KEBIJAKAN ANTI DUMPING INDONESIA terhada
STRATEGI MENGHADAPI KEBIJAKAN
ANTI-DUMPING INDONESIA DI NEGARA
TUJUAN EKSPOR
1
Pokok Bahasan
Pendahuluan
Kebijakan anti
dumping
2
Pendahuluan
Penetapan
tarif
Kebijakan proteksi
Pembatasan
Quota impor
Kebijakan
Perdagangan
Internasional
Kebijakan
perdagana bebas
Kebijkan antidumping
Subsidi ekspor
Kebijakan autarki
Larangan
impor
3
Kebijakan Anti Dumping
4ho
me
Kebijakan
Perdagangan
Internasional
• Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas meliputi semua
kegiatan ekonomi pemerintah suatu negara yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah dan
kegiatan ekspor impor barang dan jasa yang dilaksanakan oleh
pemerintah tersebut.
• Kebijakan ekonomi internasional dalam arti sempit yaitu hanya
meliputi kebijakan yang langsung mempengaruhi ekspor dan impor
hom
5
e
Kebijakan
Protekteksi
• Politik proteksi adalah kebijakan pemerintah
untuk melindungi industri dalam negeri yang
sedang tumbuh (infant industry) dari persainganpersaingan barang-barang impor.
6 ho
me
Kebijakan
Perdagangan Bebas
• Politik dagang bebas adalah kebijakan pemerintah untuk
mengadakan perdagangan bebas antarnegara. Pihakpihak yang mendukung kebijakan perdagangan bebas
mengajukan alasan bahwa perdagangan bebas akan
memungkinkan bila setiap negara berspesialisasi dalam
memproduksi barang dimana suatu negara memiliki
keunggulan komparatif.
7 ho
me
Kebijakan Autarki
• Politik autarki adalah kebijakan perdagangan dengan
tujuan untuk menghindarkan diri dari pengaruhpengaruh negara lain, baik pengaruh politik, ekonomi,
maupun militer, sehingga kebijakan ini bertentangan
dengan
prinsip
perdagangan
internasional
yang
menganjurkan adanya perdagangan bebas.
8 ho
me
Video
9
Pengertian Dumping & Kebijakan Antidumping
Dumping
adalah
Kebijakan antidumping
dumping diartikan sebagai praktik dagang yang
dilakukan eksportir dengan menjual barang , jasa,
atau barang dan jasa di pasar internasional
dengan harga kurang dari nilai yang wajar atau
lebih rendah daripada harga barang tersebut di
negerinya sendiri atau daripada harga jual kepada
negara lain.
Tindakan Antidumping adalah tindakan yang
diambil pemerintah berupa pengenaan Bea Masuk
Antidumping terhadap barang dumping (pasal1
(9))
10
Sejarah
Priode Sebelum GATT
Menurut sejarah, dumping telah dikenal di akhir tahun 1800an, pada saat itu terjadi perang tarif bahkan perang dagang
antar negara-negara industri sehingga untuk melindungi
industri dalam negara-negara membentuk aturan-aturan
tentang anti-dumping. Pada awalnya pengeturan mengenai
anti-dumping diketahui berkembang di negara-negara Anglo
Saxon sepert Kanada, Amerika Serika dan Australia. Kanada
menjadi negara partama yang menatur perihal anti-dumping
dalam sebuah undang-undang yang dikenal dengan “The
Wilson Tariff Act of 1894”
11
Priode GATT
GATT (General Agreement on Tariffs and Trade)
Pendirian
GATT
1948 di Jenew
a , Swiss
5 April 1994
GATT diubah
menjadi WTO
1 January 1995
WTO resmi
berdiri
Persoalan damping maupun anti-dumping telah diatur dalam pasal VI
GATT 1947
• pasal VI mengizinkan negara negara peserta GATT untuk melakukan
tindakan anti-dumping jika dalam praktek perdagangan terjadi
dumping yang berdampak pada kerugian industri dalam negeri
12
Lanjutan
Pasal VI GATT 1947
Agreement on
Implementation of
Article VI of GATT
1994.
Pasal VI GATT sangat
sederhana,maka
diadakan
persetujuan baru
yang mengatur
pelaksanaan Pasal VI
GATT tersebut.
Dalam Pasal 1 dinyatakan bahwa tindakan antidumping akan
diberlakukan hanya dalam keadaan sebagaimana diatur dalam
Pasal VI GATT 1994 dan menurut prosedur penyelidikan, dan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Agreement on
Implementation of Article VI of GATT 1994.
13
Sejarah Kebijakan Anti Dumping Di Indonesia
Tentang Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan dan
Tindakan Pengamanan Perdagangan, membentuk
Komite Anti Dumping Indonesia sebagai otoritas
penyelidikan dumping dan subsidi.
14
Tujuan Politik Dan Ekonomi Kebijakan
Anti- Dumping
TUJUAN POLITIK
1.
Pemanfaatan kebijakan anti-dumping sebagai bagian dari
prilaku proteksi suatu negara untuk melindungi industri
domestik
2.
Kebijakan anti- dumping juga merupakan kebijakan yang bisa
digunakan sebagai kebijkan balas dendam atas suatu negara
yang telah merugikan perekonomian negara lain
15
TUJUAN EKONOMI
Di lain pihak-dari sudut peng-import praktik dumping terkadang
sengaja dilakukan sebagai strategi bisnis untuk merebut pangsa
pasar di negara lain.
Pengenaan BMAD bisa membuat harga barang impor menjadi
lebih mahal Dan membuat produk lokal menjadi lebih murah
yang
selanjutnya
akan
meningkatkan
penjualan
Dan
memperoleh pangsa pasar bagi produsen dalam negri .
16
Jenis-jenis Dumping
• 5 tipe dumping yang dilihat dari tujuan eksportir, kekuatan
pasar dan struktur pasar import, antara lain :
17
Ketentuan Anti-Dumping Dalam Kerangka WTO
1.
Penentuan dumping diatur dalam pasal VI (1) GATT
2.
Penentuan Kerugian yang ditentukan dalam Pasal VI GATT 1994
didasarkan pada bukti positif dengan pengujian obyektif
3.
Industri Dalam Negeri diartikan sebagai produsen dalam negeri
produk sejenis secara keseluruhan atau mereka yang
mempunyai output secara kolektif mewakili bagian besar dari
total produksi dalam negeri produk itu
18
Home
4. Penyelidikan Awal dan Lanjutan .
Untuk memulai suatu penyelidikan awal yang akan
menentukan keberadaan, tingkat dan akibat setiap tuduhan
dumping haruslah dimulai dengan permohonan tertulis
oleh atau atas nama industri dalam negeri, dengan
menyertakan bukti yaitu:
• Dumping
• Kerugian
• Hubungan sebeb akibat antara impor dumping dan
kerugian yang dialami.
19
5. Pihak yang berwenang akan menguji ketepatan dan kecukupan
bukti-bukti yangdiserahkan dalam permohonan
6. Pembuktian Semua pihak yang terkait dengan tuduhan dumping
akan diberikan kesempatan untuk memberikan bukti-bukti.
7. Tindakan sementara dapat dilakukan apabila suatu penyelidikan
telah dilakukan.
20
8. Penyesuaian Harga merupakan tindakan sukarela dari
eksportir untuk menyesuaikan harga menurut harga normal
suatu produk.
9. Pengenaan dan Pengumpulan bea masuk anti-dumping
10. Pemberitahuan Publik dan Penjelasan Penentuan
11. Tinjauan Peradilan
21
12. Tindakan Anti-dumping Atas Nama Negara Ketiga
13. Anggota-Anggota negara Berkembang
Para peserta Anti-
dumping Code yang berasal dari negara berkembang diberikan
perlindungan atau perlakuan khusus oleh negara maju
14. Komite praktek anti-dumping dibentuk berdasarkan perjanjian
penerapan ketentuan pasal VI GATT
15. Konsultasi dan Penyelesaian Sengketa
22
Pihak WTO yang berwenang
Dalam WTO terdapat sebuah Badan Penyelesaian Sengketa (Dispute Settlement
Body/DSB)
Wewenang DSB:
23
Tahapan Penyelidikan Dan Penyelesaian Dumping
Upaya pemerintah untuk merealisasikan aturan Anti-dumping
code 1994 dalam rangka pengamanan perdagangan dengan
aturan-aturan turunan seperti:
1. Undang-Undang No. 10 Tahun 1995
2. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1996 yang digantikan oleh
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2011
3. Keputusan MenPerindag RI No. 261 Tentang Tata cara
Persyaratan Pengajuan Penyelidikan atas Barang Dumping dan
Barang Mengandung Subsidi
4. Keputusan MenPerindag RI No. 136/MPP/6/1996 Tentang
Pembentukan Komite Anti-Dumping Indonesia (KADI) yang
diperbaharui dengan Keputusan No. 427/MPP/10/2000 tentang
Komite Anti-Dumping Indonesia
24
Indonesia Sebagai Penggugat atau Tertuduh
Dumping
Direktorat
Pengamanan
Perdagangan (DPP).
Menteri
Perdagangan
Committee on
Antidumping
DSU
DSB
25
Direktorat Pengamanan Perdagangan (DPP)
Untuk melindungi hak untuk mendapatkan keuntungan
seperti dalam ketentuan perdagangan Internasional Indonesia
melakukan langkah-langkah strategis yang secara operasional
dilakukan oleh Direktorat Pengamanan Perdagangan (DPP).
• DPP merupakan institusi pemerintah yang ditugaskan untuk
membantu para eksportir indonesia.
26
Tugas DPP
perumusan
kebijakan
standarisasi
dan
bimbingan
teknis
serta evaluasi perihal
pembuktian
dumping,
pembuktian
kerugian, pelayanan
pengaduan dan
advokasi terhadap
pelaku
usaha/eksportir yang
mendapat tuduhan
dumping.
27
• Di
Indonesia
ada
lembaga
yang
diberi
kewenangan menyelidiki dugaan dumping yaitu
Komite
Anti-dumping Indonesia (KADI) yang nantinya
akan menentukan apakah suatu barang positif
atau tidaknya suatu barang dumping.
28
Contoh Kasus Dumping Negara Indonesia
No
Produk ekspor
Negara
Tahun
Penuduh
Status kasus
1
Produk kaca
2.
Yarn of Man Made
Staple Fibers (Benang
Serat Sintetik dan
Buatan)
Viscose staple fiber
Australia 19 april
2010
Turki
11 Januari
2008
Dihentikan 20
desember 2010
Dikenakan
BMADTMT 12 Jan
2009 sebesar 23
s.d. 40%
Dikenakan BMAD
sebesar US$ 0,06/
kg TMT 8 April
2009
3
Brazil
18 Maret
2008
29
Lanjutan..
No
PRODUK
NEGARA
TAHUN
STATUS
4
Toilet tissue paper
Australia
26 Maret 2008
Dalam Proses
5
Cathode Ray Colour
Television Picture
Tubes
India
17 September
2008
Dikenakan BMAD US$
(21,76 – 36,99) per
pieces TMT 10
September 2009
6
PET
Malaysia
27 January 2005
Dihentikan
17/06/2011
7
Line paper school
supplies
Amerika
serikat
7 February 2006
Pencabutan BMAD. 23
agustus 2012
30
Pembahasan Kasus Dumping Indonesiakorea Selatan
Kronologis-keputusan
Kondisis ekspor kertas sebelum ada tuduhan
Kondisi ekspor setelah kasus dumping
31
• Para Pihak
a. Penggugat : Indonesia
b. Tergugat : Korea Selatan
• Objek Sengketa
• Produk kertas Indonesia yang dikenai tuduhan dumping
mencakup 16 jenis produk, tergolong dalam kelompok
uncoated paper and paper board used for writing, printing,
or other graphic purpose serta carbon paper, self copy paper
and other copying atau transfer paper.
• Perusahaan yang dikenakan tuduhan dumping adalah PT.
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, PT. Pindo Deli Pulp & Mills, PT.
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk dan April Pine Paper Trading
Pte Ltd.
32
Kronologis-keputusan
30
sept
2002
7
Nov
2003
Mei
2003
27
Septr
2004
4 Juli
2004
30
Maret
2005
1-2
Febr
uari
2005
28
Okt
2005
33
Korea Selatan mengajukan petisi anti-dumping
terhadap produk kertas Indonesia kepada Korean Trade
Commission (KTC)
30
sept
2002
27
Sept
r
2004
7
Nov
2003
Mei
2003
4 Juli
2004
30
Maret
2005
1-2
Febr
uari
2005
28
Okt
2005
34
Korea Selatan memberlakukan BM (bea masuk) anti
dumping atas produk kertas Indonesia
KTC mengenai Bea Masuk Anti-Dumping
(BMAD) sementara dengan besaran untuk PT Pabrik
Kertas Tjiwi Kimia Tbk sebesar 51,61 persen, PT Pindo Deli
11,65 persen, PT Indah Kiat 0,52 persen, April Pine dan
lainnya sebesar 2,80 persen.
30
sept
2002
27
Sept
r
2004
7
Nov
2003
Mei
2003
4 Juli
2004
30
Maret
2005
1-2
Febr
uari
2005
28
Okt
2005
35
KPC menurunkan BMAD untuk PT
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, PT Pindo Deli dan PT
Indah Kiat masing masing sebesar 8,22 persen, serta
untuk April Pine dan lainnya 2,8 persen
30
sept
2002
27
Sept
r
2004
7
Nov
2003
Mei
2003
4 Juli
2004
30
Maret
2005
1-2
Febr
uari
2005
28
Okt
2005
36
Indonesia dan Korea Selatan mengadakan konsultasi
bilateral akan tetapi tidak mencapai kesepakatan
30
sept
2002
7
Nov
2003
Mei
2003
27
Sept
2004
4 Juli
2004
30
Maret
2005
1-2
Feb
2005
28
Okt
2005
37
Disputes Settlement Body WTO membentuk Panel.
Pihak
yang berpartisipasi diantaranya Amerika Serikat, Eropa,
Jepang, China dan
Kanada.
30
sept
2002
7
Nov
2003
Mei
2003
27
Sept
2004
4 Juli
2004
30
Maret
2005
1-2
Febr
uari
2005
28
Okt
2005
38
diselenggarakan Sidang Panel kesatu
30
sept
2002
7
Nov
2003
Mei
2003
27
Sept
2004
4 Juli
2004
30
Maret
2005
1-2
Feb
2005
28
Okt
2005
39
diselenggarakan Sidang Panel kedua
30
sept
2002
7
Nov
2003
Mei
2003
27
Sept
2004
4 Juli
2004
30
Maret
2005
1-2
Feb
2005
28
Okt
2005
40
Panel Report
30
sept
2002
7
Nov
2003
Mei
2003
27
Sept
2004
4 Juli
2004
30
Maret
2005
1-2
Feb
2005
28
Okt
2005
41
Kondisi Ekspor Kertas Sebelum Ada Tuduhan
42
Kondisis Ekspor Kertas
Setelah Ada Tuduhan
Sinar Mas
Mengalami
Tekanan
Ekspor Kertas Sinar
Mas Group Ke Korea
Selatanus$40 Juta Per
Tahun
ekspor kertas Sinar Mas Group ke Korea
Selatan saat itu hanya tinggal US$40 juta
per tahun dari kondisi 7 tahun sebelumnya
yang mencapai US$100 juta pertahun, sejak
kasus dumping yang dituduhkan otoritas
Korea pada 2002.
Pangsa Pasar
Tergerus
Pangsa pasar Sinar
Mas pun ikut
tergerus menjadi
hanya 9% tahun
ini di bandingkan
dengan beberapa
tahun sebelumnya
yang mencapai
20%-25%
43
kesimpulan
• Perdagangan bebas antar negara telah berkembang pesat.
Peraturan mengenai perdagangan antar negara terbentuk dalam
suatu lembaga internasional yaitu WTO yang bertugas mengntrol
kebijakan perdagangan internasional khususnya negra-negra
yang menjadi anggota WTO.
• Peraturan perdagangan itu sendiri diatur dalam article IV GATT
1994, yang mengatur ketentuan anti-dumping dengan spesifik
44
Lanjutan ..
• Proses penyelsaian sangketa anti-dumping yang melibatkan
indonesia telah banyak terselsaikan oleh pihak berwenang
(dari pihak WTO) dan dibuktikan dengan mekanisme yang
dilalui indonesia dalam pengaduan sengketa anti-dumping
yang juga didukung dengan aturan-aturan nasional yang
singkron dengan aturan yang diterbitkan WTO.
45
Saran
• Pemerintah indonesia harus lebih aktif dan pro
dalam melindungi barang-barang eksport indonesia
dengan membuat peraturan yang tegas terhadap
pihak asing yang ingin menggoyahkan produk ekspor
indonesia
• Para eksportir harus jeli menetapkan harga
barangnya di pasar internasional agar tidak
menimbulkan tuduhan dumping oleh negara pesaing
46
Daftar pustaka
•
•
•
•
•
•
•
•
http://kadi.kemendag.go.id/
http://youtube.com./
ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 55/Pmk.04/2015
Tentang Tata Cara Pemungutan Dan Pengembalian Bea Masuk Dalam
Rangka Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan, Dan Tindakan
Pengamanan Perdagangan
www.jdih.kemenkeu.go.id
Gayatri ,Aprilia & Adriani,Femita. 2008.“Tuduhan Praktek Dumping yang
Dilakukan Indonesia”Pada Sengketa Anti-dumping Produk Kertas dengan
Korea Selatan. Jurnal fakultas hukum universitas padjajaran
http://www.foxitsoftware.com
www.kemendag.go.id diakses pada 5/10/2016
Djanudin, Muhajir la.2013. Mekanisme Penyelsaian Sengketa Dumping
Antar Negara . library.usu.ac.id diakses pada 15 febryary 2016
47
ANTI-DUMPING INDONESIA DI NEGARA
TUJUAN EKSPOR
1
Pokok Bahasan
Pendahuluan
Kebijakan anti
dumping
2
Pendahuluan
Penetapan
tarif
Kebijakan proteksi
Pembatasan
Quota impor
Kebijakan
Perdagangan
Internasional
Kebijakan
perdagana bebas
Kebijkan antidumping
Subsidi ekspor
Kebijakan autarki
Larangan
impor
3
Kebijakan Anti Dumping
4ho
me
Kebijakan
Perdagangan
Internasional
• Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas meliputi semua
kegiatan ekonomi pemerintah suatu negara yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah dan
kegiatan ekspor impor barang dan jasa yang dilaksanakan oleh
pemerintah tersebut.
• Kebijakan ekonomi internasional dalam arti sempit yaitu hanya
meliputi kebijakan yang langsung mempengaruhi ekspor dan impor
hom
5
e
Kebijakan
Protekteksi
• Politik proteksi adalah kebijakan pemerintah
untuk melindungi industri dalam negeri yang
sedang tumbuh (infant industry) dari persainganpersaingan barang-barang impor.
6 ho
me
Kebijakan
Perdagangan Bebas
• Politik dagang bebas adalah kebijakan pemerintah untuk
mengadakan perdagangan bebas antarnegara. Pihakpihak yang mendukung kebijakan perdagangan bebas
mengajukan alasan bahwa perdagangan bebas akan
memungkinkan bila setiap negara berspesialisasi dalam
memproduksi barang dimana suatu negara memiliki
keunggulan komparatif.
7 ho
me
Kebijakan Autarki
• Politik autarki adalah kebijakan perdagangan dengan
tujuan untuk menghindarkan diri dari pengaruhpengaruh negara lain, baik pengaruh politik, ekonomi,
maupun militer, sehingga kebijakan ini bertentangan
dengan
prinsip
perdagangan
internasional
yang
menganjurkan adanya perdagangan bebas.
8 ho
me
Video
9
Pengertian Dumping & Kebijakan Antidumping
Dumping
adalah
Kebijakan antidumping
dumping diartikan sebagai praktik dagang yang
dilakukan eksportir dengan menjual barang , jasa,
atau barang dan jasa di pasar internasional
dengan harga kurang dari nilai yang wajar atau
lebih rendah daripada harga barang tersebut di
negerinya sendiri atau daripada harga jual kepada
negara lain.
Tindakan Antidumping adalah tindakan yang
diambil pemerintah berupa pengenaan Bea Masuk
Antidumping terhadap barang dumping (pasal1
(9))
10
Sejarah
Priode Sebelum GATT
Menurut sejarah, dumping telah dikenal di akhir tahun 1800an, pada saat itu terjadi perang tarif bahkan perang dagang
antar negara-negara industri sehingga untuk melindungi
industri dalam negara-negara membentuk aturan-aturan
tentang anti-dumping. Pada awalnya pengeturan mengenai
anti-dumping diketahui berkembang di negara-negara Anglo
Saxon sepert Kanada, Amerika Serika dan Australia. Kanada
menjadi negara partama yang menatur perihal anti-dumping
dalam sebuah undang-undang yang dikenal dengan “The
Wilson Tariff Act of 1894”
11
Priode GATT
GATT (General Agreement on Tariffs and Trade)
Pendirian
GATT
1948 di Jenew
a , Swiss
5 April 1994
GATT diubah
menjadi WTO
1 January 1995
WTO resmi
berdiri
Persoalan damping maupun anti-dumping telah diatur dalam pasal VI
GATT 1947
• pasal VI mengizinkan negara negara peserta GATT untuk melakukan
tindakan anti-dumping jika dalam praktek perdagangan terjadi
dumping yang berdampak pada kerugian industri dalam negeri
12
Lanjutan
Pasal VI GATT 1947
Agreement on
Implementation of
Article VI of GATT
1994.
Pasal VI GATT sangat
sederhana,maka
diadakan
persetujuan baru
yang mengatur
pelaksanaan Pasal VI
GATT tersebut.
Dalam Pasal 1 dinyatakan bahwa tindakan antidumping akan
diberlakukan hanya dalam keadaan sebagaimana diatur dalam
Pasal VI GATT 1994 dan menurut prosedur penyelidikan, dan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Agreement on
Implementation of Article VI of GATT 1994.
13
Sejarah Kebijakan Anti Dumping Di Indonesia
Tentang Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan dan
Tindakan Pengamanan Perdagangan, membentuk
Komite Anti Dumping Indonesia sebagai otoritas
penyelidikan dumping dan subsidi.
14
Tujuan Politik Dan Ekonomi Kebijakan
Anti- Dumping
TUJUAN POLITIK
1.
Pemanfaatan kebijakan anti-dumping sebagai bagian dari
prilaku proteksi suatu negara untuk melindungi industri
domestik
2.
Kebijakan anti- dumping juga merupakan kebijakan yang bisa
digunakan sebagai kebijkan balas dendam atas suatu negara
yang telah merugikan perekonomian negara lain
15
TUJUAN EKONOMI
Di lain pihak-dari sudut peng-import praktik dumping terkadang
sengaja dilakukan sebagai strategi bisnis untuk merebut pangsa
pasar di negara lain.
Pengenaan BMAD bisa membuat harga barang impor menjadi
lebih mahal Dan membuat produk lokal menjadi lebih murah
yang
selanjutnya
akan
meningkatkan
penjualan
Dan
memperoleh pangsa pasar bagi produsen dalam negri .
16
Jenis-jenis Dumping
• 5 tipe dumping yang dilihat dari tujuan eksportir, kekuatan
pasar dan struktur pasar import, antara lain :
17
Ketentuan Anti-Dumping Dalam Kerangka WTO
1.
Penentuan dumping diatur dalam pasal VI (1) GATT
2.
Penentuan Kerugian yang ditentukan dalam Pasal VI GATT 1994
didasarkan pada bukti positif dengan pengujian obyektif
3.
Industri Dalam Negeri diartikan sebagai produsen dalam negeri
produk sejenis secara keseluruhan atau mereka yang
mempunyai output secara kolektif mewakili bagian besar dari
total produksi dalam negeri produk itu
18
Home
4. Penyelidikan Awal dan Lanjutan .
Untuk memulai suatu penyelidikan awal yang akan
menentukan keberadaan, tingkat dan akibat setiap tuduhan
dumping haruslah dimulai dengan permohonan tertulis
oleh atau atas nama industri dalam negeri, dengan
menyertakan bukti yaitu:
• Dumping
• Kerugian
• Hubungan sebeb akibat antara impor dumping dan
kerugian yang dialami.
19
5. Pihak yang berwenang akan menguji ketepatan dan kecukupan
bukti-bukti yangdiserahkan dalam permohonan
6. Pembuktian Semua pihak yang terkait dengan tuduhan dumping
akan diberikan kesempatan untuk memberikan bukti-bukti.
7. Tindakan sementara dapat dilakukan apabila suatu penyelidikan
telah dilakukan.
20
8. Penyesuaian Harga merupakan tindakan sukarela dari
eksportir untuk menyesuaikan harga menurut harga normal
suatu produk.
9. Pengenaan dan Pengumpulan bea masuk anti-dumping
10. Pemberitahuan Publik dan Penjelasan Penentuan
11. Tinjauan Peradilan
21
12. Tindakan Anti-dumping Atas Nama Negara Ketiga
13. Anggota-Anggota negara Berkembang
Para peserta Anti-
dumping Code yang berasal dari negara berkembang diberikan
perlindungan atau perlakuan khusus oleh negara maju
14. Komite praktek anti-dumping dibentuk berdasarkan perjanjian
penerapan ketentuan pasal VI GATT
15. Konsultasi dan Penyelesaian Sengketa
22
Pihak WTO yang berwenang
Dalam WTO terdapat sebuah Badan Penyelesaian Sengketa (Dispute Settlement
Body/DSB)
Wewenang DSB:
23
Tahapan Penyelidikan Dan Penyelesaian Dumping
Upaya pemerintah untuk merealisasikan aturan Anti-dumping
code 1994 dalam rangka pengamanan perdagangan dengan
aturan-aturan turunan seperti:
1. Undang-Undang No. 10 Tahun 1995
2. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1996 yang digantikan oleh
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2011
3. Keputusan MenPerindag RI No. 261 Tentang Tata cara
Persyaratan Pengajuan Penyelidikan atas Barang Dumping dan
Barang Mengandung Subsidi
4. Keputusan MenPerindag RI No. 136/MPP/6/1996 Tentang
Pembentukan Komite Anti-Dumping Indonesia (KADI) yang
diperbaharui dengan Keputusan No. 427/MPP/10/2000 tentang
Komite Anti-Dumping Indonesia
24
Indonesia Sebagai Penggugat atau Tertuduh
Dumping
Direktorat
Pengamanan
Perdagangan (DPP).
Menteri
Perdagangan
Committee on
Antidumping
DSU
DSB
25
Direktorat Pengamanan Perdagangan (DPP)
Untuk melindungi hak untuk mendapatkan keuntungan
seperti dalam ketentuan perdagangan Internasional Indonesia
melakukan langkah-langkah strategis yang secara operasional
dilakukan oleh Direktorat Pengamanan Perdagangan (DPP).
• DPP merupakan institusi pemerintah yang ditugaskan untuk
membantu para eksportir indonesia.
26
Tugas DPP
perumusan
kebijakan
standarisasi
dan
bimbingan
teknis
serta evaluasi perihal
pembuktian
dumping,
pembuktian
kerugian, pelayanan
pengaduan dan
advokasi terhadap
pelaku
usaha/eksportir yang
mendapat tuduhan
dumping.
27
• Di
Indonesia
ada
lembaga
yang
diberi
kewenangan menyelidiki dugaan dumping yaitu
Komite
Anti-dumping Indonesia (KADI) yang nantinya
akan menentukan apakah suatu barang positif
atau tidaknya suatu barang dumping.
28
Contoh Kasus Dumping Negara Indonesia
No
Produk ekspor
Negara
Tahun
Penuduh
Status kasus
1
Produk kaca
2.
Yarn of Man Made
Staple Fibers (Benang
Serat Sintetik dan
Buatan)
Viscose staple fiber
Australia 19 april
2010
Turki
11 Januari
2008
Dihentikan 20
desember 2010
Dikenakan
BMADTMT 12 Jan
2009 sebesar 23
s.d. 40%
Dikenakan BMAD
sebesar US$ 0,06/
kg TMT 8 April
2009
3
Brazil
18 Maret
2008
29
Lanjutan..
No
PRODUK
NEGARA
TAHUN
STATUS
4
Toilet tissue paper
Australia
26 Maret 2008
Dalam Proses
5
Cathode Ray Colour
Television Picture
Tubes
India
17 September
2008
Dikenakan BMAD US$
(21,76 – 36,99) per
pieces TMT 10
September 2009
6
PET
Malaysia
27 January 2005
Dihentikan
17/06/2011
7
Line paper school
supplies
Amerika
serikat
7 February 2006
Pencabutan BMAD. 23
agustus 2012
30
Pembahasan Kasus Dumping Indonesiakorea Selatan
Kronologis-keputusan
Kondisis ekspor kertas sebelum ada tuduhan
Kondisi ekspor setelah kasus dumping
31
• Para Pihak
a. Penggugat : Indonesia
b. Tergugat : Korea Selatan
• Objek Sengketa
• Produk kertas Indonesia yang dikenai tuduhan dumping
mencakup 16 jenis produk, tergolong dalam kelompok
uncoated paper and paper board used for writing, printing,
or other graphic purpose serta carbon paper, self copy paper
and other copying atau transfer paper.
• Perusahaan yang dikenakan tuduhan dumping adalah PT.
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, PT. Pindo Deli Pulp & Mills, PT.
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk dan April Pine Paper Trading
Pte Ltd.
32
Kronologis-keputusan
30
sept
2002
7
Nov
2003
Mei
2003
27
Septr
2004
4 Juli
2004
30
Maret
2005
1-2
Febr
uari
2005
28
Okt
2005
33
Korea Selatan mengajukan petisi anti-dumping
terhadap produk kertas Indonesia kepada Korean Trade
Commission (KTC)
30
sept
2002
27
Sept
r
2004
7
Nov
2003
Mei
2003
4 Juli
2004
30
Maret
2005
1-2
Febr
uari
2005
28
Okt
2005
34
Korea Selatan memberlakukan BM (bea masuk) anti
dumping atas produk kertas Indonesia
KTC mengenai Bea Masuk Anti-Dumping
(BMAD) sementara dengan besaran untuk PT Pabrik
Kertas Tjiwi Kimia Tbk sebesar 51,61 persen, PT Pindo Deli
11,65 persen, PT Indah Kiat 0,52 persen, April Pine dan
lainnya sebesar 2,80 persen.
30
sept
2002
27
Sept
r
2004
7
Nov
2003
Mei
2003
4 Juli
2004
30
Maret
2005
1-2
Febr
uari
2005
28
Okt
2005
35
KPC menurunkan BMAD untuk PT
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, PT Pindo Deli dan PT
Indah Kiat masing masing sebesar 8,22 persen, serta
untuk April Pine dan lainnya 2,8 persen
30
sept
2002
27
Sept
r
2004
7
Nov
2003
Mei
2003
4 Juli
2004
30
Maret
2005
1-2
Febr
uari
2005
28
Okt
2005
36
Indonesia dan Korea Selatan mengadakan konsultasi
bilateral akan tetapi tidak mencapai kesepakatan
30
sept
2002
7
Nov
2003
Mei
2003
27
Sept
2004
4 Juli
2004
30
Maret
2005
1-2
Feb
2005
28
Okt
2005
37
Disputes Settlement Body WTO membentuk Panel.
Pihak
yang berpartisipasi diantaranya Amerika Serikat, Eropa,
Jepang, China dan
Kanada.
30
sept
2002
7
Nov
2003
Mei
2003
27
Sept
2004
4 Juli
2004
30
Maret
2005
1-2
Febr
uari
2005
28
Okt
2005
38
diselenggarakan Sidang Panel kesatu
30
sept
2002
7
Nov
2003
Mei
2003
27
Sept
2004
4 Juli
2004
30
Maret
2005
1-2
Feb
2005
28
Okt
2005
39
diselenggarakan Sidang Panel kedua
30
sept
2002
7
Nov
2003
Mei
2003
27
Sept
2004
4 Juli
2004
30
Maret
2005
1-2
Feb
2005
28
Okt
2005
40
Panel Report
30
sept
2002
7
Nov
2003
Mei
2003
27
Sept
2004
4 Juli
2004
30
Maret
2005
1-2
Feb
2005
28
Okt
2005
41
Kondisi Ekspor Kertas Sebelum Ada Tuduhan
42
Kondisis Ekspor Kertas
Setelah Ada Tuduhan
Sinar Mas
Mengalami
Tekanan
Ekspor Kertas Sinar
Mas Group Ke Korea
Selatanus$40 Juta Per
Tahun
ekspor kertas Sinar Mas Group ke Korea
Selatan saat itu hanya tinggal US$40 juta
per tahun dari kondisi 7 tahun sebelumnya
yang mencapai US$100 juta pertahun, sejak
kasus dumping yang dituduhkan otoritas
Korea pada 2002.
Pangsa Pasar
Tergerus
Pangsa pasar Sinar
Mas pun ikut
tergerus menjadi
hanya 9% tahun
ini di bandingkan
dengan beberapa
tahun sebelumnya
yang mencapai
20%-25%
43
kesimpulan
• Perdagangan bebas antar negara telah berkembang pesat.
Peraturan mengenai perdagangan antar negara terbentuk dalam
suatu lembaga internasional yaitu WTO yang bertugas mengntrol
kebijakan perdagangan internasional khususnya negra-negra
yang menjadi anggota WTO.
• Peraturan perdagangan itu sendiri diatur dalam article IV GATT
1994, yang mengatur ketentuan anti-dumping dengan spesifik
44
Lanjutan ..
• Proses penyelsaian sangketa anti-dumping yang melibatkan
indonesia telah banyak terselsaikan oleh pihak berwenang
(dari pihak WTO) dan dibuktikan dengan mekanisme yang
dilalui indonesia dalam pengaduan sengketa anti-dumping
yang juga didukung dengan aturan-aturan nasional yang
singkron dengan aturan yang diterbitkan WTO.
45
Saran
• Pemerintah indonesia harus lebih aktif dan pro
dalam melindungi barang-barang eksport indonesia
dengan membuat peraturan yang tegas terhadap
pihak asing yang ingin menggoyahkan produk ekspor
indonesia
• Para eksportir harus jeli menetapkan harga
barangnya di pasar internasional agar tidak
menimbulkan tuduhan dumping oleh negara pesaing
46
Daftar pustaka
•
•
•
•
•
•
•
•
http://kadi.kemendag.go.id/
http://youtube.com./
ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 55/Pmk.04/2015
Tentang Tata Cara Pemungutan Dan Pengembalian Bea Masuk Dalam
Rangka Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan, Dan Tindakan
Pengamanan Perdagangan
www.jdih.kemenkeu.go.id
Gayatri ,Aprilia & Adriani,Femita. 2008.“Tuduhan Praktek Dumping yang
Dilakukan Indonesia”Pada Sengketa Anti-dumping Produk Kertas dengan
Korea Selatan. Jurnal fakultas hukum universitas padjajaran
http://www.foxitsoftware.com
www.kemendag.go.id diakses pada 5/10/2016
Djanudin, Muhajir la.2013. Mekanisme Penyelsaian Sengketa Dumping
Antar Negara . library.usu.ac.id diakses pada 15 febryary 2016
47