Materi Konferensi Sanitasi dan Air Minum (2)

KEYNOTE SPEECH MENTERI PPN/BAPPENAS

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Disampaikan dalam

Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional 2017

“Kerja Bersama, Kejar Universal Akses”

Jakarta, 7 November 2017

TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

DARI MDGs KE SDGs

MDGs

SDGs

Goal 6.1 Sumber air minum aman Goal 7.8 Sumber air minum layak

(memenuhi 4K)

Basic improved water

Basic improved

Bebas dari

source

water source

Tersedia bila

∩ ∩ dibutuhkan

kontaminasi feses

(sumber air minum

(sumber air

(dan kimia)

layak)

minum layak)

Goal 6.2 Fasilitas sanitasi layak + Goal 7.9 Fasilitas sanitasi layak

Hygiene

Basic improved sanitation Basic improved Perilaku Cuci

facilities (fasilitas sanitasi Tangan Pakai

sanitation facilities

(fasilitas sanitasi

layak)

Sabun

layak)

MDGs

RPJMN

SDGs 2030

2015-2019

Perpres 2/2015

Perpres 59/2017

100 % Akses

100% Akses

Air Minum

Sanitasi

Target dan kebutuhan RPJMN 2015-2019

TARGET CAPAIAN KEBUTUHAN**

TERKINI*

Air Minum

Air Minum 0%

Rp 275 Triliun

APBD

Akses Air Minum 2016

BUMN/BUMD

Sanitasi

Rp 273 Triliun 28.08%

APBN

APBD

Akses Sanitasi BUMN/BUMD 2016

Swasta

(Layak 85%, Dasar 15%)

Keterangan: *)BPS, 2016 **) Berdasarkan perhitungan kebutuhan, Bappenas 4K: Kualitas, Kuantitas, Kontinuitas, dan Keterjangkauan

Optimalisasi Pendanaan untuk Mengejar

Universal Akses

KEBIJAKAN DAK FISIK 2018

PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA 2018

(Permendesa, PDT dan Transmigrasi 19/2017)

1.  DAK REGULER

Prioritas Penggunaan Dana Desa digunakan untuk

2. DAK PENUGASAN pelaksanaan program/kegiatan bidang

pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan disepakati dalam

3. DAK AFFIRMASI

musyawarah desa serta dipublikasikan pada masyarakat di ruang publik.

Persentase Realisasi Alokasi vs Kebutuhan APBN

p R 74,8

KERJASAMA PIHAK SWASTA

(KPS) Sanitasi

Air Minum

Kebutuhan APBN

APBN Reguler 2015‐2017

DAK 2015‐2017

untuk pemenuhan target RPJMN 2015-2019

1.  Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional merupakan sebuah lembaga adhoc yang dibentuk pada tahun 1997 sebagai wadah atau forum komunikasi dan koordinasi agar pembangunan air minum dan sanitasi berjalan lebih baik.

2.  Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, hingga evaluasi. Selain itu, pembentukan Pokja juga bertujuan untuk meningkatkan koordinasi antar lembaga pemerintah pelaku pembangunan air minum dan sanitasi.

  Pokja AMPL Nasional terdiri dari 8 Kementerian yaitu

Tugas Pokja AMPL Nasional yaitu:

Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum,

  Menyiapkan rumusan kebijakan;

Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan,

  Menyusun strategi dan program dalam

Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Keuangan,

pembangunan air minum dan sanitasi;

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Badan Pusat

  Mengkoordinasikan dan mengendalikan

Statistik. pelaksanaan pembangunan air minum; serta   Ketetapan tersebut sesuai dengan Keputusan Deputi Bidang

  Menyebarluaskan informasi AMPL.

Sarana dan Prasarana Bappenas selaku Ketua Tim Pengarah Pembangunan Air Minum dan Sanitasi Nomor Kep 38/D.VI/

Fungsi Pokja AMPL Nasional yaitu:

07/2013 tentang Pembentukan Kelompok Kerja

  Penggerak advokasi dan sinergi pembangunan AMPL Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan.

di Indonesia.

REPUBLIK INDONESIA

TERIMA KASIH

REPUBLIK INDONESIA MENTERI KESEHATAN

KONFERENSI SANITASI DAN AIR MINUM NASIONAL

(KSAN) TAHUN 2017

Nila F. Moeloek Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia

ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN DI ERA JKN

PROGRAM

3 PILAR

INDONESIA SEHAT

• PENINGKATAN AKSES

YANKES TERUTAMA PADA FKTP • OPTIMALISASI SISTEM PROGRAM RUJUKAN

• PENGARUSUTAMAAN

PILAR 2 • PENINGKATAN MUTU

DENGAN PENDEKATAN

1 KESEHATAN DALAM

0 CONTINUUM OF CARE DAN

2 PEMBANGUNAN,

PENGUATAN

INTERVENSI BERBASIS RESIKO

- • PENGUATAN UPAYA

YANKES

5 KESEHATAN (HEALTH RISK)

PILAR 1

1 PROMOTIF DAN

0 PREVENTIF, PROGRAM • PEMBERDAYAAN PARADIGMA •  PERLUASAN SASARAN

MN MASYARAKAT.

SEHAT

PILAR 3 DAN MANFAAT (BENEFIT)

PJ

•  SISTEM PEMBIAYAAN:

JAMINAN

ASURANSI – AZAS GOTONG

KESEHATAN

ROYONG

NASIONAL

•  KENDALI MUTU & KENDALI

KELUARGA

(JKN)

BIAYA

SEHAT •  SASARAN: PBI & NON PBI TANDA KEPESERTAAN  KIS

PILAR 1 PARADIGMA SEHAT PROMOTIF PREVENTIF REHABILITATIF KURATIF

Mewujudkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Pemerintah terus meningkatkan jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan

fasilitas kesehatan yang melayani serta membayarkan iuran bagi penduduk termiskin

Penduduk Indonesia telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional

156, 8 Juta

180,7 juta

171,9 Juta jiwa

jiwa jiwa

Agust‐2017

Rp jiwa

jiwa

Rp

jiwa

Rp

19,8 T

24,8 T

16,9 T

Fasilitas Apo^k dan Op^kal

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan

Perkembangan JKN Sampai Saat Ini

PBI 50,43%

Pemanfaatan JKN/KIS

Pemanfaatan di FKTP (Puskesmas, Dokter Pemanfatan Rawat Inap RS

Praktek Perorangan/ Klinik Pratama)

73 juta

juta

juta

juta

4,2 juta

2016 s.d Juni 2017

6,3 juta

7,6 Juta

Juta

Juta Juta juta

s.d Juni 2017

4 juta

2014 2015 2016 s.d Juni 2017

Pemanfaatan di Poliklinik Rawat Jalan

RS

Perkembangan JKN Sampai Saat Ini

Perkembangan Jumlah Rumah Sakit di Indonesia

2013 - 2017

( Data 23 Oktober 2017)

Sumber: RS Online, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

TANGGUNG JAWAB SEKTOR DALAM GERMAS

Koord & Fasilitasi

Gerakan Memasyarakatkan Makan

KELAUTAN

DAGRI

Pemda

Ikan &

PP & PA

ParRsipasi perempuan untuk

PERIKANAN

deteksi dini PTM, KIE Promosi makan sayur

PERDAGA

PORA

dan buah dalam negeri

NGAN

Kampanye Gemar OR, Sarana OR

Jalur sepeda dan

PERHUBU

pejalan kaki

POM

NGAN

Keamanan PJAS, Keamanan

GERMAS mutu pangan olahan

Sarana akRvit as fisik di pemukiman dan TTU, Ruang

terbuka hijau PU Pera

DIKBUD

UKS, Sekolah Ramah Anak, AkRvitas Fisik

Meningkatkan pelayanan Promprev

Konseling pra nikah,

BPJS

AGAMA

Poskestren

KEUANG PERTANI

Cukai dan pajak rokok,

AN

AN

Keamanan dan mutu

minuman beralkohol

pangan segar

LATAR BELAKANG

MENKES untuk RATAS KEMISKINAN 2017

Indonesia: perspektif demografi

Jumlah Pemuda

± 64,559,985 jiwa

Jumlah Pemuda

24,5% merupakan pemuda

Indonesia saat ini didominasi oleh kelompok usia produktif (15-55 tahun)

Pemuda hari ini adalah pelaku utama pembangunan sosial dan ekonomi menuju tahun 2050

Situasi Gizi di Indonesia

Stunting adalah kegawatdaruratan nasional:

1 dari 3 anak di Indonesia menderita stunting

30 balita mengalami

stunting

(undernourished)

12 balita mengalami

wasting 100 balita

(undernourished)

Bayi yang dilahirkan di NTT

> 50% balita

5 balita mengalami

2x lebih mungkin menderita

menderita stunting

stunting

kegemukan

dibandingkan bayi yang

(overnourished)

dilahirkan di Jakarta

BALITA

Kondisi Otak yang Stunting

Stunting mempengaruhi:

Fisik

Fisik anak kurang gizi dapat diperbaiki

Mental Intelektual

stunting

Hambatan perkembangan otak, kecerdasan,

Perkembangan otaknya, tidak dapat

kemampuan belajar, dan rendahnya produktifitas akibat stunting ini bersifat permanen (irreversible).

diperbaiki

Kaum muda Indonesia dalam Siklus Kehidupan

Ibu yang kurang gizi

Tidak kuat secara finansial & tidak mampu menyediakan

Tidak mendapat asupan gizi gizi baik untuk keluarga dan pola makan yang baik

Perkembangan otak Cenderung terkena penyakit

tidak maksimal Tidak menular ketika dewasa

Ketika sekolah, anak Produktivitas kerja rendah stunting mengalami & penghasilan terbatas kesulitan dalam belajar

Pola makan buruk

yang berlanjut hingga dewasa

menyebabkan mudah sakit

BAYI

Gizi dan Tumbuh Kembang

Perkembangan sel saraf otak

Normal

Stunted

Otak anak berkembang pesat sejak dalam kandungan-

usia 2-5 Percabangan saraf

tahun (golden age)

Percabangan saraf

berkembang secara terbatas Dampak dari kurangnya gizi

berkembang baik

Anak yang mengalami kurang gizi kronis

pada masa golden age akan terlihat hingga dewasa

menunjukkan sel otak yang abnormal dengan lebih sedikit percabangan / sel otak

Angka Partisipasi

Angka Par^sipasi Sekolah (APS)

Sekolah

Indonesia, 2011‐2015 (Persen )

Sumber : Badan Pusat Statistik

Analisis Derajat Kesehatan (Konsep Henrik L.

Lingkungan

45% Blum)

Keturunan 5%

DERAJAT

20% Pelayanan

KESEHATAN

Kesehatan

Sumber : Kementerian Kesehatan RI

Perilaku masyarakat

Indikator Lingkungan 2016

Rumah tangga yang Rumah tangga memiliki fasilitas

yang memiliki buang air besar

sanitasi layak

Rumah tangga Rumah tangga yang memiliki

dengan lantai sumber air

terluas bukan minum layak

tanah

Badan Pusat StaRsRk

PENYEBAB KEMISKINAN KEMISKINAN

PENYEBAB

PENYEBAB

PENYEBAB TIDAK

LANGSUNG

ANTARA

LANGSUNG

Rendahnya

Sistem

SAKIT ekonomi

produk^vitas

Rendahnya kesempatan kerja

Sistem sosial

BENCANA Rendahnya

ketrampilan

Sistem poli^k

KONFLIK

Rendahnya akses

SOSIAL

Lingkungan

terhadap pelayanan

lebih luas

dasar (kesehatan,

Terkait Sektor

pendidikan, air

Kesehatan

bersih, sanitasi,

perumahan)

MENKES untuk RATAS KEMISKINAN 2017

REPUBLIK INDONESIA

TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

REPUBLIK INDONESIA

KETERKAITAN AIR DAN SANITASI DENGAN BERBAGAI PROGRAM

REPUBLIK INDONESIA

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan – Tujuan 6

Menjamin ketersediaan dan manajemen air bersih serta sanitasi yang berkelanjutan untuk semua

Goal 6.1

Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata terhadap air minum yang aman dan terjangkau

Goal 6.3

KUALITAS

bagi semua

Goal 6.2 AKSES

Pada akhir tahun 2030 diharapkan dapat Pada akhir tahun 2030 diharapkan dapat mencapai

meningkatkan kualitas air dengan mengurangi akses sanitasi dan hygiene yang memenuhi, merata,

polusi, menghentikan pembuangan limbah , untuk semua, dan menghentikan buang air besar

meminimalisasi produksi limbah berbahaya, sembarangan (BABS) dengan memberikan perhatian

mengurangi air limbah yang tidak diolah, khusus pada wanita (tua dan muda) dan mereka yang

meningkatkan daur ulang (recycle), dan memerlukan perhatian khusus .

penggunaan kembali (reuse) secara substansial. Penyusunan definisi dan indikator operasional untuk pemantauan pencapaian Indonesia dalam TPB

REPUBLIK INDONESIA

MDGs ke SDGs

MDGs

SDGs

Goal 6.1 Sumber air minum aman (memenuhi Goal 7.8 Sumber air minum layak

4K)

Basic improved water

Basic improved water

Bebas dari

∩ Tersedia bila

source

dibutuhkan (sumber air minum layak)

source (sumber air

kontaminasi feses

minum layak)

(dan kimia)

Goal 7.9 Fasilitas sanitasi layak Goal 6.2 Fasilitas sanitasi layak + Hygiene

Basic improved sanitation

Basic improved

∩ Perilaku Cuci

facilities (fasilitas sanitasi

sanitation facilities

Tangan Pakai Sabun

layak)

(fasilitas sanitasi layak)

REPUBLIK INDONESIA

kualitas

Kuan^tas vs Kualitas

semakin bagus

Minum Memasak Personal higiene Cuci pakaian Kebersihan rumah

Sanitasi

Siram tanaman

kuan^tas semakin banyak

Irigasi

IT

Akses Sanitasi Dasar

Akses Sanitasi Layak

Target A

IR

Nasional

MI

Aksea Air

NUM

Minum Layak

REPUBLIK INDONESIA

Penyakit yang dapat ditularkan melalui air dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu :

•  Water borne diseases, adalah penyakit yang ditularkan langsung melalui air minum yang mengandung patogen. Contoh penyakit: kolera, demam Rfoid,

hepaRRs, disentri, gastroenteriRs. •  Water washed diseases, adalah penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air

untuk pemeliharaan higiene perorangan (cuci tangan, mandi, mencuci, gosok gigi, dll).Contoh : kolera, demam Rfoid, hepaRRs, disentri, dan gastroenteritis, infeksi jamur dan konjungRviRs (trachoma), scabies.

•  Water based diseases, adalah penyakit yang ditularkan oleh bibit penyakit yang sebagian siklus hidupnya di air. Contoh : Schistosomiasis

•  Water related insect vector diseases, adalah penyakit yang ditularkan melalui

vektor yang hidupnya tergantung pada air. Contoh : malaria, demam berdarah, filariasis, yellow fever

REPUBLIK INDONESIA

Hubungan Iklim & Kesehatan

•  Parameter iklim

Suhu

Curah hujan

Kelembaban

Hari hujan

Gangguan kesehatan/penyakit

Malaria

Demam berdarah

ISPA

Diare

Informasi

Grafik

StaRsRk

REPUBLIK INDONESIA

Contoh Analisis Univariat

Grafik Curah Hujan

Curah Hujan

Linear(Curah Hujan)

REPUBLIK INDONESIA

Grafik DBD dan Curah Hujan

n 4000 ja D

Curah Hujan

Linear(DBD)

Linear(Curah Hujan)

REPUBLIK INDONESIA

DHF Cases on year 1968 to 2016

Hygiene dan sanitasi yang buruk menyebabkan gangguan inflamasi usus kecil yang mengurangi penyerapan zatgizi dan meningkatkan permeabilitas

usus

yang disebut juga Environmental Enteropathy (EE)

24% BAB di tempat terbuka

dimana terjadi pengalihan energi, yang seharusnya

(JMP, 2013)

digunakan untuk pertumbuhan tetapi akhirnya digunakan untuk melawan infeksi dalam tubuh. (EHP vol.122)

Anak‐anak di Bangladesh yang terakses air minum bersih, jamban, serta fasilitas CTPS, pertumbuhan

14% ^dak memiliki akses ke

^nggi badannya 50% bertambah lebih ^nggi

sumber air bersih (JMP, 2013)

dibanding anak yang ^dak mendapat akses

tersebut

(Lin A, et al. dalam Environmental Health Perspec^ves ; vol 122)

REPUBLIK INDONESIA

INTERVENSI GIZI hanya bagian kecil dari solusi penanggulangan

STUNTING INTERVENSI SPESIFIK INTERVENSI SENSITIF

  Upaya‐upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara langsung.

  Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan.

  Kegiatannya antara lain berupa imunisasi, PMT ibu hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu.

  Sasaran : kelompok khusus (Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak 0‐23 bulan).

  Kontribusi: 30%

TRANSISI EPIDEMIOLOGI

•  Kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat

Penyebab Utama dari Beban Penyakit, 1990­2015

Menula Penyakit

Menular Tidak

56% Menular 43% t Tidak 37%

t Tidak

Penyakit infeksi new emerging dan re­emerging

Pengukuran beban penyakit dengan Disability-adjusted Life Years (DALYs) 

hilangnya hidup dalam tahun akibat kesakitan dan kematian prematur

Pembiayaan Penyakit Katastrofik

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

MENKES untuk RATAS KEMISKINAN 2017

Tujuan

MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA

Menyadarkan masyarakat akan sangat pentingnya menjaga keseimbangan kesehatan secara holistik; agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sehat, cerdas and berprestasi, produktif dan menjadi bangsa yang sejajar dengan

bangsa maju lainnya."

MENKES untuk RATAS KEMISKINAN 2017

MENKES untuk RATAS KEMISKINAN 2017 39

REPUBLIK INDONESIA

PEMANFAATAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) UNTUK PENINGKATAN AKSES AIR MINUM DAN SANITASI

DOKUMEN PERENCANAAN

REPUBLIK

INDONESIA

Rencana Aksi Daerah Air Minum dan Penyehatan

DAK

Lingkungan (RAD AMPL)

sebagai syarat utama

Untuk integrasi usulan DAK daerah sesuai dokumen

Strategi Sanitasi Kota

perencanaan yang berlaku

(SSK)

KATEGORISASI DAK 2018

REPUBLIK

INDONESIA

Bidang DAK

Penyediaan pelayanan dasar

REGULER

bidang

sesuai UU 23/ 2014

PENUGASAN Pencapaian Prioritas Nasional

4 bidang

Tahun 2018

Lokasi Prioritas pada daerah

7 bidang

AFIRMASI

perbatasan, kepulauan,

tertinggal, dan transmigrasi

SISTEM BERBASIS APLIKASI

REPUBLIK

INDONESIA

Kemenkeu: E-sinkron

Usulan

Monitoring

Sinkronisasi

Daerah penilaian pusat dan

dan Evaluasi

usulan daerah

Bappenas:

Sinkronisasi Usulan KemenPUPR:

E-planning

E-monev

Daerah

Monitor output dan

mengusulkan DAK

penyerapan

REPUBLIK INDONESIA

Lolos

Tidak

Verfikasi Bangda

Lolos

Memperbaiki usulan

di e-Proposal e-Proposal

APBN/Musrenbang

Verfikasi dan Scoring Lolos Memperbaiki usulan

Daerah

Bappeda Provinsi

di e-Proposal

DAK/ Non

Non DAK

APBD non DAK/

DAK?

sumber lainnya

Input Usulan melalui

e-Proposal

DAK

Isi Data Realisasi

Masuk Data Teknis

Isi Data Teknis Wajib Selesai mengisi

Masuk Pemetaan

e-Proposal di-Tambah

Menambahkan

dan Opsional Bidang

data teknis

Isi Data Pendukung

Simpan

Isi Update Data

Masuk Usulan DAK

Per Nomor Kegiatan

Tahun 2018

Upload Scan Surat

Kirimkan secara fisik

Belum

Sudah Isi

Selesai

Pengantar yang telah

Surat Pengantar dan

Print Surat Pengantar

Data

di-ttd Kepala Daerah

Rekap ke Kemenkeu,

End (Long List)

dan Rekapitulasi

Realisasi

dan cap basah serta

Bappenas, dan K/L

Rekapitulasi

pengampu

REPUBLIK INDONESIA

Bagaimana Strategi ke depan agar DAK Diprioritaskan bagi Daerah-daerah yang Masih Minim Akses Air Minum dan Sanitasi?

• Pembahasan indeks teknis, prioritisasi usulan (penyesuaian usulan dengan pagu indikatif dari Kementerian Keuangan), penyepakatan data dasar (sekaligus forecasting )

• Pemantauan perlu ditingkatkan, pembinaan terhadap lembaga pengelola

(kabupaten/kota) dan perlu ada database kondisi sarana dan sanitasi daerah untuk pengelolaan dana yang lebih baik

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

TRANSFER KE DAERAH & DANA DESA 2018

 Fokus untuk :  Meningkatkan pemerataan keuangan antardaerah;  Meningkatkan kualitas dan mengurangi ketimpangan layanan publik antardaerah;  Menciptakan lapangan kerja; dan  Mengentaskan kemiskinan.

 Penyaluran berbasis kinerja pelaksanaan, yaitu penyerapan anggaran dan capaian output.

Transfer ke Daerah

706,2 •  Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau selain sesuai UU Cukai, juga untuk

Dana Bagi Hasil

Dana Alokasi Umum

Naik Rp3,4 T dari outlook

701,1 •  Pagu bersifat dinamis;

•  Mengurangi ketimpangan fiskal antardaerah

infrastruktur sesuai prioritas daerah;

•  DBH Dana Reboisasi, selain Rehabilitasi Hutan dan Lahan juga penanganan kebakaran hutan, penataan batas kawasan, dan pembenihan; dan

•  Bobot wilayah laut naik menjadi 100%; •  Memerhatikan pengalihan urusan antar tingkat pemerintahan; dan

•  25% untuk belanja infrastruktur.

•  25% untuk belanja infrastruktur.

Dana Alokasi Khusus Fisik

Dana Alokasi Khusus Nonfisik

• Mengejar ketertinggalan infrastruktur layanan publik;

Mengurangi beban masyarakat terhadap pelayanan publik dengan sasaran:

• Money follow program; • Afirmasi kepada daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan, dan

• BOS untuk 47,4 juta siswa;

• Tunjangan Guru daerah terpencil untuk 50

transmigrasi;

• TPG 1,2 juta guru;

ribu guru;

• Usulan daerah sesuai prioritas nasional; dan

• BOK 9.767 Puskesmas;

• BOKB untuk 6.830 balai; dan

• BOP PAUD untuk 6,1 juta siswa;

• Penguatan Koperasi dan UKM untuk 23 ribu

• Sinkronisasi dengan belanja K/L.

• Tamsil Guru untuk 265 ribu guru;

peserta pelatihan.

Dana Insentif Daerah

Dana Otsus, DTI, dan Dais DIY

•  Memacu perbaikan kinerja pengelolaan keuangan, pelayanan pemerintahan

Untuk percepatan pembangunan infrastruktur Papua & Papua Barat, serta

umum, layanan dasar publik, dan kesejahteraan.

pengentasan kemiskinan pendanaan pendidikan, sosial dan kesehatan di Provinsi Aceh.

Dana Desa Naik Rp1,8 T dari

outlook 2017

Formula makin fokus untuk mendukung pengentasan kemiskinan dan memperbaiki distribusi Dana Desa per kapita, melalui:

• Penurunan porsi alokasi yg dibagi merata ke semua desa & peningkatan alokasi

formula;

• Pemberian bobot yang lebih besar kepada jumlah penduduk miskin; dan • Pemberian afirmasi kepada desa tertinggal dan desa sangat tertinggal dengan

jumlah penduduk miskin tinggi.

KEBIJAKAN UMUM DAK FISIK

PENGERTIAN

FUNGSI

Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang Membantu daerah dalam mewujudkan tugas dialokasikan kepada daerah tertentu dengan

kepemerintahan di bidang tertentu, khususnya tujuan untuk membantu mendanai kegiatan

dalam upaya pemenuhan kebutuhan sarana dan khusus yang merupakan urusan daerah dan

prasarana pelayanan dasar masyarakat yang sesuai dengan prioritas nasional.

selaras dengan prioritas nasional.

UU 33/2004

tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah

PP 55/2005

tentang Dana Perimbangan

PENGALOKASIAN (FORMULA BASED)

EVALUASI PENGALOKASIAN

•  Kriteria Umum ditetapkan dengan memper>mbangkan

Pengalokasian dengan formula based terkadang >dak

kemampuan keuangan dalam APBD.

sesuai dengan kebutuhan dan prioritas pembangunan

•  Kriteria Khusus ditetapkan dengan memperha>kan peraturan perundang‐undangan dan karakteris>k daerah,

di daerah.

melipu>: daerah ter>nggal, daerah perbatasan dengan

Untuk itu, sejak APBN TA 2016 pengalokasian DAK Fisik

negara lain, serta daerah pesisir dan kepulauan.

disempurnakan dengan proposal based.

•  Kriteria Teknis ditetapkan oleh Kementerian Negara/ Kementerian Teknis.

KEBIJAKAN DAK FISIK 2018

Penyempurnaan jenis dan bidang DAK Fisik sesuai dengan prinsip money follow program, berbasis proposal, serta sinkronisasi DAK dengan belanja K/L

Penguatan peran Provinsi dalam sinkronisasi usulan DAK Fisik Memperbaiki Penyaluran DAK:

a.  dengan 3 tahap per bidang b.  penyaluran secara sekaligus sesuai rekomendasi KL dan Bidang yang alokasi sd. 1 Miliar c.  berbasis kinerja pelaksanaan (performance based).

Mewajibkan daerah melaporkan capaian output/outcome.

1.  DAK REGULER

2. DAK PENUGASAN

3. DAK AFFIRMASI

Membantu mempercepat pembangunan infrastruktur pelayanan dasar sesuai UU 23/ 2014 dengan target

Membantu mendanai kegiatan untuk penyediaan

Mendukung pencapaian Prioritas Nasional

dan pelayanan dasar pada Lokasi Prioritas yang pemenuhan Standar Pelayanan Minimal dan

Tahun 2018 yang menjadi kewenangan

termasuk kategori daerah perbatasan, kepulauan, ketersediaan sarana dan prasarana untuk

Daerah, lingkup kegiatan spesifik serta

tertinggal, dan transmigrasi (Area/Spatial Based) pencapaian Program Presiden Ekonomi Berkeadilan

lokasi prioritas tertentu

1. Pendidikan

1.  Pendidikan (SMK);

1.  Kesehatan;

2. Kesehatan dan KB

2.  Kesehatan;

3. Perumahan dan Permukiman

2.  Perumahan dan

3.  Air Minum;

4. Industri Kecil dan Menengah (IKM)

6. Kelautan dan Perikanan

5.  Air Minum; dan

9. Air Minum

8.  Energi Skala Kecil; dan

10. Sanitasi; dan

9.  Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

11. Pasar.

PRINSIP-PRINSIP PENGALOKASIAN DAK FISIK BERBASIS USULAN DAERAH (PROPOSAL BASED)

Prinsip Pengalokasian Prinsip Pembangunan

Prinsip Percepatan

Prinsip Sinkronisasi

DAK Berbasis Kinerja Berkelanjutan

Penyediaan

Pendanaan

Infrastruktur di Daerah

Pembangunan Daerah

Penyerapan

DAK Usulan kegiatan harus:

Mempercepat

Alokasi

memperhitungkan 1.  Menjadi

penyerapan kewenangan

kegiatan antara:

tingkat

infrastruktur di daerah

anggaran dan capaian daerah;

1.  Bidang yang satu

output/outcome tahun 2.  Bagian dari RPJMD

yang terkait dengan:

dengan

bidang

sebelumnya, dengan dan RKPD yang

tujuan agar: telah disinkronisasi

untuk pemenuhan

2.  Daerah yang satu

1.  Daerah punya dengan prioritas

komitmen untuk nasional; dan

melaksanakan apa 3.  Kegiatannya harus

industri,

antara kabupaten/

telah menghasil-kan

diusulkan; output/ outcome

pariwisata, sektor

provinsi; dan

yang bermanfaat melaksanakan DAK

dengan langsung bagi

yang didanai dari

sesuai

target output dan masyarakat

non DAK

lokasi kegiatan serta batas waktu yang

ditetapkan

MEKANISME PENGALOKASIAN DAK FISIK

Juni ‐ Juli

Agt ‐Sept

Agt ‐Sept

PENILAIAN DAN HASIL PENILAIAN USULAN DAK DI PUSAT

Provinsi Penilaian mengacu pada :

K/L Teknis

Bappenas

Kemenkeu

a. Rekomendasi atas kegiatan dari a.  data teknis Usulan DAK

Menilai usulan skala prioritas per bidang/ Menilai satuan biaya: subbidang mengacu pada:

usulan DAK Fisik Kabupaten/ b.  perbandingan data teknis usulan

a. Standar Biaya Masukan

a.  Data teknis Usulan DAK

b. Standar Biaya Keluaran usulan K/L

c. Indeks kemahalan konstruksi

Kota

daerah dengan data teknis K/L

b.  Lokasi prioritas

b. Sinkronisasi kegiatan antara

d. Kinerja penyerapan DAK dan tingkat

c.  tingkat pencapaian SPM

c.  Sinkronisasi kegiatan sesuai RKPD

Kab./Kota dengan Provinsi dan

antar Kab./Kota dalam lingkup d.  target output dan outcome :

capaian output fisik tahun sebelumnya.

dan RPJMD dengan prioritas nasional

dalam RKP dan RPJMN.

Provinsi.

•  jangka menengah •  per tahun secara nasional.

PAGU ALOKASI DAK FISIK TAHUN 2018

Selisih 2017- 2018

DANA ALOKASI KHUSUS FISIK

a. DAK Reguler

522.20 2. Kesehatan dan KB

489.99 3. Air Minum

(dalam Miliar Rupiah)

521.49 5. Perumahan dan Pemukiman

863.39 7. Industri Kecil dan Menengah

31.64 9. Kelautan dan Perikanan

b. DAK Penugasan

1. Pendidikan SMK

(589.60) 3. Air Minum

241.08 8. Energi Skala Kecil dan Menengah

(2.20) 9. Lingkungan Hidup dan Kehutanan

c. DAK Afirmasi

974.44 2. Perumahan dan Pemukiman

794.61 5. Air Minum

d. DAK Tambahan (APBNP 2017)

DAK Fisik 2018 dialokasikan sebesar Rp62,44 T dengan 166 menu kegiatan, dengan afirmasi untuk daerah-daerah perbatasan, daerah tertinggal,

kepulauan dan transmigrasi.

PERUMAHAN

KESEHATAN

JALAN

Fasilitasi stimulan

1. Prasarana dan Sarana Rumah

Kemantapan Jalan:

pembangunan baru

Sakit dan Puskesmas : 15.716

Provinsi

maupun peningkatan

unit

kualitas 225.804 rumah

2. Alat kesehatan: RS dan

Kab/Kota

AIR MINUM IRIGASI & PERTANIAN

tangga.

Puskesmas : 26.387 unit

3. Kefarmasian: 2.273 paket

Dengan sasaran penyediaan:

1. Pembangunan/peningkatan

1. Sumber air minum layak bagi

jaringan irigasi seluas 51.000

Ha

510.412 rumah tangga.

2. Sumber air minum layak bagi

2. Rehabilitasi Jaringan Irigasi seluas 771.850 Ha

716.352 rumah tangga melalui

3. Perbaikan sumber air 8.200

pembangunan 448 SPAM.

unit

3. Sumber air minum layak bagi

4. Jalan Usaha Tani 600 Km.

243.170 rumah tangga melalui peningkatan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (BJP)

SANITASI

1. Pembangunan 127.500 SR untuk SPAL terpusat

PENDIDIKAN

2. Pembangunan 1.700 unit

1. Rehab Ruang Belajar:

SPAL Terpusat

• SD : 39.220 unit

3. Penyediaan 500.000 unit

• SMP : 13.402 unit

tangki septik

• SMA/K : 5.855

4. Penyediaan 20 unit truk tinja

5. Pembangunan 10 2. Ruang Kelas Baru: IPLT baru.

paket

• SD : 5.694 unit

6. Penyediaan sarana sanitasi

• SMP : 4.095 unit

individual perdesaan di desa/

• SMA/K

: 4.466 paket kelurahan sebanyak

3. Alat peraga dan Buku:

2.100.000 unit.

• SD : 19.488 unit • SMP

: 10.345 unit • SMA/K

: 8.848 paket

PERKEMBANGAN PAGU ALOKASI DAK FISIK BIDANG AIR MINUM DAN SANITASI

Dalam jutaan Rp

Menu Kegiatan DAK Bidang Air Minum

INDIKATOR

NO BIDANG

MENU KEGIATAN

INDIKATOR OUTPUT

LOKASI PRIORITAS

OUTCOME

AIR MINUM (UIC: KEMENPUPR)

DAK Reguler

Pemanfaatan idle capacity

  Tersedianya akses ke sumber air

  Peningkatan

  diprioritaskan bagi

SPAM terbangun dari sistem

minum yang layak bagi 510.412

jumlah

kabupaten/kota

IKK/PDAM/Komunal (satuan

rumah tangga bagi masyarakat

penduduk

dengan akses air

sambungan rumah (SR)

(bagi Masyarakat Berpenghasilan

yang

minum rendah

Rendah (MBR) dan Non‐MBR) di

mendapatka

(masih di bawah

kab/kota yang memiliki idle

n pelayanan

rata‐rata nasional).

capacity yang memadai untuk

air minum

DAK Afirmasi

  Pemanfaatan idle capacity

dibangun.

yaitu

  Daerah Ter>nggal

SPAM terbangun dari

  Tersedianya akses ke sumber air

sebanyak

  Daerah Perbatasan

sistem IKK/PDAM/Komunal

minum yang layak bagi 716.352

  Daerah Kepulauan

(satuan sambungan rumah

rumah tangga melalui

jiwa.

  Transmigrasi

(SR) dan jiwa terlayani)

pembangunan baru 448 SPAM

  Pembangunan baru bagi

lengkap.

daerah yang belum

  Tersedianya akses ke sumber air

DAK

  Kawasan Ekonomi Penugasan

memiliki layanan air

minum yang layak bagi 243.170

minum, peningkatan SPAM

rumah tangga melalui

Khusus (KEK)

BJP menjadi SPAM BJP

peningkatan SPAM BJP menjadi

  Pariwisata

terlindungi, serta SPAM BJP

  Kabupaten/kota yang

SPAM BJP terlindungi.

terlindungi menjadi SPAM

memiliki SPAM

JP

Regional

  Penambahan kapasitas

  Kota binaan

dan/atau volume dari

Kementerian PUPR

sarana dan prasarana SPAM

  Kawasan Kumuh

terbangun (satuan liter/ de>k dan jiwa terlayani)

Menu Kegiatan DAK Bidang Sanitasi

INDIKATOR

NO BIDANG

MENU KEGIATAN

INDIKATOR OUTPUT

LOKASI PRIORITAS

OUTCOME

SANITASI (UIC: KEMENPUPR)

DAK Reguler

  Pembangunan baru SPALD

  Terbangunnya

  Peningkatan   Sudah atau sedang menyusun

Terpusat Skala Komunal yang

127.500 SR untuk

layanan

dokumen Strategi Sanitasi

terdiri dari Instalasi

SPAL terpusat

sanitasi

Kabupaten/Kota (SSK)/

Pengolahan Air Limbah

terpasang (skala

(sistem

Memorandum Program Sanitasi

Domes>k (IPALD)

komunal, kawasan,

pengolahan

(MPS). Kabupaten/kota yang

permukiman, jaringan

dan/atau kota).

air limbah

sudah atau sedang menyusun

pengumpul dan SR dengan

  Terbangunnya

individual,

dokumen SSK/MPS.

jumlah layanan minimal 50 KK.

115.200 SR melalui

komunal

  Kegiatan DAK Reguler Sanitasi

  Pembangunan baru SPALD

pembangunan 1.700

dan terpusat

Tahun 2018 dilakukan di luar

Terpusat skala permukiman

unit SPAL Terpusat

(jiwa)

lokasi kegiatan DAK Afirmasi dan

yang terdiri dari IPALD

Skala Komunal

DAK Penugasan.

permukiman skala komunal,

Domes>k baru

DAK Afirmasi

  Daerah Ter>nggal

jaringan pengumpul dan SR

  Tersedianya 500.000

  Daerah Perbatasan

dengan jumlah layanan

unit tangki sep>k

  Daerah Kepulauan

minimal 50 KK serta

individu di

  Transmigrasi

parasarana Mandi Cuci Kakus

perkotaan.

  Dokumen SSK/MMS DAK

(MCK).

  Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Penugasan

  Pembangunan tangki sep>k

skala komunal (5‐10 KK).

  Pariwisata   Kabupaten/kota yang memiliki

SPAM Regional   Kota binaan Kementerian PUPR

  Kawasan Kumuh

MEKANISME PENYALURAN DAK FISIK

PMK 112/PMK.07/2017 Ttg Perubahan PMK 50/PMK.07/2017

Ketentuan Penyaluran

Besaran Penyaluran

Syarat: Alokasi Bidang < 1 M = penyaluran sekaligus

•  Perda APBD

•  Laporan Realisasi Output Tahun Anggaran /

1.  Dokumen paling Tahapan sebelumnya

lambat 21 Juli

•  Minimal Penyerapan

2.  Kegiatan tertentu

•  Minimal Output

yang

•  Kontrak Kegiatan

direkomendasika

•  Rencana Kegiatan (RK) yang telah disetujui KL

n K/L dan disetujui

•  Laporan nilai rencana kebutuhan dana

•  Paling Cepat •  Paling Lambat

Penyampaian Dokumen Paling Lambat

21 JULI 21 OKT

15 DES

Catatan: Penyaluran melalui KPPN setempat •  sebesar selisih antara dana yang telah diterima di RKUD dengan nilai rencana kebutuhan dana untuk

penyelesaian kegiatan; ** Nilai rencana kegiatan 100%.

PENYALURAN DAK FISIK (1)

Besaran penyaluran

per Tahapan

Paling cepat April Paling lambat Oktober

Paling cepat September Paling cepat Februari

Paling lambat Desember Paling lambat Juli

sebesar selisih antara dana yang telah disalurkan dengan nilai rencana kebutuhan dana untuk penyeluesaian kegiatan

Tahap

Tahap II

Tahap III

I   DAK yang disalurkan (tahap III) sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai output

100%;   Mengurangi/menghilangkan Sisa DAK yang ada di RKUD;   Perencanaan Kas Pemerintah menjadi lebih terukur dan sehat; dan

  Mendisplinkan daerah dalam perencanaan kas.

PENYALURAN DAK FISIK (2) PERSYARATAN:

Tahap I

Tahap II

Tahap III

  Perda APBD TA berjalan

  laporan realisasi   laporan realisasi

  laporan realisasi

penyerapan dana penyerapan dan capaian

penyerapan dana paling

paling sedikit 90% dari output kegiatan TA

sedikit 75% dari dana

dana yang telah sebelumnya

yang telah diterima di

diterima di RKUD dan   Rencana kerja yang telah

RKUD dan capaian output

TW I

capaian output s.d

disetujui K/L

Tahap II paling sedikit

Desain Perencanaan, Biaya Tender,   Daftar kontrak Honorarium

kegiatan,berupa data fasilitator kegiatan DAK Fisik yang dilakukan secara   nilai rencana

kontrak, bukti pemesanan penyelesaian

swakelola, Penunjukan konsultan pengawas kegiatan

kegiatan dalam kegiatan swakelola dan/

barang, data pelaksanaan

Perjalanan dinas ke/dari lokasi kegiatan dalam rangka

rangka penyelesaian atau kegiatan dana

perencanaan, pengendalian, dan pengawasan

capaian output 100% penunjang

(MAX 5%)

(seratus persen) kegiatan DAK Fisik per jenis per bidang

Meningkatkan pencapaian sasaran target out yang telah ditetapkan pada TA sebelumnya

Meningkatkan kemampuan dan komitmen daerah dalam pelaksanaan DAK Fisik;

Mendorong pencapaian target output yang telah ditetapkan

PENYALURAN DAK FISIK (3)

BATAS WAKTU PENYAMPAIAN PERSYARATAN:

Konsekuensi persyaratan terlambat:

TAHAP I

TAHAP III

  DAK Fisik Tahapan berikutnya tidak paling lambat tanggal

paling lambat tanggal

disalurkan 15 Desember

21 Juli

Tujuan Penerapan:   Penerapan punishment bagi daerah

yang tidak tertib dan berkomitmen rendah

  Menodorong daerah agar tertib/ disiplin anggaran

TAHAP II

paling lambat tanggal 21 Oktober

PENYALURAN DAK FISIK (4)

Penyaluran DAK Fisik bidang tertentu s.d 1 Milyar:   Dapat sekaligus paling cepat April paling lambat Juli sebesar nilai kebutuhan dana

untuk penyelesaian kegiatan DAK Fisik   Persyaratan:

  perda APBD TA berjalan;   laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output kegiatan DAK Fisik TA

sebelumnya   Daftar kontrak kegiatan

  Batas penyampaian persyaratan 21 Juli   Laporan paling lambat November TA berjalan

Tujuan Perubahan

Penyaluran berdasarkan nilai kontrak dan mempermudah pelaksanaan DAK Fisik yang relatif sederhana dalam pelaksanaannya

PENYALURAN DAK FISIK (5)

Penyaluran DAK Fisik yang pembayarannya tidak bisa bertahap:

  K/L menyampaikan rekomendasi terhadap kegiatan yang pembayarannya tidak bisa dilakukan pembayaran secara bertahap;

  Rekomendasi disampaikan ke DJPK paling lambat Februari;   DJPK menyampaikan ketetapan kegiatan yang pembayarannya tidak bisa dilakukan sekaligus

kepada KPPN melalui koordinator KPA;   Disalurkan sekaligus paling cepat Agustus dan paling lambat Desember;

  Penyaluran bidang yang kegiatannya bertahap: sebesar persentase tiap tahapan dari nilai

rencana kebutuhan setelah dikurangi kegiatan yang pembayarannya tidak bisa dilakukan

bertahap;   Daftar kontrak kegiatan dan Laporan Realisasi penyerapan dana dan capaian output DAK Fisik TA sebelumnya disampaikan kepada Kepala KPPN paling lambat 21 Juli   Keseluruhan BAST dan/atau Pekerjaan yang tidak dapat dilakukan bertahap disampaikan

kepada Kepala KPPN paling lambat 15 Desember

Tujuan Perubahan

Mengatur lebih rinci terhadap kegiatan yang pembayarannya sebagian/seluruhnya tidak dapat dilakukan secara bertahap

PERSIAPAN PELAKSANAAN DAK FISIK 2018

•  Penyusunan Petunjuk Teknis yang belum diatur dalam Perpres 123 Tahun 2016  Target Bulan Desember 2017 seluruh petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan sudah ditetapkan.

•  Pemerintah Daerah menyusun Usulan Rencana Kegiatan dan Anggaran (URK) untuk disampaikan dan disetujui oleh K/L teknis dan Bappenas menjadi Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA)  RKA

menjadi syarat penyaluran Tahap I.

•  Informasi yang perlu dimasukkan dalam dokumen RKA: 1)  Menu Kegiatan 2)  Rincian Kegiatan per paket pengadaan (termasuk Kegiatan Penunjang maks. 5% dari pagu alokasi); 3)  Metode Pengadaan Barang dan Jasa; 4)  Lokasi Kegiatan; 5)  Volume Output dan Satuan Output 6)  Kebutuhan Biaya per Paket Pengadaan; 7)  Total Kebutuhan Dana (DAK + Dana APBD *jika ada);

•  Pemerintah Daerah menetapkan APBD dan memulai proses pengadaan barang/jasa  Kontrak menjadi syarat penyaluran Tahap I.

CONTOH FORMAT RKA UNTUK DAK FISIK 2018

Nama Daerah

: Kabupaten A Bidang : Jalan

Total Alokasi

: Rp. 19.000.000.000,‐

Total Kebutuhan Dana Menu

Metode PBJ

DAK Fisik APBD

1. Perbaikan Ruas Kontraktual

Jalan A

10 Km

Rp10 M

Rp10 M ‐

Jalan A (KM 0 – KM 8)

Rp2 M Rehabilitasi Jalan A (KM 9 – Jalan

2. Perbaikan Ruas Kontraktual

Jalan A

2 Km

Rp2 M

Km 10) 3. Perbaikan Ruas Kontraktual

Jalan B

8 Km

Rp.8 M

Rp.8 M

Jalan B 4. Evaluasi

Kontraktual

Jalan A dan B

2 Konsultan

Rp900 juta

Pekerjan

Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan - Kementerian

Keuangan

Gedung Radius Prawiro Jalan Dr Wahidin No. 1 Jakarta Pusat 10710 Telp. 021 3509442 Fax. 021 3509443 www.djpk.depkeu.go.id

PEMANFAATAN DAK UNTUK PENINGKATAN AKSES SEKTOR AIR MINUM DAN SANITASI DI KAB. SIDENRENG RAPPANG

SUDIRMAN BUNGI, S.IP, M.Si.

Sekretaris Daerah Kab. Sidenreng Rappang

DIBAWAKAN PADA ACARA KSAN 2017 HOTEL LE MERIDIEN JAKARTA, 07 NOVEMBER 2017

PEMETAAN MASALAH DAN KEBUTUHAN AIR MINUM DAN SANITASI

DOKUMEN PERENCANAAN : RPJMD 2014-2018 RPIJM 2018-2022 RISPAM 2015-2018 SSK 2014-2018 PEMUTAKHIRAN SSK 2018-2022 APBD DESA

PENEGASAN DALAM REGULASI PERATURAN BUPATI SIDENRENG RAPPANG NOMOR 05 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN

PENGELOLAAN DANA DESA Pasal 12

1) Penggunaan belanja modal dan pembangunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf c, harus sesuai dan berdasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan diprioritaskan digunakan untuk (a) Pembangunan/rehabilitasi sarana air bersih di desa; (b) Pembangunan Jamban Keluarga; (c) Pembangunan sarana sanitasi lainnya .

2) Setelah prioritas dan target kebutuhan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selesai seluruhnya, maka desa dapat melakukan penggunaan belanja modal dan pembangunan untuk : (a) Pembangunan sarana dan prasarana pemerintahan desa; (b) Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan berupa jalan; (c) Pembangunan sarana dan prasarana perekonomian; (d) Pembangunan sarana dan prasarana kebutuhan dasar; (e) Pembangunan sarana dan prasarana dasar; (f) Bantuan biaya pemilihan kepala desa.

CIPTAKAN SINERGI 3

DAK

MENDU

OPTIMALISASI

DAU

PAMSIMAS

KINERJA

KUNG APBN LAINNYA

KUNCI KEBERHASILAN PENDANAAN (APBN, DAK, DAU ,BAGI HASIL PBB, DANA DESA, CSR)

FOKUS & KOMITMEN

REGULASI

PIMPINAN (UU, PP, PERMEN, PERDA, PERBUP) DAERAH KETERPADUAN STAKEHOLDER

(BAPPEDA, BPKD, DINAS KESEHATAN, DINAS PERA, DINAS PU, DINAS PMD, DINAS INFOKOM, TNI-AD, KSM, ASOSIASI BP- SPAM, SWASTA, FORUM CSR,)

DATA PENDUKUNG

PENDANAAN AIR BERSIH DAK DAU PAMSIMAS ADD

PRIMA KESEHATAN

CSR

PROGRAM

Air Bersih (DAK)

Air Bersih (DAU)

Prima kesehatan

Alokasi Dana Desa

Rp. 0,-

Rp. 304.703.900,--

Rp21.308.039.200,-

CSR

Rp. 240.000.000,-

TOTAL

Rp. 3.621.521.000,-

Rp. 4.916.359.800,-

Rp. 27.544.193.200,-

AIR LIMBAH DAK

AIR LIMBAH DAU PERSAMPAHAN

DRAINASE

PRIMA KESEHATAN ALOKASI DANA DESA

Nama Kegiatan

Air Limbah (DAK)

Air Limbah (DAU)

Prima Kesehatan

Alokasi Dana Desa

SUMBER DATA: HASIL OLAHAN BIDANG INFRASWIL BAPPELITBANGDA

PROGRAM PAMSIMAS DI KAB. SIDENRENG RAPPANG JUMLAH DESA/KEL.

48

JUMLAH SR

5298 PAMSIMAS I (2008-

2013)

17

1049

PAMSIMAS I

PAMSIMAS II (2013-

6 2016

PAMSIMAS II

DESA REGULER

REPLIKASI

JUMLAH SR

JUMLAH JIWA

PAMSIMAS I

21563

3705 3705

PAMSIMAS II

SUMBER DATA: HASIL OLAHAN BIDANG INFRASWIL BAPPELITBANGDA

PERAN PEMDA TERKAIT PENGUATAN ASOSIASI BP-SPAMS PERDESAAN KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG DANA OPERASIONAL

1. DANA INTENSIF SEBESAR Rp. 30.000.000,-

2. DANA BASIC SEBESAR Rp. 20.000.000,- PENGADAAN ALAT BOR DAN PENGURAS YANG DIHIBAHKAN KE ASOSIASI

BP- “PAM“ PERDE“AAN AMANAH “EBE“AR Rp. 250.000.000,- INSENTIF BAGI PENGURUS ASOSIASI BP- “PAM“ PERDE“AAN AMANAH

SEBANYAK Rp. 200.000,-/ORANG ATAU SEBESAR Rp. 57.600.000,-

PENGEMBANGAN WAWASAN BAGI PENGURUS ASOSIASI BP-SPAMS PERDE“AAN AMANAH “EBE“AR Rp. 80.000.000,-

MENGAKOMODIR HASIL MONITORING ASOSIASI BP-SPAMS PERDESAAN AMANAH DALAM APBD KABUPATEN BAGI LOKA“I PAM“IMA“ YANG FASILITASNYA TIDAK BERFUNGSI ATAU RUSAK.

PERAN SWASTA / CSR DALAM PEMBANGUNAN AIR BERSIH DAN SANITASI UPC

SIDRAP

PEKERJAAN PENGEBORAN +

BAYU POMPA + LISTRIK DI DESA MATTIROTASI SEBESAR ENERGI

Rp. 145.000.000

PEKERJAAN PENGEBORAN + POMPA + LISTRIK DI DESA LAINUNGAN SEBESAR Rp. 95.000.000

Peta Sasaran Program Sanitasi

SUMBER DATA: HASIL OLAHAN BIDANG INFRASWIL BAPPELITBANGDA

DARI MASYA RAKAT

DANA BAGI HASIL PBB P1 P2 65% TAHUN SEBELUMNYA

MINIMAL 70% DIGUNAKAN

UNTUK KEGIATAN FISIK/INFRASTRUKTUR SANITASI DAN AIR BERSIH

DAN 30% UNTUK KEGIATAN NON FISIK.

DESA DIALOKASIKAN

KELURAHAN

PADA BPKD SELAKU

MENGGUNAKAN SATUAN KERJA

PENGELOLA

DPA KECAMATAN

KEUANGAN DAERAH DENGAN SISTEM HIBAH

ALUR PELAKSANAAN PROGRAM MANDIRI KESEHATAN

PEMBENTUKAN PENETAPAN PERBUP PEMBENTUKAN

POKJA

POKJA

BIMTEK POKJA KEL.

JUKNIS DAN PAGU

KABUPATEN

KELURAHAN DAN

DAN FAS KEC.

DANA BAGI HASIL PBB

FAS. KECAMATAN

PENGAJUAN PROPOSAL OLEH DESA/KEL.

MONITORING

VERIFIKASI PROPOSAL

TIDAK

PELAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

DITERIMA

YA

REKOMENDASI

PELAKSANAAN KEG.

PENETAPAN PELAKS.

DI LAP.

KEG.

PROGRAM PRIMA KESEHATAN

DANA PRIMA KESEHATAN

DANA

BAGI TAHUN 2015 : Rp. 4.236.303.000,- (BHP)

TAHUN 2016 : Rp. 5.232.845.000,- (BHP)

HASIL

TAHUN 2017 : Rp. 8.655.424.000,-

PBB P1 P2

Rp. 6.570.886.000,- (BHP)

65% TAHUN

Tambahan Rp. 2.084.538.000,- (APBD).

SEBELUM

Total Rp. 18.124.572.000,-

NYA

Program yang dilaksanakan untuk mengatasi persoalan Sanitasi, Air Minum (Perbaikan Sarana Pamsimas) dan

Gizi Masyarakat

JUMLAH JAMBAN KELUARGA YANG TERBANGUN MELALUI PROGRAM PRIMA KESEHATAN DAN DANA ADD APBD

2017 (ADD)

JAMBAN KELUARGA YANG TERBANGUN

SUMBER DATA: LAP.PRIMA KESEHATAN

Kondisi pencapaian akses air Bersih dan Sanitasi kab. sidrap

TARGET DAN CAPAIAN AIR BERSIH TARGET DAN CAPAIAN SANITASI

CAPAIAN

TARGET

CAPAIAN

TARGET

* ANGKA SEMENTARA CAPAIAN TAHUN 2017

SUMBER DATA: HASIL OLAHAN POKJA AMPL KAB. SIDRAP

KEBUTUHAN PENDANAAN

KEBUTUHAN PENDANAAN (RP) URAIAN

TARGET AKSES

2019 AIR MINUM

AIR LIMBAH

Peta pengembangan air limbah domestik

SUMBER DATA: DOKUMEN SSK KAB. SIDRAP 2018-2022

FOTO KEGIATAN DAK (AIR BERSIH)

SUMBER DATA: POKJA AMPL KAB. SIDRAP

FOTO KEGIATAN DAK SANITASI (MCK++)

SUMBER DATA: POKJA AMPL KAB. SIDRAP

FOTO PROGRAM PAMSIMAS

SUMBER DATA: POKJA AMPL KAB. SIDRAP

FOTO PROGRAM PAMSIMAS

FOTO PRIMA KESEHATAN

SUMBER DATA: POKJA PRIMA KESEHATAN KAB. SIDRAP

MODEL TANGKI SEPTIK PROGRAM PRIMA KESEHATAN

FOTO KEGIATAN ASOSIASI BP-SPAMS

BANTUAN ALAT BOR DAN PENGURAS KE ASOSIASI BP-SPAMS SUMBER DANA APBD

“OPTIMALISASI PEMANFAATAN DANA DESA”

Menuju Universal Access 2019

KONFERENSI SANITASI DAN AIR MINUM NASIONAL (KSAN) 2017 INDAH PUTRI INDRIANI BUPATI

LUWU UTARA Hotel Le Meridien Jakarta 7 November 2017

POSISI LUWU UTARA DALAM NKRI

SULAWESI TENGAH SULAWESI BARAT

KAB.LUWU TIMUR

POSISI LUWU UTARA DI SULAWESI KAB. TORAJA

UTARA

KAB.LUWU U

TOTAL LUAS WILAYAH : 7.502,58 Km²

12 = KECAMATAN

166 = DESA

Populasi: 302.687

7 = KELURAHAN

jiwa

GRAFIK PEMANFAATAN DANA PEMANFAATAN DANA DESA UNTUK _AMPL DESA

Rp1,273,348,73 31 DESA

97 DESA Rp114,391,342,

PENGALAMAN CERDAS ( SMART PRACTICE S) •  PENGUATAN POKJA AMPL DI KABUPATEN LUWU UTARA •  PERBUP NOMOR 43 TAHUN 2 014 TENTANG TENTANG DESA DAN KELURAHAN SEHAT (SURAT EDARAN BUPATI

TENTANG PENERAPAN DESA DAN KELURAHAN SEHAT dan SURAT EDARAN CAMAT TENTANG TARGET KELURAHAN/ DESA ODF )

STRATEGI PENCAPAIAN

•  PENGAWALAN PERENCANAAN ( MUSRENBANG DESA,; RKPDes, ; RPJMDes ) •  PENGUATAN TIM ASISTENSI APBDes ( BAPPEDA; BPKAD ; DPMD DAN TENAGA AHLI PROGRAM P3MD) •  INTEGRASI SEKTOR AMPL DALAM RPJMDes DAN RKPDes •  DISEMINASI DAN SOSIALISASI STBM MELALUI RADIO LOKAL •  PENERBITAN PERATURAN DESA STBM •  ADVOKASI UNTUK INTEGRASI RPJMDes, RKPDes, RPJMD DAN RKPD MELALUI KEMITRAAN

DENGAN NGO , UNIVERSITY, INDUSTRIAL AND GOVERNMENT (UIG)

CAPAIAN 2017

1.  AKSES UNIVERSAL SANITASI MENCAPAI 84,54% [255.892 jiwa] 2.  AKSES SANITASI 100% DI 62 DESA, DENGAN 27,508 RT DENGAN JUMLAH 104.810 JIWA. 3.  AKSES SANITASI 75-99% DI 74 DESA, SELEBIHNYA CAKUPAN <74%

4.  2 DARI 12 KECAMATAN BERSTATUS KECAMATAN ODF DENGAN 12.333 RT DENGAN JUMLAH PENDUDUK 48.795 JIWA

5.  40 SEKOLAH DASAR BERSTATUS SEHAT RENCANA PENINGKATAN CAPAIAN PENINGKATAN PERAN AKTIF MASYARAKAT UNTUK :

1.  PENGOLAHAN AIR MINUM & MAKANAN RUMAH TANGGA 2.  PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA

3.  PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA

TERIMA KASIH

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

REPUBLIK INDONESIA

PEMANFAATAN DANA DESA UNTUK SEKTOR AIR MINUM DAN SANITASI

Oleh : Direktur Pendayagunaan SDA dan TTG

•  Besarnya pemanfaatan jumlah Dana Desa yang diterima oleh Desa dari tahun ke

tahun harus mampu membawa dampak signi9ikan dalam upaya mewujudkan

pemerataan pembangunan; •  Diperlukan upaya refocusing pemanfaatan Dana Desa untuk mendukung

produktivitas Desa, melalui: Pengembangan Produk Unggulan Desa (Prudes) dan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), BUM Desa, Pembangunan Embung, dan Pembangunan Sarana Olahraga Desa (Inmendesa PDTT No 1 Tahun 2017).

JALAN= 29.050 KM

JEMBATAN = 402.620 M

MCK = 17.344 UNIT

AIR BERSIH = 6.668 UNIT

PAUD = 3.736 UNIT

POSYANDU = 3.536 UNIT

Penyelenggaraan Pemerintahan

Pelaksanaan Pembangunan Desa (Infrastruktur/Sarpras)

TAMBATAN

PASAR DESA = 1.296

PERAHU =828 UNIT

UNIT

Pembinaan Kemasyarakatan Pemberdayaan Masayarakat

EMBUNG = 652 UNIT

DRAINASE = 33.976 UNIT

IRIGASI = 3.856

TEMBOK PENAHAN

UNIT

TANAH: 11.504 UNIT

JALAN= 66,88 KM

JEMBATAN = 511,9 KM

MCK = 37.368 UNIT

AIR BERSIH = 16.295 UNIT

PAUD = 11.296 UNIT

POSYANDU = 7.524 UNIT

Pemenuhan Kebutuhan Dasar

TAMBATAN PERAHU

PASAR DESA = 1.819

Sarana Prasarana Desa

=1.373 UNIT

UNIT

Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal Pemanfaatan SDA dan Lingkungan Berkelanjutan

EMBUNG = 686 UNIT

DRAINASE = 65.998

Pemberdayaan Masyarakat

UNIT

Penyelenggaraan Pemerintah Desa

TEMBOK PENAHAN

Pembinaan Kemasyarakatan

IRIGASI = 12.596 Unit

TANAH = 38.184 UNIT

Total Dana Desa 2017 1.   Penyaluran dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke

Rp 60 Triliun

Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) Tahap I: Rp 35,98

Trilyun (99,97%);

2.   Hanya Kabupaten Ketapang dan Seluma yang pencairan Dana Desa Tahap 1 dari RKUN ke RKUD belum mencapai 100%;

Tahap 1: Rp 36 Triliun (60%)

  Total transfer dari RKUD ke Rekening Kas Desa (RKD) Tahap 1: Rp 31,48 Trilyun (87,48%) dari RKUD atau 52,47%

Tahap 2: Rp 24 Triliun (40%)

dari alokasi di RKUN).

Laporan Pelaksanaan Dana Desa Tahun 2017 tahap 1 (49,97 Trilyun)

Sebanyak 80,97% Dana Desa Tahun 2017

Tahap 1 masih didominasi untuk mendukung

Pemenuhan Kebutuhan Dasar

pembangunan sarana prasarana desa

Sarana Prasarana Desa Pengembangan Potensi Ekonomi

Lokal

Pemanfaatan SDA dan Lingk

80.97% Berkelanjutan

Pemberdayaan Masyarakat Penyelenggaraan Pemerintahan

Desa Pembinaan Kemasyarakatan

PENYALURAN DAN PEMANFAATAN DANA DESA AKUMULASI TAHUN 2015, 2016 dan 2017

Hasil Pemanfaatan Dana Desa yang Hasil Pemanfaatan Dana Desa yang Berpengaruh Berpengaruh terhadap Ekonomi

terhadap Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat

Masyarakat Desa

82.274 Unit 6.045 Unit

1.212 Unit 13.925 Unit

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

21.874 Unit

2.385 Unit

PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2018

(Permendesa, PDT dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun 2017)

Prioritas Penggunaan Dana Desa digunakan untuk pelaksanaan program/kegiatan bidang

pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan disepakati

dalam musyawarah desa serta dipublikasikan pada masyarakat di ruang publik .

Dalam proses perencanaan program/kegiatan, desa dapat mempertimbangkan tipologi Desa berdasarkan tingkat perkembangan kemajuan Desa yang ada di Indeks Desa Membangun (IDM).

a.   Pembangunan Desa untuk pemenuhan Sarana Prasarana, Peningkatan Kualitas dan Akses terhadap Pelayanan Sosial Dasar (untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat: Air

Bersih berskala Desa, sanitasi lingkungan, Jambanisasi, MCK ) , Sarana Ekonomi Desa, Pelestarian Lingkungan Hidup, Penanggulangan Bencana Alam;

b. Pemberdayaan Masyarakat: Peningkatan Kualitas dan Akses terhadap Pelayanan Sosial Dasar (pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat:penyediaan air bersih, pelayanan

kesehatan lingkungan), Pengelolaan

dan prasarana lingkungan berdasarkan kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang tersedia; pengelolaan usaha ekonomi produktif serta pengelolaan sarana dan prasarana ekonomi; penguatan kesiapsiagaan masyarakat Desa dalam menghadapi bencana serta kejadian luar biasa lainnya; pelestarian lingkungan hidup; pemberdayaan masyarakat desa untuk memperkuat tata kelola Desa yang demokratis dan berkeadilan sosial

sarana

MEKANISME PENYALURAN DANA DESA

Transfer dari RKUD ke RKD dilakukan setelah Peraturan Bupati atau Walikota (Perbub atau Perwali) ditetapkan

TAHAP I

RKUN

TAHAP II

RKUD

60% BULAN MARET - APRIL

40% BULAN AGUSTUS – SEPTEMBER

RKD

SYARAT PENYALURAN DANA DESA DARI KABUPATEN/KOTA KE DESA

1 RPJM Desa

2 RKP Desa

3 APB Desa

FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA

Desa Tertinggal dan/

•  Sarana Prasarana Pemenuhan

atau

Kebutuhan

sangat Tertinggal

•  Akses kehidupan masyarakat Desa

•  Sarana Prasarana Pelayanan Umum dan

Sosial Dasar Pendidikan

Desa Berkembang

•  Sarana Prasarana Pelayanan Umum dan

Sosial Dasar Kesehatan

•  Sarana Prasarana yang berdampak pada ekonomi Desa dan Investasi Desa

Desa Maju dan/atau

•  Prakarsa Desa Membuka Lapangan Kerja

Mandiri

•  Teknologi Tepat Guna •  Investasi Melalui BUM Desa

13 TUGAS POKOK P3MD

1.  Memfasilitasi penetapan dan pengelolaan kewenangan lokal berskala desa dan kewenangan desa berdasarkan hak asal-usul.

2.  Memfasilitasi penyusunan dan penetapan peraturan desa yang disusun secara partisipatif dan demokratis.

3.  Memfasilitasi pengembangan kapasitas para pemimpin desa untuk mewujudkan kepemimpinan desa yang visioner, demokratis dan berpihak pada kepentingan masyarakat desa.

4.  Memfasilitasi demokratisasi desa 5.  Memfasilitasi kaderisasi desa 6.  Memfasilitasi pembentukan dan pengembangan lembaga kemasyarakatan desa

7. Memfasilitasi pembentukan dan pengembangan pusat kemasyarakatan di desa atau antardesa

8. Memfasilitasi ketahanan masyarakat desa melalui penguatan kewarganegaraan, serta pelatihan dan advokasi hukum

9. Memfasilitasi desa mandiri yang berdaya sebagai subyek pembangunan mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan desa yang dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel

10. Memfasilitasi kegiatan membangun desa yang dilaksanakan oleh supradesa secara partisipatif, transparan dan akuntabel