan efektif. Penataan UPT meliputi seluruh Eselon I yang ada.

(3) Forum Komunikasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Kementerian Pertanian

Forum Koordinasi UPT diselenggarakan pada tanggal 9-11 Juli 2012 di Denpasar dan dihadiri oleh Kepala UPT Kementerian Pertanian dan utusan yang mewakili Kepala UPT Kementerian Pertanian, serta utusan dari unit kerja Eselon I Kementerian Pertanian.

(4) Peningkatan Efektifitas Kelembagaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Bidang Pertanian.

Penyempurnaan Indikator Variabel Draft PP Pengganti PP Nomor: 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah oleh Kementerian Dalam Negeri telah ditindaklanjuti melalui surat Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Nomor 598/HK.030/A/03/2012 tanggal 5 Maret 2012 perihal Usulan Revisi PP 41 Tahun 2007.


(44)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal 37

(5) Penyusunan dan Penyempurnaan Sistem, Prosedur, dan Tata Hubungan Kerja

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat penting dalam menunjang terwujudnya Reformasi Birokrasi di Kementerian Pertanian, kegiatan penyusunan Sistem dan Prosedur merupakan salah satu aspek kegiatan dalam upaya Penataan Ketatalaksanaan. Di samping itu akibat perkembangan dan perubahan organisasi lingkup Kementerian Pertanian maka harus dilakukan penyesuaian terhadap peraturan-peraturan guna menyelaraskan dengan pencapaian tujuan yang ingin dicapai.

(6) Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan Standar Operasional Prosedur.

Perubahan Tatalaksana merupakan salah satu dari 8 (delapan) area perubahan utama dalam Reformasi Birokrasi sistem manajemen Pemerintahan. Perubahan ketatalaksanaan sebagaimana dimaksud, pada hakekatnya diarahkan untuk melakukan penataan tatalaksana instansi pemerintah yang efektif dan efisien. Salah satu upaya penataan tatalaksana diwujudkan dalam bentuk penyusunan dan implementasi Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan.

(7) Penyelenggaraan Bimbingan Teknis di Bidang Manajemen.

Kegiatan ini dilaksanakan sejalan dengan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Pertanian. Kegiatan Bimbingan Teknis ini diselenggarakan dengan materi pelaksanaan Manajemen Perubahan dan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) pada tanggal 1-2 Agustus 1-2011-2 bertempat di Hotel Royal Bogor, Jawa Barat. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan seluruh Eselon I Lingkup Kementan dan UPT-UPT di wilayah Jabodetabek sebanyak 120 orang.

(8) Desiminasi Pelaksanaan Peningkatan Capacity Building

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka penyebarluasan informasi tentang organisasi dan kepegawaian kepada masyarakat luas maupun unit kerja di lingkungan Kementerian Pertanian.


(45)

(9) Fasilitasi Reformasi Birokrasi

Kegiatan Fasilitasi Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian pada tahun 2012 ini mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini tidak terlepas dari peran serta Tim Kerja Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 589/Kpts/OT.160/2/2012 tanggal 20 Pebruari 2012. Selain itu, seluruh penanggung jawab program dan kegiatan reformasi birokrasi telah melaksanakan kegiatannya dengan mengacu pada rencana aksi yang sudah ditetapkan dalam revisi road map reformasi birokrasi Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014.

(10) Laporan Pelaksanaan Kegiatan Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) Sekretariat Jenderal

Kegiatan PIAK yang dilaksanakan di lingkungan Sekretariat Jenderal Tahun 2012 antara lain: (a) Rapat Koordinasi Tim PIAK Sekretariat Jenderal 2012, (b) Penyusunan dan Finalisasi Kuesioner PIAK Sekretariat Jenderal 2012, dan (c) Penyusunan dan penyempurnaan data dukung dalam rangka pengisian kuesioner PIAK Tahun 2012. Adapun hasil PIAK Sekretariat Jenderal Tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Penilaian Hasil PIAK Sekretariat Jenderal Tahun 2012

NO INDIKATOR NILAI

Indikator Utama (85.10) 6.89

1 Kode Etik Khusus 9.32 2 Transparansi dalam Manajemen SDM 3.98 3 Transparansi Penyelenggara Negara 6.78 4 Transparansi dalam Pengadaan Barang dan Jasa 4.48 5 Mekanisme Pengaduan Masyarakat 5.56 6 Akses Publik dalam Memperoleh Informasi 9.67 7 Pelaksanaan Saran Perbaikan yang Diberikan Oleh KPK/BPK/APIP 10.00 8 Kegiatan Promosi Anti Korupsi 4.99

Indikator Inovasi (14.90) 7.73

9 Kecukupan dan efektivitas inisiatif antikorupsi lainnya 7.73


(46)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal 39

(11) Laporan Pelaksanaan Kegiatan Penilaian Inisiatif Anti Korupsi Kementerian Pertanian

Acara Pencanangan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian dimulai dari laporan Ketua Unit Penggerak Integritas (UPI) yang disampaikan oleh Inspektur Jenderal, dilanjutkan dengan deklarasi dan komitmen pelaksanaan Zona Integritas yang disampaikan langsung oleh Menteri Pertanian disaksikan Menteri PAN dan RB, perwakilan dari Ombudsman RI, dan Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi. Acara ini juga dihadiri oleh seluruh pejabat eselon I, pejabat eselon II, dan kepala UPT di lingkungan Kementerian Pertanian berjumlah + 600 orang.

(12) Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian

Dalam rangka mensukseskan pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian Pertanian dan mensosialisasikan kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi secara nasional, serta menjaga agar tidak terjadi domotivasi pegawai, maka telah dilaksanakan sosialisasi, monitoring, dan evaluasi terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi pada tataran kantor pusat dan UPT di lingkungan Kementerian Pertanian.

Pada tahun 2011, dokumen bidang organisasi, ketatalaksanaan dan reformasi birokrasi yang dapat dilaksanakan memiliki target kinerja sebanyak 12 dokumen dengan capaian 15 dokumen atau mencapai 125%. Apabila dilihat dari jumlah dokumen yang dapat dihasilkan pada tahun 2012, memang mengalami penurunan sebesar 25% dibandingkan dengan jumlah dokumen yang dihasilkan pada tahun 2011, akan tetapi secara pencapaian sasaran, seluruh dokumen yang dihasilkan dapat dilaksanakan seluruhnya.

6.89

2 3.98

5 5.56

7 10.00


(47)

3.3.5 Bidang Umum dan Hubungan Masyarakat

Sasaran indikator bidang ini adalah penyelesaian pengaduan ketidakpuasan masyarakat atas kinerja Kementerian Pertanian dengan target 100% dan tingkat layanan sarana kerja kantor pusat dengan target mencapai 75%.

3.3.5.1 Penyelesaian Pengaduan Ketidakpuasan Masyarakat atas Kinerja Kementerian Pertanian

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menurunnya persentase pengaduan ketidakpuasan masyarakat karena meningkatnya pelayanan dan kinerja Kementerian Pertanian. Sekretariat Jenderal memiliki tanggung jawab untuk menjaga agar pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan baik. Dalam upaya mencapai tujuan dimaksud, pada tahun 2012 dilaksanakan 2 (dua) bidang pelayanan dengan masing-masing 4 kegiatan, sebagai berikut:

(1) Bidang Pelayanan Hubungan Masyarakat, dengan capaian kegiatan yang dihasilkan :

a) Pemberitaan dan Publikasi. Kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan penyebarluasan informasi pembangunan pertanian, konferensi pers, dan pemberitaan liputan pimpinan.

b) Pelaksanaan Komunikasi Publik. Kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan pelaksanaan komunikasi publik pada Kementerian Pertanian. c) Analisis Pendapat Umum. Kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan

analisis publik berupa kliping, analisis, resume, kompilasi pernyataan Pimpinan Kementerian Pertanian serta telaahan isu pertanian.

d) Paket Pemasyarakatan Program Pembangunan Pertanian. Kegiatan ini dilakukan untuk menyebarluaskan informasi kebijakan dan memasyarakatkan kebijakan program, antara lain melalui blockingtime di media televisi nasional maupun daerah, blocking space di media cetak, Iklan Layanan Masyarakat di televisi dan media cetak, variety show dan Apresiasi Program pembangunan Pertanian. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mensosialisasikan kebijakan dan kinerja hasil pembangunan pertanian secara komprehensif, dengan dilengkapi semua informasi dan aspek yang terkait dan akurat.


(1)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal

70

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN

TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON I KEMENTERIAN PERTANIAN

Unit Organisasi Eselon I

: Sekretariat Jenderal

Tahun Anggaran

: 2012

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET

Dokumen perencanaan kebijakan,

anggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan Kementerian Pertanian yang berkualitas baik

1. Dokumen perencanaan yang dapat dilaksanakan

100% 2. Nilai Akuntabilitas Kinerja

Kementerian Pertanian

B (Baik) Pengelolaan keuangan dan perlengkapan

secara akuntabel dan transparan serta pengelolaan kearsipan secara tertib

1. Kualitas laporan keuangan WTP

2. Elektronisasi arsip dan dokumentasi

60%

Meningkatnya ketersediaan produk hukum dan perundang-undangan, pelayanan bantuan hukum, serta informasi publik di bidang pertanian

1. Dokumen peraturan Perundang-undangan bidang pertanian yang dapat dilaksanakan

100%

2. Kualitas layanan informasi publik bidang pertanian

80% (Baik) Meningkatnya kualitas penataan

kelembagaan, ketatalaksanaan, dan

pengelolaan kepegawaian yang tertib serta tercapainya reformasi birokrasi

1. Predikat Indeks Penerapan Nilai-nilai Budaya Kerja

Baik 2. Dokumen di Bidang Organisasi,

Ketatalaksanaan dan Reformasi Birokrasi yang dapat dilaksanakan

80%

Peningkatan pelayanan administrasi, perlengkapan yang akuntabel dan transparan, dan terlaksananya

pemasyarakatan program pembangunan pertanian dan komunikasi pembangunan pertanian

1. Pengaduan ketidakpuasan masyarakat atas kinerja Kementerian Pertanian

100%

Meningkatnya intensitas dan kualitas kerjasama luar negeri di bidang pertanian melalui forum bilateral, regional dan multilteral

Realisasi kegiatan kerjasama luar negeri mendukung pembangunan pertanian

95%

Meningkatnya kualitas data pertanian Ketersediaan laporan data pertanian dan sistem informasi pertanian

75% Meningkatnya pelayanan Perlindungan

Varietas Tanaman dan perizinan pertanian

1. Dokumen perizinan pertanian yang diterbitkan

100% 2. Pemberian hak perlindungan

varietas tanaman

100%

Jumlah Anggaran : Rp.

677.335.207.000,-Program : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya


(2)

2. aik)

2.

2. lik aik)

1. ai- k

1.

n

n 1. yang


(3)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal

72

LAMPIRAN 5

PENETAPAN KINERJA (PK)


(4)

(5)

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal

74

FORMULIR PENETAPAN KINERJA

TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON I KEMENTERIAN PERTANIAN

Unit Organisasi Eselon I

: Sekretariat Jenderal

Tahun Anggaran

: 2012

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET

Dokumen perencanaan kebijakan, anggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan Kementerian Pertanian yang berkualitas baik

1. Dokumen perencanaan yang dapat dilaksanakan

100% 2. Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian

Pertanian

A (Sangat Baik) Pengelolaan keuangan dan

perlengkapan secara akuntabel dan transparan serta pengelolaan kearsipan secara tertib

1. Kualitas laporan keuangan WTP

2. Ketersediaan Arsip Dinamis sebagai alat bukti yang sah

90%

Meningkatnya ketersediaan produk hukum dan perundang-undangan, pelayanan bantuan hukum, serta informasi publik di bidang pertanian

1. Dokumen peraturan

Perundang-undangan bidang pertanian yang dapat dilaksanakan

100%

2. Kualitas layanan informasi publik bidang pertanian

80% (Baik) Meningkatnya kualitas penataan

kelembagaan, ketatalaksanaan, dan pengelolaan kepegawaian yang tertib serta tercapainya reformasi birokrasi

1. Predikat Indeks Penerapan Nilai-nilai Budaya Kerja

Baik 2. Dokumen di Bidang Organisasi,

Ketatalaksanaan dan Reformasi Birokrasi yang dapat dilaksanakan

80%

Peningkatan pelayanan administrasi, perlengkapan yang akuntabel dan transparan, dan terlaksananya pemasyarakatan program pembangunan pertanian dan komunikasi pembangunan pertanian

1. Pengaduan ketidakpuasan masyarakat atas kinerja Kementerian Pertanian

100% 2. Tingkat Layanan sarana kerja kantor

pusat

75%

Meningkatnya intensitas dan kualitas kerjasama luar negeri di bidang pertanian melalui forum bilateral, regional dan multilteral

Realisasi kegiatan kerjasama luar negeri mendukung pembangunan pertanian

95%

Meningkatnya kualitas data pertanian Ketersediaan laporan data pertanian dan sistem informasi pertanian

75% Meningkatnya pelayanan Perlindungan

Varietas Tanaman dan perizinan pertanian

1. Layanan Perizinan Bidang Pertanian 100%

2. Layanan Pemberian hak perlindungan dan pendaftaran varietas tanaman

100%

Jumlah Anggaran : Rp.

677.335.207.000,-Program : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya


(6)

2. erian

2. i alat

2. aik)

1. lai k

si, 1. akat

2. or

as ri

ian n

ungan 1. n