Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (4)

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD)
TUGAS ILMU SOSIAL dan BUDAYA DASAR
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar
Pengampu: Drs. Nur Chusni,M.Ag
Disusun Oleh :
DIAN TRI PRASETYOWATI
A210120103
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

Ruang Lingkup ISBD
1. PENDAHULUAN (PENGANTAR ISBD)
A. Latar Belakang Diajarkannya ISBD
Agar tenaga ahli yang dihasilkan oleh Perguruan Tinggi memiliki tiga jenis kemampuan,
antara lain :
– Kemampuan Personal
– Kemampuan Akademis
– Kemampuan Professional.

B. Pengertian
ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah suatu
pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia
sebagai makhluk sosial yang berbudaya dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya.

C. Fungsi
Memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial kebudayaan agar daya sosial budaya dapat
ditingkatkan sebagai kepekaan mahasiswa pada lingkungannya menjadi lebih besar.
D. Visi, Misi , dan Tujuan ISBD
Visi ISBD adalah Mahasiswa selaku individu dan makhluk sosial yang beradab memiliki
landasan pengetahuan, wawasan, serta keyakinan untuk bersikap kritis, peka, dan arif dalam
menghadapi persoalan sosial dan budaya yang berkembang di masyarakat.
Misi ISBD adalah:
a) Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang keragaman, kesetaraan dan martabat
manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan masyarakat.
b) Memberikan dasar-dasar nilai estetika,etika , moral,hukum dan budaya sebagai landasan
untuk menghormati dan menghargai antara sesama manusia sehingga akan terwujud
masyarakat yang tertib, teratur, dan sejahtera.
c) Memberikan dasar-dasar untuk memahami masalah sosial dan budaya serta mampu

bersikap kritis,analitis, responsif untuk memecahkan masalah tersebut secara arif di
masyarakat.
Tujuan ISBD adalah :
Mengembangkan kesadaran mahasiswa untuk menguasai pengetahuan tentang keragaman
dan kesetaraan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan
bermasyarakat.
Menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif pada mahasiswa dalam memahami dan
memecahkan masalah sosial-budaya dengan landasan nilai estetika, etika,moral, dan hukum
dalam kehidupan bermasyarakat.
Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada
mahasiswa sebagai bekal sosial hidup bermasyarakat, selaku individu dan makhluk sosial
yang beradab dalam mempraktikkan pengetahuan akademis dan keahliannya.
2. MANUSIA dan KEBUDAYAAN
A. PENGERTIAN
Budaya berasal dari bahasa sanskerta budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti
budi atau akal. Budaya merupakan hasil cipta,rasa, dan karsa manusia.
B. PERWUJUDAN KEBUDAYAAN
Koentjaraningrat megemukakan bahwa kebudayaan digolongkan dala tiga wujud,yaitu:
Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan
peraturan.

Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat.
Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
C. SUBSTANSI (ISI) UTAMA BUDAYA

• Sistem Pengetahuan
• Nilai
• Pandangan Hidup
• Kepercayaan
• Persepsi
• Etos Kebudayaan
D. SIFAT-SIFAT BUDAYA
Sifat hakiki kebudayaan antara lain:
Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan
mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
Budaya mencakup atuan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan
yang diterima dan ditolak, yang dilarang dan yang diijinkan.
E. SISTEM BUDAYA

Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari
pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan dengan demikian sistem kebudayaan
merupakan bagian dari kebudayaan yang sering disebut dengan adat istiadat.
Jenis kebudayaan dikelompokkan menjadi dua:
Kebudayaan Material
Merupakan hasil cipta, karsa yang berwujud benda, barang alat pengolahan alam, seperti
gedung, pabrik, jalan, rumah, dan sebagainya.
Kebudayaan Non-Material
Merupakan hasil cipta, karsa yang berwujud kebiasaan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan
sebagainya. Non-Material meliputi:
• Volkways
• Mores
• Norma hukum
• Mode
F. MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA DAN PENGGUNA KEBUDAYAAN
Kebudayaan tercipta atau terwujud sebagai hasil dari interaksi antara manusia dengan segala
isi alam raya ini. Manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal, intelegensia, dan
intuisi, perasaan dan emosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan sumber-sumber
kemampuan daya manusia tersebut, nyatalah bahwa manusia menciptakan kebudayaan.
Kebudayaan mempunyai fungsi besar bagi manusia dan masyarakat. Hasil karya masyarakat

melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam
melindungi masyarakat terhadap lingkungan didalamnya.
G. PENGARUH BUDAYA TERHADAP LINGKUNGAN
Kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan dalam lingkungan tertentu berimplikasi
terhadap pola tata laku, norma, nilai dan aspek kehidupan lainnya yang akan menjadi ciri
khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.

Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah lingkungan dan kebudayaan:
Physical Environment
Cultural Social Environment
Environmental Orientation and Representation
Environmental Behavior and Process
Out Carries Product
H. PROSES DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN
Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan adalah hasil cipta,rasa,dan karsa manusia oleh
karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangannya sejalan dengan
perkembangan manusia itu. Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan
seseorang bersifat kompleks,dan memiliki eksistensi dan berkesinambungan dan juga
menjadi warisan sosial.
Kebudayaan dari suatu kelompok sosial tidak secara komplet ditentukan oleh lingkungan

fisik saja,namun lingkungan tersebut sekedar memberikan peluang untuk terbentuknya
sebuah kebudayaan. Dari waktu ke waktu,kebudayaan berkembang seiring majunya
teknologi(dalam hal ini adalah sistem telekomunikasi) yang sangat berperan dalam setiap
manusia.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol
atau kendali terhadap perilaku reguler yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan.
I. PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN
Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang hambatan
budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang ini dapat terjadi antara
masyarakat dan pelaksana pembangunan.
Hambatan budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau jiwa.
Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Sikap etnosentrisme
Perkembangan IPTEK sebagai hasil kebudayaan.
J. PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta,rasa,dan karsa manusia adalah tentu saja
perubahan yang memberi ilai manfaat bagi manusia dan kemanusiaan,bukan sebaliknya yaitu
yang akan memusnahkan manusia sebagai pencipta kebudayaan tersebut.

Ada lima faktor penyebab perubahan kebudayaan:
a. Perubahan lingkungan alam
b. Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok lain.
c. Perubahan karenan adanya penemuan (discovery).
d. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen
kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain di tempat lain.
e. Perubahan yanag terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan
mengadopsi suatu kepercayaan baru.
3. MANUSIA dan PERADABAN

A. PENGERTIAN
Peradaban merupakan bagian-bagian atau unsur kebudayaan yang dianggap halus,indah dan
maju, seperti misalnya; kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian
menulis, organisasi kenegaraan,dan sebagainya. Konsep peradaban tidak lain adalah
perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam
tingkat intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya.
Suatu masyarakat telah mencapai tahapan peradaban tertentu,berarti telah mengalami evolusi
kebudayaan yang lama dan bermakna sampai pada tahap tertentu yang diakui tingkat Iptek
dan unsur-unsur budaya lainnya.Dengan demikian,masyarakat tersebut dikatakan telah
mengalami proses perubahan sosial yang berarti,sehingga taraf kehidupannya makin

kompleks,atau dengan kata lain telah memasuki tahapan atau tingkatan peradaban.
B. HAKIKAT HIDUP MANUSIA
Manusia dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi yaitu sebagai makhluk Tuhan,individu
dan sosial budaya.Sebagai makhluk sosial manusia akan hidup bersama denagn manusia lain
yang akan melahirkan suatu bentuk kebudayaan. Tiap kebudayaan berbeda namun pada
dasarnya memiliki hakikat yang sama yaitu:
Terwujud dan tersalurkan melalui perilaku manusia
Sudah ada sejak lahirnya generasi dan tetap ada setelah pengganti mati
Diperlukan manusia yang diwujudkan dalam tingkah laku
Berisi aturan yang berisi kewajiban,tindakan yang diterima atau tidak,larangan dan
pantangan.
C. PERADABAN DAN PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan sosial merupakan perubahan yang di didalam masyarakat atau dalam hubungan
interaksi,yang meliputi berbagai aspek kehidupan.Perubahan sosial tidak dapat dilepaskan
dari perubahan kebudayaan.
Teori dan bentuk perubahan sosial :
a. Teori sebab akibat
o Analisis dialektis
o Teori tunggal mengenai perubahan
b. Teori proses atau arah perubahan sosial

o Teori evolusi unilinier (garis lurus tunggal)
o Teori multlinear
Perubahan sosial tidak dapat dilepaskan dari perubahan kebudayaan. Hal ini disebabkan
kebudayaan merupakan hasil dari adanya masyarakat, sehingga tidak akan ada kebudayaan
apabila tidak ada masyarakat yang mendukungnya dan tidak ada satu pun masyarakat yang
tidak memiliki kebudayaan.
D. TEORI-TEORI MENGENAI PEMBANGUNAN,KETERBELAKANGAN,DAN
KETERGANTUNGAN
1. Teori Depedensi(ketergantungan)
Pada umumnya memberikan gambaran melalui analisis dialektesis yaitu suatu analisis yang
menganggap bahwa gejala-gejala sosial yang dapat diamati sehari-hari pasti mempunyai
pentebab tertentu.
Bentuk perubahan sosial menurut Soerjono Soekanto :
Perubahan cepat dan perubahan lambat
Perubahan kecil dan perubahan besar

Perubahan yang dikehendaki dan perubahan yang tidak dikehendaki
2. Penyebab perubahan
a. Faktor intern
Bertambah dan berkurangnya penduduk

Adanya penemuan-penemuan baru
• Discovery
• Invention
• Inovasi
Konflik dalam masyarakat
Pemberontakan dalam tubuh masyarakat
b. Faktor ekstern
Faktor alam yang ada di sekitar masyarakat berubah
Pengaruh kebudayaan lain
3. Keseimbangan
Keseimbangan sosial adalah situasi dimana segenap lembaga sosial berfungsi dan saling
menunjang.
E. MODERNISASI
Menurut Koentjaraningrat ,Modernisasi merupakan usaha penyesuaian hidup dengan
konstelasi dunia sekarang ini.Manusia yang telah mengalami modernisasi terungkap pada
sikap mentalnya yang maju, berpikir rasional,berjiwa wiraswasta,dan berorientasi ke masa
depan.
Modernisasi masyarakat adalah suatu proses transformasi yang mengubah:
Di bidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri yang besar, dimana
produksi barang konsumsi dan sarana dibuat secara massal.

Di bidang politik, dikatakan bahwa ekonomi yang modern memrlukan ada masyarakat
nasional dengan integrasi yang baik.
Syarat-syarat modernisasi :
– Cara berpikir ilmiah yang institutionalized dalam kelas penguasa maupun masyarakat.
– Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaannya
– Sistem administrasi yang baik yang benar-benar mewujudkan birokrasi
Ciri-ciri modernisasi :
– Kemajuan teknologi dan industrialisasi,akulturasi,sekularisasi,individualisasi
– Banyak memberikan kemudahan bagi manusia
– Hampir semua keinginan manusia terpenuhi
F. PERADABAN INDONESIA DI TENGAH MODERNISASI DAN GLOBALISASI
Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi maka dunia menjadi sempit,
ruang dan waktu menjadi sangat relatif.Dinding pembatas antar bangsa menjadi semakin
terbuka bahkan mulai hanyut oleh arus perubahan.Oleh karena itu, Indonesia menghadapi
kewajiban ganda,yaitu satu pihak melestarikan warisan budaya bangsa dan di pihak lain
membangun kebudayaan nasional yang modern.
4. MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

A. INDIVIDU DAN MASYARAKAT
1. Manusia sebagai makhluk individu
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani,unsur fisik dan
psikis,unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsurunsur tersebut menyatu dalam dirinya.Setiap individu memiliki kepribadian (ciri khas) yang
membedakan dirinya dengan yang lain.Kepribadian itu dipengaruhi oleh faktor
bawaan(genotif) dan faktor lingkungan(fenotip) ang saling berinterinteraksi secara terus
menerus.
2. Manusia sebagai makhluk sosial
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial dikarenakan :
Pada diri manusia ada dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Manusia dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain.
Manusia tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Dapat disimpulkan manusia dikatakan makhluk ssial krena beberapa alasan :
Manusia tunduk pada aturan.norma sosial.
Perilaku manusia mnegharapkan penilaian dari orang lain.
Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
3. Manusia sebagai makhluk yang berhubungan dngan lingkungan hidup
Pada perkembangan dan kemajuan IPTEK seperti kita alami dewasa ini,”seolah-olah”
peneraoan serta manfaatnya itu memberikan kemungkinan terhadap kemampuan manusia
memanfaatkan alam lingkungan.Sehingga berkembang pandangan posibilisme optimis
biologi yang secara optimis memberikan kemungkinan kepada penerapan teknologi dalam
memecahkan masalah hubungan manusia dengan alam lingkungan.
B. PENGERTIAN MASYARAKAT DAN CIRI-CIRINYA
Masyarakat adalah kumpulan orang yang didalamnya hidup bersama dalam waktu yang
cukup lama. Masyarakat merupakan suatu sistem hidup bersama dimana mereka menciptakan
nilai,norma, kebudayaan, bagi kehidupan mereka.
Ciri-ciri masyarakat :
Kelompok manusia
Menempati suatu kawasan.
Memiliki kebudayaan
Memiliki hubungan dalam kelompok yang bersangkutan
Yang sedikit banyak memiliki kebebasan dan bersifat kekal.
Masyarakat setempat (komunitas) adalah bagian kelompok dari masyarakat (society) dalam
lingkup yang lebih kecil, serta mereka lebih terikat oleh tempat (teritorial)
Unsur-unsur komunitas yaitu:
o Seperasaan
o Sepenanggungan
o Saling memerlukan
C. MASYARAKAT DESA DAN KOTA

Masyarakat desa hubungan lebih erat dan mendalam antar sesama warganya. Sistem
kehidupan biasanya berkelompok,atas dasar kekeluargaan. Penduduk masyarakat desa pada
umumnya hidup dari pertanian atau nelayan,yang lain pun ada seperti tukang kayu atau
tukang batu. Usia dan ketokohan sangat berperan dalam kehidupan orang desa. Di desa,yang
diutamakan adalah perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lainnya
diabaikan. Masyarakat desa sering disebut dengan gemainschaft atau paguyuban.
Masyarakat kota hubungan tidak rata satu sama lain. Di kota sering ditandai dengan
kehidupan yang ramai,wilayahnya yang luas,dan mata pencaharian penduduknya bermacammacam. Pembagian kerja pada masyarakat kota sudah sangat terspesialisasi. Begitu pula jenis
profesi pekerjaan sudah sangat banyak macamnya (heterogen). Antara satu jenis pekerjaan
dengan pekerjaan lain sangat erat kaitannya. Masyarakat kota sering disebut dengan
geselschaft atau patembayan.
D. INTERAKSI SOSIAL DAN PELAPISAN SOSIAL
Interaksi sosial adalah proses sosial yang menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang
dinamis yang menyangkut orang perorangan dengan sekelompok manusia, yang merupakan
syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
a. Interaksi sosial sebagai faktor utama dalam kehidupan
Faktor-faktor yang mendasari berlagsungnya interaksi sosial :
o Imitasi
o Sugesti
o Identifikasi
o Simpati
b. Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial
• Adanya kontak sosial
• Adanya komunikasi
c. Bentuk-bentuk interaksi sosial
Cooperation (kerja sama)
Competition (persaingan)
Conflict (pertentangan)
d. Macam-macam proses sosial
Proses asosiatif
– Kerja sama (cooperation)
– Akomodasi (accomodation)
Proses disosiatif
– Persaingan (competition)
– Kontravensi (contravention)
– Pertentangan (conflict)
E. STRATIFIKASI SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Penempatan lapisan sosial seseorang dalam lapisan ekonomi tertentu merupakan pembahasan
stratifikasi sosial. Dalam kaitannya dengan stratifikasi sosial Max Weber menjelaskan
stratifikasi sosial dalam tiga dimensi,yaitu dimensi kekayaan, dimensi kekuasaan, dan
dimensi prestise.
5. MANUSIA,NILAI,MORAL, dan HUKUM
1. PENGERTIAN MANUSIA

Manusia merupakan makhluk yang berakal budi, dapat berpikir, mampu menguasasi makhluk
lain dan tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2. PENGERTIAN NILAI
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi
manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan
manusia
Sifat-sifat nilai :
Nilai itu suatu realitas abstrak yang ada dalam kehidupan manusia.
Nilai memiliki sifat normative
Nilai berfungsi sebagai daya dorong dan manusia sebagai pendorong nilai.
Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai-nilai dalam dua konteks,
pertama akan memandang sesuatu yang objektif,apabila dia memandang nilai itu ada
meskipun tanpa ada yang menilainya,bahkan memandang nilai telah ada sebelum adanya
manusia sebagai penilai. Pandangan kedua memandang nilai itu subjektif,artinya nilai sangat
tergantung pada subjek yang menilainya. Jadi nilai memang tidak akan ada dan tidak akan
hadir tanpa hadirnya penilai.
3. PENGERTIAN MORAL
Moral adalah tata aturan norma-norma yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan
manusia untuk melakukan perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang mengatur manusia
untuk menjadi manusia yang baik.
4. PENGERTIAN HUKUM
Hukum adalah kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan manusia yang dibuat dengan tujuan
untuk mengatur kehidupan masyarakat agar terjadi keserasian diantara warga masyarakat dan
sistem sosial yang dibangun oleh suatu masyarakat.
5. MANUSIA, NILAI, MORAL, DAN HUKUM
Nilai dapat diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia baik lahir maupun batin. Bagi manusia nilai dijadikan sebagai landasan, alasan, atau
motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku,baik disadari maupun tidak.
Nilai itu memiliki polaritas dan hierarki,yaitu :
Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan negatif yang sesuai (polaritas) seperti baik
dan buruk, keindahan dan kejelekan.
Nilai tersusun secara hierarkis, yaitu hierarki urutan pentingnya.
Hierarki nilai menurut Max Scheller :
Nilai kenikmatan
Nilai kehidupan
Nilai kejiwaan
Nilai kerohanian
Menurut Notonagoro :
Nilai material
Nilai vital
Nilai kerohanian
Nilai dan moral akan muncul ketika berada pada orang lain dan ia akan bergabung dengan
nilai lain seperti agama, hukum, dan budaya. Nilai moral terkait dalam tanggung jawab

seseorang.
Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin
menggambarkan hidup manusia tanpa atau diluar masyarakat. Jadi, manusia, nilai, moral dan
hukum adalah sesuatu yang saling berkaitan dan saling menunjang. Sebagai warga negara
kita perlu mempelajari, menghayati dan melaksanakan dengan ikhlas mengenai nilai, moral,
dan hukum agar terjadi keselarasan dan harmoni kehidupan.
6. MANUSIA,KERAGAMAN dan KESEDERAJATAN
A. MAKNA KERAGAMAN dan KESEDERAJATAN
Keragaman merupakan suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaanperbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan,
ideologi, adat kesopanan, serta situasi ekonomi.
Kesederajatan adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada
manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan hierarki.
B. UNSUR-UNSUR KERAGAMAN DALAM MASYARAKAT INDONESIA
Suku bangsa dan ras
Agama da keyakinan
Ideologi dan politik
Tata krama
Kesenjangan ekonomi
Kesenjangan sosial
C. PENGARUH KERAGAMAN Terhadap KEHIDUPAN BERAGAMA,
BERMASYARAKAT, BERNEGARA Dan KEHIDUPAN GLOBAL
1. Disharmonisasi,adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara manusia dengan
dunia lingkungannya. Disharmonisasi dibawa oleh virus paradoks yang ada dalam
globalisasi.
2. Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan
memunculkan masalah yang lain yaitu kesenjangan dala berbagai bidang yang tentu saja
tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan benegara.
3. Eksklusuvisme ,rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat bermacammacam, antara lain ; keyakinannya bahwa secara kodrati ras/sukunya kelompoknya lebih
tinggi dari ras/suku/kelompok lain.
Faktor-faktor pendorong terjadinya perubahan sosial budaya
a. Faktor yang berasal dari luar masyarakat
• Akulturasi
• Difusi
• Penetrasi
• Invasi
• Asimilasi
• Hibridisasi
• Milenarisasi
b. Faktor yang berasal dari dalam masyarakat

• Sistem pendidikan yang maju
• Menghargai hasil karya orang lain
• Sikap masyarakat yang terbuka
• Penduduk yang heterogen
• Adanya toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviasi)
7. MANUSIA,SAINS,TEKNOLOGI, Dan SENI
A. PENGERTIAN
1. SAINS
Sains berkaitan dengan mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis,dan bukan hanya
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan. Sains memberi penekanan kepada sumbangan
pemikiran manusia dalam menguasai ilmu pengetahuan itu, dan ini terdapat dalam seluruh
alam semesta. Sains sangat penting untuk perkembangan dan kemajuan kemanusiaan dan
teknologi.
2. TEKNOLOGI
Teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam pengertian bahwa penerapan
itu menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu. Kecenderungan ini pun mempunyai
suatu akibat dimana kalau teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam
perwujudan tersebut maka dengan sendirinya setiap jenis teknologi/bagian ilmu pengetahuan
dapat ada tanpa berpasangan dengan ilmu pengetahuan dan pengetahuan tentang perlu
disertai oleh pengetahuan akan ilmu pengetahuan yang menjadi pasangannya.
Macam-macam teknologi :
a. Teknologi modern
b. Teknologi madya
c. Teknologi tradisional
3. SENI
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia , seni keahlian membuat karya yang bermutu
(dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan sebagainya), seperti tari, lukis, ukir, dan
lain-lain.
B. MAKNA SAINS, TEKNOLOGI, DAN SENI BAGI MANUSIA
1. Perkembangan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mendatangkan kemamkuran materi.
Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan cabang ilmu
pengetahuan baru seperti ; teknik modern, teknologi hutan, teknologi gedung, teknologi
transportasi, dan lain-lain.
2. IPTEK dan Nilai
Dalam menghadapi IPTEK masyarakat indonesia harus memiliki kemampuan untuk
beradaptasi dan memanfaatkannya. Dalam menghadapi era teknologi modern dan
industrialisasi, maka dituntut adanya keahlian untuk menggunaka, mengelola, dan senantiasa
menyesuaikan dengan teknologi-teknologi dan ilmu pengetahuan yang baru. Selain itu sikap

mental dan nilai hidup yang harus mengarah terhadap nilai tersebut.
Teknologi mempunyai dua komponen utama :
1. Hardware aspect
2. Software aspect
C. MANUSIA SEBAGAI SUBJEK DAN OBJEK IPTEK
Berkat kemajuan ilmu dan teknologi manusia dapat mencipatkan alat-alat serta perlengkapan
yang canggih untuk berbagai kegiatan, sehingga dalam kegiatan kehidupannya tersedia
berbagai kemudahan. Hal ini memungkinkan manusia dapat melakukan kegiatan dengan
lebih efektif dan efisien. Dengan ilmu dan teknologi tumbuhlah berbagai industri yang
hasilnya dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, antara lain ;
1. Bidang pertanian, peternakan, dan perikanan.
2. Bidang kedokteran dan kesehatan.
3. Bidang telekomunikasi
4. Bidang pertahanan dan keamanan.
D. DAMPAK PENYALAHGUNAAN IPTEK BAGI KEHIDUPAN
Nuklir
Polusi
• Pencemaran air dan tanah
• Pencemaran udara
• Pencemaran suara
• Pencemaran benda-benda radioaktif
Klonasi/kloning
Efek rumah kaca
8. MANUSIA dan LINGKUNGAN
A. PENGERTIAN
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang
tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan dan
mati, baik itu positif maupun negatif.
Lingkungan adalah suatu media dimana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya dan
memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan
keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yamng memiliki peranan
yang lebih kompleks dan riil.
B. KORELASI ANTARA MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN
1. Pengertian Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan
lingkungannya, maka kita bisa mengambil sudut pandang ekologi untuk membahas kajian
manusia dan lingkungan dengan disokong oleh segi kepentingan manusia, yaitu oleh manusia
untuk manusia.
2. Lingkungan Hidup Manusia
Manusia hidup, tumbuh, dan berkembang dalam lingkungan sosial budayanya. Dalam
lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosistem. Dalam ekosistem terdapat

komponen biotik dan abiotik.
Komponen abiotik : tanah, udara, air, cahaya, suhu atau temperatur.
Komponen biotik : produsen, konsumen, pengurai.
C. PENGARUH MANUSIA PADA LINGKUNGAN HIDUPNYA
Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif maupun
negatif. Berpengaruh positif bagi manusia karena manusia mendapatkan keuntungan dari
perubahan tersebut, dan berpengaruh negatif karena dapat mengurangi kemampuan alam
lingkungan hidupnya untuk menyokong kehidupannya.
D. SUMBER ALAM
Sumber alam yang dapat diperbarui (renewable resources)
Sumber alam yang tidak dapat diperbarui (nonrenewable resources)
E. PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG TIMBUL
a. Masalah erosi dan banjir
b. Pencemaran lingkungan
c. Kehutanan
F. IPTEK DAN KELESTARIAN HIDUP
1. Pandangan Baru Terhadap Lingkungan
Masalah lingkungan hidup sebenarnya bukan persoalan yang baru. Kerusakan lingkungan
oleh aktivitas manusia yang makin meningkat, antara lain tercemarnya lingkungan oleh
pestisida serta limbah industri dan transportasi, rusaknya habitat tumbuhan dan hewan
langka, serta menurunnya nilai estetika alam, merupakan beberapa masalah lingkungan
hidup.
2. Dampak Perkembangan dan Penerapan IPTEK, serta Perubahan Sosial Ekonomi Terhadap
Masalah Lingkungan Hidup
A. Dampak positif bagi lingkungan hidup
Bidang industri :
• Perkembangan industri bertambah baik
• Memperoleh devisa dari industri pariwisata
• Peningkatan industri ekspor migas dan nonmigas
• Diciptakannya mesin daur ulang
• Diperluasnya lapangan kerja
Bidang pertanian :
• Bertambahnya varietas baru dan unggul
• Peningkatan hasil produksi pertanian
• Dikenal dan dipakainya alat-alat pertanian modern
• Dikenalnya sistem pemupukan dan obat-obat hama.
• Pemberantasan hama dengan pesawat terbang di perkebunan.
B. Dampak negatif bagi lingkungan hidup
– Rusaknya lingkungan alam.
– Terjadinya banjir dan erosi

– Terjadinya pencemaran air, udara, tanah.
– Lahan pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan semakin sempit.
G. MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA
Lingkungan yang berpengaruh pada manusia ini sangat bervariasi, baik dalam jenis dan
sifatnya,dalam jumlah, kuantitas dan volumenya, kekuatan dan daya tekannya, kualitasnya,
hasrat dan dorongan manusia untuk membutuhkannya. Demikian pula ragam lingkungan
seperti itu sering berpengaruh pada perlakuan manusia terhadap lingkungan itu sendiri.

Manusia, nilai, moral dan hukum

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan. Masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan
dengan nilai, moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan,
menjilat, dan perbuatan negatif lainnya sehingga perlu dikedepankan pendidikan
agama dan moral karena dengan adanya panutan, nilai, bimbingan, dan moral
dalam diri manusia akan sangat menentukan kepribadian individu atau jati diri

manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan. Pendidikan nilai yang
mengarah kepada pembentukan moral yang sesuai dengan norma kebenaran
menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalam
konteks sosial.
Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi
dapat dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum ada tiga
lingkungan yang sangat kondusif untuk melaksanakan pendidikan moral yaitu
lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat. Peran
keluarga dalam pendidikan mendukung terjadinya proses identifikasi,
internalisasi, panutan dan reproduksi langsung dari nilai-nilai moral yang hendak
ditanamkan sebagai pola orientasi dari kehidupan keluarga. Hal-hal yang juga
perlu diperhatikan dalam pendidikan moral di lingkungan keluarga adalah
penanaman nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan dan tanggung jawab dalam segenap
aspek.

B. Rumusan masalah
1.
2.
3.
4.

Pengertian dari manusia, nilai, moral dan hokum
Hakikat fungsi perwujudan nilai moral dan hokum
Keadilan, ketertiban, dan kesejahteraan
Problematika nilai, moral, hokum dalam masyarakat dan Negara

C. Tujuan
1.
2.
3.
4.

Membahas mengenai manusia, nilai, moral dan hukum
Mengetahui Hakikat fungsi dari perwujudan nilai moral dan hukum
Mempelajari tentang keadilan, ketertiban, dan kesejahteraan
Membahas tentang problematika nilai, moral dalam masyarakat dan Negara

BAB II
PEMBAHASAN
MANUSIA, NILAI, MORAL DAN HUKUM
Pengertian Manusia, Nilai, Moral dan Hukum



Manusia
Secara bahasa manusia
(Latin), yang berarti berpikir,
(mampu menguasai makhluk
sebuah konsep atau sebuah

berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens”
berakal budi atau makhluk ang berakal budi
lain). Secara istilah manusia dapat diartikan
fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah

kelompok (genus) atau seorang individu. Manusia adalah makhluk yang tidak
dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan lingkungannya.



Nilai
Nilai dapat diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia baik lahir maupun batin. Bagi manusia nilai
dijadikan sebagai landasan, alasan atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah
laku, baik disadari maupun tidak.



Moral
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber
interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan
nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai
moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Jadi moral adalah tata aturan normanorma yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk
melakukan perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang mengatur manusia
untuk menjadi manusia yang baik.



Hukum
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian
kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang
politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai
perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap
kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara negara
dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja
bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas
kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih.

A. Hakikat Fungsi Perwujudan nilai, moral dan hukum

Terdapat beberapa bidang filsafat yang ada hubungannya dengan cara
manusia mencari hakikat sesuatu, satu di antaranya adalah aksiologi (filsafat
nilai) yang mempunyai dua kajian utama yakni estetika dan etika. Keduanya
berbeda karena estetika berhubungan dengan keindahan sedangkan etika
berhubungan dengan baik dan salah, namun karena manusia selalu
berhubungan dengan masalah keindahan, baik, dan buruk bahkan dengan
persoalan-persoalan layak atau tidaknya sesuatu, maka pembahasan etika dan
estetika jauh melangkah ke depan meningkatkan kemampuannya untuk
mengkaji persoalan nilai dan moral tersebut sebagaimana mestinya.
Menurut Bartens ada tiga jenis makna etika, yaitu:
1. Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya.
2. Etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral (kode etik).
3. Etika mempunyai arti ilmu tentang yang baik dan yang buruk (filsafat
moral).
Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku
dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan
berkembang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya,
sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut perilakuperilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan
norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar
bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya,
norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat
berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.
Nilai Moral di Antara Pandangan Objektif dan Subjektif Manusia
Nilai erat hubungannya dengan manusia, dalam hal etika maupun
estetika. Manusia sebagai makhluk yang bernilai akan memaknai nilai dalam dua
konteks, pertama akan memandang nilai sebagai sesuatu yang objektif, apabila
dia memandang nilai itu ada meskipun tanpa ada yang menilainya. Kedua,
memandang nilai sebagai sesuatu yang subjektif, artinya nilai sangat tergantung
pada subjek yang menilainya.


Dua kategori nilai itu subjektif atau objektif:
Pertama, apakah objek itu memiliki nilai karena kita mendambakannya, atau kita
mendambakannya karena objek itu memiliki nilai Kedua, apakah hasrat,
kenikmatan, perhatian yang memberikan nilai pada objek, atau kita mengalami
preferensi karena kenyataan bahwa objek tersebut memiliki nilai mendahului dan
asing bagi reaksi psikologis badan organis kita (Frondizi, 2001, hlm. 19-24).

Nilai di Antara Kualitas Primer dan Kualitas Sekunder
Kualitas primer yaitu kualitas dasar yang tanpanya objek tidak dapat
menjadi ada, sama seperi kebutuhan primer yang harus ada sebagai syarat
hidup manusia, sedangkan kualitas sekunder merupakan kualitas yang dapat
ditangkap oleh pancaindera seperti warna, rasa, bau, dan sebagainya, jadi
kualitas sekunder seperti halnya kualitas sampingan yang memberikan nilai lebih
terhadap sesuatu yang dijadikan objek penilaian kualitasnya.


Perbedaan antara kedua kualitas ini adalah pada keniscayaannya, kualitas
primer harus ada dan tidak bisa ditawar lagi, sedangkan kualitas sekunder
bagian eksistesi objek tetapi kehadirannya tergantung subjek penilai. Nilai bukan
kualitas primer maupun sekunder sebab nilai tidak menambah atau memberi
eksistensi objek. Nilai bukan sebuah keniscayaan bagi esensi objek. Nilai bukan
benda atau unsur benda, melainkan sifat, kualitas, yang dimiliki objek tertentu
yang dikatakan “baik”. Nilai milik semua objek, nilai tidaklah independen yakni
tidak memiliki kesubstantifan.
Metode Menemukan dan Hierarki Nilai dalam Pendidikan
Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia menghubungkan
sesuatu dengan sesuatu yang lain, yang selanjutnya diambil sebuah keputusan,
nilai memiliki polaritas dan hierarki, yaitu:


1. Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai
(polaritas) seperti baik dan buruk, keindahan dan kejelekan.
2. Nilai tersusun secara hierarkis, yaitu hierarki urutan pentingnya.
Ada beberapa klasifikasi nilai yaitu klasifikasi nilai yang didasarkan atas
pengakuan, objek yang dipermasalahkan, keuntungan yang diperoleh, tujuan
yang akan dicapai, hubungan antara pengembangan nilai dengan keuntungan,
dan hubungan yang dihasilkan nilai itu sendiri dengan hal lain yang lebih baik.
Sedangkan Max Scheller berpendapat bahwa hierarki terdiri dari, nilai
kenikmatan, kehidupan, kejiwaan, dan nilai kerohanian. Dan masih banyak lagi
klasifikasi lainnya dari para pakar, namun adapula pembagian hierarki di
Indonesia (khususnya pada masa dekade Penataran P4), yakni, nilai dasar, nilai
instrumental, dan yang terakhir nilai praksis.
Makna Nilai bagi Manusia
Nilai itu penting bagi manusia, apakah nilai itu dipandang dapat
mendorong manusia karena dianggap berada dalam diri manusia atau nilai itu
menarik manusia karena ada di luar manusia yaitu terdapat pada objek,
sehingga nilai lebih dipandang sebagai kegiatan menilai. Nilai itu harus jelas,
harus semakin diyakini oleh individu dan harus diaplikasikan dalam perbuatan.


Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam Pembinaan Nilai Moral
Persoalan merosotnya intensitas interaksi dalam keluarga, serta
terputusnya komunikasi yang harmonis antara orang tua dengan anak,
mengakibatkan merosotnya fungsi keluarga dalam pembinaan nilai moral anak.


Keluarga bisa jadi tidak lagi menjadi tempat untuk memperjelas nilai yang harus
dipegang bahkan sebaliknya menambah kebingungan nilai bagi si anak.
Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral
Setiap orang yang menjadi teman anak akan menampilkan kebiasaan
yang dimilikinya, pengaruh pertemanan ini akan berdampak positif jika isu dan
kebiasaan teman itu positif juga, sebaliknya akan berpengaruh negatif jika sikap
dan tabiat yang ditampikan memang buruk, jadi diperlukan pula pendampingan
orang tua dalam tindakan anak-anaknya, terutama bagi para orang tua yang
memiliki anak yang masih di bawah umur.


Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu
Orang dewasa mempunyai pemikiran bahwa fungsi utama dalam menjalin
hubungan dengan anak-anak adalah memberi tahu sesuatu kepada mereka:
memberi tahu apa yang harus mereka lakukan, kapan waktu yang tepat untuk
melakukannya, di mana harus dilakukan, seberapa sering harus melakukan, dan
juga kapan harus mengakhirinya. Itulah sebabnya seorang figur otoritas (bisa
juga seorang public figure) sangat berpengaruh dalam perkembangan nilai
moral.


Pengaruh Media Komunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral
Setiap orang berharap pentingnya memerhatikan perkembangan nilai
anak-anak. Oleh karena itu dalam media komunikasi mutakhir tentu akan
mengembangkan suatu pandangan hidup yang terfokus sehingga memberikan
stabilitas nilai pada anak. Namun ketika anak dipenuhi oleh kebingungan nilai,
maka institusi pendidikan perlu mengupayakan jalan keluar bagi peserta
didiknya dengan pendekatan klarifikasi nilai.


Pengaruh Otak atau Berpikir Terhadap Perkembangan Nilai Moral
Pendidikan tentang nilai moral yang menggunakan pendekatan berpikir
dan lebih berorientasi pada upaya-upaya untuk mengklarifikasi nilai moral
sangat dimungkinkan bila melihat eratnya hubungan antara berpikir dengan nilai
itu sendiri, meskipun diakui bahwa ada pendekatan lain dalam pendidikan nilai
yang memiliki orientasi yang berbeda.


Pengaruh Informasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral
Munculnya berbagai informasi, apalagi bila informasi itu sama kuatnya
maka akan mempengaruhi disonansi kognitif yang sama, misalnya saja pengaruh
tuntutan teman sebaya dengan tuntutan aturan keluarga dan aturan agama
akan menjadi konflik internal pada individu yang akhirnya akan menimbulkan
kebingungan nilai bagi individu tersebut.


Manusia Dan Hukum
Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita
tidak mungkin menggambarkan hidupnya manusia tanpa atau di luar
masyarakat. Maka manusia, masyarakat, dan hukum merupakan pengertian
yang tidak bisa dipisahkan. Untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat,
diperlukan adanya kepastian dalam pergaulan antar-manusia dalam masyarakat.


Kepastian ini bukan saja agar kehidupan masyarakat menjadi teratur akan tetapi
akan mempertegas lembaga-lembaga hukum mana yang melaksanakannya.
Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup
(the living law) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan
pencerminan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan.
Bahkan dalam ilmu hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: “Ubi
societas ibi jus” (di mana ada masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa
dalam setiap pembentukan suatu bangunan struktur sosial yang bernama
masyarakat, maka selalu akan dibutuhkan bahan yang bersifat sebagai “semen
perekat” atas berbagai komponen pembentuk dari masyarakat itu, dan yang
berfungsi sebagai “semen perekat” tersebut adalah hukum.
Untuk mewujudkan keteraturan, maka mula-mula manusia membentuk
suatu struktur tatanan (organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan istilah
tatanan sosial (social order) yang bernama: m a s y a r a k a t. Guna membangun
dan mempertahankan tatanan sosial masyarakat yang teratur ini, maka manusia
membutuhkan pranata pengatur yang terdiri dari dua hal: aturan (hukum) dan si
pengatur(kekuasaan).



Hubungan Hukum Dan Moral
Hukum tidak akan berarti tanpa dijiwai moralitas, hukum akan kosong
tanpa moralitas. Oleh karena itu kualitas hukum harus selalu diukur dengan
norma moral dan perundang-undangan yang immoral harus diganti.
Meskipun hubungan hukum dan moral begitu erat, namun hukum dan
moral tetap berbeda, sebab dalam kenyataannya mungkin ada hukum yang
bertentangan dengan moral atau ada undang-undang yang immoral, yang
berarti terdapat ketidakcocokan antara hukum dengan moral.

B. KEADILAN, KETERTIBAN, DAN KESEJAHTERAAN
Keadilan adalah pengakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.
Pengakuan atas hak hidup individu harus diimbangi melalui kerja keras tanpa
merugikan pihak lain, karena orang lain punya hak hidup seperti kita. Jadi kita
harus member kesempatan pada orang lain untuk mempertahankan hidupnya.
Prinsipnya keadilan terletak apada keseimbangan atau keharmonisan antara
menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Tindakan-tindakan yang menuntut
hak dan lupa pada kewajiban merupakan pemerasan. Sedangkan tindakan yang
hanya menjalankan kewajiban tanpa menuntut hak berakibat pada mudah
diperbudak atau dipengaruhi orang lain.

Jadi keadilan bila disimpulkan adalah :
1. Kesadaran adanya hak yang sama bagi setiap warga Negara
2. Kesadaran adanya kewajiban yang sama bagi setiap warga Negara
3. Hak dan kewajiban untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran yang
merata.

Ciri-ciri keadilan adalah :
1. Tidak memihak
2. Sama hak
3. Sah menurut hokum
4. Layak dan wajar
5. Benar secara moral

Sedangkan akibat dari ketidakadilan adalah :
1. Kehancuran : diri, keluarga, perusahaan, masyarakat, bangsa dan Negara

2. Kezaliman yaitu keadaan yang tidak lagi menghargai, menghormati hak-hak
orang lain, sewenang-wenang merampas hak orang lain demi keserakahan dan
kepuasan nafsu.

Macam-macam Keadilan :
1. Keadilan Legal (keadilan moral)
Dalam suatu komunitas yang adil, setiap orang menjalankan pekerjaan
menurut sifat dasar yang paling cocok baginya (the man behind the gun). Rasa
keadilan akan terwujud bila setiap individu melakukan fungsinya sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya, keadilan tidak akan terjadi bila ada intervensi
pada pihak lain dalam melaksanakan tugas kemasyarakatan dan hal ini dapat
memicu pertentangan, konflik dan ketidakserasian.
2. Keadilan Distributive
Keadilan akan terlaksana bila hal yang sama diperlukan secara sama dan hal
yang tidak sama diperlakukan secara tidak sama diperlakukan secara tidak sama
(justice is done when equals are treated equally). Contoh : gaji pegawai lulusan
smu dan sarjana harus dibedakan.

C.

PROBLEMATIKA NILAI, MORAL, DAN HUKUM DALAM MASYARAKAT DAN
NEGARA
Terbentuknya nilai dari hubungan yang bersifat ketergantungan sikap
manusia terhadap nilai dari suatu maka manusia akan berbuat sesuatu yang
merupakan modal dasar dalam menjalin kehidupan manusia. Dengan menilai
dapat menentukan moral seseorang, apakah baik buruknya sepanjang niali itu
dalam arti positif berarti perubahan bermoral , begitu juga sebaliknya jika nilai
itu dalam arti negatif berarti perbuatan yang amoral. Perbuatan yang bersifat
amoral inilah yang dijadikan problema dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
Tujuan hukum mengatur pergaulan hidup secara damai, ditinjau dari aspek
lahiriah yaitu untuk mencapai ketertiban atau kedamaian, dan jika di tinjau dari
aspek batiniah yaitu untuk mencapai ketenangan atau ketentraman. Statu
contoh adalah masalah perkawinan. Semua orang tahu bahwa tujuan dari
perkawinan adalah untuk menciptakan keluarga sakinah mawadah warahmah,
akan tetapi kenyataan-kenyataan yang ada banyak problem yang terjadi dalam
keluarga, misalnya: terjadi kekerasan dalam rumah tangga, seorang suami tidak
bertanggung jawab pada anak dan istri dan lain sebagainya. Dengan nilai dari
perkawinan tidak terwujud sebagaimana yang kita dambakan. Secara hukum

suatu perkawinan itu dapat diakui oleh negara apanila dilakukan dihadapan
catatan sipil (untuk penduduk non Islam) dan tercatat di Kantor Urusan Agama
(KUA, untuk penduduk Islam), namur kenyataannya masih banyak istilah kawin
sirih (kawin di bawah tangan), bahkan ada juga yang dikenal dengan “kawin
kontrak”. Problema yang demikian harus diperhatikan dan perlu dipikirkan
secara arif dan bijaksana baik oleh kalangan masyarakat awam maupun oleh
pemerintah, karena sifat perkawinan yang demikian ini sangat merugikan bagi
kaum perempuan dan nasib anak-anak. Karena dengan perkawinan sirih dan
perkawinan sirih dan perkawinan kontrak ini, dengan begitu mudah kaum lakilaki untuk meninggalkannya, bahkan ingin terlepas dari tanggung jawabnya.
Perkawinan itu apabila dilakukan menurut prosedur atau menurut aturanaturan yang ada dalam suatu masyarakat, maka orang yang melaksanakan
perkawinan demikian dikatakan yang bermoral. Juga sebaliknya jika perkawinan
yang dilakukan tidak melalui prosedur atau tidak dilakukan sesuai dengan aturan
yang ada dalam suatu masyarakat tertentu maka perkawinan itu dikenal dengan
cara tidak bermoral. Maka yang perlu kita ketahui dalam hal ini di samping
hukum dasar yang tertulis ada hukum yang tidak tertulis, yaitu misalnya “hukum
adat perkawinan” yang setiap daerah mempunyai adat masing-masing. Manusia
sebagai makhluk yang hidup bermasyarakat untuk terwujudnya apa yang
dikatakan ketertiban atau keamanan, dan ketenangan atau ketentraman maka
harus patuh lepada hukum yanng berlaku dan mennjalani nilai-nilai yang ada di
masyarakat dengan baik dan sempurna.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Manusia, nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan
dan

saling

menunjang.

Sebagai

warga

negara

kita

perlu

mempelajari,

menghayati dan melaksanakan dengan ikhlas mengenai nilai, moral dan hukum
agar terjadi keselarasan dan harmoni kehidupan.
Manusia adalah individu yg terdiri dari jasad dan roh dan makhluk yang
paling sempurna, paling tertinggi derajatnya, dan menjadi khalifah di permukaan
bumi.

Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan
dianggap pentong oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Nilai
adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi
kehidupan manusia.

ISBD (Ilmu Sosial Budaya Dasar)
Kamis, 31 Mei 2012
ilmu sosial budaya dasar

Mentalitet Pembangunan
Nilai-nilai mentalitet pembangunan:

1. Nilai budaya yang berorientasi ke depan akan mendorong manusia untuk
melihat dan merencanakan masa depan dengan lebih baik, lebih seksama, teliti,
berhati-hati dan berhemat untuk mengakumulasikan modal untuk pembangunan.

2. Sifat hemat
3. Ekplotasi dan eksploitasi terencana an terukur

4. Pandangan hidup yang menilai tinggi achievement dari karya
5. Kurang berorientasi vertical, pede dan bertanggung jawab.
Kelemahan mentalitet kita untuk pembangunan
1. Konsepsi berdasarkan system nilai budaya sejak lama (asli)
2. Konsepsi pandangan dan sikap mental sejak zaman revolusi


Hakekat hidup dan karya



Persepsi waktu



Hakekat hubungan manusia dengan alam



Hubungan manusia dengan sesama

Kelemahan yang timbul setelah revolusi
Bangga

menjadi

negara

yang

berdaulat

revolusi

telah

membawa

kerusakan fisik dan mental masyarakat bangsa kita
Maka akibatnya:
1. Usaha rehabilitasi prasarana, ekonomi diabaikan sehingga keberantakan
ekonomi semakin bertah
2. Sifat mentalitet yang meremehkan mutu
3. Mentalitet yang suka menerabas
4. Tidak pede
5. Tidak disiplin
6. Mengabaikan rasa tanggung jawab
Orientasi Vertikal terhadap pembangunan menyebabkan sifat tidak PD, tidak
bertanggung jawab, tidak ada kreatifitas dan inovatif, tidak ada disiplin. Dan
akan positif bila ditiru dengan benar dan taat, patuh terhadap peraturan dan
perundang undangan sehingga terciptanya hak dan kewajiban yang seimbang.

Kondisi Mental Manusia Indonesia

Cara untuk menyikapi tentang kondisi masyarakat Indonesia masa kini yaitu
dengan

mengikuti

moderenisasi

dan

globalisasi

ketika

mengikuti

kita

memfilternya dengan norma dan landasan histori yang dijadikan pedoman.
Secara alamiah porsi kehidupan manusia yang disediakan alam kuantitasnya
akan menjadi kecil, disatu sisi manusia merupakan nmahluk yang menolak
keterbatasan dirinya sendiri dan keterbatasan alam lingkungannya. Dengan akal
budinya manusia berusaha mengimbangi pertumbuhan kehidupan dengan
segala kebutuhannya dengan membudayakan sumber daya lingkungan. Dalam
mengatasi hal itu tak jarang menimbulkan konfrontasi dengan kenyataan yang
terbatas dengan dirinya dan alam lingkungan.
Kehidupan

Manusia

dengan

permasalahannya

sangat

dipengaruhi

oleh

bermacam macam kondisi: Geografi, Histori, sosial Budaya, Sosial Ekonomi,
Sosial Politik, Sosial psikologi.
1.

Kondisi Geografi
Menjadi d

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2