Laporan Praktikum Struktur Beton Kelompo

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR BETON II OLEH

KELOMPOK viii

Nama Anggota kelompok :

  1. Robbi Suranta Tarigan DAB 110 009

  2. Galih aldy p DAB 110 026

  3. Eva Febriani DAB 110 032

  4. Agustinus Krismanto DAB 110 055

  5. Fransillia Shandy Ayu W. DAB 110 056

  6. Frans Licardo Saragih DAB 110 059

  7. Hendra Abel M. Pandiangan DAB 110 080

BAB I

Pemeriksaan BERAT JENIS SEMEN PORTLAND

A. Tujuan Pemeriksaan

Pemeriksaan ini untuk menentukan berat jenis semen Portland.

Untuk menghitung berat jenis semen adalah dengan cara melakukan perbandingan antara berat isi kering semen pada suhu kamar dengan berat isi kering air suling pada suhu 4°c yang isinya sama dengan isi semen.

B. Peralatan

Peralatan yang dipakai meliputi :

  1. Botol Le Chatelier kapasitas 250 ml

  2. Kerosin bebas air atau napha berat jenis 62 API (American PetroleumInstitute)

  3. Ember berisi air atau bak plastik tempat air

  4. Corong dari kertas

  5. Kawat tusuk

  6. Termometer

  7. Sendok

  8. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.

C. Benda Uji

    • Semen Portland sebanyak 64 gram.

    D. Cara Kerja

    1. Sebelum botol le chatelier digunakan, terlebih dahulu botol tersebut dibersihkan sampai bersih dan bagian dalam botol harus benar-benar dalam keadaan kering.

    1. Isi botol le chatelier dengan kerosin sampai skala antara 0 dan 1, kemudian bagian dalam botol diatas permukaan cairan harus dikeringkan agar semen yang akan dimasukkan ke dalam botol tersebut tidak melekat pada bagian tepi botol.

    2. Masukkan botol ke dalam bak air dengan suhu kamar dalam waktu yang cukup untuk menghindarkan variasi suhu botol lebih besar dan 0.2°C

    3. Setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol, bacalah skala pada botol (V1)

    4. Masukkan benda uji sedikit demi sedikit kedalam botol, jangan sampai terjadi ada semen yang menempel pada dinding dalam botol diatas cairan.

    5. Setelah benda uji dimasukkan, putar botol dengan posisi miring secara perlahan-lahan sampai gelembung udara tidak timbul lagi pada perrnukaan cairan.

    6. Ulangi pekerjaan pada point (e), setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol dan bacalah skala pada botol (V2).

    E. Perhitungan

    V1 = pembacaan pertama pada skala botol

    V2 = pembacaan kedua pada skala botol

    V2 – V1 = cairan yang dipindahkan oleh semen dengan berat tertentu

    d = berat isi air pada suhu 4° C (1 gram/cm3)

    F. Pelaporan

    Laporkan nilai berat semen sampai dua angka di belakang koma.

    LABORATORIUM KONSTRUKSI BETON P ROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

    No. Lampiran : Tanggal :

    Kelompok : VIII (delapan) Petugas : Okta Meilawaty,ST.,MT

    Contoh : Semen Portland Diperiksa :

    Sumber Contoh : Kota Palangka Raya Pekerjaan : Pemeriksaan Berat Jenis

    Semen (PC)

    PEMERIKSAANBERAT JENIS SEMEN (PC)

    Percobaan

    Observasi I

    Observasi II

    A. Pembacaan pertama skala botol (V1)

    0,50 ml

    0,60 ml

    B. Pembacaan kedua skala botol (V2)

    21,50 ml

    22,10 ml

    C. Berat semen

    64 gr

    64 gr

    D. (V2 – V1)

    21,00 ml

    21,50 ml

    E. Berat isi air pada 20OC

    0,998

    0,998

    F. Berat jenis (D/E) x F

    3,041 gr/cm3

    2,971 gr/cm3

    G. Berat Jenis Rata-Rata

    3,006 gr/cm3

    Kesimpulan :

    Dari hasil percobaan diperoleh hasil berat jenis semen Portland = 3,041 gr/cm3 dan 2,971 gr/cm3 ,dan nilai rata-rata berat jenis semen Portland = 3,006 gr/cm3.

    Standar ketentuan berat jenis semen sebesar 3,1 – 3,3 (Teknologi Beton, Dr. Wuryati Samekto, M.Pd. hal 5)

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa berat jenis semen yang kurang dari 3,1 gr/cm3 mungkin tercampur dengan bahan lain (tidak murni) atau sebagian semen itu telah mengeras.

    Teknisi Laboratorium,




    Okta Meilawaty,ST.,MT

    NIP.19770505 200501 2 022


    BAB II

    Pemeriksaan

    BERAT VOLUME AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS

    A. Tujuan Pemeriksaan

    Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetukan berat volume agregat kasar maupun agregat halus.

    Berat volume adalah perbandingan berat dengan volume dengan maksud untuk mendapatkan hubungan berat dan volume agregat.

    B. Peralatan

    Peralatan yang dipakai meliputi :

    1. Talam untuk mengeringkan contoh agregat

    2. Sekop kecil atau sendukan

    3. Mistar perata (straight)

    4. Wadah baja berbentuk silinder

    5. Tongkat pemadat dengan dirneter 15 mm, panajng 60 cm dengan ujung bolat dan baja tahan karat.

    6. Oven yang dilengkapi pengatur suhu (110 ± 5 )°C

    7. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % berat benda uji

    C. Benda Uji

    • Agregat Halus

    • Agregat Kasar

    D. Cara Kerja

    Masukan contoh agregat ke dalam talang sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas wadah, keringkan dengan oven dengan suhu (110 ± 5 )ºC dalam waktu ± 24 jam sampai berat tetap yang akan digunakan sebagai benda uji.

    BERAT VOLUME LEPAS

    1. Timbang dan catat berat wadah (W1)

    2. Masukan benda uji dengan hati-hati ke dalam wadah dengan menggunakan sekop kecil dan ketinggian 5 cm sampai penuh.

    3. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.

    4. Timbang dan catat berat wadah beserta denda uji (W2).

    5. Hitunglah berat benda uji(W3 = W2 – W1).

    BERAT VOLUME GOYANGAN

    1. Timbang dan catat berat wadah (W1)

    2. Masukan benda uji dengan hati-hati kedalam wadah dalam 3 (tiga) lapis yang sama tebal.

    3. Padatkan setiap lapisan dengan cara menggoyang-goyangkan wadah sebagai berikut :

    • Letakan wadah diatas tempat yang kokoh dan datar, angkatlah satu sisinya kira-kira setinggi 5 Cm kemudian dilepaskan.

    • Ulangi hal ini dan sisi yang berlawanan. Padatkan setiap lapisan sebanyak 25 kali penggoyangan.

    1. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata

    2. Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2)

    3. Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 – W1).

    BERAT VOLUME PADAT

    1. Timbang dan catat berat wadah (W1)

    2. Masukan benda uji dengan hati-hati kedalam wadah dalam 3 (tiga) lapis yang sama tebal. Setiap lapisan dipadatkan dengan tongkat pemadat 25 kali tusukan secara merata.

    3. Pada pamadatan, tongkat harus tepat masuk sampai lapisan paling bawah tiap-tiap lapis.

    4. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.

    1. Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2)

    2. Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 - W1 )

    E. Perhitungan

    Berat Volume =

    V = Volume wadah

    F. Pelaporan

    Laporkan nilai berat volume dalam satuan kg/liter.

    LABORATORIUM KONSTRUKSI BETON P ROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

    No. Lampiran : Tanggal : 6 Juli 2014

    Kelompok : VIII (Delapan) Petugas : Okta Meilawaty,ST.,MT

    Contoh : Agregat Halus Diperiksa :

    Sumber Contoh : Palangka Raya Pekerjaan : Pemeriksaan Berat Volume

    Agregat Halus

    PEMERIKSAAN BERAT VOLUME AGREGAT HALUS

    Observasi I



    BERAT VOLUME

    Padat

    Goyangan

    Lepas

    A.

    Volume Wadah

    1 liter

    1 liter

    1 liter

    B.

    Berat Wadah

    0,4136kg

    0,4136 kg

    0,4136kg

    C.

    Berat Wadah + Benda Uji

    1,9366kg

    1,908 kg

    1,8502 kg

    D.

    Berat Benda Uji (C – B)

    1,5230 kg

    1,4944 kg

    1,4366 kg


    Berat Volume (D/A)

    1,5230kg/liter

    1,4944kg/liter

    1,4244kg/liter

    Observasi II



    BERAT VOLUME

    Padat

    Goyangan

    Lepas

    A.

    Volume Wadah

    1 liter

    1 liter

    1 liter

    B.

    Berat Wadah

    0,4136kg

    0,4136kg

    0,4136kg

    C.

    Berat Wadah + Benda Uji

    1,9264kg

    1,9204kg

    1,829kg

    D.

    Berat Benda Uji (C – B)

    1,5128 kg

    1,5068 kg

    1,4154 kg


    Berat Volume (D/A)

    1,5128kg/liter

    1,5068kg/liter

    1,4154kg/liter

    Berat Volume Rata-rata

    - Kondisi Padat = 1,5179 Kg/liter

    - Kondisi Goyangan = 1,5006 Kg/liter

    - Kondisi Lepas = 1,4260 Kg/liter

    Kesimpulan:

    Berat volume/berat jenis rata-rata agregat normal tidak boleh kurang dari 1,2 kg/dm³ atau 1,2 kg/liter (Teknologi Beton, Ir.Tri Mulyono, MT. Hal 77).

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa berat volume agregat halus memenuhi standar karena nilai berat volume rata-rata 1,4815kg/liter>1,2 kg/liter.

    Teknisi Laboratorium,




    Okta Meilawaty,ST.,MT

    NIP.19770505 200501 2 022


    LABORATORIUM KONSTRUKSI BETON P ROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

    No. Lampiran : Tanggal : 6 Juli 2014

    Kelompok : VII (delapan) Petugas : Okta Meilawaty,ST.,MT

    Contoh : Agregat Kasar Diperiksa :

    Sumber Contoh : Martapura Pekerjaan : Pemeriksaan Berat Volume

    Agregat Kasar

    PEMERIKSAAN BERAT VOLUME AGREGAT KASAR

    Observasi I



    BERAT VOLUME

    Padat

    Goyangan

    Lepas

    A.

    Volume Wadah

    5 liter

    5 liter

    5 liter

    B.

    Berat Wadah

    1,3494kg

    1,3494kg

    1,3494kg

    C.

    Berat Wadah + Benda Uji

    8,9098kg

    8,5397kg

    8,0986kg

    D.

    Berat Benda Uji (C – B)

    7,5604kg

    7,1903kg

    6,7492kg


    Berat Volume (D/A)

    1,51208kg/liter

    1,43806 kg/liter

    1,34984kg/liter

    Observasi II



    BERAT VOLUME

    Padat

    Goyangan

    Lepas

    A.

    Volume Wadah

    5 liter

    5 liter

    5 liter

    B.

    Berat Wadah

    1,3370kg

    1,3370kg

    1,3370kg

    C.

    Berat Wadah + Benda Uji

    8,9438kg

    8,6048kg

    8,3032kg

    D.

    Berat Benda Uji (C – B)

    7,6068kg

    7,2678kg

    6,9662kg


    Berat Volume (D/A)

    1,60680kg/liter

    1,45356kg/liter

    1,39324kg/liter

    Berat Volume Rata-rata

    - Kondisi padat = = 1,55944 Kg/liter

    - Kondisi Goyangan = = 1,44581 Kg/liter

    - Kondisi Lepas = = 1,37154 Kg/liter

    Kesimpulan:

    Berat volume/berat jenis rata-rata agregat normal tidak boleh kurang dari 1,2 kg/dm³ atau 1,2 kg/liter (Teknologi Beton, Ir.Tri Mulyono, MT. Hal 77).

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa berat volume agregat kasar memenuhi standar karena nilai berat volume rata-rata 1,45893kg/liter> 1,2 kg/liter .

    Teknisi Laboratorium,




    Okta Meilawaty,ST.,MT

    NIP.19770505 200501 2 022


    BAB III

    Pemeriksaan ANALISIS SARINGAN AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS

    Pengujian Analisis Saringan Agregat Kasar dan Agregat Halus

    Berdasarkan SK.SNI.M-08-1989-F

    A. Tujuan Pemeriksaan

    Pemeriksaan ini dilakukan untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah persentase butiran baik agregat kasar maupun agregat halus.

    B. Peralatan

    1. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2 % dan berat benda uji.

    2. Suhu set saringan dengan ukuran : 25 mm (1”); 19,1 mm (3/4”); 12,5 mm (1/2”); 9, mm (3/8”); 4,75 (No. 4); 2,36 mm (No. 8); 1,18 mm (No. 16); 0,60 mm (No. 30); 0,30 mm (No 50); 0,15 mm (No. 10; 0,075 mm (No. 200).

    3. Oven, yang dilengkapi dengan alat temperatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)°C.

    4. Alat pemisah contoh.

    5. Talam.

    6. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya.

    C. Benda Uji

    • Agregat kasar yang agregatnya tertahan pada saringan 4,75 mm

    (No. 4).

    • Agregat halus yang agregatnya lolos dan saringan 4,75 m (No. 4).

    D. Cara Kerja

    1. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5)°C, sampai benda uji kering.

    1. Saring benda uji lewat susunan sarigan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan paling atas, kemudian saringan digoncangkan dengan tangan atau mesin penggoncang selama 15 menit.

    E. Perhitungan

    Hitunglah persentase berat benda uji yang tertahan pada masing-masing saringan terhadap total berat benda uji.

    F. Pelaporan

    Laporan meliputi :

    • Jumlah presentase melalui masing-masing saringan atau jumlah presentase di atas masing-masing saringan dalam bilangan bulat.

    • Grafik Akumulatif.

    G. Kesimpulan

    Berisi hasil analisis saringan agregat kasar maupun agregat halus (meliputi : zona dan modulus kehalusan).

    LABORATORIUM KONSTRUKSI BETON PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

    No. Lampiran : Tanggal : 3 Juli 2014

    Kelompok : VIII (delapan) Petugas : Okta Meilawaty,ST.,MT

    Contoh : Agregat Halus Diperiksa :

    Sumber Contoh : Palangka Raya Pekerjaan : Analisis Saringan Agregat

    Halus

    ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS

    Ukuran Saringan (mm)

    Berat Wadah + Contoh

    Berat Wadah (gram)

    Berat Tertahan (gram)

    Persentase Tertahan

    (%)

    Persentase Tertahan Kumulatif

    (%)

    Persentase Lolos Kumulatif

    (%)

    Ket.

    9,50

    410,0000

    410,0000

    0,0000

    0,0000

    0,0000

    100

    Daerah 1,2,3,4

    4,75

    361,0000

    361,0000

    0,0000

    0,0000

    0,0000

    100

    Daerah 1,2,3,4

    2,36

    481,0570

    479,2000

    1,8570

    0,09825

    0,09825

    99,90715

    Daerah 2,3,4

    1,18

    342,8570

    288,6000

    54,2570

    2,71285

    2,80570

    97,1943

    Daerah 3,4

    0,60

    836,2570

    287,6000

    548,6570

    27,43285

    30,23855

    69,76145

    Daerah 3,4

    0,30

    1285,8570

    284,0000

    1001,8570

    50,05285

    80,2914

    19,7086

    Daerah 1,2,3,4

    0,15

    499,2570

    289,0000

    210,2570

    10,51285

    90,80425

    9,19575

    Daerah 1,2,3,4

    0,075

    349,6570

    279,8000

    69,8570

    3,49285

    94,2971

    5,7029

    -

    Pan

    498,2570

    385,0000

    113,2570

    5,66285

    100,0000

    0,0000

    -

    1000

    100


    Modulus Kehalusan

    =

    =

    Persentase Tertahan Kumulatif dari saringan ukuran (9,50 mm – 0,15 mm)/ 100 2,04 %

    Total BeratTertahan

    =

    1000gram


    Batasan dan pembagian untuk gradasi agregat halus

    Ukuran saringan (mm)

    Daerah (1)

    Daerah (2)

    Daerah (3)

    Daerah (4)

    9,50

    100

    100

    100

    100

    4,75

    90-100

    90-100

    90-100

    95-100

    2,36

    60-95

    75-100

    85-100

    95-100

    1,18

    30-70

    55-90

    75-100

    90-100

    0,60

    15-34

    35-59

    60-79

    80-100

    0,30

    5-20

    8-30

    14-40

    15-50

    0,15

    0-10

    0-10

    0-10

    0-15

    Kesimpulan :

    :






    Untuk analisis saringan agregat halus di dapat modulus kehalusan = 2,04 %

    terdapat pada daerah gradasi 3 untuk gradasi agregat halus.

    Gradasi agregat halus yang baik sebaiknya masuk di dalam batas-batas yang tercantum dalam tabel batasan dan pembagian untuk gradasi agregat halus. Berdasarkan hasil observasi,maka diambil data hasil analisis saringan agregat halus pada observasi yang ke-3. Berikut grafik hubungan antara ukuran saringan dengan persentase lolos kumulatif pada analisa saringan agregat halus.

    GRAFIK HUBUNGAN ANTARA UKURAN SARINGAN DENGAN PRESENTASE LOLOS KUMULATIF UNTUK AGREGAT HALUS

    Gambar 1. Analisis Saringan Agregat Halus

    Kesimpulan :

    • Dari analisis saringan agregrat halus didapat modulus kehalusan = 2,04 dan terdapat pada daerah 3 atau daerah pasir agak halus.

    • Standar modulus kehalusan ( fineness modulus ) untuk pasir pada umumnya antara 1,5 – 3,8. (Teknologi Beton, Ir.Tri Mulyono, MT.).

    • Sehingga dapat disimpulkan bahwa agregat halus mempunyai gradasi baik, sedikit rongga, dan memerlukan pasta semen yang sedikit pula.

    Teknisi Laboratorium,




    Okta Meilawaty,ST.,MT

    NIP.19770505 200501 2 022


    LABORATORIUM KONSTRUKSI BETON PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

    No. Lampiran : Tanggal : 3 Juli 2014

    Kelompok : VIII (delapan ) Petugas : Okta Meilawaty,ST.,MT

    Contoh : Agregat Kasar Diperiksa :

    Sumber Contoh : Palangkaraya Pekerjaan : Analisis Saringan Agregat

    Kasar

    ANALISIS SARINGAN AGREGAT KASAR

    (Ukuran Agregat Maksimum 37,5)

    Ukuran Saringan (mm)

    Berat Wadah + Contoh

    Berat Wadah (gram)

    Berat Tertahan (gram)

    Persentase Tertahan

    Persentase Tertahan Kumulatif

    Persentase Lolos Kumulatif

    Spec.ASTM C33-74

    50,00

    589,40

    589,40

    0,00

    0,0000%

    0,0000%

    100,0000%

    100

    37,50

    420,20

    420,20

    0,00

    0,0000%

    0,0000%

    100,0000%

    95-100

    19,00

    421,65

    400,40

    21,25

    1,0625%

    1,0625%

    98,9375%

    35-70

    9,5

    1696,65

    410,40

    1286,25

    64,3125%

    64,375%

    34,6250%

    10-30

    4,75

    825,85

    300,00

    552,85

    27,6425%

    93,0175%

    6,9825%

    0-5

    Pan

    524,65

    385,00

    139,65

    6,9825%

    100,00%

    0,00%


    Jumlah

    2000

    100%




    Gradasi agregat kasar yang baik sebaiknya masuk di dalam Spesifikasi ASTM C33-74. Berikut ini grafik hubungan antara ukuran saringan dengan persentase lolos kumulatif pada analisa saringan agregat kasar :

    GRAFIK HUBUNGAN ANTARA UKURAN SARINGAN DENGAN PRESENTASE LOLOS KUMULATIF UNTUK AGREGAT KASAR

    (UKURAN AGREGAT MAKSIMUM 37,5)

    Gambar 2. Analisis Saringan Agregat Kasar

    Kesimpulan :

    Dari hasil percobaan analisa saringan agregat kasar tidak memenuhi spesifikasi ASTM.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa agregat kasa rtidak memenuhi standar dan tidak dapat digunakan untuk perencanaan beton selanjutnya. Apabila dalam suatu percobaan analisis saringan agregat tidak memenuhi stándar lagi maka ulangi proses pemeriksaan dengan mencuci kembali benda uji dan dioven lagi sampai benda uji kering, baru kemudian benda uji disaring kembali.

    Teknisi Laboratorium,




    Okta Meilawaty,ST.,MT

    NIP.19770505 200501 2 022


    LABORATORIUM KONSTRUKSI BETON PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

    No. Lampiran : Tanggal : 3 Juli 2014

    Kelompok : VIII (delapan) Petugas : Okta Meilawaty,ST.,MT

    Contoh : Agregat Kasar Diperiksa :

    Sumber Contoh : Palangkaraya Pekerjaan : Analisis Saringan Agregat

    Kasar

    ANALISIS SARINGAN AGREGAT KASAR

    (Ukuran Agregat Maksimum 19)

    Ukuran Saringan (mm)

    Berat Wadah + Contoh

    Berat Wadah (gram)

    Berat Tertahan (gram)

    Persentase Tertahan

    Persentase Tertahan Kumulatif

    Persentase Lolos Kumulatif

    Spec.ASTM C33-74

    25,00

    473,40

    473,40

    0,00

    0,0000%

    0,0000%

    100,0000%

    100

    19,00

    400,40

    400,40

    0,00

    0,0000%

    0,0000%

    100,0000%

    95-100

    9,50

    1666,05

    410,40

    1255,65

    62,7825%

    62,7825%

    37,2175%

    35-70

    4,75

    848,25

    300,00

    548,25

    27,4125%

    90,1950%

    9,8050%

    10-30

    2,36

    502,85

    310,80

    192,05

    9,6025%

    99,7975%

    0,2025%

    0-5

    Pan

    389,05

    385,00

    4,05

    0,2025%

    100,00%

    0,00%


    Jumlah

    2000

    100%




    Gradasi agregat kasar yang baik sebaiknya masuk di dalam Spesifikasi ASTM C33-90. Berikut ini grafik hubungan antara ukuran saringan dengan persentase lolos kumulatif pada analisa saringan agregat kasar :

    GRAFIK HUBUNGAN ANTARA UKURAN SARINGAN DENGAN PRESENTASE LOLOS KUMULATIF UNTUK AGREGAT KASAR

    (UKURAN AGREGAT MAKSIMUM 19)

    Gambar 3. Analisis Saringan Agregat Kasar

    Kesimpulan :

    Dari hasil percobaan analisa saringan agregat kasar memenuhi spesifikasi ASTM.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa agregat kasar memenuhi standar dan dapat digunakan untuk perencanaan beton selanjutnya. Apabila dalam suatu percobaan analisis saringan agregat tidak memenuhi stándar lagi maka ulangi proses pemeriksaan dengan mencuci kembali benda uji dan dioven lagi sampai benda uji kering, baru kemudian benda uji disaring kembali.

    Teknisi Laboratorium,




    Okta Meilawaty,ST.,MT

    NIP.19770505 200501 2 022


    BAB IV

    Pemeriksaan

    KADAR AIR AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS

    Pengujian Kadar Air Agregat berdasarkan SK.SNI.M-11-1989-F

    A. Tujuan Pemeriksaan

    Pemeriksaan ini dilakukan untuk memperoleh angka persentase dari kadar air yang terkandung oleh agregat.

    B. Peralatan

    Peralatan yang dipakai meliputi :

    1. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % berat contoh.

    2. Oven yang dilengkapi dengan alat pengukur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)°C.

    3. Talam logam tahan karat dengan kapasitas yang cukup besar untuk mengeringkan benda uji.

    C. Benda Uji

    • Agregat kasar yang agregatnya tertahan pada saringan 4,75 mm

    (No. 4).

    • Agregat halus yang agregatnya lolos dari saringan 4,75 mm (No. 4).

    D. Cara Kerja

    1. Timbang dan catalah berat talam (W1).

    2. Masukan talam, kemudian ditimbang dan kemudian catatlah beratnya (W2)

    3. Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 – W1)

    4. Keringkan benda uji beserta talam dalam oven dengan suhu (110 ± 5)°C sampai benda uji Tetap.

    5. Setelah kering, kemudian ditimbang dan catat benda uji beserta talam (W4)

    6. Hitunglah berat benda uji kering (W5 = W4 – W1)

    E. Perhitungan

    Kadar air =

    W3= Berat benda uji semula (gram)

    W5 = Berat benda uji kering (gram)

    F. Pelaporan

    Laporkan nilai kadar air dalam persen dua angka di belakang koma.

    LABORATORIUM KONSTRUKSI BETON P ROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

    No. Lampiran : Tanggal : 5 Juli 2014

    Kelompok : VIII (delapan) Petugas : Okta Meilawaty,ST.,MT

    Contoh : Agregat Kasar dan Halus Diperiksa :

    Sumber Contoh : Palangkaraya Pekerjaan : Pemeriksaan Kadar Air

    Agregat Kasar dan Halus

    PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT KASAR (Batu Pecah)

    P E R C O B A A N

    SAMPEL I

    SAMPEL II

    W1. BERAT PAN gr

    168,600

    352,600

    W2. BERAT BERAT BENDA + PAN gr

    2868,600

    3052,600

    W3. BERAT BENDA UJI SEMULA gr

    2700,000

    2700,000

    W4. BERAT BENDA UJI K. OVEN + PAN gr

    2835,000

    3020,600

    W5. BERAT BENDA UJI K. OVEN (AKHIR) gr

    2666,400

    2668,000

    KADAR AIR = (W3-W5)/W5 x 100 % %

    1,244%

    1,185 %

    KADAR AIR RATA-RATA %

    1,2145 %

    AGREGAT HALUS (Pasir)

    P E R C O B A A N

    SAMPEL I

    SAMPEL II

    W1. BERAT PAN gr

    78,000

    79,800

    W2. BERAT BERAT BENDA + PAN gr

    703,000

    704,800

    W3. BERAT BENDA UJI SEMULA gr

    625,000

    625,000

    W4. BERAT BENDA UJI K. OVEN + PAN gr

    658,600

    655,000

    W5. BERAT BENDA UJI K. OVEN (AKHIR) gr

    580,600

    575,200

    KADAR AIR = (W3-W5)/W5 x 100 % %

    7,104%

    7,968%

    KADAR AIR RATA-RATA %

    7,536%

    Kesimpulan :

    Dari hasil percobaan didapat :

    1. Kadar air agregat kasar (batu kerikil) = 1,2145 %

    2. Kadar air agregat halus (pasir) = 7,5360 %

    Dengan semakin tingginya kadar air yang ada pada agregat, maka akan membuat Work ability beton semakin baik. Tetapi mengakibatkan kekuatanya menjadi rendah, sehingga kadar air pada campuran beton perlu di kurangi.

    Teknisi Laboratorium,




    Okta Meilawaty,ST.,MT

    NIP.19770505 200501 2 022


    BAB V

    Pemeriksaan

    BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT KASAR dan AGREGAT HALUS BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT KASAR

    Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar berdasarkan SK.SNI.M-09-1989-F

    A. Tujuan Pemeriksaan

    Pemeriksaan ini untuk memperoleh angka berat jenis kondisi kering (bulk specific gravity on dry basic), berat jenis kondisi kering permukaan jenuh (bulk specific gravity saturated surface dry-SSD basic), berat jenis semu (apparent specific grafity) serta besarnya angka penyerapan air pada agregat kasar.

    B. Peralatan

    Peralatan yang dipakai meliputi :

    1. Keranjang kawat dengan ukuran 3,35 mm (No.6) atau (No.8) dengan kapasitas kira kira 5 kg.

    2. Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan.

    3. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dengan ketelitian 0,1 % dan berat contah yang ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.

    4. Oven yang dilengkapi dengan alat pengukur suhu untuk memasi sampai (110 ± 5)°C.

    5. Alat pemisah contoh.

    6. Saringan 4,75 mm (No.4)

    C. Benda Uji

    • Agregat kasar yang tertahan pada saringan 4,75 mm (No.4).

    D. Cara Kerja

    1. Benda uji dicuci untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada permukaan benda uji tersebut.

    2. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110 5)° C sampai berat benda uji Tetap.

    3. Dinginkan benda uji pada suhu kamar selam 1-3 jam, kemudian timbang dengan ketelitian 0,5 gram.

    4. Rendamkan benda uji selama ± 24 jam.

    5. Keluarkan benda uji dan air, lap dengan kain penyerap sampai selaput airpada permukaan hilang, untuk butiran yang besar pengeringan bendaharus dilakukan satu-persatu.

    6. Timbang benda uji kering permukaan jenuh.

    7. Letakan benda uji dalam keranjang, goncangkan batunya untukmengeluarkan udara untuk terserap dan tentukan beratnya dalam air danukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan pada suhu standar (25°C).

    8. Banyak jenis bahan campuran yang mempunyai bagian butir-butir berat dan ringan, bahan semacam ini memberikan harga-harga berat jenis yang tidak tetap walaupun telah dilakukan pemeriksaan dengan sangathati-hati, dalam hal ini beberapa pemeriksaan ulangan diperlukan untukmendapat harga rata-rata yang sangat memuaskan.

    E. Perhitungan

    Lihat Tabel 5.1

    F. Pelaporan

    Hasil pemeriksaan ini dilaporkan dalam bilangan desimal sampai dua angka di belakang koma.

    G. Kesimpulan

    Berisi tentang besarnya nilai berat jenis kondisi kering ( bulk specific gravity on dry basic ), berat jenis kondisi kering permukaan jenuh (bulk specific gravity saturated surface dry-SSD basic), berat jenis semu (apparent specific grafity) serta besarnya angka penyerapan air pada agregat kasar yang diperiksa.

    BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS

    Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus

    berdasarkan SK.SNI.M-10-1989-F

    A. Tujuan Pemeriksaan

    Pemeriksaan ini untuk memperoleh angka berat jenis kondisi kering (bulk sfecific gravity on dry basic), berat jenis kondisi kering jenuh (bulk sfecific gravity saturated surface dry - SSD basic), berat jenis semu (apparent sfecific gravity) serta besarnya angka penyerapan air pada agregat halus.

    B. Peralatan

    Peralatan yang dipakai meliputi :

    1. Timbangan dengan kapasitas 1 kg atau lebih, dengan ketelitian 0,1 gram

    2. Piknometer dengan kapasitas 500 ml

    3. Kerucut terpancung (cone) dengan diameter bagian atas (40 ± 3) mm, diameter bagian bawah (90 ± 3) mm dan tinggi (75 ± 3) mm dibuat dan logam tebal minimum 0,8 mm

    1. Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk rata, berat (340 ± 15) gram, diameter permukaan penumbuk (25 ±3) mm.

    2. Saringan 4,75 (No. 4)

    3. Oven, yang dilengkapi dengan alat pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5) °C

    4. Pengukur suhu dengan ketelitian pembacaan 1OC

    5. Talam

    6. Bejana tempat air

    7. Pompa hampa udara atau tungku

    8. Desikator

    C. Benda Uji

    • Agregat yang lewat saringan 4,75 mm (No.4) diperoleh dan alat pemisah.

    D. Cara Kerja

    1. Benda uji dikeringkan dalam oven pada suhu (100±5)° C, sampai berat benda uji tetap dan dinginkan pada suhu ruang, kemudian benda uji direndamkan dalam air selama ± 24 jam.

    2. Buang air perendam dengan hati-hati, jangan sampai ada butiran yang hilang, tebarkan agregat di atas talam, keringkan di udara panas dengan cara membalik balikkan benda uji, lakukan pengeringan hingga tercapai keadaan kering permukaan jenuh (SSD).

    3. Periksa keadaan kering permukaan jenuh dengan mengisikan benda uji ke dalam kerucut terpancung, padatkan dengan batang penumbuk sebanyak 25 kali, angkat kerucut terpancung, keadaan kering perrnukaan jenuh tercapai bila benda uji runtuh akan tetapi masih dalam keadaan tercetak.

    4. Segera setelah tercapai keadaan kering perrnukaan jenuh masukkan 500 gram benda uji ke dalam piknorneter, masukkan air suling sampai

    tidak terlihat gelembung gelembung udara di dalamnya, kemudian rendam piknometer dalam air dan ukur suhunya pada suhu ruang 25 °C, tambahkan air hingga mencapai batas dan timbang piknometer berisi air dan benda uji sarnpai ketelitian 0,1 gram.

    1. Keluarkan benda uji dan keringkan dalam oven dengan suhu (110± 5)°C, kemudian dinginkan dalam desikator lalu timbangkan.

    2. Tentukan berat piknometer berisi air penuh pada suhu ruang 25°C.

    E. Perhitungan

    Lihat tabel 5.2

    F. Pelaporan

    Hasil pemeriksaan ini dilaporkan dalam bilangan desimal sampai dua angka di belakang koma.

    G. Kesimpulan

    Berisi tentang besarnya nilai berat jenis kondisi kering ( bulk specific gravity on dry basic ), berat jenis kondisi kering permukaan jenuh (bulk specific gravity saturated surface dry-SSD basic), berat jenis semu (apparent specific grafity) serta besarnya angka penyerapan air pada agregat halus yang diperiksa.

    LABORATORIUM KONSTRUKSI BETON P ROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

    No. Lampiran : Tanggal : 26 januari 2013

    Kelompok : II (dua) Petugas : Okta Meilawaty,ST.,MT

    Contoh : Agregat Kasar Diperiksa :

    Sumber Contoh : Martapura Pekerjaan : Pemeriksaan Berat Jenis

    Dan Penyerapan Air Agregat Kasar

    PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT KASAR

    OBSERVASI I

    A. Berat Contoh (kondisi SSD)


    = 2500,00gram

    B. Berat Contoh dalam air


    = 1550,60gram

    C. Berat Contoh Kering di Udara


    =2473,60gram

    Apparent Specific Gravity

    =

    = 2,68

    Bulk Specific Gravity (kering)

    =

    = 2,60

    Bulk Specific Gravity (SSD)

    =

    = 2,70

    Penyerapan Air

    =

    = 1,07%

    OBSERVASI II

    A. Berat Contoh (kondisi SSD)


    = 2500,00gram

    B. Berat Contoh dalam air


    = 1545,60 gram

    C. Berat Contoh Kering di Udara


    = 2479,20 gram

    Apparent Specific Gravity

    =

    = 2,66

    Bulk Specific Gravity (kering)

    =

    = 2,60

    Bulk Specific Gravity (SSD)

    =

    = 2,62

    Penyerapan Air

    =

    = 0,84%

    Rata-rata :

    Apparent specific Gravity = 2,67

    Bulk Specific Gravity (kering) = 2,60

    Bulk Specific Gravity (SSD) = 2,66

    Penyerapan Air = 0,95 %

    Kesimpulan :

    Dari hasil percobaan diperoleh berat jenis rata rata = 2,66 sedangkan standar yang dipakai untuk agregrat normal antara 2,5 – 2,7 (Teknologi beton, Ir. Tri Mulyono, MT, hal 77), berarti hasil percobaan memenuhi standar dari syarat yang telah ditentukan untuk agregat normal.

    Syarat yang ditentukan :

    Agregat Ringan : Memiliki berat jenis < 2,5

    Agregat Normal : Memiliki berat jenis 2,5 – 2,7

    Agregat Berat : Memiliki berat jenis > 2,8

    Teknisi Laboratorium,




    Okta Meilawaty,ST.,MT

    NIP.19770505 200501 2 022


    LABORATORIUM KONSTRUKSI BETON P ROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

    No. Lampiran : Tanggal : 22 Januari 2013

    Kelompok : II (dua) Petugas : Okta Meilawaty,ST.,MT

    Contoh : Agregat Halus Diperiksa :

    Sumber Contoh : Martapura Pekerjaan : Pemeriksaan Berat Jenis

    Dan Penyerapan Air Agregat

    Halus

    PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS

    OBSERVASI I

    A. Berat Wadah


    = 65,80 gram

    B. Berat Piknometer


    = 165,00 gram

    C. Berat Contoh (kondisi SSD)


    = 500,00 gram

    D. Berat Piknometer + air + contoh SSD


    = 957,60 gram

    E. Berat Piknometer + air


    = 660,00 gram

    F. Berat Contoh Kering + Wadah


    = 538,20 gram

    G. Berat Contoh Kering (F – A)


    = 472,40 gram

    Apparent Specific Gravity

    =

    = 2,70

    Bulk Specific Gravity (kering)

    =

    =2,33

    Bulk Specific Gravity (SSD)

    =

    = 2,47

    Penyerapan Air

    =

    = 5,84 %

    LABORATORIUM KONSTRUKSI BETON P ROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

    No. Lampiran : Tanggal : 23 Januari 2013

    Kelompok : II (dua) Petugas : Okta Meilawaty,ST.,MT

    Contoh : Agregat Halus Diperiksa :

    Sumber Contoh : Martapura Pekerjaan : Pemeriksaan Berat Jenis

    Dan Penyerapan Air Agregat Halus

    PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS

    OBSERVASI II

    A. Berat Wadah


    = 64,00 gram

    B. Berat Piknometer


    = 163,20 gram

    C. Berat contoh (kondisi SSD)


    = 500,00 gram

    D. Berat Piknometer + air + contoh SSD


    = 956,80 gram

    E. Berat Piknometer + air


    = 660,00 gram

    F. Berat Contoh Kering + Wadah


    = 541,20 gram

    G. Berat Contoh Kering (F – A)


    = 477,20 gram

    Apparent Specific Gravity

    =

    = 2,64

    Bulk Specific Gravity (kering)

    =

    = 2,35

    Bulk Specific Gravity (SSD)

    =

    = 2,46

    Penyerapan Air

    =

    = 4,78 %

    Rata-rata :

    Apparent specific Gravity = 2,67

    Bulk Specific Gravity (kering) = 2,34

    Bulk Specific Gravity (SSD) = 2,46

    Penyerapan Air = 5,31 %

    Kesimpulan :

    Dari hasil percobaan di peroleh berat jenis rata-rata = 2,46 Standar yang dipakai untuk agregrat normal 2,5–2,7(Teknologi beton, Ir. Tri Mulyono, MT, hal 77), berarti hasil percobaan termasuk ke dalam agregat normal (dengan pembulatan 1 angka dibelakang koma.

    Syarat yang ditentukan :

    Agregat Ringan : Memiliki berat jenis < 2,5

    Agregat Normal : Memiliki berat jenis 2,5 – 2,7

    Agregat Berat : Memiliki berat jenis > 2,8

    Teknisi Laboratorium,




    Okta Meilawaty,ST.,MT

    NIP.19770505 200501 2 022


    BAB VI

    Pemeriksaaan PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS LEWAT SARINGAN NO. 200

    A. Tujuan Pemeriksaan

    Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan jumlah bahan yang terdapat dalam agregat baik agregat kasar maupun agregat halus lewat saringan no. 200 dengan cara pencucian.

    B. Peralatan

    Peralatan yang dipakai meliputi :

    1. Saringan No.16 dan No.200

    2. Wadah pencuci benda uji berkapasitas cukup besar sehingga pada waktu di goncang-goncangkan benda uji dan/atau air pencuci tidak tumpah

    3. Timbangan dengan ketelitian 5 gram

    4. Oven yang dilengkapi pengatur suhu (110±5 )°C

    5. Talam berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat.

    C. Benda Uji

    • Berat contoh agregat kering minimum tergantung dan ukuran agregat maksimum

    Ukuran Agregat Maksimum

    (mm)

    Berat Contoh Agregat Kering Minimum

    (gram)

    2.36

    4.76

    9.5

    19.1

    38.1

    100

    500

    2000

    2500

    5000

    D. Cara Kerja

    1. Masukkan contoh agregat ke dalam talam ± 1,25 kali berat minimum benda uji, keringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5)°C dalam waktu 24 jam sampai berat tetap yang akan dijadikan sebagai benda uji.

    2. Timbang dan catat beratnya (W1)

    3. Masukkan benda uji ke dalam wadah dan diberi air pencuci secukupnya sehingga benda uji terendam.

    4. Goncang-goncangkan wadah dan tuangkan air cucian ke dalam susunan saringan no. 16 dan no. 200. Pada waktu menuangkan air cucian, usahakan agar bahan-bahan yang kasar tidak ikut tertuang.

    5. Masukkan air pencuci baru dan ulangi pekerjaan point (c) sampai air cucian menjadi jernih.

    6. Semua bahan yang tertahan saringan no.16 dan no.200 kembalikan ke dalam wadah, kemudian masukkan seluruh bahan tersebut ke dalam talam yang telah diketahui beratnya (W2) dan keringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5)°C sampai berat tetap.

    7. Setelah kering, timbang dan catat beratnya (W3)

    8. Hitunglah berat benda uji (W4 = W3 – W2)

    E. Perhitungan

    Jumlah bahan lewat saringan no. 200 = x 100 %

    W1 = Berat benda uji semula (gram)

    W4 = Berat benda uji tertahan saringan no. 200 (gram)

    F. Laporan

    Laporan jumlah bahan yang lewat saringan no.200 dalam %

    L ABORATORIUM KONSTRUKSI BETON PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

    No. Lampiran : Tanggal : 22-24 Januari 2013

    Kelompok : IV (empat) Petugas : Okta Meilawaty,ST.,MT

    Contoh : Agregat Halus & Agregat Kasar Diperiksa :

    Sumber Contoh : Martapura Pekerjaan : Pemeriksaan Kadar Lumpur

    Dan Lempung Agregat

    Halus dan Agregat Kasar

    PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS DAN AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS (Tertahan saringan no. 200)

    PERCOBAAN

    I

    II

    1. Berat Pan Kosong gr

    62,00

    57,00

    B. Berat Pan + Benda Uji Ovel Awal gr

    687,00

    682,00

    C. Berat Pan + Benda Uji Kering Oven Akhir gr

    642,20

    643,6

    D. Berat Benda Uji Oven Awal gr

    63,0

    67,0

    E. Berat Benda Uji Oven Akhir gr

    625,00

    625,00

    F. Kadar Lumpur = (D-E) / D x 100 %

    6,53%

    6,14%

    Rata-Rata

    6,33%

    AGREGAT KASAR (Tertahan saringan no. 200)

    PERCOBAAN

    I

    II

    1. Berat Pan Kosong gr

    66,40

    62,00

    B. Berat Pan + Benda Uji Ovel Awal gr

    3191,40

    3187,00

    C. Berat Pan + Benda Uji Kering Oven Akhir gr

    3143.00

    3126,00

    D. Berat Benda Uji Oven Awal gr

    3125,00

    3125,00

    E. Berat Benda Uji Oven Akhir gr

    3076,60

    3064,60

    F. Kadar Lumpur = (D-E) / D x 100 %

    1,55

    1,93

    Rata-Rata

    1,74 %

    Kesimpulan :

    Dari hasil percobaan di peroleh kadar lumpur agregrat halus = 1,74%dan kadar lumpur agregrat kasar =6,33%

    Standar yang disyaratkan :

    Kadar lumpur agregat kasar (batu pecah) tidak boleh melebihi (1%) dan kadar lumpur agregat halus tidak boleh melebihi (5%).Maka, dari hasil percobaan pemeriksaan kadar lumpur, agregat kasar dan halus belum memenuhi syarat.

    Agregat memberikan kontribusi yang besar terhadap campuran betonnya, makapemeriksaan mutu agregat sangat diperlukan untuk mendapatkan bahan-bahan campuran beton yang memenuhi syarat, sehingga beton yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan(hal 106-107, Teknologi Beton, Ir. Tri Mulyono, MT).

    Sehingga perlu adanya perlakuan khusus untuk agregat kasar dan agregat halus yaitu dicuci terlebih dahulu.

    Teknisi Laboratorium,




    Okta Meilawaty,ST.,MT

    NIP.19770505 200501 2 022


    BAB VII

    Pemeriksaan KEAUSAN AGREGAT KASAR DENGAN MESIN ABRASI LOS ANGELES

    Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi Los Angeles berdasarkan SK.SNI. M-02-1990-F.

    A. Tujuan Pemeriksaan

    Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan ketahanan agregat kasar terhadap keausan dengan menggunakan Mesin Abrasi Los Angeles.

    B. Peralatan

    Peralatan yang dipaki meliputi :

    • Mesin Abrasi Los Angeles, yang terdiri dari Silinder Baja yang tertutup pada kedua sisinya dengan diameter 711 mm (28“) dan panjang dalam 508 mm (20“). Silinder bertumpu pada dua poros pendek yang tak menerus dan berputar pada poros mendatar. Silinder berlubang untuk memasukkan benda uji. Penutup lobang terpasang rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak terganggu, dibagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh setinggi 89 mm (3,5”).

    • Saringan 1,7 mm (No.12 ) dan saringan lainnya

    • Timbangan dengan ketelitian 5 gram

    • Bola baja

    • Oven, yang dilengkapi dengan alat pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)°C

    C. Benda Uji

    • Berat dan gradasi benda uji sesuai dengan tabel 7.1

    • Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada suhu (110 ± 5)°C sampai berat benda uji tersebut tetap

    D. Cara Kerja

    1. Benda uji dan bola baja dimasukkan ke dalam Mesin Abrasi Los Angeles.

    2. Putarkan Mesin Abrasi Los Angeles dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm, 500 putaran untuk gradasi A, B, C dan D, 1000 putaran untuk gradasi E, F dan G.

    3. Kemudian keluarkan benda uji dan mesin, dan saring dengan saringan 1,7 mm (No.12), butiran yang tertahan diatasnya dicuci bersih, selanjutnya dikeringkan dalam Oven pada suhu (110 ± 5)°C sampai berat benda uji tetap.

    E. Perhitungan

    Keausan = x 100 %

    a = Berat benda uji semula (gram)

    b = Berat benda uji tertahan saringan no.12 (gram)

    F. Pelaporan

    Keausan dilaporkan sebagai bilangan bulat dalam persen.

    L ABORATORIUM KONSTRUKSI BETON PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

    No. Lampiran : Tanggal : 5 Juli 2014

    Kelompok : VIII (delapan) Petugas : Okta Meilawaty,ST.,MT

    Contoh : Agregat Kasar Diperiksa :

    Sumber Contoh : Palangka Raya Pekerjaan : Pemeriksaan Keausan

    Agregat dengan Mesin

    Los Angeles

    PEMERIKSAAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES

    UKURAN SARINGAN

    BERAT DAN GRADASI BENDA UJI (GRAM)

    Lolos (mm)

    Tertahan (mm)

    A

    B

    C

    D

    E

    F

    G

    76.2

    63.5





    2500



    63.5

    50.8





    2500



    50.8

    38.1





    5000

    5000


    38.1

    25.4

    1250





    5000

    5000

    25.4

    19.1

    1250






    5000

    19.11

    12.7

    1250

    2500






    12.7

    9.50

    1250

    2500






    9.50

    6.35



    2500





    6.35

    4.75



    2500





    4.75

    2.36




    5000




    Jumlah Bola

    11

    11

    8

    6

    12

    12

    12

    Jumlah Putaran

    500

    500

    500

    500

    1000

    1000

    1000

    Gradasi Pemeriksaan

    = C

    UKURAN SARINGAN

    Observasi I

    Lolos

    (mm)

    Tertahan

    (mm)

    Berat Sebelum

    (gram)

    (a)

    Berat Sesudah

    (gram)

    (b)

    76,2

    63,5



    63,5

    50,8



    50,8

    38,1



    38,1

    25,4



    25,4

    19,1


    0

    19,1

    12,7


    0

    12,7

    9,50


    116,600

    9,50

    6,35

    2005

    419,600

    228,600

    6,35

    4,75

    2500

    4,75

    2,36


    2258,600

    Jumlah Berat

    5000

    317,300

    Berat Tertahan Saringan No. 12

    3340,700

    3340,700

    Keausan =

    26,180 %

    KESIMPULAN :

    Dari hasil percobaan agregat kasar didapat keausan agregat kasar sebesar 26,180 % jadi keausan agregat kasar hasil percobaan terdapat pada Beton Kelas II dengan nilai abrasi 27-40 (Teknologi Beton karya Ir. Tri Mulyono, MT. hal. 86).

    Sehingga agregat kasar yang diperoleh dalam praktikum ini, kekerasan dan butirannya memenuhi syarat untuk bahan campuran beton.

    Stándar yang disyaratkan :

    Beton Kelas I : 40 – 50

    Beton Kelas II : 27 – 40

    Beton Kelas III : < 27

    Teknisi Laboratorium,




    Okta Meilawaty,ST.,MT

    NIP.19770505 200501 2 022


    DATA HASIL PEMERIKSAAN AKHIR

    Kelompok : VIII (delapan)

    Tanggal diperiksa : 7 Juli 2014

    Contoh : Kerikil (Agregat Kasar) dan Pasir (Agregat Halus)

    Sumber contoh : Jln. Bukit Keminting kota Palangkaraya

    Provinsi Kalimantan Tengah

    No

    JENIS TEST

    JENIS SAMPEL

    Agregat Halus

    Agregat Kasar

    1

    Kadar Lumpur (%)

    6,733

    0,27708

    2

    Kadar air (%)

    7,536

    1,2145

    3

    Berat volume (kg/liter)

    Padat

    1,5179

    1,5594

    Goyangan

    1,5006

    1,4458

    Lepas

    1,426

    1,3715

    4

    Apparent Spec. Gravity

    2,605

    2,72225

    Bulk Spec Gravity (kering)

    2,600

    2,6413

    Bulk Spec Gravity (SSD)

    2,600

    2,671

    Penyerapan Air

    1,126

    0,200

    5

    Analisis Saringan

    Daerah Gradasi

    3

    Masuk Spec.

    ASTM C33-74

    6

    Keausan (%)


    26,180

    7

    Nilai Rata-rata keausan (%)


    26,180

    8

    Berat Jenis Semen Rata-Rata

    -

    PERENCANAAN CAMPURAN BETON

    Perencanaan campuran beton berdasarkan

    A. Data Perencanaan

    Volume Pengecoran : 1000 m³

    Jenis Beton : Beton bertulang biasa

    Kondisi lingkungan : Ringan, terlindung dari cuaca

    Mutu Pekerjaan : Cukup

    Jenis konstruksi : Kolom

    Mutu beton (f’c) : 30 Mpa

    Benda uji : Kubus dan silinder

    Jumlah benda uji : 3 buah kubus dan 2 buah silinder

    Umur rencana : 28 hari

    B. Deviasi Standar

    Nilai standar deviasi ditentukan berdasarkan tingkat pengendalian mutu pekerjaan.

    1. Jika peleksanaan tidak mempunyai data pengalaman atau mempunyai pengalaman kurang dari 15 buah benda uji, maka nilai deviasi standar diambil dari tingkat pengendalian mutu pekerjaan di bawah ini.

    Tabel 1. Nilai Deviasi Standar

    Tingkat Pengendalian Mutu Pekerjaan

    SD (MPa)

    Memuaskan

    Sangat Baik

    Baik

    Cukup

    Jelek

    Tanpa Kendali

    2,8

    3,5

    4,2

    5,6

    7,0

    8,4

    Sumber : Triono Budi Astanto, Konstruksi Beton Bertulang, 2001

    Karena tingkat pengendalian mutu pekerjaan di rencanakan cukup, maka standar deviasinya 5,6 Mpa.

    1. Jika pelaksana mempunyai data pengalaman minimum 30 buah benda uji yang diuji kuat tekan rata-ratanya pada umur 28 hari, maka jumlah data dikoreksi terhadap nilai deviasi standar dengan suatu faktor pengali. Namun karena benda uji kurang dari 30 buah, maka pada perhitungan ini tidak menggunakan suatu faktor pengali.

    Nilai tambah menurut ketentuan dalam SK. SNI T- 15-1990-03 ayat 3.3.1 butir 2

    M = k x s

    Keterangan :

    M = Nilai tambah

    K = Tetapan statistik yang nilainya tergantung pada persentase hasil uji yang lebih dari kuat tekan rencana (dalam ini diambil 5 % dan nilai k = 1.64)

    S = Deviasi standar

    karena tidak mempunyai data pengalaman atau kurang dari 15 buah benda, maka nilai M langsung diambil 12 Mpa.

    C. Kuat Tekan Beton Rata-Rata Yang Ditargetkan

    Kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan berdasarkan ketentuan dalam SK. SNI T-15-1990-03 ayat 3.3.1 butir 3

    f’cr = f’c + M

    Keterangan : f’cr = Kuat tekan beton rata-rata

    f’c = Kuat Beton Karakteristik

    M = Kuat tekan yang disyaratkan

    Maka, f’cr = f’c + M

    = 30 + 1,64x5,6

    = 39,184 Mpa

    D. Bahan Yang Digunakan

    Tipe semen : Semen portland tipe I

    Asal pengambilan bahan : Kota Palangka Raya

    Jenis agregat kasar : Batu pecah

    Berat Jenis : Agregat kasar = 2,671

    Agregat halus = 2,600

    E. Faktor Air Semen

    Faktor air semen berdasarkan SK. SNI T-15-1990-03 ayat 3.3.2.

    Langkah-langkah yang dilakukan bila digunakan grafik (1) dan grafik (2):

    1. Tentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari dengan menggunakan

    Tabel (2) berdasarkan semen dan agregat yang digunakan.

    1. Guna grafik (1) untuk benda uji berbentuk silinder dan grafik (2) untuk berbentuk kubus benda ujinya.

    2. Tarik garis tegak lurus keatas melalu faktor air semen (f.a.s) 0,5 sampai memotong kurva kuat tekan yang ditentukan pada sub butir (b) diatas.

    3. Tarik garis mendatar melalui nilai kuat tekan yang ditargetkan sampai memotong kurva yang ditentukan pada sub butir (c) diatas.

    4. Tarik gerak lurus kebawah melalui titik potong tersebut untuk mendapatkan f.a.s yang diperlukan.

    Faktor air semen maksimum berdasarkan SK. SNI-T-15-1990-03 ayat 3.3.2 butir 2 (dapat ditetapkan sebelumnya atau tidak). Jika nilai f.a.s yang diperoleh lebih kecil dari yang dikehendaki, maka yang dipakai ialah yang terendah.

    Sehingga di dapat :

    Kekuatan tekan (sumber:

    Tabel 2, SNI. T-15-1990-03:6) : Silinder = 37 + 0,5 = 37,5 Mpa

    Faktor air bebas yang di perlukan : Silinder = 0,48

    F. Slump

    Nilai slump rencana :

    Slump yang disyaratkan untuk pekerjaan kolom struktural menurut ACI adalah maksimum 101,6 mm dan minimum 24,5 mm. Sehingga untuk perencanaan diambil 30-60 mm.

    G. Ukuran Agregat Maksimum

    Berdasarkan hasil uji laboratorium didapat :

    ukuran agregat maksimum = 20 mm

    H. Nilai Kadar Air Bebas

    Nilai kadar air bebas ditentukan berdasarkan SK. SNI T-15-1990-03 Tabel 6 ayat 3.2.5

    Dengan ukuran butir agregat maksimum 20 mm dan nilai slump 30 – 60 mm, maka pada tabel 8.6SNI 03-2834-2000 buku Teknologi Beton A – Z, Sjafei Amir,ST.,Dipl. E. Eng. Maka pada tabel 6 SNI – T – 15 – 1990 – 03 : 13 maka kadar air bebas harus diperhitungkan antara 180 - 210 Kg/m³ untuk agregat gabungan. Kebutuhan air bebas yang akan digunakan dihitung dengan rumus :

    Kadar air bebas = 2/3 . WF + 1/3 . WC

    = 190 Kg/m³

    Keterangan : WF = perkiraan jumlah air agregat halus

    WC = perkieaan jumlah air agregat kasar

    I. Jumlah Semen

    Jumlah semen yang besarnya adalah kadar air bebas dibagi f.a.s.

    Jumlah semen maksimum jika tidak ditetapkan dapat diabaikan.

    Tentukan jumlah semen seminimum mungkin. Jika tidak lihat SK. SNI T-15-1990-03 ayat 3.2.2 kadar semen yang diperoleh dari perhitungan jika perlu disesuaikan. Faktor air semen yang disesuaikan jika jumlah semen berubah karena lebih kecil dari jumlah semen minimum yang ditetapkan (atau lebih besar dari jumlah semen maksimum yang disyaratkan), maka f.a.s harus diperhitungkan kembali.

    Berat semen dihitung dengan rumus :

    1. Untuk Silinder :

    Berat semen =

    = 395,833 kg/m3

    J. Persentase Agregat Halus

    Dengan diketahui ukuran butir maksimum, nilai slump rencana f.a.s dan daerah susunan butir, maka presentase agregat halus yang diperlukan dapat dibaca pada grafik (3) sampai dengan (5). Karena ukuran butir maksimum 20 mm maka menggunakan grafik (4).

    Untuk agregat halus yang termasuk daerah 3 diperoleh harga :

    Silinder = 26% 31%

    Persentase agregat halus = (26+31)/2 = 28,5 %

    Persentase agregat kasar = 100 % - 28,5 % =71,5 %.

    K. Berat Jenis Relatif Agregat

    Untuk berat jenis relatif agregat di hitung SK.SNI T-15-1990-03 ayat 3.2.6.

    Berat jenis campuran dihitung dengan rumus :

    Bj. campuran = (PH x Bj. agregat halus) + (PK x Bj. agregat kasar)

    PH = Persentase berat agregat halus

    PK = Persentase berat agregat kasar

    Sehingga :

    Untuk Silinder :

    Bj. campuran = (28,5% x 2,6) + (71,5% x 2,671)

    L. Berat Jenis Beton

    Grafik (6) sesuai dengan kadar air bebas yang sudah didapat dari tabel 6 dalam SK. SNI T-15-1990-03 dan berat jenis relatif agregat.

    Dari grafik (6) dalam SK SNI T-15-1990-03. Dengan nilai berat jenis Agregat Campuran silinder 2,65 dan kandungan air 190 liter/m3 beton, diperoleh berat jenis beton silinder 2400 kg/m3.

    M. Susunan Campuran Bahan-Bahan Untuk 1 m³

    a. Menghitung kebutuhan agregat campuran

    Untuk Silinder :

    Kebutuhan agregat campuran = berat jenis beton – kebutuhan semen – kadar air bebas

    = 2400 – 395,833 - 190 = 1814,167 kg/m3

    Kebutuhan agregat halus

    Kebutuhan agregat halus =kebutuhan agregat campuran x persentase agregat halus

    = 1814,167 x 29,5 %

    = 517,037 kg/m3

    Kebutuhan agregat kasar

    Kebutuhan agregat kasar =kebutuhan agregat campuran – kebutuhan agregat halus

    = 1814,167 517,037

    = 1297,13 kg/m3

    Koreksi terhadap kelembaban agregat :

    Koreksi air agregat =x berat agregat

    Koreksi jumlah air = jumlah air sebelum dikoreksi – koreksi air agregat

    Agregat halus :

    Kadar air = 7,536 %

    Penyerapan air = 1,126 %

    Agregat kasar :

    Kadar air = 1,2145 %

    Penyerapan air = 0,200 %

    Maka :

    Koreksi air agregat halus = x 517,037

    = 33,142 kg

    Koreksi air agregat kasar = x 1297,13

    = 13,159 kg

    Koreksi jumlah air = 19033,142 – 13,159

    = 143,699 kg

    Berat agregat halus = 517,037 + 33,142

    = 550,179 kg

    Berat agregat kasar = 1297,13 + 13,159

    = 1310,289 kg

      1. Rekapitulasi Hasil

        1. Untuk Kubus :

    Jadi proporsi untuk 1 m3 beton adalah :

    Semen = 395,837 kg

    Air = 143,699 liter

    Agregat halus = 550,179 kg

    Agregat kasar = 1310,289 kg

    Untuk tiap campuran benda uji (3 kubus, ukuran diameter 15 x15x15) dan jika SF = 1,2 maka :

    Volume silinder = 1,2 x 2 x x x x 30

    = 12723,450 cm3

    = 0,01272345 m3

    Volume kubus = 1,2 x x 30

    = 12150 cm3

    = 0,012150 m3

    Volume total = volume silinder + volume kubus

    = 0,01272345 m3 + 0,012150 m3

    = 0,0249 m3

    Jadi setiap 1 kali adukan 2 buah sampel silinder dan 3 buah sampel kubus memerlukan :

    Semen = 395,833 kg x 0,0249 = 9,8562417kg

    Air = 143,699 liter x 0,0249 = 3,5781051 liter

    Agregat halus = 550,179 kg x 0,0249 = 13,6994571kg

    Agregat kasar = 1310,289 kg x 0,0249 = 32,6261961 kg

    PERENCANAAN CAMPURAN BETON SILINDER

    (Berdasarkan SNI 03 – 2834 - 2000)

    No.

    URAIAN

    TABEL/GRAFIK/

    PERHITUNGAN

    NILAI

    1

    Kuat tekan yang disyaratkan

    Ditetapkan

    fc’ 30

    2

    Deviasi standar

    -

    5,6 Mpa

    3

    Nilai tambah

    -

    9,184 MPa

    4

    Kekuatan rata-rata yang ditargetkan

    Rumus dari Tabel 2.4

    SNI 03 – 2847 – 2002

    39,184 MPa

    5

    Jenis semen

    Ditetapkan

    I (Biasa)

    6

    Jenis agregat

    Kasar

    Ditetapkan

    Batu Kerikil

    Halus

    Ditetapkan

    Pasir

    7

    Faktor air semen bebas

    Tabel 2.3

    SNI 03 – 2847 – 2002

    Halaman 5

    0,48

    8

    Faktor air semen maksimum

    Ditetapkan

    0,60

    9

    Slump

    Ditetapkan

    25,4101,6 mm

    10

    Ukuran agregat maksimum

    Ditetapkan

    20 mm

    11

    Kadar air bebas

    Tabel 2.6

    SNI 03 – 2847 – 2002

    Halaman 8

    190 liter/m3

    12

    Jumlah Semen

    395,833 kg/m3

    13

    Jumlah semen maksimum

    -


    14

    Jumlah semen minimum

    Tabel 2.5 SNI 03 – 2834 – 2000

    325 kg/m3

    15

    Faktor air semen yang disesuaikan

    -

    0,48

    16

    Susunan besar butir agregat halus

    Grafik

    Daerah 3

    17

    Persen agregat halus

    Grafik 4 SNI 03 – 2834 – 2000

    28,5 %

    18

    Berat jenis relative agregat (SSD)

    -

    2,60

    19

    Berat jenis beton

    Grafik 16 SNI 03 – 2834 – 2000

    2400kg/m3

    20

    Kadar agregat campuran

    19 - (12 + 11)

    1814,164 kg/m3

    21

    Kadar agregat halus

    17 x 20

    550,179 kg/m3

    22

    Kadar agregat kasar

    20 - 21

    1310,289 kg/m3

    Proporsi Campuran

    Semen

    (kg)

    Air

    (liter)

    Agregat Halus

    (kg)

    Agregat Kasar

    (kg)

    Tiap m3

    395,837

    143,699

    550,179

    1310,289

    Tiap Campuran

    9,8562417

    3,5781051

    13,6994571

    32,6261961

    BAB VIII

    PEMERIKSAAN SLUMP BETON

    A. Tujuan Pemeriksaan

    Pemeriksaan ini untuk menentukan slump beton. Slump beton merupakan ukuran kekentalan beton muda.

    1. Peralatan

      1. Cetakan berupa kerucut terpancung dengan diameter bagian bawah 20 cm, bagian atas 10 cm dan tinggi 30 cm. Bagian bawah dan atas cetakan terbuka.

      2. Tongkat pemadatan dengan diameter 15 mm, panjang 60 cm dengan ujung bulat sebaiknya dibuat dari baja tahan karat.

      3. Pelat logam dengan permukaan yang kokoh dan rata dan kedap air.

      4. Sendok cekung.

    C. Benda Uji

    Contoh beton segar sebanyak-sebanyaknya sama dengan isi cetakan.

    1. Cara Kerja

      1. Cetakan dan plat basahi dengan kain basah.

      2. Letakan cetakan di atas pelat.

      3. Sampai penuh dengan beton segar dalam 3 (tiga) lapisan, tiap lapisan berisi kira-kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapisan dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata. Pada pemadat, tongkat harus tepat masuk sampai lapisan bawah tiap-tiap lapisan. Pada lapisan pertama penusukan bagian tepi tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan cetakan.

      4. Segera setelah selesai pemadata, ratakan permukaan benda uji dengan tongkat, tunggu selama setengah menit, dan dalam jangka waktu ini semua benda uji yang jatuh disekitar cetakan harus disingkirkan.

      5. Kemudian cetakan dinagkat perlahan-lahan tegak lurus ke atas.

      6. Balikan cetakan dan letakkan perlahan-lahan di samping benda uji

      7. Ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan dengan tinggi rata-rata.

    2. Perhitungan

    Besar slump = Tinggi cetakan – Tinggi rata-rata benda uji

    F. Pelaporan

    Besar Slump ditetapkan dengan tinggi 30 -60 mm. Laporkan slump dalam satuan cm.

    LABORATORIUM KONSTRUKSI BETON P ROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA PEMERIKSAAN SLUMP BETON

    No. Lampiran : Tanggal : 18 November 2014

    Kelompok : VIII (Delapan) Petugas : DEMAN, ST.,MT.

    Contoh : Diperiksa : DEMAN, ST.,MT.

    Pekerjaan : Pemeriksaan slump beton

    Data hasil pemeriksaan Slump Beton adalah sebagai berikut:

    Tinggi cetakan = 30 cm

    Tinggi Maksimum benda uji = 30 cm

    Tinggi Minimum benda uji = 17,5 cm

    Tinggi rata-rata benda uji = Tinggi Mak benda uji + Tinggi Min benda uji

    = 30 cm + 18 cm

    = 24 cm

    Besar slump = Tinggi cetakan - Tinggi rata-rata benda uji

    = 30 cm – 24 cm

    = 6 cm

    Kesimpulan :

    Besar nilai slump = 6 cm, sedangkan nilai slump yang direncanakan untuk kolom adalah 3,0 cm – 6,0 cm, ini berarti memenuhi nilai slump tentang perkiraan kadar air bebas yang dibutuhkan untuk beberapa tingkat kemudahan pengerjaan adukan beton.

    Teknisi Laboratorium, DEMAN, ST,MT

    NIP: 19630623 199303 1 002

    BAB IX

    PEMERIKSAAN BERAT ISI BETON DAN BANYAKNYA BETON PER ZAK SEMEN

    A. Tujuan Pemeriksaan

    Pemeriksaan beton dimaksudkan untuk menetukan berat isi beton dan banyaknya beton per zak semen. Berat isi adalah perbadingan berat beton per satuan isi.

    B. Peralatan

    Peralatan yang dipakai:

    1. Alat perata

    2. Tongkat pemadatan dengan diameter 15 mm, panjang 60 cm dengan ujung bulat dari baja tahan karat.

    3. Timbangan dengan ketelitian 0,3 % berat benda uji.

    4. Takaran / bohler.

    C. Benda Uji

    Contoh beton muda sebanyak-banyaknya sama dengan kapasitas takaran.

    1. Cara Kerja

      1. Timbanglah dan catatlah berat wadah (W1).

      2. Istilah takaran denga benda uji dalam 3 (tiga) lapisan. Tiap lapisan didapatkan dengan 25 kali tusukan secara merata.

      3. Selesai pemadatan, ketuklah sisi takaran/bohler perlahan-lahan sampai tidak tampak gelombang-gelombang udara.

      4. Ratakan permukaan pada benda uji dan tentukan beratnya (W2).

    1. Perhitungan

      1. Berat isi beton

    W = Berat benda uji (kg)

    V = Isi takaran/bohler (m3)

    b. Banyak beton per zak semen

    W = Berat total bahan campuran beton per zak semen (kg)

    c. Banyak semen per m2

    F. Pelaporan

    Laporan harus mencantumkan :

    • Berat isi beton dalam satuan kg/ m3

    • Banyaknya beton per zak semen dalam satuan m3/zak

    • Banyaknya semen per m3 beton dalam satuan zak/m3

    • Kebutuhan semen dalam pelaksanaan pekerjaan beton dalam satuan zak.

    LABORATORIUM KONSTRUKSI BETON P ROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA PEMERIKSAAN BERAT ISI SEMEN DAN BANYAKNYA BETON PER ZAK SEMEN

    No. Lampiran : Tanggal : 18 November 2014

    Kelompok : VIII (Delapan) Petugas : DEMAN, ST.,MT.

    Contoh : Diperiksa : DEMAN, ST.,MT.

    Pekerjaan :

    1. Pemeriksaan Berat Isi Beton

    No

    Pemeriksaan

    Hasil Pemeriksaan

    A.

    Berat Wadah (W1)

    1,3446 kg

    B.

    Berat Wadah + Benda uji (W2)

    11,0259 kg

    C.

    Isi Wadah (V)

    5 ltr = 0,005 m3

    D.

    Berat benda uji (W) = (W2) – (W1)

    9,6793 kg

    E.

    Berat Isi Beton =

    1935,86 kg/m3

    2. Banyaknya Beton Per Zak Semen

    Berat total campuran beton per zak semen:

    Semen = 40 kg

    Air = ( 143,699/395,837) x 40 = 20,364 kg

    Agregat Halus = ( 550,179/395,837) x 40 = 55,597 kg

    Agregat Kasar = ( 1310,289/395,837) x 40 = 132,407 kg

    Total (W) = 248,368 kg

    Banyaknya beton per zak semen :

    = 0,128 m3 / zak

    3. Banyaknya Semen Per M3 Beton

    Banyaknya semen per M3 Beton

    4. Kebutuhan Semen Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Beton

    Volume beton = 0,0249 m3

    Kebutuhan semen = Banyaknya semen per m3 beton x volume beton

    = 7,79 x 0,0249

    = 0,194 zak

    Kesimpulan

    Dari hasil perhitungan didapat harga :

    • Berat isi beton = 1935,86 kg

    • Banyaknya beton = 0,128 m3/zak

    • Banyaknya semen per m3 = 7,79 zak/m3

    • Banyaknya untuk pengecoran = 0,194 zak

    Teknisi Laboratorium, DEMAN, ST,MT

    NIP: 19630623 199303 1 002

    BAB X

    PEMERIKSAAN KEKUATAN TEKAN BETON

    A. Tujuan Pemeriksaan

    Pemeriksaaan ini dimaksudkan untuk menentukan kekuatan tekan beton berbentuk silinder yang dibuat dan dirawat (curing) di laboratorium.

    Kekuatan tekan beton adalah beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur.

    B. Peralatan

    Peralatan yang dipakai meliputi :

      1. Cetakan kubus dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm dan cetakan silinder dengan berdiameter 15 cm dengan tinggi 30 cm.

      2. Tongkat pemadat dengan diameter 15 mm, panjang 60 cm dengan ujung bulat dari baja tahan karat.

      3. Bak pengaduk beton kedap air atau mesin pengaduk (molen).

      4. Timbangan dengan ketelitian 0,3 % dari berat contoh.

      5. Mesin tekan, kapasitas sesuai kebutuhan.

      6. Satu set alat pelapis (capping).

      7. Peralatan tambahan ; ember, sekop, sendok perata dan talam.

      8. Satu set alat pemeriksa slump.

      9. Satu set alat pemeriksa berat isi beton.

    1. Bahan

      1. Air

      2. Agregat Halus

      3. Agregat Kasar

      4. Semen Portland.

    D. Cara Kerja PEMBUATAN BETON SEGAR

    Timbangan bahan-bahan tersebut di atas seperti tercantum dalam mix design. Masukan agregat kasar dan agregat halus ke dalam pengaduk, kemudian masukan semen lalu masukan air.

    PENENTUAN SLUMP

    Periksa apabila nilai slump telah memenuhi syarat dengan apa yang kita kehendaki. Apabila belum memenuhi, ulangi pekerjaan pengadukan sampai mencapai nilai slump yang direncanakan.

    PERCETAKAN DAN PERSIPAN BENDA UJI

    1. Isilah cetakan dengan dalam tiga lapisan, tiap lapisan dipadatkan dengan 25 kali tumbukan secara merata. Pada saat melakukan pemadatan lapisan pertama, tongkat pemadat boleh mengenai dasar cetakan, pada pemadatan kedua dan ketiga tongkat pemadat boleh masuk kira-kira 25,4 mm ke dalam lapisan pertama atau bawahnya. Tempat cetakan di atas alat pengatur dan digetarkan sampai gelembung dan rongga-rongga udara tidak ada lagi. Ratakan permukaan beton dan tempatkan di tempat yang lembab. Kemudian biarkan selama 24 jam.

    2. Setelah 24 jam, bukalah cetakan dan keluarkan benda uji.

    3. Rendam benda uji di dalam bak perendaman berisi air yang telah memenuhi syarat untuk perawatan selama waktu yang dikehendaki.

    PERSIAPAN PENGUJIAN

    1. Ambilah benda uji yang akan ditentukan kekuatanya dari bak perendam, kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain lembab.

    2. Tentukan berat dan ukur benda uji.

    3. Untuk benda uji berbentuk kubus, lapisi permukaan atas dan bawah dengan mortal belerang dengan cara berikut :

    • Letakkan mortal diatas pot leleh (melting pot) sampai suhu kira-kira 130°C.

    • Tuangkan belerang cair ke dalam cetakan pelapis yang dinding dalamnya telah dilapisi gemuk tipis-tipis

    • Kemudian letakkan benda uji tegak lurus pada cetakan pelapis sampai mortal belerang cair menjadi keras.

    • Dengan cara yang sama lakukan pelapisan pada permukaan yang lain.

    PENGUJIAN

    1. Letakan benda uji pada mesin tekan secara sentries.

    2. Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar antara 2-4 kg/cm2 per detik.

    3. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.

    E. Perhitungan

    Kuat Tekan Beton (σ)

    P = Beban Maksimum (kg)

    A = Luas Penampang Benda Uji (cm2)

    LABORATORIUM KONSTRUKSI BETON P ROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA PEMERIKSAAN KUAT TEKAN BETON

    No. Lampiran : Tanggal : 22 November 2014

    Kelompok : VIII (Delapan) Petugas : DEMAN, ST.,MT.

    Contoh : Diperiksa : DEMAN, ST.,MT.

    Pekerjaan : Pemeriksaan Kuat Tekan Beton

    Kuat Tekan Rencana : 300 kg/cm­­­2

    Nilai Kuat Tekan masing-masing uji kubus 15 x 15 x 15 cm dan silinder 30 x 15 :

    No.

    Kode

    Tanggal

    Umur (Hari)

    Berat (kg)

    Luas bidang tekan (cm2)

    Beban Max (Kg)

    ’b 3 (kg/cm­­­2)

    ’b 28 kg/cm­­­2)

    Pengaruh faktor penampang

    Cor

    Tes

    1

    Kubus I

    19-11-14

    22-11-14

    3

    8,0997

    225

    39.000

    173,333

    433,333

    359,666

    2

    Kubus II

    19-11-14

    22-11-14

    3

    8,3492

    225

    36.000

    160

    400

    332

    3

    Kubus III

    19-11-14

    22-11-14

    3

    7,9610

    225

    34.500

    153,333

    383,333

    318,166

    4

    Silinder I

    19-11-14

    22-11-14

    3

    12,1680

    176,715

    31.000

    175,424

    438,560

    528,386

    5

    Silinder II

    19-11-14

    22-11-14

    3

    12,402

    176,715

    37.500

    212

    530

    518,072

    Keterangan tabel :

    Luas bidang tekan kubus = 15 x 15 x 15 = 225 cm2

    Luas bidang tekan silinder = ¼ πD2 = 176,715 cm2

    ’b 3 = Beban Maksimum / Luas Bidang Tekan

    ’b 28 = ’b 3/ 0,40

    0,40 = faktor umur beton

    Pengaruh faktor penampang = penampang silinder / faktor bentuk penampang = 0,83

    JENIS BENDA UJI FAKTOR BENTUK PENAMPANG UMUR BETON (HARI) 3 7 14 21 28 KUBUS (15X15X15 CM) 1,00 0,40 0,65 0,88 0,95 1,00 KUBUS (20X20X20 CM) 0,95 SILINDER (30X15 CM) 0,83

    Perbandingan Kekuatan Tekan Pada Berbagai Benda Uji :

    PERHITUNGAN KUAT TEKAN MASING-MASING SILINDER BETON

    1. Kubus Beton I ( sampel I )

    Berat = 8,0997 kg

    Luas bidang tekan (A) = S x S = 15 x 15 = 225 cm2

    Beban max (P) = 39.000 kg

    Faktor umur beton 3 hari = 0,40

    Faktor umur beton 28 hari = 1,00

    Kuat tekan beton σ’b3 = = 173,333 kg/cm2

    Kuat tekan beton σ’b28 =

    = = 433,333 kg/cm2

    2. Kubus Beton II ( sampel II )

    Berat = 8,34921kg

    Luas bidang tekan (A) = S x S = 15 x 15 = 225 cm2

    Beban max (P) = 36.000 kg

    Faktor umur beton 3 hari = 0,40

    Faktor umur beton 28 hari = 1,00

    Kuat tekan beton σ’b3 = = 160 kg/cm2

    Kuat tekan beton σ’b28 =

    = = 400 kg/cm2

    3. Kubus Beton III ( sampel III )

    Berat = 7,9610 kg

    Luas bidang tekan (A) = S x S = 15 x 15 = 225 cm2

    Beban max (P) = 34.500 kg

    Faktor umur beton 3 hari = 0,40

    Faktor umur beton 28 hari = 1,00

    Kuat tekan beton σ’b3 = = 153,333 kg/cm2

    Kuat tekan beton σ’b28 =

    = = 353,333 kg/cm2

    4. Silinder beton I ( sampel IV )

    Berat = 12,1679 kg

    Luas bidang tekan (A) = ¼ πD2 = 176,715 cm2

    Beban max (P) = 31.000 kg

    Faktor umur beton 3 hari = 0,40

    Faktor umur beton 28 hari = 1,00

    Faktor Penampang = 0,83

    (Silinder ke Kubus)

    Kuat tekan beton σ’b3 = = 175,424 kg/cm2

    Kuat tekan beton σ’b28 =

    = = 438,560 kg/cm2

    Pengaruh faktor penampang = 528,386 kg/cm2

    5. Silinder beton II ( sampel V )

    Berat = 12,4017 kg

    Luas bidang tekan (A) = ¼ πD2 = 176,715 cm2

    Beban max (P) = 37.500kg

    Faktor umur beton 3 hari = 0,40

    Faktor umur beton 28 hari = 1,00

    Faktor Penampang = 0,83

    (Silinder ke Kubus)

    Kuat tekan beton σ’b3 = = 212 kg/cm2

    Kuat tekan beton σ’b28 =

    = = 530 kg/cm2

    Pengaruh faktor penampang = 518,072 kg/cm2

    Perhitungan Kuat Tekan Rata-Rata Dan Standar Deviasi

    No


    σ’b 3 (kg/cm2)



    σ’b 28 (kg/cm2)


    σ’b 28 - σ’b28 rata-rata

    (kg/cm2)

    (σ’b 28 - σ’b28 rata-rata)2

    (kg/cm2)


    (1)

    (2)

    (3)

    (4)

    I

    173,333

    433,333

    -3,712

    13,779

    II

    160

    400

    -37,045

    1372,332

    III

    153,333

    383,333

    -53,712

    2884,979

    IV

    175,424

    438,560

    1,515

    2,295

    V

    212

    530

    92,955

    8640,632

    874,09

    2185,226

    -

    12914,017

    Kuat tekan rata-rata

    σ’b3 rata-rata =

    = 174,818 kg/cm2

    σ’b28 rata-rata = ∑

    = 437,045 kg/cm2

    Syarat PBI 1971 Hal. 43 untuk pemeriksaan kuat tekan

    1. Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 5 hasil pemeriksaan benda uji tersebut berturut-turut kurang dari fc’+ 0,82 Sr.

    Keterangan :

    fc’ = Kuat tekan beton yang direncanakan (kg/cm2)

    Sr = Standar deviasi rencana = 5,6 Mpa = 56 kg/cm2

    No

    σ’b 28

    (kg/cm2)

    Rata-rata 4 benda uji

    (kg/cm2)

    I

    433,333


    II

    400


    III

    383,333


    IV

    438,560

    413,807


    Rata-rata

    437,045

    fc’ + 0,82 x Sr = 300 kg/cm2 + (0,82 x 56 kg/cm2)

    = 345,920 kg/cm2

    413,807 kg/cm2 > 345,920 kg/cm2 ....................................... Memenuhi

    437,045 kg/cm2 > 345,920 kg/cm2 ...................................... Memenuhi

    2. Selisih nilai tertinggi dan terendah antara 5 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut tidak boleh lebih besar dari 4,3 S.

    5 benda uji I = 413,807 kg/cm2 – 383,333 kg/cm2

    = 30,474 kg/cm2

    5 benda uji II = 437,045 kg/cm2 – 383,333 kg/cm2

    = 53,712 kg/cm2

    4,3 S = 4,3 x 56 kg/cm2

    = 240,8 kg/cm2

    30,474 kg/cm2 < 240,8 kg/cm2 .......................................... Memenuhi

    53,712 kg/cm2 < 240,8 kg/cm2 .......................................... Memenuhi

    3. Kuat tekan beton karakteristik

    fc’ = σ’b28 rata-rata – 1,64K x S

    = 437,045 kg/cm2 – (1,64 x1,37x56kg/cm2 )

    = 311,224 kg/cm2

    karena fc’ = 311,224 kg/cm2 < fc’ yang direncanakan = 300 kg/cm2, maka campuran beton yang dibuat tidak memenuhi syarat karena tegangan beton karakteristik yang ingin dicapai pada umur 28 hari tidak terpenuhi.

    BAB XI

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    1. Agregat kasar dan agregat halus yang dipakai sebagai benda uji berasal dari Kota Palangka Raya.

    2. Berat volume/berat jenis rata-rata agregat halus di peroleh = 1,4815 kg/liter lebih besar dari standar yang disyaratkan yaitu 1,2 kg/liter sehingga memenuhi syarat.

    3. Berat volume/berat jenis rata-rata agregat kasar di peroleh = 1,4589 kg/liter lebih besar dari standar yang disyaratkan yaitu 1,2 kg/liter sehingga memenuhi syarat.

    4. Untuk analisis saringan agregat halus diperoleh modulus kehalusan = 2,04 % dan terdapat pada daerah gradasi 3 untuk gradasi agregat halus.

    5. Dari hasil percobaan pemeriksaan kadar air agregat kasar dan agregat halus didapat :

      • Kadar air agregat kasar (batu split) = 1,2145 %

      • Kadar air agregat halus (pasir) = 7,5360 %