LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012

  

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

  

INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

TAHUN 2012

KATA PENGANTAR

  Sehubungan dengan usaha penguatan akuntabilitas kinerja sebagaimana

diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2004 tentang

Percepetan Pemberantasan Korupsi, Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2006

tentang pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan

Presiden Nomor 9 tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas Fungsi, susunan

Organisasi dan tata kerja Kementrian Negara Republik Indonesia, maka

disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun

2012 ini sesuai dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja.

  Laporan ini adalah Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Agama

Mimika tahun 2012 untuk Kementrian/Lembaga (LAKIP di lingkunagn

Pemerinatah Pusat), yang berisi tentang informasi pertanggungjawaban kinerja,

tugas pokok dan fungsi dalam rangka percepatan visi, misi dan sasaran yang telah

ditetapkan oleh Pengadilan Agama Mimika tahun 2012 beserta uraiannya yang

meliputi kegiatan Pengadilan Agama Mimika tahun 2012.

  Semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagai perbaikan kinerja kami di

tahun yang akan datang dengan potensi yang ada dalam rangka pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi Pengadilan Agama, serta berguna bagi semua pihak terkait.

  

DAFTAR ISI

HALAMA COVER ………………………………………………………….. i

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii

  

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................

  1 A. LATAR BELAKANG ..............................................................

  1 B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI .................

  2 C. STRUKTUR ORGANISASI ....................................................

  5 D. SISTEMATIKA PENYAJIAN ................................................

  6 BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA .....................

  7 A. RENCANA STRATEGIS ........................................................

  7 B. INDIKATOR KINERJA UTAMA...........................................

  9 C. RENCANA KINERJA .............................................................

  13 D. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012 .................................

  15 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .....................................................

  17 A. PENGUKURAN KINERJA .....................................................

  17 B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA .............................

  18 C. AKUNTABILITAS KEUANGAN ..........................................

  24 BAB IV PENUTUP .....................................................................................

  25

  

BAB I

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dinyatakan bahwa “kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam Lingkungan Peradilan Umum, Lingkungan Peradilan Agama, Lingkungan Peradilan Militer, Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi ”.

  Dengan dicantumkannya Peradilan Agama dalam konstitusi tersebut sudah tidak dapat diragukan lagi keberadaan Pengadilan Agama di Republik Indonesia sebagai salah satu Badan Kekuasaan Kehakiman.

  Sebagai pelaksanaan dari pasal 24 ayat (2) Undang-Undang tersebut, lahirlah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman dimana dalam pasal 13 ayat (1) undang-undang tersebut dinyatakan bahwa organisasi, administrasi dan finansial Mahkamah Agung dan peradilan di bawahnya berada di bawah kekuasaan Mahkamah Agung, dan sejak saat itu Peradilan Agama berada dalam satu atap dalam lingkungan kekuasaan Mahkamah Agung.

  Perubahan besar telah terjadi pula pada lingkungan Peradilan Agama yaitu dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Nomor 50 Tahun 2009 yang dimaksudkan untuk memperkuat prinsip dasar dalam penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman, yaitu agar prinsip kemandirian peradilan dan prinsip kebebasan hakim dapat berjalan paralel dengan prinsip integritas dan akuntabilitas hakim.

  Prinsip pengadilan yang terbuka (transparan) merupakan salah satu prinsip pokok dalam sistem peradilan di dunia. Keterbukaan merupakan kunci lahirnya akuntabilitas (pertanggung jawaban). Melalui keterbukaan (transparansi), hakim dan pegawai pengadilan akan lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

  Untuk itu sudah merupakan suatu keharusan adanya akuntabilitas kinerja pada setiap instansi pemerintah.

B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI

1. KEDUDUKAN PERADILAN AGAMA

  Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama dilaksanakan oleh Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama yang berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara Tertinggi. sebagaimana diatur dalam Pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006

tentang Peradilan Agama Jo. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009.

3. FUNGSI

  Untuk melaksanakan tugas pokok dan wewenang tersebut, Pengadilan Agama mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Memberikan pelayanan tehnis yustisial dan administrasi kepaniteraan bagi perkara tingkat pertama serta penyitaan dan eksekusi; b. Memberikan pelayanan dibidang administrasi perkara banding, kasasi dan peninjauan kembali serta administrasi peradilan lainnya; c. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur dilingkungan Pengadilan Agama (Umum, kepegawaian dan keuangan kecuali biaya perkara);

  d. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang Hukum Islsm pada Instansi Pemerintah di daerah Hukumnya, apabila diminta sebagaimana diatur dalam Pasal 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama; e. Memberikan pelayanan penyelesaian permohonan pertolongan pembagian harta peninggalan diluar sengketa antara orang-orang yang beragama Islam yang dilakukan berdasarkan Hukum Islam sebagaimana diatur dalam Pasal 107 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7

  

beban kerja sebagai implementasi dari Undang-Undang No. 25/2009

tentang Pelayanan Publikyang muatannya antara lain sebagai berikut :

  1. Kejelasan proses kerja untuk setiap proses kerja;

  

2. Kejelasan tugas, tanggungjawab, target dan pengukuran terhadap hasil

kerja dari setiap posisi;

  

3. Kejelasan wewenang yang diberikan atau yang dimiliki oleh setiap

posisi untuk mengambil keputusan;

  

4. Kejadian resiko dan dampak yang akan muncul bila tugas dan

tanggungjawab tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya;

  5. Tersedianya sistem pengelolaan organisasi;

  

6. Profesionalisme personel peradilan dalam melaksanakan tugas dan

tanggungjawab utama harus memiliki keterampilan menggunakan sistem-sistem yang dibangun.

  Kondisi-kondisi tersebut diatas secara bertahap akan membawa

organisasi menjadi organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right

sizing) yang menjadi salah satu tujuan Reformasi Birokrasi.

  Dalam Standar Operasional (SOP) tersebut, telah diatur Standar Operasional Prosedur tentang :

  1. Penerimaan Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama;

  2. Pencatatan / Registrasi perkara masuk, PMH dan PHS;

  3. Pendaftaran perkara dengan pembayaran cuma-cuma (Prodeo);

  13. Publikasi Putusan;

  14. Pengarsipan berkas perkara;

  

15. Sita Jaminan, Sita Eksekusi, Eksekusi Riil dan Eksekusi Lelang;

  16. Permohonan Banding;

  17. Permohonan Perkara Kasasi;

  18. Permohonan Perkara Peninjauan Kembali;

  19. Penanganan Pengaduan Masyarakat;

  20. Pelayanan Legalisasi Produk Peradilan Agama pada Direktorat administraasi Peradilan Agama.

C. STRUKTUR ORGANISASI

  Pengadilan Agama Mimika yang merupakan Pengadilan Tingkat Pertama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang : Perkawinan, Waris, Wasiat, Hibah, Wakaf, Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Ekonomi Syari’ah, sebagaimana diatur dalam Pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan kedua Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.

  Struktur Organisasi (Susunan) Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Jurusita.

  5. Pada setiap Pengadilan Agama ditetapkan adanya Sekretariat yang dipimpin oleh seorang Sekretaris.

  6. Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris dibantu oleh seorang Wakil Sekretaris dan 3 (orang) Kasubag. Yaitu Kasubag. Kepegawaian, Kasubag.

  Keuangan, dan Kasubag, Umum.

  

7. Panitera Pengadilan Agama merangkap Sekretaris Pengadilan Agama.

D. SISTEMATIKA PENYAJIAN

  Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Pengadilan Agama Mimika dalam tahun 2012. Capaian kinerja 2012 tersebut dibandingkan dengan penetapan kinerja 2012 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisa atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan dapat mengidentifikasi sejumlah celah kinerja bagi perbaikan kinerja dimasa datang.

  Dengan pola pikir sebagaimana tersebut diatas, sistematika Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Agama Mimika disusun sebagai berikut:

Bab I - Pendahuluan,menjelaskan secara ringkas Latar Belakang, Tugas Pokok dan Fungsi, dan Struktur Organisasi. Bab II

  • –Perencanaandan Penetapan Kinerja, menjelaskan berbagai

  Program Prioritas Peradilan Agama untuk periode tahun 2010-2014 dan Penetapan Kinerja Pengadilan Agama Mimika untuk tahun 2012.

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA A. Rencana Strategis. Rencana Strategis Pengadilan Agama Mimika Tahun 2010-2014

  merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan- tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan, pengkajian, pengelolaan terhadap sistem, kebijakan dan peraturan perundang-undangan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi.

  Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Agama Mimika diselaraskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan pembangunan Nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka menengah (RPJM) tahun 2010-2014, sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan pengadilan dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2010-2014.

  Adapun visi dari Pengadilan Agama Mimika, adalah:

  “Terwujudnya Pengadilan Agama Mimika Yang Agung”

  Untuk mencapai visi tersebut, Pengadilan Agama Mimika menetapkan misi yang menggambarkan hal yang harus dilaksanakan, yaitu :

  2. Didukung pengelolaan anggaran berbasis kinerja secara mandiri yang dialokasikan secara proporsional dalam APBN.

  3. Memiliki struktur organisasi yang tepat dan manajemen organisasi yang jelas dan terukur.

  4. Melaksanakan manajemen dan administrasi yang sederhana, cepat, tepat waktu, biaya ringan, proporsional, dan adil.

  5. Mengelola sarana dan prasarana dalam rangka mendukung lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan kondusif bagi penyelenggaraan peradilan.

  6. Mengelola dan membina sumber daya manusia yang kompeten dengan kriteria obyekyif, sehingga tercipta aparat peradilan yang berintegritas dan profesional.

  7. Didukung pengawasan perilaku, administrasi, dan keuangan yang efektif.

  8. Berorientasi pada pelayanan publik yang prima.

  9. Memiliki manajemen informasi yang menjamin akuntabilitas, kredibilitas, dan transparansi.

  10. Berbasis teknologi informasi (TI) terpadu untuk mewujudkan peradilan yang modern.

  Dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi tersebut ada 8 (delapan) program prioritas Pembaharuan di Lingkungan Peradilan Agama yaitu :

  1. Penyelesaian perkara yang tepat waktu.

  2. Manajemen SDM yang terencana dan terlaksana dengan baik.

  3. Pengelolaan website demi keterbukaan informasi publik.

  4. Meja informasi untuk memberikan pelayanan informasi di gedung Pengadilan.

  5. Pelayanan publik yang prima.

  1. Meningkatnya pelayanan hukum yang berkeadilan kepada masyarakat pencari keadilan.

  2. Terwujudnya aparat Pengadilan Agama Mimika yang profesional, efektif, efisien, dan akuntabel.

  3. Meningkatnya sarana dan prasarana Pengadilan Agama Mimika

  4. Meningkatnya pengawasan intern dalam rangka peningkatan pelayanan hukum kepada masyarakat pencari keadilan.

  B.

INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA MIMIKA

  Pengadilan Agama Mimika telah menetapkan Indikator Kinerja Utama, yang dapat dilihat sebagai berikut :

  Laporan Bulanan dan

  Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan d. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan

  Perbandingan antara berkas yang diajukan Kasasi dan PK Panitera/Sek retaris

  3. Peningkatan efektifitas a. Persentase berkas yang diajukan kasasi

  Persentase penurunan upaya hukum:

  2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim

  Bulanan dan Laporan Tahunan

  Majelis dan Panitera/Sek retaris Laporan

  Perbandingan perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan dengan perkara yang harus diselesaikan dalam waktu maksimal 6 bulan (diluar sisa perkara) Hakim

  Hakim Majelis dan Panitera/Sek retaris

  INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA MIMIKA

  c. Persentase perkara yang diselesaikan Perbandingan perkara yang diselesaikan dengan perkara yang akan diselesaikan (saldo awaldan perkara yang masuk)

  Bulanan dan Laporan Tahunan

  Majelis dan Panitera/Sek retaris Laporan

  Panitera/Sek retaris Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan b. Persentase sisa perkara yang diselesaikan Perbandingan sisa perkara yang diselesaikan dengan sisa perkara yang harus

diselesaikan

Hakim

  Perbandingan antara mediasi yang disepakati dengan jumlah mediasi yang diterima dan menjadi perkara

  1. Meningkatny a penyelesaian perkara a. Persentase mediasi yang diselesaikan

  INDIKATOR KINERJA PENJELASAN PENANGGU NG JAWAB SUMBER DATA

  NO KINERJA UTAMA

  • Banding - Kasasi - Peninjauan Kembali Jumlah upaya hukum selama tahun berjalan (Un) dibagi jumlah upaya hukum tahun lalu (un-1) dibagi upaya hukum tahun lalu (un-1)dikali seratus persen Hakim Majelis Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
pengelolaan penyelesaian perkara dan PK yang disampaikan secara lengkap yang lengkap (terdiri dari bundel A dan B) dengan jumlah berkas yang diajukan Kasasi dan PK

  Laporan Tahunan b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

  e. Prosentase Penyitaan tepat waktu dan tempat Perbandingan antara permohonan penyitaan dengan pelaksanaan penyitaan tepat waktu dan tempat

  Bulanan dan Laporan Tahunan

  Majelis Hakim/ Panitera Laporan

  a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan Perbandingan perkara predeo yang diselesaikan dengan perkarapredeo yang masuk

  4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

  Bulanan dan Laporan Tahunan

  Panitera/Sek retaris dan Juru Sita Laporan

  Bulanan dan Laporan Tahunan

  Perbandingan antara berkas perkara yang diterima Kepaniteraan dengan berkas perkara yang didistribusikan

ke Majelis

Panitera/Sek retaris Laporan

  Panitera/Sek retaris dan Juru Sita Laporan

  Perbandingan antara berkas putusan dengan relas putusan yang disampaikan ke para pihak tepat waktu.

  d. Prosentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak (prosentase akta cerai yang diserahkan penggugat/pemohon)

  Bulanan dan Laporan Tahunan

  c. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara Perbandingan ratio Majelis Hakim dibandingkan dengan perkara masuk Panitera/Sek retaris Laporan

  Bulanan dan Laporan Tahunan

b. Persentase perkara Perbandingan perkara yang Majelis Laporan

  yang dapat dibawa ke lokasi zetting plaat Hakim/ Bulanan dan diselesaikan dengan dengan jumlah perkara yang Panitera Laporan cara sidang keliling diselesaikan secara sidang Tahunan keliling c. Persentase (amar) Perbandingan amar putusan Kepanitera/K Laporan putusan perkara (yang perkara tindak pidana korupsi esekretariata Bulanan dan menarik perhatian yang ditayangkan di wibe site n Laporan masyarakat) yang dengan jumlah perkara tindak Tahunan dapat diakses secara pidana korupsi yang tidak on line dalam waktu

ditayangkan

maksimal 1 hari kerja sejak diputus.

  5. Meningkatny Persentase permohonan Perbandingan permohonan Ketua Laporan a kepatuhan eksekusi atas putusan eksekusi yang ditindaklanjuti Pengadilan & Bulanan dan

terhadap perkara yang berkekuatan dengan permohonan eksekusi Pan/Sek Laporan

putusan hukum tetap yang yang belum ditindaklanjuti Tahunan

pengadilan. ditindaklanjuti

6. Meningkatny

  a. Persentase Perbandingan jumlah Ketua Laporan a kualitas pengaduan pengaduan yang Pengadilan Bulanan dan

pengawasan masyarakat yang ditindaklanjuti mengenai & Pan/Sek Laporan

ditindaklanjuti perilaku aparatur peradilan Tahunan

  (teknis dan non teknis) dengan jumlah pengaduan yang dilaporkan

  b. Persentase temuan Perbandingan jumlah hasil pemeriksaan pengaduan yang eksternal yang ditindaklanjuti mengenai ditindaklanjuti. perilaku aparatur peradilan

  (teknis dan non teknis) dengan jumlah pengaduan yang dilaporkan

C. RENCANA KINERJA PENGADILAN AGAMA MIMIKA TAHUN 2012

  Adapun rencana kinerja tahunan pengadilan Agama Mimika sebagai berikut: NO SASARAN

  INDIKATOR KINERJA TARGET

  1. Meningkatnya penyelesaian perkara a. Persentase mediasi yang diselesaikan.

  5%

  b. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 100%

  c. Persentase perkara yang diselesaikan 90%

  d. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6bulan

  95%

  2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim Persentase penurunan upaya hukum:

  • Banding - Kasasi - Peninjauan Kembali 90% 90% 90%

  3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

  a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap

  90%

  b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis 100%

  c. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara 1:2 d. Prosentase penyampaian 100% pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak (prosentase akta cerai yang diserahkan penggugat/pemohon).

  e. Prosentase Penyitaan tepat waktu 80% dan tempat

  4. Peningkatan aksesibilitas

  a. Persentase perkara prodeo yang 100% masyarakat terhadap peradilan diselesaikan (acces to justice)

  b. Persentase perkara yang dapat

  X diselesaikan dengan carasidang keliling.

  c. Persentase (amar) putusan 50% perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus.

  5. Meningkatnya kepatuhan Persentase permohonan eksekusi 90% terhadap putusan pengadilan. atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti

  6. Meningkatnya kualitas

  a. Persentase pengaduan 75% pengawasan masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil 75% pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.

D. Penetapan Kinerja Tahun 2012

  Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran Pengadilan Agama Mimika, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.

  Penetapan Kinerja Tahun 2012Pengadilan Agama Mimika, sebagai berikut: NO SASARAN

  INDIKATOR KINERJA TARGET

  1. Meningkatnya penyelesaian

  a. Persentase mediasi yang 5% perkara diselesaikan.

  b. Persentase sisa perkara yang 100% diselesaikan c. Persentase perkara yang 90% diselesaikan d. Persentase perkara yang 95% diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6bulan

  2. Peningkatan aksepbilitas Persentase penurunan upaya hukum: putusan Hakim - Banding

  • Kasasi 90%
  • Peninjauan Kembali 90%

  90%

  3. Peningkatan efektifitas

  a. Persentase berkas yang diajukan 90% keliling.

  c. Persentase (amar) putusan

  50 perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus.

  5. Meningkatnya kepatuhan Persentase permohonan eksekusi 90% terhadap putusan pengadilan. atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti

  6. Meningkatnya kualitas

  a. Persentase pengaduan 75% pengawasan masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil 75% pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Agama Mimika tahun

  2012dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran. Rincian tingkat capaian kinerja masing- masing indikator kinerja tersebut dapat dilihat pada tabel 1.

  Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target indikator kinerja sasaran, namun demikian juga terdapat beberapa indikator kinerja sasaran yang belum berhasil diwujudkan pencapaian targetnya pada tahun 2012 ini. Dari sasaran strategis yang diuraikan dalam Penetapan Kinerja dan indikator kinerja yang belum berhasil diwujudkan tersebut Pengadilan Agama Mimika telah melakukan beberapa analisis dan evaluasi agar terdapat perbaikan di masa yang akan datang.

A. PENGUKURAN KINERJA

  NO SASARAN

  INDIKATOR KINERJA target Reali- Capai sasi an

  1. Meningkatnya

  a. Persentase mediasi yang 5% 5% 100% penyelesaian perkara diselesaikan.

  b. Persentase sisa perkara yang 100% 100% 100% diselesaikan c. Persentase perkara yang 90% 90% 100% diselesaikan d. Persentase perkara yang 95% 95% 100% diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6bulan

  2. Peningkatan aksepbilitas Persentase penurunan upaya penggugat/pemohon)..

  e. Prosentase Penyitaan tepat 80%

  X X waktu dan tempat.

  4. Peningkatan aksesibilitas

  a. Persentase perkara prodeo 100% 100% 100% masyarakat terhadap yang diselesaikan peradilan (acces to justice)

  b. Persentase perkara yang

  X X

  X dapat diselesaikan dengan carasidang keliling.

  c. Persentase (amar) putusan 50% 50% 100% perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus.

  5. Meningkatnya kepatuhan Persentase permohonan eksekusi 90% 90% 100% terhadap putusan atas putusan perkara perdata pengadilan. yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti

  6. Meningkatnya kualitas

  a. Persentase pengaduan 75% 75% 100% pengawasan masyarakat yang ditindaklanjuti

  b. Persentase temuan hasil 75% 75% 100% pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti.

B. ANALISISAKUNTABILITAS KINERJA

  

SASARAN 1 : Terwujudnya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat

waktu, transparan dan akuntabel

1. Prosentasi Jumlah Penyelesaian Perkara.

  Sisa Perkara Pengadilan Agama Mimika tahun 2011 adalah sebanyak : 16 perkara sedangkan perkara yang diterima adalah sebanyak 117 perkara, sehingga

  

3. Jumlah Perkara Bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan yang

mendapatkan layanan Posbakum.

  Berdasarkan DIPA Tahun 2012 Pengadilan Agama Mimika mendapatkan dana untuk layanan Posbakum N I H I L layanan.

  Jumlah kegiatan bagi Masyarakat Miskin yang terpinggirkan yang mendapatkan layanan sidang keliling.

  Pada tahun 2012 Pengadilan Agama Mimika telah melakukan kegiatan layanan sidang keliling N I H I L.

  4. Prosentase putusan yang diungguh (upload) ke website.

  Pada tahun 2012 Pengadilan Agama Mimika telah memutus sebanyak 117 perkara, sedangkan jumlah putusan tahun 2012 yang diunggah (upload) ke Website Mahkamah Agung RI adalah sebanyak 117 perkara atau sebanyak 100 %. Untuk indikator ini mencapai target.

  5. Prosentasi Pelayanan Meja Informasi.

  Selama tahun 2012 Pengadilan Agama Mimika telah melayani sebanyak 259 permohonan informasi melalui meja informasi yang tersedia di Pengadilan Agama Mimika.Seluruh permohonan informasi ini telah dapat dilayani oleh Pengadilan Agama Mimika.dengan demikian untuk indikator ini telah mencapai target.

  6. Prosentasi Minutasi Berkas Perkara.

  Berdasarkan Pola Bindalmin dan Buku II Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Agama selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak putusan diselesaikan secara baik sesuai dengan pola Bindalmin dan Standar Operasional Prosedur Pengadilan Agama Mimika yaitu mulai dari menerima surat gugatan/ permohonan, membuat SKUM, memasukkan dalam buku jurnal dan induk keuangan perkara, memasukkan dalam buku register perkara.

  Dengan demikian untuk indikator ini telah mencapai target yaitu 100%.

  2. Prosentasi proses pemeriksaan perkara.

  Perkara yang diterima oleh Pengadilan Agama Mimika di tahun 2012 adalah sebanyak 133 perkara. Sebanyak 117 perkara telah diperiksa oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Mimika sedangkan sebanyak 16 perkara belum diperiksa oleh Majelis Hakim karena baru dapat diperiksa pada tahun 2013, dan perkara ini adalah perkara yang diterima di akhir tahun 2012. Prosentase perkara yang dapat diperiksa oleh Pengadilan Agama Mimika adalah 88% yang berarti untuk indikator ini mencapai target yang telah ditetapkan.

  3. Prosentasi proses administrasi putusan perkara.

  Pengadilan Agama Mimika dapat memutus perkara sebanyak 117 perkara. Seluruh proses administrasi putusan perkara telah diselesaikan secara baik sesuai dengan Pola Bindalmin dan Standar Operasional Prosedur Pengadilan Agama Mimika yaitu mulai dari memasukkan dalam buku jurnal dan menutup buku jurnal dan memasukkan dalam induk keuangan perkara, mengembalikan sisa panjar biaya perkara kepada para pihak dan memasukkan dalam buku register perkara, yang berarti Prosentase proses administrasi putusan perkara telah/belum mencapai target yaitu 90%.

  4. Prosentase proses penyampaian salinan putusan kepada para pihak.

  Dengan demikian target untuk indikator ini belum mencapai target. Sedangkan untuk akta cerai yang belum diambil oleh para pihak, Pengadilan Agama Mimika telah memberitahukan kepada para pihak melalui surat untuk mengambilnya di Pengadilan Agama Mimika.

  

SASARAN 3 : Tersedianya dukungan menajemen dan tugas teknis dalam

penyelenggaraan Fungsi Peradilan

  1. Jumlah Laporan Keuangan yang sesuai dengan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP).

  Setiap bulan yaitu tepatnya paling lambat tanggal 7 bulan berikutnya Pengadilan Agama Mimika telah mengirimkan laporan yang sesuai dengan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP), yang berarti pada tahun 2012 Pengadilan Agama Mimika telah mengirimkan Laporan Keuangannya baik kepada KPPN Timika maupun ke Pengadilan Tinggi Agama Jayapura sebanyak 12 kali.

  Dengan demikian target untuk indikator ini telah tercapai.

  2. Persentase (%) Penyerapan Anggaran Meningkat.

  Pada tahun 2012 Pengadilan Agama Mimika berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor 0737/005-01.2.01/30/2012, untuk Unit Organisasi Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung RI mendapatkan pagu anggaran sebesar Rp. 1.437.119.000.- dengan perincian untuk Belanja Pegawai sebesar Rp. 844.314.000, Belanja Barang sebesar Rp. 442.805.000, dan Belanja Modal sebesar Rp. 150.000.000, sedangkan realisasi dari DIPA tersebut adalah sebagai berikut : Belanja Pegawai sebesar Rp. 835.773.119 (98,99%). Belanja

  Setiap tanggal 1 Pengadilan Agama Mimika telah dapat membayarkan gaji kepada seluruh Hakim dan Pegawai Pengadilan Agama Mimika melalui rekening masing-masing Hakim dan Pegawai, sedangkan untuk remunerasi, setiap ada transfer remunerasi dari Mahkamah Agung pada hari itu juga Pengadilan Agama Mimika telah menyerahkan kepada Hakim dan Pegawai Pengadilan Agama Mimika tepat waktu dan tidak ditunda-tunda.

  Dengan demikian untuk indikator kinerja ini realisasi telah sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

  5. Jumlah Tersedianya Operasional / Pemeliharaan Perkantoran.

  Dalam DIPA tahun 2012 telah tersedia anggaran untuk Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran sebesar Rp. 22.975.000. Anggaran ini belum sesuai dengan kebutuhan terutama untuk pemeliharaan gedung dan halaman kantor serta pemeliharaan kendaraan dinas. Dengan demikian untuk indikator kinerja ini realisasi telah sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

  

SASARAN 4 : Tersedianya Sarana dan Prasarana Aparatur Pengadilan

Agama Mimika.

  1. Jumlah Pengadaan Perlengkapan Sarana Gedung.

  Pada tahun 2012 Pengadilan Agama Mimika mempunyai kegiatan pengadaan barang, yaitu pengadaan alat pengolah data, (Laptop merk Sony Vaio 3 buah, AC/pendingin ruangan 4 buah, mesin fotocopy 1 buah, Printer 8 buah, dan CCTV 8 Camera merk AVTECH, a. Bintek Penyusunan RKA-KL

  b. Bintek SAKIP

  c. Bintek SIMAK-BMN

  d. Bintek SAKPA Dengan demikian untuk indikator kinerja ini Pengadilan Agama Mimika telah mencapai target.

  3. Jumlah Pejabat Kepaniteraan yang mengikuti Diklat/Bintek

  Ada 3 (tiga) Pelatihan/Bintek pada tahun 2012 yang diikuti oleh Pejabat kepaniteraan yaitu : a. Bintek Pola Bindalmin

  b. Bintek SIADPA

  c. Bintek Panitera Pengganti Dengan demikian untuk indikator kinerja ini Pengadilan Agama Mimika telah mencapai target.

  4. Jumlah Hakim yang mengikuti Diklat/Bintek

  Ada 2 (dua) Pelatihan/Bintek pada tahun 2012 yang diikuti oleh Hakim yaitu :

  a. Bintek SIADPA Plus

  b. Bintek Pedoman Prilaku Hakim Dengan demikian untuk indikator kinerja ini Pengadilan Agama Mimika belum mencapai target.

  

SASARAN 6 : Terwujudnya pelaksanaan Pengawasan internal yang efektif

  

2. Jumlah Pengawasan terhadap Keuangan Negara (DIPA) oleh Kuasa

Pengguna Anggaran (Pansek)

  Panitera/Sekretaris sebagai Kuasa Pengguna Anggaran sesuai dengan peraturan yang berlaku telah mengadakan pemeriksaan setiap 3 (tiga) bulan sekali terhadap keuangan negara (DIPA), yang berarti selama tahun 2012 Panitera/Sekretaris telah mengadakan pemeriksaan terhadap keuangan sebanyak 4 kali.

  Dengan demikian indikator kinerja ini telah memenuhi target.

3. Jumlah Pengawasan Oleh Hakim Pengawas Bidang

  Selama tahun 2012 Hakim Pengawas Bidang Pengadilan Agama Mimika telah mengadakan pemeriksaan terhadap seluruh proses administrasi baik administrasi perkara maupun administrasi umum sebanyak 4 (empat) kali dan hasilnya telah dilaporkan ke Pengadilan Tinggi Agama Jayapura, yang berarti indikator kinerja ini telah memenuhi target.

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN.

  Biaya Operasional untuk semua kegiatan adalah bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

1. Anggaran Rutin

  Adapun pelaksanaan biaya operasional tersebut adalah sebagai berikut :

  a. Membuat Petunjuk Operasional Kegiatan DIPA tahun anggaran 2012 untuk Pengadilan Agama Mimika;

  b. Membuat Rencana Fisik Penggunaan Anggaran DIPA tahun anggaran 2012

  Pagu DIPA Rp. 844.314.000,- Realisasi DIPA Rp. 835.773.119,- Sisa dana DIPA Rp. 8.540.881,- Prosentase Reaslisasi DIPA = 98,99%

  b) Belanja Barang Pagu DIPA Rp. 442.805.000,- Realisasi DIPA Rp. 436.449.500,- Sisa dana DIPA Rp. 6.355.500,- Prosentase Reaslisasi DIPA = 98,56%

  c) Belanja Modal Pagu DIPA Rp. 150.000.000,- Realisasi DIPA Rp. 149.715.500,- Sisa dana DIPA Rp. 284.500,- Prosentase Reaslisasi DIPA = 99,81%

2. Pelaporan Keuangan

  Kegiatan pelaporan keuangan Pengadilan Agama Mimika adalah sebagai berikut :

  a) Membuat Laporan Reallisasi anggaran rutin Pengadilan Agama Mimika setiap bulan, triwulan, semester dan tahunan serta rekapitulasi kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Timika dan Pengadilan Tinggi Agama Jayapura.

  Membuat Laporan Masa Pajak tiap bulan (PPN, PPh pasal 21, 22 dan 23) dan tahunan (SPT-PPh pasal 21) semua pegawai Pengadilan Agama Mimika kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Timika.

BAB IV P E N U T U P A. KESIMPULAN

  1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan Agama Mimika tahun 2012 ini menyajikan berbagai capaian strategis baik yang mencapai target maupun yang belum mencapai target. Berbagai capaian strategis tersebut tercermin dalam capaian Indikator Kerja Utama (IKU) maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.

  2. Secara umum hasil capaian kinerja sasaran telah dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan hanya ada beberapa yang belum mencapai target dan dapat menjadi bahan perbaikan untuk tahun 2013.

  3. Pelaksanaan tugas bidang administrasi perkara di Pengadilan Agama Mimika dilaksanakan dengan tertib sesuai dengan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI nomor : KMA/001/SK/I/1991 tanggal 24 Januari 1991 tentang Pola Bindalmin, walaupun masih ada yang perlu diperbaiki / disempurnakan, selain itu Pengadilan Agama Mimika dalam rangka ingin terwujudnya pelayanan prima kepada para pencari keadilan, dalam melaksanakan tugasnya juga berpedoman pada StandarOperasional Prosedur (SOP)yang telah didiskusikan dengan bagian terkait dengan analisa beban kerja sebagai implementasi dari Undang-Undang

B. SARAN-SARAN

  Mohon kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Tinggi Agama Jayapura, agar :

  1. Diupayakan penambahan pegawai sesuai dengan beban tugas Pengadilan Agama Mimika;

  2. Meningkatkan alokasi dana anggaran (DIPA) untuk tahun anggaran selanjutnya karena adanya fluktuasi harga;

  3. Meningkatkan alokasi dana anggaran (DIPA) untuk anggaran operasional perkantoran, sehingga dapat menunjang kelancaran operasional baik dibidang administrasi perkara maupun dibidang administrasi perkara maupun dibidang administrasi umum;

  4. Meningkatkan pelaksanaan Diklat Pegawai dan Bimbingan Teknis terhadap seluruh aparat Pengadilan Agama untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Profesional dan berintegritas tinggi;

5. Meningkatkan pembinaan / pengawasan ke daerah tentang pelaksanaan tugas teknis yustisial dan tugas umum.

  Demikian Laporan Akuntabilitas Pengadilan Agama Mimika sebagai realisasi dari program kerja tahun 2012; Realisasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pengadilan Agama Mimika yang diuraikan dalam laporan ini adalah merupakan hasil kerja keras dari semua unsur yang terkait, mulai dari Pimpinan, para Hakim, Pejabat Struktural dan Fungsional serta seluruh Staf dan Honorer, yang telah berupaya seoptimal mungkin untuk mencapai target sesuai program kerja yang telah tersusun;

  Kami menyadari masih ada beberapa program kerja yang belum dapat